kab/kota: Jember

  • Guru SD di Jember Protes Menu MBG: Mabuk Kalau Dimakan

    Guru SD di Jember Protes Menu MBG: Mabuk Kalau Dimakan

    Liputan6.com, Jakarta Guru SDN Bintoro 5 Jember bernama Nur Fadli kesal, karena seratusan paket makanan bergizi gratis (MBG) menu salad dan spageti untuk murid-murid di sana diduga sudah basi. Makanan tersebut akhirnya untuk pakan ayam.

    “Ini tidak layak. Bukan cerdas lagi kalau dimakan, mabuk kalau dimakan orang-orang anak-anak kami di sekolah ini. Ini makanan sudah tidak layak,” kata Nur Fadli. Dikutip dari Liputan6 SCTV, Minggu (28/09/2025).

    Nur Fadli melontarkan protes kepada pengelola MBG. Dia meminta agar pihak-pihak terkait tidak main-main dengan kesehatan anak.

    “Kenapa di sini mentang-mentang di pelosok, Makanannya ini makanan basi,” tegasnya.

    Menu makanan yang basi berupa sayur-sayuran. Beruntung makanan tersebut belum sampai dibagikan kepada para siswa.

    “Karena di sini guru-gurunya sudah tahu bahwa makanan itu baunya sudah menyengat. Jadi guru-guru tidak membenarkan untuk dimakan,” ucap Nur Fadli.

    Berdasaran informasi yang dihimpun, seratusan paket makanan itu diperuntukkan untuk para siswa yang ada di sana. Mulai dari tingkat TK, SD hingga SMP.

    “Ini satu paket. Jadi satu paket yang diantarkan itu berarti satu dapur,” pungkasnya.

  • Kasus Kepsek Aniaya Siswa di Jember, Orang Tua Sempat Lapor ke Polisi tapi Dicabut
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 September 2025

    Kasus Kepsek Aniaya Siswa di Jember, Orang Tua Sempat Lapor ke Polisi tapi Dicabut Regional 28 September 2025

    Kasus Kepsek Aniaya Siswa di Jember, Orang Tua Sempat Lapor ke Polisi tapi Dicabut
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Kasus penganiayaan tiga siswa kelas 5 SDN Sanenrejo 02, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, oleh kepala sekolah sempat dibawa ke jalur hukum.
    Namun, laporan orang tua ke polisi akhirnya dicabut sebelum diproses.
    Insiden pemukulan terjadi pada jam pelajaran, Jumat (26/9/2025). Para korban sempat dibawa ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan visum.
    Kapolsek Tempurejo AKP Heri Supadmo mengatakan, laporan orang tua korban masuk ke SPKT Polsek Tempurejo sekitar pukul 17.00 WIB di hari kejadian.
    “Sehingga kita tidak lanjuti, korban kita mintakan Visum et Repertum ke Puskesmas terdekat,” kata Heri, Sabtu (27/9/2025).
    Pihaknya berencana memproses laporan pada Sabtu pagi dengan memanggil saksi dan orang tua siswa.
    Namun, rencana itu urung dilakukan karena orang tua datang kembali untuk mencabut laporan.
    “Pagi ini perwakilan orang tua korban datang ke Polsek lagi untuk mencabut laporan polisi,” ungkapnya.
    Heri menambahkan, kepsek SDN Sanenrejo 02 juga pernah melakukan tindakan serupa saat menjabat di SDN Curah Nongko pada 2023, tetapi saat itu diselesaikan secara kekeluargaan.
    Motifnya sama, karena emosi tidak terkendali.
    Untuk memulihkan kondisi siswa, Heri telah menginstruksikan Kanit Binmas Bripka Totok Widarto melakukan trauma healing di sekolah.
    “Supaya anak-anak ini segera pulih traumanya akibat penganiayaan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut,” jelasnya.
    Akibat penganiayaan, tiga siswa berinisial AD, FU, dan MN mengalami memar. AD mengalami luka paling parah hingga belum bisa masuk sekolah, sedangkan dua siswa lain kondisinya sudah membaik.
    Sementara itu, guru SDN Sanenrejo 02, Eni Indah Puji Astutik, menyebut para wali murid kini sudah bersedia berdamai.
    “Hari ini kita sudah buat pernyataan dan orang tua murid yang menjadi korban sudah siap mencabut laporan tersebut,” kata Eni.
    Hingga berita ini ditulis, Dinas Pendidikan Jember belum memberikan pernyataan terkait sanksi yang akan diberikan kepada kepala sekolah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemerintah Pusat Gelontorkan Dana Alokasi Khusus Fisik Rp 140 M untuk Jember

    Pemerintah Pusat Gelontorkan Dana Alokasi Khusus Fisik Rp 140 M untuk Jember

    Jember (beritajatim.com) – Pemerintah pusat menggelontorkan dana alokasi khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 140,823 miliar bagi Kabupaten Jember, Jawa Timur, untuk tahun anggaran 2026.

    Hal ini termaktub dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2026 yang disepakati bersama oleh Bupati Muhammad Fawait dan DPRD Kabupaten Jember, dalam sidang paripurna di gedung parlemen, Sabtu (27/9/2025) malam.

    DAK Fisik adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan pemerintah pusat kepada daerah (provinsi/kabupaten/kota) untuk membantu membiayai kegiatan khusus berupa pembangunan atau pengadaan sarana dan prasarana.

    DAK Fisik ini meliputi DAK Fisik Sanitasi Air Limbah Domestik – Pencegahan dan Penurunan Stunting sebesar Rp 2,975 miliar, DAK Fisik Air Minum – Pencegahan dan Penurunan Stunting sebesar Rp 3,184 miliar, DAK Fisik Konektivitas Jalan sebesar Rp 43,744 miliar, dan DAK Fisik Bidang Kesehatan – Penguatan Sistem Kesehatan sebesar Rp 20,507 miliar.

    DAK ini bagian dari alokasi dana transfer ke daerah sebesar Rp 2,704 triliun. Jumlah dana transfer ke daerah yang diterima Kabupaten Jember ini berkurang Rp 270,670 miliar dari rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Rp 2,975 tirliun.

    Sementara itu, alokasi dana transfer antar daerah tidak berubah, masih Rp 181,135 miliar.

    Penurunan dana transfer ke daerah ini mempengaruhi rancangan KUA Tahun 2026 yang semula dialokasikan Rp 4,639 triliun, kini menjadi Rp 4,394 triliun.

    “Ada selisih kurang sebesar Rp 245,588 miliar,” kata Candra Ary Fianto, juru bicara Badan Anggaran DPRD Jember, dalam sidang paripurna di parlemen, Sabtu (27/9/2025) malam.

    Pemkab Jember menargetkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) pada 2026 sebesar Rp 1,367 triliun, dengan komposisi Rp 523, 548 miliar pajak daerah, Rp 826,007 miliar retribusi daerah, Rp Rp 8,084 miliar Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Rp 9.9 miliar lain-lain PAD yang sah.

    Sementara itu, berdasarkan hasil kesepakatan pembahasan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2026, belanja daerah dialokasikan Rp 4,576 triliun, untuk Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga, dan Belanja Transfer. Alokasi ini berkurang Rp 200,511 miliar dari alokasi awal Rp 4,777 triliun.

    Penerimaan pembiayaan yang semula diproyeksikan Rp 137,553 miliar bertambah Rp 45,076 miliar menjadi Rp 182,629 miliar. “Sedangkan pengeluaran pembiayaan, semula diproyeksikan sebesar nol rupiah atau nihil dan tidak mengalami perubahan,” kata Candra.

    Pembiayaan netto yang semula diproyeksikan Rp 13,.553 miliar bertambah Rp.45,076 miliar menjadi Rp 182,629 miliar. “Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah tahun berkenaan nihil,” kata Candra. [wir]

  • 16 Siswa SD di Jember Alami Mual dan Muntah Usai Santap Menu MBG

    16 Siswa SD di Jember Alami Mual dan Muntah Usai Santap Menu MBG

    Jember

    Sebanyak 16 siswa SD Negeri di Kecamatan Semboro, Jember, dibawa ke puskesmas usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Belasan anak itu mengalami gejala mual hingga muntah.

    “Kami kemarin mendapat laporan dari masyarakat tentang dugaan keracunan 16 siswa usai kegiatan Makanan Bergizi (MBG) di SDN 05 Sidomekar, Kecamatan Semboro,” kata Kapolsek Semboro Iptu Andreas dilansir detikJatim, Minggu (28/9/2025).

    Mobil pengantar MBG tiba di sekolah tersebut pada Jumat (26/9) pukul 08.30 WIB. Siswa lalu menyantap makanan MBG sekitar pukul 10.00 WIB.

    “Hanya berselang 10 menit, tepatnya pukul 10.10 WIB, beberapa siswa dari kelas 2, 5, dan 6 dilaporkan mulai merasakan mual-mual dan sakit perut,” ujar Andreas.

    Dia mengatakan pada pukul 10.20 WIB, para guru membawa lima siswa yang mengalami gejala terparah ke Puskesmas Semboro untuk pemeriksaan. Sementara itu, siswa lain yang hanya merasakan mual-mual ringan tetap berada di sekolah.

    “Sampel makanan sudah dibawa oleh petugas dari Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji lab,” ungkapnya.

    (ygs/ygs)

  • Gebrakan Bupati Jember, Turunkan Kemiskinan dan Bunga Desaku

    Gebrakan Bupati Jember, Turunkan Kemiskinan dan Bunga Desaku

    W

    OlehWawan Isab RubiyantoDiperbaharui 20 Des 2025, 10:27 WIB

    Diterbitkan 20 Des 2025, 10:21 WIB

    Bupati Jember Muhammad Fawait yang akrab disapa Gus Fawait tak ingin kekuasaan hanya berhenti sebagai papan nama di depan kantor. Ia memilih turun ke angka-angka kemiskinan yang dingin, dan ke desa-desa yang selama ini terasa jauh oleh jarak dan bunga pinjaman. Dari situlah lahir gebrakan: menekan kemiskinan sambil memangkas “bunga” yang mencekik warga desa. Jalan-jalan konektivitas dibuka, akses dipermudah, dan kebijakan dirancang agar desa tak lagi jadi penonton pembangunan. Di Jember, kesejahteraan bukan sekadar janji kampanye, tapi kerja yang pelan-pelan terasa—dari desa ke kota, dari data ke kehidupan sehari-hari.

  • Update Gempa Bumi M5,7 Banyuwangi, Berdampak juga di Bondowoso hingga Bali

    Update Gempa Bumi M5,7 Banyuwangi, Berdampak juga di Bondowoso hingga Bali

    Jakarta (beritajatim.com) – Gempa bumi M 5.7 yang mengguncang wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, Jawa Timur, pada Kamis (25/9) sore turut dirasakan hingga Provinsi Bali. Berdasarkan pemutakhiran data dampak yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Jumat (26/9) pukul 06.50 WIB, Kabupaten Jembrana, Bali, melaporkan adanya kerusakan bangunan akibat peristiwa tersebut.

    “Laporan sementara menyebutkan satu unit rumah warga dan satu unit puskesmas mengalami kerusakan ringan. Hingga saat ini, tidak terdapat laporan korban jiwa maupun warga yang mengungsi akibat gempabumi tersebut,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Jumat (26/9/2025).

    Menurutnya, penambahan wilayah terdampak juga mulai terdata di beberapa wilayah Provinsi Jawa Timur, setelah sebelumnya hanya wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo sudah melaporkan adanya kerusakan pascagempa terjadi.

    Adapun wilayah tersebut yaitu di Kabupaten Bondowoso terdapat dua unit rumah alami rusak berat dan satu unit rumah alami rusak sedang. Kemudian wilayah Kabupaten Jember terdapat satu unit rusak berat dan satu orang sedang dalam penanganan kesehatan setelah alami luka ringan.

    “Hasil pendataan kerusakan di Kabupaten Banyuwangi pun bertambah, terdapat tiga unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan empat unit rumah rusak ringan, serta satu unit masjid juga alami kerusakan,” katanya.

    Sementara itu, lanjut Muhari, dampak di Kabupaten Situbondo juga bertambah menjadi 26 unit rumah rusak berat, 10 unit rumah rusak sedang dan 24 unit rumah rusak ringan. Fasilitas umum seperti satu unit masjid, dua unit kantor dan satu unit tempat usaha juga dilaporkan alami kerusakan.

    Dia pun memastikan, tim gabungan di semua wilayah terdampak sampai pagi ini terus berupaya melakukan asesmen dan penanganan darurat bencana ke wilayah terdampak, guna mengetahui sejauh mana gempa yang terjadi berdampak pada masyarakat.

    “Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik serta melapor ke pihak terkait apabila memerlukan evakuasi dan tindakan kedaruratan lainnya,” tegas Muhari.  [hen/aje]

  • Puluhan Rumah di Situbondo Rusak Digoyang Gempa 5,7 SR

    Puluhan Rumah di Situbondo Rusak Digoyang Gempa 5,7 SR

    Situbondo (beritajatim.com) – Puluhan rumah di Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, rusak digoyang gempa 5,7 Skala Richter, Kamis (25/9/2025) sore.

    Lokasi gempa terletak 54 kilometer di tenggara Situbondo dengan kedalaman 12 kilometer di laut. “Gempa tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo Sruwi Hartanto.

    Namun tak urung kerusakan terjadi di sejumlah rumah di Kecamatan Banyuputih. Sebelas rumah rusak di Desa Sumberanyar, 20 rumah rusak di Desa Sumberwaru, sebuah rumah rusak di Desa Sumberejo, dan sembilan rumah rusak di Desa Wonorejo. “Tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam kejadian tersebut,” kata Sruwi.

    BPBD Situbondo menerjunkan 20 petugas di lokasi bencana. “Kami membuat pendataan dan membawa makanan cepat saji lebih dulu,” kata Sruwi.

    Gempa menyebabkan keretakan pada dinding dan atap. “Sebagian kami sarankan untuk tidur di teras, takut ada gempa susulan. Rata-rata yang rusak tembok dapur, tembok samping, yang memang sudah rapuh,” kata Sruwi.

    Rencananya, Jumat pagi (26/9/2025), BPBD Situbondo akan mendampingi Wakil Bupati Ulfiyah untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang menjadi korban. “Pak Bupati memerintahkan untuk menghitung dan menilai kerusakannya. Pak Bupati memerintahkan penggunaan dana BTT (Belanja Tidak Terduga),” kata Sruwi.

    BTT adalah dana darurat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang digunakan untuk kebutuhan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya seperti bencana alam, bencana sosial, kejadian luar biasa, dan pengembalian kelebihan pendapatan daerah.

    “Tapi kami juga akan mencari bantuan ke Pemprov Jatim. Alhamdulillah, masyarakat sudah tenang sekarang,” kata Sruwi. [wir]

  • BMKG Sebut Gempabumi Banyuwangi dan Bali Tidak Berpotensi Tsunami

    BMKG Sebut Gempabumi Banyuwangi dan Bali Tidak Berpotensi Tsunami

    Surabaya (beritajatim.com) – Wilayah Jawa Timur (Banyuwangi sekitarnya) dan Bali diguncang oleh gempa tektonik dengan magnitude 5,7 pada Kamis, 25 September 2025, sekitar pukul 16.04 WIB. Namun, hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui magnitudo gempa tersebut menjadi M5,3.

    Gempa ini terjadi di koordinat 7,87° LS dan 114,45° BT, yang terletak di laut 40 km timur laut wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, dengan kedalaman 12 km.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa jenis gempabumi yang terjadi adalah gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Meskipun guncangan terasa cukup kuat di beberapa wilayah, pihak BMKG menegaskan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

    Gempa ini dirasakan di berbagai daerah dengan intensitas yang berbeda. Di Banyuwangi dan Penebel, getaran dirasakan dengan skala intensitas IV MMI, yang berarti gempa terasa nyata dalam rumah, terutama pada siang hari.

    Di beberapa wilayah lain seperti Lumajang, Kuta, Denpasar, dan Buleleng, getaran terasa dengan intensitas III MMI, seolah-olah truk berlalu. Sedangkan di daerah seperti Jember, Bondowoso, Pasuruan, Surabaya, dan beberapa wilayah lainnya, getaran dirasakan lebih ringan dengan intensitas II-III MMI, yaitu getaran yang terasa seperti truk berlalu.

    Meskipun dampaknya terasa cukup luas, gempa ini tidak menyebabkan tsunami, berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan BMKG. Hingga pukul 16.40 WIB, BMKG mencatat sudah ada lima aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,3.

    Rekomendasi dari BMKG

    BMKG menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memastikan bangunan rumah tetap aman untuk dihuni.

    Pemeriksaan terhadap struktur bangunan sangat penting untuk memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan rumah.

    BMKG juga menegaskan agar masyarakat hanya mempercayai informasi resmi yang disebarkan melalui kanal komunikasi yang terverifikasi, seperti Instagram dan Twitter (@infoBMKG), website resmi BMKG (www.bmkg.go.id), serta aplikasi mobile BMKG (IOS dan Android). [suf]

  • Dana Transfer Daerah ke Jember Berkurang Rp 270,67 M

    Dana Transfer Daerah ke Jember Berkurang Rp 270,67 M

    Jember (beritajatim.com) – Dana transfer daerah dari pemerintah pusat untuk Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2026 berkurang Rp 270,6 miliar.

    Di luar Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) yang menanti kabar dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dana transfer ke Jember tercatat Rp 2,704 triliun.

    Sebelumnya dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2026, dana transfer itu dialokasikan Rp 2,975 triliun.

    Wakil Ketua DPRD Jember Widarto menilai Tim Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Jember tidak peka terhadap situasi. “Sebelumnya sudah kami ingatkan, agar rancangan KUA-PPAS memperhitungkan kemungkinan terjadinya pengurangan dana transfer ke daerah,” katanya, Kamis (26/9/2025).

    Widarto bersyukur KUA-PPAS Jember belum disepakati, sehingga bisa dilakukan penyesuaian oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

    “Dari sisi pendapatannya harus diubah dan dari sisi pembelanjaannya juga otomatis harus menyesuaikan. Kalau kemarin sudah kita sepakati terlalu tinggi, ternyata turun begini, menjadi enggak karuan,” katanya.

    Widarto menyarankan APBD Jember 2026 bisa digunakan untuk stimulus di luar layanan dasar. “Bagaimana pendapatan penduduk Jember meningkat. Mereka yang sudah punya usaha agar dikasih insentif sehingga usahanya semakin maju. Bagi mereka yang bekerja, tempat bekerjanya dikasih insentif sehingga bisa meningkatkan pendapatan pekerjanya,” katanya.

    Sementara bagi warga yang belum bekerja, Widarto berharap, Pemerintah Kabupaten Jember bisa membantu.

    “Apakah mereka mau berusaha atau bekerja? Kalau bekerja berarti, lapangan usaha harus diberikan atensi agar semakin besar. Kalau mereka ingin usaha, harus di-treatment juga, apakah pelatihannya, apakah bantuan modalnya, aksesnya. Itulah yang seharusnya kita lakukan pada 2026,” katanya.

    Ketua DPRD Jember Ahmad Halim mengatakan, pemerintah daerah dituntut lebih bisa berkreasi mengelola anggaran melalui pendapatan daerah. Dia juga berharap APBD Jember mencerminkan realitas kebutuhan masyarakat. “Kami berharap APBD kita mencerminkan keadaan real,” jelasnya. [wir]

  • Gempa Dangkal M5,7 Guncang Banyuwangi, Dirasakan Sampai Bali

    Gempa Dangkal M5,7 Guncang Banyuwangi, Dirasakan Sampai Bali

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa berkekuatan M5,7 mengguncang wilayah Jawa Timur, Kamis (24/9/2025), pukul 16:04:12 WIB.

    Menurut BMKG, pusat gempa ada di laut, tepatnya di 46 km timur laut Banyuwangi, di kedalaman 12 km. Tepatnya di 7,82 LS-114,47 BT.

    Gempa dirasakan dengan skala MMI IV di Banyuwangi, IV di Penebel, III di Lumajang
    III Kuta, III Denpasar, III Buleleng, II-III Jember, II-III Bondowoso, II Situbondo, II Pasuruan, II Surabaya, II Kuta Selatan, II Pamekasan, II Mataram, II Lombok Barat.

    “Gempa tidak berpotensi tsunami,” demikian pernyataan BMKG di situs resmi.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]