kab/kota: Kairo

  • Ekspor Nonmigas Indonesia ke Mesir pada 2024 Lampaui Target Pemerintah

    Ekspor Nonmigas Indonesia ke Mesir pada 2024 Lampaui Target Pemerintah

    Jakarta, Beritasatu.com – Kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir terus menunjukkan tren positif, meskipun kondisi regional sekitar Mesir masih bergejolak. Ekspor nonmigas Indonesia berhasil melampaui target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).

    Diketahui, target Kemendag, yakni sebesar 4,46% atau senilai US$ 1,37 miliar, sementara realisasinya mencapai 16,36%. Angka ini menjadi capaian tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

    Keberlanjutan surplus ekspor turut meningkatkan devisa negara dan membuka peluang bagi UMKM serta industri manufaktur untuk memperluas pasar di Mesir.

    Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf mengungkapkan, capaian tersebut dalam acara peluncuran promosi Trade Expo Indonesia 2025 yang digelar secara daring oleh Menteri Perdagangan pada Kamis (21/2025).

    Lebih lanjut, Lutfi menyampaikan, total perdagangan Indonesia-Mesir sepanjang 2024 telah mencapai US$ 1,73 miliar, mengalami kenaikan sebesar 14,61% dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar US$ 1,51 miliar.

    Ekspor Indonesia ke Mesir pada 2024 tercatat sebesar US$ 1,52 miliar, meningkat signifikan sebesar 16,36% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,31 miliar.

    Sementara itu, nilai impor Indonesia dari Mesir mencapai US$ 207 juta, tumbuh sebesar 3,8% dari tahun sebelumnya yang senilai US$ 201 juta.

    Dengan selisih ini, neraca perdagangan Indonesia pada 2024 kembali mencatat surplus signifikan sebesar USS 1,31 miliar, melanjutkan tren surplus yang telah berlangsung selama satu dekade.

    Sementara, Atase Perdagangan KBRI Kairo M Syahran Bhakti menjelaskan, surplus ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir pada 2024 didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor di tengah lonjakan harga berbagai komoditas unggulan.

    Ia juga menyatakan bahwa kendala keterbatasan stok dolar untuk pembayaran ke luar negeri yang sebelumnya dialami Mesir kini telah teratasi.

    “Pada 2024, tercatat 10 produk Indonesia yang mengalami peningkatan ekspor ke Mesir, di antaranya minyak sawit dan turunannya, biji kopi, kendaraan roda empat, produk kayu, produk besi, kelapa dan olahannya, benang tekstil, minyak nabati, produk elektronik, serta ban kendaraan,” ujar Syahran.

    Di sisi lain, Indonesia juga mengimpor 10 produk utama dari Mesir, yang sebagian besar berupa bahan baku dan penolong industri. Produk tersebut meliputi pupuk fosfat, kurma, kentang industri, jeruk citrus, minyak zaitun, biji koriander, anise, anggur, panel kayu, serta buku cetakan.

    Untuk memperluas akses pasar produk Indonesia di Mesir, Syahran menekankan pentingnya registrasi perusahaan ekspor melalui aplikasi online Cargox Mesir (www.cargox.io) dan menerapkan perlindungan perdagangan dengan menggunakan asuransi sebagai langkah mitigasi risiko terhadap kemungkinan gagal bayar atau gagal kirim.

    Menanggapi potensi investasi di Mesir, pejabat fungsi ekonomi KBRI Kairo Rifki Rustam Arsyad menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Mesir didukung oleh sektor swasta dan investasi, terutama di bidang jasa, pariwisata, manufaktur, dan industri.

    Mesir memiliki posisi geografis yang strategis sebagai penghubung antara Asia, Afrika, dan Eropa, menjadikannya mitra dagang nontradisional yang penting bagi Indonesia serta salah satu tujuan utama investasi di benua Afrika.

    Saat ini, investasi Indonesia di Mesir mencakup sektor komoditas, jasa, konstruksi, serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sebaliknya, investasi Mesir di Indonesia meliputi sektor perkebunan dan peternakan, industri kertas dan percetakan, serta perdagangan dan reparasi.

    KBRI Kairo terus berupaya membangun komunikasi dengan berbagai pihak guna memperkuat kerja sama investasi dan perdagangan antara kedua negara. Selain angka ekspor nonmigas, total realisasi investasi Mesir di Indonesia mencapai US$ 5,9 juta, tersebar dalam 323 proyek pada 2024.

  • Pertama dalam Satu Abad Terakhir, Makam Firaun Ditemukan di Mesir

    Pertama dalam Satu Abad Terakhir, Makam Firaun Ditemukan di Mesir

    Kairo

    Untuk kali pertama dalam satu abad terakhir, makam firaun telah ditemukan oleh sejumlah ahli Mesir kuno. Terakhir kalinya makam firaun ditemukan adalah pada 1922, ketika beberapa arkeolog asal Inggris mengungkap makam Tutankhamun.

    Makam firaun yang ditemukan baru-baru ini adalah makam Raja Thutmose II.

    Pusaranya terungkap melalui penelitian sekelompok ahli dari Inggris dan Mesir di Lembah Barat Nekropolis Theban dekat Kota Luxor. Awalnya, para peneliti mengira ruang pemakaman firaun tersebut berjarak lebih jauh 2 km, mendekati Lembah Para Raja.

    Makam Raja Thutmose II merupakan makam firaun terakhir yang belum ditemukan dari dinasti Kerajaan Mesir ke-18.

    Siapa Raja Thutmose II?

    Thutmose II adalah nenek moyang Tutankhamun, yang diperkirakan berkuasa sekitar tahun 1493 hingga 1479 Sebelum Masehi.

    Makam Tutankhamun ditemukan oleh sejumlah arkeolog Inggris pada tahun 1922.

    Thutmose II merupakan suami Ratu Hatshepsut, yang dianggap sebagai salah satu firaun terhebat di Mesir dan salah satu dari sedikit firaun perempuan yang memerintah Mesir.

    Mumi Raja Thutmose II dipajang di Museum Peradaban Mesir. Raja Thutmose II meninggal pada 1479 Sebelum Masehi (Alamy)

    Lokasi dan jalur masuk ke ruang makam Raja Thutmose II (New Kingdom Research Foundation)

    Dr Piers Litherland, selaku ketua penelitian lapangan dalam misi pencarian firaun, mengatakan penemuan itu memecahkan misteri mengenai lokasi makam raja-raja awal dinasti ke-18.

    Para peneliti menemukan sisa-sisa mumi Thutmose II dua abad lalu, tetapi lokasi asli makamnya tidak pernah ditemukan.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Bagaimana upaya penemuan makam firaun?

    Para peneliti berhasil melewati berbagai halangan untuk mencapai ruang makam firaun.

    Dr Piers Litherland mencatat bahwa makam itu terhalang oleh puing-puing yang terbawa banjir dan langit-langitnya runtuh.

    “Kami perlu waktu yang sangat lama untuk melewati semua itu,” jelasnya.

    “Hanya setelah merangkak melalui lorong sepanjang 10 m dengan celah kecil 40 cm di bagian atasnya, kami masuk ke ruang pemakaman.”

    Para peneliti menemukan makam Raja Thutmose II di area yang terkait dengan tempat persemayaman para perempuan anggota keluarga kerajaan. Mereka baru menyadari apa yang mereka temukan setelah melihat dekorasi khas firaun di ruang permakaman.

    Di sana mereka menyaksikan langit-langit biru dan hiasan adegan-adegan dari Amduat, sebuah teks keagamaan yang diperuntukkan bagi raja-raja. Itu adalah tanda penting bahwa mereka telah menemukan makam seorang raja, kata Dr Litherland.

    “Sebagian langit-langit masih utuh: langit-langit bercat biru dengan bintang-bintang kuning di atasnya. Langit-langit bercat biru dengan bintang-bintang kuning hanya ditemukan di makam raja,” kata Dr Piers Litherland.

    Penemuan makam firaun ini merupakan puncak dari kerja tim gabungan New Kingdom Research Foundation serta Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir (New Kingdom Research Foundation)

    Dr Litherland mengatakan “anak tangga besar dan koridor menurun yang sangat besar” di makam itu menunjukkan kemegahannya.

    Mereka kemudian membersihkan puing-puing dengan harapan menemukan sisa-sisa pemakaman yang hancur di bawahnya.

    Dengan menyaring berton-ton batu kapur di ruangan tersebut, mereka menemukan pecahan-pecahan guci pualam, yang memuat prasasti nama Thutmose II dan Hatshepsut.

    Pecahan-pecahan pualam ini “mungkin pecah saat makam tersebut dipindahkan,” kata Dr. Litherland.

    “Dan syukurlah ada satu atau dua benda yang pecah karena begitulah cara kami mengetahui siapa pemilik makam tersebut.”

    Artefak-artefak tersebut adalah barang pertama yang ditemukan terkait dengan proses pemakaman Thutmose II.

    Mereka kemudian menyimpulkan bahwa makam tersebut telah terendam banjir hanya beberapa tahun setelah pemakaman raja. Sebab, “makam tersebut dibangun di bawah air terjun. Adapun isi makam dipindahkan ke lokasi lain di zaman kuno.

    Tetapi “makam itu ternyata benar-benar kosong”, kata Dr Litherland. “Bukan karena dirampok tetapi karena sengaja dikosongkan.”

    Dr Litherland mengatakan timnya punya dugaan kasar tentang di mana makam kedua berada. Menurutnya, kemungkinan makam itu masih utuh beserta harta karunnya.

    Dia mengaku merasa terharu saat itu. “Perasaan saat memasuki tempat-tempat ini merupakan rasa takjub luar biasa. Ketika menemukan sesuatu yang tidak diduga, emosi saya benar-benar sangat bergejolak,” papar Litherland kepada BBC.

    “Saat saya keluar, istri saya sudah menunggu di luar dan satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah menangis,” tambahnya.

    Berapa banyak makam yang telah ditemukan?

    Penemuan makam firaun ini merupakan puncak dari kerja tim gabungan New Kingdom Research Foundation milik Dr. Litherland serta Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir selama lebih dari 12 tahun.

    Tim tersebut sebelumnya telah menggali 54 makam di bagian barat pegunungan Theban di Luxor, dan juga telah mengidentifikasi lebih dari 30 istri raja dan selir.

    “Ini adalah makam kerajaan pertama yang ditemukan sejak penemuan ruang makam Raja Tutankhamun pada 1922,” kata Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, Sherif Fathy.

    “Ini adalah momen luar biasa bagi ilmu Mesir Kuno dan pemahaman yang lebih luas tentang kisah manusia.”

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Donald Trump Tak Ingin Lagi Relokasi Warga Gaza? Mesir dan Yordania Percaya Telah Yakinkan Presiden AS

    Donald Trump Tak Ingin Lagi Relokasi Warga Gaza? Mesir dan Yordania Percaya Telah Yakinkan Presiden AS

    PIKIRAN RAKYAT – Mesir dan Yordania meyakini bahwa pihaknya telah berhasil mencegah Presiden AS Donald Trump mendukung pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza.

    Kedua negara itu menyebut bahwa AS telah mendukung rencana pascaperang Mesir untuk daerah kantong itu, diungkapkan seorang pejabat senior Mesir.

    “Ini akan menjadi rencana Mesir yang diadopsi dan didukung oleh orang-orang Arab. Itulah yang disetujui Trump,” kata pejabat itu.

    Pejabat Mesir yang berbicara secara anonim itu mengatakan kunjungan Raja Abdullah II dari Yordania ke Washington sangat penting untuk meyakinkan Trump agar membatalkan rencananya untuk mengosongkan Gaza dari warga Palestina. Kairo dan negara-negara Arab lainnya memandang hasil pertemuan Abdullah sebagai kemenangan.

    “Pertemuan tertutup itu sangat bagus,” kata pejabat Mesir tersebut.

    Tawaran Mesir dan Yordania

    Raja Abdullah tidak secara terbuka menentang Trump terkait usulannya untuk mengambil alih Jalur Gaza, tetapi pejabat Mesir itu mengatakan raja secara pribadi memperingatkan Trump bahwa rencananya akan memicu ekstremisme dan menyebabkan runtuhnya pemerintahan pro-AS di seluruh wilayah.

    “Trump tampak penuh perhatian dan simpatik, kata pejabat itu.

    Sedangkan Mesir mampu memanfaatkan momentum pertemuan Abdullah dan selanjutnya mendapatkan kepercayaan Trump untuk menjadi aktor utama di Gaza dengan berhasil bernegosiasi agar Hamas membebaskan enam tawanan hidup. Jumlah itu dua kali lipat dari jumlah yang diamanatkan oleh kesepakatan gencatan senjata.

    Hamas setuju untuk membebaskan tawanan sebagian karena Israel mengizinkan mesin berat masuk ke Gaza untuk memulai rekonstruksi, tambah pejabat itu.

    Selain itu, Israel mengizinkan rumah mobil masuk ke Gaza yang sebelumnya telah diblokirnya. Hamas mengatakan Israel melanggar gencatan senjata dengan menahan bantuan dan mengancam tidak akan membebaskan tawanan mana pun.

    Pejabat itu mengonfirmasi bahwa Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi akan melakukan perjalanan ke Riyadh, Arab Saudi, untuk membahas rencana Mesir untuk pemerintahan Gaza pascaperang. Seruan Trump agar AS mengambil alih Jalur Gaza yang terkepung dan secara paksa menggusur penduduk Palestina di sana memicu reaksi keras yang meluas di AS dan di seluruh dunia.

    Hal itu membuat kecewa mitra-mitra Arab AS, yang khawatir tentang reaksi keras rakyat Arab terhadap usulan tersebut dan meluasnya perang Israel di Gaza.

    Pembicaraan Gencatan Senjata Tahap II

    Para diplomat dan analis dibuat bertanya-tanya apakah Trump benar-benar menginginkan Jalur Gaza yang dilanda perang atau mengancam akan mengambil alih untuk mendapatkan konsesi dari negara-negara Arab. Menteri Luar Negeri Trump, Marco Rubio, menyatakan bahwa yang terakhir adalah ancaman dan negara-negara Arab harus mengajukan tawaran balasan.

    Dengan semakin populernya rencana Mesir, tampaknya Trump telah terpengaruh.

    Selama kunjungan ke Israel, Senator Republik Lindsey Graham mengatakan bahwa sangat sedikit keinginan bagi AS untuk mengambil alih Gaza dengan cara, bentuk, atau rupa apa pun.

    Senator Demokrat Richard Blumenthal mengatakan Abdullah dari Yordania telah memberitahunya bahwa negara-negara Arab memiliki rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, mencapai penentuan nasib sendiri Palestina, dan memperluas perjanjian pertahanan regional dengan Israel.

    Sebelumnya Israel telah memanfaatkan usulan Trump dan telah mendirikan direktorat untuk memfasilitasi imigrasi sukarela warga Palestina dari Gaza.

    Namun, Israel juga mengatakan akan memulai negosiasi “minggu ini” pada tahap kedua gencatan senjata Gaza, yang mencakup pembicaraan tentang tata kelola Gaza pascaperang.

    Negara-negara Arab dan Otoritas Palestina (PA) telah melontarkan sejumlah rencana pascaperang untuk Jalur Gaza yang akan membuat daerah kantong itu diperintah oleh warga Palestina dari dalam dan luar daerah kantong yang tidak berafiliasi dengan Hamas.

    PA memberi tahu utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff, bahwa mereka siap untuk berselisih dengan Hamas untuk memaksakan pemerintahan di Jalur Gaza.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Trump Ingin Ambil Alih Gaza-Pindahkan Warganya, Apa Rencana Dunia Arab?

    Trump Ingin Ambil Alih Gaza-Pindahkan Warganya, Apa Rencana Dunia Arab?

    Kairo

    Mesir dan sejumlah negara di Arab sedang menyusun rencana membangun kembali Gaza untuk memastikan warga Palestina tetap berada di wilayah tersebut tanpa harus mengungsi. Langkah itu merupakan respons terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin memindahkan warga Palestina.

    Dalam usulannya, Mesir dan sejumlah negara Arab juga berencana membangun mekanisme pemerintahan di Jalur Gaza tanpa keterlibatan Hamas.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengusulkan agar warga Palestina dipindah ke Mesir, Yordania, dan kemungkinan negara lain.

    Dia juga berniat mengambil alih Gaza dan mengubahnya menjadi “Riviera of The Middle East” atau kawasan pesisir yang indah di Timur Tengah.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa setidaknya empat proposal sudah dirancang mengenai Gaza.

    Namun proposal yang dibuat Mesir saat ini tampaknya menjadi acuan bagi upaya dunia Arab dalam menawarkan alternatif terhadap rencana Trump.

    Seorang perempuan menjemur pakaian di rumahnya yang hancur di Kota Gaza, 17 Februari 2025 (Getty Images)

    Menurut sumber BBC, Kairo hampir menyelesaikan rincian teknis rencana tersebut yang mencakup pembersihan puing-puing dan pembangunan kembali di Gaza.

    Mereka juga mempersiapkan rencana bagaimana warga Palestina akan hidup selama periode ini dan mekanisme pemerintahan setelah perang.

    Namun, masa depan gencatan bersenjata di Gaza, khususnya Hamas dan Jihad Islam, masih dalam diskusi.

    Mesir mengatakan rencana tersebut akan dibicarakan dengan pemerintah AS.

    Baca juga:

    Tapi, sumber di Mesir mengatakan kapada BBC bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa akan berperan dalam rencana tersebut.

    Mesir sedang berkonsultasi dengan sejumlah negara Arab, termasuk Yordania dan Arab Saudi, mengenai rincian rencana tersebut sebagai persiapan pertemuan regional di Riyadh pada Kamis (21/02), yang diperkirakan akan melibatkan Otoritas Palestina.

    Pertemuan ini akan disusul dengan konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat di Kairo, Mesir, yang semula dijadwalkan pada 27 Februari, namun akhirnya ditunda karena alasan logistik dan hingga kini belum jelas kapan pertemuan itu akan digelar.

    Bagaimana rencana ini akan berjalan tanpa pemindahan massal?

    Warga Palestina kembali ke rumah-rumah mereka di Gaza bagian utara pada Januari (Reuters)

    Sebuah sumber di Mesir mengatakan kepada BBC bahwa negara-negara Arab mulai mempersiapkan rencana rekonstruksi Gaza yang melibatkan negara-negara Eropa.

    Sumber tersebut menambahkan bahwa rencana Mesir terutama difokuskan pada pembangunan kembali Gaza dan pembagian Jalur Gaza menjadi tiga zona kemanusiaan.

    Masing-masing zona terdiri dari 20 kamp untuk hunian warga yang menyediakan kebutuhan dasar seperti air dan listrik.

    Dalam rencana itu, puluhan ribu rumah mobil dan bangunan tenda akan ditempatkan di kawasan aman selama enam bulan, bersamaan dengan pemindahan puing-puing akibat perang.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Namun, saat ini hal tersebut tidak diperbolehkan oleh Israel selama tahap awal gencatan senjata.

    Rencana tersebut juga akan menekankan perlunya mengizinkan pasokan bahan bakar dan bahan rekonstruksi masuk ke Gaza secara teratur.

    Menurut rencana Mesir, rekonstruksi akan didanai oleh donor Arab dan internasional. Rencananya sekitar 50 perusahaan multinasional di bidang konstruksi bakal menyediakan unit perumahan dalam waktu 18 bulan di tiga zona Gaza yang diusulkan.

    Pendanaan rekonstruksi akan dikelola oleh sebuah komite yang terdiri dari perwakilan Arab dan internasional.

    Proposal tersebut juga mencakup pembentukan zona penyangga dan penghalang untuk menghalau penggalian terowongan di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.

    Tingkat kerusakan di sebuah lingkungan di Gaza difoto pada Februari (EPA)

    Sejumlah besar truk yang membawa rumah kontainer dan peralatan konstruksi berat yang dikirim dari Mesir ke Gaza menunggu di sisi perbatasan Mesir (Getty)

    Selain itu, proposal itu mencakup pembersihan puing-puing dan pembangunan di 20 area perumahan sementara di bagian utara, tengah, dan selatan Jalur Gaza.

    Dr Tarek al-Nabarawi, presiden Egyptian Engineers Syndicate, mengatakan kepada BBC bahwa rencana tersebut dapat memakan waktu tiga hingga lima tahun mengingat jumlah dana yang diperlukan dan banyaknya pihak yang terlibat.

    Namun, pada hari Sabtu (15/02) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa ia tidak akan mengizinkan rumah mobil dan peralatan konstruksi memasuki Jalur Gaza.

    Dia beralasan itu karena masalah keamanan, meskipun hal ini merupakan ketentuan dari perjanjian gencatan senjata baru-baru ini.

    Baca juga:Bagaimana masa depan Hamas?

    Sumber di Mesir mengatakan kepada BBC bahwa topik paling penting dan belum terselesaikan adalah masa depan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Jalur Gaza.

    Sumber tersebut menjelaskan bahwa salah satu usulan Kairo melibatkan pelucutan senjata kelompok-kelompok ini setelah negara Palestina dideklarasikan di dalam perbatasan sebelum Perang Enam Hari.

    Yerusalem Timur akan menjadi ibu kota di negara tersebut dan akan ada zona penyangga yang lokasinya belum ditentukan untuk meyakinkan Israel bahwa tidak akan ada ancaman yang berasal dari Gaza.

    Sementara itu, usulan tersebut juga melibatkan pembentukan komite Palestina untuk memerintah Gaza tanpa partisipasi Hamas.

    BBC

    Pasukan dari negara-negara Arab dan internasional akan membantu komite tersebut untuk sementara waktu dalam mengelola Jalur Gaza.

    Hamas sebelumnya menyatakan bersedia menyerahkan pemerintahan Gaza kepada komite nasional tetapi ingin berperan dalam memilih anggotanya dan tidak memperbolehkan pengerahan pasukan darat apa pun tanpa persetujuannya.

    Sumber di Mesir tersebut juga menekankan bahwa negara-negara Arab akan mendukung Otoritas Palestina dalam melatih personelnya dan bekerja sama dengan Uni Eropa.

    Bagaimana dengan rencana Trump?

    Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyatakan rencananya untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza.

    Ia kerap menjustifikasi hal ini sebagai peluang untuk mengubah Gaza menjadi kawasan investasi wisata untuk keuntungan warga Palestina sendiri, mengingat mereka tidak akan lagi hidup di tengah puing-puing.

    Trump bahkan mengancam akan menghentikan bantuan ke Mesir dan Yordania jika mereka tidak menerima warga Palestina.

    Baca juga:

    Salah satu mantan editor Associated Press Timur Tengah di Kairo, Dan Perry, menulis dalam sebuah artikel untuk koran Israel, Jerusalem Post, bahwa rencana Trump merelokasi warga Palestina dari Gaza adalah untuk menekan negara-negara Arab dan warga Palestina di Gaza agar menyingkirkan Hamas dari kekuasaan.

    Hal ini juga ditujukan untuk menghentikan dukungan finansial bagi Hamas dari negara-negara Arab, khususnya Qatar.

    Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (Reuters)

    Dalam sebuah pertemuan Trump dan Raja Abdullah II dari Yordania yang digelar baru-baru ini digelar di Washington, Raja Abdullah menegaskan kepada Trump bahwa dia lebih memilih Palestina tetap berada di Gaza selama proses rekonstruksi, menurut juru bicara presiden AS, Caroline Levitt.

    Namun secara resmi, Trump lebih memilih merelokasi warga Palestina keluar dari Gaza.

    Perry meyakini Trump mungkin setuju agar warga Palestina tetap tinggal di Gaza dengan imbalan miliaran dolar untuk pembangunan kembali Gaza dan penyingkiran Hamas.

    Perry menambahkan bahwa pemerintahan sipil teknokrat dapat dibentuk di Gaza, yang terkait dengan Otoritas Palestina di Tepi Barat bekerja sama dengan Mesir dan negara-negara Teluk.

    Apa pengaruh dunia Arab terhadap Trump?

    Dr Mubarak Al-Ati, seorang analis politik Saudi, meyakini bahwa keterlibatan AS akan mempertimbangkan kepentingan yang besar di kawasan tersebut, khususnya di Arab Saudi dan Mesir.

    Ia menambahkan bahwa hubungan pribadi antara para penguasa Mesir, AS, dan Arab Saudi akan memungkinkan mereka menemukan titik temu, khususnya kunjungan Trump mendatang ke Arab Saudi, yang akan membentuk hubungan Arab-Amerika di masa mendatang.

    Sementara Dr Hassan Mneimneh, analis politik dari Washington, meyakini jika Trump memangkas bantuan militer dan ekonomi ke Mesir dan Yordania sebagai tanggapan atas rencana Arab, negara-negara ini harus menanggapinya.

    Baca juga:

    Misalnya, Riyadh harus menghentikan investasinya di AS sehingga membuka pintu bagi keterlibatan ekonomi dengan China, Rusia, Uni Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan.

    Al-Ati menyoroti bahwa tawaran normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel, yang menarik bagi AS, sebenarnya merupakan taktik negosiasi Riyadh untuk mendorong terwujudnya negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967.

    Sumber Mesir yang tidak disebutkan namanya mencatat bahwa sindiran Kairo baru-baru ini untuk membatalkan perjanjian damai Camp David dengan Israel, yang ditandatangani pada tahun 1979, juga bisa efektif melawan Washington jika Trump menolak rencana Arab apa pun di masa depan.

    Lihat juga Video Trump Mau Ambil Alih Gaza, Liga Arab: Siklus Baru Konflik Intens Arab-Israel

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Mesir Minta Dukungan Bangun Gaza Tanpa Usir Penduduknya, Rekonstruksi Dibagi 3 Tahap – Halaman all

    Mesir Minta Dukungan Bangun Gaza Tanpa Usir Penduduknya, Rekonstruksi Dibagi 3 Tahap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendukung rencana pembangunan kembali Jalur Gaza tanpa menggusur warga Palestina.

    “Masyarakat internasional harus mendukung rencana untuk membangun kembali Gaza tanpa menggusur rakyat Palestina,” kata El-Sisi dalam konferensi pers yang diadakan bersama Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di Madrid, Spanyol, pada Rabu (19/2/2025).

    “Kami juga menekankan perlunya implementasi penuh perjanjian gencatan senjata di Gaza,” lanjutnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Mesir dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab darurat mengenai perkembangan di Palestina pada 4 Maret 2025.

    Pertemuan itu akan membahas posisi Arab yang kohesif, solid, dan kuat mengenai masalah Palestina secara umum, dan menyampaikan usulan Arab yang menentang usulan sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, untuk mengusir penduduk Palestina dari Gaza.

    Rekonstruksi Jalur Gaza Dibagi 3 Tahap dalam Waktu 5 Tahun

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Aati menjelaskan Kairo telah mengembangkan visi komprehensif dan bertahap untuk pemulihan awal dan rekonstruksi di Gaza.

    Usulan tersebut mencakup penciptaan zona aman di dalam Jalur Gaza, di mana warga Palestina dapat tinggal sementara ketika Mesir dan pihak internasional membongkar dan merehabilitasi infrastruktur di Jalur Gaza.

    Lebih dari 20 perusahaan Mesir dan internasional akan berpartisipasi dalam membersihkan puing-puing dan membangun kembali infrastruktur sektor tersebut.

    Dokumen tersebut menunjuk tiga zona aman yang dilengkapi rumah mobil atau karavan dan tempat berlindung selama rekonstruksi pada enam bulan pertama.

    Selain itu, usulan Mesir menyerukan pembentukan pemerintahan Palestina yang tidak berpihak kepada Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) atau Otoritas Palestina (PA), yang akan menjalankan Jalur Gaza dan mengawasi upaya rekonstruksi.

    Usulan Mesir akan dibahas dalam pertemuan dengan pemimpin dari negara-negara Arab di Kairo pada 4 Maret mendatang.

    Sebelumnya, tidak lama setelah Israel-Hamas memulai gencatan senjata pada 19 Januari 2025, Donald Trump mempromosikan rencana untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania, yang ditolak oleh kedua negara.

    Usulan Donald Trump juga dikecam oleh negara-negara Arab lainnya serta organisasi regional dan internasional.

    Selain itu, usulan Donald Trump menyerukan agar Amerika Serikat mengambil alih Jalur Gaza, dan membangun proyek-proyek real estat dan investasi, setelah rakyat Gaza dideportasi ke tempat lain, seperti diberitakan Al Arabiya.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Hamas Bakal Bebaskan 6 Sandera dan 8 Jenazah Tawanan Israel, Nasib Gencatan Senjata Masih Abu-abu – Halaman all

    Hamas Bakal Bebaskan 6 Sandera dan 8 Jenazah Tawanan Israel, Nasib Gencatan Senjata Masih Abu-abu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas dilaporkan bakal segera membebaskan enam sandera Israel pada Sabtu (22/2/2025) besok.

    Pembebasan sandera ini menjadi yang terbanyak dari sebelum-sebelumnya.

    Dikutip dari The Times of Israel, Hamas juga dilaporkan akan melepas empat jenazah sandera pada Kamis (20/2/2025).

    Sementara empat jenazah sandera Israel lainnya akan dibebaskan dalam dua minggu ke depan.

    Enam sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas adalah Avera Mengistu, Hisham al-Sayed, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, Eliya Cohen, dan Tal Shoham.

    Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed merupakan warga Israel yang ditahan Hamas sejak memasuki Jalur Gaza atas kemauan mereka pada tahun 2014 dan 2015.

    Sementara Tal Shoham, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, dan Eliya Cohen ditangkap Hamas pada serangan 7 Oktober 2023 lalu.

    Keluarga keenam sandera yang masih hidup mengonfirmasi mereka ada dalam daftar tawanan yang dijadwalkan dibebaskan.

    “Saya melihat nama Omer di TV dan saya tidak percaya,” kata ibu Shem-Tov, Shelly, setelah menerima kabar tersebut.

    “Sekarang saya bisa mengatakan bahwa kami bisa bernapas lega, dan saya hanya menunggu untuk memeluk Omer saya,” lanjutnya.

    Sementara itu, pejabat tinggi Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan sandera tewas yang akan dibebaskan, termasuk “keluarga Bibas” — dua anak laki-laki dan ibu mereka yang bagi banyak orang Israel telah menjadi simbol penderitaan orang-orang yang ditawan.

    Israel belum mengonfirmasi kematian mereka, dan kantor perdana menteri mendesak masyarakat untuk tidak menyebarkan “foto, nama, dan rumor” setelah pengumuman oleh Hamas.

    “Dalam beberapa jam terakhir, kami berada dalam kekacauan,” kata anggota keluarga Bibas yang selamat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AP News.

    “Sampai kami menerima konfirmasi definitif, perjalanan kami belum berakhir,” lanjutnya.

    Israel telah lama menyatakan kekhawatirannya yang mendalam tentang Shiri Bibas dan kedua putranya, Kfir dan Ariel, yang menurut Hamas telah tewas dalam serangan udara Israel di awal perang.

    Suami dan ayah Yarden Bibas diculik secara terpisah dan dibebaskan bulan ini.

    Kfir, yang saat itu berusia 9 bulan, adalah sandera termuda yang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Sebuah video penculikan tersebut memperlihatkan Shiri membungkus kedua putranya yang berambut merah dengan selimut dan dibawa pergi oleh orang-orang bersenjata.

    Israel diperkirakan akan terus membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk banyak yang menjalani hukuman seumur hidup atas serangan mematikan, sebagai ganti para sandera. Yang lainnya ditahan tanpa dakwaan.

    Selama tahap pertama, Israel juga akan membebaskan semua wanita dan anak-anak yang ditawan dari Gaza sejak perang dimulai.

    Nasib Gencatan Senjata Masih Abu-abu

    Meskipun Hamas dan Israel terus mengikuti aturan kesepakatan gencatan senjata, namun nasibnya masih abu-abu.

    Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menunjuk sekutu politik dekat untuk memimpin pembicaraan mengenai tahap kedua gencatan senjata saat ini di Gaza, menggantikan kepala negosiator Israel sebelumnya.

    “Dalam beberapa hari mendatang, Israel akan memasuki negosiasi Tahap B, yang merupakan tahap politik yang membahas pertanyaan tentang syarat-syarat untuk mengakhiri perang,” kata seorang sumber Israel kepada CNN.

    “Oleh karena itu, upaya Israel akan dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis, Ron Dermer, dan ia akan melakukannya di hadapan utusan khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff,” lanjutnya.

    Dermer menggantikan David Barnea, kepala badan mata-mata Israel Mossad, yang memimpin pembicaraan pada bulan Januari yang menghasilkan kesepakatan saat ini.

    Pemerintah Israel belum mengonfirmasi apakah Barnea akan tetap menjadi bagian dari tim negosiasi Israel.

    Pembicaraan mengenai tahap kedua gencatan senjata, yang akan melibatkan penarikan semua pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan semua sandera yang masih hidup, seharusnya telah dimulai lebih dari dua minggu lalu.

    Meskipun Netanyahu mengatakan pembicaraan akan segera dimulai, tidak jelas seberapa besar komitmen perdana menteri untuk memastikan keberhasilannya.

    Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, telah berjanji untuk menarik diri dari koalisi pemerintah jika Israel tidak kembali berperang di Gaza saat gencatan senjata saat ini berakhir pada 1 Maret 2025.

    Perombakan pendekatan negosiasi Israel terjadi setelah Hamas mengatakan akan membebaskan jenazah empat sandera pada hari Kamis, termasuk dua warga Israel termuda yang ditahan oleh kelompok tersebut, Kfir dan Ariel Bibas.

    Kelompok militan tersebut diperkirakan akan membebaskan enam sandera yang masih hidup pada hari Sabtu, dan empat jenazah lainnya minggu depan – semuanya sebagai ganti tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

    Akan tetapi, menyingkirkan Barnea berarti menyingkirkan lembaga keamanan Israel, yang sering berselisih dengan Netanyahu.

    Ronen Bar, kepala Badan Keamanan Israel Shin Bet, tidak akan menjadi bagian dari tim negosiasi baru, kata seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada CNN.

    Sekutu Netanyahu telah meminta Perdana Menteri untuk memecat Bar, setelah dilaporkan akhir pekan lalu, Shin Bet sedang menyelidiki anggota Kantor Perdana Menteri karena melakukan lobi yang tidak pantas atas nama kepentingan negara Qatar – sesuatu yang dibantah oleh kantornya.

    Sumber Israel kedua mengatakan kepada CNN, pemerintah ingin mendesak Hamas “untuk mendapatkan lebih banyak sandera sekarang dan memperpanjang tahap pertama”.

    Mereka mengatakan “saat ini tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin sandera yang masih hidup”, mengingat kondisi tiga sandera yang dibebaskan awal bulan ini sangat kurus.

    Pada Selasa, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengatakan tahap kedua dapat ditunda jika mereka yakin ada “dialog yang konstruktif dengan kemungkinan tercapainya kesepakatan”.

    Ia juga mengatakan jika Israel yakin “negosiasi tidak menghasilkan apa-apa”, militer akan melanjutkan perang di Gaza.

    Para negosiator Hamas di Kairo tampaknya mempercepat penyampaian hasil kesepakatan tahap pertama berdurasi 42 hari, dengan menetapkan jadwal pengembalian 14 sandera terakhir dari 33 sandera yang disepakati untuk dibebaskan pada tahap pertama – semuanya harus dirampungkan minggu depan. (*)

  • Rencana Arab di Gaza Mungkin Membutuhkan 20 Miliar Dolar atau Rp 327 Triliun untuk Rekonstruksi – Halaman all

    Rencana Arab di Gaza Mungkin Membutuhkan 20 Miliar Dolar atau Rp 327 Triliun untuk Rekonstruksi – Halaman all

    Rencana Arab di Gaza Mungkin Membutuhkan 20 Miliar Dolar atau Rp 327 Triliun untuk Rekonstruksi

    TRIBUNNEWS.COM- Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi diperkirakan akan mengunjungi Riyadh untuk membahas rencana Arab untuk Gaza, yang dapat melibatkan pendanaan regional hingga 20 miliar dolar atau Rp 327 Triliun untuk rekonstruksi.

    Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi kemungkinan akan mengunjungi Riyadh pada hari Kamis, menurut dua pejabat keamanan Mesir, untuk membahas rencana Arab untuk Gaza, yang mungkin melibatkan hingga $20 miliar atau Rp 327 Triliun dari wilayah tersebut untuk rekonstruksi.

    Negara-negara Arab bersiap untuk memperdebatkan rencana untuk Gaza sehari setelahnya sebagai tanggapan atas saran Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membangun kembali wilayah di bawah kendali AS sambil membersihkan etnis Palestina.

    Berita ini muncul saat Kementerian Keamanan Israel mengumumkan rencana untuk membentuk direktorat untuk pemindahan paksa dan pembersihan etnis di Gaza dengan nama “emigrasi sukarela dari Gaza.”

    Rencana tersebut akan mencakup “pilihan keberangkatan,” yaitu cara mengusir warga Palestina dari tanah mereka , melalui darat, laut, dan udara. 

    Arab Saudi, Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, dan Qatar akan mengevaluasi dan membahas proposal Arab di Riyadh sebelum menyampaikannya pada pertemuan puncak Arab yang dijadwalkan di Kairo pada tanggal 4 Maret, empat orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters. 

    Pada hari Jumat, pertemuan para pemimpin negara Arab, termasuk Yordania, Mesir, UEA, dan Qatar, dijadwalkan di Arab Saudi, yang mendorong upaya Arab pada rencana Trump, tetapi beberapa sumber mengindikasikan tanggalnya belum ditetapkan.

    Pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat “akan mengambil alih,” “memiliki,” dan mengubah Jalur Gaza menjadi “Riviera Timur Tengah.”  

    Lebih buruknya lagi, ia mengungkapkan minggu lalu bahwa warga Palestina tidak akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza, dan menyatakan bahwa wilayah tersebut, “Saya akan memilikinya.”

    Usulan Arab, yang terutama didasarkan pada rencana Mesir, menyerukan pembentukan komite nasional Palestina untuk mengelola Gaza tanpa keterlibatan Hamas, serta keterlibatan internasional dalam rehabilitasi tanpa pemindahan warga Palestina ke luar negeri.

    Menurut peneliti Emirat Abdulkhaleq Abdullah, komitmen sebesar $20 miliar atau Rp 327 Triliun dari pemerintah Arab dan Teluk untuk dana tersebut, yang telah diidentifikasi oleh dua sumber sebagai jumlah yang masuk akal, mungkin menjadi motivasi yang efektif bagi Trump untuk mengadopsi konsep tersebut.

    Kabinet Otoritas Palestina menyatakan hari Selasa bahwa tahap pertama dari rencana yang sedang dipertimbangkan akan menelan biaya sekitar $20 miliar atau Rp 327 Triliun selama tiga tahun, sementara sumber-sumber Mesir mengungkapkan kepada Reuters bahwa pembicaraan tentang kontribusi keuangan kawasan itu masih berlangsung.

    Menurut orang dalam, rencana itu mengharuskan pembangunan kembali diselesaikan dalam waktu tiga tahun.

    Senator Richard Blumenthal mengatakan kepada wartawan di Tel Aviv pada hari Senin bahwa pembicaraannya dengan para pemimpin Arab, khususnya Raja Abdullah, menunjukkan bahwa “mereka memiliki penilaian yang sangat realistis tentang apa peran mereka seharusnya.”

     

     

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Grand Syeikh Al-Azhar Mesir Apresiasi Baznas Konsisten Bantu Palestina

    Grand Syeikh Al-Azhar Mesir Apresiasi Baznas Konsisten Bantu Palestina

    loading…

    Grand Syeikh Al Azhar Kairo Mesir Ahmed Muhammad Ahmed El-Tayeb mengapresiasi Baznas yang konsisten menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, Palestina. Foto/istimewa

    JAKARTA – Grand Syeikh Al Azhar Kairo Mesir Ahmed Muhammad Ahmed El-Tayeb mengapresiasi Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas ) yang terus konsisten menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, Palestina.

    Hal tersebut disampaikan oleh Grand Syeikh saat menerima kunjungan delegasi Baznas yang dipimpin Sekretaris Utama Baznas, Subhan Cholid bersama Deputi I Baznas RI, M. Arifin Purwakananta di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

    “Bayt Zakat di bawah naungan Al Azhar mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Baznas untuk masyarakat Palestina dan Bayt Zakat merasa terhormat sudah terlibat dalam program tersebut untuk membantu masyarakat Palestina,” ujar Grand Syeikh.

    Grand Syeikh yang menaungi Bayt Zakat menyampaikan, bantuan dari Baznas sangat penting dalam membantu masyarakat Gaza. Bantuan-bantuan yang disalurkan Baznas tersebut mencerminkan kepedulian dan persatuan umat Islam di seluruh dunia.

    “Saya mengikuti betul aktivitas Baznas, dan saya sangat mengapresiasi upaya-upaya Baznas terutama dalam membantu mahasiswa dan pelajar Palestina yang ada di Al-Azhar, bahkan memberikan kepada pelajar dan mahasiswa Palestina di Mesir yang berada di luar Universitas Al-Azhar,” ucapnya.

    Sekretaris Utama Baznas Subhan Cholid menyampaikan, Baznas akan terus berupaya menyalurkan bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia untuk rakyat Gaza. Saat ini, Baznas telah menjalin dengan sejumlah mitra internasional agar bantuan lebih mudah tersalurkan.

    Baznas telah menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional, seperti Bayt Zakat wa Shadaqat, Mishr Khair Foundation, Shuna’a Al Hayah, Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO), Palestine Cancer Foundation, Hayrat Yardim Turkiye, dan United Nations Relief and Works Agency (UNRWA).

    “Penyaluran ini mencakup distribusi pangan, layanan kesehatan, dan dukungan perlindungan yang telah menjangkau banyak masyarakat Palestina. Sampai saat ini Baznas masih terus aktif mengirim bantuan-bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata Subhan.

    Dia mengungkapkan, Baznas akan melakukan penyaluran lanjutan senilai USD500.000. Bantuan ini mencakup berbagai kebutuhan mendesak seperti tenda, selimut, bantal, dan pakaian yang menjadi bagian dari komitmen Baznas dalam mendukung pemulihan Gaza.

    “Selain bantuan darurat, Baznas juga berencana untuk mendukung rekonstruksi infrastruktur penting di Palestina, termasuk pembangunan rumah sakit, masjid, dan sekolah. Hal ini menunjukkan komitmen BAZNAS dalam membantu pemulihan jangka panjang bagi masyarakat Palestina,” tambahnya.

    (cip)

  • Populer Internasional: Hamas Diisukan Siap Serahkan Gaza ke PA – Trump Minta Tambang Mineral Ukraina – Halaman all

    Populer Internasional: Hamas Diisukan Siap Serahkan Gaza ke PA – Trump Minta Tambang Mineral Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gencatan senjata Hamas dan Israel mulai memasuki babak baru.

    Setelah nantinya pertukaran tawanan selesai, isu selanjutnya adalah tentang siapa yang akan mengelola Gaza.

    Hamas dilaporkan siap menyerahkan kendali atas Gaza kepada Otoritas Palestina (PA).

    Sementara itu, perang Rusia-Ukraina belum mencapai titik terang.

    Presiden AS Donald Trump mengancam menghentikan bantuan militernya kepada Ukraina jika negara itu tidak mau menyerahkan tambang militernya.

    Berikut berita populer internasional lainnya dalam 24 jam terakhir.

    1. Diduga Ditekan Mesir, Hamas Diisukan Siap Serahkan Gaza kepada Otoritas Palestina

    Hamas dilaporkan siap menyerahkan kendali atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA).

    Sumber yang didapatkan oleh Sky News Arabia mengatakan para pegawai pemerintahan Hamas di Gaza akan dimasukkan ke dalam pemerintahan baru.

    Alternatif lainnya adalah para pegawai akan pensiun dan mendapat jaminan, gaji mereka akan dibayarkan.

    Laporan Sky News Arabia yang terbit Minggu malam (16/2/2025), mengklaim keputusan Hamas itu diduga terjadi setelah ada tekanan dari Mesir kepada delegasi Hamas yang berkunjung ke Kota Kairo, Mesir.

    Kabar Hamas siap menyerahkan kendali atas Gaza pernah tersiar pada September 2024.

    Saat itu, seorang pejabat Hamas mengatakan pihaknya sudah mencapai kesepakatan dengan kelompok Fatah, Fatah akan bertanggung jawab atas manajemen sipil di Gaza. Manajemen ini tidak akan berada di bawah pengawasan Hamas.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Netanyahu Isyaratkan Lanjutkan Usulan Trump untuk Pindahkan Warga Gaza, Klaim Punya Strategi Bersama

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengisyaratkan ia akan melanjutkan usulan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk memindahkan penduduk Palestina keluar dari Gaza, Minggu (16/2/2025).

    Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai “satu-satunya rencana yang layak untuk memungkinkan masa depan yang berbeda” bagi wilayah tersebut.

    Netanyahu membahas rencana tersebut dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang memulai kunjungan ke Timur Tengah dengan mendukung tujuan perang Israel di Gaza, dengan mengatakan Hamas “harus diberantas”.

    Rencana Netanyahu itu menciptakan keraguan lebih lanjut seputar gencatan senjata yang goyah, karena pembicaraan tentang fase kedua belum dimulai.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Keji, Tentara Israel Paksa Lansia Palestina Jadi Tameng Manusia Sebelum Ditembak Mati

    Dalam laporan investigasi terbaru oleh media Israel The Hottest Place in Hell, terungkap bahwa militer Israel memaksa seorang pria Palestina berusia 80 tahun untuk bertindak sebagai perisai manusia di Gaza.

    Tentara Israel mengikatkan kabel peledak di leher pria tersebut dan mengancam akan meledakkan kepalanya jika ia tidak mematuhi perintah mereka.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa seorang perwira senior dari Brigade Nahal mengikatkan tali peledak di leher pria itu.

    Setelah itu, perwira tersebut memerintahkan pria berusia 80 tahun untuk memasuki dan mengintai rumah-rumah di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, pada bulan Mei. 

    Pria tersebut dipaksa menjalankan tugas ini selama delapan jam sebelum akhirnya diperintahkan untuk melarikan diri bersama istrinya menuju selatan Gaza.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Trump Ancam Stop Dukung Perang Ukraina Jika Zelensky Ogah Serahkan 50 Persen Tambang Mineral

    Presiden AS, Donald Trump mengancam akan mengentikan dukungannya untuk Ukraina jika Presiden Volodymyr Zelensky tak segera menyerahkan 50 persen tambang mineral ke AS.

    Ancaman ini dilontarkan Trump lewat sebuah proposal yang dibawa Menteri Keuangan AS Scott Bessent untuk diserahkan kepada Zelensky di pertemuan pekan kemarin, sebagaimana dikutip dari Anadolu.

    Dalam dokumen tersebut Trump menyatakan keinginannya untuk memiliki 50 persen sumber daya mineral atau tambang mineral Ukraina . 

    Adapun Sumber daya mineral yang dimaksud meliputi logam, termasuk emas, besi, perak, tembaga, platina, nikel, air raksa, lithium, uranium, hingga kobalt.

    Permintaan tersebut diusulkan Trump sebagai imbalan atas dukungan dari Negeri Paman Sam yang telah mendanai dan mendukung perang Ukraina.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. Israel Siap Mengebom Fasilitas Nuklir Iran dengan atau Tanpa Dukungan Amerika Serikat

    Israel ingin “memanfaatkan momen” untuk melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran jika upaya diplomatik dengan Teheran gagal – dan siap untuk bertindak “dengan atau tanpa” dukungan AS, kata sejumlah pejabat kepada Washington Post . 

    Perkiraan intelijen AS menyebutkan Israel sedang mempertimbangkan untuk menyerang situs nuklir Iran dan serangan tersebut berpotensi terjadi tahun ini.

    “Israel ingin memanfaatkan momen ini … Jika Iran tidak setuju untuk menghentikan fasilitas nuklirnya seperti di Libya, Israel siap mengebom fasilitas tersebut – dengan atau tanpa dukungan AS. Pemerintahan Biden telah mempertimbangkan pada hari-hari terakhirnya apakah akan mendukung ultimatum Israel ini tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya. Sekarang ultimatum itu menjadi yang teratas dalam kotak masuk Trump,” kata media itu mengutip pernyataan pejabat AS dan Israel pada 14 Februari. 

    Laporan tersebut menambahkan bahwa ada beberapa pilihan yang tersedia, mulai dari “diplomasi dengan todongan senjata” atau “ultimatum yang bersifat memaksa” hingga “dukungan militer aktif.” 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Bangunan Roboh Diduga Imbas Ledakan Tabung Gas, Korban Jiwa Berjatuhan

    Bangunan Roboh Diduga Imbas Ledakan Tabung Gas, Korban Jiwa Berjatuhan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah bangunan di distrik Kerdasa, Kairo, runtuh pada Senin (17/2/2025), menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 8 lainnya. Tim penyelamat masih terus bekerja di lokasi untuk mencari korban yang diduga masih tertimbun di bawah reruntuhan.

    Peristiwa tragis ini kembali menyoroti lemahnya penerapan peraturan bangunan di ibu kota Mesir, yang sering mengalami insiden serupa akibat bangunan yang tidak terawat atau dibangun tanpa standar keselamatan yang memadai.

    Begitu laporan mengenai bangunan runtuh diterima, tim ambulans dan pemadam kebakaran segera dikerahkan ke tempat kejadian. Unit pertahanan sipil berjibaku dengan waktu untuk menyelamatkan korban yang masih terjebak di bawah puing-puing.

    Menurut laporan dari media milik pemerintah Al-Akhbar Al-Youm, saksi mata mengatakan bahwa ledakan tabung gas diduga menjadi penyebab utama runtuhnya bangunan tersebut. Namun, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengonfirmasi penyebab pasti insiden ini.

    Seorang warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu menyatakan bahwa suara ledakan terdengar keras sebelum bangunan ambruk.

    “Saya mendengar dentuman keras, lalu melihat debu mengepul. Orang-orang berlarian dan berteriak meminta bantuan,” ungkapnya, sebagaimana dikutip AFP.

    Jumlah korban yang dikonfirmasi mencapai 10 orang tewas dan 8 lainnya luka-luka. Beberapa dari korban luka mengalami cedera serius, dan kini dirawat di rumah sakit terdekat.

    Pihak berwenang telah menutup area di sekitar lokasi untuk mencegah kemungkinan bangunan lain terdampak akibat getaran dari runtuhnya struktur tersebut.

    (luc/luc)