kab/kota: Jepara

  • Pemkab Minta Pemprov Jateng Bisa Segera Lakukan Perbaikan Jalan Jepara – Keling

    Pemkab Minta Pemprov Jateng Bisa Segera Lakukan Perbaikan Jalan Jepara – Keling

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara meminta Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah segera melakukan perbaikan di ruas jalan sepanjang 35 KM Jepara – Keling, karena banyak dikeluhkan oleh masyarakat. 

    Demikian yang disampaikan, Pj Bupaten Jepara seusai meninjau jalan Jepara – Keling yang saat ini alami rusak parah, Sabtu (11/1/2025). 

    Menurut Pj Bupati Jepara untuk kondisi darurat ini perbaikan dilakukan dengan menambal titik-titik jalan yang berlubang atau rusak. 

    Selain ruas jalan itu, sejumlah titik jalan kabupaten juga sudah mulai diperbaiki.

    Edy Supriyanta mengatakan bahwa jika pihaknya terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Bina Marga Propinsi Jateng agar perbaikan ruas jalan sepanjang 35 KM itu segera dilakukan karena banyak dikeluhkan oleh masyarakat. 

    “Kita memang prihatin dengan kondisi jalan ini. Tapi alhamdulilah dua hari ini sudah mulai dilakukan perbaikan dengan ditambal karena kemarin-kemarin cuacanya memang ekstrem,” kata Edy saat dikonfirmasi Tribunjateng, Minggu (12/1/2025).

    Melihat kondisi jalan saat ini, Edy Supriyanta ingin ke depan kualitas jalan Jepara-Keling ini bisa ditingkatkan. 

    Jika saat ini kondisinya termasuk kelas 3 dengan kapasitas 8-12 ton, maka ke depan paling tidak jalan yang dibangun kapasitasnya menjadi 30 ton.

    “Kami terus koordinasi baik dengan propinsi maupun pusat agar kualitasnya ditingkatkan. Berdasarkan perhitungan dari propinsi setidaknya membutuhkan anggaran 150 miliar,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Kepala DPUPR Jepara Ary Bachtiar mengugkapkan jika saat ini pihaknya sudah menerjunkan dua tim untuk melakukan perbaikan jalan kabupaten. 

    Jika kondisi cuaca membaik, maka perbaikan menggunakan anggaran klinik jalan akan dioptimalkan. 

    Dia menegaskan bahwa pihaknya sudah menerjunkan tim untuk bisa antisipasi kerusakan jalan ketika hujan.

    “Jika cuaca membaik akan segera kita optimalkan melalui klinik jalan. Meskipun anggarannya turun dari 9 miliar di tahun 2024 lalu menjadi 6 miliar tahun ini,” jelasnya.

    Ary menambahkan jika dari jumlah jalan kabupaten sepanjang sekitar 854 KM, sebanyak 8,8 persen yang kondisinya mantap.

    “Nanti akan kami sisir lagi kondisi jalan yang ada karena cuaca ekstrem dan banyaknya kendaraan yang bermuatan berat memang berdampak besar terhadap kondisi jalan dan akan segera kita lakukan perbaikan,” tutupnya. (Ito)

  • Persijap Jepara Akui Keunggulan Bhayangkara Presisi FC, Dibantai 4 Gol Tanpa Balas

    Persijap Jepara Akui Keunggulan Bhayangkara Presisi FC, Dibantai 4 Gol Tanpa Balas

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Persijap Jepara harus akui kekuatan Bhayangkara Presisi FC di Stadion Tri Sanja Tegal, Sabtu sore (11/1/2025).

    Saat laga tersebut Laskar Kalinyamat harus kebobolan 4 gol tanpa balas oleh The Guardian.

    Kick off pertandingan antara kedua tim puncak klasemen Grub B dan runner-up di grup 2 Liga 2 itu dimulai pukul 15.00, Sabtu (11/1/2025).

    Pada babak pertama saja, The Guardian terlihat cukup agresif menyerang pertahan dari Laskar 

    Menit 13 Bhayangkara Presisi FC menjebol gawang Persijap Jepara

    Striker andalan The Guardian, Ilija Spasojević berhasil menyarangkan gol pertama berkat umpan Dendy Sulistyawan.

    Skor 1-0 untuk keunggulan Bhayangkara FC.

    Tak puas hanya unggul 1-0, Bhayangkara FC terus menggempur pertahanan tim Laskar Kalinyamat. 

    Selang sepuluh menit berjalan, tuan rumah justru menggandakan keunggulan. 

    Ilija Spasojević kembali mencetak gol keduanya ke gawang yang dijaga M Ridho pada menit ke 23.

    Bhayangkara FC unggul 2-0 hingga turun minum.

    Tertinggal dua gol di babak pertama, Laskar Kalinyamat itu tak ingin menyerah. 

    Pada babak kedua, skuad tim yang dipimpin Zulham Zamrun berupaya mencetak gol untuk menyusul ketertinggalan.

    Pertandingan makin memanas, enam kartu kuning diberikan untuk kedua tim, dua kartu untuk pemain Persijap, empat kartu kuning untuk Bhayangkara FC.

    Pada menit-menit akhir pertandingan, konsentrasi tim Laskar Kalinyamat makin dibuyarkan. 

    Bhayangkara FC menambah dua gol tambahan untuk memantapkan kemenangan.

    Gol ketiga The Guardian disarangkan oleh Fareed Sadat di menit ke 89.

    Pada injury time, gol penutup laga dituntaskan oleh Sani Rizki di menit ke-93.

    Menanggapi kekalahan yang cukup banyak di kandang Bhayangkara Persisi FC, Head Coach Persijap Jepara, Widodo Cahyono Putro mengatakan bahwa kekalahan itu karena Persijap Jepara tidak membawa skuad penuh.

    Menurutnya kekalahan atas The Guardian akan menjadi pembelajaran bagi Laskar Kalinyamat untuk menghadapi laga selanjutnya di babak delapan besar.

    “Kami tidak membawa pemain penuh karena ada beberapa pemain inti  yang tidak bisa bermain, kami akan persiapkan diri lagi di babak selanjutnya,” kata pria yang kerap disapa WCP.

    Di sisi lain, pemain Persijap David Laly meminta permohonan maaf ke pendukung Persijap karena tidak bisa membawa pulang kemenangan dari pertandingan ini.

    Dia menyampaik bahwa pertandingan lawan Bhayangkara FC ini akan menjadi pembelajaran baginya dan tim untuk bermain lebih maksimal lagi kedepannya.

    “Hasil ini bukan untuk mengendorkan semangat tim, tetapi buat belajar lagi supaya lebih baik di pertandingan selanjutnya,” ungkap Pemain Persijap Jepara. 

    Sebagai informasi tambahan, meski Persijap Jepara mengalami kekalahan yang cukup signifikan, kedua tim sudah dipastikan lolos ke babak delapan besar. (Ito)

  • Menghapus Jejak Hitam Industri di Perairan Semarang

    Menghapus Jejak Hitam Industri di Perairan Semarang

    Bisnis.com, SEMARANG – Aktivitas industri di kawasan pesisir menjadi kontributor utama dari pencemaran logam berat di wilayah perairan Teluk Semarang. Tudingan itu disampaikan sejumlah peneliti dalam laporan yang dipublikasikan oleh Yayasan Amerta Air Indonesia pada Desember 2024 lalu.

    “Teluk Semarang itu tercemar kandungan logam berat, itu sangat memengaruhi resiliensi masyarakat nelayan di wilayah tersebut karena pencemaran itu memengaruhi pendapatan mereka. Selain itu, biaya hidup mereka juga semakin tinggi,” jelas Syukron Salam, peneliti di Yayasan Amerta Air Indonesia, saat ditemui Bisnis pada Jumat (10/1/2025).

    Syukron menyampaikan bahwa pencemaran logam berat itu telah berdampak pada harga jual kerang hijau yang diproduksi masyarakat di pesisir Semarang. Di kawasan itu, harga kerang hijau hanya dibandrol sekitar Rp4.000/kg. Jauh lebih rendah dibanding wilayah lainnya, seperti di sekitar perairan Kendal, dimana nelayan bisa menjual kerang hijau dengan harga Rp10.000-12.000/kg.

    Masyarakat juga mesti menanggung beban biaya hidup yang lebih tinggi dari dampak pencemaran tersebut. Sebagai contoh, Syukron menuturkan pengalaman masyarakat di Kampung Nelayan Tambakrejo yang lebih sering membeli seragam sekolah buat anak-anaknya. “Itu mudah menguning karena dicuci dengan air yang mengandung logam berat,” ucapnya.

    Dalam penelitian yang dilakukan Syukron Dkk, ditemukan setidaknya 9 partikel logam berat yang dapat ditemui di kawasan perairan Semarang. Kesembilan partikel tersebut antara lain arsenik, besi, kadmium, kobalt, kromium, tembaga, mangan, timbal, juga seng. Masifnya pembangunan dan aktivitas industri di kawasan pesisir ditengarai menjadi penyumbang utama dari fenomena pencemaran tersebut.

    “Pertimbangan itu didasari bahwa pabrik-pabrik tersebut berpotensi mencemari melalui limbah yang dialirkan melalui pipa-pipa pembuangan ke arah laut. Setelah berada di laut, limbah logam berat dapat terbawa arus, baik itu ke arah barat atau timur, ke perairan di sekitar Kampung Tambakrejo,” jelasnya.

    Aktivitas industri tersebut berpusat di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas. Setidaknya, ada tiga kawasan industri yang beroperasi di wilayah tersebut, seperti Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Bugangan, serta Kawasan Industri Lamicitra yang berada di dalam Pelabuhan Tanjung Emas.

    Syukron menyebut, pengembangan kota mandiri yang berada di sebelah timur Pelabuhan Tanjung Emas juga dikhawatirkan bakal memberikan dampak serupa. Tanpa pengelolaan limbah cair yang memadai, keberadaan perumahan elit beserta kawasan komersial di pesisir Kota Semarang justru berpotensi memperparah cemaran limbah domestik di perairan.

    Selain aktivitas industri, pencemaran perairan juga dapat dipengaruhi oleh pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seperti yang terjadi di Kabupaten Batang dan Jepara. Syukron menjelaskan bahwa batubara yang dipindahkan dari kapal ke pembangkit berpotensi mencemari laut.

    “Selama dia menggunakan batubara, maka dia [juga akan] mendinginkan turbin dengan air laut. Sisa endapan yang dibuang juga berpotensi mencemari laut,” lanjutnya.

    Syukron bersama peneliti lainnya memberikan rekomendasi yang menyoroti peran pemerintah daerah dalam melakukan audit lingkungan, khususnya bagi industri yang beroperasi di wilayah pesisir.

    “Industri juga perlu berhenti membuang limbahnya ke Teluk Semarang, bagaimana caranya mengolah limbah dan tidak mencemari perairan. Mereka harus punya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sendiri agar tidak mencemari Teluk Semarang,” lanjutnya.

    Pelaku Industri Tangkis Tudingan Peneliti

    Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah, Frans Kongi, menangkis tudingan yang menyudutkan aktivitas industri di pesisir Semarang. Frans yakin betul bahwa pelaku usaha tak akan sembrono dalam membuang limbahnya. Pasalnya, selain diikat oleh aturan perundang-undangan, pelaku usaha juga enggan kehilangan konsumen mancanegara lantaran tidak memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dalam proses produksinya.

    “Buyer hari ini mempersyaratkan banyak hal, termasuk pengolahan limbah. Itu mereka teliti betul. Dalam perusahaan, kami paling sedikit 3-6 bulan sekali pasti melakukan pemeriksaan rutin. Itu wajib dilakukan, untuk memastikan air limbah yang keluar sudah netral dan tidak mencemari lingkungan,” jelas Frans.

    Disinggung soal rekomendasi yang disampaikan Syukron dkk, Frans mengaku siap untuk membuka hasil audit lingkungan terlebih dari perusahaan yang telah menjadi anggota Apindo.

    “Bagi kami tidak masalah, tetapi kami tidak akan publikasi sendiri, itu sudah tugas Dinas Lingkungan Hidup. Tetapi kalau kami dituduh macam-macam, kami bisa buktikan bahwa kami punya laporannya, lengkap,” tegasnya.

    Komitmen tersebut tak jauh berbeda dengan rencana Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) yang berbatasan dengan perairan Semarang bagian barat. Ahmad Fauzie Nur, Direktur Utama KIW, mengungkapkan rencana pembangunan instalasi daur ulang limbah cair di dalam kawasan tersebut.

    “Ini implementasi dari circular economy karena selama ini, hasil Water Treatment Plant (WTP) kami salurkan ke tenant dan setelahnya masuk ke Waste Water Treatment Plant (WWTP) lalu dibuang. Kalau nanti WWTP itu bisa didaur ulang, outputnya bisa digunakan lagi sebagai raw material WTP, jadi betul-betul secara harfiah berputar. Ini yang kami coba terapkan di KIW sebagai bentuk pengejawantahan industri hijau,” jelasnya saat ditemui wartawan pada Rabu (8/1/2025) silam.

  • Daftar Wilayah di Jateng yang Berpotensi Alami cuaca Ekstrem Akhir Pekan Ini, Cek Daerahmu

    Daftar Wilayah di Jateng yang Berpotensi Alami cuaca Ekstrem Akhir Pekan Ini, Cek Daerahmu

    TRIBUNJATENG.COM –  Berikut daftar wilayah di Jateng yang berpotensi alami cuaca ekstrem.

    Cuaca ekstrem tersebut diprediksi berpotensi terjadi di sejumlah daerah mulai Jumat (10/1/2025) hingga Minggu (12/1/2025). 

    Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Yoga Sambodo mengatakan, cuaca ekstrem disebabkan adanya bibit siklon 97S terpantau di Samudera Hindia selatan Banten.

     “(Bibit siklon 97S) menyebabkan pola belokan angin dan pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah,” kata Yoga kepada awak media, Jumat (10/1/2025).

    Aktifnya Gelombang Atmosfer Rossby Ekuatorial di Jawa bagian tengah, berkontribusi pada aktifitas pembentukan awan konvektif di wilayah Jawa Tengah.

    “Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas,” ujar dia.

    Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir atau kilat dan angin kencang. 

    “Kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah juga mempengaruhi,” ungkap Yoga.

    Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di wilayah rawan bencana untuk terus waspada dan siaga.

    “Terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang,” ucap dia.

    Berikut sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem:

    Jumat, 10 Januari 2025 

    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Surakarta, Temanggung, Salatiga, Kab. Semarang, Brebes dan sekitarnya.

    Sabtu, 11 Januari 2025

    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Kudus, Demak, Pati, Blora, Rembang, Kab./Kota Semarang, Temanggung, Salatiga, Kendal, Batang, Kota/Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes, dan sekitarnya.

    Minggu, 12 Januari 2025

    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Surakarta, Sragen, Grobogan, Kudus, Jepara, Demak, Pati, Blora, Rembang, Temanggung, Salatiga, Kab./Kota Semarang, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya. (Kompas.com)

  • Dana Desa di Jepara 2025 Sudah Disiapkan Pusat, Segini Totalnya

    Dana Desa di Jepara 2025 Sudah Disiapkan Pusat, Segini Totalnya

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Dinsospermasdes Kabupaten Jepara menyebutkan bahwa 184 Desa di Kabupaten Jepara akan mendapatkan anggaran dari Pemerintah pusat dengan jumlah nominal total Rp 213.716.344.000.

    Demikian yang disampaikan, Kepala Dinsospermasdes Kabupaten Jepara, Edy Marwoto saat di konfirmasi Tribunjateng, Jumat (10/1/2025).

    Dia mengatakan bahwa penetapan rincian Dana Desa di Kabupaten Jepara sudah keluar. 

    Hal itu pun berdasarkan pada peraturan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2024 tentang pengalokasian dana desa setiap desa, penggunaan, dan penyaluran dana desa tahun anggaran 2025. 

    Dana desa 2025 ditransfer dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing provinsi ke Rekening Kas Desa (RKD). 

    “Saat ini, seluruh desa sudah mendapatkan angka dana desa masing-masing. Nanti, akan ditransfer melalui rekening kas desa,” kata Edy Marwoto, Jumat (10/1/2025).

    Ia menjelaskan bahwa, anggaran tersebut terbagi untuk tiga alokasi, yaitu alokasi dasar Rp 131.142.484.000, alokasi formula Rp Rp 75.335.580.000, dan alokasi kinerja Rp 7.238.280.000. 

    Lima desa yang mendapat anggaran terbesar diantaranya, Karanggondang Rp 1.912.863.000, Bangsri Rp 1.893.153.000, Tahunan Rp 1.888.785.000, Ngabul Rp 1.837.194.000, dan Mantingan Rp 1.836.375.000. 

    Kemudian, lima desa yang mendapat anggaran terkecil, Mororejo Rp 675.158.000, Tanggul Tlare Rp 683.684.000, Bulak Baru Rp 683.738.000, Kalianyar Rp 684.503.000, dan Nyamuk Rp 739.088.000. 

    Lima desa dengan alokasi terkecil itu tidak mendapatkan gelontoran alokasi formula dan kinerja. 

    Mereka hanya mendapatkan jatah alokasi dasar. 

    Terkait pencairannya, kata Edy, setiap desa harus memenuhi syarat pengajuan pencairan. 

    Dengan mengunggah berkas Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di sistem online dan menginput penyerapan dana desa tahun 2024. 

    “Saat ini masih dalam proses. Maksimal pelaporannya 10 Januari 2025. Setelah semua di aploud, nanti akan diambil pihak inspektorat,” paparnya. 

    Adapun pencairan dana desa, tambahnya, terbagi dalam dua tahap. 

    Tahap pertama maksimal diberikan pada bulan Juli. Kemudian, tahap kedua maksimal diberikan pada bulan November. 

    Edy meminta, agar dana desa yang telah disediakan dapat digunakan untuk kemaslahatan warga. 

    Para petinggi harus memaksimalkan anggaran secara bijak, sesuai aturan yang ada, dan transparan.

    “Masing-masing petinggi harus memaksimalkan anggaran secara bijak. Sesuai aturan yang ada,” jelasnya. (Ito)

     

  • DKPP Minta Peternak Jepara Bisa Gunakan Vaksinasi PMK Secara Mandiri

    DKPP Minta Peternak Jepara Bisa Gunakan Vaksinasi PMK Secara Mandiri

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara meminta para peternak bisa melakukan vaksinasi secara mandiri atau berbayar.

    Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara, Mudhofir mengatakan permintaan itu pun sesuai dengan surat dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia tentang kesiapsiagaan terhadap peningkatan kasus penyakit hewan menular strategis (PHMS).

    Dengan melihat perubahan musim dan menjelang hari besar keagamaan (HKBN).

    “Masyarakat diminta untuk melakukan vaksinasi PMK mandiri. Untuk yang sekarang, sudah ada surat edarannya itu, berbayar,” kata Mudhofir saat dikonfirmasi Tribunjateng, Jumat (10/1/2025).

    Ia menjelaskan untuk keberadaannya sendiri cukup muda ditemui, bisa didapatkan di kantornya ataupun produsen vaksin yang ada.

    Untuk saat ini masyarakat bisa membeli dengan perkemasan, bukan perdosis.

    Dia ingin masyarakat bisa membeli vaksin tersebut secara kelompok.

    Harganya bervariatif tergantung merek. Berkisar di harga Rp 25 – 30 ribu per dosis.

    “Masalahnya, produsen tidak menyediakan vaksin per dosis. Tetapi per kemasan. Misalnya minimal 10 mili liter, harganya sekitar Rp 250-300 ribu per kemasan,” ucapnya.

    Untuk itu, sementara ini vaksin yang ada dialokasikan melalui peternak yang tergabung dalam asosiasi atau kelompok peternak. 

    Sedangkan untuk peternak mandiri diarahkan untuk patungan dengan peternak lain yang ternaknya sama-sama terjangkit PMK.

    Namun melihat beberapa daerah lain angka PMK sudah mengkhawatirkan, Mudhofir berinisiatif untuk mengajukan permohonan vaksin kepada pihak Kemeterian Pertanian melalui Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

    Pihaknya mengajukan vaksin tahap pertama sebanyak lima ribu dosis.

    “Kalau nanti pengajuannya dikabulkan, vaksinnya itu gratis,” ungkapnya.

    Vaksin itu nantinya akan diprioritaskan untuk peternak rakyat atau skala kecil. Peternak skala kecil itu bisa jadi juga koloni.

    Terlepas dari itu, Mudhofir mengimbau para peternak agar melakukan langkah-langkah antisipatif. 

    Hal utama yang paling penting adalah kebersihan ternak beserta kandangnya. (Ito)

  • Tambak Sepanjang Pantura Mau Dipugar, Ini Rincian Wilayahnya

    Tambak Sepanjang Pantura Mau Dipugar, Ini Rincian Wilayahnya

    Karawang

    Pemerintah berencana memugar lahan tambak mangkrak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa, mulai dari wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

    Kerja lapangan ini digarap bersama oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) punya Rencana Revitalisasi Tambak Pantura 2025-2027 yang akan dilaksanakan hingga dua tahun ke depan, dengan total calon tambak seluas 78.550 hektar (Ha).

    Menurut Rencana Revitalisasi Tambak Pantura 2025-2027, calon tambak yang akan direvitalisasi seluas 1.800 Ha salah satunya calon tambak di Provinsi Banten salah satunya di Kota Serang.

    Lalu di Provinsi Jawa Barat juga ada rencana revitalisasi calon tambak di Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu dengan luasan total 34.500 Ha. Ada pula di Provinsi Jawa Tengah dengan rencana total luas tambak 15.250 Ha yang tersebar di beberapa wilayah seperti Demak, Jepara, Pati, dan Pekalongan. Untuk di Provinvi Jawa Timur punya rencana total wilayah tambak yang akan direvitalisasi seluas 27.000 yang beberapa di antaranya tersebar seperti di Situbondo dan Banyuwangi.

    Targetnya, khusus tahun ini pemerintah mengejar revitalisasi luasan lahan tambak 20 ribu Ha di wilayah Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Dari total lahan ini, di Bekasi terdapat calon tambak seluas 3.532 Ha, di Karawang seluas 2.548 Ha, di Subang seluas 5.351 Ha, dan di Indramayu seluas 7.804 Ha yang sebagian besar milik negara dan masuk dalam rencana calon tambak yang akan direvitalisasi.

    Spesifik untuk di tambak di wilayah Karawang, terbagi dua klaster. Klaster A seluas 1.348 Ha dengan area budi daya seluas 772 Ha (57,3%), area pendukung seluas 291 Ha (21,6%), dan area penghijauan seluas 285 Ha (21,1%). Sedangkan klaster B seluas 1.200 Ha dengan area budi daya seluas 856,9 Ha (71,4%), area pendukung seluas 218,1 Ha (18,2%), dan area penghijauan seluas 125 Ha (10,4%).

    Sedangkan di 2026, pemerintah mengejar target secara kumulatif seluas 50.000 Ha tambak dapat direvitalisasi. Lalu di 2027, pemerintah punya rencana merevitalisasi tambak hingga 78.550 Ha.

    “Ini kita sebut sebagai tambak idle, karena oleh masyarakat hanya ditaruh ikan bandeng atau ikan nila salin, lalu ditinggal begitu saja. Dia (ikan) hidup sendiri dalam kurun waktu tertentu, kemudian dipanen,” terang Menteri KP, Sakti Wahyu Trenggono, saat mengecek lokasi tambak di Karawang, Kamis (9/1/2025).

    Trenggono juga bilang bahwa pemerintah ingin membangun area tambak idle itu menjadi lokasi industri untuk ketersediaan protein dari ikan supaya bisa tancap gas ke arah swasembada pangan.

    “Nanti akan dibangun di pinggirnya itu mangrove, lalu ada industri pabrik pakan dan industri pengolahan. Sehingga di wilayah ini akan seluas 7.500 Ha. Saya minta kepada pemerintah mengembangkan menjadi 10 ribu Ha kurang lebih,” tandasnya.

    (hns/hns)

  • Menghilang 10 Hari Lalu, Wanita asal Jepara Ditemukan Tewas Terapung di Sungai Silugonggo Pati – Halaman all

    Menghilang 10 Hari Lalu, Wanita asal Jepara Ditemukan Tewas Terapung di Sungai Silugonggo Pati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PATI – Masyarakat Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah digemparkan oleh penemuan mayat seorang wanita yang mengapung di Sungai Silugonggo, Kamis (9/1/2025).

    Belakangan diketahui itu mayat Suprihati (44), warga Desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

    KBO Satpolairud Polresta Pati, Aipda Munaji, proses penemuan jenazah dimulai dengan laporan masyarakat.

    Warga melaporkan adanya mayat seorang wanita yang mengapung di sungai sekitar pukul 16.00 WIB.

    “Kami mendapat laporan ada mayat terapung di Sungai Silugonggo, tepatnya di area TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Unit 2 Juwana. Petugas pun langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi,” jelas Munaji dalam wawancaranya dengan Tribun Jateng.

    Setelah petugas melakukan evakuasi, jenazah Suprihati yang ditemukan dalam kondisi telungkup dibawa ke RSUD RAA Soewondo Pati untuk proses otopsi.

    Jenazah tersebut diduga telah terbawa arus ke utara Pulau Seperapat sebelum ditemukan.

    Menghilang Sejak 30 Desember 2024

    Keluarga Suprihati mengatakan, mereka terakhir kali melihatnya pada 30 Desember 2024 saat dia meninggalkan rumah.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara, korban diperkirakan sudah meninggal dunia beberapa hari sebelum ditemukan,” ungkap Munaji.

    Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian Suprihati.

    Upaya tersebut penting dilakukan untuk mendapatkan kejelasan mengenai kejadian yang menimpa wanita tersebut.

     

  • Lubang Jalan Makan Korban, Ketua DPRD Jepara Desak PUPR Lakukan Perbaikan

    Lubang Jalan Makan Korban, Ketua DPRD Jepara Desak PUPR Lakukan Perbaikan

    Selama ini Agus mengaku banyak menerima laporan dari warga yang mengeluhkan kondisi jalan Jepara – Bangsri. Laporan kerusakan jalan tidak hanya di lokasi yang videonya viral tersebut. Namun juga di badan jalan raya di wilayah Dukuh Sekacer, Desa Sinanggul, Kecamatan Mlonggo.

    Tragisnya lagi, akibat jalan rusak yang terjadi Senin (6/1/2025) dini hari, merenggut nyawa Abdul Rohman (38), warga Dukuh Kiyongsari Desa Sekuro Jepara.

    Agus mengakui bahwa perbaikan badan jalan Jepara-Bangsri merupakan kewenangan Provinsi Jateng. Namun jika sifatnya mendesak untuk diperbaiki dan bermanfaat untuk pengguna jalan, maka Pemkab Jepara bisa melakukan upaya penanganan darurat.

    “Bisa ditambal darurat dulu, pakai kendaraan kecil klinik jalan kan bisa. Karena kalau tidak cepat ditangani, tentu memakan banyak korban lagi. Selain rusak, di sekitar ruas jalan itu kondisi lampu penerangan tidak terlalu terang,” tandasnya.

    Dinas PUPR Siap Tambal Jalan

    Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Jepara Ary Bachtiar, mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Bina Marga Provinsi Jateng. Selain itu, juga berkoordinasi dengan Balai Pengelola Jalan Wilayah Pati Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng.

    Ary Bachtiar menjelaskan, saat ini pihak provinsi sedang melakukan perbaikan di ruas jalan di kawasan Kelet, Jepara. Pihaknya ingin agar aktivitas perbaikan jalan itu segera digeser ke Bangsri dan Mlonggo. Sebab memang kondisi jalannya berlubang dan memicu jatuhnya korban.

    “Saya sudah telpon (Bina Marga Jateng) dan meminta agar perbaikan jalan di Bangsri segera dipercepat. Nanti kalau perbaikan sudah digeser di lokasi, saya infokan kembali,” tukas Ary.

    Ari menyebut bahwa upaya perbaikan darurat yang dibiayai Pemkab Jepara bisa saja dilakukan. Meskipun sebenarnya juga menyalahi aturan, karena ruas jalan Jepara – Bangsri hingga perbatasan Pati, merupakan jalan milik Provinsi Jateng.

    Ari menambahkan, pihak Dinas PUPR Jepara sebenarnya sudah sering memperbaiki jalan rusak yang merupakan aset provinsi. Namun sifatnya hanya perbaikan kecil-kecil saja.

    “Tapi kalau jalan rusak di Jepara kan jumlahnya banyak. Kalau hanya satu atau dua lubang saja yang ditambal, nanti yang lain bagaimana? Makanya kita prioritaskan pihak provinsi yang menangani,” tukas Ary.

    (Arief Pramono)

  • Pedagang Kopi Tempat Wisata Air Terjun Songgolangit Jepara Hampir Jadi Korban Pelecahan Residivis

    Pedagang Kopi Tempat Wisata Air Terjun Songgolangit Jepara Hampir Jadi Korban Pelecahan Residivis

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Seorang perempuan pedagang kopi di Wisata Air Terjun Songgolangit Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, hampir menjadi korban pelecehan oleh seorang residivis.

    Peristiwa itu terjadi, sekiranya Pukul 12.30 WIB di Hutan Jati Sembrung Desa Gelang, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Selasa (7/1/2025).

    Kapolsek Keling AKP Slamet Raharjo mengatakan bahwa kejadian itu menimpa LS (37) Warga Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

    Untuk pelaku  yaitu AH (26) warga desa Tunahan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

    Kapolsek Keling menjelaskan awal kejadian  pelaku AH (26) pada Selasa pagi 7 Januari mendatangi warung kopi milik korban di tempat Wisata Air Terjun Songgolagit, Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara dengan mengendarai motor Honda Supra X tanpa Plat nomor.

    Sekira pukul 11.00 WIB korban dimintai tolong oleh pelaku mengantarkan ke Toko milik mbak Esti di dekat pintu masuk wisata air terjun Songgolangit.

    “Setelah itu korban mengantar pelaku ke toko Mbak ESTI dengan mengendarai SPM Honda Vario 125 K-2874-FJ milik korban,” ucap Kapolsek Keling kepada Tribunjateng, Rabu (8/1/2025).

    Bukannya berhenti di toko yang dituju oleh pelaku melainkan pelaku terus melajukan kendaraan milik, 

    “Korban diajak berputar-putar hingga masuk hutan jati Sembrung turut Desa Gelang, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara,” ujarnya.

    Tak selang lama, pelaku menghentikan kendaraan korban yang berjarak sekitar 150 meter dari jalan raya Keling – Desa Gelang.

    “Setelah itu.korban dibekap, dicekik dan ditarik masuk ke dalam hutan yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi sepeda motor,” ucapnya.

    Kemudian korban di dorong pelaku untuk menghadap ke pohon jati.

    Saat itulah, pelaku coba mengancam korban jika tidak menurut akan dibunuh.

    “Setelah itu pelaku menurunkan celana korban dengan berkata ‘nurut, kalau tidak nurut saya bunuh’,” ujarnya.

    Kemudian pelaku menurunkan celananya dan mendekat sehingga korban menjerit.

    “Setelah itu pelaku lari dengan mengambil kendaraan korban Honda Vario 125 K 2874 FJ milik korban,” ungkapnya.

    Akibat kejadian itu korban mengalami trauma dan kehilangan kendarannya yang dibawa kabur oleh pelaku 

    “Akibat kejadian itu korban mengalami kerugian Rp 10 juta,” jelasnya.

    Sampai saat ini, Kapolsek Keling masih melakukan pengejaran kepada pelaku AH(26) yang juga seorang Residivis dengan tindakan pidana yang sama.

    “Kami saat ini masih melakukan penyelidikan dan pengejaran pelaku,” ujarnya.

    Polisi juga berhasil amankan beberapa barang bukti berupa satu kendara motor pelaku Honda Supra X dan satu buah STNK kendaraan Honda Vario. (Ito)