kab/kota: Jayapura

  • BMKG prakirakan cuaca di sebagian besar kota diguyur hujan

    BMKG prakirakan cuaca di sebagian besar kota diguyur hujan

    Pergerakan iklon tropis Bianca yang terdeteksi sedang berada di sekitar Samudera Hindia selatan Pulau Jawa. ANTARA/HO-BMKG

    BMKG prakirakan cuaca di sebagian besar kota diguyur hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 03 Maret 2025 – 06:31 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan pada umumnya cuaca di kota-kota besar di Indonesia pada Senin, berpotensi diguyur hujan.

    “Di wilayah Jawa pada umumnya diguyur hujan ringan hingga sedang seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya,” kata Prakirawan BMKG Ranti Kurniati dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta.

    Adapun di wilayah Sumatera, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung. Padang dan Pangkal Pinang diprakirakan hujan dengan intensitas lebat disertai kilat dan angin kencang. Sementara Banda Aceh, Medan, dan Tanjung Pinang berawan tebal.

    “Di wilayah Denpasar dan Mataram diprakirakan berawan. Kupang diperkirakan cerah berawan,” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di wilayah Kalimantan pada umumnya diguyur hujan ringan seperti di Samarinda, Banjarmasin, Pontianak, Tanjung Selor, dan Palangkaraya. Berpindah ke wilayah Sulawesi, lanjutnya, kota-kota besar berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang seperti wilayah Makassar, Palu, Gorontalo, Manado, dan Kendari. Sementara Mamuju diprakirakan diguyur hujan lebat.

    Di wilayah Indonesia Timur, kata dia, kota Nabire, Jayawijaya, dan Merauke diprakirakan hujan lebat disertai kilat dan angin kencang. Kemudian Ternate, Sorong, dan Jayapura diguyur hujan intensitas ringan hingga sedang. Lalu Ambon diprakirakan cerah berawan dan Manokwari udara kabur.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Cuaca Buruk, Evakuasi Jenazah Lilie dari Carstensz Pyramid Ditunda
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Maret 2025

    Cuaca Buruk, Evakuasi Jenazah Lilie dari Carstensz Pyramid Ditunda Regional 2 Maret 2025

    Cuaca Buruk, Evakuasi Jenazah Lilie dari Carstensz Pyramid Ditunda
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Jenazah pendaki
    Lilie Wilayanti Poegiono
    belum dievakuasi dari
    Puncak Carstensz Pyramid
    ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, lantaran cuaca yang buruk.
    Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bily Hildiarto Budiman, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa satu pendaki atas nama Lilie belum dievakuasi dari lokasi Puncak Carstensz, lantaran cuaca belum bersahabat.
    “Kondisi cuaca yang kurang bagus, sehingga belum dilakukan evakuasi terhadap jenazah Lilie yang masih berada di
    basecamp
    ,” katanya saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (2/3/2025).
    Menurut Bily, pihaknya harus menunda proses evakuasi terhadap jenazah Lilie karena kondisi cuaca kurang bagus di Mimika.
    Oleh karena itu, proses evakuasi akan dilakukan pada Senin (3/3/2025).
    “Rencana tadi mau dievakuasi, tetapi cuaca kurang bagus, sehingga ditunda besok dilakukan evakuasi,” ungkapnya.
    “Jenazahnya sudah di
    basecamp
    , tinggal dilakukan evakuasi ke Mimika,” tambahnya.
    Sementara itu, Analis Basarnas, Joshua Banjarnahor, menyampaikan bahwa jenazah Lilie masih di Basecamp Lembah Kuning Puncak Carstensz Pyramid.
    Kata Joshua,
    cuaca buruk
    sehingga proses evakuasi tidak bisa dilakukan menggunakan helikopter.

    Cuaca buruk
    , sehingga di-
    close
    (ditutup). Helikopter tidak bisa mendarat untuk lakukan evakuasi tadi. Besok evakuasi akan dilanjutkan kembali,” ujarnya saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu malam.
    Diketahui, jenazah Elsa Laksono sudah berhasil dievakuasi pada Minggu (2/3/2025).
    Jenazah Elsa saat ini berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Papua Tengah.
    Para pendaki lainnya yang dinyatakan selamat, termasuk penyanyi Fiersa Besari, telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika dan kondisinya dalam keadaan sehat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Kronologi Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstensz, Fiersa Besari Lolos dari Maut 
                        Regional

    1 Kronologi Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstensz, Fiersa Besari Lolos dari Maut Regional

    Kronologi Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstensz, Fiersa Besari Lolos dari Maut
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com –
    Dua pendaki,
    Lilie Wijayanti Poegiono
    dan
    Elsa Laksono
    , meninggal dunia saat mendaki
    Puncak Carstensz
    , Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Sabtu (1/3/2025).
    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ignasius Benny Ady Prabowo, menjelaskan bahwa keduanya merupakan bagian dari tim pendakian yang terdiri dari sepuluh orang, termasuk penyanyi Fiersa Besari.
    Pada Rabu (26/2/2025), pukul 07.00-09.50 WIT, rombongan pendaki terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia, jenis AS 350 B3 (PK-KIE).
    Pada Jumat (28/2/2025), para pendaki mulai menyeberangi jembatan Tyrollean.
    Menurut keterangan pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang telah berhasil turun, seluruh anggota tim berhasil mencapai puncak.
    Namun, beberapa pendaki mulai mengalami gejala
    hipotermia
    saat turun.
    Pendaki Indira Alaika dan Saroni terkena hipotermia di area bawah puncak (teras besar), sementara tim tamu dan pemandu berada sebelum Tyrollean.
    Salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di basecamp sendirian dalam kondisi hipotermia.
    Ia langsung meminta bantuan karena radio komunikasi tim mati.
    Mendapat laporan itu, guide Yustinus Sondegau segera naik ke atas membawa bantuan darurat berupa sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.
    Kemudian, seorang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa, juga naik untuk melakukan pertolongan.
    Pendaki Poxy melaporkan bahwa Dawa telah menghubungi basecamp dan sedang menangani Lilie serta Elsa yang mengalami hipotermia di Teras Dua.
    Namun, upaya penyelamatan tidak berhasil.
    “Naasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” ungkap Benny dalam keterangan resmi, Minggu (2/3/2025).
    Sementara itu, pendaki Huda naik kembali ke Teras Dua untuk membantu Egi dan teman-teman lainnya di Summit Ridge, namun akhirnya memutuskan kembali ke basecamp karena kondisinya juga melemah.
    Lilie dan Elsa meninggal, sementara delapan pendaki lainnya termasuk Fiersa Besari selamat.
    Saat ini, tiga pendaki yang mengalami hipotermia telah dievakuasi ke Basecamp Yellow Valley.
    PT Tropic Cartenz Jaya, sebagai sponsor resmi ekspedisi, telah berkoordinasi dengan Kepolisian dan Basarnas Timika untuk melakukan evakuasi jenazah menggunakan helikopter Komala dan Intan Angkasa.
    Kapolres Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bily Hildiarto Budiman, membenarkan bahwa satu jenazah, Elsa Laksono, telah dievakuasi ke RSUD Mimika, Papua Tengah.
    “Satu pendaki yang tewas (Elsa) sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Papua Tengah,” ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/3/2025).
    Namun, jenazah Lilie Wijayanti masih berada di basecamp Puncak Carstensz karena cuaca buruk menghambat proses evakuasi.
    “Untuk satu pendaki yang rencana hari ini dilakukan evakuasi, tetapi karena cuaca kurang bagus, sehingga dilanjutkan besok pagi,” ujarnya.
    Menurut Benny, insiden ini diduga disebabkan oleh Acute Mountain Sickness (AMS) atau hipotermia, kondisi yang sering menyerang pendaki di ketinggian ekstrem.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Kapolres Mimika Pastikan 2 Pendaki Puncak Cartenz Tewas karena Hipotermia
                        Regional

    6 Kapolres Mimika Pastikan 2 Pendaki Puncak Cartenz Tewas karena Hipotermia Regional

    Kapolres Mimika Pastikan 2 Pendaki Puncak Cartenz Tewas karena Hipotermia
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com – 
    Kepala Polres Mimika, Papua Ajun Komisaris Besar Polisi Bily Hildiarto Budiman memastikan, ada dua korban tewas dalam pendakian Puncak Cartenz Pyramid.
    Bily menyebut, para korban tewas akibat serangan
    cuaca buruk
    di Puncak Cartenz Pyramid, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Sabtu (1/3/2025).
    Dia menyebutkan, dua orang pendaki yang meninggal dunia, adalah 
    Lilie Wijayanti Poegiono
    dan
    Elsa Laksono
    .
    Selain itu, masih ada tiga pendaki lainnya yang selamat, yaitu Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni.
    “Meninggal karena hipotermia,” ungkap Bily saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    melalui sambungan telepon, Minggu (2/3/2025).

    Ya
    benar, dua pendaki lokal, perempuan asal Indonesia,” ujar dia. “Tiga orang pendaki asal WNI selamat,” ungkap Bily lagi. 
    Diberitakan sebelumnya, Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 WIT.
    Disebutkan, mereka sempat dievakuasi oleh
    guide
    dan rekan-rekannya di
    basecamp
    yang sempat naik membantu proses evakuasi.
    Lilie Wijayanti Poegiono adalah perempuan kelahiran Malang, 2 Oktober 1965, dan berdomisili di Desa Cigereleng, Kecamatan Regol, Bandung Jawa Barat.
    Sedangkan Elsa Laksono adalah perempuan, kelahiran Malang, 24 Juli 1965, yang beralamat di Tebet Timur, Jakarta Selatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejumlah kota besar diperkirakan hujan pada Minggu

    Sejumlah kota besar diperkirakan hujan pada Minggu

    Ilustrasi. Sejumlah pengendara motor melintas saat hujan mengguyur di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (8/5/2024). (ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/nym.)

    BMKG: Sejumlah kota besar diperkirakan hujan pada Minggu
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 02 Maret 2025 – 06:47 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Minggu Indonesia diguyur hujan di berbagai daerah, dengan prakiraan cuaca signifikan seperti hujan ringan di Medan, hujan sedang di Jayapura, serta hujan petir di Bandung.    

    Dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Minggu, Prakirawan cuaca BMKG Rira A. Damanik mengatakan bahwa di Sumatra, Tanjung Pinang berpotensi berawan, Banda Aceh berpotensi berawan tebal, dan terdapat potensi hujan ringan terdapat di Medan, Pekanbaru, dan Padang. Selain itu, Rira melanjutkan, ada potensi hujan ringan di daerah Jambi, Bengkulu, serta Palembang. 

    “Waspadai potensi hujan disertai petir di Pangkal Pinang dan Bandar Lampung,” katanya.

    Untuk Pulau Jawa, dia menyebutkan adanya potensi udara kabur di daerah Surabaya, potensi awan tebal di Jakarta, dan potensi hujan ringan di Serang serta Semarang. Dia juga mengingatkan untuk mewaspadai hujan disertai petir di daerah Bandung serta Jogja.

    “Selanjutnya, wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Potensi berawan terdapat di Kupang, serta potensi hujan ringan terdapat di Denpasar dan Mataram,” dia menambahkan.

    Adapun Pulau Kalimantan, dia melanjutkan, terdapat potensi hujan ringan di Pontianak dan Samarinda, hujan sedang di Tanjung Selor, dan hujan petir di Palangkaraya dan Banjarmasin. Kemudian, untuk Pulau Sulawesi, potensi cuaca cerah berawan di Manado, sementara itu berawan tebal di Makassar, hujan ringan di Gorontalo dan Palu, serta hujan sedang di Mamuju. Dia menuturkan untuk mewaspadai potensi hujan petir di Kendari.

    Untuk Indonesia bagian timur, terdapat potensi berawan tebal di Manokwari, hujan ringan di Ternate, Sorong, Ambon, serta hujan sedang di Jayapura.

    “Waspadai potensi hujan disertai petir di Nabire, Jayawijaya, dan Merauke,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Lanud Silas Papare bersih-bersih di Pasar Phara Sentani 

    Lanud Silas Papare bersih-bersih di Pasar Phara Sentani 

    Sumber foto: Aman Hasibuan/elshinta.com.

    Lanud Silas Papare bersih-bersih di Pasar Phara Sentani 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 01 Maret 2025 – 18:57 WIB

    Elshinta.com – Lanud Silas Papare menggelar aksi gotong royong membersihkan tumpukan sampah yang ada di Pasar Phara Sentani, Kabupaten Jayapura.

    Aksi bersih-bersih yang dihadiri Komandan Lanud Silas Papare Marsma TNI Mokh Mukhson bersama anggota TNI AU, TNI  AD, Polri dan Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama WWF ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan masyarakat di Pasar Phara Sentani.

    Komandan Lanud Silas Papare Marsma TNI Mokh Mukhson menyampaikan , grebek sampah di pasar ini untuk membantu kebersihan di lingkungan pada yang ada di sekitar Lanud Silas Papare.

    “Kami dari TNI AU, TNI AD, Polri dan Pemkab Jayapura bersama WWF , perduli kebersihan di Pasar Phara Sentani supaya pasar bersih, sehat. Dengan begitu pembeli dan pedagang bisa nyaman berada di pasar berjualan,” ujar Danlanud, Jumat (28/2/2025).

    Ia menyebut, pasar merupakan tempat berkumpul masyarakat dalam bertransaksi jual beli, maka kebersihan juga patut menjadi perhatian.

    “Kalau pasar bersih masyarakat yang berbelanja bisa merasa nyaman dalam 
    mendapatkan barang yang bagus dan memberikan kenyamanan bagi pedagang dan pembeli,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Sabtu (1/3). 

    Danlanud Marsma TNI Mokh Mukhson menyampaikan aksi bersih sampah kali ini juga sebagai rangkaian dari menjelang HUT ke-79 TNI Angkatan Udara pada 9 April 2025.

    Rangkaian jelang HUT termasuk bakti sosial dalam melakukan kebersihan lingkungan, ada juga ziarah ke TMP, kegiatan olahraga  dan upacara peringatan.

    Ditempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Basri mengungkapkan, kegiatan grebek sampah Lanud Silas Papare sebagai motifasi bagi semua termasuk masyarakat untuk pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

    “Apa yang dilaksanakan sebagai mendukung pelestarian lingkungan, dalam kebersihan sampah yang ada di Pasar Phara, sehingga memberikan motifasi bagi pedagang maupun pembeli di pasar,” ujarnya.

    Basri berharap pada masyarakat dapat memperhatikan kebersihan sampah di pasar Phara Sentani dan membuang sampah sesuai jam yang telah ditentukan petugas kebersihan.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Melihat Pengolahan Sagu di Kampung Yoboi Jayapura, dari Manual ke Modern
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Maret 2025

    Melihat Pengolahan Sagu di Kampung Yoboi Jayapura, dari Manual ke Modern Regional 1 Maret 2025

    Melihat Pengolahan Sagu di Kampung Yoboi Jayapura, dari Manual ke Modern
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Masyarakat Adat Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten
    Jayapura
    , Papua, mengadopsi cara-cara baru untuk mengubah pohon sagu menjadi produk bernilai tinggi.
    Pengolahan sagu
    yang biasanya memakan waktu beberapa hari, menjadi 5 jam. Pangsa pasar produksi sagu itu juga semakin luas.
    Papua memiliki perkebunan sagu terbesar kedua di Indonesia, namun mayoritas
    pengolahan sagu
    masih dilakukan secara tradisional atau manual dengan memakan waktu lama.
    Akibatnya, produk yang dihasilkan berkualitas rendah dan memiliki manfaat yang terbatas bagi penghidupan lokal dan
    ketahanan pangan
    .
    Namun kini, anggota masyarakat adat di Kampung Yoboi dapat mengolah sagu menjadi produk bernilai tambah, memenuhi standar keamanan pangan dengan menggunakan unit pengolahan sagu skala kecil, yang dibangun dengan dukungan proyek kerja sama Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO of the UN) dan kini telah dimiliki oleh masyarakat.
    FAO dan Analisis Papua Strategis telah melatih 30 anggota masyarakat untuk mengoperasikan unit secara berkelanjutan dan mendiversifikasi produk turunan sagu.
    “Dengan unit mesin pengolahan sagu, ekonomi masyarakat Yoboi jadi mandiri. Ini solusi tepat bagi warga Yoboi yang memiliki dusun sagu yang luas di Jayapura,” kata Kepala Kampung Yoboi, Sefanya Walli, Sabtu (1/3/2025).
    Sagu, makanan pokok yang sakral bagi masyarakat adat, telah dipertimbangkan sebagai sumber karbohidrat alternatif untuk turut memastikan ketahanan dan keanekaragaman pangan.
    “Masih diperlukan upaya untuk memastikan produk sagu bisa diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat secara lebih luas,” ujar Elvyrisma Nainggolan, Ketua Kelompok Pemasaran Hasil Perkebunan pada Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.
    Menurutnya, peran kelompok kampung penghasil sagu menjadi penting dan perlu diberdayakan, sehingga bisa mengolah sagu menjadi tepung yang selanjutnya bisa menjadi kue, hingga mi berbahan sagu, seperti di Yoboi.
    “Dengan begitu, harapannya sagu yang dihasilkan
    masyarakat adat Yoboi
    dapat meluas di pasar nusantara, bahkan ke depan akan mendunia,” ujar Elvyrisma.
    Untuk mempromosikan produk berbasis sagu, hari ini digelar
    Festival Sagu
    pertama di Yoboi, Jayapura. Festival ini menghubungkan produsen dan konsumen.
    Selama festival, perempuan dan anggota
    Masyarakat Adat Yoboi
    lainnya mendemonstrasikan hidangan berbasis sagu, seperti mi dan beras analog, yang menunjukkan potensi pasar mereka.
    Lebih dari 100 orang berpartisipasi dalam festival ini, termasuk anggota masyarakat adat, perwakilan bisnis, dan masyarakat Jayapura.
    Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua Matheus Philep Koibur mengapresiasi
    festival sagu
    yang telah menunjukkan potensi besar komoditas sagu dalam memenuhi kebutuhan pangan, pelestarian lingkungan, dan peningkatan ekonomi masyarakat.

    Festival sagu
    telah membuka ruang besar untuk mempromosikan sagu kami ke pelaku industri yang kemudian bisa mengolahnya menjadi produk bernilai tinggi,” katanya.
    “Lebih dari itu, masyarakat di kabupaten penghasil sagu lainnya bisa diharapkan bisa termotivasi untuk mulai mencontoh langkah masyarakat adat Yoboi,” lanjutnya.
    Dengan penerapan teknologi yang diadaptasi dan hubungan pasar yang tepat, masyarakat adat dapat berpartisipasi dan memperoleh manfaat ekonomi dari rantai nilai sagu utama.
    “Mereka juga dapat meningkatkan kesadaran tentang pengolahan sagu berkelanjutan yang dapat berkontribusi pada ketahanan dan diversifikasi pangan serta ketahanan ekonomi bagi komunitas lainnya,” kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satgas Cartenz Buru Pimpinan KKB Yahukimo yang Kabur dari Lapas Wamena

    Satgas Cartenz Buru Pimpinan KKB Yahukimo yang Kabur dari Lapas Wamena

    Jayapura, Beritasatu.com – Satgas Operasi Damai Cartenz terus melakukan pengejaran terhadap pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Yahukimo Penihas Heluka, yang kabur dari Lapas Wamena bersama enam narapidana lainnya pada Selasa (25/2/2025).

    Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani menyatakan pihaknya telah mengerahkan personel untuk menangkap kembali Heluka dan rekan-rekannya yang melarikan diri.

    “Kami akan terus mengejar dan menangkap kembali Penihas Heluka. Kami juga meminta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi jika mengetahui keberadaannya,” ujarnya di Jayapura, Sabtu (1/3/2025) seperti dilansir Antara.

    Kronologi Kaburnya Pimpinan KKB dari Lapas Wamena

    Berdasarkan laporan yang diterima, Penihas Heluka dan enam rekannya membobol pagar pertama di sebelah kiri dalam lapas dengan tang potong. Kemudian, mereka melarikan diri dengan memanjat pagar kedua menggunakan tali syal sepanjang satu meter yang diikatkan pada kawat duri.

    Dari tujuh narapidana yang kabur dari Lapas Wamena, satu orang bernama WK (28 tahun) berhasil ditangkap kembali, sedangkan enam lainnya masih buron, termasuk pimpinan KKB Yahukimo Penihas Heluka.

    Berikut daftar napi yang masih dalam pengejaran:
    1. Penihas Heluka alias Kopi Tua Heluka (pimpinan KKB Yahukimo)
    2. Ariel Sonyap alias Koroway bin Sonyap (31 tahun)
    3. Ferly Wesabla (21 tahun)
    4. Sergius Asso (20 tahun)
    5. Rio Elopere (22 tahun)
    6. Nelkz Heluka (24 tahun)

    Profil Penihas Heluka, Pimpinan KKB yang Kabur

    Penihas Heluka dikenal sebagai komandan operasi dan komandan Batalyon Yamue Kodap XVI Yahukimo.

    Satgas Damai Cartenz menangkapnya pada 19 Mei 2023 karena keterlibatannya dalam pembunuhan aparat keamanan. Pada 7 Februari 2024, Pengadilan Negeri Wamena menjatuhkan hukuman 13 tahun penjara terhadapnya.

    Satgas Cartenz Minta Bantuan Masyarakat

    Brigjen Faizal Rahmadani berharap masyarakat yang mengetahui keberadaan para narapidana buron tersebut dapat segera melapor ke pihak berwenang untuk membantu proses pengejaran.

    “Kami terus melakukan pencarian dan meminta masyarakat berperan aktif dalam memberikan informasi yang bisa mempercepat penangkapan mereka,” tutupnya terkait perburuan pimpinan KKB Yahukimo Penihas Heluka yang kabur dari Lapas Wamena bersama enam narapidana lainnya.

  • Satgas Cartenz kejar pimpinan KKB yang kabur dari Lapas Wamena

    Satgas Cartenz kejar pimpinan KKB yang kabur dari Lapas Wamena

    “Penihas Heluka alias Kopi Tua Heluka, yang menyatakan dirinya sebagai Komandan Operasi dan Komandan Batalyon Yamue Kodap XVI Yahukimo, kabur dari Lapas Wamena sejak Selasa (25/2),”

    Jayapura (ANTARA) – Kaops Satgas Operasi Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan, personel Satgas Damai Cartenz dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap pimpinan KKB Yahukimo yang kabur dari Lapas Wamena bersama enam rekannnya.

    “Penihas Heluka alias Kopi Tua Heluka, yang menyatakan dirinya sebagai Komandan Operasi dan Komandan Batalyon Yamue Kodap XVI Yahukimo, kabur dari Lapas Wamena sejak Selasa (25/2),” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Sabtu.

    Dia mengatakan personel Satgas Damai Cartenz akan terus mengejar untuk menangkap kembali Penihas Heluka.

    Dia mengatakan, dari laporan yang diterima Heluka bersama enam rekannya sesama narapida kabur dengan membobol pagar pertama di sebelah kiri dalam lapas menggunakan tang potong, kemudian melarikan diri dengan memanjat pagar kedua menggunakan tali sal sepanjang satu meter yang diikatkan pada kawat duri.

    “Satu dari tujuh narapidana yang berhasil ditangkap kembali yaitu WK (28), sedangkan enam narapidana lainnya berhasil kabur termasuk Heluka,” Faizal.

    Faizal Rahmadani berharap, masyarakat mau membantu menginformasikan bila mengetahui keberadaan Heluka .

    Selain Heluka, lima narapida yang kabur itu yaitu Ariel Sonyap alias Koroway bin Sonyap (31 th), Ferly Wesabla(21 th), Sergius Asso (20 th), Rio Elopere (22), dan Nelkz Heluka (24 th)

    Satgas Damai Cartenz menangkap Penihas Heluka, tanggal 19 Mei 2023 terkait keterlibatannya dalam pembunuhan terhadap aparat keamanan dan tanggal 7 Pebruari 2024 dijatuhi hukuman 13 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Wamena.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Satgas Cartenz: :kasus rumah terbakar di Pruleme masih diselidiki

    Satgas Cartenz: :kasus rumah terbakar di Pruleme masih diselidiki

    “Anggota Satgas Damai Cartenz bersama Polres Puncak Jaya masih menyelidiki kasus terbakarnya rumah warga yang terjadi Jumat (28/2),”

    Jayapura (ANTARA) – Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan, kasus terbakarnya rumah warga di Kampung Trikora, Distrik Pruleme, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, masih diselidiki.

    “Anggota Satgas Damai Cartenz bersama Polres Puncak Jaya masih menyelidiki kasus terbakarnya rumah warga yang terjadi Jumat (28/2),” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Sabtu.

    Dia mengatakan berdasarkan laporan yang diterima terungkap rumah tersebut dalam keadaan kosong.

    Dia mengatakan laporan terkait kebakaran tersebut berawal saat petugas berada di Pos Kulirik Satgas Tindak Sektor Puncak Jaya sehingga kemudian dengan dipimpin Ipda Sukono, langsung ke lokasi untuk melakukan pengecekan.

    Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), tim menemukan sebuah rumah dalam keadaan terbakar tanpa adanya penghuni di dalamnya, dan kemudian melakukan penyisiran.

    “Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut ,” kata Faizal Rahmadani.

    Dia menambahkan untuk mengantisipasi terulangnya kasus maka patroli akan kembali ditingkatkan terutama ke kawasan yang dianggap rawan.

    Masyarakat diharapkan tidak mudah terprovokasi karena aparat keamanan pasti akan menangani bila ada kejadian menonjol.

    “Mari kita bersama-sama menjaga keamanan di wilayah hukum Polres Puncak Jaya sehingga masyarakat dapat beraktifitas dengan normal,” ujar Faizal Rahmadani.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025