kab/kota: Jember

  • Kondisi Dua Orang Anggota Rombongan Wisata RS Bina Sehat Masih Kritis

    Kondisi Dua Orang Anggota Rombongan Wisata RS Bina Sehat Masih Kritis

    Jember (beritajatim.com) – Dua orang anggota rombongan wisata Rumah Sakit Bina Sehat Kabupaten Jember yang menjadi korban kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025), masih dalam kondisi kritis.

    Mereka masih dirawat di Probolinggo. “Kondisinya enggak memungkinkan, belum stabil dan masih kritis. Mudah-mudahan bertahan dan ada jalan untuk sembuh,” kata Faida, pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat.

    Dari 52 orang anggota rombongan, delapan orang meninggal dunia dan 17 orang mengalami luka sedang dan berat.

    “Kebanyakan korban meninggal dan luka berat ini terluka di bagian kepala. Benturan yang hebat di kepala. Korban-korban yang meninggal itu kebanyakan karena terlempar keluar dari bus,” kata Faida.

    Rombongan karyawan Bina Sehat berlibur ke Gunung Bromo untuk merayakan wisuda sejumlah perawat menjadi sarjana. Tidak semua anggota rombongan yang berangkat adalah perawat. Ada juga petugas layanan kebersihan atau cleaning service.

    Mereka naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember. Pulang dari plesir ke Gunung Bromo, bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong.

    Bus kemudian menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

    Benturan keras membuat badan bus ringsek parah. Jeritan penumpang bercampur kepanikan warga menggema di lokasi. Kejadian tragis itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida. [wir]

  • Penjelasan Resmi RS Bina Sehat Jember tentang Kecelakaan di Probolinggo yang Tewaskan 8 Orang

    Penjelasan Resmi RS Bina Sehat Jember tentang Kecelakaan di Probolinggo yang Tewaskan 8 Orang

    Jember (beritajatim.com) – Faida, mantan Bupati Jember dan pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat, menahan tangis, saat melepas keberangkatan tujuh jenazah korban kecelakaan di Probolinggo, Jawa Timur, ke pemakaman masing-masing, Minggu (14/9/2025) malam.

    Faida berpidato setelah tujuh dari delapan jenazah korban kecelakaan tersebut disalati di lapangan parkir rumah sakit. “Selamat jalan pahlawan-pahlawan Bina Sehat,” katanya, dengan suara parau dan tersendat.

    Usai acara salat jenazah, Faida memberikan keterangan pers mengenai kecelakaan lalu lintas yang menimpa rombongan karyawan RS Bina Sehat di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, sepulang dari Gunung Bromo tersebut.

    “Kawan-kawan. karyawan dan keluarganya yang berekreasi ke Bromo berjumlah 52 orang. Sebagian karyawan, sebagian adalah keluarganya. Dan ini memang murni acara keluarga mereka. Jadi memang memang dari Rumah Sakit tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini,” kata Faida.

    Mereka berekreasi ke Bromo untuk merayakan wisuda sejumlah perawat menjadi sarjana. Tidak semua anggota rombongan yang berangkat adalah perawat. Ada juga petugas layanan kebersihan atau cleaning service. “Namanya juga kalau sudah satu unit itu kan mesti akrab, sudah kayak keluarga, akhirnya juga ikut,” kata Faida.

    Mereka naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember. Pulang dari plesir ke Gunung Bromo, bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB.

    Bus kemudian menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura. Benturan keras membuat badan bus ringsek parah.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Dari 52 orang anggota rombongan, tujuh orang meninggal di lokasi kecelakaan dan satu orang meninggal di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Tongas. Tiga orang yang meninggal di antaranya adalah anak-anak.

    “Sedih sekali. Ada suami, istri, anak meninggal. Ini termasuk yang meninggal di tempat. Korban-korban yang meninggal itu kebanyakan karena terlempar keluar dari bus,” kata Faida.

    “Kebanyakan korban meninggal dan luka berat ini terluka di bagian kepala. Benturan yang hebat di kepala dan sangat beratlah keadaannya. Maka kami putuskan tadi jenazah dimandikan di Probolinggo, karena enggak memungkinkan untuk dimandikan di Jember,” kata Faida.

    Tujuh belas orang mengalami cedera sedang dan berat. “Dari 17 orang itu, 15 orang bisa kami bawa balik ke Rumah Sakit Bina Sehat untuk ditangani di sini,” kata Faida. Rumah Sakit Bina Sehat mempersiapkan operasi untuk beberapa korban malam itu juga.

    Sebagian dari mereka yang menjalani operasi mengalami patah tulang. “Kalau biaya, mereka semua sudah punya BPJS Kesehatan dan karena ini kecelakaan lalu lintas, sudah kita koordinasi dengan Jasa Raharja. Bahkan tadi Pak Kakanwil Jasa Raharja hadir di Probolinggo dan kami dibantu berkoordinasi dengan Jasa Raharja Probolinggo,” kata Faida.

    Tidak semua korban bisa dibawa kembali ke Jember. Menurut Faida, dua orang masih dirawat di Probolinggo. “Kondisinya enggak memungkinkan, belum stabil dan masih kritis. Mudah-mudahan bertahan dan ada jalan untuk sembuh,” katanya.

    Faida memimpin penjemputan seluruh korban kecelakaan itu dengan membawa 23 ambulance dan sejumlah kendaraan pribadi dari Jember. “Kami tadi menjemputnya tersebar-sebar. Alhamdulillah juga untuk ambulancee sangat banyak yang membantu dari 119 di Probolinggo, dari Kapolres, dari Bupati, semua membantu,” katanya.

    Faida memastikan Bina Sehat fidak akan meninggalkan keluarga almarhum karyawan. “Selama ini kalau ada karyawan yang meninggal, kita tidak putus hubungan dan mendampingi anak-anak karyawan sampai mereka di perguruan tinggi, kita kelola beasiswanya,” katanya. [wir]

  • 6
                    
                        Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo
                        Surabaya

    6 Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo Surabaya

    Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Direktur Utama sekaligus pemilik Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dr Faida mengaku tak tahu sejumlah pegawainya berlibur ke Gunung Bromo, Jawa Timur.
    Faida menegaskan, rekreasi berujung maut di lereng Gunung Bromo pada Minggu (14/9/2025) siang itu bukanlah agenda perusahaan.
    Liburan itu, kata dia, murni inisiatif sejumlah karyawannya secara mandiri dan mengajak keluarga.
    “Jadi memang dari rumah sakit juga tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini,” ungkapnya kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) malam.
    Ia mengaku baru tahu ketika mendengar kabar duka kecelakaan maut tersebut.
    Sesaat setelah mendapatkan kabar, ia kemudian bergegas ke Probolinggo, lokasi kecelakaan, tanpa mengantongi data identitas ataupun jumlah karyawannya yang menjadi korban.
    “Jadi saya tidak tahu siapa saja yang ada di sana, kami cari dan identifikasi identitasnya di Probolinggo (faskes),” terang Faida.
    Mantan Bupati Jember itu menuturkan, para pegawainya rekreasi ketika hari libur dan itu merupakan hak mereka.
    Sebagian dari para korban adalah perawat RSBS yang sebelumnya D3 lalu lanjut kuliah dan baru wisuda menempuh S1.
    Atas pencapaian itu, mereka ingin berlibur sebagai bentuk syukuran dengan mengajak sesama karyawan RSBS juga keluarga.
    “Sedih sekali ada yang suami, istri, anak meninggal,” ungkap Faida.
    Sebelumnya, kecelakaan maut bus Hino milik PO Ind’s 88 Nopol P7221UG di lereng Gunung Bromo itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) sekira pukul 11.45 WIB.
    Bus dalam kondisi ringsek parah di bagian kanan setelah menabrak pengendara motor lantas menghantam pagar pembatas besi di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
    Bus berawak 52 penumpang tersebut lepas kendali akibat rem blong saat berada di jalan turunan dan menikung.
    Sebanyak 8 orang di antaranya tewas dan sebagian besar korban telah dipulangkan ke Jember menggunakan ambulans.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Kesaksian Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Jalur Bromo: Saya Sudah Merasa Rem Tidak Enak, Saya Pasrah
                        Surabaya

    10 Kesaksian Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Jalur Bromo: Saya Sudah Merasa Rem Tidak Enak, Saya Pasrah Surabaya

    Kesaksian Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Jalur Bromo: Saya Sudah Merasa Rem Tidak Enak, Saya Pasrah
    Editor
    PROBOLINGGO, KOMPAS.com
    – Rem blong diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan maut bus pariwisata rombongan RS Bina Sehat Jember, Jawa Timur.
    Kecelakaan ini menewaskan 8 orang di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
    Albahri (57), sopir bus, mengatakan, dia merasakan rem bus yang dikendarainya ketika sampai di wilayah Jatian, Desa Boto, sudah tidak enak.
    Hal itu membuat dia memutuskan untuk ke pinggir dengan memelankan laju kendaraan.
    “Sampai di Jatian itu rem sudah tidak enak, akhirnya saya ke pinggir pelan-pelan. Malah sama pengendara di belakang saya itu sampai diklakson dan saya juga ikut klakson,” kata Albahri.
    Selain melaju pelan, menurut Albahri, dia juga sempat memberitahukan kondekturnya untuk pergi ke belakang karena rem bus yang dikendarai sudah blong setelah sebelumnya merasa tidak enak.
    “Sudah kerasa tidak enak, jadi saya langsung suruh Melo (kondektur) ke belakang dan bilang kalau rem blong,” ujar Albahri.
    Saat di Jatian itu, lanjut Albahri, ketika melintas di jalan yang sedikit naik dan menikung, dia langsung memutuskan banting setir.
    Sebab, di sisi jalan sebelah kiri itu banyak kendaraan melintas, baik itu mobil maupun sepeda motor.
    “Jadi saya langsung banting ke kanan, karena di depan itu kosong. Jadi rem blong itu sudah dari Jatian itu yang anginnya sudah tidak ada. Pun rem juga saya fungsikan, tapi juga tidak bisa, saya juga sudah pasrah,” tuturnya.
    Di dalam bus tersebut, sambungnya, terdapat lebih dari 50 penumpang dari RS Bina Sehat.
    “Kondisi bus saat berangkat dan bahkan saat pulang sebelum sampai di Jatian ini masih aman, tidak ada apa-apa. Tiba-tiba ngeblong dan angin langsung habis,” pungkasnya.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Kesaksian Sopir Bus Pariwisata Rombongan RS Bina Sehat Jember, Pasrah saat Rem Bus Blong
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 23 Ambulans Dikerahkan Bawa Korban Kecelakaan Bus Wisata Bromo

    23 Ambulans Dikerahkan Bawa Korban Kecelakaan Bus Wisata Bromo

    23 Ambulans dikerahkan untuk membawa puluhan korban luka dan 8 jenazah kecelakaan maut bus wisata di Jalur Bromo, Probolinggo.

    Tercatat 44 korban luka akan di bawa ke rumah sakit di Jember, serta 2 korban luka berat di bawa ke rumah sakit di Probolinggo. Sementara 8 jenazah dipulangkan ke rumah duka yang berlokasi di Jember dan Madiun.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo pada saat kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, mengalami gagal fungsi rem sehingga laju kendaraan tetap ke kanan menabrak pembatas jalan / Guardrail sebelah kanan jalan dan kemudian menabrak sepeda motor nomor polisi N-2856-OE.

    Akibat dari kecelakaan tersebut sebanyak delapan orang  meninggal dunia, sedangkan sisanya mengalami luka berat dan ringan yang dirawat di RSUD Dr Saleh, RSU Ar-Rozy, RSU Tongas, Puskesmas Sukapura, Lumbang dan Wonomerto.

    Delapan jenazah dan korban yang mengalami luka-luka sebanyak 15 orang dibawa dengan 23 unit ambulans menuju RSBS di Kabupaten Jember, namun dua korban masih dirawat di RSUD dr Moh. Saleh dan RSUD Tongas karena kondisinya belum stabil.

    Tiga dari delapan korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian merupakan satu keluarga yakni karyawan RSBS atas nama Hendra Pratama bersama istri dan anaknya.

  • Tahlil dan Air Mata Sambut Kedatangan Korban Kecelakaan Maut di RS Bina Sehat Jember

    Tahlil dan Air Mata Sambut Kedatangan Korban Kecelakaan Maut di RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Lantunan tahlil dan air mata menyambut kedatangan korban kecelakaan maut di Rumah Sakit Bina Sehat, Minggu (14/9/2025).

    Dari 23 unit ambulance dan kendaraan yang diberangkatkan dari Rumah Sakit Umum Daerah Mohamad Saleh, Kota Probolonggo, hingga berita ini ditulis sudah dua ambulance dan satu kendaraan pribadi yang tiba.

    Begitu ambulance pembawa jenazah datang, isak tangis.terdengar. Jenazah dibawa ke salah satu ruangan yang disekat dengan kelambu warna hijau dan biru.

    Sementara korban selamat langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat untuk diperiksa.

    Jenazah dan korban selamat rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat dibawa kembali dari Kabupaten Probolinggo ke Kabupaten Jember dengan beriringan menggunakan 23 unit ambulance.

    “Tujuh jenasah di Rumah Sakit Mohamad Saleh sudah disucikan dan sudah di atas ambulance Merah Putih. Satu jenazah berangkat dari Rumah Sakit Daerah Tongas,” kata Direktur RS Bina Sehat Faida.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, itu membawa sekitar 55 penumpang.

    Bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, sehingga menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. [wir/beq]

  • Kecelakaan Bromo: Hendra, "Cleaning Service" RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 September 2025

    Kecelakaan Bromo: Hendra, "Cleaning Service" RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak Surabaya 14 September 2025

    Kecelakaan Bromo: Hendra, “Cleaning Service” RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Hendra merupakan satu dari delapan korban tewas kecelakaan bus yang membawa rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
     
    Hendra yang sehari-hari bekerja sebagai 
    cleaning service
    di RSBS Jember, tewas bersama anak dan istrinya.
    “Sangat berat menjemput jenazah Hendra,
    cleaning service
    RSBS yang meninggal sekeluarga bersama istri dan anaknya,” ungkap Faida, Direktur RSBS Jember, saat memimpin langsung proses evakuasi dan pemulangan para korban.
    Faida mengatakan, kebanyakan karyawan yang berwisata tersebut membawa pasangan atau anggota keluarga lainnya.
    “Mereka ingin rekreasi bersama keluarga, namun musibah terjadi,” katanya.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Hendra merupakan warga Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember.
    Anak perempuan yang turut bersamanya merupakan anak kedua yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
    Anak pertamanya laki-laki kelas 4 SD berada di rumah dan tidak diajak.
    Pantauan Kompas.com di RSBS Jember malam ini, pihak keluarga tengah menunggu kedatangan jenazah Hendra.
    Salah satunya adalah mertua Hendra bersama dua anggota keluarganya.
    Sejumlah anggota keluarga korban lainnya juga tengah menanti kedatangan ambulans yang masih dalam perjalanan dari Probolinggo menuju RSBS Jember.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 September 2025

    Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo Surabaya 14 September 2025

    Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Arty merupakan satu dari delapan korban tewas kecelakaan bus rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Kabupaten Jember, Jawa Timur, di jalur wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Minggu (14/9/2025).
    Arty merupakan perawat di rumah sakit tersebut.
    “Menurut kesaksian, Arty ini terlempar keluar bus,” ujar Direktur RSBS Jember, Faida, lewat pesan tertulis.
    Mantan Bupati Jember itu juga mengungkapkan bahwa belum sepekan ayah Arty juga meninggal.
    “Arty ini baru beberapa hari yang lalu bapaknya meninggal di RSBS dan dimakamkan di Ngawi, belum seminggu,” ujar Faida.
    Ambulans Merah Putih yang membawa jenazah Arty berpisah dengan rombongan di Tol Probolinggo menuju Ngawi.
    Faida memimpin langsung proses evakuasi dan pemulangan para korban.
    Sebanyak 23 ambulans dikerahkan, sebagian besar dibawa dari Jember.
    Hingga saat ini, ambulans masih dalam perjalanan menuju RSBS Jember, baik untuk korban meninggal maupun yang selamat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Rem Blong Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Bus yang Tewaskan 8 Orang di Bromo

     

    Liputan6.com, Probolinggo – Kecelakaan maut melibatkan bus pariwisata terjadi di lereng Gunung Bromo, tepatnya di Kabupaten Probolinggo, Jatim, Minggu (14/9/2025). Akibatnya sebanyak 8 penumpang dilaporkan meninggal dunia. Semua korban meninggal dunia merupakan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember

    Direktur RS Bina Sehat Faida membenarkan kejadian tersebut, korban kecelakaan itu merupakan rombongan karyawan RSBS yang liburan di Gunung Bromo.

    “Mereka infonya turun dari Gunung Bromo setelah tasyakuran kelulusan S1,” kata Faida.

    Belasan penumpang yang mengalami luka-luka telah dievakuasi ke berbagai fasilitas kesehatan, seperti Rumah Sakit dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo hingga RS Arrozi Probolinggo.

    “Beberapa orang kritis. Kami sedang di Probolinggo membawa 18 ambulans dengan patwal untuk mengevakuasi korban yang mengalami luka-luka),” ucap mantan Bupati Jember itu.

    Faida mengatakan pihaknya sudah tiba di Rumah Sakit Umum Daerah M Saleh Kota Probolinggo dan mengidentifikasi jenazah korban.

     

    Sementara itu Kasatlantas Polres Probolinggo AKP Safiq Jundhira kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) mengatakan, penyebab kecelakaan diduga karena rem blong. 

    “Jadi informasi sementara, kecelakaan terkait bus rem blong, itu masih perkiraan, dari penumpang dari driver. Untuk kepastiannya kami masih menunggu usai evakuasi,” katanya. 

    Safiq menyebut, dari informasi yang didapatnya berdasarkan data manifes, ada 50 penumpang dalam bus nahas tersebut, yang kebanyakan berasal dari rombongan nakes yang sedang wisata ke Bromo. 

    Safiq juga mengatakan, kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 11.45 WIB. Bus pariwisata Inds88Trans warna merah itu melaju dengan tidak berturan di jalan raya. Kemudian menabrak pembatas jalan dan terus melaju hingga menabrak rumah yang ada di seberang jalur. 

    “Sopir sudah diamankan di kantor Satlantas, mengalami luka di tangan,” katanya.