kab/kota: Kalideres

  • Tindak Lanjut Kasus Oknum Guru Diduga Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat – Halaman all

    Tindak Lanjut Kasus Oknum Guru Diduga Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kejadian dugaan pelecehan yang melibatkan seorang guru di SMK DI Kalideres, Jakarta Barat, baru-baru ini memicu kepanikan di kalangan siswa dan masyarakat.

    Pihak sekolah telah mengambil langkah tegas dengan memecat oknum guru berinisial O yang diduga melakukan pelecehan terhadap muridnya.

    Apa yang Terjadi dengan Dugaan Kasus Pelecehan di SMK Kalideres?

    Kasus ini mulai terungkap ketika sejumlah siswa melaporkan tindakan yang tidak pantas dari guru tersebut.

    Menurut Dennis Wibowo, pengacara sekolah, surat pemecatan sudah disiapkan sebelum siswa melakukan aksi unjuk rasa.

    “Jadi gini, sebelum terjadi aksi demo, sebenarnya pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru tersebut,” kata Dennis Wibowo, Jumat (7/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Namun, keputusan pemecatan tersebut belum sempat disosialisasikan kepada siswa, yang menyebabkan ketidakpuasan dan kerugian komunikasi.

    Akibatnya, para siswa melakukan demonstrasi dengan tuntutan agar guru tersebut segera dipecat.

    Bagaimana Reaksi Siswa Terhadap Kejadian Ini?

    Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh siswa sempat berujung ricuh.

    Beberapa siswa melempar botol air mineral dan meneriakkan kata-kata kasar.

    Dennis mencurigai bahwa ada pihak lain yang mungkin menggerakkan aksi tersebut, mengingat situasi yang memanas di tengah ketidakpuasan siswa.

    Dalam perkembangan selanjutnya, pihak sekolah juga berencana melaporkan dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ke Polres Metro Jakarta Barat, karena identitas kepala sekolah yang tersebar di media sosial berpotensi menimbulkan ancaman.

    Di sisi lain, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut kini telah kembali normal setelah pihak berwenang turun tangan untuk menangani kasus ini.

    Tanggapan Dinas Pendidikan

    Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, memberikan keterangan mengenai kejadian ini.

    Ia menyebutkan, kasus ini sudah dimediasi dan keluarga siswa meminta agar oknum guru yang terlibat diberhentikan.

    “Prinsipnya permasalahan ini sudah dimediasi dan pihak keluarga menuntut guru dengan inisial O tersebut diberhentikan,” kata Sarjoko saat dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (6/3/2025).

    Sarjoko mengungkapkan, guru tersebut telah mengundurkan diri pada tanggal 25 Februari 2025 setelah menerima laporan tentang tindakan tak menyenangkan terhadap siswa perempuan.

    Diketahui, beberapa siswi melaporkan adanya sentuhan fisik yang tidak pantas dari oknum guru.

    Sebelumnya, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pendalaman mengenai laporan tersebut, Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi.

    Ia menyebutkan bahwa laporan awal hanya berupa informasi lisan dari salah satu murid.

    Namun, pihaknya sudah meminta keterangan terhadap beberapa perwakilan dari pihak sekolah, salah satunya kepala sekolah. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Oknum Guru di Kalideres Jakbar Lakukan Pelecehan, Pelaku Ngaku Bercanda Lalu Mengundurkan Diri dan WartaKotalive.com dengan judul Viral Guru BK di SMK PGRI Kalideres Diduga Lecehkan Siswa, Disdik Buka Suara

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Nuri Yatul Hikmah, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dugaan Oknum Guru Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat, Pihak Sekolah Lakukan Pemecatan – Halaman all

    Dugaan Oknum Guru Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat, Pihak Sekolah Lakukan Pemecatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perkembangan kasus dugaan oknum guru lecehkan siswa SMK di Kalideres, Jakarta Barat.

    Pihak sekolah rupanya telah memberhentikan O, oknum guru yang diduga melakukan pelecehan terhadap siswanya. 

    Pengacara sekolah, Dennis Wibowo mengatakan sudah menyiapkan surat pemecatan O sebelum para siswa mendemo para guru.

    “Jadi gini, sebelum terjadi aksi demo, sebenarnya pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru tersebut,” kata Dennis Wibowo, Jumat (7/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Namun, keputusan pemecatan O belum sempat disosialisasikan kepada para siswa yang kesal terhadap perbuatan oknum guru itu. 

    Akibatnya, aksi unjuk rasa dilakukan para siswa dengan tuntutan utama agar O segera dikeluarkan dari sekolah.

    “Intinya, demo itu permintaannya oknum guru tersebut dikeluarkan dari sekolah tapi karena belum ada sosialisasi, sehingga ada miss komunikasi di situ,” ungkapnya.

    Dennis menceritakan, demo tersebut, sempat ricuh. Beberapa siswa melempar botol air mineral dan meneriakkan kata-kata kasar.

    Terkait aksi tersebut, Dennis menduga, ada pihak lain yang menggerakkan aksi tersebut.

    Selain itu, pihak sekolah berencana melaporkan dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ke Polres Metro Jakarta Barat.

    Pasalnya, identitas kepala sekolah tersebar di media sosial, sehingga menimbulkan ancaman dan intimidasi.

    Adapun terkait aktivitas belajar mengajar di SMK tersebut, sudah telah kembali normal. 

    Pihak kepolisian dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) pun telah turun ke lokasi untuk menyelidiki kasus.

    Sementara itu, pihak Disdik DKI Jakarta sudah mengonfirmasi hal ini kepada terduga pelaku, O.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, membeberkan kasus yang melibatkan oknum guru ini, terjadi pada Februari 2025.

    “Prinsipnya permasalahan ini sudah dimediasi dan pihak keluarga menuntut guru dengan inisial O tersebut diberhentikan,” kata Sarjoko saat dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (6/3/2025).

    Yang bersangkutan, lanjut Sarjoko, sudah mengundurkan diri pada tanggal 25 Februari 2025.

    Sarjoko menyebut, siswi mengadukan perbuatan tak menyenangkan seorang guru BK yang kerap sentuhan fisik dengan siswa perempuan.

    “Pada pengaduannya, yang bersangkutan kalau salaman dengan siswi jarinya ngelitikin, kadang pegang bahu siswi,” katanya.

    Oknum guru itu, mengakui perbuatannya khilaf.

    “Waktu diklarifikasi, maksud guru tersebut niatnya bercanda, dan yang bersangkutan minta maaf atas kekhilafannya,” katanya.

    Sebelumnya, Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak, mengatakan masih melakukan penyelidikan dan pendalaman, saat dikonfirmasi Rabu (5/3/2025).

    “Masih dugaan pelecehan, sampai sekarang belum ada laporan ke Polisi,” ucapnya.

    Dikutip dari Tribun Jakarta, Arnold menyebut, kasus dugaan pelecehan ini, baru dilaporkan secara lisan oleh salah satu murid dari sekolah tersebut.

    “Dari laporan murid. Laporan hanya lisan saja saat anggota kami sedang melaksanakan patroli, giat kewilayahan. Dan mendapat informasi demikian,” ungkapnya.

    Pihaknya sudah meminta keterangan terhadap beberapa perwakilan dari pihak sekolah, salah satunya kepala sekolah. 

    Diketahui, kabar pelajar SMK di Kalideres menggelar unjuk rasa di halaman sekolah, viral di media sosial.

    Dalam aksinya, para siswa turut membawa sejumlah poster kritikan dan juga menyalakan flare.

    Adanya unjuk rasa itu, membuat siswa yang tadinya sedang berada baris di halaman terpaksa membubarkan diri.

    Dalam narasi yang berkembang, dikatakan dugaan pelecehan dilakukan oknum guru di sekolah.

    Perkembangannya, sebanyak 40 siswi mengaku menjadi korban pelecehan oleh seorang oknum guru berinisial O.

    Pihak sekolah pun mengambil langkah memecat pelaku, namun persoalan belum sepenuhnya selesai.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Oknum Guru di Kalideres Jakbar Lakukan Pelecehan, Pelaku Ngaku Bercanda Lalu Mengundurkan Diri dan WartaKotalive.com dengan judul Viral Guru BK di SMK PGRI Kalideres Diduga Lecehkan Siswa, Disdik Buka Suara

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Nuri Yatul Hikmah, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

  • 9
                    
                        Dugaan Guru Lecehkan Murid di Kalideres: Bermula dari Demo, 40 Siswi Mengaku Korban
                        Megapolitan

    9 Dugaan Guru Lecehkan Murid di Kalideres: Bermula dari Demo, 40 Siswi Mengaku Korban Megapolitan

    Dugaan Guru Lecehkan Murid di Kalideres: Bermula dari Demo, 40 Siswi Mengaku Korban
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kasus dugaan pelecehan guru SMK di Kalideres, Jakarta Barat, terungkap. Puluhan siswi mengaku menjadi korban.
    Dugaan itu sempat memicu aksi demonstrasi para siswa SMK tersebut. Kini, pihak sekolah telah memecat terduga pelaku. 
    Adapun aksi demonstrasi siswa terekam dalam video viral yang diunggah akun Instagram @warga.jakbar pada Minggu (2/3/2025).
    Dalam video itu terlihat para siswa tengah berkumpul di lapangan sekolah mengenakan setelan seragam Pramuka.
    Mereka tampak bersorak untuk meminta sekaligus menyambut teman-temannya yang berada di luar sekolah. 
    “Buka, buka, buka,” sorak siswa kepada para guru yang berjaga di pagar sekolah.
    Karena tak kuasa menahan pagar, sang guru akhirnya membuka pagar dan para murid yang berada di luar sekolah langsung menerobos masuk.
    Mereka tampak membawa spanduk bertuliskan “NGERTI HUKUM TAPI MESUM, JANGAN RUSAK SEKOLAH KAMI”, dan spanduk tuntutan agar guru pelaku pelecehan dikeluarkan.
    Spanduk itu siswa bentangkan di lantai satu dan dua sekolah. Selain itu, siswa juga membawa
    flare
    berwarna-warni sambil bersorak.
    Dalam video yang beredar, terlihat beberapa siswa melempar botol air mineral serta mengucapkan kata-kata kasar.
    Adapun dugaan pelecehan ini mencuat setelah sejumlah siswi melaporkan tindakan sang guru berinisial O.
    O disebut sering melakukan kontak fisik yang tidak pantas ke para siswi, seperti memegang pundak, berjabat tangan dalam waktu yang lama, dan mengelus pinggul.
    Seiring dengan berkembangnya laporan, terungkap ada sekitar 40 siswi mengaku mengalami hal serupa.
    “Memang itu perbuatannya tidak terpuji, saya pun juga tidak sepakat. Sehingga terungkap ada 40 orang kurang lebih yang mengaku jadi korban,” kata pengacara SMK Kalideres Dennis Wibowo saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Jumat (7/3/2025).
    Berangkat dari laporan tersebut, pihak sekolah melakukan pendalaman. O pun mengakui perbuatannya.
    Oleh karenanya, pihak sekolah langsung memecat terduga pelaku.
    “Akhirnya sampailah di pernyataan bahwa O mengakui dugaan itu, sehingga sanksi tegas dari sekolah ya memecat dia,” jelas Dennis. 
    Dennis mengungkapkan, pihak sekolah sebenarnya sudah mengambil langkah tegas sebelum para siswa menggelar aksi demonstrasi.
    Sang guru telah diminta menandatangani surat pernyataan bersalah dan mengundurkan diri, namun informasi tersebut belum tersosialisasi dengan baik kepada para siswa.
    “Sebelum terjadi aksi demo, sebenarnya pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru tersebut,” ujar Dennis.
    Usai pelaku dipecat, aktivitas belajar mengajar di sekolah diklaim sudah kembali normal. Namun, kasus ini masih dalam pengawasan pihak kepolisian dan dinas pendidikan.
    Meski demikian, persoalan belum berakhir. Kepala SMK Kalideres justru menjadi sasaran intimidasi dan mendapat ancaman setelah data pribadinya diduga disebar di media sosial.
    Nomor telepon dan alamat kepala sekolah diduga diunggah di Instagram, yang kemudian memicu berbagai teror. Mulai dari pesan bernada kasar hingga dimasukkan ke grup WhatsApp yang berisi hinaan.
    “Klien kami dibuatkan grup, isinya sekitar tiga sampai empat orang. Lalu ngomong kata-kata kasarlah, ada ancaman tapi itu penyebarannya kita enggak tahu siapa yang melakukan,” kata Dennis.
    Oleh karenanya, pihak sekolah berencana melaporkan dugaan penyebaran data pribadi ini ke Polres Metro Jakarta Barat atas tudingan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Rumah di Kalideres Jakbar Kebakaran, Diduga Akibat Korsleting Listrik

    3 Rumah di Kalideres Jakbar Kebakaran, Diduga Akibat Korsleting Listrik

    Jakarta

    Kebakaran menghanguskan tiga rumah tinggal di Kampung Duri, Jl Semanan Raya, Kalideres, Jakarta Barat. Penyebab kebakaran ini diduga karena korsleting listrik di salah satu rumah yang terbakar.

    “Dugaan penyebab (kebakaran) diduga adanya korsleting listrik,” kata Kasi Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Syarifuddin, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/3/2025).

    Syarifuddin menyebut pihaknya menerima informasi awal terkait kebakaran ini pada pukul 21.35 WIB, Jumat (7/3). Awalnya, kata dia, warga bernama Ades melihat asap mengepul hitam dan api sudah besar melalap plafon rumah warga bernama H Robi (65).

    “Pak H Robi di dalam rumah keadaannya sakit stroke, kemudian warga mendobrak pintu untuk menyelamatkan beliau dan berhasil dievakuasi warga,” ujarnya.

    Petugas pemadam kebakaran mengerahkan 18 unit mobil kebakaran dengan jumlah personel sebanyak 90 orang. Operasi pemadaman dimulai pukul 21.47 WIB. Kobaran api berhasil dipadamkan dua jam kemudian, yaitu pukul 23.35 WIB.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Api berhasil dipadamkan oleh petugas,” ucap Syarifuddin.

    Syarifuddin mengatakan 19 jiwa terdampak dari kebakaran tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa dan korban luka.

  • Dinas Pertamanan Jakbar tanami kawasan Citra Garden City 3 Kalideres

    Dinas Pertamanan Jakbar tanami kawasan Citra Garden City 3 Kalideres

    penanaman pohon tersebut bertujuan penghijauan dengan memanfaatkan aset (lahan) milik Pemprov DKI Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Barat menanami kawasan Bundaran Taman Komplek Citra Garden City 3, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, dengan pohon pencegah polusi, Jumat.

    Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Barat, Dirja Kusuma menuturkan penanaman pohon tersebut bertujuan penghijauan dengan memanfaatkan aset (lahan) milik Pemprov DKI Jakarta.

    “Kami manfaatkan lahan kosong, terutama aset Pemprov DKI Jakarta, seperti jalur hijau, Tempat Pemakaman Umum (TPU), dan taman. Tadi, kami tanam pohon di Bundaran Taman Komplek Citra Garden City 3,” kata Dirja di Jakarta, Jumat.

    Dijelaskan Dirja, pohon yang ditanam berjenis tabebuya kuning, bungur, buttercup, dan kemboja.

    Pohon yang memiliki ciri khas bunga indah itu memiliki sejumlah manfaat selain menambah keindahan, yakni menyerap polusi dan mencegah erosi tanah.

    “Untuk perawatan dan pemeliharaannya, kami menugaskan sejumlah PJLP untuk menyiram pohon agar tumbuh dan berkembang,” katanya.

    Selain menanam pohon, lanjut Dirja Kusuma, pihaknya juga membersihkan taman.

    “Sekalian tadi kerja bakti bersama PJLP. Kami pangkas rumput taman dan mengumpulkan sampah dedaunan dan ranting tanaman,” imbuhnya.

    Diketahui, Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Barat telah menanam sebanyak 1.960 pohon sepanjang tahun 2024.

    Kepala Sudin Tamhut Jakarta Barat, Dirja Kusuma menyebut sekitar seribu pohon itu umumnya ditanam di taman, jalur hijau dan lahan-lahan aset milik Pemda DKI Jakarta.

    “Selama tahun 2024 lalu yang ditanam sekitar 1.960 pohon. Jenisnya variatif, ada tabebuya, bungur, wali songo dan lain-lain. Kebanyakan pohon keras berbunga,” ungkap Dirja di Jakarta sebelumnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sudindik Jakbar evaluasi kasus pelecehan di SMK PGRI Kalideres

    Sudindik Jakbar evaluasi kasus pelecehan di SMK PGRI Kalideres

    Kami akan kumpulkan  kepala sekolah melalui rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pendidikan (Sudindik) Wilayah I Jakarta Barat mengevaluasi kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap murid di SMK PGRI 5 Jakarta di Kalideres.

    Kepala Sudindik Wilayah I Jakbar Diding Wahyudin menyebut evaluasi tersebut melibatkan Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) tingkat kota, dan Kepolisian.

    “Kami telah memanggil orang tua dan siswa, termasuk oknum guru yang melakukan dugaan pelecehan seksual. Kemudian kita evaluasi,” ucap Diding di Jakarta, Jumat.

    Oknum guru yang diduga melakukan pelecehan terhadap murid sudah mengundurkan diri dari sekolah.

    “Yang bersangkutan sudah closing. Dia mengundurkan diri setelah sebelumnya membuat surat pernyataan,” ujar Diding.

    Kendatipun demikian, Diding menyatakan kasus tersebut menjadi bahan evaluasi untuk para tenaga pendidik di bawah naungan Sudis Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat.

    “Kami akan kumpulkan kepala sekolah melalui rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Nanti kami akan tegaskan kembali akan pentingnya pengawasan dari kepala sekolah terhadap tenaga pendidik (guru), termasuk pencegahan kekerasan dan pelecehan terhadap satuan pendidikan,” tutur Diding.

    Diding mengaku Sudindik sudah sering menginstruksikan kepada tenaga pendidik terkait pengawasan di lingkungan yang mesti diperketat.

    “Edukasi pencegahan kekerasan di sekolah dilaksanakan dengan mengumpulkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Kasubag TU. Sedangkan pemateri dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH), tenaga ahli, dan profesional anak,” kata Diding.

    Sudindik Jakbar juga telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) pada masing-masing satuan pendidik.

    “Kita sudah bentuk TPPK pada masing-masing sekolah di Jakarta Barat. Itu wajib. Tim ini akan memantau, mencegah, dan koordinasi sehingga kekerasan atau pun perundungan tak boleh terjadi,” ucap dia.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tenaga pendidik Jakbar diimbau perketat pengawasan terkait pelecehan

    Tenaga pendidik Jakbar diimbau perketat pengawasan terkait pelecehan

    sudah ditangani Sudin Pendidikan

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengimbau seluruh tenaga pendidik untuk memperketat pengawasan terkait masih ditemukannya kasus pelecehan di lingkungan sekolah.

    Uus menanggapi kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap murid di SMK PGRI 5 Jakarta di Kalideres, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

    “Saya imbau sekolah-sekolah, termasuk tenaga pendidik untuk meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah supaya kejadian serupa tidak terulang kembali,” ujar Uus saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat malam.

    Uus menyayangkan kejadian tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Hingga kini, kasus tersebut sudah ditangani dan ditindak lanjuti oleh Suku Dinas Pendidikan setempat.

    “Ya itu sudah ditangani Sudin Pendidikan, termasuk juga dengan tindaklanjutnya,” ungkap Uus.

    Diketahui, Seorang guru yang diduga melecehkan murid SMK PGRI Kalideres, Jakarta Barat ternyata sudah mengundurkan diri.

    “Guru tersebut sudah diberhentikan oleh pihak sekolah. Yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan mengundurkan diri tertanggal 25 Februari 2025,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Sarjoko melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (5/3).

    Sarjoko pun tidak menyangkal adanya tindak pelecehan tersebut, meskipun guru bersangkutan mengaku hanya bercanda ketika melakukan perbuatannya.

    “Betul ada mas. Setelah diklarifikasi, guru tersebut mengaku hanya sekedar bercanda (kalau salaman dengan siswi jarinya iseng menggelitik atau suka pegang bahu siswi),” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • VIRAL Oknum Guru BK SMK di Jakbar Diduga Lecehkan Siswi, Polisi Lakukan Penyelidikan dan Pendalaman – Halaman all

    VIRAL Oknum Guru BK SMK di Jakbar Diduga Lecehkan Siswi, Polisi Lakukan Penyelidikan dan Pendalaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus dugaan pelecehan seksual kembali mencoreng dunia pendidikan di Indonesia. 

    Seorang guru Bimbingan Konseling (BK) berinisial O (62) di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI di Kalideres, Jakarta Barat, diduga melakukan tindakan tidak pantas terhadap siswinya.

    Peristiwa ini mencuat setelah sejumlah warganet membanjiri akun Instagram resmi sekolah dengan komentar pedas, menuntut kejelasan dan tindakan tegas dari pihak sekolah.

    Kemarahan publik semakin meluas ketika pihak sekolah terkesan lamban dalam menangani kasus ini.

    Warganet mengkritik pihak sekolah yang dianggap tidak memberikan perlindungan kepada korban.

    Bahkan, ada tudingan bahwa sekolah mencoba menutupi kasus ini dan mengancam siswa yang ingin berbicara.

    “Kesalahan di sini di pihak sekolah yang seolah tindakan itu dibiarkan dan korban tidak diberikan perlindungan, malah disuruh tutup mulut dan mengancam jika ada yang speak up!” tulis salah satu pengguna Instagram.

    Sementara itu, seorang warganet lainnya menuliskan bahwa kepala sekolah seolah menghindari konfirmasi terkait kasus ini.

    “Tenang ibu Kepsek & bapak yang melakukan pelecehan, data sudah di tangan, ibu Kepsek di WA ceklis 1,” tulis akun lain.

    Tanggapan Dinas Pendidikan dan Pihak Sekolah

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, membenarkan adanya laporan terkait dugaan pelecehan seksual ini.

    Menurutnya, kasus tersebut terjadi pada Februari 2025, dan keluarga korban telah meminta agar guru BK tersebut segera diberhentikan.

    “Prinsipnya permasalahan ini sudah dimediasi dan pihak keluarga menuntut guru dengan inisial O tersebut diberhentikan,” ujar Sarjoko.

    Sebagai bentuk respons atas desakan tersebut, O akhirnya mengundurkan diri pada 25 Februari 2025.

    Adapun Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait hal ini.

    Pasalnya menurut dia, kasus pelecehan di salah satu SMK PGRI di Kalideres itu, baru dugaan.

    “Masih dugaan pelecehan. Sampai sekarang belum ada laporan ke Polisi,” kata Arnold saat dikonfirmasi, Kamis (6//2025).

    “Namun demikian, kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman,” imbuhnya.

    Meskipun belum mendapat laporan secara tertulis, namun anggota Polsek Kalideres yang berpatroli kerap mendapat laporan lisan dari para siswa di sekolah tersebut.

    Walhasil, Arnold menyampaikan jika pihaknya kini sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi terkait hal ini.

    “Kami serahkan ke pihak sekolah dulu untuk mediasi, antara yang diduga korban, diduga pelaku dan orang tua murid,” pungkas dia. (Wartakota/Nuri Yatul Hikmah)

  • Polisi Catat Pergeseran Jam Macet Jakarta Saat Ramadan, Begini Detailnya

    Polisi Catat Pergeseran Jam Macet Jakarta Saat Ramadan, Begini Detailnya

    Jakarta

    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat ada pergeseran jam macet di Jakarta saat Ramadan. Pergeseran jam macet terjadi menjelang berbuka puasa.

    “Kita lihat fenomenanya sebetulnya saat menjelang berbuka. Kalau di pagi hari konsepnya masih tetap tidak terlalu terlihat, walaupun mungkin ada kemunduran di jam masuk kantor. Artinya secara umum masih dengan adanya tim urai macet masih bisa teratasi,” kata Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono kepada wartawan, Kamis (6/3/2025).

    Argo menjelaskan kemacetan pada sore hari kerap terjadi pada pukul 16.00-19.00 WIB sebelum Ramadan. Sementara saat Ramadan, jam macet bergeser menjadi pukul 17.00-18.00 WIB.

    Dia menyebut kemacetan terurai saat jam buka puasa tiba. Dia mengatakan jalanan bakal padat lagi setelah pukul 19.30 WIB.

    “Mungkin sekitar jam 17.00-18.00 WIB itu memang jam volume nya memang meningkat,itu menjelang berbuka. Saat berbuka 18.30-19.30 cenderung normal kembali. Setelahnya jalanan akan meningkat,” ujarnya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Dia mengatakan Polda Metro Jaya terus menyebar tim pengurai macet. Dia mengatakan tim tersebut mempercepat arus kendaraan di jalur padat.

    “Iya Itu sangat membantu sekali. Jadi kalau pagi itu, tugas tim urai kalau pagi itu mempercepat kendaraan masuk. Karena kalau tidak cepat masuk, ibaratnya kalau telat membuat sumbatan, terjadi banjir, itu macetnya,” ujarnya.

    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sebelumnya telah memetakan titik rawan kemacetan di Jakarta saat Ramadan. Titik-titik tersebut antara lain kawasan Bendungan Hilir (Benhil) hingga Pancoran, Jakarta Selatan.

    “Lebak Bulus. Lalu di dalam kota, Benhil. Lalu apa lagi, Bundaran HI. Pancoran terutama. Jelas, sepanjang jalur dari Pancoran sampai dengan Pasar Minggu. Aktivitas masyarakat yang cukup tinggi. Lalu mana kalau yang dari Daan Mogot sampai dengan Kalideres. Begitu juga Kalimalang, jalur Kalimalang. Ini kan aktivitas masyarakat yang cukup tinggi di bulan puasa,” kata Dirlantas Kombes Latif Usman kepada wartawan, Jumat (28/2).

    (wnv/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • VIRAL Oknum Guru SMK di Jakbar Lecehkan Siswi, Pelaku Mengaku hanya Bercanda – Halaman all

    VIRAL Oknum Guru SMK di Jakbar Lecehkan Siswi, Pelaku Mengaku hanya Bercanda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang oknum guru di SMK di Kalideres Jakarta Barat, diduga melakukan pelecehan terhadap sejumlah muridnya. 

    Dugaan ini muncul setelah adanya laporan dari para siswa yang merasa tidak nyaman dengan perilaku guru tersebut.

    Perilaku yang diadukan termasuk tindakan seperti mengelitik jari saat bersalaman atau memegang bahu siswi secara tidak pantas.

    Sebelum kasus ini menjadi viral, para pelajar SMK itu menggelar unjuk rasa di halaman sekolah.

    Dalam aksi tersebut, para siswa membawa poster berisi kritikan dan menyalakan flare sebagai bentuk protes.

    Unjuk rasa ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar terganggu, dan siswa yang sedang berbaris di halaman terpaksa membubarkan diri.

    Laporan ke Polisi

    Kasus ini pertama kali dilaporkan secara lisan oleh salah seorang murid kepada petugas polisi yang sedang melakukan patroli kewilayahan.

    Meskipun belum ada laporan resmi ke polisi, Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah memulai penyelidikan dan meminta keterangan dari beberapa perwakilan sekolah, termasuk kepala sekolah.

    Pada 25 Februari 2025, oknum guru tersebut membuat surat pernyataan mengundurkan diri.

    Dalam klarifikasinya, guru tersebut mengaku bahwa tindakannya hanya berupa candaan dan tidak bermaksud melecehkan.

    Ia juga meminta maaf kepada para korban dan keluarga korban atas perbuatannya yang dianggap khilaf.

    Pada Rabu, 5 Maret 2025, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Sarjoko, membenarkan adanya kasus pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut.

    Sarjoko menyatakan bahwa guru tersebut telah mengakui perbuatannya dan telah mengundurkan diri.

    “Setelah diklarifikasi guru tersebut mengaku hanya sekedar bercanda yakni kalau salaman dengan siswi jarinya iseng ngelitikin, atau suka pegang bahu siswi,” tuturnya.

    Ia juga menegaskan bahwa pihak sekolah dan dinas pendidikan akan menindaklanjuti kasus ini secara serius.

    Meskipun pelaku telah mengundurkan diri, polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pendalaman terhadap kasus ini.

    Kapolsek Kalideres Kompol Arnold Julius Simanjuntak saat dikonfirmasi Rabu (5/32025) menyatakan,  pihak kepolisian akan memantau perkembangan kasus ini.

    Mereka juga memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Dalam kasus ini, Arnold mengatakan sejauh ini pihaknya sudah meminta keterangan terhadap beberapa perwakilan dari pihak sekolah, salah satunya kepala sekolah. 

    “Masih dalam penyelidikan dari pihak Kepolisian. Kami serahkan ke pihak sekolah dulu untuk mediasi, antara yang diduga korban, diduga pelaku dan orang tua murid,” ucap Arnold.  (Tribun Jakarta/Elga Hikari Putra)