kab/kota: Kalibata

  • 4 Fakta WNA Ghana Ngamuk ‘Mandi Minyak’ di Apartemen Kalibata City: Awalnya Pukul Tukang Cat

    4 Fakta WNA Ghana Ngamuk ‘Mandi Minyak’ di Apartemen Kalibata City: Awalnya Pukul Tukang Cat

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang warga negara asing (WNA) mengamuk di apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan pada Senin (21/4/2025). 

    Video amatir yang menayangkan WNA tersebut mengamuk pun viral di media sosial. 

    Dalam video yang diterima, WNA tersebut terlihat bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek.

    WNA itu membawa sebotol minyak goreng lalu menyiramkan ke tubuhnya sendiri.

    Tak berselang lama, WNA tersebut mencoba mendekat ke arah kerumunan massa hingga membuat warga ketakutan.

    Sementara itu, video lainnya menampilkan sejumlah warga yang berusaha menghentikan aksi WNA tersebut.

    Berikut sederet fakta terkait kejadian tersebut. 

    1. Pukul tukang cat

    Peristiwa itu bermula sekitar pukul 14.00 WIB.

    WNA tersebut tiba-tiba memukul seorang pekerja yang sedang mengecat di apartemen.

    “Hari ini tadi, ada petugas cat sedang bekerja di lantai tersebut. Entah kenapa, ia memukul petugas dengan tongkat besi,” ucap salah satu penghuni apartemen, Hilman seperti dikutip dari Kompas.com pada Senin (21/4/2025). 

    Setelah insiden pemukulan tersebut, pengelola apartemen, polisi dan petugas Imigrasi langsung mendatangi WNA itu. 

    Namun, WNA tersebut tak kooperatif.

    Situasi semakin parah lantaran pelaku disebut menyandera anaknya sendiri saat didatangi petugas.

    “Di sini kondisi semakin parah karena ada situasi penyanderaan,” ujar Hilman.

    Hilman menceritakan, WNA itu menyandera sang anak agar bisa kabur dari petugas kepolisian yang hendak menangkapnya.

    “Diduga ia menyandera anaknya sendiri dengan todongan pisau agar menjadi tameng ia lari ke mobilnya,” kata Hilman.

    Hilman mengatakan, WNA asal Ghana itu merupakan penghuni salah satu unit apartemen.

    Ia dilaporkan kerap mengamuk dan mengganggu tetangga.

    2. Masuk ke supermarket

    Ketika melarikan diri menuju parkiran mobil, WNA tersebut semakin tak terkendali lantaran dikejar-kejar oleh petugas. 

    Ia lalu berbelok ke salah satu supermarket di Kalibata City Square.

    Di supermarket, WNA itu kembali mengamuk.

    Ia bahkan melepaskan busana dan hanya menyisakan celana, juga menyiramkan minyak ke tubuh.

    “Anehnya ia sudah berlumuran minyak dan tanpa busana. Di sana, ia mengamuk lagi. Banyak etalase pecah dan rusak,” ujar Hilman.

    3. Dua orang luka

    Hilman pun melihat ada dua orang yang mengalami luka akibat amukan WNA itu.

    Satu orang terluka di wajah, satu lainnya di kaki.

    Dari supermarket, WNA itu berlari ke lantai atas mal.

    Ia lantas terpojok di klinik yang tak jauh dari supermarket.

    “Amukan menjadi-jadi, ia lari ke atas. Di lantai dasar (luar mal), ia lari dikejar sampai terpojok. Di situ dia enggak bisa ke mana-mana lagi. Untung bisa ditahan,” kata Hilman,

    Akhirnya, lanjut Hilman, WNA itu berhasil diamankan dan dibawa polisi pukul 20.00 WIB.

    4. Penjelasan polisi

    Kapolsek Pancoran Kompol Mansur mengatakan, pihaknya sempat mengamankan anak dari WNA itu agar terhindar dari kekerasan.

    “Bukan dikeroyok, namun merebut si buah hatinya. Kami merebut anaknya supaya nggak jadi dilempar,” kata Mansur saat dikonfirmasi.

    WNA tersebut sedang dibawa ke rumah sakit setelah bikin onar.

    Kompol Mansur mengatakan, peristiwa itu dipicu masalah rumah tangga antara pria tersebut dan sang istri.

    Mereka diduga sempat terlibat cekcok mulut hingga WNA itu berniat menganiaya kedua anaknya yang masih balita. Bahkan, pelaku disebut akan membunuh anaknya. 

    Seorang pria warga negara asing (WNA) mengamuk di sebuah mall Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025) malam. (Istimewa). (Istimewa)

    “Memang kita nggak tahu (penyebab) cekcok dengan istri, tapi anak yang jadi sasaran. Anaknya itu mau disiksa lah, mau dicederai, bahkan mau dibunuh anaknya ini,” kata Mansur, Selasa (22/4/2025).

    Mansur menyebut ketika itu pelaku dalam kondisi mabuk dan hendak melempar kedua anaknya. Polisi lalu menyelamatkan sang anak dengan merebutnya dari tangan pelaku.

    Sementara itu, pelaku kabur ke supermarket dan mengguyur beberapa botol minyak goreng ke badannya sendiri.

    “Setelah itu dia kabur. Mau kita amankan juga dia kabur. Setelah dia kabur, kita kejar. Kita kejar, dia mandi minyak supaya badannya licin,” ungkap Kapolsek.

    “Pada saat kabur tadi dia sempat jatuh, ya mungkin itu ada benturan, berdarah di jidatnya, karena itu kan dari atas lari dia tuh jatuh,” ujar Mansur.

    Tak lama kemudian, polisi berhasil mengamankan WNA tersebut dan membawanya ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mendapat perawatan.

    “Menurut keterangan istrinya mabuk berat. Tadi saya sempat tanya sebelum terjadi, saya tanya dulu kan. Dia teriak-teriak terus. Ternyata mabuk berat,” kata Mansur.

    WNA itu tinggal di apartemen tersebut bersama istri dan anak-anaknya masih kecil.

    Mansur mengatakan WNA tersebut memiliki izin untuk tinggal di Indonesia.

    “Iya Imigrasi, itu dokumennya kan Imigrasi. Kita sempat panggil Imigrasi, dari pihak Imigrasi datang lalu dicek surat-suratnya, memang betul orangnya tinggal disini resmi, masa berlakunya bulan 5 tahun 2025 dengan visa sebagai investor,” ujar Mansur saat dikonfirmasi, Senin (21/4/2025).

    Menurutnya, WNA tersebut memang memiliki izin resmi untuk tinggal di Indonesia, tepatnya di Jakarta, bukan di Jakarta Selatan sebagaimana yang saat ini terjadi.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • WNA Ngamuk di Apartemen Kalibata City, Guyur Minyak Goreng ke Badan Sendiri

    WNA Ngamuk di Apartemen Kalibata City, Guyur Minyak Goreng ke Badan Sendiri

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN – Seorang pria warga negara asing (WNA) mengamuk di sebuah mall Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025) malam.

    Dalam video yang diterima, WNA tersebut terlihat bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek.

    WNA itu membawa sebotol minyak goreng lalu menyiramkan ke tubuhnya sendiri.

    Tak berselang lama, WNA tersebut mencoba mendekat ke arah kerumunan massa hingga membuat warga ketakutan.

    Sementara itu, video lainnya menampilkan sejumlah warga yang berusaha menghentikan aksi WNA tersebut.

    Kapolsek Pancoran Kompol Mansur mengatakan, pihaknya sempat mengamankan anak dari WNA itu agar terhindar dari kekerasan.

    “Bukan dikeroyok, namun merebut si buah hatinya. Kami merebut anaknya supaya nggak jadi dilempar,” kata Mansur saat dikonfirmasi.

    Mansur belum menjelaskan kronologi peristiwa tersebut secara detail. Menurutnya, WNA tersebut kini sedang dibawa ke rumah sakit.

    “Lagi penahanan, ke rumah sakit,” ujar Kapolsek.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • WNA Ngamuk di Kalibata City, Hancurkan Barang-Siram Badan Pakai Migor

    WNA Ngamuk di Kalibata City, Hancurkan Barang-Siram Badan Pakai Migor

    Jakarta

    Rekaman video yang memperlihatkan seorang warga negara asing (WNA) ngamuk hingga menghancurkan barang-barang di supermarket di kawasan Kalibata City, Jakarta Selatan, viral di media sosial. Polisi menyebut pelaku diduga mabuk.

    Dalam rekaman video viral, tampak seorang pria WNA telanjang dada dan mengenakan celana pendek ngamuk di area supermarket. Pelaku tambak berteriak sambil menghancurkan barang-barang di rak.

    Petugas keamanan mencoba untuk mengamankan pelaku. Tapi pelaku malah lari dan menyiram badannya dengan minyak goreng di lokasi.

    Kapolsek Pancoran Kompol Mansur membenarkan kejadian dalam video viral itu. Kejadian itu berlangsung tadi siang.

    “Kejadian tadi siang, mabuk, marah-marah, teriak-teriak. Sebetulnya itu ada masalah keluarga saja, karena posisi mabuk ya hilang kendali,” kata Kompol Mansur kepada wartawan, Senin (21/4/2025).

    Mansur mengatakan pelaku merupakan WNA dari Afrika. Belum dijelaskan asal negara WA itu. WA tersebut tinggal di apartemen Kalibata City.

    Polisi telah mengamankan pelaku. Saat ini pelaku dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, karena pelaku sempat jatuh saat diamankan.

    “Sudah, sudah dibawa ke Kramat Jati, jadi tidak benar kalau itu dikeroyok. Dia lari itu kan antara lobby dengan itu (supermarket) kan ada 10 meter ke anak tangganya. Nah di situ dia jatuh, lari, karena nggak mau kita tangkap ya jatuh,” jelasnya.

    (lir/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Fakta Terkait Dapur Makan Bergizi Gratis di Kalibata Sempat Menjerit, Siap Ngebul Lagi – Page 3

    5 Fakta Terkait Dapur Makan Bergizi Gratis di Kalibata Sempat Menjerit, Siap Ngebul Lagi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Program makan bergizi gratis (MBG) sempat tersandung masalah. Pada kali ini, salah satu mitra dapur makan bergizi gratis yang berlokasi di Kalibata, Jakarta Selatan mengaku belum mendapatkan haknya dari Yayasan MBN.

    Hal itu disampaikan Danna Harly selaku kuasa hukum dari Ira Mesra Destiawati pemilik dari dapur makanan bergizi (dapur MBG).

    “Klien kami tidak mendapatkan dana sepeser pun atas kerjasama yang dilakukan. Kami mendesak Yayasan MBN untuk segera mambayarkan hak mitra dapur Kalibata yang didzolimi,” ujar Harly saat jumpa pers di Jakarta, seperti dikutip Rabu 16 April 2025.

    Harly menjelaskan, kliennya bekerjasama dengan pihak Yayasan MBN dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sejak bulan Februari-Maret 2025 dan sudah memasak kurang lebih 65.025 porsi Makan Bergizi Gratis yang terbagi dalam 2 tahap (Februari dan Maret).

    “Total kerugian sejauh ini sejauh ini Rp975.375.000, itu baru dua tahap makanya kita sekarang coba ngomong ke media, coba ngomong ke masyarakat supaya pemerintah aware, baru dua tahap saja sudah seperti ini berarti sudah harus ada pembetulan-pembetulan dalam pelaksanaan MBG supaya kedepannya tidak lagi seperti ini,” papar Harly.

    Alih-alih mendapatkan haknya, Harly mengungkapkan, Yayasan MBG malah menagih Rp400 juta kepada korban terkait dugaan penggelapan pembayaran dana senilai Rp975.375.000.

    “Jadi kemarin ada komunikasi, saya dengan pihak yayasan, lucunya mereka malah menagih ibu Ira sebesar Rp 400 juta,” kata Harly.

    Namun, usai mengaku belum dibayar selama dua bulan terakhir selama beroperasi, Februari-Maret dan merugi nyaris Rp1 miliar, kini sang mitra mengaku sudah dimediasi dengan pihak Yayasan MBN oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera menunaikan kewajibannya.

    “Sudah dimediasi, sudah clear. Tinggal tunggu (pembayaran) dicairkan yayasan,” terang Harly.

    Harly memastikan, duduk perkaranya berada di yayasan. Sebab, saat proses mediasi diakui dana yang sudah disampaikan BGN ditahan yayasan atas alasan yang membingungkan.

    Berikut sedreet fakta terkait mitra Dapur Makan Bergizi Gratis di Kalibata, Jakarta Selatan yang sempat menjerit dihimpun Tim News Liputan6.com:

     

    Gara-gara tak dibayar yayasan, mitra Badan Gizi Nasional, vendor dapur penyedia makan bergizi gratis di Kalibata, Jakarta Selatan, berhenti beroperasi. Angka tunggakannya tidak main-main, hampir Rp1 miliar. Kepala Badan Gizi Nasional pun turun tangan…

  • Investasi 1 Juta Rumah Qatar Belum Terealisasi, Kapan Dibangun?

    Investasi 1 Juta Rumah Qatar Belum Terealisasi, Kapan Dibangun?

    Bisnis.com, JAKARTA – Komitmen investasi pemerintah Qatar yang bakal membangun 1 juta rumah rakyat hingga saat ini belum terealisasi. Padahal, nota kesepahaman (MoU) investasi itu telah dilakukan sejak awal 8 Januari 2025.

    Anggota Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Bonny Z. Minang memberi sinyal proyek investasi 1 juta rumah tersebut selambat – lambatnya bakal dilakukan pada Mei 2025.

    “Kita telah tulis surat kepada mereka, untuk mereka [merealisasikan pembangunan] selambat-lambatnya bulan Mei. Tetapi bulan April dia harus datang di bulan ini untuk melaksanakan persyaratan formal,” tegasnya saat ditemui di Menara Mandiri I, dikutip Minggu (20/4/2025).

    Pasalnya, tambah Bonny, komitmen investasi yang disampaikan oleh Qatar baru sebatas tandatangan MoU. Untuk dapat segera merealisasikan proyek tersebut, Qatar perlu terlebih dahulu melalui sejumlah tahap.

    Salah satu yang harus dipenuhi yakni membentuk badan usaha yang bakal mengeksekusi proyek tersebut.

    “Dia [Qatar] harus punya kantor, jalan-jalan. Kayak sekarang nih kita mau ngomong saya harus terbang ke Doha. Iya dong [harus buat badan usaha], di Indonesia,” tegasnya.

    Adapun sebelumnya, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah menjelaskan bahwa groundbreaking perdana program 3 juta rumah lewat skema investasi asing itu bakal dilakukan di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan. 

    “Kemungkinan yang pertama itu yang sudah siap lahannya dan perizinannya itu lahan bekas perumahan DPR di Kalibata,” kata Fahri saat ditemui di The Bellezza Hotel & Suite, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

    Lebih lanjut, Fahri menjelaskan bahwa proyek perdana 3 juta rumah itu bakal dibangun di atas lahan seluas 24 hektare (Ha). Di mana 20 Ha berada di dalam kompleks perumahan dan 4 Ha lainnya berada di luar blok lantaran terbatas rel kereta api.

    Berdasarkan perhitungan Kementerian PKP, realisasi investasi dari Qatar itu bakal membangun hingga 20.000 unit hunian vertikal. 

    “Ya kalau total-total di situ bisa 20.000-an unit ya. 20.000 unit Rusunami, kita mengarah kepada milik, semuanya mengarah kepada milik, tapi ya itu kan transisi ya. Artinya nanti kalau di tahap awal ada kepentingan menyewakan, yang saya bilang tadi demand side itu,” ujarnya.

  • 3
                    
                        Yayasan MBN Sempat Hendak Ganti Kerugian Dapur MBG, tapi Menghilang
                        Megapolitan

    3 Yayasan MBN Sempat Hendak Ganti Kerugian Dapur MBG, tapi Menghilang Megapolitan

    Yayasan MBN Sempat Hendak Ganti Kerugian Dapur MBG, tapi Menghilang
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemilik dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Ira Mesra, masih menantikan pembayaran biaya operasional dari Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN).
    Kuasa hukum Ira, Danna Harly, mengaku sempat dihubungi pihak yayasan yang menyatakan ingin melakukan pembayaran.
    Komunikasi itu terjadi pada Jumat (18/4/2025) ketika Harly dan Ira tengah diperiksa sebagai saksi di Polres Metro Jakarta Selatan.
    “Pihak yayasan memberitahu saya bahwa akan menyerahkan bilyet giro untuk pembayaran hak Ira Mesra, dan beliau menanyakan di mana alamatnya,” kata Harly, dikutip dari
    Tribun Jakarta
    , Sabtu (19/4/2025).
    Hanya saja, hingga saat ini, pihak yayasan menghilang tanpa kabar.
    “Jadi saya juga kurang paham niatnya seperti apa, ingin menyampaikan bilyet giro di tengah hari libur. Saat dikonfirmasi jumlah, tiba-tiba tidak ada kabar lagi. Kurang lebih seperti itu,” ujar dia.
    Harly dan Ira diperiksa selama sembilan jam di Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus dugaan penggelapan dana MBG senilai hampir Rp 1 miliar, Jumat (18/4/2025).
    Harly dicecar 21 pertanyaan, sedangkan Ira menerima 28 pertanyaan dari penyidik.
    “Pada intinya, disini kami menekankan agar penyidik tetap objektif dan profesional dalam menangani perkara ini,” kata Harly.
    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut ada permasalahan internal terjadi ujungnya merembet ke persoalan lainnya.
    Namun, kini permasalahan itu berhasil teratasi dan hingga persoalan dengan Yayasan MBN dan mitra sudah selesai.
    “Jadi begini, sebetulnya apa yang terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalibata itu murni masalah internal mitra,” kata Dadan.
    Kondisi yang ada di lapangan soal adanya mitra dan yayasan baru diktahui pihak BGN.
    Dadan hanya mengetahui pihak yayasan sebagai satu-satunya kesatuan mitra BGN.
    Namun, kondisi di lapangan terdapat mitra dari Yayasan MBN yang menjalankan dapur MBG.
    “Kami juga baru tahu kalau mitra itu adalah partner. Jadi mereka itu antara yayasan dengan pemilik fasilitas, dua pihak yang berbeda dan di antara mereka kan ada perjanjian khusus. Kami tahunya kan itu satu kesatuan mitra dan itulah yang menjadi mitra Badan Gizi Nasional,” katra Dadan.
    “Jadi apapun yang terjadi di Kalibata, itu murni urusan internal. Tidak ada hubungannya dengan Badan Gizi,” sambungnya.
    Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kerugian Dapur MBG Kalibata Jaksel Sempat Ingin Dibayar, tapi Yayasan MBN Menghilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kerugian Dapur MBG Kalibata Jaksel Sempat Ingin Dibayar, tapi Yayasan MBN Menghilang

    Kerugian Dapur MBG Kalibata Jaksel Sempat Ingin Dibayar, tapi Yayasan MBN Menghilang

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Pemilik dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Ira Mesra, masih menantikan pembayaran biaya operasional dari Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN).

    Kuasa hukum Ira, Danna Harly, mengaku sempat dihubungi pihak yayasan yang menyatakan ingin melakukan pembayaran.

    Komunikasi itu terjadi pada Jumat (18/4/2025) ketika Harly dan Ira tengah diperiksa sebagai saksi di Polres Metro Jakarta Selatan.

    “Pihak yayasan memberitahu saya bahwa akan menyerahkan bilyet giro untuk pembayaran hak Ira Mesra, dan beliau menanyakan di mana alamatnya,” kata Harly, Sabtu (19/4/2025).

    Hanya saja, Harly menyebut hingga saat ini bilyet giro tersebut dan pihak yayasan juga menghilang tanpa kabar.

    “Jadi saya juga kurang paham niatnya seperti apa, ingin menyampaikan bilyet giro di tengah hari libur. Saat dikonfirmasi jumlah, tiba-tiba tidak ada kabar lagi. Kurang lebih seperti itu,” ujar dia.

    Adapun Harly dan Ira diperiksa selama sembilan jam di Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus dugaan penggelapan dana MBG senilai hampir Rp 1 miliar, Jumat kemarin.

    Harly dicecar 21 pertanyaan, sedangkan Ira menerima 28 pertanyaan dari penyidik.

    “Pada intinya, disini kami menekankan agar penyidik tetap objektif dan profesional dalam menangani perkara ini,” kata Harly.

    Respon BGN

    Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap permasalahan yang terjadi soal dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

    Kepala BGN, Dadan Hindayana menyebut ada permasalahan internal terjadi ujungnya merembet ke persoalan lainnya.

    Namun kini permasalahan itu berhasil teratasi dan hingga persoalan dengan Yayasan MBN (Media Berkat Nusantara) dan mitra sudah selesai.

    “Jadi begini, sebetulnya apa yang terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalibata itu murni masalah internal mitra,” kata Dadan dikutip dari Tribunnews, Kamis (17/4/2025).

    Kondisi yang ada di lapangan soal adanya mitra dan yayasan baru diktahui pihak BGN.

    Dadan hanya mengetahui pihak yayasan sebagai satu-satunya kesatuan mitra BGN.

    Tapi kondisi di lapangan terdapat mitra dari Yayasan MBN yang menjalankan dapur MBG.

    “Kami juga baru tahu kalau mitra itu adalah partner. Jadi mereka itu antara yayasan dengan pemilik fasilitas, dua pihak yang berbeda dan di antara mereka kan ada perjanjian khusus. Kami tahunya kan itu satu kesatuan mitra dan itulah yang menjadi mitra Badan Gizi Nasional,” ungkapnya. 

    “Jadi apapun yang terjadi di Kalibata, itu murni urusan internal. Tidak ada hubungannya dengan Badan Gizi,” sambungnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 3
                    
                        Yayasan MBN Sempat Hendak Ganti Kerugian Dapur MBG, tapi Menghilang
                        Megapolitan

    6 Kala Ira Rugi Jadi Mitra MBG: Bekerja Tanpa Bayaran, Malah Ditagih Rp 400 Juta Megapolitan

    Kala Ira Rugi Jadi Mitra MBG: Bekerja Tanpa Bayaran, Malah Ditagih Rp 400 Juta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Dapur Makan Bergizi
    Gratis (MBG) Kalibata seharusnya menjadi simbol kolaborasi sosial demi membantu warga kurang mampu.
    Namun, bagi
    Ira Mesra
    , pengelola dapur tersebut, program itu kini berubah menjadi sumber kekacauan yang menyisakan dugaan penggelapan hampir Rp 1 miliar.
    Alih-alih mendapat bayaran atas jerih payahnya menyediakan ribuan porsi makanan setiap hari, Ira justru diterpa tagihan senilai Rp 420 juta dari Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN), mitra pelaksana program.
    Belakangan, kuasa hukumnya menyebut dugaan mengerucut pada satu aktor kunci di dalam yayasan yang dinilai memiliki niat jahat.
    Di tengah ketidakpastian hukum dan polemik yang membelit, Ira memilih terus melanjutkan operasional dapur dengan dana pribadi, sembari menanti kejelasan pembayaran dan proses hukum yang tengah berjalan.
    Berikut fakta-fakta yang terungkap dari kasus ini.
    Kuasa hukum Ira, Danna Harly, menyebut tagihan dari
    Yayasan MBN
    muncul setelah pihaknya melaporkan dugaan penggelapan dana operasional
    dapur MBG Kalibata
    ke Polres Metro Jakarta Selatan.
    Laporan itu menyoroti dugaan penggelapan dana hampir Rp 1 miliar, namun respons yang muncul dari yayasan justru membuat pihak pelapor terkejut.
    “Jadi kemarin ada komunikasi, saya dengan pihak yayasan, lucunya mereka malah menagih Ibu Ira sebesar Rp 400 juta,” kata Danna di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025).
    Dari nilai tersebut, sekitar Rp 200 juta disebut berasal dari pembelian ompreng atau wadah makanan yang justru dibeli secara mandiri oleh Ira dengan harga satuannya Rp 12.000.
    Anehnya, pengeluaran pribadi itu dimasukkan ke dalam daftar tanggungan terhadap MBG.
    “Sudah dibayar dengan dana pribadi Bu Ira, tapi justru dimasukkan ke mekanisme MBG. Jadi dua hal yang berbeda dicampuradukkan,” kata Danna.
    Ira mengaku selama program MBG berlangsung, seluruh operasional dapur mulai dari bahan pangan, sewa tempat, listrik, kendaraan, hingga gaji juru masak ditanggung dari kantongnya sendiri.
    Tak satu rupiah pun bantuan operasional datang dari yayasan.
    Namun anehnya, pihak yayasan sempat menuding bahwa Ira masih memiliki kekurangan pembayaran sebesar Rp 45 juta dengan alasan terdapat
    invoice
    pembelian barang yang belum dipertanggungjawabkan.
    Tuduhan itu dianggap tak berdasar karena selama ini yayasan tidak pernah memberikan dana operasional kepada dapur MBG Kalibata.
    “Ketika Ibu Ira hendak menagih haknya kepada pihak yayasan, pihak yayasan malah berkata Ibu Ira kekurangan bayar sebesar Rp 45.314.249, dengan dalih adanya
    invoice-invoice
    saat di lapangan yang dibeli oleh pihak SPPG atau yayasan,” ucap Danna.
    Ira menjalani pemeriksaan selama sembilan jam usai membuat laporan dugaan penggelapan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Kamis (10/4/2025).
    Salah satu poin yang menjadi sorotan penyidik dalam pemeriksaan adalah soal perubahan nilai bantuan per porsi dari Rp 15.000 menjadi Rp 13.000.
    Perubahan sepihak itu tidak pernah dijelaskan secara resmi dan diduga menjadi celah penyelewengan.
    “Yang paling di-
    highlight
    itu adalah mengenai perbedaan perjanjian dengan pelaksanaan di lapangan. Sepertinya sudah saya sampaikan sebelumnya, pada perjanjian itu Rp 15.000, namun di tengah jalan menjadi Rp 13.000,” kata Danna.
    Tak hanya itu, pihak yayasan juga sempat berjanji akan membayar hak Ira menggunakan bilyet giro.
    Sayangnya, hingga Jumat malam, bilyet tersebut belum juga diterima.
    “Kami minta dikirim ke Polres Jaksel, tapi sampai sekarang belum ada respons,” kata Danna.
    Meski menghadapi tekanan, Ira memastikan akan tetap melanjutkan proses hukum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Gelapkan Hampir Rp1 Miliar, Yayasan Malah Tagih Mitra Rp400 Juta

    Diduga Gelapkan Hampir Rp1 Miliar, Yayasan Malah Tagih Mitra Rp400 Juta

    PIKIRAN RAKYAT – Kasus dugaan penggelapan dana yang menyeret Yayasan Makan Bergizi Gratis (MBG) kian mencuat. Alih-alih menyelesaikan kewajiban pembayaran kepada mitra dapur, yayasan justru menagih balik dana ratusan juta rupiah kepada mitranya sendiri.

    Kasus ini mencuat setelah mitra dapur, Ibu Ira, melaporkan dugaan penggelapan dana sebesar Rp975.375.000 ke Polres Metro Jakarta Selatan.

    Tagihan Balik Rp400 Juta Kepada Korban

    Kuasa hukum Ibu Ira, Danna Harly menyampaikan bahwa alih-alih mendapatkan pembayaran atas jasa memasak lebih dari 65 ribu porsi makanan selama dua bulan, kliennya justru ditagih oleh pihak yayasan sebesar Rp400 juta.

    “Jadi kemarin ada komunikasi, saya dengan pihak yayasan, lucunya mereka malah menagih Ibu Ira sebesar Rp400 juta,” katanya kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat 18 April 2024.

    Lebih lanjut, Danna Harly menyebutkan bahwa yayasan juga mengklaim tagihan pembelian ompreng (wadah makanan) yang telah dibayar oleh Ibu Ira sebesar Rp200 juta dan dimasukkan sebagai tanggungan MBG.

    “Jadi Ibu Ira beli ompreng, kemarin Rp12.000, sudah dibayar Rp200 juta. Nah, itu ditagihkan ke dalam mekanisme di MBG ini. Jadi dua hal yang berbeda dicampuradukkan, jadi kacau semua ini,” tuturnya.

    Kronologi Kerja Sama dan Dugaan Penipuan

    Ibu Ira mulai bermitra dengan Yayasan MBG dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalibata sejak Februari hingga Maret 2025. Ia dipercaya memasak sekitar 65.025 porsi makanan bergizi untuk anak-anak PAUD, TK, RA, dan SD.

    Dalam kontrak awal, harga yang disepakati adalah Rp15.000 per porsi. Namun, menurut Danna, di tengah pelaksanaan, terjadi perubahan sepihak dari yayasan menjadi Rp13.000 per porsi, dan dari kedua harga itu masih dipotong lagi sebesar Rp2.500 per porsi.

    “Setelah ada pengurangan, hak kami sebagai mitra dapur masih dipotong sebesar Rp2.500. Jadi dari Rp15 ribu dipotong Rp2.500 menjadi Rp12.500 dan dari Rp13 ribu dipotong pula Rp2.500 setiap porsinya,” ujar Danna.

    Lebih parah lagi, seluruh dana operasional ditanggung oleh Ibu Ira. Dari pembelian bahan makanan, sewa tempat, biaya listrik, kendaraan, hingga upah juru masak — semuanya dikeluarkan dari kantong pribadi.

    “Itu semua Ibu Ira yang membiayai,” ucap Danna.

    Ketika Ibu Ira hendak menagih pembayaran tahap kedua, bukan hanya tidak dibayarkan, pihak yayasan justru mengklaim bahwa mitranya masih kekurangan bayar sebesar Rp45.314.249, dengan alasan kebutuhan tambahan di lapangan.

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, membenarkan bahwa pihaknya ikut memfasilitasi mediasi antara mitra dan yayasan MBG.

    “Betul, kami memfasilitasi mediasi antara mitra dan yayasan,” kata Dadan.

    Namun, Dadan menegaskan bahwa masalah ini merupakan urusan internal antara mitra dan yayasan, karena dana sudah disalurkan BGN kepada pihak yayasan sebesar Rp386.500.000.

    “Uang kan sudah ada di antara mereka. Tinggal pengaturan di antara mereka,” ucapnya.

    Langkah Hukum dan Bukti Kuitansi

    Merasa dirugikan, Ibu Ira akhirnya menempuh jalur hukum. Laporan polisi sudah terdaftar dengan Nomor: LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA sejak 10 April 2025.

    Pihak kepolisian pun telah menerima bukti kuitansi senilai Rp975.375.000 sebagai bukti awal dugaan penggelapan.

    “Barang bukti kuitansi senilai Rp900 jutaan kerja sama antara kedua belah pihak yang diserahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jaksel, Kompol Nurma Dewi.

    Saat ini, kasus masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi, baik dari pihak yayasan berinisial MBN maupun Ibu Ira.

    “Pelapor dan korban diperiksa hari ini di Polres Jaksel,” ucap Danna Harly saat mendampingi kliennya.

    Kompol Nurma juga menegaskan bahwa laporan belum dicabut dan proses hukum terus berjalan.

    “Belum dicabut, untuk saat ini belum, masih berjalan,” kata Nurma.

    Pasal yang Disangkakan

    Atas perbuatannya, pihak yayasan MBG disangkakan dengan dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan, sebagaimana diatur dalam:

    Pasal 378 KUHP (Penipuan) Pasal 372 KUHP (Penggelapan)

    Kedua pasal tersebut merupakan bagian dari UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP dan dapat berujung pada hukuman penjara jika terbukti bersalah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pelapor Dugaan Penggelapan Dana MBG Diperiksa 9 Jam, Apa Saja yang Ditanyakan?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 April 2025

    Pelapor Dugaan Penggelapan Dana MBG Diperiksa 9 Jam, Apa Saja yang Ditanyakan? Megapolitan 18 April 2025

    Pelapor Dugaan Penggelapan Dana MBG Diperiksa 9 Jam, Apa Saja yang Ditanyakan?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemilik dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata,
    Ira Mesra
    , diperiksa selama sembilan jam oleh penyidik
    Polres Metro Jakarta Selatan
     terkait laporan
    dugaan penggelapan dana
    oleh yayasan berinisial MBN, Jumat (18/4/2025).
    Kuasa hukum Ira Mesra, Danna Harly, mengatakan kliennya diperiksa dengan 28 pertanyaan, sementara dirinya mendapatkan 21 pertanyaan.
    “Poin-poin pemeriksaan tadi kurang lebih menanyakan kronologi dan yang paling di-highlight itu adalah mengenai perbedaan perjanjian dengan pelaksanaan di lapangan,” kata Danna saat ditemui di Polres Jakarta Selatan, Jumat.
    Dalam pemeriksaan tersebut, pihaknya juga menyerahkan sejumlah bukti yang dinilai relevan untuk mendukung laporan.
    “Kita juga sudah memberikan bukti-bukti pendukung yang dibutuhkan oleh penyidik Polres Jakarta Selatan,” katanya.
    Dalam pemeriksaan, penyidik menyoroti perbedaan antara perjanjian dan pelaksanaan program di lapangan.
    Salah satu poin yang disorot adalah perubahan nilai satuan porsi makanan dari Rp 15.000 menjadi Rp 13.000 tanpa kejelasan.
    “Ternyata memang ada niat jahat yang diduga keras itu dilakukan oleh salah satu orang di Yayasan itu, yang nantinya mungkin akan segera dipanggil oleh Polres Jakarta Selatan,” ungkap Danna.
    “Kemudian juga di-highlight terkait dana yang masuk,” lanjutnya.
    Danna juga mengungkap adanya komunikasi dari pihak yayasan yang berjanji menyerahkan bilyet giro senilai Rp 420 juta. Namun hingga Jumat malam, bilyet tersebut belum diterima.
    “Pihak yayasan menyatakan akan menyerahkan bilyet giro, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” ujarnya.
    Meski begitu, Ira Mesra tetap melanjutkan proses hukum. Ia berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi seluruh yayasan dan Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) di Indonesia.
    “Ini untuk menjadi pelajaran bagi setiap SPPG maupun yayasan di 1.702 SPPG di Indonesia ini, supaya tidak melakukan hal serupa. Jika yayasan melakukan hal serupa, akan ditindak tegas dan akan dilaporkan ke polisi,” kata Danna.
    Rencananya, pekan depan pihak pelapor akan menghadirkan lima orang saksi dan satu ahli pidana untuk melengkapi proses penyidikan.
    Polisi belum menjadwalkan pemanggilan terhadap pihak yayasan.
    “Informasi kapan memanggil terlapor belum ada.
    Tapi minggu depan rencana dari pihak pelapor akan mendatangkan lima orang saksi dan juga satu ahli pidana,” ucap Danna.
    Sebelumnya diberitakan, dana MBG senilai hampir Rp 1 miliar diduga digelapkan oleh sebuah yayasan di Jakarta Selatan.
    Kasus ini terkuak dari laporan vendor dapur MBG di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Ira Mesra.
    Ira Mesra melaporkan yayasan MBN ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan dugaan penggelapan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal Kamis, 10 April 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.