Jember (beritajatim.com) – Bupati Muhammad Fawait menegaskan pentingnya inovasi untuk mengembalikan kejayaan Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ia meminta jajaran Pemerintah Kabupaten Jember untuk bekerja keras.
“Saya perlu ceritakan sedikit terkait Jember. Jember ini sebetulnya adalah ibukota karesidenan. Kita ini adalah ibukota dahulu kala, sehingga banyak lembaga vertikal ada di Jember,” kata Fawait, saat membuka rapat koordinasi penguatan ekosistem inovasi daerah, di Aula PB Sudirman, kantor Pemkab Jember, Kamis (16/10.2025).
“Jember didesain menjadi growth pool, pusat pertumbuhan ekonomi bagi daerah sekitar. Maka ada banyak kantor di Kabupaten Jember,” kata Fawait.
Bahkan, menurut Fawait, masyarakat melihat Jember sebagai pojok timur Pulau Jawa. “Ternyata ada sejarah yang menyebut Jember itu adalah Pojok Timur Pulau Jawa,” katanya.
Namun, menurut Fawait, selama sepuluh tahun terakhir Jember seakan berjalan di tempat. “Kita seakan-akan tidur. Ketika ada pemimpin baru, bupati baru, anak muda, hari ini saya paksa panjenengan semua untuk bangun. Bukan cuma bangun. Bahkan hari ini saya paksa untuk berlari,” katanya.
Respons jajaran birokrasi Pemkab Jember beragam. “Ada yang semangat. Ada yang pasrah: wis opo jare babah wis, terserah dipindah wis dipindah (sudah terserah, mau jabatan dipindah tidak apa-apa, red),” kata Fawait.
Fawait mengajak birokrat Pemkab Jember, khususnya kepala organisasi perangkat daerah (OPD), untuk berlari. “Bukan cuma bangun, bukan cuma jalan, tapi kita berlari. Ndak bisa kita berjalan begitu-begitu saja. Salah satunya bagaimana kita melakukan inovasi-inovasi,” katanya.
Salah satu inovasi itu adalah saluran pengaduan masyarakat Wadul Guse. Menurut Fawait, banyak sekali keluhan masyarakat yang disampaikan dalam Wadul Guse. “Wadul Guse ini yang masuk hari ini sekitar tujuh ribu sampai delapan ribu (pengaduan) dan yang diselesaikan itu hampir 89 persen,” katanya.
“Para kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) saya pantau hampir tiap hari di grup. Mereka satset cakceg untuk menyelesaikan. Tentu tidak bisa kita selesaikan 100 persen. Tapi saya lihat optimisme dari para kepala OPD dan camat-camat sudah luar biasa,” katanya.
Inovasi lain adalah rencana pembangunan kantor pelayanan di desa-desa. “Kita segera melakukan pembangunan kantor-kantor pelayanan, bukan cuma di Pemkab, karena Jember ini bukan cuma kota, tapi di Jember ini juga ada desa-desa, ada pelosok-pelosok,” kata Fawait.
Para warga di pelosok, menurut Fawait, harus menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan pelayanan publik pemerintah desa. “Kita akhir tahun ini akan membangun semacam pemkab kecil di ujung barat-selatan, di ujung barat-utara, di ujung timur-selatan, dan di ujung timur-utara,” katanya.
“Itu semacam mall pelayanan publik. Jadi nanti Bupati Jember dengan beberapa Kepala OPD beberapa kali akan ngantor di tempat-tempat ini, memberikan pelayanan kepada masyarakat di ujung timur dan di ujung barat,” kata Fawait.
Saat ini Pemkab Jember sudah melaksanakan program Bunga Desaku atau Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan. “Kita tahu semua komitmen para Kepala OPD, camat, dan jajaran seluruhnya berkantor, ada yang di desa, ada yang di kecamatan,” kata Fawait.
Fawait tahu sebagian pejabat mengalami kelelahan. “Saya tahu setelah ngantor, ada yang pucat, karena memang usia sudah sepuh. Habis ngantor ada yang pucat, ada yang sakit. Tapi saya kagum kepada seluruh birokrat Jember. Semua punya komitmen tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat,” katanya. [wir]