kab/kota: Jember

  • 14 Korban Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Pulang dari RS Bina Sehat Jember

    14 Korban Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Pulang dari RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Sejumlah korban kecelakaan bus wisata di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mulai sembuh dan pulang dari Rumah Sakit Bina Sehat, Kabupaten Jember. Barang-barang mereka yang tertinggal di bus saat kecelakaan juga dikembalikan.

    “Hari ini, dari 22 korban kecelakaan di Probolinggo yang dirawat inap di RS Bina Sehat, delapan orang sudah bisa pulang. Jadi ada 14 orang yang sudah pulang dari rumah sakit, dan rencananya enam orang lagi akan dipulangkan,” kata Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat, Rabu (17/9/2025).

    Setelah enam orang dipulangkan, menurut Faida, tinggal dua orang korban lagi yang dirawat di intensive care unit (ICU). “Mohon doa restunya agar keduanya bisa membaik,” katanya.

    Barang-barang bawaan yang diamankan kepolisian juga telah diserahkan kepada korban dan keluarga korban. “Petugas sekuriti RS Bina Sehat mengawal proses penyerahan tersebut,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo untuk merayakan kelulusan sarjana 24 orang pegawai RS Bina Sehat.

    Mendadak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan sembilan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

  • Cerita Kurir Shopee Selamat dari Kecelakaan Bus Pariwisata di Jalur Bromo

    Cerita Kurir Shopee Selamat dari Kecelakaan Bus Pariwisata di Jalur Bromo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Seorang kurir Shopee Ekspres bernama Abdul Malik (27), warga Dusun Kunci, Desa Negororejo, selamat dari kecelakaan bus pariwisata di jalur Bromo pada Minggu (14/9/2025). Malik mengalami luka di kaki setelah melompat dari motornya untuk menghindari hantaman bus.

    Insiden bermula ketika Malik selesai mengantar paket dan hendak menyeberang ke rumah pelanggan. Tiba-tiba sebuah bus pariwisata melaju tak terkendali hingga menabrak trotoar dan menghantam motor yang dikendarainya.

    “Saya langsung lompat dari motor. Kalau tidak, mungkin sudah habis ditabrak bus, tapi kaki saya cedera karena menghantam trotoar,” ujar Malik saat ditemui, Rabu (17/9/2025).

    Akibat kejadian tersebut, motor Malik ringsek terlindas bus. Sementara dirinya mengalami cedera di bagian kaki dan kini masih menjalani pemulihan.

    Motor yang sempat diamankan polisi sebagai barang bukti sudah dikembalikan kepada korban. “Kami sudah menyerahkan kembali motor milik korban, sementara kasusnya masih dalam penanganan,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo, Ipda Rendra Prasetya.

    Malik diketahui sudah bekerja sebagai kurir Shopee Ekspres selama delapan bulan. Akibat kecelakaan ini, ia sementara waktu tidak dapat bekerja.

    Pihak bus disebut berjanji akan menemui korban untuk membicarakan ganti rugi. “Katanya mau datang ke rumah, tapi masih ada urusan di Jember,” tambah Malik.

    Polisi mengimbau pengemudi angkutan wisata agar lebih berhati-hati saat melintas di jalur rawan kecelakaan menuju kawasan Bromo. “Kami minta sopir bus selalu menjaga kecepatan sesuai kondisi jalan demi keselamatan,” ucap Ipda Rendra.

    Kecelakaan bus pariwisata di jalur Bromo tersebut menimbulkan kepanikan warga sekitar. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.

    Peristiwa ini menambah daftar kecelakaan di jalur wisata Bromo yang ramai kendaraan, khususnya pada akhir pekan. Pihak kepolisian menyatakan akan meningkatkan pengawasan demi keselamatan pengunjung dan pengguna jalan. (ada/kun)

  • Ngeri, Ini Hasil Investigasi Kecelakaan Bus Maut di Bromo

    Ngeri, Ini Hasil Investigasi Kecelakaan Bus Maut di Bromo

    Jakarta

    Kepolisian Daerah Jawa Timur mengungkap hasil olah tempat kejadian perkara bus maut yang menewaskan 9 orang di Bromo, Jawa Timur.

    Probolinggo yang mengakibatkan delapan penumpang tewas. Penyelidikan dilakukan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jatim, Korlantas Polri, hingga KNKT.

    Bus pariwisata bernopol P 7221 UG itu membawa 55 penumpang rombongan RSBS Jember. Mereka baru saja pulang dari acara wisata ke Gunung Bromo. Fakta pertama tidak ditemukan adanya jejak rem.

    “Di lokasi tidak ditemukan jejak pengereman. Bus menabrak dinding tebing sisi kanan jalan dengan benturan cukup keras. Korban meninggal umumnya duduk di sisi kanan bus,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Iwan Saktiadi di Surabaya dikutip dari Antara.

    Diberitakan detikJatim sebelumnya, dari hasil penyelidikan ada dugaan kecepatan mencapai 80 km/jam.

    “Dua kali olah TKP dari internal Polda Jatim serta KNKT dan Korlantas Polri, kami juga akan mencari bukti dukung lainnya, kami akan gunakan untuk acuan tahapan penyelidikan selanjutnya. Arah datangnya kendaraan sebelum tabrakan diperkirakan 64-80km/jam namun demikian ini masih dugaan awal, kecepatan ini bukan angka mutlak, ini hanya memberikan visualisasi dan mempermudah penyidik melakukan penyidikan, posisi akhir dari transmisi ada pada gigi 3,” tuturnya.

    Benturan panjang pada badan bus pada sisi kanan mengakibatkan kerusakan parah, kaca pecah, hingga bodi bus mengalami deformasi.

    Hasil keterangan sejumlah saksi dari penumpang bus yang selamat menyebutkan korban meninggal kebanyakan duduk di kursi baris keempat hingga ke belakang sisi kanan.

    Dari sisi administrasi, bus dinyatakan lengkap, mulai uji kir, surat tanda nomor kendaraan (STNK), izin trayek, hingga surat izin mengemudi (SIM) pengemudi. Hasil pemeriksaan juga memastikan sopir sehat dan tidak terpengaruh obat-obatan terlarang.

    “Perawatan bus sesuairamp checkjuga dinyatakan layak jalan. Namun, untuk memastikan kondisi teknis, kami masih menunggu keterangan ahli dari pabrikan Hino selaku produsen bus. Kami ingin memastikan apakah sistem pengereman berfungsi normal atau terjadi gangguan,” kata Iwan.

    (riar/din)

  • Daftar 4 Purnawirawan Jenderal yang Digadang Jadi Menko Polkam, Djamari Chaniago hingga AM Putranto

    Daftar 4 Purnawirawan Jenderal yang Digadang Jadi Menko Polkam, Djamari Chaniago hingga AM Putranto

    GELORA.CO – Empat nama purnawirawan jenderal masuk dalam daftar kandidat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) menggantikan Budi Gunawan.

    Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan melantik Menko Polkam, Menpora, serta sejumlah wakil menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, sore ini (17/9/2025).

    Keempat nama tersebut, masing-masing Kepala Staf Umum TNI tahun 2000-2004 Letnan Jenderal Djamari Chaniago, mantan KSAD Dudung Abdurachman, , Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf Kepresidenan Letjen TNI (Purn) AM Putranto.

    Diketahui, posisi Menko Polkam kini dijabat oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai pejabat sementara atau ad interim.

    Presiden Prabowo Subianto hingga kini belum menentukan pengisi Menko Polkam definitif setelah ditinggalkan Budi Gunawan.

    Prabowo Subianto mencopot Budi Gunawan dari jabatannya pada Senin (8/9/2025).

    Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) sendiri bertugas mengoordinasikan, menyinkronkan, dan mengendalikan kebijakan serta pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang politik dan keamanan.

    Menko Polkam juga melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga di bidang politik dan keamanan (misalnya: Kemendagri, TNI, Polri, BIN, dan lainnya).

    Kementerian yang dipimpinnya juga bertugas merumuskan kebijakan strategis nasional terkait isu-isu seperti pertahanan, keamanan dalam negeri, penegakan hukum, dan demokrasi.

    Berikut sosok dan rekam jejak 4 purnawirawan jenderal yang dijagokan jadi Menko Polkam

    Gatot Nurmantyo

    Gatot Nurmantyo merupakan seorang purnawirawan jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Ia adalah Panglima TNI periode 2015-2017 di era pertama pemerintahan Presiden Jokowi.

    Pria kelahiran Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada 13 Maret 1960 itu merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982.

    Gatot Nurmantyo memiliki rekam jejak karier yang mentereng.

    Sebelum ditunjuk sebagai Panglima TNI, Gatot Nurmantyo pernah menjabat Pangdam V/Brawijaya hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

    Djamari Chaniago

    Lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 8 April 1949, Djamari Chaniago meniti karier di TNI AD sejak lulus dari Akademi Militer (AKABRI) pada tahun 1971.

    Hampir seluruh penugasannya berada di lingkungan baret hijau alias Kostrad TNI AD.

    Djamari yang pensiun dengan pangkat Letjen TNI ini telah malang melintang di TNI Angkatan Darat dengan menempati berbagai posisi strategis, mulai dari Komandan Yonif Linud 330/Tri Dharma, Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat, hingga menjabat sebagai Panglima Kodam III/Siliwangi dan Panglima Kostrad.

     

    Djamari Chaniago juga pernah menduduki jabatan Wakil Kepala Staf TNI AD dan Kepala Staf Umum TNI sebelum pensiun pada tahun 2004.

    Djamari sempat menjadi anggota MPR RI dari Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat (1997–1998) dan Fraksi ABRI (1998–1999), ketika di MPR, ABRI masih memiliki perwakilan.

    Setelah pensiun dari militer, Djamari tetap aktif dalam dunia sipil.

    Ia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk memimpin komunitas motor besar (moge) di Sumatera Barat.

    Djamari Chaniago juga menerima berbagai penghargaan atas pengabdiannya, seperti Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi, serta medali dari PBB dan Malaysia. 

    AM Putranto

    Anto Mukti Putranto lahir pada 26 Februari 1964 di Jember, Jawa Timur. Dia merupakan putra dari pasangan H. Mukti Hartoyo dan Hj. Sukaningsih.

    M Putranto merupakan tamatan taruna berprestasi di Akabri Magelang dan bahkan menjadi empat besar lulusan terbaik tahun 1987.

    Sepanjang karier militernya, AM Putranto telah menempuh berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar kecabangan Infanteri, pendidikan lanjutan perwira, hingga Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI).

    Letjen TNI (Purn) AM Putranto secara resmi dilantik sebagai Kepala Staf Kepresidenan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada hari Senin (21/10/2024).

    Dudung Abdurachman

    Mantan Kepala Staf TNI AD, Jenderal Purn Dudung Abduracham saat ini merupakan Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional/Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

    Pria kelahiran 19 November 1965 di Bandung, Jawa Barat itu adalah putra dari pasangan Nasuha dan Nasyati yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. 

    Dilansir dari Kompas.com, pendidikannya dimulai dari SDN Patrakomala Bandung dari 1972 hingga 1979.

    Setelah lulus, ia melanjutkan ke SMP Kartika XIX-1 Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1982.

    Pendidikan menengahnya ia jalani di SMAN 9 Bandung hingga lulus pada tahun 1985. 

    Dari sini, Dudung menapaki jalan menuju Akademi Militer (Akmil) yang menjadi gerbang awal karier militernya.

    Ia merupakan lulusan Akmil angkatan 1988, dan sejak itu, ia mengisi berbagai posisi strategis di lingkungan TNI.

    Salah satu tonggak penting dalam karier militernya adalah ketika ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2021, posisi yang Dudung emban hingga menjelang masa pensiunnya pada tahun 2023. 

  • Hasil Olah TKP Polda Jatim Tak Ditemukan Jejak Rem Bus Maut di Bromo

    Hasil Olah TKP Polda Jatim Tak Ditemukan Jejak Rem Bus Maut di Bromo

    SURABAYA – Hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan tim Traffic Accident Analysis (TAA) Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut tidak ditemukan jejak pengereman bus pariwisata P 7221 UGI yang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bromo, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9).

    “Di lokasi tidak ditemukan jejak pengereman. Bus menabrak dinding tebing sisi kanan jalan dengan benturan cukup keras. Korban meninggal umumnya duduk di sisi kanan bus,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Kombes Iwan Saktiadi dilansir ANTARA, Selasa, 16 September.

    Benturan panjang pada badan bus pada sisi kanan mengakibatkan kerusakan parah, kaca pecah, hingga bodi bus mengalami deformasi.

    Hasil keterangan sejumlah saksi dari penumpang bus yang selamat menyebutkan korban meninggal kebanyakan duduk di kursi baris keempat hingga ke belakang sisi kanan.

    Kecelakaan bus di jalur Bromo tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, sembilan orang luka berat, dan 35 orang lainnya luka ringan.

    Sebagian korban luka ringan sudah diperbolehkan pulang, sementara korban luka berat masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bina Sehat, Jember.

    “Pengemudi bus bernama Al Bahri saat ini juga masih dirawat karena mengalami retak pada tangan sebelah kiri, sedangkan kernet bus, Mergi, selamat dari insiden tersebut,” ujarnya.

    Tim TAA Polda Jatim memperkirakan kecepatan bus sebelum kecelakaan berkisar 64 hingga 80 kilometer per jam dengan jarak sekitar 60 meter antara titik tabrak pertama dan posisi akhir bus.

    Dari sisi administrasi, bus dinyatakan lengkap, mulai uji kir, surat tanda nomor kendaraan (STNK), izin trayek, hingga surat izin mengemudi (SIM) pengemudi. Hasil pemeriksaan juga memastikan sopir sehat dan tidak terpengaruh obat-obatan terlarang.

    “Perawatan bus sesuai ramp check juga dinyatakan layak jalan. Namun, untuk memastikan kondisi teknis, kami masih menunggu keterangan ahli dari pabrikan Hino selaku produsen bus. Kami ingin memastikan apakah sistem pengereman berfungsi normal atau terjadi gangguan,” kata Iwan.

    Hasil sementara, transmisi bus ditemukan berada di posisi gigi tiga saat kendaraan berhenti setelah kecelakaan. Investigasi itu melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan TAA Mabes Polri.

    “Potensi penetapan tersangka akan kami konstruksikan setelah seluruh hasil olah TKP dan pemeriksaan ahli dikumpulkan. Saat ini kami sudah memeriksa sembilan saksi, terdiri dari penumpang dan warga sekitar lokasi kejadian,” kata Iwan.

  • Betty Meninggal, Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Bertambah

    Betty Meninggal, Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Bertambah

    Jember (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dalam kecelakaan bus wisata di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bertambah menjadi sembilan orang.

    “Betty meninggal dunia pada pukul 17.58 WIB, saat mau dibawa ke kamar operasi,” kata Faida, pemilik dan pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat, Selasa (16/9/2025).

    Menurut Faida, tim operasi sudah siap. “Tapi kondisi Betty menurun. Jadi ditunda dibawa ke ruang operasi,” katanya.

    Betty baru dipindahkan dari RS Mohamad Saleh di Kota Probolinggo ke Bina Sehat dengan bantuan ambulance plus ventilator milik RS Al Huda Banyuwangi, Senin (15/9/2025) malam.

    Rumah Sakit Bina Sehat saat ini masih merawat 19 orang korban. Sementara itu enam orang korban diperbolehkan pulang. Mereka adalah Tri Apri Widodo, Dwi Puji Lestari, Titik Irma, Rima Ulfa, Diana Azizah (perawat), dan Mia Komariah (istri perawat).

    “Dua orang yang semula dirawat di ruang intensive care unit sudah pindah ke ruang rawat biasa,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo.

    Menddak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-ana, saat itu.

    Klarifikasi:
    Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr. Tontowi Jauhari mengatakan, ada informasi bahwa Betty dalam keadaan hamil. “Info yang beredar memang beliau hamil. Akhirnya di Rumah Sakit (Mohamad Saleh) Probolinggo sampai di-USG ulang. Ternyata memang tidak ada. Informasi dari USG yang saya lihat, beliau tidak ada kehamilannya,” katanya. [wir]

  • Sopir Bus Rombongan RS Bina Sehat yang Kecelakaan di Jalur Bromo Probolinggo Bebas Narkoba
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        16 September 2025

    Sopir Bus Rombongan RS Bina Sehat yang Kecelakaan di Jalur Bromo Probolinggo Bebas Narkoba Surabaya 16 September 2025

    Sopir Bus Rombongan RS Bina Sehat yang Kecelakaan di Jalur Bromo Probolinggo Bebas Narkoba
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Polda Jatim mengonfirmasi bahwa pengemudi bus yang terlibat dalam kecelakaan rombongan tenaga kesehatan (nakes) dari RS Bina Sehat Jember di Jalur Bromo dinyatakan bebas narkoba.
    Kecelakaan tersebut terjadi pada Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 11.30 WIB di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo.
    Bus yang membawa 52 penumpang mengalami kecelakaan yang menyebabkan delapan orang meninggal dunia, sementara 44 lainnya mengalami luka ringan hingga berat.
    Sopir bus, Al-Bahri (60), selamat namun mengalami cedera.
    “Mengalami luka retak pada tangan sebelah kiri,” ungkap Direktur Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim, Kombes Pol Iwan Saktiadi, saat memberikan keterangan di Mapolda Jatim pada Selasa (16/9/2025).
    Menurut Iwan, sopir bus memiliki surat izin mengemudi yang sesuai dengan jenis kendaraan dan hasil tes narkoba menunjukkan bahwa ia dalam kondisi sadar dan sehat.
    “Hasilnya tidak didapati bahwa pengemudi dalam pengaruh obat-obatan apapun. Artinya, pengemudi dalam kondisi sadar dan sehat,” terangnya.
    Kecelakaan terjadi ketika bus menabrak pembatas jalan di sisi kanan dan meluncur ke jalan menurun sejauh 60 meter.
    Berdasarkan perhitungan tim Traffic Accident Analysis (TAA), kecepatan bus sebelum menabrak diperkirakan antara 64-80 km per jam, dan posisi akhir kendaraan berada di gigi 3.
    Insiden ini diduga bermula dari gagal fungsi rem saat bus IND’S 88 Trans dengan nomor polisi P 7221 UG melaju di jalan menurun dan menikung kiri di Desa Boto, Lumbang, Probolinggo.
    Bus tersebut juga sempat menabrak sepeda motor milik Abdul Malik dengan nomor polisi N 2856 OE.
    Beruntung, Abdul Malik selamat dan tidak mengalami luka serius.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Kritis Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Dirawat RS Bina Sehat

    Korban Kritis Kecelakaan Bus Wisata di Probolinggo Dirawat RS Bina Sehat

    Jember (beritajatim.com) – Beredar informasi bahwa Betty, seorang korban kecelakaan bus wisata di Probolinggo, Jawa Timur, tengah hamil tiga bulan. Kini kondisinya dalam keadaan kritis dan dirawat di Rumah Sakit Bina Sehat di Kabupaten Jember.

    Betty adalah perawat Bina Sehat. “Semoga ibu dan bayinya selamat. Namun kami kini memfokuskan pada penyelamatan jiwa Betty,” kata Faida, pemilik Rumah Sakit Bina Sehat, Selasa (16/9/2025).

    Betty baru dipindahkan dari RS Mohamad Saleh di Kota Probolinggo ke Bina Sehat dengan bantuan ambulance plus ventilator milik RS Al Huda Banyuwangi, Senin (15/9/2025) malam. “Saat ini dia sedang distabilkan di ICU RS Bina Sehat, dan dia masih dibantu mesin ventilator,” kata Faida.

    Rumah Sakit Bina Sehat saat ini masih merawat 19 orang korban. Sementara itu enam orang korban diperbolehkan pulang. Mereka adalah Tri Apri Widodo, Dwi Puji Lestari, Titik Irma, Rima Ulfa, Diana Azizah (perawat), dan Mia Komariah (istri perawat).

    “Dua orang yang semula dirawat di ruang intensive care unit sudah pindah ke ruang rawat biasa,” kata Faida.

    Rombongan keluarga karyawan RS Bina Sehat yang terdiri atas 53 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Mereka dalam perjalanan pulang setelah bertamasya di Gunung Bromo.

    Menddak bus yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, pada pukul 11.45 WIB. Bus menghantam pagar rumah warga. Benturan keras itu tak hanya membuat badan bus ringsek parah, namun juga menewaskan delapan orang penumpang, tiga orang di antaranya anak-anak. [wir]

    Klarifikasi:
    Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr. Tontowi Jauhari mengatakan, ada informasi bahwa Betty dalam keadaan hamil. “Info yang beredar memang beliau hamil. Akhirnya di Rumah Sakit (Mohamad Saleh) Probolinggo sampai di-USG ulang. Ternyata memang tidak ada. Informasi dari USG yang saya lihat, beliau tidak ada kehamilannya,” katanya.

  • Kecelakaan Bus Rombongan RS Bina Sehat di Jalur Bromo, Polda Jatim Panggil Teknisi Ahli Bus Hino
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        16 September 2025

    Kecelakaan Bus Rombongan RS Bina Sehat di Jalur Bromo, Polda Jatim Panggil Teknisi Ahli Bus Hino Surabaya 16 September 2025

    Kecelakaan Bus Rombongan RS Bina Sehat di Jalur Bromo, Polda Jatim Panggil Teknisi Ahli Bus Hino
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim memanggil teknisi ahli dari produsen bus Hino untuk memperkuat penyelidikan terkait kecelakaan bus rombongan tenaga kesehatan dari RS Bina Sehat Jember.
    Kecelakaan tersebut terjadi di Jalur Bromo, Probolinggo, Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 11.30 WIB.
    Bus yang mengangkut 52 penumpang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang.
    Tim Traffic Accident Analysis (TAA) yang terdiri dari Ditlantas Polda Jatim, Mabes Polri dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi sedang melakukan serangkaian penyelidikan.
    Namun, tim TAA tidak menemukan jejak pengereman di lokasi kejadian, meskipun dugaan awal mengenai gagal fungsi rem atau rem blong belum dapat dipastikan.
    Semua dokumen administrasi kendaraan dinyatakan lengkap dan bus tersebut laik jalan.
    Kombes Pol Iwan Saktiadi, Dirlantas Polda Jatim, menjelaskan, “Kemudian langkah kami berikutnya adalah kami akan menghadirkan ahli secara teknis kendaraan, yaitu dari pabrikan Hino.”
    Ia menambahkan bahwa pemanggilan teknisi ahli bertujuan memastikan seluruh sistem kendaraan, termasuk kelistrikan, sistem kemudi, dan pengereman, berfungsi dengan baik.
    “Kami akan memastikan bahwa seluruh sistem bus tersebut, apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Sistem kelistrikan, sistem kemudi, sistem pengereman, di mana tiga sistem ini yang mendukung bagaimana operasi bus itu berjalan,” tuturnya.
    Ahli tersebut diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab kecelakaan dengan memahami seluk-beluk kendaraan yang terlibat.
    Kecelakaan ini bermula ketika bus IND’S 88 Trans dengan nomor polisi P 7221 UG diduga mengalami gagal fungsi rem di jalan menurun dan menikung kiri di Desa Boto, Lumbang.
    Bus menabrak pembatas jalan sebelah kanan dan meluncur sejauh 60 meter.
    Berdasarkan perhitungan TAA, kecepatan bus sebelum menabrak diperkirakan antara 64-80 km per jam.
    Posisi akhir kendaraan diketahui berada di gigi 3.
    Dalam insiden tersebut, delapan dari 52 penumpang dilaporkan meninggal dunia, sementara 44 lainnya mengalami luka ringan hingga berat.
    Bus juga sempat menabrak sepeda motor yang dikendarai Abdul Malik, namun ia selamat tanpa luka serius.
    Hingga saat ini, belum ada penetapan tersangka terkait insiden tersebut.
    Kondisi pengemudi bus, Al Bahri, dilaporkan mengalami luka-luka.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecelakaan Bus di Probolinggo, Polda Jatim: Tak Ada Upaya Pengereman

    Kecelakaan Bus di Probolinggo, Polda Jatim: Tak Ada Upaya Pengereman

    Surabaya (beritajatim.com) – Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim tak menemukan upaya pengeraman dalam kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di Probolinggo dan menewaskan delapan korban. Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan awal Traffic Accident Analysis (TAA).

    Berdasarkan hasil olah TKP TAA, diketahui bus kehilangan kendali saat melaju di jalan menurun. Bus meluncur sejauh kurang lebih 60 meter hingga menghantam bagian bawah jalan. Polisi tidak menemukan adanya jejak pengereman di lokasi kejadian.

    “Korban meninggal sebagian besar duduk di sisi kanan bus mulai dari baris keempat hingga ke belakang. Hal ini sesuai dengan keterangan sejumlah saksi penumpang yang duduk di baris depan,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Kombes Pol Iwan Saktiadi.

    Dirlantas menambahkan, selain mengakibatkan korban meninggal dunia. Dalam insiden ini juga menyebabkan korban luka sebanyak 35 orang.

    ” Sebagian korban sudah diperbolehkan pulang, sementara korban luka berat masih menjalani perawatan di RS Bina Sehat, Jember,” ujar Dirlantas, Selasa (16/9/2025).

    Lebih lanjut Dirlantas mengatakan, pengemudi bus bernama Albahri kehilangan kendali saat meluncur di jalan yang menurun.

    Bagian kemudi bus hingga belakang mengalami kerusakan parah akibat benturan keras. Hasil analisis kecepatan bus sebelum kecelakaan diperkirakan antara 64 hingga 80 kilometer per jam.

    “Ini masih pemeriksaan sementara untuk kecepatan mencapai 60 hingga 80 kilometer per jam,” tegasnya.

    Dari sisi kelayakan kendaraan, kata Iwan, administrasi bus dinyatakan lengkap, mulai dari uji kir, kelengkapan surat kendaraan, hingga dokumen pengemudi. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan sopir dalam kondisi sehat dan tidak terpengaruh obat-obatan terlarang.

    “Perawatan bus sesuai ramp check juga dinyatakan layak jalan. Namun untuk memastikan kondisi teknis, kami masih menunggu keterangan ahli dari pabrikan Hino selaku produsen bus. Kami ingin memastikan apakah sistem pengereman berfungsi normal atau terjadi gangguan,” ujarnya.

    Hasil sementara, transmisi bus ditemukan berada di posisi gigi 3 saat kendaraan berhenti pasca kecelakaan. “Ini ditemukan saat pemeriksaan kondisi bus jika dalam kecelakaan itu bus masih berada di transmisi gigi 3,” ungkapnya.

    Polda Jatim bersama tim TAA Mabes Polri dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan investigasi lebih lanjut. Dugaan awal adanya rem blong belum bisa dipastikan sebelum ada hasil pemeriksaan teknisi pabrikan.

    “Potensi penetapan tersangka akan kami konstruksikan setelah seluruh hasil olah TKP dan pemeriksaan ahli dikumpulkan. Saat ini kami sudah memeriksa sembilan saksi, terdiri dari penumpang dan warga sekitar lokasi kejadian,” kata Kombes Pol Iwan.

    Ia menambahkan, kepolisian terus mengawal proses perawatan korban dan mendampingi keluarga besar penumpang bus yang masih dirawat. [uci/ted]