kab/kota: Jember

  • Bupati Banyuwangi Ipuk Terima Anugerah Tanda Cinta PAI dari Kementerian Agama

    Bupati Banyuwangi Ipuk Terima Anugerah Tanda Cinta PAI dari Kementerian Agama

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi meraih Anugerah Tanda Cinta PAI (Pendidikan Agama Islam) 2025 dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Penghargaan tersebut diberkan, karena Banyuwangi dinilai memiliki perhatian khusus pada peningkatan kualitas guru.

    Anugerah Tanda Cinta PAI diberikan kepada Banyuwangi karena dinilai mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan agama Islam melalui peningkatan kompetensi dan professionalitas guru PAI di daerah.

    Salah satunya dengan memfasilitasi guru PAI baik di sekolah negeri maupun swasta untuk mengikuti pendidikan profesi guru (PPG). Anugerah tersebut diserahkan langsung Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin kepada Bupati Ipuk di Jakarta, Selasa (2/12/2025).

    “Peningkatan kulitas Pendidikan Agama Islam di Banyuwangi merupakan tanggung jawab bersama. Alhamdulillah, kami berterima kasih atas apresiasi Kemenag atas upaya daerah mendukung penguatan pendidikan agama,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat (5/12/2025).

    Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Agama Islam merupakan Program Kementrian Agama dalam rangka pelaksanaan Program Prioritas (Asta Cita) Presiden RI Tahun 2024- 2029. Program ini juga sebagai pelaksanaan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru dituntut memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.

    Pada program tersebut Kemenag meminta dukungan daerah untuk mengalokasikan Bantuan Biaya Pendidikan Profesi Guru (PPG) baik untuk guru PAI di sekolah negeri dan swasta. Pada tahun 2024 Banyuwangi telah mengirimkan 379 guru Agama Islam dari tingkat SD dan SMP dari sekolah negeri dan swasta untuk mengikuti program.

    “Ini adalah bentuk komitmen daerah untuk terus menghadirkan pendidikan agama yang berkualitas melalui peningkatan kompetensi dan professionalitas guru. Prndidikan agama menjadi bagian penting dalam penguatan karakter generasi bangsa,” harap Ipuk.

    Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan Suratno, pelaksanaan Program PPG guru Agama Islam Banyuwangi pada tahun 2024 diikuti total sebanyak total 379 guru tingkat SD dan SMP dari sekolah negeri dan swasta se Banyuwangi.

    “Mereka menjalani PPG selama empat bulan di Universitas yang ditunjuk oleh Kemenag. Untuk Banyuwangi dilaksanakan di UIN KHAS Jember,” katanya.

    Selanjutnya, pada tahun 2025 Banyuwangi juga kembali mengirimkan guru Agama Islam untuk mengikuti program PPG. Guru yang difasilitasi sebanyak 246 orang.

    “Dengan dkirimnya para guru tersebut, saat ini semua guru agama Islam sudah mengikuti Program PPG dari Kemenag. Selain untuk peningkatan kompetensi dan professionalitas, program PPG ini juga menjadi salah satu syarat bagi para guru untuk mendapatkan sertifikasi dari Kemenag,” pungkasnya. [alr/suf]

  • 48 Desa di Jember Gigit Jari Tidak Kebagian Rp 13 Miliar

    48 Desa di Jember Gigit Jari Tidak Kebagian Rp 13 Miliar

    Jember (beritajatim.com) – Sebanyak 48 pemerintah desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur, gigit jari menyusul terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81 Tahun 2025 yang merevisi pengalokasian, penggunaan, dan penyaluran dana desa tahun anggaran 2025.

    Peraturan itu menyebabkan penundaan kucuran Dana Desa Non Earmark Tahap Kedua Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp 13,078 miliar untuk 48 desa itu.

    “Hal ini dikarenakan mereka belum menyampaikan secara lengkap dan benar penyaluran persyaratan penyaluran Dana Desa Tahap II sampai 17 September 2025,” kata Wakil Ketua DPRD Jember Widarto, Jumat (5/12/2025).

    Ada empat persyaratan tersebut. Pertama, laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. Kedua, laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahap I menunjukkan realisasi penyerapan paling rendah sebesar 60 persen dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling rendah sebesar 40 persen.

    Syarat berikutnya adalah akta pendirian badan hukum koperasi desa/kelurahan merah putih atau bukti penyampaian dokumen pembentukan koperasi desa/kelurahan merah putih ke notaris. Terakhir, surat pernyataan komitmen dukungan Anggaran Pendapatan Belanja Desa untuk pembentukan koperasi desa/kelurahan merah putih.

    Widarto mempertanyakan peraturan Menteri Keuangan tersebut. “Peraturan ini terbit pada November 2025, sementara batas waktu pemenuhan persyaratan adalah 17 September 2025. Ini artinya aturan itu berlaku surut,” katanya.

    Padahal, lanjut Widarto, akta pendirian koperasi desa merah putih di desa-desa tersebut baru selesai pada Oktober 2025. “Kasihan para kades ini. Mereka bisa-bisa menangis semua, karena sudah telanjur membangun, tapi dananya tidak cair,” katanya.

    Menurut Widarto, dana yang tertunda pencairannya itu adalah dana yang tidak ditentukan penggunaannya oleh pemerintah pusat. “Dengan demikian dana tersebut yang digunakan untuk membangun berdasarkan program kerja pemerintah desa,” kata politisi PDI Perjuangan ini.

    Widarto meminta Pemkab Jember memperjuangkan nasib 48 pemerintah desa tersebut. “Bupati menyampaikan sedang gencar-gencarnya minta program dari pemerintah pusat. Sedangkan ini ada anggaran yang sudah di-plotting menjadi hak Kabupaten Jember melalui dana desa, malah tidak bisa tercairkan,” katanya.

    Pejabat Sekretaris Daerah Akhmad Helmi Luqman mengatakan, ada mitigasi dan strategi ke depan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya di desa. “Kita dorong koperasi merah putih, usaha-usaha desa, Badan Usaha Milik Desa, dan lainnya untuk tetap eksis, bisa menunjang itu,” katanya.

    Pemkab Jember sendiri, menurut Helmi, saat ini menghadapi tantangan fiskal. “Kami juga mengalami pengurangan anggaran. Defisit besar. Teknis dan strategis bersama-sama nanti kita bicarakan berikutnya, karena surat Menteri Kuangan itu datang tiba-tiba,” katanya. [wir]

  • Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani… Regional 5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
    Penulis
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Sebuah gubuk di ujung bukit Dusun Baban Timur, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menjadi saksi bisu atas cinta sepasang lansia, Saniman (65) dan istrinya, Gira (68).
    Sabtu (29/11/2025) pagi nan tenang, tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com merasakan secara langsung bentuk cinta di tengah keterpurukan ekonomi itu.
    Meski tidak sama, wujud cinta mereka mengingatkan kita pada kisah Habibie-Ainun yang setia di usia senja.
    Bangunan semipermanen tempat Saniman dan Gira tinggal, berdinding gedhek, beratap seng, dan berlantai tanah.
    Letaknya persis di atas salah satu bukit di mana lahannya milik Perum Perhutani. Di kiri dan kanannya terdapat lembah sedalam sekitar 300 meter.
    Atap dan dinding dipenuhi lubang. Cahaya seolah dipersilakan masuk menerangi seisi rumah yang hanya memiliki dua lampu LED redup.
    Saat itu pagi baru menampakkan sinarnya. Matahari perlahan menyibak awan yang masih menggantung di Gunung Raung, menciptakan cahaya lembut menembus sela-sela pepohonan.
    Keheningan pecah saat Saniman mulai menceritakan kisah hidupnya bersama Gira.
    “Kami tinggal di sini sudah sejak 1997,” kata Saniman.
    Di sampingnya, Gira sedang terbaring. Kedua kakinya tak lagi mampu digerakkan setelah penyakit stroke merenggut kesehatannya.
    “Dua tahun lalu, kedua kakinya sakit, enggak bisa digerakkan,” kata Saniman.
    Sejak hari itu pula, Saniman menjadi segalanya bagi Gira: Suami, perawat, sekaligus penopang hidup. Di situlah cinta semakin menemukan wujudnya.
    Pertemuan Saniman dan Gira
    Saniman dan Gira sebenarnya lupa kapan pertama kali bertemu. Sepertinya sekitar empat dekade lalu. Hal yang mereka ingat saat itu keduanya bekerja sebagai buruh lepas perkebunan PTPN.
    Gira kala itu baru berpisah dengan suami pertamanya.
    “Begitu tahu dia sudah berpisah, di situlah kami dekat,” kenang Saniman.
    Gira memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, yakni Nur yang telah meninggal dan Saleh yang kini hidup di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
    Tak butuh waktu lama, keduanya pun menikah. Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mustofa yang kini tinggal di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
    “Orangnya baik sekali. Makanya saya mau (menikah),” ujar Gira.
    Awalnya, mereka tinggal di Dusun Silosanen. Tetapi sekitar 1997, keduanya memutuskan berhenti bekerja sebagai buruh lepas dan pergi ke atas bukit tempat ia tinggal sekarang.
    Rencananya, mereka mau mengubah nasib dengan menggarap lahan warga. Tetapi, takdir berkata lain. Kemiskinan terus menjerat keduanya hingga saat ini.
    Karena Gira sakit dan tidak bisa beraktivitas, Saniman lah yang jadi penopangnya sehari-hari. Setiap pagi, Saniman bangun pukul 04.00 WIB.
    Membersihkan rumah adalah rutinitas pertamanya. Setelah itu, ia berjalan kaki menuruni jalan setapak sejauh 200 meter menuju mata air.
    Rasa cintanya ke Gira membuat kekuatannya berkali lipat menempuh kontur berbukit selama sekitar 15 menit. Air itu Saniman gunakan untuk memasak hingga membersihkan tubuh Gira.
    Kemudian, Saniman memasak di dapur terbuka berdinding seng hijau tua dan bambu, dengan tungku batu bata dan kayu bakar yang bersandar tak rapi.
    Jika ada minyak, Saniman menggoreng tahu, tempe, atau ikan tongkol. Tetapi jika tidak, tempe dibakar, dan tahu dimakan mentah.
    “Biasanya jam 06.00 WIB sudah saya suapkan,” ujar Saniman sembari menoleh ke istrinya. Gira membalas tatapan Saniman dengan senyum.
    Persediaan beras di rumahnya sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa hari.
    Biasanya, ia membeli beras untuk empat hari ke depan, dan itu harus disisihkan dari pendapatan harian yang tidak menentu.
    “Beras ada biasanya cukup sampai empat atau lima hari,” kata Saniman.
    Saat Saniman harus bekerja sebagai buruh serabutan, membersihkan lahan orang dengan upah Rp 50.000 sehari, Gira terpaksa ditinggal seorang diri di rumah.
    Saniman membelikan radio sebagai hiburan sang istri.
    Bila tidak ada pekerjaan, ia mencari rumput untuk dijual, dibayar Rp 35.000 untuk dua karung penuh.
    “Jadi satu karung itu dibayar Rp 15.000,” kata Saniman.
    Anak-anak Saniman jarang datang, karena hidup mereka juga tak berkecukupan.
    Saniman sendiri hanya menerima bantuan pemerintah satu kali, yakni Rp 500.000 dari BLT Kesra. Namun ia tak ingat tahun pastinya bantuan itu diterima.
    Sebagian dari uang tersebut digunakan untuk pengobatan sang istri. Setiap kali berobat, Saniman harus membayar ojek Rp 50.000 pulang-pergi, ditambah biaya dokter Rp 50.000.
    Meski hidup miskin, Saniman bertekad terus merawat sang istri. Ia menyebut, sang istri adalah satu-satunya orang yang ia miliki dan cintai di usia senja ini.
    “Kita saling menghibur saja,” ujar Saniman.
    Gira pun merasa bersyukur memiliki pasangan hidup seperti Saniman yang pekerja keras dan setia. Ia rela menghabiskan sisa usia bersama Saniman.
    Dari Baban Timur ke kenangan Habibie–Ainun
    Di tengah segala keterbatasan ekonomi, cinta Saniman dan Gira tetap tumbuh dan bertahan, nyaris dengan cara yang sama seperti kisah legendaris Habibie dan Ainun.
    Cinta yang sejatinya tidak lahir dari kemewahan, melainkan dari kesediaan untuk saling menjaga dalam suka maupun duka. Kesetiaan menjadi benang merah di antara kedua kisah itu.
    Bila Habibie menemukan kebahagiaan dalam setiap secangkir kopi buatan Ainun, sebagaimana kisah yang diutarakan banyak orang dekatnya, maka di bukit sunyi Baban Timur, cinta itu hadir dalam bentuk segelas air yang dibawa Saniman setiap pagi.
    Tidak ada aroma kopi hangat, tidak ada meja makan megah, hanya air dari mata air bukit yang ditempuh dengan langkah renta, tetapi ketulusannya sama besar.
    Tak ada gemerlap kamera, tak ada penghargaan, dan tak ada sejarah besar yang menuliskan nama mereka.
    Tetapi di gubuk yang hampir roboh itu, cinta Saniman dan Gira menjadi sekuat cinta Habibie dan Ainun, cinta yang bertahan bukan karena keadaan mudah, melainkan karena keadaan sulit.
    Artikel ini merupakan bagian dari perjalanan tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com di Kabupaten Jember, mulai dari 27 November hingga 2 Desember. Klik ini untuk mengikuti seluruh rangkaian perjalanan kami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mojokerto dan 27 Daerah Lain di Jatim Masuk Zona Risiko, Begini Penjelasan BMKG Juanda

    Mojokerto dan 27 Daerah Lain di Jatim Masuk Zona Risiko, Begini Penjelasan BMKG Juanda

    Mojokerto (beritajatim.com) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Juanda mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur sampai 9 Desember 2025 mendatang. Kabupaten dan Kota Mojokerto termasuk dalam 28 wilayah yang berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi.

    Seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es. BMKG Juanda menyebut, cuaca ekstrem dapat terjadi secara mendadak dan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat di wilayah Jawa Timur, termasuk Mojokerto.

    BMKG Juanda merinci wilayah Jawa Timur yang masuk kategori waspada, yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang.

    Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep, Kota Surabaya, dan Kabupaten Tuban.

    Dalam rilis resmi yang ditandatangani Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan menyebut, dari daftar tersebut, Mojokerto menjadi salah satu wilayah yang perlu meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di kawasan rawan seperti lereng, tebing, bantaran sungai, dan daerah padat penduduk yang berdekatan dengan aliran air.

    “Peningkatan cuaca ekstrem didorong oleh beberapa faktor atmosfer dan lautan. Antara lain fenomena gelombang atmosfer Low, Kelvin, dan Rossby yang melintas di Jawa Timur. Suhu muka laut di perairan Selat Madura yang masih hangat dan kondisi atmosfer yang labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas,” ungkapnya, Jumat (5/12/2025).

    Kondisi tersebut memicu pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Jawa Timur. BMKG Juanda mengingatkan potensi bencana hidrometeorologi perlu mendapat perhatian, mengingat wilayah ini memiliki kombinasi area rawan banjir dan daerah perbukitan yang rentan longsor.

    “Sehingga masyarakat, khususnya Mojokerto dan 27 daerah lainnya tersebut agar menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan lebat, tidak berteduh di bawah pohon besar, baliho, atau bangunan yang rapuh, mengawasi kondisi tebing dan lereng di kawasan pegunungan, berhati-hati terhadap jalan licin dan jarak pandang pendek,” pesannya.

    Selain itu, pihaknya juga mengimbau untuk mengamankan barang-barang di rumah yang berpotensi terbawa angin kencang. Untuk memantau perkembangan cuaca harian dan peringatan dini 2–3 jam ke depan, masyarakat dapat mengakses radar cuaca: stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/, informasi cuaca resmi stametjuanda.bmkg.go.id.

    “Juga bisa melalui media sosial @infobmkgjuanda, telepon 24 jam di (031) 8668989 dan WhatsApp di nomor 0895-8003-00011. Kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 9 Desember 2025,” tegasnya. [tin/aje]

  • Direksi KAI-KNKT inspeksi ke Stasiun Jember pastikan kesiapan Nataru

    Direksi KAI-KNKT inspeksi ke Stasiun Jember pastikan kesiapan Nataru

    Sebanyak 144.504 tempat duduk disediakan untuk mengakomodasi tingginya mobilitas masyarakat di wilayah ujung timur Pulau Jawa itu dan sudah terjual sekitar 45.361 tiket telah terjual..,

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono melakukan inspeksi ke Stasiun Jember, Jawa Timur untuk memastikan kesiapan masa angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Rombongan direksi dan komisaris KAI, serta KNKT menggunakan kereta inspeksi tiba di Stasiun Jember pada Kamis sekitar pukul 09.45 WIB yang disambut oleh jajaran KAI Daop 9 Jember.

    “Kami bersama Ketua KNKT melakukan kegiatan rutin menjelang Natal dan Tahun Baru berupa inspeksi, salah satunya di wilayah Daop 9 Jember dengan pengecekan jalur kereta api,” kata Direktur Bisnis & Pengembangan Usaha PT KAI ​Rafli Yandra di Stasiun Jember.

    Pihak KAI memastikan kesiapan penuh dari sisi operasional, sarana, hingga keselamatan jalur menjelang masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2026 di wilayah Daop 9 Jember.

    “Sebanyak 144.504 tempat duduk disediakan untuk mengakomodasi tingginya mobilitas masyarakat di wilayah ujung timur Pulau Jawa itu dan sudah terjual sekitar 45.361 tiket telah terjual. Angka itu diprediksi terus bergerak mendekati hari H,” tuturnya.

    Berdasarkan data penjualan tiket sementara, KA Probowangi relasi Ketapang – Surabaya Gubeng dan KA Sritanjung relasi Ketapang – Lempuyangan menjadi primadona masyarakat. Tercatat, KA Probowangi terjual paling laris sebanyak 11.794 tiket, disusul KA Sritanjung dengan 10.275 tiket.

    ​Pihak KAI telah melakukan peremajaan prasarana secara masif, termasuk penggantian 24 unit wesel di delapan titik strategis mulai dari Rambipuji, Tanggul, Jatiroto, Randuagung, Klakah, Leces, Malasan, hingga Probolinggo menjelang Natal dan Tahun Baru 2026.

    “Fokus KAI adalah jaminan keamanan, kelancaran operasional, dan kenyamanan penumpang selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2026,” katanya.

    Sementara Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengapresiasi langkah KAI yang sudah melakukan persiapan cukup matang dalam menghadapi Natal dan tahun baru dengan melakukan inspeksi jalur dari Jakarta hingga Ketapang di Banyuwangi.

    “Kami juga memberikan rekomendasi untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama dan pihak KAI sudah menjalankan dengan baik rekomendasi itu, sehingga masalah keselamatan bisa teratasi dengan baik,” ujarnya.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kasus Pria ‘Tersesat’ Berulang di Banyak Kota, Kini Hebohkan Pacitan

    Kasus Pria ‘Tersesat’ Berulang di Banyak Kota, Kini Hebohkan Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang pria yang mengaku bernama Sandi Muhamad, kelahiran 2004, kembali ditemukan dalam kondisi terlantar di wilayah berbeda. Terbaru, ia dijumpai di Perempatan Cuik, Kelurahan Ploso, Pacitan, Kamis (4/11/2025). Temuan ini menguatkan dugaan adanya modus baru seseorang berpindah-pindah daerah dengan mengaku tersesat.

    Pria tersebut pertama kali terlihat oleh seorang petugas Satlantas Polres Pacitan yang sedang mengatur arus lalu lintas pada Kamis pagi. Saat diamankan, ia mengaku berasal dari Baladewa, Bandung Tengah, Kota Bandung, dan sedang kebingungan mencari jalan pulang.

    “Ia beristirahat di sebuah mushola dan meminta bantuan kepada petugas agar dapat dipulangkan ke Bandung,” ujar Ipda Mardian Setyo, anggota Pamapta SPKT Polres Pacitan, Kamis (4/11/2025).

    Atas laporan tersebut, petugas kemudian membawa pria itu ke SPKT Polres Pacitan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Dari hasil interogasi, pria itu mengaku berangkat dari Banyuwangi menuju Bandung. Namun saat berada di Kabupaten Jember, ia kehilangan tas dan kebingungan, hingga akhirnya menumpang truk dan terbawa sampai Pacitan pada Kamis pagi.

    Polisi lalu berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Pacitan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil untuk memastikan identitas pria tersebut.

    “Setelah dicek melalui Disdukcapil, identitas pria tersebut tidak terekam dalam data KTP elektronik,” jelas Ipda Mardian.

    Kasus ini ternyata bukan yang pertama. Dari penelusuran petugas, pria yang sama pernah melapor tersesat di Yogyakarta pada 2 Oktober 2025. Kemudian, pada 12 Oktober 2025, ia juga diterima oleh Dinas Sosial Kabupaten Blitar.

    Namun dalam laporan di Blitar, pria itu mengaku dengan nama berbeda, yaitu Haikal Muhammad. Saat itu, Dinas Sosial Blitar bahkan memberikan uang saku sebesar Rp175 ribu dan memulangkannya menuju Yogyakarta.

    Melihat pola kejadian yang berulang di berbagai kota, Mardian menduga pria tersebut menggunakan modus baru untuk mengelabui petugas.

    “Ini bukan pertama kali orang ini ditemukan terlantar di daerah berbeda. Masyarakat perlu hati-hati, jangan mudah percaya begitu saja dengan pengakuan seperti ini,” tegasnya. (tri/ian)

  • Bandara Notohadinegoro tambah rute penerbangan Jember-Denpasar

    Bandara Notohadinegoro tambah rute penerbangan Jember-Denpasar

    Rute baru dari Jember ke Denpasar, akan menghubungkan Jember dengan kota lain di sejumlah daerah di Indonesia

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Pengelola Bandara Notohadinegoro di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menambah rute penerbangan yaitu Jember-Denpasar menjelang libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    “Rute baru dari Jember ke Denpasar, akan menghubungkan Jember dengan kota lain di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Makassar, Balikpapan, Labuan Bajo, Kupang dan Banjarmasin,” kata Bupati Jember Muhammad Fawait di Jember, Rabu.

    Sedangkan dari Denpasar ke Jember, juga akan menghubungkan wilayah Tapal Kuda yakni kota sekitar seperti Kabupaten Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo.

    Maskapai Wings Air akan kembali beroperasi di Bandara Notohadinegoro Jember untuk melayani penerbangan rute Jember-Bali dengan menggunakan pesawat jenis ATR.

    Penerbangan tersebut dijadwalkan tiga kali dalam sepekan yakni Senin, Rabu dan Jumat, berangkat dari Bandara Notohadiegoro Jember pada pukul 13.00 WIB dan tiba di Denpasar pada pukul 15.20 Wita, sedangkan dari Denpasar, pesawat akan berangkat pada pukul 11.40 Wita dan tiba di Jember pada pukul 12.00 WIB.

    “Penerbangan perdana rute Jember-Denpasar melalui Bandara Notohadinegoro Jember segera dimulai pada Jumat (5/12) dengan menggunakan maskapai Wings Air,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jember Gatot Triyono.

    Menurut dia, seluruh persiapan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) di bandara telah rampung, serta pihaknya memastikan bahwa persiapan prasarana dan sarana bandara sudah memadai.

    “Termasuk perawatan yang dilakukan secara berkala karena Bandara Notohadinegoro sudah beroperasi sejak lama dan sudah ada penerbangan Jakarta-Jember selama dua kali dalam sepekan,” tuturnya.

    Ia mengatakan prasarana dan sarana di bandara semuanya sudah memenuhi standar, termasuk perbaikan dan rehabilitasi di terminal bandara seperti kamar mandi sudah sesuai standar kebandaraan.

    “Selain itu, diklat untuk SDM telah selesai karena dua orang SDM pemadam kebakaran sudah tersertifikasi dan perpanjangan lisensi Aviation Security (Avsec) juga sudah selesai,” katanya.

    Kendaraan pemadam kebakaran juga telah siap dengan daya semprot yang menjangkau area bandara, bahkan pihak maskapai saat ini tengah mempersiapkan loket dan tempat check-in di bandara.

    “Durasi perjalanan dari Jember ke Denpasar atau sebaliknya hanya memakan waktu sekitar 1 jam 20 menit. Hal itu tentu memangkas waktu tempuh yang minimal mencapai 8 jam jika menggunakan jalur darat,” ujarnya.

    Penerbangan tersebut menggunakan pesawat jenis ATR 72 seri 500 atau ATR 72 seri 600 dengan kapasitas 70 penumpang dan harga tiket yang tersedia relatif terjangkau mengingat efisiensi waktu yang didapatkan.

    Tiket pesawat dengan rute Jember-Denpasar juga sudah dapat dibeli secara daring melalui platform perjalanan sebesar Rp843.900 hingga Rp855.700, namun tiket promo dengan harga mulai Rp460.000 juga telah disediakan.

    “Dengan adanya penerbangan itu, harapan kami ini akan mempermudah konektivitas antara Jember ke Pulau Bali. Saat ni okupansi penerbangan dari Denpasar-Jember sudah terisi 25 persen, sedangkan rute sebaliknya Jember-Denpasar terisi 50 persen lebih,” katanya.

    Gatot optimistis bahwa penerbangan Jember-Bali akan meningkat menjelang liburan panjang Natal dan Tahun Baru 2026 karena biasanya banyak warga yang berlibur di Pulau Dewata, sedangkan pekerja asal Jember di Bali juga pulang kampung.

    Selama ini, Bandara Notohadinegoro Jember melayani penerbangan Jakarta-Jember dengan maskapai Fly Jaya dengan jadwal dua kali dalam sepekan yakni hari Selasa dan Kamis.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Angkutan Barang Dibatasi Mulai 19 Desember 2025, Ini Daftar Ruasnya

    Angkutan Barang Dibatasi Mulai 19 Desember 2025, Ini Daftar Ruasnya

    Berikut daftar jalan non tol yang terkena pembatasan operasional angkutan barang:

    1. Sumatera Utara:

    a) Bts. Provinsi Aceh – Tanjung Pura – Stabat – Binjai – Medan – Lubuk Pakam – Sei Rampah

    b) Sei Rampah – Tebing Tinggi – Lima Puluh – Kisaran – Aek Kanopan – Rantauprapat – Kota Pinang – Bts Riau

    c) Medan – Berastagi

    d) Pematang Siantar – Parapat Simalungun – Porsea

    2. Riau :

    a) Bts. Sumatera Utara/Riau – Pekanbaru – Bts. Riau/Jambi

    b) Pekanbaru – Bangkinang – Bts. Riau/Sumatera Barat

    3. Jambi dan Sumatera Barat:

    a) Jambi – Tebo – Dharmasraya – Padang

    b) Padang – Bukit Tinggi – Bts. Riau/Sumatera Barat

    c) Bts. Riau/Jambi – Jambi – Bts. Jambi/Sumsel

    4. Jambi – Sumatera Selatan – Lampung:

    a) Bts. Jambi/Sumsel – Palembang – Bts. Sumsel/ Lampung – Bujung Tenuk – Bandar Lampung – Bakauheni

    b) Bts. Jambi/Sumsel – Palembang – Bts. Sumsel/Lampung – Bujung Tenuk – Sukadana – Bakauheni

    5. DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak

    6. Banten:

    a) Merak – Cilegon – Lingkar Selatan Cilegon – Anyer – Labuhan

    b) Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot Subroto

    c) Serang – Pandeglang – Labuhan

    7. DKI Jakarta – Jawa Barat: Jakarta – Bekasi – Cikampek – Pamanukan – Cirebon

    8. Jawa Barat:

    a) Bandung – Nagreg – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar

    b) Nagreg – Kadungora – Leles – Garut

    c) Bandung – Sumedang – Majalengka – Cirebon

    d) Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur – Bandung

    e) Padalarang – Gadog – Bangkong – Cimahi

    f) Karawang – Subang – Indramayu – Cirebon

    g) Sukabumi – Pelabuhan Ratu – Jampang – Cianjur – Garut – Tasikmalaya – Pangandaran – Banjar

    h) Subang – Lembang – Bandung

    9. Jawa Barat – Jawa Tengah: Cirebon – Brebes

    10. Jawa Tengah:

    a) Brebes – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal – Semarang – Demak

    b) Tegal – Purwokerto

    c) Bawen – Magelang – Yogyakarta

    d) Solo – Klaten – Yogyakarta

    11. Jawa Tengah – Jawa Timur: Solo – Ngawi

    12. Yogyakarta:

    a) Yogyakarta – Wates

    b) Yogyakarta – Sleman – Magelang

    c) Yogyakarta – Wonosari

    d) Jalur Jalan Lintas Selatan (jalan Daendeles)

    13. Jawa Timur:

    a) Pandaan – Malang

    b) Probolinggo – Lumajang

    c) Madiun – Caruban – Jombang

    d) Banyuwangi – Jember

    14. Bali: Denpasar – Gilimanuk

  • ADB kucurkan Rp4,99 triliun untuk jalan tangguh bencana selatan Jawa

    ADB kucurkan Rp4,99 triliun untuk jalan tangguh bencana selatan Jawa

    Proyek jalan ini akan mengatasi kesenjangan infrastruktur kritis antara koridor utara Jawa yang sudah berkembang dengan wilayah selatan Jawa,

    Jakarta (ANTARA) – Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,99 triliun untuk pembangunan jalan tangguh bencana sepanjang sekitar 72 kilometer di pesisir selatan Pulau Jawa.

    Proyek ini bertujuan meningkatkan konektivitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Jawa.

    “Proyek jalan ini akan mengatasi kesenjangan infrastruktur kritis antara koridor utara Jawa yang sudah berkembang dengan wilayah selatan Jawa,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Bobur Alimov dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Rabu.

    Proyek Trans Jawa Selatan-Selatan atau Trans South-South Java Road ini akan memperbaiki jalan tanah sempit yang ada dan menyambungkannya secara menyeluruh.

    Saat ini, perjalanan dari kawasan pertanian di Kabupaten Jember menuju Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memakan waktu hingga delapan jam.

    Dengan adanya jalan baru, waktu tempuh diperkirakan berkurang sekitar dua jam, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses pasar, layanan pendidikan, dan peluang ekonomi.

    Alimov menambahkan, desain jalan akan mengintegrasikan solusi biorekayasa dan ketangguhan iklim agar mampu menghadapi cuaca ekstrem sekaligus memperkuat konektivitas nasional dan perdesaan.

    Menurut Alimov, langkah adaptasi perubahan iklim yang diterapkan mencakup peningkatan kapasitas struktur hidraulis untuk mengurangi risiko banjir, perlindungan lereng dengan solusi berbasis alam, serta pembangunan jembatan tangguh iklim yang dapat digunakan saat terjadi peristiwa cuaca ekstrem.

    Upaya ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Kesepakatan Paris.

    Alimov menyebut proyek tersebut juga mendukung Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025–2045 dan strategi kemitraan negara ADB untuk Indonesia 2025–2029.

    Selain memperkuat daya saing, pembangunan jalan ini diharapkan menyeimbangkan perkembangan ekonomi antara wilayah utara-tengah Jawa yang sudah terkoneksi baik dengan pesisir selatan yang akses jalannya masih terbatas.

    ADB juga menekankan aspek kesetaraan gender melalui alokasi minimal 10 persen pekerjaan konstruksi terampil bagi perempuan.

    Program keselamatan jalan akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas, serta dilengkapi dengan edukasi masyarakat mengenai penggunaan jalan secara aman.

    Pencegahan kekerasan berbasis gender dan perdagangan orang akan diintegrasikan dalam pelaksanaan proyek, demikian ADB dalam pernyataannya.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Angkutan Barang Dibatasi Saat Libur Nataru, Ini Ruas Jalan dan Jadwalnya

    Angkutan Barang Dibatasi Saat Libur Nataru, Ini Ruas Jalan dan Jadwalnya

    Jakarta

    Pembatasan operasional angkutan barang diterapkan kembali pada momen Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah ini diambil untuk mencegah kemacetan yang terjadi pada saat peningkatan lalu lintas selama Nataru.

    Kebijakan itu dituangkan dalam Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) secara resmi telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan menuturkan selama periode libur Nataru diprediksi akan ada peningkatan pergerakan masyarakat utamanya pada tanggal 20 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Untuk itu antisipasi kepadatan lalu lintas perlu dilakukan.

    “Maka diperlukan suatu pengaturan agar meningkatkan aspek keselamatan dan kelancaran di jalan,” ungkap Aan dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025).

    SKB Nomor: KP – DRJD 6064 Tahun 2025, HK.201/11/19/DJPL/2025, 104/KPTS/Db/2025, Kep/230/XI/2025 ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud, Direktur Jenderal Bina Marga Roy Rizali Anwar, dan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Irjen Pol Agus Suryonugroho.

    Pembatasan kendaraan angkutan barang dilakukan pada mobil barang dengan sumbu 3 atau lebih, mobil barang dengan kereta tempelan, kereta gandengan, serta mobil barang yang mengangkut hasil galian, hasil tambang dan bahan bangunan.

    Sementara itu, untuk angkutan barang yang dikecualikan dari pembatasan atau tetap bisa beroperasi yaitu yang mengangkut BBM/BBG, hantaran uang, hewan dan pakan ternak, pupuk, penanganan bencana alam, sepeda motor gratis serta barang pokok.

    Namun kendaraan tersebut harus dilengkapi dengan surat muatan dengan beberapa ketentuan, yakni diterbitkan oleh pemilik barang yang diangkut, surat muatan yang berisi keterangan jenis barang, tujuan, dan nama serta alamat pemilik barang. Terakhir, ditempelkan pada kaca depan sebelah kiri angkutan barang.

    Jadwal Pembatasan

    Pembatasan kendaraan angkutan barang di ruas jalan tol diberlakukan mulai tanggal 19 Desember 2025 pukul 00.00 – 20 Desember 2025 pukul 24.00 waktu setempat. Kemudian diberlakukan kembali pada tanggal 23 Desember 2024 hingga 28 Desember 2025 pukul 00.00 sampai pukul 24.00 waktu setempat.

    Kemudian, pada periode tahun baru 2026 akan dilaksanakan kembali pembatasan pada tanggal 2 Januari 2026 hingga 4 Januari 2026 pukul 00.00 hingga 24.00 waktu setempat.

    Sementara itu untuk pembatasan operasional angkutan barang di ruas jalan non tol berlaku mulai tanggal 19 Desember 2025 hingga 20 Desember 2025 pukul 00.00 sampai 22.00 waktu setempat. Dilanjutkan kembali pada tanggal 23 Desember 2025 hingga 28 Desember 2025 mulai pukul 05.00 – 22.00 waktu setempat.

    Kemudian pada momentum tahun baru dilakukan pembatasan mulai tanggal 2 Januari 2026 hingga 4 Januari 2026 mulai pukul 05.00 hingga 22.00 waktu setempat.

    Daftar Ruas Jalan

    Jalan Tol
    1. Lampung dan Sumatera Selatan: Bakauheni-Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung – Palembang.
    2. DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang- Merak.
    3. DKI Jakarta:
    a) Prof. DR. Ir. Sedyatmo;
    b) Jakarta Outer Ring Road (JORR); dan
    c) Dalam Kota Jakarta:
    * Cawang – Tomang – Pluit
    * Cawang – Tanjung Priok – Ancol Timur – Jembatan Tiga/Pluit
    4. DKI Jakarta dan Jawa Barat:
    a) Jakarta – Bogor – Ciawi;
    b) Ciawi – Cigombong – Cibadak;
    c) Bekasi – Cawang – Kampung Melayu; dan
    d) Jakarta – Cikampek.
    5. Jawa Barat:
    a) Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Cileunyi;
    b) Cikampek – Palimanan – Kanci – Pejagan;
    c) Jakarta – Cikampek II Selatan segmen Sadang – Bojongmangu (Fungsional).
    d) Cileunyi – Sumedang – Dawuan;
    e) Bogor Ring Road (BORR).
    6. Jawa Tengah:
    a) Pejagan – Pemalang – Batang – Semarang;
    b) Krapyak – Jatingaleh, (Semarang);
    c) Jatingaleh – Srondol, (Semarang);
    d) Jatingaleh – Muktiharjo, (Semarang);
    e) Semarang – Solo – Ngawi;
    f) Semarang – Demak; dan
    g) Yogyakarta – Solo segmen Kartasura – Klaten – Prambanan.
    7. Jawa Timur:
    a) Surabaya – Gempol;
    b) Gempok – Pandaan – Malang;
    c) Surabaya – Gresik;
    d) Gempol – Pasuruan – Probolinggo;
    e) Probolinggo – Banyuwangi segmen SS Gending – Paiton (Fungsional).

    Jalan Non Tol
    1. Sumatera Utara:
    a) Bts. Provinsi Aceh – Tanjung Pura – Stabat – Binjai – Medan – Lubuk Pakam – Sei Rampah;
    b) Sei Rampah – Tebing Tinggi – Lima Puluh – Kisaran – Aek Kanopan – Rantauprapat – Kota Pinang – Bts Riau;
    c) Medan – Berastagi; dan
    d) Pematang Siantar – Parapat Simalungun – Porsea.
    2. Riau :
    a) Bts. Sumatera Utara/Riau – Pekanbaru – Bts. Riau/Jambi; dan
    b) Pekanbaru – Bangkinang – Bts. Riau/Sumatera Barat.
    3. Jambi dan Sumatera Barat:
    a) Jambi – Tebo – Dharmasraya – Padang;
    b) Padang – Bukit Tinggi – Bts. Riau/Sumatera Barat; dan
    c) Bts. Riau/Jambi – Jambi – Bts. Jambi/Sumsel.
    4. Jambi – Sumatera Selatan – Lampung:
    a) Bts. Jambi/Sumsel – Palembang – Bts. Sumsel/ Lampung – Bujung Tenuk – Bandar Lampung – Bakauheni; dan
    b) Bts. Jambi/Sumsel – Palembang – Bts. Sumsel/Lampung – Bujung Tenuk – Sukadana – Bakauheni.
    5. DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak.
    6. Banten:
    a) Merak – Cilegon – Lingkar Selatan Cilegon – Anyer – Labuhan;
    b) Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot Subroto; dan
    c) Serang – Pandeglang – Labuhan.
    7. DKI Jakarta – Jawa Barat: Jakarta – Bekasi – Cikampek – Pamanukan – Cirebon.
    8. Jawa Barat:
    a) Bandung – Nagreg – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar;
    b) Nagreg – Kadungora – Leles – Garut;
    c) Bandung – Sumedang – Majalengka – Cirebon;
    d) Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur – Bandung;
    e) Padalarang – Gadog – Bangkong – Cimahi;
    f) Karawang – Subang – Indramayu – Cirebon;
    g) Sukabumi – Pelabuhan Ratu – Jampang – Cianjur – Garut – Tasikmalaya – Pangandaran – Banjar; dan
    h) Subang – Lembang – Bandung.
    9. Jawa Barat – Jawa Tengah: Cirebon – Brebes.
    10. Jawa Tengah:
    a) Brebes – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal – Semarang – Demak;
    b) Tegal – Purwokerto;
    c) Bawen – Magelang – Yogyakarta; dan
    d) Solo – Klaten – Yogyakarta.
    11. Jawa Tengah – Jawa Timur: Solo – Ngawi.
    12. Yogyakarta:
    a) Yogyakarta – Wates;
    b) Yogyakarta – Sleman – Magelang;
    c) Yogyakarta – Wonosari; dan
    d) Jalur Jalan Lintas Selatan (jalan Daendeles).
    13. Jawa Timur:
    a) Pandaan – Malang;
    b) Probolinggo – Lumajang;
    c) Madiun – Caruban – Jombang; dan
    d) Banyuwangi – Jember.
    14. Bali: Denpasar – Gilimanuk.

    (hal/hns)