kab/kota: Kalibaru

  • Enam Pelaku Penyiraman Air Keras ke Polisi Ditangkap, Satu Orang Masih Buron

    Enam Pelaku Penyiraman Air Keras ke Polisi Ditangkap, Satu Orang Masih Buron

    ERA.id – Unit Jatanras Polres Metro Jakarta Utara menangkap enam pria yang diduga terlibat dalam aski penyiraman air keras kepada anggota polisi dan seorang warga di Cilincing, Jakarta Utara. Satu pelaku yang melakukan penyiraman masih buron.

    Enam orang yang berhasil diamankan yakni DRS, MY, AS, K, RDP, dan MRMA yang diduga terlibat dalam aksi penyiraman air keras kepada Bhabinkamtibmas Polsek Cilincing Aipda Ibrohim dan rekannya Mohammad Yahya. Keenam pelaku diamankan di dua lokasi yang berbeda.

    “Dalam waktu kurang dari 24 jam, kami berhasil menangkap enam  pelaku di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Ahmad Fuady, dikutip Antara, Rabu (4/12/2024).

    Lalu, kata Fuady, pelaku DRS (18) berperan melakukan penyiraman air keras ke kedua korban kemudian pelaku MY (19), AS (19), K (21), RDP, dan MRMA (20) masing-masing berperan membawa senjata tajam sejenis celurit.

    Fuady menjelaskan satu orang pelaku berinisal DM masih dalam pengejaran polisi. DM diduga berperan sebagai pelaku penyiaraman air keras.

    “Tersangka DM masih dalam pengejaran petugas kepolisian, pelaku ini berperan melakukan penyiraman air keras,” jelasnya.

    Penyiraman ini membuat Bhabinkamtibmas Polsek Cilincing Aipda Ibrohim dan rekannya Mohammad Yahya mengalami luka bakar. Korban Aipda Ibrohim mengalami luka bakar pada bagian kepala dan kedua lengan, sementara Mohammad Yahya mengalami luka bakar pada bagian punggung dan kaki kiri.

    “Kedua korban segera dilarikan ke RSUD Koja untuk mendapatkan perawatan medis,” kata dia. 

    Diketahui insiden ini terjadi di pertigaan kolong tol Tanah Merdeka Jalan Kalibaru Barat Cilincing Jakarta Utara pada Senin (2/12) sekitar pukul 04.30 WIB. Aksi ini berawal dari Bhabinkamtibmas Kelurahan Semper Barat Aipda Ibrohim sedang melaksanakan patroli bersama seorang warga bernama Mohammad Yanya.

    Saat melintas di lokasi kejadian, mereka mendapati kerumunan anak muda sekitar 30 orang yang diduga hendak melakukan tawuran. Aipda Ibrohim saat itu berusaha membubarkan kerumunan tersebut dengan memberikan imbauan secara lisan. Namun, kelompok tersebut tidak mematuhi himbauan.

    Lantaran himbauan itu tidak didengarkan, Aipda Ibrohim memberikan tembakan peringatan ke udara sebanyak tiga kali untuk mengendalikan situasi. Namun secara tiba-tiba, salah satu anak muda atau pelaku yang diketahui bernama DRS dan DM (DPO) dan pelaku lainnya dari kerumunan menyiramkan cairan yang diduga air keras menggunakan gayung kepada kedua korban.

    “Petugas mengamankan barang bukti berupa visum et repertum, rekaman CCTV, gayung, pakaian yang digunakan pelaku, senjata tajam, telepon seluler, dan sepeda motor,” kata dia.

    Terkait pasal yang menjerat keenam pelaku, Fuady menerangkan bahwa mereka dijerat pasal 214 KUHP dan atau pasal 170 KUHP dan atau pasal 351 KUHP dengan ancaman pidana kurungan maksimal 15 tahun.

  • Kronologi Polisi Disiram Air Keras di Cilincing
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Desember 2024

    Kronologi Polisi Disiram Air Keras di Cilincing Megapolitan 3 Desember 2024

    Kronologi Polisi Disiram Air Keras di Cilincing
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Petugas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Cilincing Aipda Ibrohim dan warga berinisial MY (28) menjadi korban penyiraman air keras di Cilincing, Jakarta Utara, Senin (2/12/2024) pukul 04.30 WIB.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, insiden ini tepatnya terjadi di pertigaan kolong tol Tanah Merdeka, Jalan Kalibaru Barat, RT 13/RW 12, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
    Peristiwa bermula saat Aipda Ibrohim bersama MY mengendarai sepeda motor berboncengan. Aipda Ibrohim hendak kembali ke wilayahnya, yakni Kelurahan Semper Barat, usai melaksanakan patroli.
    Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), Aipda Ibrohim mendapati sekelompok remaja masih asyik berkumpul, meski waktu telah menunjukkan pukul 04.30 WIB.
    Oleh karena itu, Aipda Ibrohim meminta mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.
    “Namun tidak dihiraukan dan melakukan perlawanan, sehingga korban memberikan tembakan peringatan ke udara sebanyak tiga kali,” kata Ade Ary dalam keterangannya, Selasa (3/12/2024).
    Setelah tembakan peringatan itu, mereka membubarkan diri. Tetapi, tak lama berselang, salah satu di antara sekelompok remaja itu justru menyiram air keras ke arah Aipda Ibrohim.
    Pelaku menggunakan jaket berwarna abu-abu dan memakai masker.
    “Menyiram air keras ke arah Aipda I dan rekannya dengan menggunakan gayung berwarna merah yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP),” kata Ade Ary.
    Atas kejadian ini, Aipda Ibrohim mengalami luka bakar di bagian kepala dan kedua lengan. Sedangkan, MY menderita luka bakar di bagian punggung dan kaki kiri.
    Keduanya kini tengah dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara.
    Secara terpisah, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Ahmad Fuady menyampaikan, sebanyak enam orang ditangkap terkait penyiraman air keras Aipda Ibrohim dan MY.
    Enam orang yang ditangkap ini ikut berkumpul dalam kelompok pelaku penyiraman air keras.
    Hanya saja, dua orang yang merupakan pelaku utama dari aksi penyiraman air keras ini masih dalam proses pengejaran.
    “Dua orang masih pengejaran. Pelaku penyiraman dan penyedia air keras,” ujar Fuady saat dikonfirmasi, Selasa (3/12/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bicara Pemimpin Baru Jakarta, AHY Singgung Nasib Pantai Utara Jakarta

    Bicara Pemimpin Baru Jakarta, AHY Singgung Nasib Pantai Utara Jakarta

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan Jakarta butuh pemimpin yang punya inovasi dan cakap dalam melihat perubahan. Hal tersebut disampaikannya saat ditemui usai menunaikan hak pilihnya pada Pilkada Jakarta di TPS 28, Cipete Utara, Jakarta, Rabu (27/11/2024).

    “Jakarta adalah kota metropolitan yang besar, padat, kompleks, sehingga dibutuhkan pemimpin yang cakap, yang memiliki inovasi, terobosan, dan juga terus mencintai rakyatnya.” kata AHY.

    Salah satu perubahan yang harus dihadapi adalah masalah menurunnya permukaan tanah di Jakarta dan mengancam kota metropolitan tersebut dilanda banjir rob besar. Jakarta sebagai kota yang rentan bencana alam harus bisa berinovasi terhadap tantangan ini.

    Untuk itu, dia berharap pemimpin Jakarta mendatang bisa menghadapi tantangan semacam ini, termasuk bagaimana berkolaborasi dengan pemerintah pusat.

    “Saya sendiri sekarang dalam kapasitas sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan terus melakukan assessment dan juga berupaya bersama dengan jajaran baik pemerintahan pusat maupun daerah.” katanya.

    “Misalnya menjaga agar Pantai Utara Jakarta tidak lebih buruk terhadap bahaya yang ditimbulkan dari land subsidence penurunan permukaan tanah dan juga banjir rob yang bisa membahayakan bukan hanya masyarakat Pantai Utara atau komunitas lain yang ada di sana, tapi juga buat yang lainnya.” lanjut AHY.

    Sebelumnya, menurut AHY ada dua masalah utama yang dihadapi masyarakat pesisir utara Jakarta saat ini. Pertama adalah banjir rob, dan kedua yaitu penurunan permukaan tanah. Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merampungkan pembangunan sejumlah tanggul pantai melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Salah satunya yakni Kalibaru NCICD yang memiliki tinggi 4,8 meter. Namun infrastruktur ini diprediksi hanya bisa bertahan hingga 2033.

    (eds/eds)

  • Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Ini Upaya KAI Daop 9 Jember

    Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Ini Upaya KAI Daop 9 Jember

    Liputan6.com, Banyuwangi – Sejak awal November 2024, hujan sudah mulai turun hampir setiap hari di beberapa wilayah Daop 9 Jember. Bahkan di sebagian wilayah, curah hujan yang turun sudah cukup tinggi. Guna mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan lainnya, PT Kereta Api Indonesia  Daerah Operasi 9 Jember melakukan sejumlah upaya guna menjaga keselamatan perjalanan kereta api.

    Manager Hukum dan Humasda KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan cuaca Bulan November 2024 yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian wilayah Daop 9 Jember mengalami curah hujan cukup tinggi.

    “Dari data prakiraan cuaca yang dibagikan oleh BMKG melalui situs bmkg.go.id, sejumlah daerah di Daop 9 seperti Kalibaru dan Glenmore di Banyuwangi, Tanggul hingga Kalisat di Jember, Klakah di Lumajang dan sebagian Leces di Probolinggo, pada beberapa hari di bulan November mengalami curah hujan yang tinggi hingga mencapai 400 mm per hari,” kata Cahyo, Senin (18/11/2024).

    Mengantisipasi terjadinya gangguan operasional kereta api yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan, KAI Daop 9 Jember melakukan sejumlah upaya, diantaranya melakukan normalisasi sungai serta drainase di sekitar jalur KA dengan pembersihan sampah dan tanah sendimentasi. Dilakukan juga penguatan fondasi jalur kereta api, pembuatan talut penahan konstruksi jalur KA, penebangan pohon yang rawan tumbang, hingga mengintensifkan pemeriksaan dan penempatan petugas pada daerah pantauan khusus.

    “Pengecekkan rutin dilakukan dengan Kendaraan Pemeriksa Jalur (KPJ), termasuk menempatkan petugas yang turut jalan di kabin masinis untuk dapat memantau kondisi jalur secara aktual,” imbuhnya.

  • Lansia Pensiunan TNI Tewas Terlindas Truk di Medan Satria Bekasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 November 2024

    Lansia Pensiunan TNI Tewas Terlindas Truk di Medan Satria Bekasi Megapolitan 18 November 2024

    Lansia Pensiunan TNI Tewas Terlindas Truk di Medan Satria Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – SM (72), seorang purnawirawan TNI tewas tertabrak truk wing box saat melintas di Jalan Raya Sultan Agung, Kelurahan Kalibaru, Medan Satria, Kota Bekasi, Senin (18/11/2024) pukul 13.00 WIB.
    “Pengendara sepeda motor atas nama SM mengalami luka dan meninggal dunia di lokasi kejadian,” ujar Kanit Laka Lantas Polres Metro Bekasi Kota Iptu Suwandi dalam keterangannya.
    Kecelakaan ini bermula ketika korban yang membawa sepeda motor jenis Honda Vario datang dari arah Harapan Indah menuju Kranji, Bekasi Barat.
    Setibanya di Jalan Sultan Agung, sepeda motor yang dibawa korban mengalami benturan dengan roda belakang truk wing box yang dikemudikan AK (34).
    “Terjadi benturan dengan bagian roda kiri belakang kendaraan truk wing box B 9674 SEU yang dikemudikan AK,” ucap Suwandi.
    Benturan tersebut membuat korban terjatuh. Setelah itu, kepala korban mengalami luka berat usai terlindas truk wing box tersebut.
    Akibat kejadian ini, korban tewas di tempat.
    “Akibat yang timbulkan pengendara sepedamotor Honda bagian kepalanya terlindas oleh roda ban belakang kiri dan mengalami luka dan meninggal dunia di lokasi kejadian,” ungkap dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jumlah Saksi Kasus Pembunuhan Siswi MI di Kalibaru Banyuwangi Bertambah, Kini Jadi 17 Orang

    Jumlah Saksi Kasus Pembunuhan Siswi MI di Kalibaru Banyuwangi Bertambah, Kini Jadi 17 Orang

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Jumlah saksi yang diperiksa dalam kasus dugaan pembunuhan dan kekerasan seksual terhadap bocah 7 tahun di Kabupaten Banyuwangi terus bertambah.

    Terakhir, polisi telah memeriksa 17 orang saksi.

    Jumlah tersebut bertambah dibanding beberapa hari lalu. Sebelumnya, jumlah saksi yang diperiksa sebanyak 10 orang.

    Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra menjelaskan, 17 orang saksi itu terdiri dari keluarga korban, pengajar di tempat sekolah korban, warga sekitar dan beberapa ahli.

    Ahli yang dimaksud salah satunya psikolog forensik dan terapi.

    “Psikolog forensik untuk menggali sesuatu yang perlu digali secara psikologis,” kata Rama, Senin (18/11/2024).

    Selain itu, polisi juga berkoordinasi dengan laboratorium fotensik (labfor) pemeriksaan barang bukti yang dikirimkan Polresta Banyuwangi.

    Termasuk juga terkait otopsi yang telah dilakukan oleh dokter forensik.

    “Saat ini masih proses singkronisasi,” katanya.

    Nantinya, hasil yang keluar dari laboratorium forensik akan dipadukan dengan keterangan para saksi.

    “Saat ini tim masih bekerja. Kami mohon doanya semoga pelaku bisa segera terungkap,” lanjutnya.

    Diberitakan, seorang bocah di Banyuwangi berusia 7 tahun diduga menjadi korban kekerasan seksual dan Penganiayaan hingga merenggang nyawa.

    Korban adalah DCN, warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Korban merupakan siswi kelas I madrasah ibtidaiyah.

    Korban diduga mengalami kekerasan seksual dan kekerasan fisik dari tanda-tanda saat ia ditemukan.

    Kejadian tersebut terungkap saat orang tua korban curiga korban tak kunjung pulang setelah lewat jam usai sekolah, Rabu (13/11/2024).

    Di jam tersebut, korban biasanya telah sampai di rumah. Namun saat itu, korban tak kunjung tiba.

    Kecurigaan itu membawa orang tua korban menghubungi guru sekolah. Guru sekolah pun menjawab bahwa korban telah meninggalkan sekolah sejak jam sekolah berakhir. Jawaban itu membuat orang tua dan guru merasa curiga.

    Setelah itu, orang tua dan guru mencari keberadaan korban bersama-sama.

    Pencarian itu membuahkan hasil. Korban ditemukan tergeletak dwngan posisi terlentang di tempat yang tak jauh dari rumah korban. Jarak penemuan korban sekitar 200 meter dari rumahnya.

    Lokasinya berada di area sekitar kebun. Jalan korban pulang memang tergolong sepi sebab merupakan area kebun.

    Dugaan kekerasan seksual dan fisik dialami korban sebab kondisinya memprihatinkan saat ditemukan. Celana dalamnya tsrpelorot dan kepalanya berdarah.

  • Nenek Bocah SD yang Diperkosa dan Dibunuh di Banyuwangi Minta Pelaku Ditangkap dan Dihukum Mati

    Nenek Bocah SD yang Diperkosa dan Dibunuh di Banyuwangi Minta Pelaku Ditangkap dan Dihukum Mati

    Liputan6.com, Banyuwangi Sujiati (55), nenek dari bocah cilik korban pembunuhan dan pemerkosaan di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, yang terjadi pada Rabu (13/11/2024) silam, menuntut pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

    Sujiati tak habis pikir mengapa cucunya sampai diperkosa dan dibunuh oleh pelaku. Ia ingin pelaku yang masih buron dihukum maksimal.

    “Salah apa coba cucu saya kok sampai harus dibunuh. Gak terima saya, nyawa harus diganti nyawa,” kata Sujiati Senin (18/11/2024)

    Sambil terus menahan air mata yang tak henti, Sujiati mengaku rindu dengan cucu perempuan yang selalu tersenyum riang padanya itu.

    “Setelah dikabari dia enggak ada, hancur hati saya. Biadab itu pelaku. Salah apa coba cucu saya. Dia itu polos enggak tahu apa-apa. Biadab memang,” ucap dia.

    Anting dan kalung korban hilang ketika jenazah ditemukan. Ia tidak terima mengapa pelaku yang sudah mengambil perhiasan korban, masih tetap membunuhnya.

    “Itu kalau mau ambil diambil (anting-anting dan kalung) saja gak usah pakai harus hilangi nyawa cucu saya. Kenapa gitu? Apa coba salah cucu saya,” kata dia.

    Sujiati kini hanya bisa melihat foto-foto korban yang ada di dinding rumah atau di ponsel anggota keluarga. Sedangkan orang tua korban DN dan SA masih shock dan belum bisa diajak berkomunikasi.

    Sebelumnya, korban dibunuh dan diperkosa saat pulang sekolah. Ia ditemukan di sebuah kebun kosong yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.

    Polisi masih memburu pelaku dengan olah TKP, mengamankan barang bukti, memeriksa 10 saksi, hingga menerjunkan anjing pelacak.

     

  • Kapolresta Banyuwangi soal Pembunuhan Siswi MI: Kami Tidak akan Berhenti sampai Pelaku Tertangkap

    Kapolresta Banyuwangi soal Pembunuhan Siswi MI: Kami Tidak akan Berhenti sampai Pelaku Tertangkap

    Liputan6.com, Banyuwangi Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, memberikan pernyataan tegas terkait upaya pengungkapan kasus dugaan rudapaksa dan pembunuhan siswi MI, CNA (7) di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru.

    Menurutnya, Polresta Banyuwangi telah mengerahkan seluruh sumber daya, termasuk unit Polisi Satwa dengan anjing pelacak, untuk segera menemukan pelaku dan mengungkap fakta di balik tragedi ini.

    “Kami fokus penuh pada penyelidikan kasus ini. Tim kami sedang bekerja intensif di lapangan, termasuk menerjunkan anjing pelacak untuk melacak jejak yang mungkin ditinggalkan pelaku,” ujar Kombes Pol Rama Minggu (17/11/2024)

    Beliau juga menegaskan komitmen Polresta Banyuwangi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, khususnya dalam kasus yang melibatkan anak sebagai korban.

    “Kami tidak akan berhenti sampai pelaku kejahatan ini tertangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum,” tambahnya.

    Kapolresta meminta masyarakat Banyuwangi untuk tetap tenang dan mendukung kinerja aparat kepolisian. “Kami mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui informasi sekecil apa pun terkait kejadian ini untuk segera melapor. Dukungan masyarakat sangat penting dalam membantu kami menyelesaikan kasus ini,” tegasnya.

    Pihak kepolisian berjanji akan menyampaikan perkembangan penyelidikan secara transparan kepada publik. Kasus ini menjadi perhatian serius karena tidak hanya mencederai keamanan wilayah, tetapi juga melukai rasa kemanusiaan.

     

    Menanam Pohon, Menjaga Napas Bumi

  • Menteri PPPA Kutuk Keras Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi MI di Banyuwangi

    Menteri PPPA Kutuk Keras Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi MI di Banyuwangi

    Jakarta

    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengutuk keras kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Arifah memastikan pihaknya akan mengawal proses hukum terkait kejadian tersebut.

    Arifah dalam kunjungannya ke kediaman keluarga korban menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut. Kemen PPPA berkomitmen untuk mendampingi keluarga korban dan memastikan keadilan ditegakkan demi perlindungan anak.

    “Kami mengutuk keras kekerasan yang diduga menimpa DCN. Kasus ini mencerminkan pentingnya penguatan perlindungan anak, terutama di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat,” ujar Arifah dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

    Kemen PPPA bekerja sama dengan UPTD PPA Jawa Timur dan P2TP2A Kabupaten Banyuwangi untuk memastikan keluarga mendapatkan pendampingan asal, terkhusus saat proses autopsi jenazah. Kemen PPPA juga berkoordinasi terkait penyelesaian kasus ini kepada aparat penegak hukum.

    “Kami meminta pihak kepolisian untuk segera mengungkap kebenaran atas peristiwa ini dan memastikan keadilan bagi korban serta keluarganya,” ujarnya.

    Kemen PPPA mengingatkan perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama. Dia mengimbau masyarakat melaporkan jika menemukan tindakan serupa kepada lembaga yang berwenang.

    Sebelumnya, penyelidikan kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswi Madrasah Ibtidaiyah di Banyuwangi terus berlanjut. Polisi menemukan tanda-tanda yang mengarah kepada kekerasan seksual.

    Meski hasil autopsi belum keluar, dari hasil pemeriksaan awal Kapolresta Banyuwangi Kombes Rama Samtama Putra memastikan ada bukti kekerasan yang juga mengarah pada tanda-tanda kekerasan seksual.

    Korban ditemukan dengan kondisi mengenaskan oleh kepala sekolah dan keluarganya di sebuah kebun kosong. Saat dalam perjalanan menuju klinik terdekat, nyawa korban tak dapat diselamatkan.

    Korban diduga dibunuh dan diperkosa, hal tersebut dikuatkan dengan temuan tanda kekerasan yang juga mengarah pada kekerasan seksual di tubuh korban.

    (ial/idn)

  • Tangis Histeris Ibu, Ini Permintaan Khusus Ayah Siswi MI Korban Pembunuhan di Banyuwangi

    Tangis Histeris Ibu, Ini Permintaan Khusus Ayah Siswi MI Korban Pembunuhan di Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi – Doni Nurchusaeri, ayah CAN 7 tahun, bocah korban pembunuhan disertai dugaan pemerkosaan di Banyuwangi minta dipertemukan dengan pelaku apabila nantinya telah terungkap. 

    Hal tersebut disampaikan Doni saat menerima Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi dan Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra di rumah duka 

    “Apabila pelaku sudah ketemu, saya minta ketemu dengan pelaku. Saya ingin bertanya kenapa berbuat sadis seperti itu,” kata Doni sambil terus terisak, Sabtu (16/11/2024).

    Selain itu, ia juga meminta pihak kepolisian untuk menurunkan satuan K9 atau anjing pelacak untuk mendeteksi siapa pelaku yang telah menghabisi nyawa putrinya dengan keji. 

    Doni juga berharap dukungan dari semua pihak untuk mempercepat proses penemuan pelaku serta pendampingan hukum atas kasus yang menimpa keluarganya.

    Sedangkan, ibu korban masih histeris dan belum bisa ditemui serta diajak berkomunikasi karena masih shock.

    Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi tak kuasa menahan tangisnya saat mengunjungi rumah CNA di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi  

    CNA adalah bocah berusia 7 tahun yang menjadi korban pembunuhan diduga disertai pemerkosaan saat perjalanan pulang sekolah pada Rabu, (13/11/2024).

     

    Ratusan Orang Dieksekusi di Kuburan Massal PKI Tanah Kafir Cilacap