kab/kota: Kalibaru

  • Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 September 2025

    Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank Megapolitan 8 September 2025

    Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara, Muhammad Andri, mengungkapkan, empat kelurahan di Jakarta Utara belum memiliki
    septic tank
    .
    “Kelurahan Penjaringan, Cilincing, Kalibaru, dan Marunda,” kata Andri saat diwawancarai di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Senin (8/9/2025).
    Menurut Andri, di empat kelurahan tersebut masih terdapat jamban terbuka yang digunakan warga.
    Kondisi ini terjadi karena keterbatasan lahan untuk membangun MCK umum maupun
    septic tank
    komunal.
    “Kendalanya memang lahan, karena lahan kan enggak banyak yang bisa dipakai buat umum,” jelas Andri.
    Selain itu, banyak rumah warga di kelurahan tersebut berukuran kecil sehingga sulit membangun
    septic

    tank
    mandiri.
    “Kemudian, kedua memang masyarakat yang rata-rata rumahnya kecil, jadi dibuat
    septic

    tank
    agak susah,” tutur Andri.
    Andri menargetkan empat kelurahan di Jakarta Utara tersebut sudah bebas dari jamban terbuka Pada akhir 2025.
    Ia juga mendorong pembangunan
    septic tank
    komunal dengan dukungan berbagai pihak.
    “Makanya solusinya kita bikin komunal jadi bisa bareng-bareng. Kedua, melibatkan CSR untuk bantu, soalnya banyak yang enggak mampu buat
    septic

    tank
    ,” ucap Andri.
    Diberitakan sebelumnya, sebagian besar rumah di Kampung Deret RT 13, RW O4, Cilincing, Jakarta Utara, belum memiliki septic tank.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, kawasan ini terbagi menjadi dua bagian, daratan dan pinggir laut.
    Untuk rumah yang benar-benar berada di daratan didominasi bangunan permanen. Sebab, pada tahun 2014, ratusan rumah semi permanen di wilayah ini mendapat bantuan dana pembangunan senilai Rp 54 juta dari Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
    “200 rumah yang sudah dibangun menjadi rumah deret,” ucap salah satu warga bernama Masudin (57) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Rabu (30/7/2025).
    Ratusan rumah yang mendapat bantuan dana dari Jokowi cenderung sudah memiliki
    septic

    tank
    sendiri.
    Tapi, rumah yang tidak mendapat program tersebut cenderung tidak memiliki
    septic

    tank
    pribadi. Terutama rumah-rumah yang berada di pinggir laut.
    Di area pinggir laut ini terdapat puluhan rumah semi permanen yang masih belum memiliki
    septic tank
    .
    “Iya, rata-rata rumah di daerah pesisir menggantung di atas laut. Rumah pinggir laut rata masih belum memiliki
    septic

    tank
    ,” kata warga lain bernama Patmo (48).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air Laut Naik, Rob Diprediksi Terjang Pesisir Utara Jakarta 1-4 September 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 September 2025

    Air Laut Naik, Rob Diprediksi Terjang Pesisir Utara Jakarta 1-4 September 2025 Megapolitan 1 September 2025

    Air Laut Naik, Rob Diprediksi Terjang Pesisir Utara Jakarta 1-4 September 2025
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga di kawasan pesisir utara Jakarta diminta waspada terhadap potensi banjir pesisir atau rob yang diperkirakan terjadi pada 1–4 September 2025.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyampaikan peringatan tersebut melalui akun resmi Instagram
    @bpbddkijakarta
    .
    Informasi ini merujuk pada laporan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok terkait fenomena pasang maksimum air laut.
    “Adanya fenomena pasang maksimum air laut berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” tulis BPBD Jakarta, dikutip Senin (1/9/2025).
    Sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, dan Ancol.
    Sementara itu, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok hingga Kepulauan Seribu juga termasuk dalam daerah rawan.
    Masyarakat diimbau melakukan langkah antisipasi terhadap potensi rob yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
    BPBD juga meminta warga aktif memantau informasi terkini mengenai kondisi gelombang air laut melalui laman
    bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.
    Apabila menghadapi situasi darurat yang membutuhkan bantuan, warga bisa segera menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Personel gabungan evakuasi kapal karam di perairan Pulau Kelor

    Personel gabungan evakuasi kapal karam di perairan Pulau Kelor

    Jakarta (ANTARA) –

    Personel gabungan mengevakuasi Kapal Motor (KM) Bintang Muara Sejati 20 yang karam di perairan Pulau Kelor, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan pada Senin pagi.

    “Kapal karam yang dinakhodai Amin Mubarok dengan lima Anak Buah Kapal (ABK) ini terjadi sekitar pukul 8.00 WIB,” kata Kepala Satuan Tugas Sektor VIII Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Muhamad Isro di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, kapal tersebut berangkat dari Pangkalan Pasir Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, pada pukul 05.00 WIB. Kapal itu mengangkut 66 buah Tetrapod atau ceker segitiga pemecah ombak menuju Pulau Kelor.

    Setelah berangkat dua jam lebih, sambung dia, awak kapal menyadari ada papan bagian belakang kapal yang bocor, kemudian air dipompa keluar kapal, namun upaya tersebut tidak berhasil.

    Sebelum kapal tenggelam, kata dia, nakhoda dan awak kapal sudah mencoba menyelamatkan diri dengan kapal kecil menuju Pulau Kelor.

    “Tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam peristiwa itu,” ujar Isro.

    Lebih lanjut, dia memaparkan proses evakuasi tersebut melibatkan 10 personel gabungan yang terdiri dari jajaran kelurahan, Sektor VIII Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Bintara Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), Polisi, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), serta Puskesmas Kelurahan Pulau Untung Jawa.

    Hingga berita ini diturunkan, kapal masih berada di tengah laut, menunggu muatan diturunkan, dan setelah itu petugas mengevakuasi kapal tersebut ke daratan.

    Sementara itu, Lurah Pulau Untung Jawa Sidartawan mengungkapkan seluruh awak kapal telah diperiksa kesehatannya oleh tenaga medis puskesmas.

    “Semua awak kapal selamat dan tadi saya mengecek langsung kondisi kapal, sudah tenggelam setengah,” terang Sidartawan.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Aktivitas Warga Terganggu Imbas Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Dicuri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Aktivitas Warga Terganggu Imbas Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Dicuri Megapolitan 25 Agustus 2025

    Aktivitas Warga Terganggu Imbas Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Dicuri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga mengaku aktivitas mereka jadi terganggu imbas
    paving

    block
    tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di RW 13, Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara, hilang dicuri.
    Pasalnya, selain untuk mencegah banjir rob,
    paving

    block
    tanggul NCICD di Kalibaru juga menjadi akses berlalu lalang warga yang berjalan kaki maupun naik sepeda motor.
    Namun, karena sebagian
    paving

    block
    hilang dicuri warga, ini membuat tiga titik jalan di lokasi itu menjadi berlubang.
    “Sangat mengganggu (aktivitas) karena lokasi tersebut juga sering digunakan warga untuk tempat bambu nelayan,” ucap salah satu warga bernama Rudi (bukan nama sebenarnya) (35) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Senin (25/8/2025).
    Rudi mengatakan, jalan yang berlubang ditambah banyaknya nelayan yang meletakkan bambu di lokasi tersebut membuat pengendara motor kesulitan melintas.
    Sementara itu, warga lain bernama Neneng (bukan nama sebenarnya) (29) juga merasa terganggu saat berlalu lalang di tanggul NCID imbas hilangnya
    paving

    block
    .
    “Sangat menganggu, meski yang bolong di pinggiran, tapi kan itu bolongannya gede, kalau semisalnya kita enggak lihat, kita bisa kejeblos ini,” ucap Neneng.
    Di sisi lain, Neneng menyayangkan area jalan yang
    paving block
    -nya hilang justru menjadi tempat pembuangan sampah.
    “Belum lagi, area
    paving

    block
    yang bolong ini justru jadi tempat pembuangan sampah. Kan jadi jelek ya, kotor,” ujar Neneng.
    Neneng menyebut,
    paving

    block
    di tanggul NCICD sudah hilang sejak tiga tahun lalu. Namun, awalnya ia mengira hilangnya
    paving

    block
    itu bukan karena dicuri warga.
    “Sering lewat sini, cuma saya enggak engeh kalau
    paving

    block
    yang bolong dicuri warga, saya kira memang rusak atau gimana gitu,” ucap Neneng.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Hilang, Diduga Dicuri Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Hilang, Diduga Dicuri Warga Megapolitan 25 Agustus 2025

    Paving Block Tanggul NCICD di Cilincing Hilang, Diduga Dicuri Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Paving block
    tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di RW 13, Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara, hilang diduga dicuri warga.
    “Banyak
    paving

    block
    yang hilang karena diambilin ama warga,” ucap salah satu warga bernama Rudi (bukan nama sebenarnya) (35) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Senin (25/8/2025).
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, tanggul NCICD di Kalibaru Timur dipasang
    paving block
    untuk mencegah banjir rob sekaligus menjadi akses berlalu lalang warga.
    Ada sekitar 500 meter tanggul yang sudah dipasang
    paving

    block
    secara rapi sehingga nyaman untuk dilintasi.
    Namun, setidaknya ada tiga titik jalan di tanggul tersebut yang
    paving block
    -nya hilang. Akibatnya, jalan di ketiga titik itu menjadi berlubang.
    Di dua titik, lebar lubang mencapai empat hingga lima meter, sedangkan di titik ketiga sekitar tiga meter. Mirisnya, lubang di titik ketiga kini menjadi tempat penimbunan sampah yang didominasi plastik bekas makanan dan minuman.
    Rudi mengaku bahwa hilangnya
    paving

    block
    cukup menganggu aktivitas warga.
    Sementara warga lain bernama Neneng (bukan nama sebenarnya) (29) mengaku baru menyadari bahwa
    paving

    block
    tersebut dicuri.
    “Sering lewat sini, cuma saya enggak engeh kalau
    paving

    block
    yang bolong dicuri warga, saya kira memang rusak atau gimana gitu,” ucap Neneng.
    Neneng juga menyebut
    paving

    block
    tersebut sudah banyak yang hilang sejak tiga tahun lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga diminta antisipasi banjir rob di pesisir utara Jakarta

    Warga diminta antisipasi banjir rob di pesisir utara Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) DKI Jakarta meminta warga untuk mengantisipasi terjadinya banjir akibat rob atau pasang besar yang menyebabkan luapan air laut di kawasan pesisir utara Jakarta, Selasa malam.

    “Banjir rob ini diperkirakan terjadi sejak 17 Agustus hingga 22 Agustus 2025,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, banjir rob ini terjadi karena adanya fenomena pasang maksimum air laut yang bersamaan dengan fase bulan baru.

    Hal ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di pesisir utara Jakarta.

    Menurut dia, puncak pasang maksimum ini akan berlangsung pukul 17.00 hingga pukul 22.00 WIB pada sejumlah titik di pesisir utara Jakarta mulai dari Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol.

    Kemudian Kamal, Marunda,Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok dan Kepulauan Seribu.

    Dirinya mencatat pada Selasa dini hari banjir rob merendam sejumlah wilayah di Jakarta Utara yakni Kelurahan Pluit dan Kelurahan Marunda.

    Ada tiga RT yang terendam banjir di Kelurahan Pluit dan satu RT di Kelurahan Marunda. Namun pada pukul 04.00 WIB genangan air sudah surut.

    Ia mengatakan genangan air dapat surut berkat kerja sama seluruh pihak yang memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir rob berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena akan terjadi pada bulan Agustus.

    “Adanya fenomena Fase Bulan Purnama pada tanggal 09 Agustus 2025 dan Perigee pada tanggal 14 Agustus 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” tulis BMKG dari akun Instagram @bmkgmaritim, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    BMKG menjelaskan banjir pesisir ini akan berdampak pada masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan maupun pesisir. Mulai dari aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas pemukiman pesisir dan aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Masyarakat diminta waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampang pasang maksimum air laut. Selain itu juga selalu memperhatikan informasi cuaca maritim terbaru yang dikeluarkan BMKG.

    – Pesisir Sumatra Utara

    Pesisir Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan (9-15 Agustus 2025)

    – Pesisir Kepulauan Riau

    Pesisir Batam, Pesisir Bintan (9-14 Agustus)
    Pesisir Karimun (7-12 Agustus 2025)
    Pesisir Dabo Singkep (7-11 Agustus 2025)
    Pesisir Tanjung Pinang (9-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Sumatra Barat

    Pesisir Kota Padang, Pesisir Kab. Padang Pariaman, Pesisir Kab. Pesisir Selatan, Pesisir Kep. Metawai (8-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Jambi

    Pesisir Timur Jambi (5-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Kep. Bangka Belitung

    Pesisir Kota Pangkalpinang, Pesisir Tanjungpandan (6-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Banten

    Pesisir Utara Tangerang (5-13 Agustus 2025)
    Selat Sunda Barat Pandeglang (5-13 Agustus 2025)
    Pesisir Selatan Pandeglang (10-12 Agustus 2025)
    Perairan Selatan Lebak (9-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jakarta

    Pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, Penjaringan (2-9 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Barat

    Pesisir Subang, Indramayu, Cirebon (2-6 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Tengah

    Pesisir Brebes (14-20 Agustus 2025)

    – Pesisir D.I. Yogyakarta

    Pesisir Kab.Kulon Progo, Kab. Bantul, dan Kab. Gunungkidul (10-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Timur

    Surabaya Pelabuhan (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Bali

    Pesisir Selatan Bali (9-16 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Barat

    Pesisir Lombok dan Bima (7-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Timur

    Pesisir Utara dan Selatan P.Flores. Pesisir P.Sumba, Pesisir P. Sabu-Raijua, Pesisir P.Timor-Rote (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Utara

    Perairan Tarakan (10-13 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Selatan

    Pesisir Kotabaru, Tanah Bumbu (8-14 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Barat (6-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Maluku

    Pesisir Kep. Kai, Pesisir Kep. Aru (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Kep.Tanimbar (11-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Papua Selatan

    Pesisir Merauke (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Selat Muli (9-17 Agustus 2025).

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BPBD DKI imbau warga pesisir waspadai rob hingga 9 Agustus 2025

    BPBD DKI imbau warga pesisir waspadai rob hingga 9 Agustus 2025

    Arsip foto – Pengendara motor melintasi genangan rob di Muara Angke, Jakarta, Rabu (25/6/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.

    BPBD DKI imbau warga pesisir waspadai rob hingga 9 Agustus 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 20:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga yang bermukim di wilayah pesisir Jakarta Utara mewaspadai banjir akibat air pasang atau rob pada 2 hingga 9 Agustus 2025.

    Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok tentang Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob), pasang air laut terjadi karena fenomena Fase Bulan Purnama.

    “Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” ujar Isnawa di Jakarta, Sabtu.

    Karena itu, Isnawa mengimbau warga wilayah pesisir utara Jakarta seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok dan Kepulauan Seribu untuk dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya rob.

    Isnawa mengatakan, masyarakat dapat memantau informasi terkini mengenai gelombang air laut pada laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

    “Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112,” kata Isnawa.

    Sumber : Antara

  • Waspadai rob di pesisir Jakarta Utara hingga 9 Agustus 2025

    Waspadai rob di pesisir Jakarta Utara hingga 9 Agustus 2025

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga yang bermukim di wilayah pesisir Jakarta Utara mewaspadai banjir akibat air pasang atau rob pada 2 hingga 9 Agustus 2025.

    Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok tentang Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob), pasang air laut terjadi karena fenomena Fase Bulan Purnama.

    “Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” ujar Isnawa di Jakarta, Sabtu.

    Karena itu, Isnawa mengimbau warga wilayah pesisir utara Jakarta seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok dan Kepulauan Seribu untuk dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya rob.

    Isnawa mengatakan, masyarakat dapat memantau informasi terkini mengenai gelombang air laut pada laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

    “Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112,” kata Isnawa.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tumbuhkan Cinta Lingkungan, Pertamina Ajak Siswa SD Tanam Mangrove

    Tumbuhkan Cinta Lingkungan, Pertamina Ajak Siswa SD Tanam Mangrove

    Jakarta

    Pertamina melalui Pertamina International Shipping melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ‘BerSEAnergi untuk Laut’ Marine BiodiverSEAty berupa penanaman dua puluh ribu pohon mangrove pada Minggu (27/7). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2025 dan Hari Mangrove Sedunia tanggal 26 Juli 2025.

    Berlokasi di Pantai Tanjung Pasir, Tangerang, kegiatan ini dihadiri Deputi Bidang Tata Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan BPLH Sigit Reliantoro, Direktur Utama Surya Tri Harto beserta jajaran Direksi dan Manajemen Pertamina International Shipping, Corporate Secretary Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita.

    Selain itu, dilaksanakan juga kegiatan Edukasi Blue Carbon, Aktivitas “Pohon Harapan”, Showcase UMKM Ekonomi Biru. Melibatkan anak-anak dari Sekolah Dasar Negeri Kalibaru 01 Pagi dan Sekolah Dasar Mutiara 02, relawan dari Perwira lingkungan Subholding Integrated Marine Logistic, Komunitas Electric Riding Club serta penggiat lingkungan Nadine Chandrawinata.

    Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Surya Tri Harto mengatakan, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus berusaha memberikan manfaat bagi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat dengan berkomitmen menjaga lingkungan, salah satunya dengan membangun ekosistem mangrove di wilayah pesisir Tangerang.

    “Pertamina International Shipping mengusung slogan Energizing The Ocean yang memastikan bahwa setiap kegiatan terkait pengangkutan energi di laut dapat membawa manfaat bagi lingkungan dengan tidak merusak ekosistem yang ada, salah satunya dengan penanaman dua puluh ribu pohon mangrove di wilayah ini,” ujar Surya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).

    Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang selalu bersama Pertamina untuk terus menjaga lingkungan sekitar dan mengapresiasi pelaksanaan program TJSL yang dilakukan oleh Pertamina International Shipping yang bersama masyarakat mewujudkan cita-cita membentuk alam yang lestari.

    “Yang menjadi dasar melakukan penanaman pohon mangrove adalah melestarikan lingkungan hidup. Mengingat lokasi-lokasi operasional Pertamina beririsan dengan wilayah pesisir. Untuk itu, Pertamina beserta seluruh anak perusahaannya bertekad akan mendukung kegiatan pelestarian lingkungan,” ucap Arya.

    “Kami berharap, target nasional bisa dicapai dengan kerja sama berbagai pihak termasuk Pertamina International Shipping. Program penanaman pohon mangrove, juga bermanfaat secara ekonomi sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat di wilayah pesisir,” ungkap Sigit.

    Selain menanam mangrove, banyak kegiatan seru lainnya yang dilakukan bersama, seperti Wishing Trees yaitu kegiatan menulis harapan tentang lingkungan bersama anak-anak untuk digantungkan di pohon mangrove yang ditanam, Edukasi Blue Carbon yaitu edukasi interaktif mengenai ekosistem blue carbon khususnya mangrove kepada anak-anak peserta acara dan Showcase Blue UMKM yaitu showcase produk Usaha Mikro dan Kecil (UMK) binaan Subholding Integrated Marine Logistic berupa olahan mangrove.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan Pertamina merupakan wujud nyata mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya di bidang aksi iklim dan ekosistem laut, yaitu poin nomor 13 – Penanganan Perubahan Iklim dan poin nomor 14 – Ekosistem Lautan.

    “Pertamina berkomitmen menjadi perusahaan berkelanjutan, tak hanya menjaga keberlanjutan bisnis namun juga memiliki dampak positif bagi keberlanjutan masyarakat dan lingkungan yang sehat,” tutupnya.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

    (akn/ega)