Warga Minta JPO Penghubung Cililitan dan Rawajati Dibuka Usai Ditutup Permanen akibat Tawuran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dan Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, menginginkan Jembatan penyeberangan orang (JPO) Rawajati yang ditutup secara permanen bisa kembali dibuka.
JPO Rawajati-Cililitan ditutup petugas karena maraknya tawuran antar-remaja di wilayah tersebut.
“Kita mah enggak mau lah ditutup, kasian, karena banyak yan lewat jembatan itu, makanya pengen minta dibuka pagarnya,” kata Ida pedagang dekat JPO tersebut saat ditemui, Senin (3/2/2025).
Akibat penutupan JPO, Ida mengaku tak bisa berbelanja kebutuhan warungnya karena agen tempat berbelanja dagangannya ada di Rawajati.
Selain itu, penutupan JPO juga menghambat aktivitas banyak warga setiap harinya.
“Enggak lah (bukan warga Cililitan saja), warga Rawajati juga dirugikan, karena ini juga buat dilalui buat orang belanja dan orang sekolah,” ucap Ida.
Ida berujar, warga pernah mengusulkan untuk menutup pagar JPO dengan cara digembok atau diberlakukan jam, bukan ditutup secara permanen.
“Banyak warga yang saran dikunci saja malam, pagi dibuka begitu saja, tetapi enggak didengerin,” ungkap Ida.
Ida menjelaskan, sejumlah warga tetap nekat melewati jembatan yang tertutup dua pagar dengan cara memanjat dan melewati samping jembatan.
“Saya juga pernah melihat, warga yang nekat mencoba melewati samping jembatan dan hampir terpeleset ke kali,” kata Ida.
Sementara itu, sejumlah warga yang tak berani melewati jembatan lebih memilih berjalan kaki melewati
Flyover
Jalan Raya Kalibata.
Ida berujar, melewati
flyover
sangat berisiko karena tidak ada trotoar untuk pejalan kaki.
“Kita enggak mau lah ditutup, kasihan, karena banyak yang memaksa lewat
flyover
. Karena banyak lewat
flyover
itu sempit risiko terserempet kendaraan,” tutur Ida.
Sebelumnya, JPO di atas Kali Ciliwung yang menjadi penghubung antara Jalan Rawajati, Jakarta Selatan, ke Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, ditutup oleh petugas sekitar dua minggu lalu.
Petugas menutup JPO itu karena maraknya tawuran antar-remaja di wilayah tersebut. JPO tersebut menjadi akses untuk dua kelompok remaja melakukan tawuran.
Dari pantauan
Kompas.com
, JPO tersebut ditutup menggunakan dua pagar besi lalu dilas, sehingga tidak bisa dilalui oleh warga.
Pagar besi setinggi dua meter yang pertama terpasang di tengah-tengah JPO dari arah Cililitan. Sedangkan pagar besi lainnya terpasang di wilayah Rawajati.
Meski ditutup, sejumlah warga dari arah Cililitan berusaha memanjat untuk menuju ke arah Rawajati.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Kalibata
-
/data/photo/2025/02/03/67a0c2ca30e9b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Minta JPO Penghubung Cililitan dan Rawajati Dibuka Usai Ditutup Permanen akibat Tawuran Megapolitan 3 Februari 2025
-

Sudah Tahu Dilarang Jualan, Pengecer LPG 3 Kg Khawatirkan Hal Ini
PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah melarang penjualan LPG (elpij)i 3 kg di penjual atau pengecer. Aturan tersebut dimulai hari ini, Sabtu, 1 Februari 2025. Sebagai gantinya penjualan dilakukan di agen pangkalan resmi.
Pikiran Rakyat menemui sejumlah pemilik toko kelontong terkait hal tersebut. Tiga pedagang yang ditemui mengaku sudah mengetahui info soal penjualan elpiji tidak diperbolehkan di pengecer dari berita berita yang beredar.
Salah satu pemilik toko kelontong yang bersedia diwawancara mengaku khawatir kalau penjualan tidak boleh dilakukan di pengecer kemudian akan membuat warga kesulitan terutama mereka yang mesti berdagang keliling.
“Terkait elpiji saya sudah dengar beritanya jadi apa kalau untuk warung-warung begini kalau untuk pengeceran katanya tidak boleh, saya yang ditakuti apa khawatir sama pedagang keliling gitu, kasihan kalau habis gitu kan kasian susah mau nyarinya gimana,” kata Isnawiyah (21) saat ditemui.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menyampaikan bahwa pengecer atau penjual tetap bisa menjual gas elpiji subsidi tersebut. Namun harus terlebih dahulu mendaftarkan sebagai subpenyalur resmi.
Mengenai hal tersebut, Isnawiyah mengaku belum dapat mempertimbangkan bakalan mendaftar atau tidak walaupun diakuinya akan ada pendapatan yang berkurang karena tidak bisa menjual gas kalau tidak mendaftar. Dia mengharapkan penjualan gas tetap bisa dilakukan seperti sebelumnya.
Di sisi lain, dia mengaku masih menjual gas pada hari ini meski jumlahnya tidak banyak. Pemilik warung di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan itu menyampaikan bahwa tokonya mendapatkan hanya sebanyak 10 tabung yang disalurkan oleh agen langganannya. Jumlah tabung yang datang diakuinya semakin dikurangi semenjak dua bulan kebelakang.
“Hari ini masih sempat menjual, tapi tabung berkurang hanya 10 biji saja per harinya,” kata dia.
“Belum tau ke depannya masih ada lagi atau enggak,” katanya.
Pemerintah Larang Penjualan LPG di Pengecer
Pemerintah melarang penjualan gas elpiji di penjual atau pengecer per hari ini, Sabtu, 1 Februari 2025. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahwa pengecer yang tetap ingin menjual harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.
“Yang pengecer itu kami jadikan pangkalan per 1 Februari,” kata Yuliot dikutip dari Antara.
Pendaftaran tersebut dilakukan melalui One Single Submission (OSS) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Peralihan pengecer menjadi pangkalan resmi elpiji diberikan jeda waktu selama satu bulan.
Sementara itu, peralihan penjualan dengan menjadikan pengecer sebagai pangkalan resmi bertujuan untuk memperpendek mata rantai pasok.
“Kalau pengecer menjadi pangkalan justru mata rantai untuk mereka lebih pendek, layer tambahan itu (pengecer) itu yang kami hindari,” katanya.
Lebih lanjut, langkah ini untuk mencegah harga jual lebih mahal daripada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh masing masing Pemda. Pendistribusian menjadi lebih tercatat sehingga kebutuhan masyarakat bisa diketahui.
“Kalau lebih tercatat berapa kebutuhan distribusi ya kami siapkan sesuai kebutuhan masyarakat jadi tidak terjadi over supply atau penggunaan LPG yang tidak tepat,” katanya.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-

Warga Minta Akses JPO Kolong Kalibata Dibuka: Jalan Kaki di Flyover Bahaya!
Jakarta –
Warga mengeluhkan penutupan akses jembatan penyeberangan orang (JPO) yang berada di kolong flyover Kalibata, Rawajati, Jakarta Selatan. Warga menyebut tak ada akses lain untuk menyeberangi Sungai Ciliwung di lokasi.
Sari (44) salah satu warga RT 2 RW 7, Rawajati, menyebut alasan penutupan akses JPO karena adanya tawuran. Penutupan akses JPO bukanlah yang pertama. Pemerintah pernah melakukan hal sama pada tahun 2023 lalu, namun dibuka kembali setahun lalu.
Pemerintah kembali menutup akses JPO pada pertengahan Januari lalu usai terjadi tawuran.“Udah dua minggu, waktu itu Rabu (tanggal 22) malam tawuran, jam 9-an. Pokoknya malam kejadian, besoknya langsung (ditutup) sama kecamatan, lurah,” ucapnya.
Menurut Sari, penutupan akses jembatan sangat menyulitkan aktivitas warga. Mulai dari membatasi akses anak sekolah hingga akses menuju pasar.
“Cuma ini buat pejalan kaki, kayak anak saya sekolah di situ kan nggak perlu dianterin, jalan sendiri bisa. Semenjak ditutup jadi ongkos (naik angkot),” jelas Sari.
“Dari atas (fly over) nggak ada akses pejalan kaki, bahaya banget. Kita (harus) ngangkot, kalau jalan nggak ada trotoar buat jalannya,” tambah dia.
Sari juga membenarkan masih banyak masyarakat yang memaksa untuk lewat dengan cara memanjat. Sari menilai hal itu cukup berbahaya.
Akses JPO di kolong flyover Kalibata, Jakarta Selatan ditutup Foto: Rumondang/detikcom
“Ada aja (yang tetap lewat), orang laki tapi. Terpaksa dia, kadang orang yang belum tau ditutup, dia udah tanggung lewat sini ya loncat, kalau perempuan biasannya pada balik lagi,” jelas Sari.
“Jadi nggak bisa lewat, ke pasar, ke mana, orang yang bawa dagangan juga jadi susah,” lanjutnya mengeluh.
Karena itu, Sari berharap pemerintah dapat menjadi opsi solusi lain yang tak mengorbankan masyarakat. Terlebih perihal tawuran, menurutnya, melakukan tindak tegas terhadap pelaku menjadi opsi baik dibanding menutup akses jembatan yang dipakai warga sehari-hari.
“Kebijakannya sih semoga pintunya dibuka lagi, walaupun sistem tutup buka gitu. Kasian anak sekolah. Masalahnya yang tawuran siapa, yang kena siapa. Di sini tutup juga kan masih ada dari atas (akses tawuran), dilemparin dari atas, lebih bahaya. Ditutup pintu ini bukan solusi,” ungkap Sari.
“Solusinnya yang tawurannya ditindak tegas lah. Kalau begini jadi susah semua. Memang kecamatan, kelurahan (mikirnya) biar nggak ada korban, tapi kalau begini ya kita jadi susah semua warga nya,” imbuhnya.
(ond/aik)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
-

Beberapa Produk BBM di SPBU Kosong, Manajemen BP-AKR Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta di Indonesia mengalami kelangkaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam beberapa waktu belakangan ini. Setelah Shell, kini SPBU BP-AKR juga mengalami kondisi yang serupa.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, SPBU BP yang berlokasi di Jalan Margonda Raya, Depok hanya memiliki stok untuk jenis BP Diesel. Sementara itu, produk BBM lainnya seperti BP Ultimate dan BP 92 tampak kosong.
Salah satu petugas SPBU yang berjaga di lokasi mengkonfirmasi keterbatasan stok. Meski demikian, ia belum dapat memastikan kapan pasokan BBM di SPBU tersebut kembali normal.
“Ada keterbatasan stok, kurang tahu sampai kapan. Tapi masih ada beberapa SPBU BP lainnya yang memiliki stok. Bisa coba hubungi customer service untuk informasi lebih lanjut,” ujarnya ditemui, dikutip Jumat (31/1/2025).
Tak cuma di Depok, stok BBM BP-AKR di wilayah Lenteng Agung serta Kalibata, Jakarta Selatan juga tidak ada, khususnya untuk jenis BP 92 dan BP Ultimate.
Direktur & Corporate Secretary PT AKR Corporindo Tbk, Suresh Vembu mengatakan, sehubungan dengan keterbatasan stok, maka untuk sementara waktu beberapa jaringan SPBU BP tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap.
“BP-AKR berkomitmen untuk segera memulihkan ketersediaan produk dan memastikan bahwa jaringan SPBU bp saat ini tetap beroperasi untuk melayani pembelian produk bahan bakar yang tersedia,”
“BP-AKR menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang terjadi,” terang Suresh dalam siaran tertulis yang diterima, Jumat (31/1/2025).
(pgr/pgr)
-

Selasa, SIM Keliling tersedia di empat lokasi Jakarta
Agar dapat terlayani, pemohon diminta membawa sejumlah persyaratan diantaranya KTP dan SIM A atau C yang akan diperpanjang
Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menyediakan empat lokasi layanan SIM (Surat Izin Mengemudi) Keliling bagi masyarakat yang ingin mengurus perpanjangan masa berlaku syarat legal berkendara di wilayah Jakarta, Selasa.
Jakarta Timur di Mall Grand Cakung; Jakarta Selatan di Kampus Trilogi Kalibata; Jakarta Barat di Mall Citraland; Jakarta Pusat di Kantor Pos Lapangan Banteng.
Agar dapat terlayani, pemohon diminta membawa sejumlah persyaratan diantaranya KTP dan SIM A atau C yang akan diperpanjang. Saat di lokasi layanan, pemohon diminta mengisi formulir yang dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan dan tes psikologi.
Layanan ini hanya dapat melayani SIM A dan SIM C yang belum habis masa kedaluwarsanya, bagi pemegang SIM yang masa berlakunya sudah terlewat hanya dapat mengurusnya di Satpas SIM Daan Mogot, Jakarta Barat.
Selain biaya tersebut, pemohon juga perlu membayar biaya tambahan lainnya. Mencakup biaya tes psikologi sebesar Rp37.500 dan biaya asuransi sebesar Rp50.000.
Sebagai informasi, pengendara yang tidak dapat memperlihatkan SIM yang masih berlaku, akan dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 288 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sanksi maksimal yang bisa dikenakan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025




