kab/kota: Jelambar

  • Polisi Tangkap 19 Remaja Hendak Tawuran di Penjaringan, Jakarta Utara

    Polisi Tangkap 19 Remaja Hendak Tawuran di Penjaringan, Jakarta Utara

    JAKARTA – Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Barat menangkap 19 remaja karena diduga hendak tawuran pada Minggu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Sebanyak 19 remaja ditangkap di kawasan Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, beserta sejumlah senjata tajam,” kata Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat, AKBP M. Hari Agung Julianto di Jakarta dikutip ANTARA, Minggu.

    Hari menjelaskan, kejadian bermula saat petugas  melakukan patroli kewilayahan di sekitar Jelambar, Jakarta Barat.

    Saat itu, menerima laporan dari masyarakat terkait sekelompok pemuda mencurigakan yang berkumpul sambil membawa senjata tajam.

    “Tim segera bergerak dan berpapasan dengan mereka di Tubagus Angke. Setelah dilakukan pengejaran, para remaja tersebut ditangkap di Kampung Gusti, Penjaringan,” ujarnya.

    Dalam penggeledahan, petugas menemukan barang bukti berupa empat buah celurit dan tiga buah corbek yang diduga akan digunakan untuk tawuran.

    Selanjutnya, belasan remaja tersebut dibawa ke Polsek Penjaringan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Polisi mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak mereka, khususnya di malam hari, guna mencegah keterlibatan kegiatan berbahaya seperti tawuran.

  • Bermacam Jenis Sajam Disita dari 19 Remaja yang Berniat Tawuran di Penjaringan, Jakarta Utara

    Bermacam Jenis Sajam Disita dari 19 Remaja yang Berniat Tawuran di Penjaringan, Jakarta Utara

    JAKARTA – Polres Metro Jakarta Barat menangkap 19 remaja bersenjata tajam saat tengah menggelar aksi tawuran di kawasan Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu, 13 April 2025.

    Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat, AKBP M. Hari Agung Julianto mengatakan, penangkapan berawal saat Tim 1 TP3 melakukan patroli kewilayahan di sekitar Jelambar, Jakarta Barat.

    Kemudian polisi menerima adanya laporan dari masyarakat terkait sekelompok pemuda yang mencurigakan.

    “Warga melaporkan adanya gerombolan remaja yang berkumpul sambil membawa senjata tajam,” kata AKBP Agung saat dikonfirmasi, Minggu, 13 April 2025.

    Tim kemudian segera bergerak dan berpapasan dengan para pelaku di kawasan Tubagus Angke. Melihat kedatangan polisi, para pelaku langsung kabur.

    “Setelah dilakukan pengejaran hingga ke wilayah Jakut, para remaja tersebut berhasil diamankan di Kampung Gusti, Penjaringan,” ujarnya.

    Dalam penggeledahan, petugas menemukan barang bukti berupa 4 bilah celurit dan 3 corbek yang diduga akan digunakan untuk aksi tawuran.

    Selanjutnya, 19 remaja tersebut dibawa ke Polsek Penjaringan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    AKBP Agung mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak mereka, khususnya di malam hari, guna mencegah keterlibatan dalam kegiatan berbahaya seperti tawuran.

  • Belasan Remaja Bersenjata Tajam di Penjaringan Ditangkap, Siap-siap Tawuran – Page 3

    Belasan Remaja Bersenjata Tajam di Penjaringan Ditangkap, Siap-siap Tawuran – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Barat menangkap 19 remaja karena diduga hendak tawuran pada Minggu dini hari, 13 April 2024 sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Sebanyak 19 remaja ditangkap di kawasan Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, beserta sejumlah senjata tajam,” kata Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat, AKBP M. Hari Agung Julianto di Jakarta, dilansir Antara.

    Hari menjelaskan penangkapan para remaja itu bermula saat petugas melakukan patroli kewilayahan di sekitar Jelambar, Jakarta Barat.

    Saat itu, polisi menerima laporan dari masyarakat terkait sekelompok pemuda mencurigakan yang berkumpul sambil membawa senjata tajam.

    “Tim segera bergerak dan berpapasan dengan mereka di Tubagus Angke. Setelah dilakukan pengejaran, para remaja tersebut ditangkap di Kampung Gusti, Penjaringan,” ujar Hari.

    Saat penggeledahan, petugas menemukan barang bukti berupa empat buah celurit dan tiga buah corbek yang diduga akan digunakan untuk tawuran.

    Selanjutnya, belasan remaja itu dibawa ke Polsek Penjaringan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Polisi mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak mereka, khususnya di malam hari, guna mencegah keterlibatan kegiatan berbahaya seperti tawuran.

     

    Dua kelompok warga di Senen, Jakarta Pusat terlibat tawuran. Mirisnya, tawuran tersebut terjadi usai melaksanakan sholat Idul Fitri 1446 H.

  • Polisi tangkap belasan remaja hendak tawuran di Penjaringan

    Polisi tangkap belasan remaja hendak tawuran di Penjaringan

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Barat menangkap 19 remaja karena diduga hendak tawuran pada Minggu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Sebanyak 19 remaja ditangkap di kawasan Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, beserta sejumlah senjata tajam,” kata Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat, AKBP M. Hari Agung Julianto di Jakarta, Minggu.

    Hari menjelaskan, kejadian bermula saat petugas melakukan patroli kewilayahan di sekitar Jelambar, Jakarta Barat.

    Saat itu, menerima laporan dari masyarakat terkait sekelompok pemuda mencurigakan yang berkumpul sambil membawa senjata tajam.

    “Tim segera bergerak dan berpapasan dengan mereka di Tubagus Angke. Setelah dilakukan pengejaran, para remaja tersebut ditangkap di Kampung Gusti, Penjaringan,” ujarnya.

    Dalam penggeledahan, petugas menemukan barang bukti berupa empat buah celurit dan tiga buah corbek yang diduga akan digunakan untuk tawuran.

    Selanjutnya, belasan remaja tersebut dibawa ke Polsek Penjaringan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Polisi mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak mereka, khususnya di malam hari, guna mencegah keterlibatan kegiatan berbahaya seperti tawuran.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Amankan 19 Remaja Hendak Tawuran di Jakbar, 7 Sajam Disita

    Polisi Amankan 19 Remaja Hendak Tawuran di Jakbar, 7 Sajam Disita

    Jakarta

    Polisi mengamankan 19 remaja hendak tawuran di Kawasan Jelambar, Jakarta Barat (Jakbar). Sebanyak tujuh buah senjata tajam (sajam) disita.

    Aksi tawuran itu diduga akan terjadi pada Minggu (13/4/2025) pukul 04.00 WIB. Tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Barat berhasil menggagalkan dan mengamankan 19 remaja di Kampung Gusti, Penjaringan, Jakut.

    “Sebanyak 19 remaja diamankan di kawasan Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, beserta sejumlah senjata tajam,” ujar Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat, AKBP M Hari Agung Julianto dalam keterangannya, Minggu (13/4).

    Awalnya, Tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Barat melakukan patroli kewilayahan di sekitar Jelambar, Jakarta Barat. Kemudian menerima laporan dari masyarakat terkait sekelompok pemuda yang mencurigakan.

    “Warga melaporkan adanya gerombolan remaja yang berkumpul sambil membawa senjata tajam. Tim segera bergerak dan berpapasan dengan mereka di Tubagus Angke. Setelah dilakukan pengejaran, para remaja tersebut berhasil diamankan di Kampung Gusti, Penjaringan,” jelasnya.

    Saat digeledah, polisi menemukan barang bukti berupa 4 buah sajam jenis celurit dan 3 buah corbek yang diduga akan digunakan untuk aksi tawuran. Sembilan belas remaja tersebut dibawa ke Polsek Penjaringan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    (dwr/dwr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perantau asal Palembang Tewas Tertemper Kereta di Jakbar, Korban Sering Tidur di Sembarang Tempat – Halaman all

    Perantau asal Palembang Tewas Tertemper Kereta di Jakbar, Korban Sering Tidur di Sembarang Tempat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pria berinisial ARN (24), tewas tertemper kereta api saat hendak menyeberangi perlintasan rel di Jalan Hadiah Raya RT 12 RW 03, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (3/4/2025) sekitar pukul 16.30 WIB.

    Korban mengalami luka parah di bagian kepala.

    Diketahui korban hidup terlunta-lunta di sekitar rel kereta selama empat bulan terakhir.

    Sehari-harinya, ia mengumpulkan botol plastik dan kardus untuk dijual demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Sempat dikira sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), warga mengaku bahwa ARN tidak pernah berbuat kejahatan atau mencuri.

    Salah satu petugas keamanan setempat, Tambur, menjelaskan bahwa korban terserempet oleh kereta api yang melintas.

    “Kalau tertabrak pasti hancur,” ujar Tambur, menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak sepenuhnya merupakan tabrakan langsung.

    Sebelumnya, pihak Dinas Sosial (Dinsos) telah berusaha membantu ARN dengan menawarkan pembinaan di panti sosial atau memfasilitasi kepulangannya ke kampung halamannya di Palembang.

    Namun, ARN menolak semua tawaran tersebut dan memilih bertahan di lingkungan rel kereta.

    Kehadiran ARN sempat membuat warga khawatir karena ia sering terlihat tidur di sembarang tempat.

    “Dinsos datang untuk menjaringnya, tapi dia menolak dibawa dengan alasan masih waras. Akhirnya, hanya dibuatkan surat perjanjian supaya tidak tidur sembarangan dan tidak mengganggu keamanan masyarakat,” jelasnya.

    Sayangnya, nasib berkata lain. Pria yang sempat mengundang keprihatinan warga itu kini telah tiada.

    Jenazahnya saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk penanganan lebih lanjut. (Wartakota/Nuri Yatul Hikmah) 

     

     

     

  • Hendak Menyeberang, Pria Tewas Tertemper Kereta di Jelambar Jakbar, Korban Bikin Khawatir Warga

    Hendak Menyeberang, Pria Tewas Tertemper Kereta di Jelambar Jakbar, Korban Bikin Khawatir Warga

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang pria berinisial ARN (24) tewas tertemper kereta api saat hendak menyeberang perlintasan rel di Jalan Hadiah Raya RT 12 RW 03, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (3/4/2025) sore.

    Peristiwa tragis itu terjadi sekira pukul 16.30 WIB. Kondisi korban mengalami luka berat di bagian kepala.

    ARN sempat dikira Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Ia juga pernah membuat khawatir warga.

    ARN hidup terkatung-katung selama empat bulan di sekitar rel kereta api. 

    Ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya,

    Satu diantara petugas keamanan menyebutkan ARN terserempet kerta api.

    “Kalau tertabrak pasti hancur,” kata Tambur.

    Sehari-hari, ARN mengumpulkan botol air mineral, kardus yang dijualnya untuk makan.

    Tambur bersaksi ARN tidak pernah berbuat kejahatan atau mencuri.

    Dia bahkan pernah ditawari oleh Dinas Sosial (Dinsos) untuk dibina di panti sosial atau kembali ke rumahnya di Palembang.

    “Kata orang Dinsos, ‘Kamu dipulangkan aja ke Palembang, masalah biaya enggak usah mikir, dia enggak mau,” katanya.

    “Kamu lebih yang mana atau kamu di panti sosial dibawa, enggak mau juga, yang jelas udah 4 bulanan (terkatung-katung),” imbuhnya.

    Menurut Tumbur, Dinsos datang untuk menjaring ARN lantaran warga khawatir kerap meliatnya tidur sembarangan.

    “Nah pas dipanggil sama Dinsos, orang ini gak mau dibawa, dia bilangnya masih waras. Makanya Dinsos enggak berani bawa,” kata dia.

    Walhasil, oleh Dinsos ARN diminta untuk tidak tidur di sembarang tempat. Korban juga diminta untuk tidak berbuat yang dapat mengggangu keamanan masyarakat.

    “Waktu itu korban bilangnya iya, sampai saya bikin surat perjanjian gitu sama Dinsos, karena kan saya yang melapor,” tuturnya.

    Saat ini, jenazah sudah dibawa ke RSCM untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. (Wartakotalive)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pria asal Palembang tewas terserempet kereta di Jakbar

    Pria asal Palembang tewas terserempet kereta di Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Seorang pria berinisial ARN (24) asal Palembang, tewas akibat terserempet kereta di rel perlintasan Jalan Hadiah Raya RT 12 RW 03, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (Jakbar), sekitar pukul 16.30 WIB, Kamis sore.

    “Keserempet, bukan ketabrak. Kalau ketabrak mungkin sudah hancur,” kata salah satu saksi di lokasi Tumbur (46) di lokasi.

    Ia mengaku, korban dan langsung tewas seketika usai mengalami luka dan pendarahan pada bagian kepala.

    Menurut Tumbur, korban merupakan warga asal Palembang yang sudah kurang lebih empat bulan belakangan terlihat berkeliling sendiri di kawasan RW 03 Kelurahan Grogol Petamburan.

    Tumbur yang bekerja sebagai petugas keamanan setempat itu mengaku pernah melapor ke Dinas Sosial (Dinsos) setempat untuk menjaring korban karena tidur sembarangan di wilayah sekitar sehingga membuat warga resah.

    “Ketika dipanggil sama Dinsos, orang ini tak mau dibawa, dia bilang masih waras. Makanya Dinsos tak berani bawa,” kata dia.

    Korban diminta untuk tidak tidur di sembarang tempat dan tidak mengganggu warga sekitar.

    “Waktu itu korban sanggup, sampai saya bikin surat perjanjian begitu Dinsos karena saya yang melapor,” kata Tumbur.

    Selama berkeliaran di wilayah tersebut, kata Tumbur, korban mengais barang bekas seperti botol, lalu dikumpulkan dan dijual untuk membeli makan.

    Kini, jenazah sudah dibawa ke RSCM untuk penanganan lebih lanjut.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kisah Teknisi Jadi Agen BRILink Pulau Panggang, Cekatan Pakai EDC

    Kisah Teknisi Jadi Agen BRILink Pulau Panggang, Cekatan Pakai EDC

    Kepulauan Seribu

    Slow living jadi salah satu impian anak muda belakangan ini. Hidup jauh dari hiruk-pikuk kota tapi masih merasakan penghasilan layaknya orang kota. Hal itu pula yang dirasakan Saefi, seorang mantan teknisi di ibu kota.

    Sejak 2003-2013, Saefi bekerja sebagai technical support EDC di beberapa bank terkemuka. Mulai bank BUMN sampai bank swasta. Karenanya, dia tak kagok ketika bicara soal mesin dengan petugas dari Teras BRI Kapal yang datang ke tokonya, Selasa (25/2/2025) lalu.

    Setelah berhenti bekerja sebagai teknisi, Saefi menyambung hidup dengan berjualan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Dia tidak memulai dari nol karena mewarisi toko kelontong milik mertuanya.

    “Dulu berhentinya ya karena mertua ada usaha sendiri di sini, jadi disuruh nerusin,” tutur Saefi ditemui detikINET di tokonya siang itu.

    Macam-macam barang tersedia di toko Saefi. Mulai dari alat tulis, skincare, aksesoris, mi instan dan jajanan, hingga pulsa. Segala kebutuhan harian warga Pulau Panggang bisa ditemukan di toko Saefi yang berada tepat di depan dermaga.

    Tak cuma menjaga warung, Saefi juga menjadi agen BRILink. Dia mengaku awalnya ditawari oleh petugas dari BRI pada 2015, sewaktu pertama kali Teras BRI Kapal datang ke Pulau Panggang dan melayani nasabah.

    Sebagai mantan teknisi yang paham mesin EDC, Saefi mengaku saat itu langsung tertarik. Apalagi saat itu warga Pulau Panggang belum familier dengan layanan perbankan dengan mesin EDC seperti ini.

    “Tertariknya ya karena kebutuhan orang sini buat ngirim (uang). Kalau dulu mau kirim uang kan harus nitip ke kapal, nggak canggih kayak sekarang bisa pakai macam-macam,” cerita Saefi.

    Hingga kini, Saefi masih menjadi agen bank nirkantor walau diakuinya jumlah transaksi tidak sebanyak dulu. Sebab, orang-orang sudah semakin familier dengan layanan perbankan digital, terutama yang berusia muda.

    Meski begitu, Saefi mengakui tokonya masih cukup sering didatangi warga untuk melakukan transaksi. Biasanya 10-15 orang sehari. Rata-rata ibu-ibu dan bapak-bapak paruh baya yang lebih suka bertransaksi sambil berbelanja ke tokonya, sekalian mengobrol.

    “Mereka juga merasa lebih aman transfer ke agen (daripada lewat handphone). Paling banyak transaksi belanja di toko online,” katanya.

    Sebagian pelanggannya juga tidak punya ATM, sehingga tidak bisa melakukan tarik tunai di ATM bank BUMD yang tersedia di pulau tetangga, Pulau Pramuka. Menurut Saefi, pengunjung paling ramai ketika gajian dan dana bantuan seperti BLT dan BPNT cair di awal bulan.

    Saefi, agen BRILink Pulau Panggang. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

    Meski menyediakan layanan tarik tunai, Saefi mengaku kadang-kadang tak bisa melayani karena persediaan cash-nya terbatas. Warga pun harus menunggu Teras BRI Kapal datang setiap Selasa di Pulau Panggang.

    “Tapi kadang-kadang ibu-ibu ada yang malas ke kapal, nggak mau antre kelamaan, jadi ke sini. Kalau di sini kan enak, tinggal kasih kartu (ATM) terus pencet PIN, sekalian belanja di warung,” tuturnya.

    Sementara untuk warga generasi milenial dan gen Z, menurut Saefi, mereka sudah lebih mengerti tentang perbankan digital. Walaupun kadang-kadang masih datang ke kiosnya, generasi muda ini cenderung lebih suka bertransaksi dengan QRIS.

    “Lumayan ramai yang pakai QRIS, karena lebih simpel. Kadang mereka tanya, bisa pakai QRIS, nggak? Di sini ada QRIS,” katanya.

    Dalam sehari, Saefi mengaku setidaknya bisa mengantongi keuntungan antara Rp 200-300 ribu dari agen BRILink. Itu pun sudah dengan kios yang buka-tutup. Saefi tidak membuka tokonya full dari pagi sampai malam.

    “Bukanya mulai jam 08.00, paling siang jam 09.00. Terus jam 12.00 tutup. Nanti jam 14.00 buka sampai jam 17.00. Buka lagi setelah Isya. Banyak tutupnya sih karena saya jualan sendirian,” ungkapnya.

    Ketika petugas dari Teras BRI Kapal datang, Saefi memanfaatkan kesempatan untuk bertanya tentang nomor agen dan nomor merchant yang tercetak di struk mesin EDC. Dia juga sempat berbincang dengan detikINET soal mesin EDC baru yang berbasis Android.

    “Makanya ini saya juga nggak diajari, sudah bisa semua alatnya. Paling tanya sedikit kalau ada perbedaan, karena masing-masing bank bisa beda. (Untuk agen BRILink) katanya mau diganti mesin EDC touchscreen. Dia kayak handphone gitu, harus login dulu. Kalau mesin lama kan nggak, dinyalain udah langsung stand by,” terang Saefi.

    Mantri BRI di Kepulauan Seribu, Redi Framanto, menilai keberadaan agen BRILink sangat penting bagi nasabah di Kepulauan Seribu. Mereka menjadi perpanjangan tangan BRI karena belum ada ATM dan kantor cabang di sana. Teras BRI Kapal hanya datang setiap Selasa di Pulau Panggang.

    “Transaksi di sini memang kebanyakan menggunakan agen BRILink, karena kita datang seminggu sekali. Kalau agen BRILink ini bisa serial hari, 24 jam, tergantung agennya,” papar Redi ditemui di Teras BRI Kapal, Selasa (25/2).

    Total ada lima agen BRILink untuk Pulau Panggang sendiri. Sementara di seluruh Kepulauan Seribu ada 19 agen. Dari data BRI KC Jelambar, sepanjang 2024 terdapat 4.769 transaksi yang dilayani agen BRILink Kepulauan Seribu.

    “Keberadaan agen BRILink ini sebagai bagian dari ekosistem layanan Teras BRI Kapal terus ditingkatkan untuk dapat melayani nasabah setiap waktu,” jelas Pimpinan Cabang BRI KC Jelambar Adi Sujarwanto, ditemui terpisah, Selasa (18/3).

    (des/fay)

  • Tantangan Teras BRI Kapal Kenalkan Digitalisasi Layanan Perbankan

    Tantangan Teras BRI Kapal Kenalkan Digitalisasi Layanan Perbankan

    Jakarta

    Setelah sehari bersandar di Pulau Pramuka, Bahtera Seva I Teras BRI Kapal melanjutkan perjalanan ke Pulau Panggang. Kapal yang dinakhodai Capt. Markus Balo Mony ini dijadwalkan buka pukul 08.00 WIB, tetapi baru bisa benar-benar bersandar pukul 08.30 WIB.

    “Dermaga pulau lain biasanya luas, tapi khusus di Panggang banyak kapal tradisional. Kalau kapal-kapal tradisional masih bersandar di sini, kita tunggu mereka pergi dulu biar aman,” tutur Chief Engine Bahtera Seva I Puji Hartono setelah kapal berlabuh dengan aman.

    Pagi itu, Selasa (25/3), dermaga Pulau Panggang memang nyaris penuh kapal tradisional yang mengangkut warga menuju Pulau Pramuka. Yang tidak sekolah atau bekerja di pulau tetangga tetap mewarnai aktivitas di pulau berpenduduk lebih dari 5 ribu orang tersebut.

    Antrean nasabah di Teras BRI Kapal saat bersandar di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

    Sama seperti di Pulau Pramuka, kedatangan Teras BRI Kapal di Pulau Panggang dinanti beberapa warga di dermaga. Salah satunya Tati Verawati yang sudah biasa menunggu kapal tiap Selasa untuk mengangsur pinjaman.

    Tati membuka usaha keramba di Pulau Panggang. Sejak 2017, dia mengajukan pinjaman Simpedes. Kini sudah tiga kali dia melakukan top up pinjaman.

    “Sejak ada kapal (Teras BRI Kapal), gampang kalau mau ngajuin pinjaman. Nggak ribet. Kita mengangsur tiap minggu, nggak harus per bulan karena berat. Jadi tiap kapal datang, kita setor,” tutur Tati.

    Namun, khusus hari itu, dia juga mengurus hal lain di Teras Kapal. Tati mengecek bantuan pangan non-tunai (BPNT) yang seharusnya sudah cair.

    Menurut Tati, sejak hadirnya Teras BRI Kapal, dia dan tetangga-tetangganya makin melek layanan perbankan. Tak heran jika tiap Selasa, mereka berbondong-bondong ke kapal untuk mengurus berbagai keperluan.

    “Iya, ada aja keperluannya. Ngecek KIP, kadang mau transfer, narik, angsur juga,” sambungnya.

    Kemudahan serupa dirasakan Junaeda. Wanita 51 tahun ini bahkan sudah 5 kali mengajukan pinjaman ke BRI. Pertama kali saat kapal datang di tahun 2015.

    “Sejak adanya Kapal BRI, alhamdulillah saya dapat memperluas dagangan saya, membantu usaha saya,” paparnya.

    Nasabah melakukan tarik tunai di ATM Teras BRI Kapal ketika bersandar di Pulau Panggang. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

    Sampai sore pun, masih ada saja nasabah yang datang ke Teras BRI Kapal. Namun, petugas BRI tak cuma melayani di dalam kapal. Marketing Lapangan atau mantri Teras BRI Kapal Redi Framanto biasanya berkeliling naik motor di pulau yang disinggahi.

    Sebagai mantri BRI untuk wilayah Kepulauan Seribu, Redi bertugas memantau nasabah eksisting dan menggaet potensi nasabah baru di sana. Menjadi mantri di Kepulauan Seribu punya tantangan tersendiri karena wilayahnya yang terpencar-pencar.

    “Kendalanya kita tidak bisa maintain tiap hari, kita maintainnya hanya tiap seminggu sekali. Kadang-kadang juga nggak ketemu, pas ke sini nasabahnya lagi pergi,” ujar Redi.

    Perkenalkan Layanan Perbankan Berbasis Digital

    Tantangan lainnya adalah memperkenalkan digitalisasi kepada nasabah. Ketika detikcom mengikuti perjalanan ke Kepulauan Seribu ini, terpantau sinyal seluler di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang cukup baik. Sebagian warga usia muda sudah terbiasa menggunakan gadget.

    Namun, untuk warga senior masih lebih nyaman melakukan segala urusan perbankan secara langsung atau offline. Transaksi di Pulau Panggang kebanyakan masih mengandalkan uang tunai. Kalaupun transfer, mereka akan memanfaatkan ATM bank BUMD yang memang tersedia di pulau-pulau.

    Soal layanan berbasis digital ini, Teras BRI Kapal juga membawa serta PR untuk semakin memperkenalkannya ke warga Kepulauan Seribu. Customer Service (CS) Teras BRI Kapal Muhammad Ryan Pratama kerap menawarkan nasabah untuk menggunakan BRImo.

    “Sekarang sudah ada BRImo yang bisa disinkronkan dengan mesin ATM di sini. Satelitnya juga sudah diupdate sehingga prosesnya lebih cepat,” jelas Ryan.

    Pimpinan Cabang BRI KC Jelambar Adi Sujarwanto. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

    Ditemui terpisah di kantornya, Pimpinan Cabang BRI KC Jelambar Adi Sujarwanto mengatakan BRI terus berupaya meningkatkan layanan bagi nasabah di kepulauan. Termasuk memperkenalkan layanan perbankan digital.

    “BRI terus berkomitmen dalam mendukung Literasi Keuangan Masyarakat wilayah pesisir dan kepulauan dengan terus memperhatikan perkembangan teknologi dan preferensi nasabah,” ungkapnya, Selasa (18/3/2025).

    Menurut Adi, layanan perbankan berbasis digital ini akan lebih memudahkan masyarakat untuk bertransaksi setiap waktu. Harapannya, meski Teras BRI Kapal hanya datang seminggu sekali, warga di Kepulauan Seribu tetap bisa menikmati layanan BRI lainnya yang lebih simpel melalui genggaman.

    (hns/hns)