kab/kota: Kalibaru

  • ‘Uhuk-uhuk’ Arsin Kades Kohod Ngaku Lagi Sakit, Tenggak Obat Batuk Saat Konpers

    ‘Uhuk-uhuk’ Arsin Kades Kohod Ngaku Lagi Sakit, Tenggak Obat Batuk Saat Konpers

    GELORA.CO – Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip akhirnya muncul dihadapan publik pada Jumat, 14 Februari 2025.

    Dia mengaku sedang sakit dan meminum obat batuk di sela konferensi pers.

    Dia terlihat ketika konferensi pers di halaman rumahnya, Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    Saat sebelum konferensi pers dimulai, Arsin bin Asip menghampiri awak media untuk bersalaman. Dia pun memperkenalkan diri dengan suara yang terdengar serak.

    Usai bersalaman, Arsin tak banyak bicara, dia hanya basa basi dan ‘say hallo’ kepada awak media. Kemudian dia langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya yang sempat disebut “Jaro” itu.

    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara ‘uhuk-uhuk’ itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.

    Saat konferensi pers berlangsung, mulanya awak media bertanya soal ‘apakah Kepala Desa Kohod (Arsin) merasa dikambinghitamkan dari kasus pagar laut’. Dari situlah, detik-detik batuk Arsin sudah tidak karuan.

    Dia beberapa kali mengambil botol air putih yang berada di hadapannya, lalu diminum.

    Mungkin karena air putih itu tidak mempan untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya, Arsin pun meminta obat kepada kuasa hukumnya Rendy Kurniawan.

    Kemudian usai kuasa hukumnya memberikan obat, Arsin langsung meminum obat batuk ditengah jalannya konfrensi pers. Tanpa sendok takaran, obat itu langsung ditenggak begitu saja.

    Hal tersebut juga membuat dirinya enggan menjawab pertanyaan dari awak media. Dan dijelaskan oleh kuasa hukumnya, Yunihar.

    Terpisah, Kuasa hukum Arsin, Yunihar mengatakan bahwa kondisi Kades Kohod saat ini sedang kurang sehat sehingga beberapa kali Arsin terlihat batuk.

    “Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti,” kata Yunihar, Jumat.

    Usai konferensi pers, awak media pun mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengatakan bahwa dirinya benar sedang tidak enak badan (kurang sehat).

    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.

    Bahkan, kata Arsin, bobot badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram. Hal tersebut bukan karena adanya kasus yang tengah hangat saat ini, melainkan karena kelelahan.

    “Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelasnya.

    Selain itu, Asrin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Hanya sakit demam dan batuk yang biasa di alami.

    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.

    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya, Yunihar dan Rendy Kurniawan.

  • Badan Saya Turun 10 Kg!

    Badan Saya Turun 10 Kg!

    GELORA.CO – Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Asip akhirnya muncul dihadapan publik pada Jumat, 14 Februari 2025.

    Dia terlihat ketika konferensi pers di halaman rumahnya, Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    Berdasarkan pengamatan Disway.id di lokasi, sosok Arsin bin Asip muncul di hadapan awak media mengenakan baju koko putih lengan pendek, sarung hitam dengan motif batik, peci hitam dan jam tangan mengkilau berwarna emas.

    Postur tubuhnya pun tampak lusuh seperti terlihat orang yang sedang banyak pikiran. Berbeda ketika terakhir menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    Saat sebelum konferensi pers dimulai, Arsin bin Asip menghampiri awak media untuk bersalaman. Dia pun memperkenalkan diri dengan suara yang terdengar serak.

    Usai bersalaman, Arsin tak banyak bicara. Dia hanya basa basi dan ‘say hallo’ kepada awak media. Kemudian dia langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya yang sempat disebut “Jaro” itu.

    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara batuk itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.

    Dia juga terlihat minum selama konferensi untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya itu. Bahkan, Arsin terlihat menenggak obat batuk ketika konferensi pers sedang berlangsung.

    Hal tersebut juga membuat dirinya enggan menjawab pertanyaan dari awak media.

    Kuasa hukum Arsin, Yunihar mengatakan bahwa kondisi Kades Kohod saat ini sedang kurang sehat sehingga beberapa kali Arsin terlihat batuk.

    “Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti,” kata Yunihar, Jumat.

    Usai konferensi pers, awak media pun mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengatakan bahwa dirinya benar sedang tidak enak badan (kurang sehat).

    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.

    Bahkan, kata Arsin, bobot badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram. Hal tersebut bukan karena adanya kasus yang tengah hangat saat ini, melainkan karena kelelahan.

    “Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelasnya.

    Selain itu, Asrin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Hanya sakit demam dan batuk yang biasa di alami.

    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.

    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya, Yunihar dan Rendi Kurniawan.

    Sedangkan, Arsin bin Asip tak terlihat batang hidunynya usai berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Nusron Wahid.

    Mereka berdebat soal Sertifikat Hak Guna Bangunan (SGHM) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Perdebatan itu memanas ketika Menteri Nusron dan Kades Kohod, Arsin meninjau langsung area lahan yang bersertifikat di Laut Alar Jiban, Desa Kohod, Kab. Tangerang.

    Arsin mengatakan, sebelum diterbitkan SHGB, mulanya lahan tersebut bekas empang dan terdapat beberapa tambak yang kemudian terimbas abrasi.

    Namun, Menteri Nusron menegaskan bahwa area atau lahan yang sudah tidak ada fisiknya merupakan tanah musnah.

    “Kalau masuk kategori tanah musnah otomatis, hak apapun di situ hilang. Hak milik juga hilang, hak guna bangunan juga hilang,” tegasnya.

    “Kenapa? barangnya udah nggak ada, gimana ada haknya. Kecuali kalau ada barangnya. Ini nggak ada barangnya,” sambung Nusron.

    Arsin tetap ngotot, dia menyebut, lahan itu memang bekas empang dan tambak yang seiring berjalannya waktu terkena abrasi.

    “Tadi saya sama Pak Lurah berdebat. ‘Ini dulu abrasi Pak. Ini dulu empang’. Ya udahlah. Kita kan kalau debat tempatnya kan nggak di laut. Debatnya nanti di media saja,” kata Nusron.

    Meski begitu, Nusron mengaku tetap membatalkan SHGB itu. Lantaran saat ini, fisik tanahnya telah hilang. Sehingga kata Nusron, jika tanah sudah tidak bisa dilihat fisiknya maka dikategorikan sebagai tanah musnah.

    “Mau Pak Lurah bilang empang. Nah yang jelas secara faktual material, tadi kita lihat sama-sama fisiknya udah nggak ada tanahnya,” kata Nusron kepada awak media, Jumat.

    “Karena udah nggak ada tanahnya, saya nggak mau debat soal masalah garis pantai apa nggak mau itu dulu. Itu toh kalau dulunya empang, kalau yang di sono tadi, karena udah nggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah,” sambungnya.

    Nusron menambahkan, pada peninjauan kali ini pihaknya juga turut membatalkan 50 bidang tanah yang memiliki sertifikat HGB dan SHM, di area tersebut.

    “Satu satu, dicek satu-satu. Karena pengaturannya begitu. Ini aku belum tahu ada berapa itu yang jelas Hari ini ada lah. Kalau sekitar 50-an ada kali,” tukasnya.

  • Kades Kohod Minum Obat Batuk Saat Ditanya soal Pagar Laut Tangerang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Februari 2025

    Kades Kohod Minum Obat Batuk Saat Ditanya soal Pagar Laut Tangerang Megapolitan 14 Februari 2025

    Kades Kohod Minum Obat Batuk Saat Ditanya soal Pagar Laut Tangerang
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip meneguk obat batuk saat konferensi pers di halaman rumahnya, Jalan Kalibaru, Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025).
    Dia terlihat meminum obat yang dikemas dalam sebuah botol plastik setelah sempat batuk-batuk saat konferensi pers berjalan.
    Berdasarkan pengamatan 
    Kompas.com
    di lokasi, Arsin tampak meminum obat itu setelah ditanya oleh media perihal dirinya yang diduga menjadi kambing hitam dari
    kasus pagar laut Tangerang
    .
    “Mungkin terkahir ke pak Kepala Desa, apakah anda secara pribadi menjadi di kambing hitamkan dalam skandal kasus pagar laut ini? Berkenan kalau bisa berbicara pak Kepala Desa,” ujar salah satu media saat sesi tanya jawab.
    Kemudian, Arsin menolak dan meminta kuasa hukumnya untuk menjawab pertanyaan itu.
    “Dia saja,” kata Arsin sambil mengambil botol mineral berukuran 330 ml, kemudian menunjuk kuasa hukumnya, Yunihar.
    Lalu, Yunihar pun tertawa ketika Arsin meminta dirinya menjawab pertanyaan media.
    Selama kuasa hukumnya menjawab pertanyaan media, Arsin langsung meneguk air mineral itu, kemudian meminta kuasa hukum lainnya, yakni Rendy Kurniawan, untuk mengambil obat dari tas milik Rendy.
    Rendy lalu mengambil dan membuka tutup obat batuk itu sekaligus memberikannya kepada Arsin tanpa menggunakan sendok.
    Setelah menerima obat sirup itu, Arsin langsung meminumnya, lalu memberikannya kembali kepada Rendy.
    Kemudian, Arsin langsung mengelap mulutnya dengan tisu.
    Adapun sosok Arsin muncul pertama kali dihadapan publik usai mencuatnya kasus
    pagar laut di Tangerang
    .
    Perawakannya juga tampak lusuh dari yang terakhir kali terlihat saat menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
    Saat Kompas.com menghampiri dan bersalaman dengannya untuk memperkenalkan diri, suaranya pun terdengar serak.
    “Siang Pak Arsin, saya dari Kompas.com,” ujar tim Kompas.com saat berjabatan tangan dengan
    Kades Kohod
    .
    “Iya halo mbak, duduk dulu mba,” jawab Arsin.
    Tak banyak bicara, Arsin langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya.
    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara batuk itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.
    Usai konferensi pers, Kompas.com mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengakui sedang tidak enak badan.
    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.
    Bahkan, beerat badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram.
    “Ada sampai 10 kiloan, tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelas dia.
    Selain itu, dia mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Arsin hanya sakit demam dan batuk biasa.
    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.
    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya.
    Adapun Arsin terakhir kali muncul dihadapan publik pada Jumat (24/1/2025), tepatnya saat Nusron datang untuk melihat langsung lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Ketika itu, dia muncul dengan lima pengawalnya tanpa memberikan pernyataan apapun.
    Nusron juga mengatakan, sempat terjadi perdebatan dengan Arsin perihal lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Setelah itu,
    Kades Kohod Arsin
    sama sekali tidak muncul dihadapan publik untuk mengklarifikasi pemberitaan tentang dirinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Akhirnya Kades Kohod Bongkar 2 Sosok Ini Diduga Terlibat Pemalsuan Sertifikat Tanah Pagar Laut

    Akhirnya Kades Kohod Bongkar 2 Sosok Ini Diduga Terlibat Pemalsuan Sertifikat Tanah Pagar Laut

    TRIBUNJATENG.COM, TANGERANG – Terkuak dua sosok misterius berinisial SP dan C yang diduga terlibat pemalsuan sertifikat area pagar laut perairan Tangerang. 

    Kades Kohod, Arsin membantah keterlibatannya dalam mafia tanah.

    Justru, Arsin menempatkan dirinya sebagai korban.

    Kuasa hukum Kades Kohod, Yunihar, menyebut dua orang yang diduga jadi pelaku pemalsuan sertifikat area pagar laut perairan Tangerang. 

    “Ada pihak ketiga berinisial SP dan C,” ujar Yunihar dalam konferensi pers di kediaman Arsin, Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025). 

    Yunihar melanjutkan, pada pertengahan 2022 silam, SP dan C datang ke kantor Desa Kohod. 

    Keduanya menawarkan bantuan untuk mengurus peningkatan alas hak tanah berupa tanah garap milik sejumlah warga menjadi sertifikat. 

    “Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat dalam penerbitan SHM maupun SHGB. Klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi,” ujar dia.

    Pagar laut sepanjang 30,16 Kilometer yang belum diketahui pemiliknya membentang di 6 kecamatan perairan Kabupaten Tangerang, Banten. (net/KKP)

    Yunihar melanjutkan, kepala desa dan perangkat di bawahnya wajib membantu pengurusan tersebut.

    Arsin pun disebut melayani kedua orang itu seperti biasa.

    “Sekdes itu betul melayani. Kemudian dokumen-dokumen yang diserahkan itu, ada beberapa yang dimasukkan ke dalam nomor pembukuan surat. Tapi surat itu semua dibuat oleh pihak sana (SP dan C), dimasukkan di dalam permohonan surat. Setelah surat itu selesai, dikembalikan ke sana,” papar Yunihar.

    Saat ditanya apakah SP dan C ini mewakili perusahaan atau pegawai Kementerian ATR/BPN, Yunihar menampiknya.

    “Nanti teman-teman boleh korek ke Bareskrim ya. Tapi intinya mereka itu pihak ketiga, pihak yang menawarkan jasa, bukan atas nama PT, bukan juga atas nama kelembagaan desa,” lanjut dia. Atas dasar itu, Yunihar menganggap Arsin justru adalah korban dari mafia tanah yang bermain di Desa Kohod.

    “Faktanya klien kami sebagai Kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi dan terlalu percaya kepada pihak ketiga yang berinisial SP dan C,” ujar dia. 

    Diketahui, kasus dugaan pemalsuan sertifikat area pagar laut di perairan Tangerang sedang diselidiki Bareskrim Polri.

    Proses penyelidikan di kepolisian simultan dengan proses penyelidikan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    Polri mengungkapkan, kepala desa dan sekretaris desa Kohod telah mengakui sejumlah barang yang disita oleh penyidik benar digunakan untuk membuat surat izin palsu di lahan pagar laut Tangerang. 

    “Dan, ini sudah kita dapatkan dari keterangan kepala desa maupun sekdes yang juga mengakui bahwa alat-alat itulah yang digunakan (untuk membuat surat palsu),” ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, saat ditemui di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/2/2025). 

    Barang-barang yang disita oleh penyidik setelah menggeledah Kantor Kelurahan Kohod dan rumah Kepala Desa Kohod, Arsin, pada Senin (10/2/2025) malam, antara lain, 1 buah printer, 1 unit layar monitor, dan keyboard, serta stempel sekretariat Desa Kohod.

    “Kemudian, peralatan-peralatan lainnya yang kita duga sebagai alat yang digunakan untuk memalsukan girik dan surat-surat lainnya,” ujar Djuhandhani. (*)

     

  • Kades Kohod Sebut Sosok SP dan C Pelaku Pemalsuan Sertifikat Area Pagar Laut
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Februari 2025

    Kades Kohod Sebut Sosok SP dan C Pelaku Pemalsuan Sertifikat Area Pagar Laut Megapolitan 14 Februari 2025

    Kades Kohod Sebut Sosok SP dan C Pelaku Pemalsuan Sertifikat Area Pagar Laut
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kuasa hukum
    Kades Kohod
    , Yunihar, menyebut dua orang yang diduga jadi pelaku pemalsuan sertifikat area pagar laut perairan Tangerang.
    “Ada pihak ketiga berinisial SP dan C,” ujar Yunihar dalam konferensi pers di kediaman Arsin, Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025).
    Yunihar melanjutkan, pada pertengahan 2022 silan, SP dan C datang ke kantor Desa Kohod.
    Keduanya menawarkan bantuan untuk mengurus peningkatan alas hak tanah berupa tanah garap milik sejumlah warga menjadi sertifikat.
    “Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat dalam penerbitan SHM maupun SHGB. Klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi,” ujar dia.
    Yunihar melanjutkan, kepala desa dan perangkat di bawahnya wajib membantu pengurusan tersebut. Arsin pun disebut melayani kedua orang itu seperti biasa.
    “Sekdes itu betul melayani. Kemudian dokumen-dokumen yang diserahkan itu, ada beberapa yang dimasukkan ke dalam nomor pembukuan surat. Tapi surat itu semua dibuat oleh pihak sana (SP dan C), dimasukkan di dalam permohonan surat. Setelah surat itu selesai, dikembalikan ke sana,” papar Yunihar.
    Saat ditanya apakah SP dan C ini mewakili perusahaan atau pegawai Kementerian ATR/BPN, Yunihar menampiknya.
    “Nanti teman-teman boleh korek ke Bareskrim ya. Tapi intinya mereka itu pihak ketiga, pihak yang menawarkan jasa, bukan atas nama PT, bukan juga atas nama kelembagaan desa,” lanjut dia.
    Atas dasar itu, Yunihar menganggap Arsin justru adalah korban dari mafia tanah yang bermain di Desa Kohod.
    “Faktanya klien kami sebagai Kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi dan terlalu percaya kepada pihak ketiga yang berinisial SP dan C,” ujar dia.
    Diketahui, kasus dugaan pemalsuan sertifikat area pagar laut di perairan Tangerang sedang diselidiki Bareskrim Polri. Proses penyelidikan di kepolisian simultan dengan proses penyelidikan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
    Polri mengungkapkan, kepala desa dan sekretaris desa Kohod telah mengakui sejumlah barang yang disita oleh penyidik benar digunakan untuk membuat surat izin palsu di lahan pagar laut Tangerang.
    “Dan, ini sudah kita dapatkan dari keterangan kepala desa maupun sekdes yang juga mengakui bahwa alat-alat itulah yang digunakan (untuk membuat surat palsu),” ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, saat ditemui di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/2/2025).
    Barang-barang yang disita oleh penyidik setelah menggeledah Kantor Kelurahan Kohod dan rumah Kepala Desa Kohod, Arsin, pada Senin (10/2/2025) malam, antara lain, 1 buah printer, 1 unit layar monitor, dan keyboard, serta stempel sekretariat Desa Kohod.
    “Kemudian, peralatan-peralatan lainnya yang kita duga sebagai alat yang digunakan untuk memalsukan girik dan surat-surat lainnya,” ujar Djuhandhani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Muncul ke Publik, Kades Kohod Mengaku Sedang Sakit
                        Megapolitan

    3 Muncul ke Publik, Kades Kohod Mengaku Sedang Sakit Megapolitan

    Muncul ke Publik, Kades Kohod Mengaku Sedang Sakit
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip muncul pertama kali dihadapan publik usai mencuatnya
    kasus pagar laut di Tangerang
    .
    Arsin muncul saat konferensi pers di halaman rumahnya yang berada di Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025).
    Pengamatan
    Kompas.com
    , Arsin muncul dengan mengenakan pakaian kemeja koko lengan pendek warna putih, sarung hitam dengan motif batik, dan peci hitam.
    Perawakannya juga tampak lusuh dari yang terakhir kali terlihat saat menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
    Saat
    Kompas.com
    menghampiri dan bersalaman dengannya untuk memperkenalkan diri, suaranya pun terdengar serak.
    “Siang Pak Arsin, saya dari Kompas.com,” ujar tim Kompas.com saat berjabatan tangan dengan
    Kades Kohod
    .
    “Iya halo mbak, duduk dulu mba,” jawab Arsin.
    Tak banyak bicara, Arsin langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya.
    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara batuk itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.
    Dia juga terlihat minum selama konferensi untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya. Karena sedang batuk, Arsin enggan untuk menjawab pertanyaan wartawan.
    Kuasa hukum Arsin, Yunihar mengatakan, kondisi Kades Kohod saat ini sedang kurang sehat, sehingga beberapa kali terlihat batuk.
    “Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti,” kata Yunihar.
    Usai konferensi pers,
    Kompas.com
    mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengakui sedang tidak enak badan.
    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.
    Bahkan, beerat badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram.
    “Ada sampai 10 kiloan, tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelas dia.
    Selain itu, dia mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Arsin hanya sakit demam dan batuk biasa.
    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.
    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya.
    Adapun Arsin terakhir kali muncul dihadapan publik pada Jumat (24/1/2025), tepatnya saat Nusron datang untuk melihat langsung lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Ketika itu, dia muncul dengan lima pengawalnya tanpa memberikan pernyataan apapun.
    Nusron juga mengatakan, sempat terjadi perdebatan dengan Arsin perihal lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Setelah itu,
    Kades Kohod Arsin
    sama sekali tidak muncul dihadapan publik untuk mengklarifikasi pemberitaan tentang dirinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polres Jakpus tingkatkan patroli untuk cegah aksi tawuran

    Polres Jakpus tingkatkan patroli untuk cegah aksi tawuran

    aksi tawuran yang terjadi juga dapat dicegah melalui peran dari para orang tua

    Jakarta (ANTARA) – Polres Jakarta Pusat meningkatkan patroli di lokasi-lokasi rawan untuk mencegah aksi tawuran dan memberikan rasa aman kepada warga.

    “Kami menerjunkan Tim Patroli Perintis Presisi Polrestro Jakpus bersama patroli Polsek setiap hari di tempat rawan tawuran dan jam rawan tawuran,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Condro di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, peningkatan patroli yang dilakukan di lokasi rawan merupakan upaya menjamin rasa aman bagi warga.

    Ia mengatakan bahwa aksi tawuran yang terjadi juga dapat dicegah melalui peran dari para orang tua.

    Untuk itu, Susatyo mengimbau kepada orang tua mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam aksi kriminal yang dapat merusak masa depan.

    “Para orang tua agar menyampaikan kepada anak-anaknya untuk tidak keluar malam hari, tidak melakukan tawuran, serta menjauhi narkoba dan minuman keras. Berikan kegiatan yang positif untuk masa depan putra-putrinya,” tegasnya.

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat menangkap tiga pelaku tawuran di Jalan Kalibaru Barat, Bungur, Kecamatan Senen, dan menyita enam bilah senjata tajam berjenis celurit.

    Ketiga pelaku tawuran yang diamankan berinisial MP (16) dan N (17) seorang pelajar, sementara AC (17) tidak memiliki pekerjaan.

    “Saat diamankan, petugas menemukan enam bilah senjata tajam jenis celurit yang diduga digunakan dalam tawuran,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi tangkap tiga pelaku tawuran di Jakarta Pusat

    Polisi tangkap tiga pelaku tawuran di Jakarta Pusat

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Pusat menangkap tiga pelaku tawuran di Jalan Kalibaru Barat, Bungur, Kecamatan Senen, dan menyita enam senjata tajam berjenis celurit.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Condro di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa ketiga pelaku tawuran yang diamankan berinisial MP (16) dan N (17) seorang pelajar, sementara AC (17) tidak memiliki pekerjaan.

    “Saat diamankan, petugas menemukan enam bilah senjata tajam jenis celurit yang diduga digunakan dalam tawuran,” katanya.

    Menurut dia, Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat berhasil mengamankan ketiga remaja yang terlibat tawuran itu pada Jumat pukul 04.30 WIB.

    Petugas juga menyita senjata tajam (sajam) jenis celurit dan tiga sepeda motor yang digunakan oleh para pelaku yang kini dijadikan barang bukti.

    Ia mengatakan bahwa saat Tim Patroli Perintis Presisi Ambon yang sedang melakukan patroli kewilayahan mendapati sekelompok remaja yang terlibat tawuran.

    Saat hendak diamankan, para pelaku mencoba membuang senjata tajam yang mereka bawa. “Namun, petugas berhasil mengamankan mereka beserta barang bukti,” katanya.

    Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, ketiga pelaku telah diserahkan ke piket Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat.

    Para pelaku dapat dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang mengatur kepemilikan senjata tajam dan senjata api oleh masyarakat sipil, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Iris Leher Gue kalau Arsin Ketangkap!

    Iris Leher Gue kalau Arsin Ketangkap!

    GELORA.CO – Sosok Arsin bin Asip masih menjadi sorotan karena tiba-tiba menghilang setelah kasus Pagar Laut memulai penyelidikan.

    Dugaan paling jelas yang menyeret Arsin adalah melakukan pemalsuan sertifikat lahan pagar laut di perairan Tangerang tersebut.

    Namun hingga kini Arsin belum juga menampakkan batang hidungnya.

    Sosok para pasukan pengaman desa (paspamdes) yang disebut warga menjaga rumah Arsin pun ikut jadi perbincangan.

    Pasalnya seorang Kepala Desa namun memiliki sosok ‘bodyguard’ adalah hal yang tak lazim.

    Penasihat hukum warga korban pagar laut, Henri Kusuma menerangkan betapa angkuhnya Arsin dan para pengikutnya.

    Arsin dan para anteknya nyatanya pernah menemui Henri dan bersuara tak akan ada yang bisa memenjarakan Kades Kohod tersebut.

    “Dia bilang sambil tangan sambil menepuk dada kiri, ‘Enggak ada yang bisa penjarain gue, sekalipun presiden.’ Itu yang dia katakan,” ujar Henri menirukan ucapan Arsin.

    Seruan keangkuhan ditirukan pengawal Arsin.

    Secara angkuh bodyguard Arsin menyebut rela diiris lehernya jika Kades Kohod tersebut ditangkap.

    “Bodyguard-nya bilang begitu juga, ‘Iris kuping gue kalau Arsin (bisa) ketangkap. Eh, jangan kuping deh, tapi leher aja, kalau kuping gue belum mati’. Itu kata paspamdesnya tuh,” kata Henri sembari menirukan ucapan anak buah Arsin.

    Sosok Arsin memang dikenal sangat arogan. Terlebih setelah menjabat sebagai Kepala Desa pada 2021 silam.

    Jika tidak diikuti, Arsin tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul.

    “Di mata warga Kohod, Arsin seperti monster. Apa pun yang dia bilang harus diikuti warga. Arogan,” terang Henri Kusuma.

    Henri menyebut Arsin bak memandang rendah warga Desa Kohod.

    “Ke anak-anak buahnya juga. Ini uang Rp200 ribu nih, diselipin di jempol kaki, terus disuruh ambil. Ada juga kalau dia ngelawak harus pada ketawa.”

    “Kalau ketawa dikasih uang, kalau enggak, ya enggak dapat uang. Itu banyak saksinya,” kata Henri Kusuma, kuasa hukum warga Desa Kohod.

    Senada dengan Henri, Ketua Kelompok Gerakan Tangkap Arsin (Getar), Aman Rizal juga menyebut Arsin adalah sosok yang arogan.

    Tak hanya arogan, Aman menyebut Arsin suka pamer.

    “Arsin setahu saya dia terkenal orang yang arogan. Arogan yang selalu pamer apabila dia memberi,” terang Aman Rizal kepada Tribunnews.com, di Desa Kohod, Tangerang, Banten, Rabu (12/2/2025).

    Secara eksklusif Tribunnews masih mencari keberadaan Arsin di Desa Kohod untuk melakukan konfirmasi keterangan Aman Rizal dan Henri.

    Namun, keberadaannya belum diketahui meski telah mendatangi Kantor Desa Kohod di Jalan Kohod Kalibaru Km 2 hingga rumah pribadinya yang berjarak sekitar 1 Kilometer dari kantor desa itu.

    Kuasa hukum Arsin, Yunihar, pun telah dihubungi dan dikirimkan pesan singkat.

    Namun, hingga berita ini ditayangkan, Yunihar tak kunjung memberikan respons.

    Sebelumnya Yunihar menyebut Arsin masih berada di Indonesia.

    Saat penggeledahan dilakukan, kata Yunihar, Arsin tidak ada di rumah karena sedang menghadiri agenda di luar kota.

    “Kemungkinan sih beliau sedang ada agenda di luar kota,” ujar Yunihar kepada wartawan di Kawasan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (11/2/2025).

    Sedangkan menurut  Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro, Arsin sudah melakukan pemeriksaan.

    “Sudah, sudah diperiksa sebagai saksi sesuai haknya kita akan tetap mengedepankan praduga tak bersalah, kita sudah memeriksa Kepala Desa,” kata Djuhandani,  Senin (10/2/2025).

    Selain Arsin, istri dan kerabatnya diketahui juga menjalani pemeriksaan.

    Dari pemeriksaan tersebut, Djuhandani mengatakan pihaknya mendapatkan informasi soal modus operasi Arsin dan kawan-kawannya dalam membuat dan menggunakan surat palsu untuk melakukan permohonan pengukuran dan permohonan pengajuan ke kantor pertanahan Kabupaten Tangerang.

    “Kemudian selanjutnya ada peran-peran yang membantu yang tentu saja dari peran-peran pembantu dan lain sebagainya, ini akan kita lengkapi alat buktinya lebih lanjut,” ucapnya.

    Setelah pemeriksaan Arsin itu, Djuhandani enggan menerka-nerka apakah hasilnya nanti akan menaikkan status sang kades sebagai tersangka atau tidak.

    Menurut Djuhandani, hal tersebut akan terjawab setelah Bareskrim selesai menggelar pemeriksaan dan melengkapi alat bukti yang cukup.

    Lalu, setelah pemeriksaan saksi dan pengumpulan bukti selesai, nantinya akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan tersangka kasus yang sudah naik ke penyidikan tersebut.

    “Selanjutnya nanti kalau alat bukti ataupun pemeriksaan-pemeriksaan sudah selesai kami akan segera menggelarkan, apakah ini patut ditingkatkan sebagai tersangka atau keterlibatan-keterlibatan lainnya untuk dikembangkan dalam proses penyidikan lebih lanjut,” kata dia. (*)

  • Tim Presisi Polres Jakarta Pusat Amankan Tiga Remaja Pelaku Tawuran Bawa Senjata Tajam – Halaman all

    Tim Presisi Polres Jakarta Pusat Amankan Tiga Remaja Pelaku Tawuran Bawa Senjata Tajam – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat mengamankan tiga remaja diduga terlibat dalam aksi tawuran di Jalan Kalibaru Barat, Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, pada Jumat (14/2/2025) dini hari.

    Ketiga remaja itu berinisial MP (16), AC (17), dan N (17).

    Petugas menemukan enam bilah senjata tajam jenis celurit yang akan digunakan dalam tawuran. 

    Tiga unit sepeda motor dan dua unit ponsel juga diamankan sebagai barang bukti.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condronmenuturkan bahwa pihaknya terus meningkatkan patroli di lokasi rawan tawuran untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

    “Kami menerjunkan Tim Patroli Perintis Presisi Polrestro Jakpus bersama patroli Polsek setiap hari di tempat rawan tawuran dan jam rawan tawuran, untuk memberikan rasa aman kepada warga,” ujar Kapolres, Jumat (14/2/2025).

    Kombes Susatyo mengimbau peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam aksi kriminal yang dapat merusak masa depan.

    “Para orang tua agar menyampaikan kepada anak-anaknya untuk tidak keluar malam hari, tidak melakukan tawuran, serta menjauhi narkoba dan minuman keras. Berikan kegiatan yang positif untuk masa depan putra-putrinya,” tuturnya.

    Berdasarkan laporan, Tim Patroli Perintis Presisi Ambon yang sedang melakukan patroli kewilayahan mendapati sekelompok remaja yang terlibat tawuran. 

    Saat hendak diamankan, para pelaku mencoba membuang senjata tajam yang mereka bawa. 

    Dengan kesigapan petugas berhasil mengamankan mereka beserta barang bukti.

    Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, ketiga pelaku telah diserahkan ke piket Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat. 

    Para pelaku dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, yang mengatur kepemilikan senjata tajam dan senjata api oleh masyarakat sipil, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    “Situasi di lokasi kejadian saat ini sudah kondusif,” imbuh Kapolres.

    Pihak kepolisian memastikan akan terus melakukan patroli intensif guna mencegah aksi tawuran yang meresahkan masyarakat.