kab/kota: Jember

  • Mahasiswa KKN UMJ Jember Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block

    Mahasiswa KKN UMJ Jember Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block

    Liputan6.com, Banyuwangi – Siapa sangka, tumpukan sampah yang kerap dianggap musuh lingkungan kini justru menjadi berkah bagi warga Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi. Berkat inovasi  dari Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), limbah plastik yang dulunya mencemari lingkungan kini disulap menjadi paving blok yang kokoh dan bernilai ekonomis.

    Para mahasiswa ini menghadirkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus meningkatkan kualitas infrastruktur desa. Sampah plastik dan limbah anorganik lainnya diolah menjadi paving blok yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga kuat dan tahan lama.

    Koordinator Desa Kelompok 12 KKN Unmuh Jember, Fikhih Wahyu Islany, menjelaskan bahwa proses pembuatan paving blok ini dirancang agar mudah diterapkan oleh masyarakat setempat. “Kami ingin memberikan solusi yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya berhenti saat KKN usai, tetapi bisa diteruskan oleh warga sebagai peluang usaha baru,” ujarnya Selasa (25/2/2025).

    Tak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, inovasi ini juga membuka pintu baru bagi perekonomian warga. Proses produksi paving blok yang sederhana dan murah memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat, termasuk UMKM lokal, untuk mengelolanya secara mandiri. Produk paving ini dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jalan setapak desa atau dijual sebagai sumber penghasilan tambahan.

    Sekretaris Desa Temuguruh, Eko Irawan, mengatakan, apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa telah memberikan dampak nyata. Mereka membuktikan bahwa generasi muda adalah agen perubahan. “Kami berharap program ini terus berlanjut dan menginspirasi desa-desa lain,” tuturnya.

    Pembuatan paving blok dari limbah plastik ternyata tidak serumit yang dibayangkan. Proses ini dimulai dengan pengumpulan sampah plastik yang kemudian dibersihkan dan dipotong kecil-kecil agar mudah dilelehkan. Setelah itu, panci dipanaskan dengan oli seukuran cup air gelasan, diikuti dengan memasukkan plastik secara bertahap. Jika campuran dirasa kurang cair, oli dapat ditambahkan. Setelah plastik meleleh menjadi bubur, pasir sebanyak 2,5 cetok dicampurkan hingga merata.

    Campuran tersebut kemudian dituangkan ke dalam cetakan paving, ditekan dengan mesin pres agar padat, dan direndam dalam air hingga mengeras. “Dengan mengubah sampah menjadi produk bernilai guna, harapannya mahasiswa KKN ini tidak hanya menghadirkan solusi praktis, tetapi juga menginspirasi warga untuk melihat potensi di sekitar mereka,” tutur Fikhih

    Ketua Program Kerja Banyuwangi Hijau, Putri Juliana Sorindawati Imelda, mengungkapkan bahwa program mengubah sampah menjadi paving merupakan salah satu bagian dari visi besar kelompoknya untuk mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan. “Untuk rencana ke depan, kami akan mencoba mengolah minyak jelantah menjadi produk aromaterapi,” ungkap Putri Juliana.

    Program ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, tantangan lingkungan dapat diubah menjadi peluang yang menjanjikan.

  • Polisi Cari Keberadaan Bu Guru Pemeran Video Joget Tanpa Busana di Jember, Di Rumahnya Tak Ada – Halaman all

    Polisi Cari Keberadaan Bu Guru Pemeran Video Joget Tanpa Busana di Jember, Di Rumahnya Tak Ada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEMBER – Keberadaan Bu Guru berinisial SR asal Jember, Jawa Timur yang viral karena video syurnya menyebar di media sosial kini tak diketahui keberadaannya.

    Polres Jember diketahui saat ini sedang menyelidiki kasus video syur tersebut.

    SR sendiri sebelumnya sempat memberikan klarifikasi terkait video joget tanpa busana yang diperankan dirinya.

    Ia mengaku sebagai korban karena terbuai bujuk rayu kenalannya di media sosial.

    Namun, polisi belum bisa menemukan keberadaan SR.

    Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma mengatakan polisi masih mencari keberadaan SR hingga saat ini.

    Bahkan, polisi pun sudah mendatangi kediaman SR, tetapi yang bersangkutan tidak ada.

    “Kami sudah mendatangi rumahnya tetapi yang bersangkutan tidak ada,” kata Angga, Jumat (28/2/2025). 

    Hingga saat ini, polisi belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait perkara tersebut, karena SR belum dilakukan pemeriksaan.

    “Sama sekali kami tidak punya materi terkait kasus video yang viral ini karena pemerannya belum diperiksa. Karena (SR) belum ditemukan,” ucap Angga.

    Polisi pun belum bisa menentukan pasal untuk pemeran video syur tersebut.. 

    “Pasal apa yang menjerat untuk pelaku pemeran video, belum bisa dipastikan. Bagaimana bisa memastikan pasal, kami belum memeriksa (SR),” ucapnya.

    Atas peristiwa tersebut, polisi mengimbau masyarakat agar menjaga privasi ketika berkomunikasi dengan orang lain di media sosial (medsos).

    “Karena yang bisa menjaga adalah kita sendiri,” ujarnya.

    Bu Guru Mengaku Menyesal

    SR pun diketahui sempat memberikan klarifikasi soal video syurnya melalui akun tiktok pribadinya yang diunggah, Rabu (26/2/2025).

    Dia meminta maaf dan mengaku menyesal atas  beredarnya video tak pantas tersebut. 

    Ia pun mengaku tidak mau menyalahkan siapapun dalam insiden tersebut, sebab kejadian itu terjadi akibat kesalahannya dalam menggunakan media sosial. 

    “Saya minta maaf dan menyesal kasus ini,” ucapnya.

    Asal Usul Video Syur Beredar

    SR pun mengungkap asal-usul video syur dirinya beredar di media sosial.

    Ia mengaku peristiwa terjadi setelah dirinya tertipu seseorang yang dikenalnya dari media sosial.

    “Hal itu bermula karena saya tertipu oleh seseorang di media sosial,” ujarnya. 

    Menurutnya, seluruh video tanpa busana yang dikirim melalui pesan singkat pribadi melalui Instagram, rupanya disebar luaskan pelaku penipuan tersebut. 

    “Chat pribadi saya disebar luas dan dijual belikan, sehingga saya tidak bisa mengontrol itu,” katanya. 

    Mengundurkan Diri Jadi Guru

    Sebelum video syur itu menyebar luas, SR mengaku dirinya telah mengundurkan diri sebagai guru pembantu di sekolah dasar Kecamatan Ambulu Jember pada 7 Februari 2025.

    “Dan bukan lagi bagian instansi manapun sejak 7 Februari 2025. Saya seorang mahasiswi yang mencoba mencari pengalaman dan pengembangan dengan mengajar,” ucapnya. 

    Dia menegaskan, kasus itu murni kesalahan individu, yang tidak ada kaitannya dengan anggota keluarga ataupun sekolah. 

    “Yang jelas tidak ada orang terdekat saya yang membiarkan hal ini terjadi. Ini murni kebodohan saya dan saya sangat jauh dari cerminan seorang guru,” ucapnya. 

    Dia juga berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua orang, agar waspada dengan modus penipuan melalui media sosial. 

    “Saya memohon jangan menyerang keluarga saya, teman-teman saya atau instansi yang berkaitan dengan saya. Saya akan bertanggung jawab secara pribadi,” katanya. 

    SR sebelumnya dinyatakan lolos seleksi berkas PPPK.

    Namanya masuk dalam 3.844 pelamar yang lulus seleksi administrasi PPPK Pemerintah Kabupaten Jember Pra Sanggah. 

    Panitia Seleksi Daerah (Panselda) Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur langsung menelusuri keberadaannya.

    Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pemkab Jember, Sukowinarno mengatakan Pansela telah mengkonfirmasi kepala sekolah tempat guru perempuan ini mengajar. 

    “Kami konfirmasi langsung kepada kepala sekolahnya. (Kepala Sekolah) menyampaikan kalau yang bersangkutan sudah mengundurkan diri (tidak aktif) kerja per 7 Pebruari 2025,” ujar Suko melalui pesan singkat Whatsapp, Senin (24/2/2025). 

    Menurutnya, kepala sekolah di Kecamatan Ambulu Jember itu, telah membuat surat pernyataan bermaterai yang menegaskan, kalau Bu Guru SR ini sudah tidak aktif bekerja. 

    Berdasarkan keterangan tertulis pihak sekolah itu, Suko pastikan guru perempuan ini tidak memenuhi syarat mendaftar PPPK Pemkab Jember tahap II. 

    “Sebagai dasar pertimbangan TMS saat pendaftaran PPPK,” ujarnya.

    Diketahui puluhan video tanpa busana yang diduga Bu Guru SR beredar di media sosial, mulai dari X hingga grup Whatsapp warga Jember. 

    Nampak, Ibu guru ini berjoget-joget di ruangan tertutup dengan menunjukan tubuhnya yang tanpa busana.

    (Surya.co.id/ Tribunjatim-timur.com/Imam Nawawi)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Eks Guru Perempuan Terduga Pemeran Video Panas Menghilang, Polres Jember Belum Memulai Pemeriksaan

  • Pemuda Tani Indonesia Jember jajaki ekspor ke kawasan Timur Tengah

    Pemuda Tani Indonesia Jember jajaki ekspor ke kawasan Timur Tengah

    beberapa perusahaan dari Timur Tengah menunjukkan ketertarikan untuk memasok produk dari Jember ke kawasan itu

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Tani Indonesia (PTI) Jember Naufal Aby Yunus mengatakan, pihaknya menjajaki pasar ekspor ke kawasan Timur Tengah setelah mengikuti pameran produk dalam rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional II yang digelar di Balai Sidang Jakarta.

    “Kegiatan itu menjadi peluang besar bagi Jember untuk memamerkan produk unggulan karena dihadiri oleh berbagai perusahaan dan investor baik nasional hingga internasional,” kata Naufal Aby Yunus di Jember, Jumat.

    Pada saat pameran, PTI Jember membawa kopi dari Rumah Kopi Banjarsengon yang merupakan kelompok binaan yang memiliki program pelatihan barista serta pengelolaan kopi dari hulu hingga hilir.

    “Kami juga bekerja sama dengan Bin Cigar untuk olahan tembakau dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Mak Enak Indonesia untuk olahan tape, seperti proll tape,” tuturnya.

    Menurut dia, minat pengunjung terhadap produk Jember cukup tinggi, bahkan kopi dan cerutu yang dibawa ludes terjual, bahkan cerutu senilai Rp4 juta habis diborong.

    “Selain itu, pameran tersebut juga membuka peluang ekspansi ke pasar internasional karena beberapa perusahaan dari Timur Tengah menunjukkan ketertarikan untuk memasok produk dari Jember ke kawasan itu. Saat ini masih tahap rencana, tapi kami akan berupaya merealisasikannya,” katanya.

    Pemuda yang akrab disapa Aby itu mengatakan keterlibatan pemuda di sektor pertanian masih minim dan hal tersebut juga menjadi pembahasan dalam Rakernas PTI di Jakarta, sehingga pihaknya ingin mendorong petani muda di Kabupaten Jember untuk mengambil peran lebih aktif dalam dunia pertanian.

    “Kabupaten Jember memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan dengan komoditas unggulan di antaranya kopi dan tembakau yang sudah dikenal pasar global, sehingga peran petani muda penting dalam mengelola dan memasarkan produk-produk itu agar dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.

    Ia berharap keterlibatan pemuda dalam sektor pertanian di Jember mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para petani yang selama ini banyak ditinggalkan oleh kaum milenial.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cuaca Jatim Jumat 28 Februari 2025: Hujan Ringan Melanda 27 Wilayah, Kab Kediri Diguyur Hujan Sedang

    Cuaca Jatim Jumat 28 Februari 2025: Hujan Ringan Melanda 27 Wilayah, Kab Kediri Diguyur Hujan Sedang

    TRIBUNJATIM.COM – Simak prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) untuk besok Jumat, 28 Februari 2025.

    Pada pagi hari hujan ringan diprediksi akan turun di 27 wilayah di Jawa Timur.

    Di antaranya adalah Surabaya, Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kota dan Kabupaten Kediri, Kota Batu, Kota Blitar, Kota dan Kabupaten Madiun, Kota dan Kabupaten Malang serta Kota dan Kabupaten Mojokerto.

    Lanjut ke wilayah Lamongan, Lumajang, Magetan, Nganjuk, Ngawi, Pamekasan, Kabupaten Pasuruan, Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Sampang dan Tuban.

    Pada siang hingga malam hari hampir seluruh wilayah di Jawa Timur diperkirakan tidak akan turun hujan dan cenderung cerah serta berawan.

    Namun pada dini hari hujan ringan kembali mengguyur wilayah Surabaya, Bangkalan,  Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kota Batu, Kota Blitar, Kota dan Kabupaten Madiun, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Kota Pasuruan dan Kota Probolinggo.

    Lanjut ke Lumajang, Magetan, Malang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Ponorogo, Sampang dan Tulungagung.

    Sedangkan hujan sedang diprediksi akan melanda Kota dan Kabupaten Kediri, Kota Malang, Lamongan, Pamekasan, Probolinggo, Situbondo dan Tuban.

    Penggunaan Sunscreen untuk Aktivitas di Luar Rumah

    Karena cuaca Jatim besok masih didominasi cerah, Tribunners jangan lupa menggunakan sunscreen atau tabir surya saat beraktivitas di luar rumah.

    Penggunaan sunscreen direkomendasikan BMKG untuk menghindari efek buruk paparan sinar matahari secara langsung terhadap kulit.

    Mengingat bahaya terik matahari yang terlalu panas, bisa membuat kulit luka bakar atau sunburn.

    Gejalanya berupa bercak kemerahan atau kecokelatan pada kulit, meradang, dan terasa panas saat disentuh.

    Sehingga perlu perlindungan yang ampuh setidaknya untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.

    Sunscreen menjadi salah satu cara jitu untuk menghindari sinaran matahari langsung.

    Bisa digunakan untuk tubuh dan juga wajah.

    Saat ini banyak produk yang bisa dijadikan pilihan untuk penggunaan sunscreen.

    Tak hanya wanita, sunscreen dapat juga dipakai oleh pria dan anak-anak.

    Anda bisa menggunakan sunscreen 30 menit sebelum ke luar rumah dan aplikasikan ulang setiap 2 jam sekali.

    Dalam sunscreen terkandung SPF (Sun Protection Factor), seperti SPF 30, SPF 50 dan lainnya.

    Angka tersebut memberi tahu Anda berapa lama sinar UVB matahari akan memerahkan kulit Anda jika Anda menggunakan sunscreen persis seperti yang diarahkan dibandingkan dengan jumlah waktu tanpa sunscreen, dikutip dari Skin Cancer.

    Artinya, jika Anda menggunakan produk SPF 30 dengan benar, Anda akan membutuhkan waktu 30 kali lebih lama untuk terbakar dibandingkan jika Anda tidak menggunakan sunscreen.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis Kritik Durasi Penyelidikan yang Dibatasi 14 Hari

    Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis Kritik Durasi Penyelidikan yang Dibatasi 14 Hari

    Jember (beritajatim.com) – Margarito Kamis, pakar hukum tata negara, mengkritik durasi penyelidikan polisi terhadap sebuah kasus yang dibatasi hanya 14 hari. Batas waktu itu tidak realistis dan berpotensi membuka ruang bagi penyalahgunaan kewenangan.

    “Empat belas hari untuk penyelidikan itu omong kosong. Harus dibicarakan dengan serius,” kata Margarito via zoom, dalam diskusi yang digelar di Universitas Muhammadiyah Jember, Kabupaten Jember, Kamis (27/2/2025).

    Menurut Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP) yang tengah dibahas DPR RU, pelapor untuk langsung mengajukan laporan ke penuntut umum jika penyidik tidak bertindak dalam waktu 14 hari.

    Kejaksaan juga diberi hak untuk mengajukan permohonan terkait sah tidaknya penangkapan, penahanan, dan penggeledahan. Dengan kata lain jaksa memperoleh beberapa kewenangan baru, seperti intervensi dalam penyidikan dan kontrol terhadap proses prosedural.

    Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember Ahmad Suryono mengatakan, RKUHAP tidak menawarkan solusi nyata bagi masalah hukum di Indonesia. Dia mempertanyakan diadopsinya model yang telah ditinggalkan oleh negara-negara maju seperti Belanda.

    Pemusatan kewenangan penyelidikan dan penuntutan pada kejaksaan tanpa mempertimbangkan kesiapan SDM dan infrastruktur yang memadai, dikhawatirkan Suryono akan memperburuk kondisi penegakan hukum di Indonesia. “Kasus-kasus yang mangkrak sekarang saja sudah banyak, apalagi jika semua kewenangan dipusatkan di kejaksaan,” katanya. [wir]

  • SOLID Harapkan Bupati dan Wakil Bupati Jember Mendorong Perkembangan Ekonomi Kreatif

    SOLID Harapkan Bupati dan Wakil Bupati Jember Mendorong Perkembangan Ekonomi Kreatif

    TRIBUNJATIM.COM, JEMBER – Bupati Jember Muhammad Fawait dan Wakil Bupati Jember Djoko Susanto dilantik langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara pada Kamis (20/2/2025).

    Pelantikan ini tentu jadi penanda Jember baru bagi Kabupaten Jember.

    Dalam kesempatan terpisah Zimri Boy Yoyada Sinuhaji, Pendiri Solidaritas Pelaku Kreatif Djember (SOLID) mengapresiasi pelantikan tersebut sekaligus memiliki harapan terhadap kepemimpinan baru di Kabupaten Jember salah satunya pada bidang pengembangan ekonomi kreatif.

    “Selamat atas dilantiknya Gus Fawait sebagai Bupati Jember dan Pak Djoko sebagai Wakil Bupati Jember. Besar harapan kami para pelaku ekonomi kreatif di Jember agar ada kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang dapat mendorong berkembangnya para pelaku ekonomi kreatif untuk mewujudkan Jember Baru, Jember Maju” Kata Zimri.

    Perkembangan ekonomi kreatif tidak dapat berjalan sendiri, membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak utamanya dengan pemerintah.

    “Dukungan pemerintah daerah bisa melalui kebijakan-kebijakan seperti pemberian insentif, pengembangan infrastruktur kreatif, perlindungan kekayaan intelektual, pendidikan dan pelatihan, serta membuka pasar baik Nasional maupun Internasional.” Ungkap Zimri

    Pemerintah Pusat telah mengeluarkan PP No. 24 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.

    Mengatur mengenai pembiayaan Ekonomi Kreatif, Pemasaran produk ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual, infrastruktur ekonomi kreatif, insentif bagi pelaku ekonomi kreatif, tanggungjawab pemerintah dan/atau pemerintah daerah serta peran serta masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif, dan penyelesaian sengketa pembiayaan. Pembiayaan ekonomi kreatif bersumber dari APBN, APBD, dan/atau sumber lainnya yang sah.

    “Seperti kita ketahui bersama Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan PP terkait ekonomi kreatif, semoga di Kabupaten Jember bisa melaksanakan PP tersebut. Apalagi mengingat potensi ekonomi kreatif di Jember sangat besar.” Ungkap Zimri yang juga berprofesi sebagai Notaris di Kantor Notaris Zimri Boy Yoyada Sinuhaji, S.H , M.Kn.

    “Tentu besar harapan kami pada pemerintah Kabupaten Jember. Mewujudkan bersama Jember maju dengan kolaborasi, jejaring dan peluang akan lebih terbuka bagi pelaku kreatif” tutupnya.

  • Kisahkan Banyuwangi Lewat Puisi, Tengsoe Tjahjono Hadirkan Buku Jenggirat!

    Kisahkan Banyuwangi Lewat Puisi, Tengsoe Tjahjono Hadirkan Buku Jenggirat!

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Sastrawan dari Banyuwangi yang tinggal di Kota Malang, Tengsoe Tjahjono menerbitkan karya terbarunya berjudul Jenggirat!. Karya terbarunya ini berisi kumpulan puisi.

    Jenggirat! banyak bercerita tentang kampung halamannya yang berada di ujung Pulau Jawa. Tengsoe yang lahir pada 1958 di Jember memiliki banyak kenangan tentang sejarah hidupnya di Banyuwangi.

    “Meskipun saya ini lahir di Jember, tapi kampung halaman orangtua saya di Banyuwangi. Saya banyak menghabiskan waktu di sana. Di Desa Ringin Pitu,” ujar Tengsoe dalam acara bincang buku puisi Jenggirat! di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, Rabu (26/2/2025).

    Tengsoe menghabiskan masa pendidikannya sejak sekolah dasar hingga SPG di Banyuwangi. SPG adalah sekolah pendidikan guru yang setara dengan SMA. Pengalaman hidupnya di Banyuwangi itulah yang ia tuliskan kembali dalam puisi-puisinya.

    “Sejak SD hingga SPG, saya belajar di Banyuwangi sehingga itu menjadi bagian yang tak bisa saya lepaskan dari pergulatan masa saya tumbuh menjadi manusia setengah dewasa. Pada 1978 pindah ke Kota Malang dan tidak kembali sampai sekarang. Jadi itu kisahnya, tetapi ingatan tentang Banyuwangi ini tidak dapat dilebur begitu saja. Ada kerinduan, kangen, ketika menonton tari jejer gandrung, rasanya terharu juga. Mengingat kembali situasi Banyuwangi yang pernah saya tinggali,” ujar Tengsoe.

    Bagi Tengsoe, Banyuwangi adalah daerah luar biasa. Baik dari sisi alam, budaya, tradisi, kesenian, serta kuliner. Ada banyak kekhasan di Banyuwangi yang menurutnya luar biasa. Kondisi itu mendorong dirinya menulis puisi.

    “Banyak objek seperti itu yang mendorong saya membuat puisi. Puisi itu tidak akan pernah lahir kalau saya tidak pernah tinggal di sana. Teks sastra itu mau tidak mau berangkat dari pengalaman penyair dari kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

    Keinginannya menulis tentang Banyuwangi ini sudah lama dipendam. Tengsoe menerangkan, ada tulisan lama dari tahun 2008 yang juga menjadi bagian di dalam ratusan puisi yang ia tulis di Jenggirat!. Judul Jenggirat! ia dapatkan melalui pemikiran yang cukup dalam. 

    Tengsoe berpikir untuk menghadirkan Banyuwangi tanpa menulis kata Banyuwangi di bukunya. Munculah nama jenggirat yang memang ungkapan khas dari Banyuwangi. Jenggirat berarti bangkit atau bangun dari keterpurukan.

    “Ketika saya memberikan judul antologi ini, apa ya yang bisa merepresentasikan Banyuwangi tanpa memberikan kata Banyuwangi di dalam judul. Maka munculah nama jenggirat itu. Jenggirat ini artinya bangkit atau bangun. Kenapa jenggirat, tentu saja bagi saya teks budaya Banyuwangi banyak yang baik, tapi juga ada yang direvisi agar coock dengan perkembangan zaman dan menjawab tantangan zaman. Tapi tentu saja nilai-nilai tradisi tidak bisa menghapus begitu saja,” katanya.

    Tradisi dan kebudayaan Banyuwangi sudah melekat pada diri Tengsoe. Wajar saja karena sejak kecil, ia telah belajar budaya Banyuwangi. Dikisahkan oleh Tengsoe, sekurang-kurangnya ia bisa menari sejak sekolah dasar. Pasalnya, menari telah menjadi bahan ajar wajib pada saat itu. Pun menyanyikan sebuah lagu juga ia lakukan.

    “Saya pernah menjadi pelajar di Banyuwangi. Itu sekurang-kurangnya harus bisa menari satu tarian. Waktu itu tarian padang bulan. Senam pagi diganti tarian padang bulan, sehingga setiap pagi saya menari. Sekurang-kurangnya bisa menyanyi satu lagu juga. Ketika saya SPG, minta tandatangan guru nyanyi dulu. Saya pikir peran pemerintah daerah itu sangat besar untuk ikut mengembangkan budayanya masing-masing,” paparnya.

    Pada puisi-puisi yang ia tulis, terdapat banyak catatan kaki. Di situ ada keterangan yang menjelaskan tempat atau istilah asing bagi pembaca. Semuanya masih berkaitan dengan Banyuwangi. Tengsoe seolah tak ingin pembacanya bingun mengenal nama atau istilah baru yang berkaitan dengan Banyuwangi.

    Joko Saryono, guru besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang memiliki catatan terhadap karya Tengsoe. Joko memiliki ikatan pengalaman hidup yang sangat dekat dengan Tengsoe. Ia mengaku megenal karakter tulisan Tengsoe yang pernah ia baca ketika menjadi promotor untuk gelar doktornya Tengsoe. 

    Menurtnya, Tengsoe memiliki hasrat literer sangat tinggi ketika menulis karya ilmiah. Catatan kaki yang dibuat oleh Tengsoe dalam sejumlah puisinya menunjukan bahwa penulis tidak ingin pembacanya kebingungan.

    “Saya kira catatan kaki yang begitu banyak adalah infiltrasi atau resapan dari hasrat agar puisinya bisa dipahami. Padahal, kalau menulis puisi itu, paham tidak paham ya silahkan. Tapi kalau menulis karya ilmiah, pembacanya harus paham dan dipahamkan. Kalau puisi tidak paham tidak apa-apa, tapi Tengsoe berhasrat agar pembacanya paham. Makannya puisi ini terayun-ayun juga di antara hasrat agar tetap metaforis dengan membiarkan segala diksi dan terminologi,” katanya.

    Di sisi lain, Joko menilai bahwa catatan kaki itu sebenarnya membatasi metafora yang dibangun di dalam puisi. Tengsoe secara tidak langsung telah ‘membunuh’ pesan metaforis pada puisinya.

    “Bagi saya membatasi metafora yang dibangun di dalam puisi. Bahkan boleh saya katakan, sesuatu yang sudah metaforis, tiba-tiba dalam tanda petik, dibunuh sendiri oleh Tengsoe dalam bentuk catatan itu. Menurut saya itu hasrat memberitahu pembacanya agar tidak tersesat, padahal menurut saya tersesat membaca puisi itu bagus,” ujarnya.

    “Membaca puisi itu bukan intended impact, tapi unintended impact. Kalau kita bisa menemukan suatu yang baru, terpendam di antara yang tertulis itu lebih bagus. Sepertinya Tengsore menggiring pembaca agar tidak tersesat di tempat, suasana, atau alam tertentu. Bisa juga ditafsirkan bahwa Tengsoe terlalu baik kepada pembacanya. Ini mungkin kebaikan hati, sekaligus membatasi puisinya. Tengsoe ini menciptakan puisi metafor, tapi juga membunuh metafor itu melalui catatan kaki,” imbuhnya.

    Yusri Fajar, sastrawan yang juga pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya menilai, Tengsoe tidak bisa lepas dari Banyuwangi. Meskipun saat ini secara fisik ia berada di Kota Malang, menjalani kehidupannya di Kota Malang, namun ingatan dan sejarah Banyuwangi tidak dapat dilepaskan begitu saja.

    Yusri, yang juga kelahiran Banyuwangi, merasa ikut terpanggil ketika membaca puisi-puisi di buku Jenggirat!. Ia menyadari kalau Tengsoe seperti berada di ruang antara, di satu sisi ada kepergiaan dari Banyuwangi, di sisi lain masih terngiang segala hal tentang Banyuwangi.

    “Seseorang yang tidak bisa lepas dari Banyuwangi, berada di ruang antara. Di mana satu sisi kepergian, langkah pergi dari Banyuwangi itu sebuah keharusan untuk melanjutkan kehidupan, tapi di sisi lain hatinya tetap di Banyuwangi. Tetapi kalau kita lihat bagaimana Tengsoe mengeksplorasi Banyuwangi, ada hal yang menarik,” katanya. 

    Banyuwangi adalah satu wilayah yang memiliki ragam budaya yang sangat kompleks. Cerita rakyat, folklor, dan kesenian Banyuwangi memiliki banyak ciri khas yang tidak ditemukan daerah lain. 

    “Itulah saya kira, menjadi inspirasi Tengsoe menulis Banyuwangi. Kalau kita mencoba mengamati berbagai puisi di dalam Jenggirat!, hampir semua khasanah kebudayaan Banyuwangi terepresentasikan. Ada kawah Ijen, Pulau Merah, Sukamade, Bangsring, dan khasanah alam yang indah, teman-teman bisa eksplorasi,” paparnya.

    Salah satu penggelan puisi di dalam Jenggirat!:

    Padang Savana Bekol

    “Datanglah pagi-pagi” pesanmu.
    Aku pun datang bersama matahari,
    seakan cahaya bisa menembus rimbun hutan tropis,
    mengiris sunyi yang tak pernah padam.
    Jalan kecil ini, membelah remang,
    membawa aroma rindu yang terjerat waktu.

  • Hanya Modal KTP dan KK, Simak Syarat dan Jadwal Mudik Gratis Dishub Kota Batu ke Banyuwangi-Tuban

    Hanya Modal KTP dan KK, Simak Syarat dan Jadwal Mudik Gratis Dishub Kota Batu ke Banyuwangi-Tuban

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang perayaan Idul Fitri, beberapa instansi pemerintahan memang telah mengadakan program mudik gratis untuk masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman, salah satunya yang diadakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu.

    Program mudik gratis ini memang baru pertama kali dilakukan oleh Dishub Kota Batu, dengan harapan dapat membantu masyarakatnya.

    Dilansir dari unggahan di akun Instagram Dishub Kota Batu, terdapat lima rute tujuan yang bakal dihadirkan untuk mudik gratis ini, yakni sebagai berikut:

    Madura (Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep) Banyuwangi (Lumajang – Jember – Banyuwangi) Tuban (Lamongan – Tuban) Ngawi (Nganjuk – Caruban – Ngawi) Pacitan (Trenggalek – Ponorogo – Ngawi)

    Itulah titik lokasi yang akan dilewati oleh bus untuk mudik gratis yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Baru ini.

    Nantinya para peserta yang mendapatkan kesempatan ini akan berangkat pada 22 Maret dengan jumlah kuota sebanyak 200 orang.

    Tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk mudik gratis, para peserta nantinya juga akan mendapatkan beberapa fasilitas seperti tikar, tempat duduk yang nyaman, snack + makan, serta merchandise.

    Jika berminat, persyaratan yang harus dipenuhi juga tidak ribet dan banyak, karena peserta hanya perlu memanfaatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) beserta Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki.

    Selanjutnya pada tanggal 10 hingga 13 Maret 2025 mendatang, akan dilakukan validasi peserta yang dilaksanakan di kantor Dishub Kota Batu.

    Sedangkan untuk pendaftarannya hanya perlu dilakukan secara online, melalui link berikut ini:

    KLIK DI SINI

    Jangan lupa untuk mengisi data diri yang sesuai dan juga benar, agar nantinya tidak mengalami berbagai macam kendala saat proses pendaftaran.

    Selain itu, diingatkan kepada masyarakat yang ingin melakukan pendaftaran agar tidak menerima iming-iming apa pun dari orang yang tidak dikenal, guna menghindari penipuan dan kerugian lainnya.

    Apalagi setiap proses yang dilakukan untuk mudik yang dilaksanakan oleh Dishub Kota Batu ini, dibuka secara gratis tanpa pungutan biaya apa pun.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Misteri Keberadaan Mahasiswi Trunojoyo Madura, Sempat Dijodohkan dengan Sepupu sebelum Hilang – Halaman all

    Misteri Keberadaan Mahasiswi Trunojoyo Madura, Sempat Dijodohkan dengan Sepupu sebelum Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Madura – Zahrotus Sakdiyah, seorang mahasiswi semester akhir Fakultas Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dilaporkan hilang sejak 6 Februari 2025.

    Zahro, 20 tahun, warga Dusun Mortonggak, Desa Ragung, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, hanya meninggalkan sepeda motor Honda Beat warna merah di Terminal Kota Bangkalan.

    Motor dengan nomor polisi L 2113 SU tersebut dievakuasi ke Polres Bangkalan pada 21 Februari 2025 setelah terparkir selama dua minggu.

    Zahro dilaporkan hilang oleh ayahnya, Rofik, pada 14 Februari 2025, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Bangkalan.

    Dalam laporan, disebutkan bahwa Zahro bersama temannya, Lailatul Qomariyah, meninggalkan rumah di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, pada pukul 08.00 WIB.

    Informasi terakhir menyebutkan Zahro berada di sebuah rumah kos di Jember.

    Keluarga Zahro melakukan pencarian secara intensif, termasuk ritual memanggil korban melalui sarana gentong air, sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.

    Zahro diketahui telah dijodohkan dengan sepupu ibunya beberapa bulan lalu.

    Meskipun perjodohan tersebut tidak bermasalah, Rivai menyebutkan bahwa kepergian Zahro diduga kuat terkait dengan sosok pria lain yang dikenal Zahro, yang sedang kuliah di Yogyakarta.

    “Tunangannya itu adalah sepupu dari ibu, adik Zahro tidak ada masalah dan mau dijodohkan. Komunikasi dengan tunangan juga baik, bahkan rencana pernikahan akan digelar setelah Hari Raya Idul Fitri tahun ini.”

    “Saya tidak tahu, entah dibawa siapa atau pergi sendiri,” tutur Rivai.

    Kata Pihak Kepolisian

    Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, menjelaskan bahwa Zahro dan Lailatul menuju rumah kos Lailatul di kawasan UTM.

    “Korban ditawari untuk menginap, namun dia memilih menginap di rumah kos temannya, Susanti,” ungkap Hafid.

    Zahro berencana menghadiri resepsi pertunangan teman lain, tetapi tidak hadir.

    Hingga kini, pihak kepolisian belum bisa memastikan dengan siapa Zahro pergi ke terminal.

    “CCTV di terminal belum kami cek, karena biasanya terhapus secara otomatis setelah satu atau dua minggu,” tambah Hafid.

    Dari hasil pemeriksaan di bawah jok motor, ditemukan kaus jumper lengan panjang warna abu-abu, baju setelan warna merah, dan sepasang sarung tangan.

    Motor tersebut dalam kondisi tidak terkunci, dan kunci motor tidak ditemukan.

    Hingga kini, pencarian Zahro masih terus dilakukan oleh pihak keluarga dan kepolisian.

    (TribunMadura.com/Ahmad Faisol)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Khofifah-Emil paparkan visi-misi usai jalani retret kepala daerah

    Khofifah-Emil paparkan visi-misi usai jalani retret kepala daerah

    Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan dirinya bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak segera menyampaikan visi-misi di hadapan pimpinan serta anggota DPRD Jatim usai mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

    Penyampaian visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2025-2030 dijadwalkan berlangsung di Gedung DPRD Jawa Timur pada Sabtu, 1 Maret 2025, pukul 16.00 WIB.

    “Di tengah retret ini, kami tetap melakukan koordinasi, termasuk persiapan sertijab (kepala daerah) dan penyampaian visi-misi di hadapan DPRD Jawa Timur. Rencananya, kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 1 Maret 2025,” ujar Khofifah di sela-sela retret, seperti keterangan diterima di Surabaya, Rabu.

    Sebagai informasi, retret kepala daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri berlangsung sejak 21–28 Februari 2025.

    Berbeda dengan Gubernur yang mengikuti sejak hari pertama, Wakil Gubernur Emil Dardak baru mengikuti kegiatan tersebut pada 27-28 Februari 2025.

    “Awalnya penyampaian visi-misi direncanakan pada 3 Maret 2025. Namun, dengan pertimbangan percepatan dan efisiensi waktu, maka pelaksanaannya dipercepat menjadi 1 Maret 2025,” katanya.

    Pada kesempatan tersebut, Khofifah akan menjelaskan secara rinci visi-misi pembangunan Jawa Timur lima tahun ke depan dengan konsep “Gerbang Baru Nusantara”.

    Selain itu, dia juga tengah mengoordinasikan pelaksanaan sertijab bagi 22 kepala daerah kabupaten/kota di Jawa Timur, yakni Kabupaten Blitar, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang.

    Kemudian Kabupaten Madiun, Kabupaten Bojonegoro, Kota Kediri, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Batu, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kota Blitar, Kota Malang, dan Kota Probolinggo.

    “Untuk daerah yang kepala daerahnya petahana, tidak dilakukan sertijab, melainkan langsung penyampaian visi-misi di forum DPRD. Sedangkan bagi yang bukan petahana, akan dilakukan sertijab yang dihadiri oleh Gubernur, Wakil Gubernur, atau pejabat yang ditunjuk mewakili,” katanya.

    Pelaksanaan sertijab ini, kata Khofifah, harus dilakukan maksimal 14 hari kerja setelah pelantikan guna memastikan seluruh proses berjalan optimal dalam waktu yang tersedia.

    Terkait Kabupaten Pamekasan, Gubernur Khofifah telah menginstruksikan Biro Pemerintahan Provinsi Jawa Timur untuk berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyusul putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan sengketa Pilkada Pamekasan pada 24 Februari 2025.

    Dengan demikian, pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan terpilih dapat segera dilaksanakan setelah adanya penetapan dari KPUD dan DPRD Pamekasan serta diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri.

    “Kami berharap seluruh proses penyiapan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan dapat berjalan cepat dan tepat. Sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri, kepala daerah yang belum dilantik oleh Presiden pada 20 Februari 2025 akan dilantik oleh Gubernur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota,” ujar Khofifah.

    Diketahui, dari total 39 pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah di Jawa Timur, dua pasangan belum dilantik akibat sengketa pilkada, yakni Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Magetan.

    Untuk Pamekasan, MK telah menolak gugatan sengketa, sementara untuk Kabupaten Magetan diputuskan akan dilakukan pemungutan suara ulang.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025