kab/kota: Jeddah

  • Proses Visa Haji 2025 Ditutup, Dirjen PHU: 41 Tak Terbit

    Proses Visa Haji 2025 Ditutup, Dirjen PHU: 41 Tak Terbit

    Bisnis.com, JEDDAH — Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief memastikan Pemerintah Arab Saudi sudah menutup proses pemvisaan jemaah haji. Kebijakan ini berlaku bagi seluruh jenis visa haji, baik reguler, haji khusus, mujamalah, dan lainnya.

    Hilman menerangkan dari total kuota reguler sebesar 203.320 jemaah, ada 203.279 visa haji yang sudah terbit ketika proses itu ditutup, menyisakan 41 lainnya yang tidak bisa dilanjutkan prosesnya.

    “Saat pemvisaan ditutup, ada 203.279 visa jemaah yang sudah terbit dan siap berangkat, termasuk di dalamnya batal ganti. Saat ditutup, masih ada 41 visa yang masih dalam proses pemvisaan. Ini artinya sudah tidak memungkinkan dilanjutkan prosesnya,” kata Hilman di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (28/5/2025).

    Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, lanjutnya, menutup proses pemvisaan haji per 26 Mei 2025 pukul 13:50 Waktu Arab Saudi. Penutupan ini berlaku bagi seluruh jenis visa haji, termasuk haji reguler dan haji khusus.

    Diketahui, Indonesia mendapat 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Menurut Hilman, untuk haji reguler, Kementerian Agama telah memproses visa bagi 204.770 jemaah.

    “Jadi meski kuota haji reguler hanya 203.320, visa yang diproses mencapai 204.770. Ini karena ada jemaah yang sudah terbit visanya tapi batal berangkat karena berbagai alasan,” paparnya.

    Jumlah yang batal berangkat ini mencapai 1.450 jemaah reguler. Dia menuturkan, sampai dengan penutupan, pihaknya dalam penyiapan visa berkejar-kejaran dengan proses batal ganti. Setiap ada jemaah yang sudah terbit visanya namun membatalkan keberangkatan, segera diproses penggantinya.

    Hal ini terus dilakukan sampai pada titik di mana tidak dimungkinkan lagi dilakukan proses penggantian. Karena saat ini sudah ditutup, berarti peluang pengurusan visa bagi pengganti jemaah yang batal berangkat juga sudah tidak memungkinkan.

    Hilman berharap, jemaah yang sudah tervisa bisa berangkat ke Tanah Suci. Artinya, tidak ada lagi yang membatalkan keberangkatan sampai akhir masa pemberangkatan jemaah haji reguler pada 31 Mei 2025.

    “Sehingga kuota haji tahun ini terserap maksimal, per hari ini tersisa 41 visa,” katanya.

    Sementara itu untuk haji khusus, Hilman menjelaskan dari 17.680 kuota yang tersedia, telah terbit 17.532 visa. Proses pengajuan visa haji khusus dilakukan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) pemegang user id e-hajj. Ada enam pemegang user id, diantaranya PT Makassar Toraja Internasional, PT Patuna Mekar Jaya, PT Penata Rihlah, PT Aruna, PT Kafilah Maghfirah Wisata, dan PT Mega Citra Intinamandiri.

  • Kenangan Terakhir Jemaah Haji Probolinggo Ditinggal Meninggal Ibunda dalam Pesawat Menuju Tanah Suci – Page 3

    Kenangan Terakhir Jemaah Haji Probolinggo Ditinggal Meninggal Ibunda dalam Pesawat Menuju Tanah Suci – Page 3

    Jenazah Sri Umami kemudian disemayamkan di Rumah Sakit King Fahd, Jeddah. Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Abdul Basir mengonfirmasi kematiannya. Berdasarkan keterangan syarikah yang mengurus pemakamannya, jenazah Sri dikuburkan di pemakaman Dzahban, Jeddah.

    “Dimakamkan kemarin, 29 Dzulqaidah, di pemakaman Dzahban Jeddah,” katanya dalam pesan singkat, Rabu (28/5/2025).

    Dengan kehilangan ibunya, Regita kini menjadi yatim piatu. Sang ayah, Syafiudin lebih dulu meninggal pada 2022. Kepergiannya ke Makkah sebenarnya dalam rangka mendampingi ibunya yang ditinggal pergi ayahnya setelah mendaftar pada 2012.

     

    “Rupanya, takdir berkata lain. Ibu saya menyusul ayah meskipun wafat di tanah suci. Ini saya sangat sedih tapi bahagia ibu bisa dimakamkan di sini (Saudi Arabia),” ujarnya.

    Meski sedih terasa, ia pantang pulang. “Saya tetap lanjutkan ibadah haji ini mbak, sambil saya ba’dalkan umroh almarhum ayah dan almarhumah ibu,” katanya lagi. 

    Kepada sanak saudara dan kerabatnya di manapun berada, Regita pun menitipkan pesan, “Tolong sampaikan pesan maaf dari ibu saya buat semua kerabat yang kenal. Dan mohon doanya juga agar ibu ditempatkan di sisi Allah yang terbaik.”

  • Mengenal Kartu Kendali Umrah Wajib, Pelindung Jemaah Haji dari Pendorong Kursi Roda Masjidil Haram Ilegal – Page 3

    Mengenal Kartu Kendali Umrah Wajib, Pelindung Jemaah Haji dari Pendorong Kursi Roda Masjidil Haram Ilegal – Page 3

    Layanan lansia dan disabilitas diberikan sejak jemaah tiba di Bandara Arab Saudi, baik di Madinah dan Jeddah. Begitu pula layanan akomodasi hotel selama di Madinah dan Makkah. Layanan tersebut diberikan oleh layanan lansia dan disabilitas di Daker Bandara, Daker Makkah, dan Daker Madinah, sejak pra-Armuzna, Armuzna, dan pasca-Armuzna.

    “Bentuk layanan jemaah haji lansia dan disbilitas antara lain adalah kebutuhan fisiknya yaitu makan, minum, penggantian popok, memandikan dan lain-lainya. Tak hanya itu, kami juga sentuh psikologi untuk selalu tenang dalam beribadah,” kata Suviyanto.

    Berdasarkan data Siskohat, jemaah haji lansia berjumlah 47.384 orang dengan rentang usia 65 sd 100 tahun ke atas. Menjelang Armuzna ini, Suviyanto mengimbau kepada jemaah Lansia dan disabillitas agar senantiasa mendahulukan ibadah wajibnya daripada ibadah Sunnah.

    “Mengingat cuaca ekstrem sangat panas, maka kami harapkan agar jemaah tidak banyak beraktivitas di luar hotel,” pesannya.

    Sebaliknya, Suviyanto meminta jemaah untuk fokus pada persiapan ibadah Armuzna. “Kami imbau kepada lansia kalau membutuhkan apa-apa, agar senantiasa berkoordinasi dengan petugas, supaya tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ucapnya.

  • Timwas Haji DPR Sebut RI Akan Lebih Mudah Minta Kuota Tambahan ke Saudi dengan Skema Ini

    Timwas Haji DPR Sebut RI Akan Lebih Mudah Minta Kuota Tambahan ke Saudi dengan Skema Ini

    Bisnis.com, JEDDAH — Tim Pengawas Haji 2025 DPR RI menyebut skema tanazul yang digagas Kementerian Agama pada musim haji tahun ini berpotensi memudahkan Indonesia untuk meminta kuota tambahan kepada Pemerintah Arab Saudi. 

    Anggota Timwas Haji DPR yang juga Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang optimistis skema tanazul akan membantu mengurai kepadatan jemaah haji Indonesia ketika mabit alias bermalam di Mina. Menurutnya, jika hal itu terlaksana, akan lebih mudah bagi Indonesia untuk meminta tambahan kuota haji kepada Pemerintah Arab Saudi. 

    Skema tanazul diketahui memungkinkan jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat atau lokasi lontar jumrah, untuk kembali ke hotel setelah melempar Jumrah Aqabah. 

    Dengan demikian, jemaah tidak perlu menempati tenda di Mina, tetapi tetap menjalankan kewajiban bermalam sesuai ketentuan. Skema ini akan dikhususkan bagi jemaah lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas. 

    Tahun ini Indonesia diketahui mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah, terdiri atas 203.320 jemaah reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Jumlah itu turun dari 2024 sebanyak 241.000 jemaah, terdiri atas 221.720 haji reguler dan 19.280 haji khusus. 

    “Kalau sudah bisa tanazul, maka kita punya moral untuk minta tambahan kuota. Selama ini kan 221.000 [kuota tahun ini] dengan 203.000 jemaah [haji reguler] di Mina. Kalau kita urai menjadi tanazul, [sebagian] tidur di hotel, kita punya keberanian untuk meminta lagi 20.000 atau 30.000 [tambahan kuota haji],” katanya ketika tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Selasa (27/5/2025) malam. 

    Marwan mendarat bersama anggota Tim Pengawas Haji 2025 DPR RI lainnya dan akan ikut mengawasi operasional penyelenggaraan haji tahun ini hingga rampung. 

    Sementara itu selain tanazul, pemerintah juga memperkenalkan skema murur dan safari wukuf. Dengan safari wukuf, jemaah akan diperjalankan dengan kendaraan, baik ambulans atau bus, yang melintasi Padang Arafah dan tetap berada di dalam kendaraan selama waktu wukuf berlangsung. 

    Jemaah tidak perlu menempati tenda di Arafah tetapi tetap dapat memenuhi kewajiban wukuf. Adapun murur adalah skema yang dilakukan setelah wukuf di Arafah, yaitu dengan melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan dan kemudian langsung menuju Mina. 

    Marwan melanjutkan, jelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) kepastian layanan bagi jemaah haji akan menjadi fokus utama pengawasan. 

    Hal itu terutama usai dinamika penerapan layanan berbasis syarikah, yang berimbas pada terpisahnya jemaah dengan anggota keluarga dan/atau pendampingnya di satu kelompok terbang (kloter). 

    “Kalau dari komitmennya syarikah, Kementerian Haji [Arab Saudi], saya punya keyakinan ini bisa kita urai, bisa kita tangani dengan baik,” ujarnya. 

  • Komnas Disabilitas: Penanganan Jemaah Haji Difabel dan Lansia Membaik

    Komnas Disabilitas: Penanganan Jemaah Haji Difabel dan Lansia Membaik

    Bisnis.com, MADINAH — Penanganan jemaah calon haji Indonesia pada kelompok difabel dan lanjut usia (lansia) dinyatakan berangsur membaik seiring pemberangkatan gelombang kedua dan sejumlah evaluasi serta langkah taktis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Madinah. 

    Wakil Ketua Komnas Disabilitas Deka Kurniawan yang ikut mendampingi pelayanan jemaah calon haji difabel dan lansia di Madinah mengatakan bahwa tantangannya sejak awal adalah pemberlakuan sistem layanan berbasis syarikah, yang memungkinkan jemaah terpisah dengan anggota keluarga di satu kelompok terbang (kloter). 

    Pada perkembangannya, PPIH Arab Saudi mengupayakan agar jemaah yang terpisah dengan anggota keluarganya di Madinah, dapat bergabung kembali di Makkah. 

    “Kemarin sempat muncul banyak kejadian yang seolah-olah menunjukkan mereka ini tidak tertangani dengan baik. Padahal ini sebetulnya adalah merupakan dampak dari sistem yang dibuat oleh syarikah yang terpisah-pisah. Dimana jumlah anggota kloter itu bisa berbeda-beda dengan jumlah syarikah yang menanganinya,” jelas Deka di Madinah, baru-baru ini.

    Deka melanjutkan, yang menjadi persoalan kemudian adalah banyak penyandang disabilitas mental, termasuk demensia, dan lansia telah mengalami masalah pemicu stress di awal saat mereka dipisahkan dengan anggota keluarga atau pendampingnya. 

    “Itu yang menyebabkan banyak sekali kasus kejadian. Ini belum termasuk dampak yang banyak terjadi mayoritas adalah jamaah yang hilang, mereka linglung, tidak kenal siapa temannya karena terpisah. Ditambah lagi ada variabel pemicu yang lain, yaitu terpisah koper, terpisah hotel dan seterusnya,” jelas Deka. 

    PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Madinah kemudian menugaskan pendamping bagi jemaah calon haji yang butuh penanganan khusus ini, melobi syarikah untuk mengeluarkan mereka dari rombongan, dan bahkan dikumpulkan di satu hotel transit untuk mempermudah pendampingan. 

    “Ini kan tidak ada dalam SOP kan, tapi ini langkah berani inovasi. Kenapa? Ada rasa kemanusiaan yang memang diwujudkan secara nyata untuk bisa meminimalisir [dampak dari sistem berbasis syarikah],” katanya. 

    Selanjutnya, pergerakan sisa jemaah calon haji yang masih berada di Madinah ke Makkah, akan dilakukan dengan pola yang sama. 

    Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Rabu (21/5/2025) pukul 11:15 Waktu Arab Saudi (WAS), telah tiba di Tanah Suci sebanyak 132.806 jemaah calon haji asal Indonesia. Jumlah itu mencakup 64,95% dari total rencana kedatangan haji reguler sebesar 203.320. 

    Dari jumlah tersebut, 101.517 jemaah calon haji telah tiba di Makkah, terdiri atas 76.491 dari Madinah dan 25.026 dari Jeddah. Sebanyak 8.571 jemaah calon haji lainnya sedang dalam perjalanan ke Makkah. 

  • Lebih dari 170 Ribu Jemaah Haji Indonesia Sudah Pegang Kartu Nusuk, Ini Langkah Percepatannya

    Lebih dari 170 Ribu Jemaah Haji Indonesia Sudah Pegang Kartu Nusuk, Ini Langkah Percepatannya

    Mekah (beritajatim.com)– Distribusi Kartu Nusuk bagi jemaah haji Indonesia terus menunjukkan kemajuan pesat. Hingga Minggu (25/5/2025), lebih dari 170 ribu jemaah asal Indonesia telah menerima kartu identitas penting ini setelah tiba di Arab Saudi.

    Melansir situs resmi Kementerian Agama (Kemenag) Senin (26/5/2025), Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam, menyebutkan bahwa jumlah jemaah haji Indonesia yang telah mendarat di Tanah Suci mencapai 180.092 orang, terdiri dari peserta haji reguler maupun haji khusus. Dari angka tersebut, sebanyak 170.018 orang sudah menerima Kartu Nusuk, atau sekitar 94% dari total jemaah yang telah tiba.

    Kartu Nusuk merupakan kartu resmi yang diterbitkan oleh pihak penyedia layanan (syarikah) di Arab Saudi, dan menjadi syarat penting untuk mendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji. Untuk tahun ini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja sama dengan delapan syarikah, yaitu:

    Rifadah

    Rawaf Mina

    Mashariq Dzahabiyah (Sana Mashariq)

    Rifad

    Mashariq Mutamayyizah (Rakeen Mashariq)

    Dluyuful Bait

    Rehlat wa Manafea

    MCDC

    Langkah Percepatan Distribusi

    Untuk mempercepat proses distribusi kartu ini, PPIH Arab Saudi telah menyiapkan strategi khusus, seperti:

    Mendirikan operation room untuk mengawasi dan mengakselerasi distribusi Kartu Nusuk

    Menunjuk penanggung jawab distribusi di setiap sektor dan daerah kerja (daker)

    Menerapkan sistem pelaporan berbasis kloter secara digital

    Dengan strategi ini, diharapkan seluruh jemaah bisa menerima kartu sebelum rangkaian puncak haji dimulai.

    Fokus Operasi Berpindah ke Makkah

    Saat ini, pusat operasional haji sudah berpindah ke Makkah Al-Mukarramah. Seluruh jemaah yang sebelumnya berada di Madinah telah diberangkatkan ke Makkah untuk bersiap menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina — lokasi utama pelaksanaan puncak ibadah haji.

    Sementara itu, gelombang kedatangan jemaah haji Indonesia ke Jeddah dan kemudian menuju Makkah masih terus berlangsung dan diperkirakan selesai pada 31 Mei 2025. [aje]

  • 131.200 Kartu Nusuk Untuk Jemaah Haji Indonesia Telah Dibagikan

    131.200 Kartu Nusuk Untuk Jemaah Haji Indonesia Telah Dibagikan

    Jeddah (beritajatim.com) – Bagi jemaah haji 2025, kartu Nusuk jadi bagian administratif penting agar proses haji para jemaah berjalan lancar, nyaman, dan tanpa kendala.

    Oleh karena itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bersama Syarikah berupaya maksimal melakukan percepatan pembagian kartu Nusuk kepada jemaah haji Indonesia. Hingga Kamis (22/5/2025) kemarin, sebanyak 131.200 kartu Nusuk telah diserahkan kepada jemaah haji Indonesia.

    Kartu Nusuk merupakan identitas digital yang harus digunakan oleh seluruh jemaah haji selama berada di Arab Saudi. Kartu ini jadi semacam “paspor perhajian” yang digunakan untuk mengakses lokasi dan layanan perhajian, termasuk di Masjidil Haram, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

    Kartu Nusuk dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi dan syarikah, yang berfungsi sebagai identitas sekaligus ‘tiket’ yang memberikan akses terhadap berbagai layanan dan digunakan dalam setiap tahap pelaksanaan ibadah haji.

    “Berdasar data dari Kementerian Haji Arab Saudi, hingga hari ini sudah ada 131.200 jemaah haji Indonesia yang telah menerima kartu Nusuk,” kata Konsul Haji pada KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam, di Jeddah, Kamis (22/2025) mengutip Kemenag.go.id, Jumat (23/5/2025).

    Kartu Nusuk diterbitkan Syarikah penyedia layanan jemaah haji. Pada musim haji 2025, PPIH menjalin kerja sama dengan delapan syarikah: Rifadah, Rawaf Mina, Mashariq Dzahabiyah atau Sana Mashariq, Rifad, Mashariq Mutamayyizah atau Rakeen Mashariq, Dluyuful Bait, Rehlat wa Manafea, dan MCDC.

    Rata-rata untuk setiap Syarikah, sekitar 86 persen dari jemaah yang sudah hadir di Tanah Suci yang sudah menerima kartu Nusuk. Distribusi kartu Nusuk kepada jemaah haji Indonesia harus diselesaikan sebelum puncak haji tiba. Sehingga masing-masing jemaah haji memegang kartu Nusuk.

    “Setiap hari, ketua kloter meng-update jumlah dan nama jemaah yang belum mendapatkan kartu Nusuk untuk kita koordinasikan dengan Syarikah. Kita juga mengadakan rapat evaluasi dengan Kementerian Haji Saudi dan Syarikah, salah satu agendanya membahas perkembangan distribusi kartu Nusuk,” ungkapnya.

    Sementara itu, Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Haji 2025 Kementerian Agama telah tiba di Arab Saudi pada Rabu sore. Tujuan tim ini mengawal secara langsung pelaksanaan layanan jemaah haji Indonesia di berbagai titik krusial penyelenggaraan haji.

    Ketua Tim Monev Haji 2025, Saiful Mujab, mengatakan, tim terdiri dari 21 orang dari unsur pimpinan Kantor Wilayah Kemenag, para rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan unsur lain di Kemenag. Tim Monev terbagi di tiga Daerah Kerja (Daker): Daker Makkah, Daker Madinah, dan Daker Bandara.

    Adapun sembilan titik layanan yang menjadi fokus tim Monev antara sektor lain, daker, kloter, dan titik-titik penting pergerakan jemaah, seperti di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna), dan layanan perpindahan jemaah dari Makkah ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, hingga Mina. Layanan murur dan tanazul juga jadi bagian dari pengawasan Tim Monev. Tim ini direncanakan berada di Saudi selama 25 sampai 30 hari. [air]

  • Keberangkatan 103.806 Jemaah Haji Gelombang I Tuntas, 2 Juta Lebih Boks Katering Dibagikan

    Keberangkatan 103.806 Jemaah Haji Gelombang I Tuntas, 2 Juta Lebih Boks Katering Dibagikan

    Makkah (beritajatim.com) – Tahap keberangkatan jemaah haji gelombang pertama (I) telah tuntas. Sebanyak 103.806 jemaah telah diterbangkan dari berbagai bandar udara di Indonesia dengan tujuan Bandar Udara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Ratusan ribu jemaah haji itu terbagi dalam 266 kelompok terbang (Kloter).

    Operasional kedatangan jemaah haji gelombang I di Madinah berlangsung sejak 2 Mei 2025. Selama 17 hari pemberangkatan, ada 266 kloter denga 103.806 jemaah yang tiba di Bandara AMAA Madinah, dan 22.359 di antaranya adalah jemaah lanjut usia. Para jemaah haji itu diangkut pesawat Garuda Indonesia, Saudia Airlines dan Lion Air.

    “Alhamdulillah, fase kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang I sudah berakhir pada 17 Mei 2025. Total ada 266 kloter dengan 103.806 jemaah yang tiba melalui Bandara AMAA Madinah,” kata Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, di Makkah, Senin (19/5/2025) sebagaimana dilansir Kemenag.go.id.

    Dia mengutarakan bahwa tingkat persentase On Time Performance pada masa keberangkatan gGelombang I sangat baik, yakni mencapai 95,5 persen. Keberangkatan jemaah haji gelombang I mulai 2 Mei hingga 17 Mei 2025. Setelah itu hingga 31 Mei 2025, jemaah haji yang diterbangkan ke Jeddah masuk gelombang II.

    “Selama 16 hari operasional di Madinah, kita berhasil mendistribusikan 2.050.541 boks katering untuk jemaah haji Indonesia dari 21 dapur,” tambahnya.

    Selain itu, katanya, “Ada 89 hotel dengan lebih dari 17 ribu kamar yang tersebar di 5 sektor yang menjadi saksi kehadiran jemaah haji Indonesia di Kota Madinah.”

    Di samping itu, lebih dari 64 ribu tasreh (izin masuk) Raudlah di Masjid Nabawi yang diterbitkan bagi jemaah haji Indonesia dari 2 – 16 Mei lalu. Jumlah ini juga masih akan terus bertambah karena masih ada jemaah haji Indonesia yang berada di Madinah.

    Untuk mobilisasi jemaah dari Bandara AMAA ke hotel jemaah di Madinah, Daerah Kerja Bandara telah mengoperasionalkan ribuan armada bus yang dikoordinir oleh Naqabah (Organda Saudi).

    “Hingga 18 Mei 2025, sebanyak 85.628 kartu Nusuk juga sudah didistribuskan ke jemaah. Petugas haji terus berkoordinasi dengan Syarikah untuk melakukan akselerasi agar seluruh jemaah yang sudah tiba di Tanah Suci bisa segera mendapatkan kartu Nusuk,” tegas Muchlis M Hanafi. [air]

  • Hingga Selasa, Lebih dari 81 Ribu Jemaah Diterbangkan ke Saudi

    Hingga Selasa, Lebih dari 81 Ribu Jemaah Diterbangkan ke Saudi

    Madinah (beritajatim.com) – Hingga Selasa (13/5/2025), lebih dari 81 ribu jemaah haji reguler tahun 2025 telah diberangkatkan ke Arab Saudi (Madinah). Jemaah haji ini masuk gelombang pertama.

    Direncanakan mulai 17 Mei 2025, jemaah haji gelombang kedua mulai diterbangkan dengan tujuan Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah, lalu langsung masuk Kota Makkah.

    Berdasar data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, hingga Selasa (13/5/2025) pukul 06.00 waktu Arab Saudi (WAS), sebanyak 210 kelompok terbang (kloter) atau 81.632 jemaah telah tiba di Madinah, Arab Saudi. Sebanyak 17.684 di antaranya adalah jemaah lansia. Demikian dilansir website Kemenag.go.id.

    Para jemaah haji gelombang pertama ini berada di Kota Madinah sekitar 8 atau 9 hari. Setelah itu, mereka bergeser ke Kota Makkah. Pergeseran jemaah haji dari Madinah ke Makkah berlangsung sejak 10 Mei 2025. Hingga pukul 06.00 WAS, tercatat sebanyak 13.655 jemaah telah tiba di Makkah. Mereka terbagi dalam 35 kloter.

    Rencananya, pada Selasa ini sebanyak 7.181 jemaah akan diberangkatkan dari tanah air menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah dari berbagai embarkasi di Tanah Air. Mereka terbagi dalam 18 kelompok terbang (kloter). Di antaranya, SOC-43 membawa 360 jemaah; JKS-23 membawa 442 jemaah; JKS-31 membawa 442 jemaah; JKS-24 membawa 442 jemaah; UPG-17 membawa 392 jemaah; JKG-32 membawa 382 jemaah; PLM-09 membawa 369 jemaah; 8. SUB-40 membawa 380 jemaah.

    Selanjutnya, UPG-18 membawa 393 jemaah; SOC-44 membawa 360 jemaah; LOP-10 membawa 393 jemaah; BDJ-05 membawa 423 jemaah; KJT-10 membawa 445 jemaah; BTH-12 membawa 445 jemaah; SUB-41 membawa 380 jemaah; JKG-33 membawa 393 jemaah; KNO-11 membawa 360 jemaah; dan SUB-42 membawa 380 jemaah.

    27 Rute Bus Sholawat

    Seiring dengan mulai masuknya jemaah haji reguler Indonesia ke Kota Makkah, bus sholawat yang melayani jemaah haji Indonesia dari hotel mereka menginap ke Masjidil Haram dan sebaliknya mulai operasional. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan sebanyak 27 rute bus sholawat. Bus ini menjadi sarana transportasi jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram PP.

    Ada 27 rute bus sholawat yang akan mengantar jemaah dari hotel masing-masing menuju tiga terminal terdekat Masjidil Haram: Syib Amir, Ajyad, dan Jabal Ka’bah.

    Syib Amir menjadi terminal bus shalawat bagi jemaah haji yang hotel tempat tinggalnya berlokasi di wilayah Syisyah dan Raudlah. Dari terminal ini, jemaah akan menuju Masjidil Haram melalui pintu Marwah.

    Terminal Ajyad jadi terminal bus shalawat bagi jemaah haji Indonesia yang tinggal di kawasan Misfalah. Terminal ini terletak di sisi belakang kanan Zam-Zam Tower. Jemaah bisa menjadikan WC 3 sebagai patokan titik temu untuk menuju Misfalah.

    Sedangkan terminal Jabal Ka’bah jadi terminal bus sholawat bagi jemaah haji Indonesia yang tinggal di daerah Jarwal. Jemaah bisa menjadikan WC 8 atau WC 9 sebagai patokan untuk menuju terminal Jabal Ka’bah.

    Mujib Roni, Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, mengatakan, bus sholawat disediakan untuk melayani 203.320 jemaah haji reguler asal Indonesia yang menginap di 205 hotel yang tersebar di Syisyah, Raudlah, Jarwal, dan Misfalah. “Bus sholawat beroperasi 24 jam dan dipandu driver dan petugas, baik di halte maupun di terminal,” kata Mujib Roni di Jakarta, Senin (12/5/2025).

    Sebanyak 27 rute bus sholawat yang telah disiapkan dengan 95 halte terdekat hotel jemaah. Berikut rute jemaah bus sholawat jemaah haji Indonesia:

    1. Terminal Syib Amir
    a. Bus nomor 1: Hotel nomor 301, 302, 303, 304, 305, 306, 307, 309, 310, 311, 409, 410, 411, 412, dan 413
    b. Bus nomor 2: Hotel nomor 308, 407, dan 408
    c. Bus nomor 3: Hotel nomor 414, 415, 416, 417, dan 418
    d. Bus nomor 4: Hotel nomor 212, 213, 214, 215, 216, 217, 218, 219, 220, 221, dan 222
    e. Bus nomor 5: Hotel nomor 201, 202, 203, 204, 205, 206, 207, 208, 209, 210, 211, dan 126
    f. Bus nomor 6: Hotel nomor 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, dan 125
    g. Bus nomor 7: Hotel nomor 127. 128, 129
    h. Bus nomor 8: Hotel nomor 130
    i. Bus nomor 9: Hotel nomor 315, 316, 317, 318, 320, 321, 322, 323, 324, 325, 404, 404, dan 406
    j. Bus nomor 10: Hotel nomor 312 dan 313
    k. Bus nomor 11: Hotel nomor 419, 420, 421, 422, 423, 424, 425, 426, 510, 511, 512, 513, dan 514
    l. Bus nomor 12: Hotel nomor 401, 402, dan 403
    m. Bus nomor 13: Hotel nomor 501, 502, 503, 504, 505, 506, dan 507
    n. Bus nomor 14: Hotel nomor 515 dan 516

    2. Terminal Jabal Ka’bah
    a. Bus nomor 15: Hotel nomor 601, 602, 603, dan 604
    b. Bus nomor 16: Hotel nomor 605, 606, 607, 608, 609, 610, dan 611
    c. Bus nomor 17: Hotel nomor 612 dan 613
    d. Bus nomor 18: Hotel nomor 614
    e. Bus nomor 19: Hotel nomor 701, 702, 703, 704, 705, dan 706
    f. Bus nomor 20: Hotel nomor 708, 709, dan 710
    g. Bus nomor 21: Hotel nomor 711, 712, 713, 714, 715, 716, 717, 718, dan 707

    3. Terminal Jiad atau Ajyad
    a. Bus nomor 22: Hotel nomor 801, 802, 803, 804, 805, dan 806
    b. Bus nomor 23: Hotel nomor 807, 808, 809, 810, 811, 812, 813, 814, dan 815
    c. Bus nomor 24: Hotel nomor 816, 817, 818, 901, 902, 903, 904, 905, 906, 907, 908, 909, 910, dan 911
    d. Bis 25: Hotel nomor 912, 913, 914, 1001, 1002, 1003, 1004, dan 1005
    e. Bus nomor 26: Hotel nomor 1006, 1007, 1008, 1009, 1010, 1011, 1012, 1013, dan 1014
    f. Bus nomor 27: Hotel nomor 1015, 1016, 1017, 1018, 1019, 1020, 1021, dan 1022.

    [air/beq]

  • DPR Peringatkan Diaspora Indonesia: Jangan Bantu Keberangkatan Haji Tanpa Visa Resmi

    DPR Peringatkan Diaspora Indonesia: Jangan Bantu Keberangkatan Haji Tanpa Visa Resmi

    DPR Peringatkan Diaspora Indonesia: Jangan Bantu Keberangkatan Haji Tanpa Visa Resmi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengingatkan diaspora Indonesia di Arab Saudi untuk tidak membantu warga negara Indonesia (WNI) berangkat haji menggunakan visa dan jalur tak resmi.
    Hal itu disampaikan Cucun saat menanggapi masih adanya temuan kasus calon jemaah yang nekat mencoba berangkat tanpa
    visa haji
    .
    “Misalkan mukimin kita yang di Saudi udah lama, berani memberangkatkan bukan visa haji. Saya sarankan dan saya sampaikan kepada seluruh umat Islam, masyarakat Indonesia yang ingin berhaji jangan melakukan hal-hal seperti itu,” ujar Cucun saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (8/5/2025).
    Politikus PKB itu mengingatkan bahwa pemerintah Arab Saudi sudah menegaskan, mereka akan memberi sanksi tegas setiap jemaah yang berhaji dengan visa selain haji.
    Peringatan bahwa pemerintah Arab Saudi akan memperketat pengawasannya juga sudah disosialisasikan oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.
    “Konjen ya sudah menyosialisasikan bagaimana mereka rugi nanti kalau melakukan itu. Ketika punya kesempatan berangkat
    reguler
    , kalau kena
    banned
    10 tahun enggak bisa berangkat. Kemudian juga dendanya besar juga,” kata Cucun.
    Dalam kesempatan itu, Cucun pun mengingatkan calon jemaah haji Indonesia untuk mengikuti ketentuan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, serta tidak tergoda dengan modus pemberangkatan dengan visa ziarah atau kunjungan lainnya.
    “Ini penting ini ya. Saya sekali lagi menyampaikan kepada seluruh warga masyarakat di negara kita ini,” pungkas Cucun.
    Diberitakan sebelumnya, Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) di Jeddah, Yusron B Ambary, mengatakan, 30 warga negara Indonesia (WNI) tepergok tiba di Bandara Internasinal King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi.
    Dari informasi salah satu rombongan WNI tersebut diketahui bahwa mereka datang untuk berhaji menggunakan visa ziarah.
    “Mereka datang ke Arab Saudi dengan tujuan berhaji dan membayar dana sebesar Rp 150 juta. WNI tersebut juga sadar sepenuhnya kalau visa ziarah dilarang untuk berhaji,” ujar Yusron dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025).
    Meski mengetahui aturan, masih banyak masyarakat Indonesia yang mencoba untuk ibadah haji walaupun tidak memiliki visa resmi.
    “Jadi masih ada warga kita yang terus mencoba masuk menggunakan visa ziarah untuk melaksanakan ibadah haji,” jelas Yusron.
    Yusron mengatakan, visa ziarah memang masih bisa digunakan untuk bepergian ke Arab Saudi meski penerbitannya sudah dihentikan sejak 13 April 2025.
    Warga negara asing yang memiliki visa ziarah dan masih valid, mereka bisa masuk ke Arab Saudi. Namun, tidak untuk berhaji.
    “Tapi mereka tetap tidak boleh masuk ke Mekkah. Kalau Jeddah dan kota lainnya tidak ada larangan,” tegasnya.
    Pihak KJRI sebelumnya juga mendapat informasi dari imigrasi Arab Saudi terkait adanya 50 WNI yang ditolak masuk ke Arab Saudi.
    WNI tersebut diketahui menggunakan visa pekerja musiman (amil musimy). Alhasil, mereka dideportasi dari Arab Saudi.
    “50 orang itu langsung dikembalikan ke Indonesia dengan pesawat berikutnya,” kata Yusron.
    Yusron mengingatkan bahwa Pemerintah Arab Saudi sedang gencar-gencarnya melakukan razia terhadap orang-orang yang tidak memiliki izin berada di Mekkah.
    Mereka yang saat ini kedapatan tidak memiliki tasreh haji akan langsung dikeluarkan atau dideportasi dari Kota Mekkah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.