kab/kota: Jatiasih

  • Mengira Aman tapi Motor Tetap Terendam

    Mengira Aman tapi Motor Tetap Terendam

    Jakarta

    Banjir yang menerjang perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, membuat motor-motor warga terendam. Warga mengira motornya bakal aman, akan tetapi tetap terkena banjir.

    Salah satu warga, Ilham (21), memarkir motor di SMAN 21 Bekasi. Dia tak menduga motornya akan ikut terendam banjir karena SMAN 21 sering dijadikan lokasi parkir kendaraan saat banjir karena posisinya lebih tinggi dari perumahan di sekitar.

    “Iya soalnya kita kan paling deket di sini (SMAN 21), kalau keluar kan takutnya kejauhan juga buat ngecek-ngeceknya. Soalnya saya kan tahu nih tempat yang paling aman, kan sering banjir di sini, eh tetep kena juga,” kata Ilham di SMAN 21 Bekasi, Jatiasih, Bekasi, Kamis (6/3/2025).

    Ilham mengatakan dia harus menyiapkan uang tambahan guna memperbaiki motornya yang terendam banjir. Dia mengatakan motornya mengalami korsleting listrik akibat kebanjiran.

    “Tahu nih korslet nih, belum sempet saya hidupin, enggak berani, mau bongkar dulu entar. Paling masih di bawah Rp 2 juta, jadi tambahan pengeluaran,” katanya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“πŸ” Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “βœ… Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“βœ… Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“βœ… GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“πŸ”„ Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“πŸ‘€ Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“βœ… Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Warga lain yang memarkir motor di SMAN 21 Bekasi adalah Sumitro (57). Dia mengaku tak menduga ketinggian air banjir bisa merendam lokasi parkir motor.

    “Biasanya nggak kena, taruh motor kadang-kadang di sini, biasanya sih nggak kena,” ucapnya.

    Menurutnya cukup banyak warga yang memarkirkan kendaraan di halaman SMAN 21 Bekasi. Dia mengatakan semua kendaraan itu terendam banjir, termasuk motornya.

    “Banyak (yang parkir) udah penuh, penuh, saya aja terakhir ini. Iya kerendem, (posisi motor) masih berdiri, kan gak mepet kali, kalau mepet kali kan ada arus,” ujarnya.

    Sementara itu, Amir (63) awalnya menyuruh anaknya untuk memarkir motornya di Gudang Logistik dan Peralatan BNPB tak jauh dari Perumahan Pondok Gede Permai. Namun, karena jalan menuju gudang sudah terendam banjir, motornya akhirnya diparkir di SMAN 21 Bekasi.

    “Dari Pak RT, Pak RT ke rumah, hati-hati mau ada kiriman (banjir). Nah itu selang 5 menitan gitu, anak saya datang, saya bilang ‘tolong pindahin tuh motor ke sana ke BNPB, oh udah gak keburu, Pak, udah sepinggang’ ‘ya udah ke mana deh’ ya akhirnya ke sini (SMAN 21),” katanya.

    Kini motornya mengalami kerusakan dan tidak bisa menyala. Amir hendak membawa motornya ke bengkel untuk diperiksa lebih lanjut.

    “Oh nanti paling dibongkar dulu semuanya, karburator, mesin, ya begitulah kalau pengen bersih,” ucapnya.

    Warga Bersihkan Lumpur Sisa Banjir

    Foto: Warga mulai bersihkan lumpur sisa banjir di Pondok Gede Permai, Bekasi. (Maulana/detikcom)

    Pada Kamis (6/3) pagi, banjir yang melanda Perum Pondok Gede Permai telah surut. Warga mulai kembali ke rumah membersihkan lumpur tebal sisa banjir.

    Lumpur tebal terlihat di jalan Perum Pondok Gede Permai. Kondisi jalanan licin akibat lumpur sisa banjir yang mengendap.

    Sejumlah rumah dan ruko milik warga juga masih berlumpur. Terpantau sejumlah truk sampah lalu lalang mengangkat sampah dari rumah warga.

    Pengumpul barang rongsok juga hilir mudik mengangkut barang-barang warga yang rusak akibat banjir. Mobil Damkar turut dikerahkan untuk membersihkan lumpur sisa banjir.

    Terlihat petugas gabungan dari Damkar dan DLH Kota Bekasi membersihkan Sekretariat RW 010 Perumahan Pondok Gede Permai. Beberapa warga mengaku kesulitan untuk membersihkan rumahnya dari lumpur.

    Salah satunya Ani yang kelelahan menyerok lumpur lantaran air di rumahnya belum menyala.

    “Susah ini, lumpurnya tebel, air juga belum nyala,” keluh Ani.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polri Dirikan Dapur Lapangan 24 Jam untuk Korban Banjir PGP Bekasi

    Polri Dirikan Dapur Lapangan 24 Jam untuk Korban Banjir PGP Bekasi

    Jakarta

    Jajaran Brimob Polri mendirikan dapur lapangan untuk membantu masyarakat yang terdampak kebanjiran di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi. Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo menyebut dapur lapangan ini disiapkan 24 jam untuk seluruh korban banjir.

    “Sebagaimana instruksi Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, seluruh personel Polri langsung bergerak cepat membantu masyarakat yang menjadi korban banjir. Di antaranya membangun dapur lapangan dengan menyediakan makan buka Puasa,” kata Dedi kepada wartawan, Kamis (6/3/2025).

    Penyerahan makanan siap saji kepada masyarakat tersebut dibantu oleh Ketua RT setempat.

    Sementara, untuk Dapur Lapangan Batalyon D Sat Brimob Polda Metro Jaya menyediakan 300 porsi makan siap santap untuk berbuka Puasa kepada masyarakat.

    Menurut Dedi, dapur lapangan ini disiapkan untuk masyarakat selama 24 jam penuh. Hal ini untuk juga membantu masyarakat yang membersihkan rumahnya usai kebanjiran.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“πŸ” Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “βœ… Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“βœ… Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“βœ… GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“πŸ”„ Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“πŸ‘€ Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“βœ… Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Mobil dapur lapangan ini menyiapkan makan untuk berbuka Puasa kepada seluruh warga perumahan Pondok Gede Permai dan dapur dibuka 24 jam. Untuk ditujukan kepada warga yang sedang berkonsentrasi membersihkan rumah masing-masing,” ujar Dedi.

    Dalam hal ini, masyarakat sangat senang dan antusias dalam menerima makanan siap santap. Mengingat, kesibukan masyarakat membersihkan rumah masing-masing karena banjir. Dapur lapangan Brimob membantu dalam menyalurkan makanan.

  • Pemilik Toko Kelontong Rugi Rp200 Juta akibat Banjir di Jatiasih Bekasi – Halaman all

    Pemilik Toko Kelontong Rugi Rp200 Juta akibat Banjir di Jatiasih Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COMΒ – Pengusaha toko kelontong di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, bernama Kamil hanya bisa pasrah saat dagangannya habis terendam banjir.

    Saat Kota Bekasi dikepung banjir pada Selasa (4/3/2025) dini hari, Perumahan PGP jadi yang paling parah terdampak.

    Lokasi perumahan yang berada di bantaran Kali Bekasi mendapat banjir kiriman sehingga membuat aliran sungai meluap dan menggenangi permukiman setinggi kurang lebih 4 meter.

    Banjir di Perumahan PGP berangsur surut pada Rabu, 3 Maret 2025 dan kini menyisakan lumpur tebal di jalan dan rumah-rumah warga. Selain itu, tumpukan sampah berserakan di mana-mana.Β 

    Setelah banjir surut, warga terlihat sibuk membersihkan lumpur dan sampah di kediamannya masing-masing, tak terkecuali Kamil.

    Pria yang akrab disapa Bang Kamil ini tampak kalut saat barang dagangannya berserakan di jalan depan kediamannya.Β 

    Beras dan terigu basah berserakan di depan pintu toko kelontongnya.

    Lalu ribuan bungkus popok bayi dan produk kebutuhan rumah tergeletak dengan kondisi rusak terendam banjir.Β 

    Sambil dibantu istri dan satu orang anaknya, Kamil berupaya menyortir barang dagangan yang masih dianggap layak untuk dikembalikan ke perusahaan produsen.

    “Beberapa barang memang saya sortir karena beberapa perusahaan ada yang bisa dikembalikan atau retur,” ucap Kamil.

    Namun, barang yang bisa diretur hanya sebagian kecil saja.

    Hal ini tidak sebanding dengan stok dagangan yang menjadi modal pribadi pemilik toko.Β 

    Contohnya seperti beras, terigu, dan telur bahkan produk rokok.Β 

    Barang-barang tersebut tidak bisa dikembalikan dan seluruhnya rusak tak bisa diselamatkan.Β 

    “Saya lagi persiapan untuk Lebaran, terigu saya siapin 60 karung stok banyak, gula pasir, beras semuanya ludes,” jelasnya.

    Ketika terjadi kenaikan tinggi muka air di Kali Bekasi, ucap Kamil, dirinya berusaha menyelamatkan barang dagangannya ke lantai dua toko yang juga tempat tinggalnya.

    “Saya udah coba selamatkan naikkan barang ke lantai dua ternyata banjirnya sampai selutut di lantai dua,” ungkapnya.Β 

    Ia hanya bisa pasrah saat banjir naik sampai ke lantai dua. Di kepalanya kala itu hanya mencari cara menyelamatkan diri bersama anak istri.

    “Enggak ada yang bisa diharapkan lagi, kemarin saya mengevakuasi diri bertiga sama istri dan anak pakai perahu,” terangnya.

    Akibat banjir tersebut, Kamil mengaku mengalami kerugian sampai ratusan juta.

    “Ada 200 jutaan karena banyak rokok, kayak beras,telor, terigu enggak bisa dikembalikan. Jadi kerugian saya,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Bang Kamil Rugi Ratusan Juta, Dagangan Toko Kelontongnya Habis Terendam Banjir di Perum PGP.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

  • Update Banjir Bekasi: Daftar Wilayah Terdampak dan Penanganan di Kota/Kabupaten Bekasi – Halaman all

    Update Banjir Bekasi: Daftar Wilayah Terdampak dan Penanganan di Kota/Kabupaten Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Berikut ini update bencana banjir di Kabupaten dan Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (6/3/2025) pada pukul 12.00 WIB

    Untuk diketahui, Bekasi dibagi menjadi dua kota/kabupaten, yaitu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

    Kabupaten Bekasi

    Ini merupakan hari pertama pasca BPBD Kabupaten Bekasi menetapkan status tanggap darurat pada Rabu kemarin.Β 

    Status tanggap darurat bencana untuk banjir, longsor, angin kencang hingga puting beliung.

    Penetapan status tanggap darurat diumumkan Ade Kuswara dalam rapat koordinasi Gedung BPBD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu kemarin.

    β€œKami mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti instruksi pihak berwenang,” kata Ade Kuswara, pada Rabu kemarin dalam keterangannya.

    Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mengerahkan tim tanggap bencana dari BPBD dan berkoordinasi dengan instansi di tingkat provinsi dan nasional. Posko bantuan juga didirikan untuk memberikan bantuan darurat.

    Selama masa tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mengerahkan tim tanggap bencana dari BPBD dan berkoordinasi dengan instansi di tingkat provinsi dan nasional.

    BPBD Kabupaten Bekasi mencatat sebanyak 61.648 jiwa terdampak banjir.Β 

    Puluhan ribu jiwa terdampak banjir tersebut tersebar di 16 kecamatan, antara lain Babelan, Sukawangi, Tambun Utara, Cibitung, Tambun Selatan, Cikarang Selatan, Serang Baru, dan Sukatani. Kecamatan lainnya, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Kedungwaringin, Cikarang Timur, Bojongmangu, Cibarusah, Cikarang Pusat, dan Setu.Β 

    Hingga kini, terdapat 14 lokasi pengungsian untuk menampung warga terdampak banjir.

    Kota Bekasi

    Untuk di Kota Bekasi, dari 12 kecamatan, delapan di antaranya terdampak banjir yang terjadi pada Selasa (4/3/2025).

    Delapan kecamatan tersebut, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Barat. Kecamatan Jatiasih, Pondok Gede, Rawalumbu dan Kecamatan Bantargebang.

    Hal itu disampaikan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto saat rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, Kamis (6/3/2025).Β 

    “Jadi dari 12 kecamatan, delapan kecamatan terdampak. Di antaranya adalah Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Bekasi Selatan,” ujar Tri.Β 

    Banjir yang melanda Kota Bekasi diprediksi akan semakin parah setelah hujan lokal yang cukup tinggi terjadi sejak Senin (3/3/2025) pukul 10.00 WIB.

    Tri, seorang pejabat terkait, menyebutkan bahwa hujan juga terjadi di kawasan Puncak, yang turut mempengaruhi kondisi di wilayah Bekasi.

    “Kami terus memantau pergerakan air, termasuk melalui komunitas KP2C yang kami miliki,” ujar Tri.

    Menurut Tri, curah hujan yang terjadi pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, yang dapat memicu luapan air yang tidak terkendali.

    Β “Curah hujan kali ini luar biasa, lebih tinggi dari tahun 2020. Ini hujan yang terjadi dalam siklus lima tahunan. Sungai dan kali yang biasanya mampu mengendalikan banjir satu tahunan, kini tidak bisa menampung debit air yang lebih besar akibat pengaruh cuaca dan perubahan iklim, terutama pada Kali Bekasi,” jelasnya.

    Pemerintah Kota Bekasi berusaha mengurangi dampak banjir dengan membuka pintu air di Prisdo. Namun, kendala teknis menghambat proses ini.

    “Dari tiga pintu air yang ada, dua dalam kondisi normal, namun satu lainnya rusak. Selain itu, normalisasi di pintu air belum dilakukan, sehingga proses evakuasi menjadi lebih lambat,” tambah Tri.

  • Menteri PU Ungkap Alasan Bekasi Rawan Banjir, Ini Biang Keroknya

    Menteri PU Ungkap Alasan Bekasi Rawan Banjir, Ini Biang Keroknya

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyebut wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi memang menjadi daerah rawan terkena banjir lantaran masih minimnya infrastruktur pengendali banjir berupa tanggul di Bekasi.

    Dody menjelaskan, hingga saat ini pembangunan tanggul di Kali Bekasi baru mencapai 13,8 kilometer (Km) dari total kebutuhan 33 Km.

    Di samping itu, normalisasi Sungai Ciliwung juga saat ini baru terealisasi sepanjang 17 Km dari total 33 Km.Β 

    Sejalan dengan hal itu, Dody menyoroti bahwa keterlambatan proyek tanggul dan normalisasi sungai bukan hanya soal teknis, tetapi juga administratif, terutama dalam hal pembebasan lahan.Β Β 

    β€œInfrastruktur pengendali banjir pasti kita bangun dan kelola, tapi tanpa kesiapan lahan dari Pemda, proyek ini tidak bisa berjalan maksimal,” ujar Dody dalam keterangan tertulis, Kamis (6/3/2025).

    Selain lahan, masalah penanganan sampah juga perlu menjadi perhatian serius Pemda. Dody menegaskan, meskipun infrastruktur sudah dibangun, jika sungai dan saluran air terus dipenuhi sampah, maka sistem pengendalian banjir tidak akan optimal. Β Β 

    Sebagai langkah penanganan, Dody menyebut telah menginstruksikan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air untuk segera berkoordinasi dengan bupati, sekda, dan gubernur terkait pembebasan lahan dan pengelolaan sampah.Β 

    Pasalnya, tambah Dody, permasalahan banjir tidak bisa dilepaskan dari tata ruang perumahan yang dikelola Pemda. Oleh karena itu, selain mendukung pembangunan tanggul, Pemda juga berkewajiban untuk merawat dan menjaga infrastruktur yang sudah ada agar tetap berfungsi di masa depan. Β 

    “Saya akan maksimalkan peran aktif Pemda, khususnya dalam kesiapan lahan. Kalau ini tidak bergerak, ya saya yang turun tangan,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan terdapat tujuh kecamatan di wilayah Kota Bekasi yang terdampak banjir akibat tingginya curah hujan.

    Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan, berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, tujuh Kecamatan yang terdampak banjir itu di antaranya berlokasi di Kecamatan Bekasi Timur dan Bekasi Utara.

    Kemudian, banjir juga menggenangi Kecamatan Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, hingga Kecamatan Rawalumbu.

    β€œBanjir yang terjadi di Kota Bekasi akibat curah hujan ekstrem sejak Senin [3/3/2025] yang menyebabkan sungai-sungai di Kota Bekasi meluap dan menggenangi permukiman warga serta beberapa fasilitas umum,” jelas Dody dalam keterangan resmi, Rabu (5/3/2025).

  • Samsat Keliling tersedia di 14 wilayah Jadetabek pada Kamis

    Samsat Keliling tersedia di 14 wilayah Jadetabek pada Kamis

    PemilikΒ yang ingin membayar pajak kendaraan diminta membawa beberapa persyaratan meliputi KTP,Β BPKB, dan STNK, masing-masing disertakan fotokopi.

    Jakarta (ANTARA) – Subdit Registrasi dan Identifikasi (Regident) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyediakan layanan sistem administrasi manunggal satu atap (samsat) Keliling di 14 wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) pada Kamis.

    Berikut layanan Samsat Keliling di Jadetabek sesuai info akun resmi TMC Polda Metro Jaya @tmcpoldametro di X :

    Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB; Jakarta Utara di halaman parkir Samsat dan Itali Mall Artha Gading pukul 08.00-14.00 WIB; Jakarta Barat di Mall Citraland pukul 08.00-14.00 WIB; Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat pukul 09.00-15.00 WIB dan gudang Sarinah Cikoko Pancoran pukul 09.00-14.00 WIB; ​​​​​​​​​​​​​​ Jakarta Timur di halaman parkir Samsat dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.00 WIB;​ Kota Tangerang di Alun-Alun Cibodas pukul 08.00-14.00 WIB;​​​​​​​ Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-14.00 WIB dan ITC BSD pukul 15.00-17.00 WIB; ​​​​​​​ Ciledug di Giant Poris Ruko Baru Cepet Tangerang dan Fresh Market Green Lake City Cipondoh pukul 09.00 – 12.00 WIB; ​​​​​​​ Ciputat di Kantor Kelurahan Pondok Betung dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-11.00 WIB; ​​​​​​​ Kelapa Dua di Pasar Modern Intermoda Cisauk dan Halaman G-Twon House pukul 08.00-14.00 WIB; ​​​​​​​ Kota Bekasi di Pizza HUT Jatiasih pukul 08.00-12.00 WIB; ​​​​​​​ Kabupaten Bekasi di Pasar Sentral Cikarang pukul 09.00-12.00 WIB; ​​​​​​​ Depok di halaman parkir Samsat Depok 08.00-14.00 WIB dan Kantor Kelurahan Sukamaju pukul 08.00-12.00 WIB; ​​​​​​​ Cinere di Kantor Kelurahan Pondok Petir pukul 08.00-12.00 WIB.

    Pemilik yang ingin membayar pajak kendaraan diminta membawa beberapa persyaratan meliputi KTP, BPKB, dan STNK, masing-masing disertakan fotokopi. Pastikan juga tidak memiliki tunggakan pajak kendaraan bermotor lebih dari satu tahun.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright Β© ANTARA 2025

  • Pria Hanyut di Bendungan Koja Belum Ditemukan, Pencarian Dilakukan hingga Radius 4 Km
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Maret 2025

    Pria Hanyut di Bendungan Koja Belum Ditemukan, Pencarian Dilakukan hingga Radius 4 Km Megapolitan 6 Maret 2025

    Pria Hanyut di Bendungan Koja Belum Ditemukan, Pencarian Dilakukan hingga Radius 4 Km
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Tim SAR gabungan sedang berupaya mencari seorang pria bernama Apto yang hilang akibat terseret arus banjir di Sungai Cikeas, Kota Bekasi.
    Pencarian ini dilakukan setelah Apto dilaporkan hilang saat membersihkan puing sampah bambu di Bendungan Koja, Jatiasih, pada Selasa (4/3/2025).
    “Kami segera kerahkan tim SAR di lokasi kejadian guna melakukan pencarian secara optimal,” kata Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR, Desiana Kartika Bahari, Rabu (5/3/2025).
    Desiana menjelaskan, upaya pencarian dilakukan melalui penyisiran di perairan dan jalur darat.
    β€œKami juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan operasi berjalan lancar,” lanjutnya.
    Strategi pencarian yang diterapkan oleh tim SAR gabungan membagi tim menjadi dua area.
    β€œTim pertama melakukan upaya pencarian di sepanjang aliran Sungai Cikeas hingga radius 4 kilometer (KM) dari lokasi kejadian,” ujar Desiana.
    Sementara itu, tim kedua akan melakukan penyisiran secara visual melalui jalur darat di sepanjang bantaran Sungai Cikeas, dengan jangkauan hingga radius 2 KM dari lokasi kejadian.
    Camat Jatiasih, Ashari, menjelaskan bahwa pria berusia 46 tahun tersebut hilang setelah terpeleset saat membersihkan sampah bambu di Bendungan Koja sekitar pukul 06.00 WIB.
    β€œSampai saat ini korban belum ditemukan,” kata Ashari saat dikonfirmasi.
    Ashari menambahkan, ada seorang saksi yang berusaha menyelamatkan korban, namun upaya tersebut gagal karena derasnya arus banjir.
    Ia juga belum menerima laporan mengenai warga lain yang hilang atau luka akibat bencana banjir ini.
    Pencarian Apto terus dilakukan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca dan potensi banjir di wilayah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tinjau Korban Banjir di PGP Jatiasih, Menteri Ara Tampung Sejumlah Keluhan – Page 3

    Tinjau Korban Banjir di PGP Jatiasih, Menteri Ara Tampung Sejumlah Keluhan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait meninjau lokasi pengungsian warga korban banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    Menteri Ara, sapaan akrabnya, tiba di gudang logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan membawa bantuan seperti makanan, pakaian, kebutuhan bayi, minyak kayu putih hingga madu untuk para pengungsi.

    Dalam kunjungannya, Ara menampung berbagai keluhan warga yang berada di posko pengungsian, terutama terkait kebutuhan logistik yang mendesak, di antaranya makanan dan peralatan kebersihan.

    Warga saat ini masih kesulitan membersihkan rumah mereka lantaran alat-alat kebersihan yang seluruhnya tersapu banjir. Tak ketinggalan pakaian dalam juga menjadi salah satu kebutuhan yang disampaikan para pengungsi, yang sudah berada di posko selama dua hari.

    “Saya menemukan beberapa fakta, bahwa yang dibutuhkan masyarakat sekarang pasti yang cepat itu bantuan makanan, minuman dan obat-obatan, madu, pampers, banyak yang perlu. Kemudian tadi yang juga kepakai banyak itu, madu, minyak telon buat bayi dan juga minyak kayu putih. Itu kebutuhan real lah karena malam-malam di sini kan cukup dingin,” ujar Ara, Rabu (5/3/2025).

    Ia menuturkan permasalahan lumpur dan puing sisa banjir juga menjadi salah satu fokus penanganan pemerintah daerah bersama pihak-pihak terkait. Terlebih dengan kondisi listrik yang masih mati di sebagian wilayah, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pembersihan.

    “Tadi saya juga koordinasi untuk disediakan alat berat dan truk sampah. Karena beberapa tempat itu listrik dan airnya sudah ada yang nyala dan ada yang belum. Karena takut juga korslet, jadi kita juga mesti hati-hati. Sesudah ini kita berharap tidak ada banjir susulan,” ucap Ara.

    Menurutnya, solusi untuk masalah banjir yang sudah menahun ini memerlukan koordinasi dari seluruh stakeholder. Harus ada penanganan utuh dan menyeluruh dari hulu ke hilir, sehingga problem banjir bisa dituntaskan.

    “Tadi saya sudah sampaikan, kalau boleh diundang semua pihak terkait, gubernur, wali kota, bupati, kemudian dipelajari karena kan masalah ini sudah berulang. Jadi penyelesaian secara sistem, secara utuh dari hulu ke hilir. Jadi kita jangan terus-terus menyelesaikan hilirnya, kan di hulu akar masalahnya, diselesaikan,” jelasnya.

    Selain itu, sambung Ara, ia meminta pemerintah daerah untuk mengupayakan relokasi dengan melakukan pendekatan humanis kepada warga terdampak. Hal ini juga dianggap sebagai salah satu penanganan yang baik, mengingat Perumahan PGP menjadi wilayah langganan banjir terparah setiap tahun.

    “Kan memindahkan bukan hanya tempat tinggal, tetapi kehidupan, sekolahnya, pasarnya, tempat ibadahnya, pindah semua. Saya rasa masyarakat di sini, mungkin satu dua hari lagi, boleh Bapak Kepala BNPB bersama Bapak Wali Kota, ditanya baik-baik ya. Saya juga tadi sudah berbincang dengan Bapak Wali Kota, ada di Pasar Bintara tanahnya, punya kota, nanti kalau cocok itu bagaimana caranya kita bangunkan, supaya ada solusi,” tandasnya.

  • Dedi Mulyadi Tegur Keras Istri Walikota Bekasi Ngungsi di Hotel Saat Banjir

    Dedi Mulyadi Tegur Keras Istri Walikota Bekasi Ngungsi di Hotel Saat Banjir

    GELORA.CO -Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegur keras istri Walikota Bekasi Tri Adhianto, yakni Wiwiek Hargono, yang mengungsi ke hotel berbintang empat saat rumah pribadinya di Perumahan Kemang Pratama, Bekasi Timur, terendam banjir.Β 

    Dedi menilai sikap istri Walikota Bekasi itu merupakan perilaku yang tak patut dicontoh. Karena sebagai istri pejabat publik harus terjun langsung di tengah masyarakat yang sedang terdampak banjir.

    Apalagi, lanjut Dedi, sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, istri Walikota Bekasi seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan berbagai problem sosial masyarakat.Β 

    “Mulai dari kekurangan gizi sampai kebanjiran,” kata Dedi melalui video yang dikutip Kamis 6 Maret 2025.

    Meski begitu, Dedi mengaku tidak bisa memberikan sanksi terhadap Walikota Bekasi terkait perilaku minor istrinya tersebut.

    “Sanksi nggak ada. Walikota kan SK-nya dari Mendagri. Tetapi sebagai gubernur, bisa melakukan pembinaan berupa teguran melalui media,” kata Dedi.

    Istri Walikota Bekasi Tri Adhianto, Wiwiek Hargono diduga menginap di Hotel Horison Bekasi saat sejumlah wilayah Kota Bekasi terendam banjir.

    Peristiwa ini bahkan beredar luas di sejumlah platform media sosial. Warganet dibuat geram dengan video memperlihatkan Wiwiek mengungsi ke Hotel Horison Bekasi saat sebagian masyarakat harus merelakan rumahnya tenggelam.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang terjadi di 8 kecamatan sejak Senin 3 Maret 2025 hingga Rabu 5 Maret 2025.Β 

    Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi hingga membuat daerah aliran sungai Cileungsi dan Cikeas meluap ke pemukiman warga.

    Status tanggap darurat tertuang dalam putusan Wali Kota Bekasi nomor 400.9.10/Kep.135.BPBD/III/2025 tanggal 4 Maret.Β 

    Data yang diterima dari BPBD Jawa Barat, banjir terjadi di Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Barat. Kecamatan Jatiasih, Pondokgede, Rawalumbu dan Kecamatan Bantargebang.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Bambang Imanudin mengatakan sebanyak 61.223 jiwa terdampak, serta terdapat 132 titik banjir. Sebanyak 49 titik dapur umum didirikan dan 65 titik evakuasi

  • Soal Tembok Beton di Galaxy Bekasi Dijebol Warga Akibat Banjir, Polisi: Tak Ada yang Dirugikan – Halaman all

    Soal Tembok Beton di Galaxy Bekasi Dijebol Warga Akibat Banjir, Polisi: Tak Ada yang Dirugikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Dedi Herdiana, memberikan klarifikasi terkait fakta sebenarnya di balik video viral yang menarasikan warga di Perumahan Galaxy, Jalan Baru Pekayon, Kecamatan Selatan, Kota Bekasi sedang menjebol tembok beton pada Selasa (4/3/2025).

    Mengenai hal ini, Dedi mengatakan bahwa video yang beredar itu tidak menggambarkan situasi sebenarnya.

    Narasi yang beredar pun, menurut Dedi, juga sangat keliru.

    Bahkan, Dedi menyebutkan video tersebut direkam diam-diam.

    Dedi lantas menjelaskan, pembobolan tembok itu dilakukan oleh warga Kampung Utan sendiri, bukan warga Perumahan Grand Galaxy City.

    Ada sebanyak empat warga Kampung Utan yang membobol tembok tersebut dengan tujuan untuk mencegah pembatas roboh akibat derasnya arus banjir atau tekanan air.

    “Narasi dari video yang tersebar tidak benar dan itu diambil tanpa sepengetahuan mereka,” jelas Dedi dalam keterangannya pada Rabu (5/3/2025).

    Dedi pun menegaskan, masalah ini sudah diselesaikan secara musyawarah antara manajemen Grand Galaxy City dan warga sekitar RT 01 RW 18 Jaka Setia.

    Selain itu, kata Dedi, tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau melaporkan kejadian tersebut.

    “Permasalahan tersebut tidak ada yang dirugikan dan melaporkan dan permasalahan tersebut sudah diselesaikan dengan musyawarah antara manajemen Grand Galaxy City dan Warga sekitar RT 01 RW 18 Jaka Setia,” ujar Dedi.

    Sebelumnya, dikutip dari Wartakotalive.com, video viral yang memperlihatkan pembobolan tembok itu diunggah oleh akun Instagram @volunteer.netizen pada Rabu.

    Dalam video tersebut tampak ada beberapa orang tengah membobol bagian bawah tembok beton menggunakan linggis.

    Beberapa saat kemudian, separuh tembok beton itu terlihat jebol.

    “Banjir di Ruko Galaxy, setinggi sepaha orang dewasa. Sekarang sudah begini nih, sudah dijebol bukan dibocorin lagi tembok Galaxy.”

    “Airnya keluar semua ke sini, malah jadi banjir di sini,” demikian kata perempuan yang merekam tersebut.

    “Kalau tidak dijebol, temboknya roboh. Menyelamatkan ruko Galaxy, malah kita yang banjir, di sepanjang Jalan Baru,” lanjut perempuan itu.

    Diketahui, kedua area tersebut tampak bertolak belakang, di mana Perumahan Galaxy terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa.Β 

    Sementara bagian Jalan Baru Pekayon, tidak terkena banjir.

    Pondok Ungu hingga Babelan Bekasi Masuk Kategori Titik Terparah Banjir

    Di sisi lain, terkait wilayah yang terdampak banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), polisi juga melakukan pemantauan udara.

    Kakorpolairud Irjen Yassin Kosasih menuturkan, tujuan pemantauan udara itu untuk mengerahkan personel ke titik perumahan terendam.

    Dia mengatakan, ada 200 personel yang ditempatkan di delapan titik krusial.

    “Kami dari Polairud dari mulai kejadian kita sudah menurunkan ada sekitar 200 orang terbagi dalam delapan titik yaitu di Perumahan Jati Rasa, Jatiasih, Pondok Gede Permai, Kebun Pala Bekasi,” kata Yassin kepada wartawan, Rabu (5/3/2025).

    Dari hasil pemantauan udara, titik terparah banjir lain terjadi di daerah Pondok Ungu hingga Babelan Bekasi.

    “Kita pantau situasi di sana Babelan terlihat personel kurang, sehingga daerah ini nanti akan menjadi prioritas kita untuk mengerahkan personel dan peralatan karena terlihat rumah-rumah masih banyak yang terendam,” ungkapnya.

    Personel dilengkapi dengan peralatan life jacket dan peralatan SAR lainnya untuk membantu warga yang masih terkena dampak banjir.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Heboh Tembok Beton di Galaxy Bekasi Dijebol Warga Akibat Banjir, Polisi Ikut Dalami

    (Tribunnews.com/Rifqah/Reynas Abdila) (Wartakotalive.com/Fitriyandi Al Fajri)