kab/kota: Jember

  • Kondisi Sudah Membaik, 3 Korban Luka Kecelakaan Bus di Bromo Dipulangkan dari RSBS Jember

    Kondisi Sudah Membaik, 3 Korban Luka Kecelakaan Bus di Bromo Dipulangkan dari RSBS Jember

    Liputan6.com, Jakarta – Pihak Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember mengungkap kondisi terkini puluhan korban luka akibat kecelakaan maut bus di jalur Gunung Bromo pada Minggu 14 Agustus 2025. Dari 21 pasien yang dirawat di RSBS, tiga di antaranya telah diperbolehkan pulang dan melanjutkan perawatan secara rawat jalan.

    “Tiga korban yang diperbolehkan pulang yakni Dwi Puji Lestari, Titik Irma, dan Diana Azizah, kondisinya sudah membaik dan semuanya merupakan perawat RSBS,” kata Pemilik RSBS Jember dr Faida dalam keterangannya di Kabupaten Jember, dikutip dari Antara, Selasa (16/9/2025).

    Ia mengatakan sebanyak 21 korban yang merupakan karyawan RSBS dan keluarganya yang mengalami luka berat hingga sedang akibat kecelakaan di jalur Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo menjalani rawat inap di RSBS untuk mendapatkan penanganan intensif.

    Menurut dia, satu korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moh. Saleh Kota Probolinggo atas nama Betty juga sudah dibawa ke RSBS pada Senin (15/9) malam.

    Penjemputan korban tersebut menggunakan kendaraan dari RS Al Huda dengan pendamping satu dokter dan dua perawat disertai sejumlah peralatan medis dan obat-obatan seperti patient monitor, defibrilator, ventilator portabel, syringe pump, dan emergency box.

    “Kendaraan tersebut juga sudah memenuhi standar pelayanan emergency on transport (ACLS) dan berkoordinasi dengan dr. Sp Anestesi RSBS,” katanya.

  • Pasca-Kecelakaan Maut Bus Rombongan RSBS, Khofifah Wacanakan Jalur Penyelamat di Rute Bromo

    Pasca-Kecelakaan Maut Bus Rombongan RSBS, Khofifah Wacanakan Jalur Penyelamat di Rute Bromo

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh di jalur menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Hal ini sebagai respons atas insiden kecelakaan maut yang menimpa bus yang mengangkut rombongan nakes dan keluarga karyawan RS Bina Sehat usai berwisata ke salah satu gunung terpopuler di Jatim itu.

    Salah satu yang akan dilakukan adalah pembangunan jalur penyelamat di rute menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Wacana evaluasi di rute menuju Gunung Bromo itu diungkapkan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat melayat ke rumah duka salah satu korban di Desa Serut, Kecamatan Panti, Jember, Senin (15/9/2025).

    Namun, wacana tersebut menurut Khofifah masih menunggu rampungnya hasil kerja dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas kecelakaan bus yang menewaskan delapan orang karyawan dan keluarga karyawan RS Bina Sehat Jember.

    “Kami menunggu evaluasi KNKT. Kalau memang jalur penyelamat dibutuhkan, tentu akan menjadi perhatian bersama. Saat ini investigasi masih berjalan oleh Polres Probolinggo dan KNKT,” tegas Khofifah

    Khofifah mengatakan, KNKT dijadwalkan segera turun ke lapangan untuk menelaah aspek teknis dari kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang terjadi pada hari Minggu (14/9/2025) lalu.

     

  • VIDEO: Wisata Berujung Duka, 8 Karyawan RS Pulang Tinggal Nama

    VIDEO: Wisata Berujung Duka, 8 Karyawan RS Pulang Tinggal Nama

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 16 Sep 2025, 04:48 WIB

    Diterbitkan 15 Sep 2025, 13:57 WIB

    Delapan jenazah dan 42 korban luka kecelakaan bus wisata yang membawa rombongan karyawan RS Bina Sehat Jember akhirnya dipulangkan ke kota asal mereka pada Minggu malam (14/9). Sebanyak 23 ambulans dikerahkan, dikawal langsung oleh Direktur RS Bina Sehat Jember, dr. Faida, dari Probolinggo menuju Jember.

  • Kondisi Sudah Membaik, 3 Korban Luka Kecelakaan Bus di Bromo Dipulangkan dari RSBS Jember

    Kronologi Kecelakaan Maut Bus Rombongan RSBS di Bromo, 8 Orang Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari Jawa Timur. Bus berpenumpang 53 orang mengalami kecelakaan maut di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/09/2025).

    Bus Hino IND’S 88 Nopol P 7221 UG itu membawa rombongan keluarga karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember untuk tamasya sekaligus syukuran kelulusan S1 salah satu karyawan ke kawasan Gunung Bromo. Bus dikemudikan Al Bahri dengan kernet Mergi.

    Perjalanan menuju Bromo tidak ada kendala. Bus melaju mengantarkan penumpang menghabiskan akhir pekan, menikmati keindahan alam Bromo. Namun cerita duka terjadi ketika pulang.

    Ketika bus meluncur di Jalan Raya Bromo, tiba-tiba rem tidak berfungsi. Kondisi jalan di sana menurun dan menikung ke kiri.

    Rem yang bermasalah membuat laju kendaraan tetap ke kanan hingga menabrak pembatas jalan sebelah kanan, kemudian menabrak sepeda motor nomor polisi N 2856 OE, sekira pukul 11.45 WIB.

    Akibat dari kecelakaan tersebut, delapan orang meninggal dunia, sedangkan sisanya mengalami luka berat dan ringan yang dirawat di sejumlah rumah sakit dan puskesmas.

    Pemilik RSBS Jember dr Faida menjabarkan, jumlah karyawan dan keluarganya yang ikut dalam rombongan bus wisata ke Gunung Bromo sebanyak 53 orang, bukan 52 orang yang pernah disampaikan sebelumnya.

    “Sebanyak 24 orang mengalami cedera ringan yang terdiri dari 12 karyawan dan 12 orang keluarganya menjalani rawat jalan saja dan mendapatkan obat-obatan, sedangkan yang mengalami cedera sedang hingga berat sebanyak 21 orang,” katanya.

    Faida mengatakan dari 21 korban kecelakaan yang mengalami cedera sedang hingga berat, sebanyak sembilan orang di antaranya harus menjalani operasi patah tulang sebanyak delapan orang, dan operasi bedah syaraf sebanyak satu orang karena menderita cedera kepala berat.

    Sementara untuk delapan korban yang meninggal dunia sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di Kabupaten Jember dan ada satu korban yang dimakamkan di Madiun sesuai dengan permintaan keluarga.

  • Pisah Sambut Dandim 0825 Banyuwangi, Bupati Ipuk Ucapkam Terima Kasih Serta Terus Ajak Perkuat Sinergi Bangun Daerah

    Pisah Sambut Dandim 0825 Banyuwangi, Bupati Ipuk Ucapkam Terima Kasih Serta Terus Ajak Perkuat Sinergi Bangun Daerah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Komando Distrik Militer (Kodim) 0825 Banyuwangi resmi berganti pucuk pimpinan dari Letkol (Arh) Joko Sukoyo kepada Letkol (Arm) Triyadi Indrawijaya. Acara pisah sambut berlangsung di Pendopo Sabha Swagata Blambangan dan dihadiri berbagai tokoh penting daerah.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya mengajak semua pihak untuk menjaga sinergi dalam membangun daerah.

    “Selamat datang kepada bapak Letkol Triyadi Indrawijaya. Semoga kedepan kita bisa melanjutkan program baik yang selama ini sudah kami jalankan bersama bapak Letkol (Arh) Joko Sukoyo,” kata Ipuk.

    Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus berkolaborasi demi memberikan pelayanan publik terbaik.

    “Kami pemerintah daerah siap untuk berkolaborasi, bersinergi, dan mari bersama-sama membangun Banyuwangi agar tetap aman, nyaman, dan terus memberikan pelayan publik yang lebih baik untuk masyarakat,” imbuhnya.

    Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, Plh Sekda Guntur Priambodo, Ketua DPRD I Made Cahyana Negara, Kapolresta Kombes Pol Rama Samtama Putra, Danlanal Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, Anggota DPR RI Sonny Tri Danaparamita, serta tokoh agama dan masyarakat.

    Bupati Ipuk juga memberikan apresiasi khusus kepada Letkol (Arh) Joko Sukoyo atas dedikasinya menjaga kondusifitas daerah.

    “Semoga bapak Letkol Joko Sukoyo beserta keluarga selalu diberi kesehatan, kesuksesan, serta tetap membawa hal-hal baik dari Banyuwangi meski bertugas di tempat yang baru,” ujarnya.

    Selama 1,4 tahun bertugas, Joko Sukoyo berhasil menciptakan dua buku yang terinspirasi dari Banyuwangi.

    “Selama bertugas di sini, Alhamdulillah saya bisa menuntaskan dua buku yang lahir dari pengalaman di Banyuwangi. Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Bupati, Forkopimda beserta jajaran, dan seluruh mitra kami Banyuwangi atas kebersamaan serta dukungan selama saya bertugas di sini,” jelas Joko.

    Sementara itu, Letkol (Arm) Triyadi Indrawijaya yang sebelumnya menjabat sebagai Danyon Armed 8 Uddhata Yudha Jember menyatakan siap melanjutkan sinergi yang sudah terjalin.

    “Banyuwangi kini sudah menjadi rumah saya. InsyaAllah kami siap berkarya dan bersinergi bersama Ibu Bupati, pemerintah daerah, kepolisian, dan seluruh stakeholder demi Banyuwangi yang aman, maju, dan sejahtera,” jelasnya.

    Adapun Letkol (Arh) Joko Sukoyo kini dipercaya menjabat sebagai Pabandya-2/PNB dan BLU Spaban V/Lakgar Srenaad di Markas Besar TNI AD (Mabesad) Jakarta. [tar/ian]

  • Operasi Tumpas Semeru di Bondowowo: 9 Kasus, 11 Tersangka, Ratusan Ribu Pil Koplo

    Operasi Tumpas Semeru di Bondowowo: 9 Kasus, 11 Tersangka, Ratusan Ribu Pil Koplo

    Bondowoso (beritajatim.com) – Polres Bondowoso berhasil mengungkap sembilan kasus peredaran narkotika dan obat keras berbahaya selama pelaksanaan Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2025.

    Dari operasi yang berlangsung sejak 30 Agustus hingga 10 September itu, polisi mengamankan sebelas tersangka dengan barang bukti mencapai ratusan ribu butir obat keras serta sabu dan ganja.

    Kapolres Bondowoso AKBP Harto Agung Cahyono dalam press release Senin (15/9), memaparkan rincian hasil operasi.

    “Ada 11 tersangka yang diamankan, terdiri atas delapan pengedar narkotika, dua pengguna, serta satu pengedar obat keras berbahaya,” terangnya.

    Barang bukti yang disita antara lain sabu seberat 10,93 gram, ganja 4,54 gram, serta 101 ribu butir obat keras berbahaya.

    Para tersangka diketahui mendapatkan pasokan sabu dan ganja dari luar Bondowoso, yakni Banyuwangi dan Jember, dengan nilai transaksi mulai Rp350 ribu hingga Rp5 juta. Barang itu kemudian diedarkan kembali dalam paket hemat seperempat gram.

    Untuk kasus obat keras, modusnya melalui transaksi online dalam jumlah besar. Pelaku kemudian menjual secara eceran, dengan satu paket kecil berisi sembilan butir dijual Rp30 ribu.

    Kapolres menegaskan pihaknya tidak akan memberi ruang bagi peredaran narkoba di Bondowoso. “Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2025 adalah bentuk keseriusan kami menyelamatkan generasi muda,” tegasnya.

    Selain menindak pengedar, Polres Bondowoso juga memberi perhatian khusus bagi pengguna. Mereka akan menjalani assessment bersama BNNP Jawa Timur sebelum diarahkan ke panti rehabilitasi. “Ini langkah humanis agar penyalahguna bisa pulih dan tidak kembali terjerumus,” tambah Kapolres.

    Kasat Narkoba Polres Bondowoso, AKP Deky Julkarnain, menegaskan pengembangan kasus terus berjalan. Polisi menelusuri rantai pasok hingga pemasok utama sabu, ganja, maupun obat keras. “Kami tidak berhenti di pengedar lokal, tapi akan membongkar jaringan sampai ke akar,” ujarnya.

    Sementara itu, Kasi Humas IPTU Bobby Dwi Siswanto mengajak masyarakat berperan aktif melapor jika menemukan indikasi penyalahgunaan narkoba. “Mari bersama-sama kita jaga keluarga, lingkungan, dan daerah kita dari bahaya narkoba,” imbaunya. (awi/ian)

  • Pengamat UNEJ Ingatkan Uji Kompetensi ASN Bondowoso Jangan Jadi Formalitas

    Pengamat UNEJ Ingatkan Uji Kompetensi ASN Bondowoso Jangan Jadi Formalitas

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Jember (UNEJ), Hermanto Rohman, menilai uji kompetensi ASN yang tengah digelar Pemkab Bondowoso harus dijalankan secara profesional. Menurutnya, asesmen ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian penting dalam proses mutasi maupun open bidding jabatan.

    “Uji kompetensi bisa menggali apakah pejabat yang sudah dua tahun menjabat masih layak dipertahankan, dipindahkan, atau justru diganti. Penilaian meliputi kepatuhan terhadap aturan, kemampuan manajerial, hingga inovasi yang dilakukan,” jelas Hermanto pada Beritajatim.com, Senin (15/9/2025).

    Ia menekankan, temuan aparat penegak hukum maupun atensi dari KPK, khususnya terkait pengelolaan aset, seharusnya juga menjadi bahan pertimbangan tim penguji.

    “Kalau hasil asesmen menunjukkan tidak kompeten, jabatan tidak bisa dipaksakan. Bahkan bisa dikosongkan sementara, sambil menunggu SDM yang lebih tepat,” tambahnya.

    Lebih jauh, Hermanto menilai evaluasi semacam ini idealnya dilakukan rutin setiap dua tahun. Dari situ, tim asesmen dapat merekomendasikan siapa yang layak atau tidak, sebelum keputusan akhir diambil kepala daerah.

    “Profesionalisme dan loyalitas sama-sama penting. Tapi bupati perlu memberi indikator jelas agar profesionalisme bisa digali secara objektif,” tegasnya.

    Hermanto menutup bahwa keseimbangan dua aspek itu akan menentukan kualitas birokrasi Bondowoso.

    “Kalau hanya mengandalkan loyalitas tanpa kompetensi, birokrasi tidak akan optimal. Sebaliknya, profesional tapi tanpa loyalitas juga berisiko. Maka keduanya harus ditimbang dengan cermat,” pungkasnya. [awi/ian]

  • Ditanya Soal pita Hitam, Pemilik RS Bina Sehat Faida Teteskan Air Mata di Samping Khofifah

    Ditanya Soal pita Hitam, Pemilik RS Bina Sehat Faida Teteskan Air Mata di Samping Khofifah

    Jember (beritajatim.com) – Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat dan mantan Bupati Jember, mendadak meneteskan air mata di samping Gubernur Jawa Timur Khofifah, Senin (15/9/2025), saat memberikan keterangan pers tentang kondisi terbaru korban kecelakaan bus wisata di Probolinggo.

    Faida mendampingi Khofifah yang datang ke RS Bina Sehat di Kabupaten Jember untuk menjenguk sejumlah korban terluka yang tengah dirawat. Tokoh petani tebu Arum Sabil dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Babun Suharto juga hadir dalam kunjungan tersebut.

    Usai menjenguk, di hadapan wartawan, Khofifah mempersilakan Faida memberikan keterangan pers terlebih dulu. “Soal bagaimana, silakan ke komandan rumah sakit,” katanya.

    Faida mengapresiasi kedatangan Khofifah ke RS Bina Sehat untuk menjenguk para korban. “Meskipun mereka itu tenaga kesehatan rumah sakit, mereka itu warga yang sedang susah,” katanya.

    Dari 53 anggota rombongan wisata ke Gunung Bromo, delapan orang meninggal dunia. Tiga orang di antaranya karyawan Bina Sehat dan lima orang lainnya adalah anggota keluarga karyawan. “Dari delapan orang itu, tiga korban meninggal di antaranya adalah anak-anak,” kata Faida.

    Sembilan korban luka sudah menjalani dioperasi. Delapan korban menjalani operasi ortopedi atau patah tulang dan satu korban menjalani operasi bor kepala ileh dokter spesialis bedah syaraf karena mengalami cedera otak berat.

    “Hari ini alhamdulillah ada berita yang bisa kita harapkan lebih baik. Korban yang kita tinggal di Probolinggo hari ini kesadarannya lebih baik setelah dipasang ventilator,” kata Faida.

    RS Bina Sehat mengirimkan satu unit ambulans yang terdiri atas seorang dokter dan dua perawat intensive care unit dengan membawa mesin ventilator untuk menggantikan mesin ventilator yang dipasang di Rumah Sakit Mohamad Saleh.

    Keluarga, menurut Faida, menghendaki korban dibawa ke Jember jika kondisi memungkinkan. “Mudah-mudahan diberi kekuatan bisa bertahan sampai di Rumah Sakit Bina Sehat,” katanya.

    Wajah Faida mendadak muram, saat wartawan bertanya soal pita hitam yang dikenakannya di lengan kanan. Pita hitam ini juga dikenakan seluruh karyawan RS Bina Sehat.

    “Andaikan bisa mewakilkan dengan kata-kata, pasti kami sampaikan dengan kata-kata. Tapi kesedihan ini tidak semua bisa diungkap, dan kita menunjukkan bahwa kami sedang berduka,” kata Faida dengan suara tersendat. Seorang stafnya menyodorkan kotak berisi tisyu.

    Sebelumnya kepada Beritajatim.com, Faida mengungkapkan beratnya duka yang harus ditanggungnya karena kecelakaan yang dialami keluarga besar karyawan RS Bina Sehat. “Mereka ada yang bekerja 10 tahun, 12 tahun. Jadi kami dekat,” katanya.

    Arti Wibowati, salah satu perempuan korban meninggal, adalah anggota tim media sosial RS Bina Sehat. Dia selalu mengikuti Faida berkegiatan. “Sebelum meninggal, dia sudah dilarang berangkat. Tapi dia tetap ingin berangkat,” kata Faida.

    Hal terberat bagi Faida adalah menyaksikan orang-orang yang dikenalnya terbujur kaku dalam kondisi mengenaskan. “Saya hampir pingsan. Akhirnya saya putuskan semua jenazah korban disucikan di RS Mohamad Saleh Probolinggo, karena susah menyucikan mereka di Bina Sehat kendati kami punya karyawan yang berpengalaman,” katanya.

    Sebanyak 53 orang (bukan 52 orang, red) yang terdiri atas karyawan RS Bina Sehat dan kerabat mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025), dengan naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember.

    Bus mendadak hilang kendali di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

  • Khofifah Disambut Peluk Tangis Saat Jenguk Korban Kecelakaan Bus Wisata di RS Bina Sehat Jember

    Khofifah Disambut Peluk Tangis Saat Jenguk Korban Kecelakaan Bus Wisata di RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjenguk sejumlah korban kecelakaan maut bus wisata, di Rumah Sakit Bina Sehat, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (15/9/2025).

    Khofifah disambut pemilik RS Bina Sehat yang juga mantan Bupati Jember Faida bersama sang suami Abdul Rohim. Tokoh petani tebu Arum Sabil dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Babun Suharto juga hadir dalam kunjungan tersebut.

    Khofifah menyemangati para korban luka yang dirawat di sana. “Apa yang dirasakan, Nak?” tanyanya kepada Rahmaya, gadis berusia 15 tahun, yang selamat dalam kecelakaan tersebut.

    “Umur berapa, ya?” tanya Khofifah.

    “Lima belas,” kata Rahmaya.

    “Oh, SMP,” sahut Khofifah.

    Faida menjelaskan kepada Khofifah, bahwa para korban tersebut pergi bertamasya ke Gunung Bromo untuk tasyakuran. “Mereka acara sendiri, Bu, untuk syukuran, karyawan yang baru lulus S1,” katanya.

    “Oh, masyaallah,” sahut Khofifah.

    Khofifah juga menjenguk Tri Apri Widodo, suami almarhumah Hesti Purba Wredhamaya (39), ahli gizi RS Bina Sehat.

    Faida menceritakan perjuangan Tri Apri untuk membantu sang istri, kendati kondisi tangan Tri Apri patah. Khofifah terenyuh mendengar penuturan tersebut.

    Khofifah sempat disambut peluk tangis, saat menyapa keluarga korban yang tengah menanti di luar ruang perawatan. Tak banyak yang dikatakan kecuali air mata yang menetes.

    Sebelum mengunjungi korban yang dirawat di RS Bina Sehat, Khofifah sempat bertakziah ke rumah almarhum Hendra Pratama di Jalan A. Yani, Krajan, Serut, Kecamatan Panti, bersama Bupati Muhammad Fawait.

    Gubernur Khofifah menyerahkan santunan duka cita masing-masing sebesar Rp10 juta kepada lima ahli waris korban, yakni keluarga almarhumah Bela Puteri Kayila Nurjati (10), Hendra Pratama (37), Wardatus Soleha (35), Aiza Farhani Agustin (7), dan Arti Wibowati (34). Sementara itu, santunan bagi tiga ahli waris lainnya diserahkan di RS Bina Sehat Jember.

    Sebanyak 53 orang (bukan 52 orang, red) yang terdiri atas karyawan RS Bina Sehat dan kerabat mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025), dengan naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember.

    Bus mendadak hilang kendali di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

  • Pengamat Unej: Uji Kompetensi ASN di Bondowoso Harus Profesional

    Pengamat Unej: Uji Kompetensi ASN di Bondowoso Harus Profesional

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Jember (Unej), Hermanto Rohman, menilai uji kompetensi ASN yang tengah digelar Pemkab Bondowoso harus dijalankan secara profesional.

    Menurutnya, asesmen ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian penting dalam proses mutasi maupun open bidding jabatan.

    “Uji kompetensi bisa menggali apakah pejabat yang sudah dua tahun menjabat masih layak dipertahankan, dipindahkan, atau justru diganti. Penilaian meliputi kepatuhan terhadap aturan, kemampuan manajerial, hingga inovasi yang dilakukan,” jelas Hermanto pada beritajatim.com, Senin (15/9/2025).

    Ia menekankan, temuan aparat penegak hukum maupun atensi dari KPK, khususnya terkait pengelolaan aset, seharusnya juga menjadi bahan pertimbangan tim penguji.

    “Kalau hasil asesmen menunjukkan tidak kompeten, jabatan tidak bisa dipaksakan. Bahkan bisa dikosongkan sementara, sambil menunggu SDM yang lebih tepat,” tambahnya.

    Lebih jauh, Hermanto menilai evaluasi semacam ini idealnya dilakukan rutin setiap dua tahun. Dari situ, tim asesmen dapat merekomendasikan siapa yang layak atau tidak, sebelum keputusan akhir diambil kepala daerah.

    “Profesionalisme dan loyalitas sama-sama penting. Tapi bupati perlu memberi indikator jelas agar profesionalisme bisa digali secara objektif,” tegasnya.

    Hermanto menutup bahwa keseimbangan dua aspek itu akan menentukan kualitas birokrasi Bondowoso. “Kalau hanya mengandalkan loyalitas tanpa kompetensi, birokrasi tidak akan optimal. Sebaliknya, profesional tapi tanpa loyalitas juga berisiko. Maka keduanya harus ditimbang dengan cermat,” pungkasnya. (awi/but)