kab/kota: Jember

  • Sebagian Warga Solo dan Jember Sholat Idul Fitri Hari Ini 30 Maret 2025, Ungkap Alasan Lebaran Lebih Awal

    Sebagian Warga Solo dan Jember Sholat Idul Fitri Hari Ini 30 Maret 2025, Ungkap Alasan Lebaran Lebih Awal

    PIKIRAN RAKYAT – Sejumlah masjid di Kota Solo, Jawa Tengah, dan di perbatasan Jember-Bondowoso, Jawa Timur, telah melaksanakan Shalat Idul Fitri pada Minggu, 30 Maret 2025, meskipun pemerintah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Perbedaan ini terjadi karena metode penetapan 1 Syawal yang mereka gunakan berbeda dari pemerintah.

    Shalat Idul Fitri di Solo

    Sejumlah warga sudah menjalankan Shalat Idul Fitri di Solo, Jawa Tengah, Minggu 30 Maret 2025.

    Di Kota Solo, salah satu masjid yang telah menggelar Shalat Id adalah Masjid Al-Bakrie, Mojosongo, Jebres. Ratusan jamaah, baik pria maupun wanita, turut serta dalam pelaksanaan ibadah tersebut.

    Takmir Masjid Al-Bakrie, Sulaiman, menjelaskan bahwa pelaksanaan Shalat Id dilakukan karena mengikuti rukyat global. Menurutnya, hilal telah terlihat di Arab Saudi, sehingga 1 Syawal ditetapkan lebih awal.

    “Kami mengambil rukyat global dalam melihat hilal, sehingga kami mengikuti penetapan 1 Syawal hari ini,” ucapnya.

    Sulaiman juga mengungkapkan bahwa penetapan ini baru diketahui pada Sabtu malam, sehingga pemberitahuan kepada jamaah dilakukan secara mendadak. Namun, pihak takmir telah melakukan persiapan sebelumnya untuk kemungkinan pelaksanaan Shalat Id pada hari Minggu.

    Selain Masjid Al-Bakrie, Masjid Al-Hidayah Sriwedari juga menggelar Shalat Id pada hari yang sama. Khatib masjid tersebut, Taufan Wahyu, menegaskan bahwa mereka berpedoman pada rukyat global dalam menetapkan 1 Syawal.

    “Kami ingin mencontoh Nabi yang memulai puasa dan berbuka dengan hilal. Sedangkan di Saudi sudah terlihat hilal,” ujarnya.

    Lebaran Lebih Awal di Jember-Bondowoso

    Di perbatasan Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso, ratusan warga sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Dluror dan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah di Desa Suger Kidul juga merayakan Idul Fitri pada Minggu, 30 Maret 2025.

    Pelaksanaan Shalat Id di pondok pesantren tersebut mendapat pengamanan dari aparat Polsek Jelbuk, mengingat lokasi masjid berada di perbatasan dengan lalu lintas yang cukup padat.

    Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Irwanto, menjelaskan bahwa jamaah di ponpes ini telah berpuasa lebih awal, yaitu sejak 28 Februari 2025, berdasarkan kitab salaf Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais yang telah diterapkan sejak tahun 1826.

    Metode yang mereka gunakan disebut sistem khumasi, yang memastikan mereka telah berpuasa selama 30 hari.

    “Kami memang puasa lebih awal yakni pada 28 Februari 2025 berdasarkan kitab salaf yang diterapkan sejak tahun 1826 dengan sistem khumasi, sehingga genap kami berpuasa 30 hari,” katanya.

    Irwanto menambahkan bahwa penetapan 1 Syawal di ponpes mereka dilakukan melalui metode hisab dan rukyat, tetapi berbeda dari metode yang digunakan oleh pemerintah dan Muhammadiyah. Keputusan ini telah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun.

    “Hampir setiap tahun memang penetapan awal puasa dan 1 Syawal berbeda dengan pemerintah atau lebih awal, namun kami tetap menghormati warga yang masih menjalankan puasa hari ini, sehingga merayakan Lebaran secara sederhana,” tuturnya.

    Irwanto juga menegaskan bahwa tidak ada paksaan bagi warga sekitar pondok pesantren untuk mengikuti keputusan ini. Masyarakat bebas memilih kapan mereka ingin merayakan Idul Fitri. Meskipun begitu, banyak jamaah yang datang dari Kabupaten Jember dan Bondowoso untuk mengikuti Shalat Id di pesantren tersebut.

    Pengamanan dari Pihak Kepolisian

    Kapolsek Jelbuk, AKP Brisan Imanulla, menyatakan bahwa pihaknya bersama aparat tiga pilar melakukan pengamanan agar ibadah berjalan dengan lancar. Selain menjaga ketertiban, mereka juga mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi masjid, mengingat letaknya berada di perbatasan dua kabupaten yang cukup ramai kendaraan.

    “Alhamdulillah pelaksanaan shalat Id berjalan lancar dan kami juga dibantu oleh petugas keamanan ponpes, sehingga situasi berjalan kondusif dan kami juga mengatur arus lalu lintas karena lokasi pesantren berada di perbatasan dua kabupaten yang cukup padat kendaraan melintas,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Sebagian Warga di Jember-Bondowoso Rayakan Lebaran Hari Ini

    Sebagian Warga di Jember-Bondowoso Rayakan Lebaran Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian masyarakat yang berada di sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Dluror dan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah di Desa Suger Kidul, Kabupaten Jember, Jawa Timur merayakan Lebaran lebih awal dari penetapan pemerintah yakni pada hari ini, Minggu (30/3/2025).

    Ratusan orang dari jamaah dua pondok pesantren itu terlihat memadati masjid yang berada di dalam pesantren untuk melaksanakan salat Id dengan mendapatkan pengamanan dari aparat Kepolisian sektor (Polsek) Jelbuk karena lokasinya berada di perbatasan dengan lalu lintas yang cukup padat.

    “Kami memang puasa lebih awal yakni pada 28 Februari 2025 berdasarkan kitab salaf Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais yang diterapkan sejak tahun 1826 dengan sistem khumasi, sehingga genap kami berpuasa 30 hari,” kata Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Irwanto di Desa Suger Kidul.

    Dia mengatakan pihaknya melakukan penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah dengan metode hisab dan rukyat. Namun, metodenya berbeda dengan cara yang dilakukan pemerintah dan Muhammadiyah karena hal tersebut sudah dilakukan turun temurun ratusan tahun lalu.

    “Hampir setiap tahun memang penetapan awal puasa dan 1 Syawal berbeda dengan pemerintah atau lebih awal, namun kami tetap menghormati warga yang masih menjalankan puasa hari ini, sehingga merayakan Lebaran secara sederhana,” tuturnya.

    Selama ini tidak ada paksaan kepada warga sekitar pondok pesantren untuk mengikuti hasil ijtihad di ponpes tersebut karena masyarakat bebas memilih dalam merayakan Lebaran 2025. Namun, sebagian jamaah yang mengikuti salat id tersebut berasal dari Kabupaten Jember dan Bondowoso.

    Sementara Kapolsek Jelbuk AKP Brisan Imanulla mengatakan pihaknya bersama tiga pilar melakukan pengamanan di sekitar lokasi masjid yang digunakan shalat Id agar ibadah yang dilakukan ratusan warga berjalan dengan khusyuk. 

    “Alhamdulillah pelaksanaan shalat Id berjalan lancar dan kami juga dibantu oleh petugas keamanan ponpes, sehingga situasi berjalan kondusif dan kami juga mengatur arus lalu lintas karena lokasi pesantren berada di perbatasan dua kabupaten yang cukup padat kendaraan melintas,” katanya. 

    Masyarakat di Desa Suger Kidul tersebut sudah terbiasa dengan perbedaan dalam mengawali puasa Ramadhan dan penetapan Hari Raya Idul Fitri yang dianggap sebagai anugerah dan tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan kerukunan bersama.

  • Aksi Represif Saat Demo UU TNI Bukti Kuatnya Nuansa Militeristik

    Aksi Represif Saat Demo UU TNI Bukti Kuatnya Nuansa Militeristik

    JAKARTA – Pengamat politik Universitas Jember, Muhammad Iqbal menilai aksi represif aparat dalam menangani demonstran penolak UU TNI menunjukkan kuatnya nuansa militeristik seperti dalam berbagai rekaman video, di mana terlihat personel Brimob yang diperkuat dengan kendaraan taktis berhadapan dengan kelompok mahasiswa yang hanya “bersenjatakan” tali rafia.

    “Akibatnya, kekerasan yang menimpa massa aksi di sejumlah kota saat demonstrasi menolak UU TNI tak terhindarkan lagi. Mengapa kekerasan yang berujung jatuh korban luka dan penangkapan peserta aksi terus berulang terjadi? Tentu ada dugaan hierarki satu komando dari kepolisian,” ungkapnya, Jumat 28 Maret 2025.

    Dia menjelaskan, aksi unjuk rasa dan mekanisme untuk penanganannya sudah dirinci dalam Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum.

    “Tapi, polisi di lapangan kerap punya tafsir sendiri menghadapi demonstran. Sebut saja, misalnya, ketika massa demo sudah melewati waktu senja dan terus bertahan, maka polisi punya dalih untuk membubarkan. Apa pun alasan dan argumen peserta aksi sering tidak dihiraukan lagi. Harus bubar dan pada momen itulah penggunaan kekerasan oleh polisi kerap dilakukan untuk mendesak peserta aksi mundur dan bubar,” tukasnya.

    Iqbal mengatakan, perlu dibentuk tim investigasi independen untuk menyelidiki kasus- kasus represif aparat dalam menangani aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat sipil di berbagai daerah. Pasalnya, dia pesimistis Polri bakal mengubah metode penanganan aksi unjuk rasa.

    Padahal, dia memprediksi gelombang aksi protes mahasiswa dan masyarakat sipil yang menolak UU TNI akan terus berlanjut. Apalagi, DPR saat ini juga tengah membahas revisi UU Polri dan KUHAP yang juga potensial bermasalah.

    “Ketiga, revisi UU itu semuanya dilakukan dengan tidak ada partisipasi bermakna (meaningful participation) yang benar-benar serius melibatkan publik dan kelompok masyarakat sipil. Pemerintahan Prabowo tampak kuat sekali untuk mengelola negara secara resentralisasi dan militeristik,” tutup Iqbal.

  • Demo Tolak Revisi UU TNI Kian Meluas, Massa Memanas, Aparat Makin Beringas

    Demo Tolak Revisi UU TNI Kian Meluas, Massa Memanas, Aparat Makin Beringas

    PIKIRAN RAKYAT – Mahasiswa di berbagai kota bangkit menolak Revisi UU TNI yang telah disahkan DPR pada 20 Maret lalu. Aksi unjuk rasa tak hanya berlangsung di kota-kota besar semacam Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya, tetapi juga diadakan di Tasikmalaya, Sukabumi, Jember, Majalengka, Lumajang, Kupang, Ende, dan Blitar.

    Demonstrasi ini diwarnai intimidasi, kekerasan, dan penangkapan oleh aparat keamanan—yang kali ini melibatkan tentara.

    Demonstrasi di Karawang

    Di Karawang, Jawa Barat, demonstrasi yang dipusatkan di Gedung DPRD dihelat oleh Komite Rakyat Sipil Karawang pada Selasa 25 Maret 2025. Mereka tidak hanya menolak UU TNI tetapi juga menuntut pembatalan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan TNI.

    “Perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, hingga ketahanan pangan dan mitigasi bencana,” katanya.

    Gelombang Demonstrasi di Berbagai Kota

    Di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat NTB menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi NTB. Aksi ini berlangsung di bawah penjagaan ketat aparat kepolisian.

    Di Kediri, Jawa Timur, aksi demonstrasi dipusatkan di Taman Sekartaji dengan mengadakan mimbar rakyat. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, mahasiswa memusatkan aksi demonstrasi mereka di Taman Bekapai. Aksi dimulai pada pukul 12.00.

    Di Sukabumi, Jawa Barat, seorang jurnalis mengalami intimidasi dari aparat keamanan saat meliput demonstrasi mahasiswa pada Senin 24 Maret 2025. Di Lumajang, Jawa Timur, aksi demonstrasi diwarnai pemukulan aparat terhadap seorang demonstran seperti yang terekam dalam video yang beredar di media sosial.

    Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sekitar 200 mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD. Mereka membakar kardus dan merangsek ke dalam gedung DPRD sekira pukul 13.00 WITA.

    Kericuhan terjadi akibat tidak adanya perwakilan anggota DPRD yang menemui massa aksi, mengakibatkan beberapa pintu kaca hancur dan meja lobi dirusak.

    “Saya dipukul pakai tempat sampah kemudian ditonjok,” kata mahasiswa bernama Melianus Maimau sembari menunjukkan pelipisnya yang lecet.

    Di Surabaya, Jawa Timur, ratusan mahasiswa berdemonstasi di depan Gedung Negara Grahadi, membawa berbagai poster, membakar ban di tengah jalan, dan berorasi menolak revisi UU TNI. Polisi membalas dengan semburan meriam air ke arah demonstran. Selama aksi ini, 25 demonstran ditahan serta dua jurnalis mengalami kekerasan dan intimidasi aparat keamanan.

    Kekerasan terhadap Jurnalis dan Tenaga Medis

    Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris, mengecam keras intimidasi dan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis.

    “Tindakan polisi tersebut membuktikan bahwa polisi tidak paham tugas jurnalis. Apa yang dilakukan polisi melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,” kata Andre Yuris, Senin 24 Maret 2025.

    Di Malang, Jawa Timur, aksi mahasiswa pada Minggu 23 Maret 2025 berujung ricuh. Sebanyak enam mahasiswa sempat ditahan polisi dan 10 orang menjadi korban kekerasan aparat.

    Tim medis yang seharusnya memberikan pertolongan pertama juga mengalami pemukulan dan intimidasi aparat. Bahkan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang menyebutkan beberapa tenaga medis mengalami pelecehan seksual.

    Delta Nishfu dari Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Malang menjadi korban pemukulan aparat.

    “Dari teman-teman pers mahasiswa ada delapan anak yang kena pukul. Beberapa di antaranya sudah menunjukkan kartu pers. Ada juga yang sudah mau balik, tapi tetap dipukul,” ujarnya.

    Dia juga mengaku diseret, dipukuli, dan diinjak-injak oleh aparat yang bertameng dan berpentungan.

    Demonstrasi di Jakarta Berujung Bentrokan

    Di Jakarta, demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR pada Kamis 27 Maret 2025 berujung bentrokan. Polisi menggunakan mobil taktis untuk membubarkan massa. Satu sepeda motor milik anggota Polri dibakar oleh massa aksi.

    Di media sosial beredar video yang menunjukkan penggeledahan tas tim medis oleh aparat tanpa alasan jelas.

    “Ini tas medis, udah jelas-jelas tanda medis itu,” kata seorang perempuan dalam video tersebut.

    Ketua AJI Surabaya menegaskan bahwa tindakan polisi melanggar Undang-Undang Pers.

    Analisis: Mengapa Demonstrasi Menyebar?

    Redaktur Jurnal Prisma dan Senior Research Fellow LP3ES, Rahadi Wiratama menyebut bahwa aksi ini menyebar luas karena adanya kelompok kritis yang berkembang di berbagai kota.

    “Itu satu tanda bahwa kelompok atau kelas kritis itu relatif menyebar di Indonesia,” ucapnya.

    Rahadi Wiratama juga mengingatkan bahwa meskipun Reformasi telah berjalan 25 tahun, ada tanda-tanda kemunduran demokrasi.

    “Di tengah jalan kita menyaksikan kebalikannya. Alih-alih mengonsolidasi demokrasi, (kita malah seperti) menuju sistem politik yang gejalanya mirip dengan otoritarianisme Orba,” katanya.

    Rahadi Wiratama menilai bahwa kesadaran publik terhadap ancaman militerisme masih terbatas di kelompok-kelompok kritis.

    “Ada kekuatan-kekuatan yang mencoba untuk mewacanakan ‘kita sudah tidak butuh kebebasan sipil, supremasi sipil, tapi butuh sandang pangan’,” ujarnya

    Akan tetapi, Rahadi Wiratama optimistis bahwa situasi saat ini tidak akan kembali seperti masa Orde Baru karena efek komunikasi dan media sosial yang sulit dibendung.

    “Efek komunikasi dan efek media sosial di masyarakat susah dibendung. Jadi, semua informasi publik yang terkait dengan UU TNI muncul bersamaan hari itu juga di Indonesia di seluruh dunia. Enggak terhalang,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.

    Aksi demonstrasi menolak revisi UU TNI tampaknya masih akan berlanjut, dengan semakin banyak kelompok masyarakat yang turut menyuarakan penolakannya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dua Bocah yang Terseret Arus Sungai Bedadung Jember Ditemukan Tewas – Halaman all

    Dua Bocah yang Terseret Arus Sungai Bedadung Jember Ditemukan Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEMBER – Insiden tragis menimpa dua bocah di Sungai Bedadung, Jember, Jawa Timur. 

    Abdul Qodari (16) dan Aliful Imam (13) ditemukan tewas usai terseret arus deras sungai.

    Keduanya ditemukan tim SAR di hari ketiga pencarian.

    Peristiwa tragis bermula ketika lima anak pergi mencari ikan di sungai setelah sholat subuh. 

    Dari lima anak tersebut, tiga memutuskan untuk mandi dan menyelam di sungai.

    Sayangnya, dua di antaranya terseret arus, sementara satu anak berhasil menyelamatkan diri.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Widodo Julianto, mengungkapkan bahwa pencarian berlangsung selama tiga hari.

    Abdul Qodari ditemukan sejauh lebih dari tiga kilometer dari lokasi awal hanyut, sementara Aliful Imam ditemukan di muara Pancer Puger, yang berjarak lebih jauh.

    “Anak-anak sering kali menganggap sungai sebagai tempat bermain tanpa menyadari potensi bahaya yang mengintai.

    Arus deras dan kedalaman yang tidak merata bisa menjadi ancaman serius,” kata Widodo.

    Orangtua memiliki peran penting dalam mengawasi anak-anak mereka, terutama ketika berada di lingkungan yang berisiko seperti sungai. (Tribun Jatim/Imam Nawawi) 

     

  • Gara-gara Tak Terima Ditegur saat Main Petasan, Pria Bacok Tetangga di Jember, Pelaku Kini Buron – Halaman all

    Gara-gara Tak Terima Ditegur saat Main Petasan, Pria Bacok Tetangga di Jember, Pelaku Kini Buron – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Jember – Seorang pria berinisial F diburu polisi setelah diduga membacok tetangganya, Ahmadi (27), di Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Jember.

    Insiden ini terjadi pada Rabu, 26 Maret 2025, sekitar pukul 01.30 WIB.

    Kapolsek Semboro, Iptu Andrias Suryo Rubedho, menjelaskan bahwa peristiwa ini berawal dari teguran yang diberikan Ahmadi kepada F, yang saat itu sedang bermain petasan bersama empat temannya.

    Teguran tersebut disampaikan pada Minggu, 23 Maret 2025, sekitar pukul 23:00 WIB, karena banyaknya anak kecil di sekitar lokasi.

    “Korban menegur terlapor karena bunyi petasan yang mengganggu,” ujar Andrias.

    Teguran ini membuat F merasa tersinggung, dan pada Senin dini hari, dia bersama temannya, Rio Rendra dan Yudha, mencari keberadaan Ahmadi.

    Penganiayaan

    Setelah bertemu, F dan teman-temannya langsung menganiaya Ahmadi. “Pelaku membawa sebilah pisau dan mengarahkan senjata tajam tersebut ke tangan kiri korban,” kata Andrias.

    Akibat serangan tersebut, Ahmadi mengalami luka robek di tangan dan kakinya.

    Saat ini, Ahmadi masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember akibat luka bacok tersebut.

    Polisi kini sedang memburu pelaku yang melarikan diri setelah kejadian.

    “Kami sedang mencari pelaku karena setelah membacok korban, dia langsung kabur,” imbuh Andrias.

    Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melapor jika melihat tindakan kekerasan serupa, demi menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat.

    (TribunJatim.com/Imam Nawawi)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Puncak arus mudik Lebaran wilayah Daop Jember diprediksi hari ini

    Puncak arus mudik Lebaran wilayah Daop Jember diprediksi hari ini

    Stasiun Jember menjadi titik keberangkatan dan kedatangan terbanyak pemudik, disusul Stasiun Ketapang dan Banyuwangi Kota

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Puncak arus mudik Lebaran 2025 di seluruh stasiun PT Kereta Api Indonesia (KAI) wilayah Daerah Operasi (Daop) 9 Jember, sepanjang Banyuwangi hingga Pasuruan, Jawa Timur, diprediksi terjadi pada hari ini, Jumat.

    “Lonjakan jumlah pemudik sebenarnya sudah terlihat sejak 10 hari sebelum Lebaran karena dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang memperbolehkan pegawai instansi pemerintah dan beberapa perusahaan untuk bekerja dari mana saja (work from anywhere/WFA),” kata Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro ditemui di Stasiun Jember, Jumat.

    Menurut dia, kebijakan WFA telah menyebabkan penyebaran arus mudik lebih merata karena berdasarkan data sejak masa angkutan Lebaran sejak Jumat (21/3) hingga Jumat ini rata-rata keberangkatan harian mencapai 8.860 penumpang.

    Lonjakan jumlah penumpang yang berangkat dari wilayah Daop 9 Jember telah terasa sejak Sabtu (22/3) sebanyak 9.038 penumpang, kemudian pada Minggu (23/3) tercatat sebanyak 9.440 penumpang, pada Rabu (26/3) tercatat 8.961 penumpang, dan hari berikutnya pada Kamis (27/3) melayani 9.730 penumpang.

    Sedangkan untuk rata-rata kedatangan penumpang harian mencapai 9.600 orang yakni sejak Jumat (21/3) hingga Jumat ini.

    Lonjakan kedatangan penumpang ke wilayah Daop 9 Jember terjadi pada Kamis (27/3) tercatat sebanyak 10.482 penumpang dan 9.948 penumpang pada Jumat ini hingga pukul 10.30 WIB.

    “Puncak arus mudik diprediksi terjadi hari ini. Berdasarkan data pagi tadi tercatat sebanyak 8.810 penumpang yang menggunakan moda transportasi kereta api di wilayah Daop 9, namun jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah,” tuturnya.

    Cahyo mengatakan jumlah penumpang yang berangkat dari Daop 9 Jember sejak 21 Maret hingga Jumat ini tercatat sebanyak 71.137 orang, sedangkan penumpang yang tiba mencapai 77.051 orang.

    “Stasiun Jember menjadi titik keberangkatan dan kedatangan terbanyak pemudik, disusul oleh Stasiun Ketapang dan Banyuwangi Kota. Jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Jember mencapai 28.461 orang, sedangkan yang tiba di Stasiun Jember sebanyak 21.956 orang,” katanya.

    Kendati demikian, masih ada beberapa KA yang tiketnya masih tersedia yakni KA Ijen Ekspres (Ketapang-Malang) sebanyak 2.363 tiket, KA Mutiara Timur Reguler (Ketapang-Surabaya Pasarturi) sebanyak 4.413 tiket, dan KA Mutiara Timur Tambahan (Ketapang-Surabaya Gubeng) sebanyak 3.785 tiket.

    Pantauan di lapangan, pemudik memadati Stasiun Jember untuk pulang ke kampung halamannya agar bisa berkumpul dengan keluarga tercinta dalam merayakan momentum Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dukung angkutan lebaran, Rail Transit Hotel Jogja dan KA Java Priority disiapkan

    Dukung angkutan lebaran, Rail Transit Hotel Jogja dan KA Java Priority disiapkan

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Dukung angkutan lebaran, Rail Transit Hotel Jogja dan KA Java Priority disiapkan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 16:12 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) menyiapkan Rail Transit Hotel Jogja dan Kereta Api Java Priority untuk mendukung masa angkutan lebaran 2025 yang berlangsung mulai tanggal 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025. KAI wisata yang merupakan anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) siap berikan layanan terbaiknya pada Rail Transit Hotel Jogja dan KA Java Priority yang kembali dijalankan.

    “Banyaknya permintaan masyarakat untuk Hotel Transit dan KA Java Priority hadir kembali, KAI Wisata berusaha memberikan layanan terbaiknya kembali untuk KA Java Priority.  Rail Transit Hotel Jogja dan KA Java Priority siap menyambut pemudik maupun masyarakat yang khusus liburan lebaran ke Daerah Istimewa Yogyakarta ini,” ujar Vice President Corporate Secretary Agung Wahyu Wibawanto, Rabu (26/03/2025).

    KA Java Priority menyediakan 9.200 tiket semasa angkutan lebaran 2025 mulai tanggal 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025 mendatang. Rangkaian KA Java Priority ini terdiri dari 5 Kereta Priority dan 2 Kereta Imperial yang keseluruhan rangkaian dalam 1 kali perjalanan sebanyak 190 tempat duduk untuk 7 rangkaian kereta Java Priority. Dalam sehari KA Java Priority ini terdapat 2 kali perjalanan yaitu mulai dari Stasiun Gambir dengan jadwal keberangkatan pukul 07.10 WIB dan tiba di Yogyakarta pukul 14.42 WIB, sedangkan kepulangan dari Yogyakarta dipukul 18.20 WIB dan tiba di Gambir pukul 01.55 WIB. Fasilitas yang diberikan yaitu 1 kali makan berat dan free flow cemilan dan minum sepanjang jalan dan juga pelayanan yang khusus dari Train Attendant Priority (TAP) langsung ke penumpang KA Java Priority.

    “Yuk Sahabat Kawisata rasakan mudik mewah dengan KA Java Priority karena masih ada sekitar 5000 tempat duduk tersedia selama angkutan lebaran 2025 ini sudah tercapai 45%” tambah Agung seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Kamis (27/3). 

    Tidak hanya KA Java Priority relasi Gambir – Yogyakarta (PP) yang kali ini memiliki perjalanan masa angkutan lebaran 2025, Kereta Wisata Priority juga sedang ujicoba mengikuti rangkaian pada kereta Pandalungan relasi Gambir – Jember (PP), Kereta Parahyangan relasi Gambir – Bandung (PP), Kereta Gajayana Tambahan relasi Gambir – Malang (PP) dan Kereta Sembrani Tambahan Gambir – Surabaya (PP). Kereta Priority ini menyediakan sebanyak 5.280 tiket semasa angkutan lebaran dan saat ini sudah mencapai 57% dan masih tersedia sekitar 2.262 tiket untuk mudik angkutan lebaran 2025.

    Selain kereta api Java Priority, KAI Wisata juga sediakan Rail Transit Hotel Jogja yang berada di Slasar Malioboro dengan total kamar berisi 10 kamar terdiri dari single superior, double deluxe, dan twin balcony. Rail Transit Hotel Jogja ini menyediakan durasi menginap transit mulai dari 4 jam, 8 jam, 12 jam sampai 24 jam. Cukup membayar mulai dari Rp 215.000, masyarakat sudah dapat menikmati kenyamanan yang disediakan Rail Transit Jogja ini dengan fasilitas shower hot & cold, AC, free wifi, smart TV dengan LED TV, bantal, dan guling.

    “Diharapkan masyarakat yang mudik atau khusus berlibur lebaran bisa langsung pesan Rail Transit Hotel Jogja untuk menginap dan pesan kereta api Java Priority untuk perjalanan kembali ke Jakarta” pungkas Agung. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • KAI Jember tambah rangkaian kereta eksekutif KA Blambangan Ekspres

    KAI Jember tambah rangkaian kereta eksekutif KA Blambangan Ekspres

    mengimbau masyarakat segera memanfaatkan tiket yang masih tersedia dan merencanakan perjalanan mudik dengan baik

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember menambah rangkaian kereta eksekutif KA Blambangan Ekspres untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama masa angkutan Lebaran 2025.

    “Kami melakukan optimalisasi kapasitas dengan mengganti kereta bagasi pada KA Blambangan Ekspres relasi Ketapang – Pasar Senen PP dengan kereta kelas eksekutif yang diberlakukan mulai 29 Maret hingga 03 April 2025,” kata Manajer Hukum dan Humas PT KAI Daop 9, Cahyo Widiantoro di Jember, Jawa Timur, Kamis.

    Menurut dia, hal itu sebagai bentuk respons terhadap tingginya minat masyarakat terhadap layanan KA, sehingga pihak KAI merespons dengan menambahkan stamformasi KA Blambangan Ekspres dengan 1 kereta kelas eksekutif dengan pengaturan yakni KA Blambangan Ekspres relasi Ketapang – Pasar senen pada tanggal 29, 31 Maret dan 2 April 2025, kemudian sebaliknya relasi Pasar senen – Ketapang pada tanggal 30 Maret, 1 dan 3 April 2025.

    “Dengan adanya perubahan itu diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati perjalanan mudik dengan nyaman dan aman menggunakan kereta api,” tuturnya.

    Ia menjelaskan pihak KAI melihat adanya peningkatan signifikan dalam permintaan tiket KA Blambangan Ekspres selama periode Angkutan Lebaran 2025 yang rata-rata penjualan tiket di atas 100 persen.

    “Oleh karena itu, KAI mengambil langkah strategis dengan menggantikan kereta bagasi dengan kereta kelas eksekutif untuk menambah kapasitas angkut penumpang dan mengimbau masyarakat agar segera memanfaatkan tiket yang masih tersedia dan merencanakan perjalanan mudik dengan baik,” katanya.

    Berdasarkan data, memasuki hari ke-7 masa Angkutan Lebaran 2025 tercatat secara total dari 178.244 tempat duduk yang disediakan oleh PT KAI Daop 9 Jember saat ini sudah terjual 99 persen atau sebanyak 176.929 tempat duduk.

    KAI Daop 9 Jember tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dengan memastikan perjalanan mudik berlangsung aman, nyaman, dan sesuai dengan semangat “Mudik Tenang, Menyenangkan bersama Kereta Api”.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pria yang Mengaku Aktivis LSM dan Wartawan Peras Kades di Jember Demi THR

    Pria yang Mengaku Aktivis LSM dan Wartawan Peras Kades di Jember Demi THR

    Jember (beritajatim.com) – Polisi meringkus M. Rofik Rosidi yang mengaku aktivis lembaga swadaya masyarakat dan wartawan, karena memeras Ahmad Romadon, Kepala Desa Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Tersangka ini selalu mengancam akan memberitakan proyek desa atas dugaan penyimpangan jika tidak diberi uang,” kata M. Husni Thamrin, pengacara Romadhon, Kamis (27/3/2025).

    Pemerasan dilakukan di Balai Desa Sukosari, Selasa (25/3/2025). Saat itu, Rofik meminta uang tunjangan hari raya kepada Romadhon dengan disertai ancaman. Malas ribut, Romadhon terpaksa memberikan uang sebagaimana diminta Rofik.

    Namun Romadon kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Polisi pun bergerak dan membekuknya, sekaligus mengamankan barang bukti sebesar Rp 1 juta dari tangan pelaku. Polisi juga menemukan bukti pesan ancaman di ponsel Rofik.

    Kepala Polres Jember Ajun Komisaris Besar Bayu Pratama Gubunagi menyebut tersangka mengantongi empat kartu identitas. “Kami menerapkan pasal 368 dan 389 KUHP tentang pemerasan dengan ancaman hukuman penjara paling lama sembilan tahun,” katanya.

    Romadon dan Rofik sebenarnya sudah saling kenal. “Cuma belakangan ini semakin intens mengintimidasi, meminta sejumlah uang dengan alasan untuk kebutuhan THR. Jadi ini bukan suap-menyuap, tapi lebih pada intimidasi pengancaman dan pemerasan karena jumlah uangnya ditentukan,” kata Bayu.

    Rofik membantah memeras. “Namun faktanya dari alat komunikasi yang kami sita dan beberapa alat b bukti lainnya, ini ada upaya pengancaman dan pemerasan,” katanya.

    Polisi saat ini sedang mendalami kemumgkinan Rofik melakukan aksi pemerasan di lokasi lain. “Kami menyampaikan kepada masyarakat yang mungkin pernah menjadi korban, pernah dimintai uang dengan pengancaman, agar melapor agar bisa kami tindaklanjuti secara profesional dan tuntas,” kata Bayu. [wir]