Kemitraan Strategis Indonesia-Perancis dalam Lanskap Geopolitik Dunia
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.
KUNJUNGAN
kenegaraan Presiden Perancis
Emmanuel Macron
ke Indonesia, pada 28 Mei 2025, menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara.
Dalam seremoni resmi di Istana Merdeka, Jakarta, sebanyak 21 dokumen kesepakatan ditandatangani, ditunjukkan, dan diumumkan di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron.
Penandatanganan berbagai dokumen kerja sama tersebut mencakup sektor-sektor krusial seperti pertahanan, energi, keamanan maritim, pendidikan, teknologi digital, dan transisi hijau.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Perancis telah berkembang dari sekadar kemitraan simbolik menjadi bentuk kolaborasi yang substansial.
Di tengah ketidakpastian tatanan dunia pasca-pandemi dan meningkatnya rivalitas kekuatan besar, Indonesia dan Perancis menegaskan peran mereka sebagai aktor yang mendukung tatanan global yang stabil, inklusif, dan berbasis hukum internasional.
Dari sudut pandang
geopolitik
, kunjungan ini mencerminkan pendekatan
adaptive hedging
Indonesia dalam menjalin kemitraan dengan kekuatan non-hegemonik.
Indonesia berupaya menjaga kedaulatan dan memperluas ruang manuver strategis melalui kerja sama multilateral yang saling menguntungkan.
Perancis, sebagai negara Eropa yang memiliki kepentingan langsung di kawasan Indo-Pasifik, melihat Indonesia sebagai mitra utama dalam menjaga stabilitas kawasan, khususnya di wilayah Laut Cina Selatan.
Pendekatan ini selaras dengan ideologi Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno—berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Politik luar negeri Indonesia bukan hanya berbasis pada kepentingan nasional semata, tetapi juga dilandasi nilai moral dan solidaritas global.
Diplomasi Indonesia mengedepankan prinsip perdamaian, keadilan, dan kerja sama antarbangsa yang setara.
Melalui kemitraan strategis dengan Perancis, Indonesia tidak hanya memperkuat posisi regionalnya, tetapi juga menunjukkan kemampuannya sebagai bridge-builder global.
Di tengah rivalitas kekuatan besar yang terus membentuk lanskap geopolitik global, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menegaskan pendekatan luar negeri berbasis
adaptive hedging
.
Strategi ini menekankan perlunya menjalin kemitraan strategis dengan kekuatan non-hegemonik.
Hal tersebut dimaksudkan guna menjaga fleksibilitas diplomatik, meningkatkan ketahanan nasional, dan memperluas ruang manuver Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global.
Pendekatan ini juga mencerminkan sikap non-blok yang adaptif, bukan netral pasif, tetapi aktif dalam menentukan arah kepentingan nasional.
Sebagai kekuatan menengah (
middle power
) dengan posisi geografis dan ekonomi yang strategis, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk tidak terjebak dalam blok kekuatan manapun.
Adaptive hedging
memungkinkan Indonesia menjalin kerja sama yang setara dengan berbagai mitra, baik dari negara-negara Barat seperti Perancis maupun kekuatan Asia seperti Jepang, India, dan China.
Pendekatan ini bukan sekadar diversifikasi politik luar negeri, tetapi juga cara memperkuat kemandirian dalam menentukan kebijakan regional dan global.
Dalam konteks Indo-Pasifik, strategi ini memperkuat peran Indonesia sebagai jangkar stabilitas kawasan. Indonesia aktif mempromosikan tatanan maritim yang damai, terbuka, dan berbasis hukum internasional, termasuk dalam isu sensitif seperti Laut Cina Selatan.
Melalui kerja sama dengan mitra non-hegemonik, Indonesia menjaga keseimbangan kekuatan regional tanpa menjadi perpanjangan tangan kekuatan besar tertentu.
Inilah manifestasi konkret dari prinsip bebas aktif yang diperbarui secara dinamis sesuai tantangan zaman.
Pendekatan ini juga sejalan dengan nilai-nilai ideologis Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Indonesia tidak sekadar pragmatis dalam berelasi, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keadilan, kedaulatan, dan solidaritas antarbangsa.
Dengan demikian,
adaptive hedging
bukan hanya strategi geopolitik, tetapi juga ekspresi dari jati diri bangsa dalam menghadapi dunia yang semakin multipolar dan kompleks.
Diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo terus berpijak pada landasan ideologis Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno, terutama dalam membangun hubungan dengan negara-negara mitra seperti Perancis.
Kedatangan Presiden Perancis Emmanuel Macron ke Jakarta menjadi bukti bahwa Indonesia tetap memegang prinsip-prinsip dasar tersebut sekaligus terbuka terhadap kemitraan strategis lintas kawasan.
Juga penandatanganan terhadap 21 dokumen kerja sama menunjukkan bahwa hubungan Indonesia–Perancis bukan sekadar pragmatis, tetapi dibangun atas dasar saling menghormati nilai, kedaulatan, dan visi bersama tentang tatanan dunia yang adil dan damai.
Dari itu ajaran Trisakti—berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan—menjadi panduan Indonesia dalam menjalin hubungan internasional yang sejajar dan tidak subordinatif.
Dalam konteks hubungan dengan Perancis, Indonesia mengedepankan kedaulatan politiknya dengan menunjukkan posisi independen dalam isu-isu global seperti Laut Cina Selatan dan Palestina, sekaligus menjalin kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan di sektor energi, teknologi hijau, pertahanan, hingga pendidikan.
Hubungan tersebut juga mengukuhkan prinsip berdikari, dan menjadikan kerja sama sebagai sarana memperkuat kapasitas nasional, bukan ketergantungan.
Konsistensi Indonesia dalam mendukung solusi dua negara bagi Palestina, serta keterbukaan terhadap hubungan diplomatik dengan Israel, mencerminkan keberanian moral dan kebijaksanaan strategis.
Pernyataan Presiden Prabowo dalam forum bilateral dengan Presiden Macron menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan bentuk antagonisme terhadap negara lain, melainkan cermin komitmen terhadap keadilan universal.
Dalam hal ini, Perancis sebagai negara demokratis turut menunjukkan sensitivitas terhadap prinsip-prinsip tersebut, menciptakan sinergi yang memperkuat keharmonisan nilai dalam hubungan bilateral.
Sementara itu Pancasila, dengan sila-silanya yang menjunjung kemanusiaan dan keadilan, menjadi landasan diplomasi Indonesia yang tidak sekadar reaktif terhadap situasi global, tetapi juga proaktif sebagai jembatan antarperadaban.
Indonesia dan Perancis, meskipun berbeda latar budaya dan sejarah kolonial, mampu menjalin hubungan yang setara karena adanya fondasi nilai yang kokoh di masing-masing pihak.
Dengan demikian, diplomasi Indonesia yang berbasis Pancasila dan Trisakti tidak hanya relevan dalam menghadapi tantangan geopolitik, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan mitra global seperti Perancis.
Hubungan bilateral ini mencerminkan bahwa kekuatan ideologis dan etika dalam politik luar negeri bukan sekadar retorika, tetapi dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor independen, berdaulat, dan bermartabat di kancah internasional.
Kebijakan luar negeri Indonesia terus menunjukkan arah yang semakin progresif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Dalam pernyataannya mengenai konflik Palestina-Israel, Presiden Prabowo menegaskan kesiapan Indonesia untuk bertindak sebagai
bridge-builder
atau jembatan dialog antar-kepentingan.
Komitmen ini menandakan transformasi dari peran tradisional Indonesia yang cenderung reaktif, menjadi aktor global yang proaktif, menjembatani konflik serta mendorong penyelesaian damai yang berkeadilan.
Peran Indonesia sebagai mediator bukanlah hal baru, namun kini diperkuat dengan posisi strategis di kawasan Indo-Pasifik dan legitimasi moral yang tinggi di mata dunia.
Dukungan terhadap solusi dua negara untuk Palestina tetap menjadi fondasi etis yang menjunjung tinggi solidaritas terhadap bangsa tertindas, sesuai amanat konstitusi dan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955.
Dalam kerangka ini, Indonesia tampil sebagai norm entrepreneur—pencipta dan penyebar norma—yang tidak hanya memediasi, tetapi juga mengusulkan nilai dan prinsip sebagai dasar penyelesaian konflik.
Prinsip-prinsip seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hukum internasional menjadi landasan dalam setiap posisi Indonesia.
Dengan membawa nilai-nilai Pancasila ke panggung global, Indonesia menunjukkan bahwa kekuatan moral bisa menjadi alat diplomasi yang efektif, bahkan dalam isu paling sensitif seperti Palestina-Israel.
Lebih dari sekadar kepentingan nasional, pendekatan ini memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki visi kosmopolitan yang selaras dengan tantangan zaman.
Dalam dunia yang semakin multipolar dan terpolarisasi oleh kepentingan kekuatan besar, kehadiran negara-negara seperti Indonesia yang bersuara adil, netral, dan solutif menjadi kebutuhan mendesak.
Maka pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Emmanuel Macron mencerminkan lebih dari sekadar seremoni diplomatik.
Ia merupakan bagian dari strategi geopolitik Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai aktor penting dalam membentuk tata dunia baru yang lebih adil dan beradab.
Sebagai negara dengan fondasi ideologis yang kuat melalui Pancasila dan ajaran Trisakti Bung Karno, Indonesia mengedepankan pendekatan diplomasi moral yang bertumpu pada prinsip kedaulatan, kemandirian, dan kepribadian nasional.
Visi ini menjadikan Indonesia bukan hanya sekadar negara berkembang yang mencari tempat di antara kekuatan besar, tetapi sebagai pemrakarsa nilai yang ingin menyeimbangkan realisme politik dengan etika internasional.
Dengan begitu, pertemuan Prabowo-Macron menjadi salah satu wujud konkret dari nilai tersebut. Dalam situasi global yang kian multipolar dan ditandai oleh persaingan antara kekuatan hegemonik, Indonesia menawarkan pendekatan inklusif dan kolaboratif.
Hubungan strategis dengan Perancis, anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan kekuatan utama di Uni Eropa, memperkuat posisi Indonesia dalam membentuk poros demokrasi dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Ini juga mencerminkan upaya Indonesia untuk menjembatani perbedaan geopolitik dan memperkuat tatanan dunia berbasis hukum internasional, bukan kekuatan koersif.
Indonesia memandang kemitraan global tidak hanya melalui lensa ekonomi dan pertahanan, tetapi juga sebagai ruang untuk membangun norma baru yang menjunjung martabat manusia, kesetaraan antarbangsa, dan perlindungan terhadap kepentingan kolektif.
Dengan landasan etika ini, Indonesia berperan sebagai kekuatan normatif yang berani menawarkan alternatif terhadap praktik-praktik hubungan internasional yang cenderung transaksional atau eksploitatif.
Diplomasi yang dibangun bukan hanya untuk melindungi kepentingan nasional, tetapi juga memperjuangkan tatanan global yang lebih manusiawi.
Oleh karena itu, pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Macron harus dilihat sebagai bagian dari arsitektur diplomasi baru Indonesia—yakni diplomasi yang berani, inklusif, dan bermoral.
Dalam dunia yang diwarnai ketidakpastian dan konflik, Indonesia hadir sebagai suara yang menyejukkan dan menjembatani.
Dengan mengintegrasikan prinsip Pancasila dan visi Trisakti ke dalam praktik politik luar negeri, Indonesia dapat memainkan peran sentral dalam membentuk masa depan dunia yang lebih adil, damai, dan beradab.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Jati
-
/data/photo/2025/05/29/68383463c3adb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemitraan Strategis Indonesia-Perancis dalam Lanskap Geopolitik Dunia Nasional 2 Juni 2025
-

Dinsos Jatim Pulangkan Pria dan Bayi 11 Bulan Tinggal di Kolong Jembatan ke Jombang
Surabaya (beritajatim.com) – Setelah viral di media sosial, Yusuf, seorang pemulung yang tinggal di bawah kolong jembatan dekat Bundaran Aloha Sidoarjo, bersama bayi perempuannya yang berusia 11 bulan, berhasil dievakuasi dan dipulangkan ke keluarganya di Jombang.
Proses evakuasi dan pendampingan sosial ini melibatkan berbagai pihak, seperti Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga (DP3AK) Jatim serta Dinsos Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan hasil asesmen, Yusuf telah kehilangan orang tua sejak kecil dan hidup sendiri sejak lama. Ia tinggal di lingkungan kumuh di bawah jembatan flyover sejak tahun 2023. Kondisi tempat tinggalnya yang penuh sampah, kotor, dan berdekatan dengan rel kereta api membuat situasi hidup Yusuf dan bayi Zafa sangat memprihatinkan.
Meski demikian, Yusuf menolak meninggalkan lokasi tersebut sebelum bulan Juli, karena wasiat istrinya yang wafat di tempat itu saat menjalankan sholat Subuh.
Sementara itu, bayi Zafa yang baru berusia 11 bulan mengalami luka di kaki kanan akibat kecelakaan yang menimpanya ketika ditabrak oleh orang dalam keadaan mabuk di daerah Jati, Sidoarjo. Sejak lahir, Zafa tidak memiliki dokumen kependudukan dan mendapat pertolongan pertama dari ayahnya sendiri tanpa bantuan medis.
Kondisi ini menjadi perhatian utama petugas sosial dan kesehatan selama proses pendampingan.
Pada Kamis (29/5/2025) lalu, tim Jatim Social Care (JSC) pun melakukan pendekatan persuasif dan asesmen sosial terhadap Yusuf. Setelah melakukan asesmen, Yusuf langsung dirujuk lingkungan pondok sosial (Liponsos) Sidoarjo untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan proses rekam biometrik. Dari situ baru diketahui ternyata Pak Yusuf berasal dari Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Tidak sesuai dengan pengakuannya yang sebelumnya mengaku berasal dari Yogyakarta.
Sedangkan bayinya dirujuk ke UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita (PPSAB) Sidoarjo Dinsos Jatim untuk mendapatkan perawatan dan perlindungan. Di UPT PPSAB Sidoarjo, bayi Zafa dimandikan, diberi makanan dan susu hingga tertidur. Usai mendapatkan penanganan, Yusuf dan bayi Zafa dipertemukan kembali di Liponsos Sidoarjo.
Pada Jumat (30/5/2025), pertemuan dengan keluarga Yusuf berlangsung di Liponsos Sidoarjo. Keluarga yang berasal dari Jombang ini baru mengetahui keberadaan Yusuf setelah kasusnya viral. Yusuf memiliki empat saudara dan merupakan anak kedua dalam keluarga tersebut. Keluarga menyambut hangat kepulangan Yusuf dan bayi Zafa dengan harapan kehidupan mereka bisa lebih baik ke depannya.
Yusuf kemudian dipulangkan bersama bayi Zafa ke rumah kakak pertamanya, Naziatul Lailiyah, di Mojoagung, Kabupaten Jombang. Naziatul yang bekerja sebagai buruh rongsok dan tinggal bersama suami serta tiga anaknya siap merawat bayi Zafa dan mendampingi Yusuf. Suami Naziatul, Sudartok, yang bekerja sebagai kuli pengelolaan sampah, juga menyatakan kesiapan untuk menerima Yusuf.
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Provinsi Jatim, Dra Restu Novi Widiani MM hadir memberikan penguatan dan motivasi kepada Yusuf dan keluarganya. Ia menegaskan, komitmen pemerintah untuk mendampingi proses rehabilitasi sosial dan pemberdayaan Yusuf agar dapat bekerja secara layak serta memastikan kesejahteraan bayi Zafa terpenuhi.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinsos Jatim menegaskan komitmennya dalam mendampingi proses rehabilitasi sosial dan pemberdayaan Yusuf agar dapat bekerja secara layak. Selain itu, kesejahteraan bayi Zafa juga menjadi perhatian utama untuk memastikan hak-haknya terpenuhi,” tegasnya, Senin (2/6/2025).
Langkah selanjutnya adalah asesmen lanjutan oleh pekerja sosial di UPT PSBR Jombang Dinsos Jatim untuk memberikan keterampilan kerja kepada Yusuf. Mengingat, Yusuf sempat mengungkapkan bahwa dirinya memiliki keterampilan perbengkelan. Sehingga, nantinya Yusuf juga akan diberikan bantuan stimulan Kewirausahaan Iknlusif Produktif (KIP). Untuk sementara, Yusuf telah dipenuhi kebutuhan dasarnya.
Program pemberdayaan ini diharapkan dapat membantu Yusuf mengubah hidupnya menjadi lebih mandiri dan produktif, sekaligus menjaga agar kasus serupa tidak terulang kembali di masa depan. [tok/beq]
-
/data/photo/2024/12/16/675ff5f9f2ed1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Romahurmuziy Bantah "Obral" Kursi Ketum PPP: Tak Ada Jual-Beli Nasional 2 Juni 2025
Romahurmuziy Bantah “Obral” Kursi Ketum PPP: Tak Ada Jual-Beli
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Majelis Pertimbangan
PPPRomahurmuziy
(Rommy) membantah anggapan dirinya mengobral atau memperdagangkan kursi Ketua Umum (Ketum) PPP.
“Dagang itu kan kalau ada yang menjual, ada yang membeli. Ini kan tidak ada yang menjual, dan tidak ada yang membeli,” ujar Rommy saat dihubungi
Kompas.com
, Minggu (1/6/2025) malam.
Rommy mempertanyakan alat ataupun jenis pembelian jika betul ada perdagangan dalam proses pemilihan Ketum PPP.
Dia menekankan PPP memiliki sejarah panjang, sehingga tidak bisa dibeli oleh apapun.
“Kalau membeli itu belinya mau pakai apa? Dan nilainya berapa?
Wong
PPP ini sejarahnya sangat panjang, tidak terbeli oleh berapapun,” ucapnya.
Rommy menyampaikan, nama-nama calon Ketum PPP yang dia sampaikan sejauh ini merupakan rangkuman dari suara para kader PPP.
Dia mempersilakan awak media untuk menelusuri cabang PPP mana yang menyuarakan nama tertentu.
“Seluruh media bisa mengutip mana-mana cabang yang meneriakkan nama Pak Amran, awalnya itu dari Sulawesi Selatan. Mana-mana yang meneriakkan Pak Anies, kemarin diulangi lagi, itu DKI. Nama Pak Dudung juga muncul karena memang salah satu Ketua DPC PPP di Banten itu adalah kerabat beliau,” jelas Rommy.
“Dan Pak Sandi dan Gus Yasin itu dari awal memang beliau dua kader terbaik partai. Begitu pun kalau nama Gus Ipul itu muncul dari Jawa Timur,” sambungnya.
Maka dari itu, Rommy kembali membantah dirinya disebut memperdagangkan kursi Ketum PPP.
“Dan itu yang saya sampaikan hanya rangkuman saja. Jadi kalau ada yang menyatakan saya memperdagangkan, ya itu tidak mengikuti media saja mungkin, kurang update,” imbuh Rommy.
Sebelumnya, Rommy ramai dikritik akibat langkahnya yang membuka peluang, bahkan menawarkan kursi Ketua Umum PPP kepada tokoh-tokoh eksternal partai.
Sejumlah elite partai berlambang kakbah itu memandang langkah Rommy tersebut merupakan bentuk eksploitasi dan memperdagangkan partai.
“(Langkah Rommy) Sangat tidak etis, seperti mengeksploitasi partai dan seolah-olah ini merupakan barang dagangan,” kata Wakil Ketua Umum PPP Rusli Effendi dalam siaran pers, Senin (26/5/2025).
Rusli menegaskan, PPP punya mekanisme yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) terkait masuk dan keluarnya anggota partai, termasuk proses pemilihan ketua umum.
“Kami menyambut baik kalau memang ada tokoh yang mau bergabung bersama dan berjuang untuk membangun bangsa,
ahlan wa sahlan
. Tapi tentu semua ada mekanismenya, kalau di PPP ada AD/ART,” ujar dia.
Senada dengan Rusli, Ketua DPC PPP Jakarta Timur, Ahmad Rifa’i, juga melontarkan kritik tajam terhadap manuver Rommy menjelang Muktamar partai.
Dia menilai Rommy telah menjadikan PPP sebagai barang dagangan demi mendudukkan tokoh eksternal.
“Malu rasanya mendengar PPP didagangin Rommy. Seolah-olah partai ulama ini hanya jadi komoditas jualan yang diobral ke mana-mana,” ujar Rifa’i dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).
Sementara itu, Ketua Mahkamah Partai PPP Ade Irfan Pulungan juga menolak upaya menggadaikan PPP ke pihak-pihak eksternal semata-mata demi mengembalikan PPP menjadi partai politik yang punya kursi di parlemen.
Irfan mengingatkan, PPP merupakan partai warisan ulama sehingga jangan sampai tradisi dan jati diri PPP tergerus akibat akuisisi oleh pihak eksternal.
“Yang jelas adalah PPP ini adalah partai warisan ulama, partai yang berbasis pergerakannya tentang kepentingan umat. Nah, kami juga tentu tidak mau ya PPP itu seolah-olah, ya bukan diakuisisi, tapi tergadaikan hanya untuk kepentingan PPP kembali ke Senayan. Nah, itulah yang harus menjadi perhatian itu,” kata Irfan kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Ruang Digital Harus Jadi Medan Juang Nilai Persatuan
JAKARTA — Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni seharusnya bukan sekadar seremoni. Di tengah derasnya arus informasi digital, Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Anggota DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan nilai-nilai Pancasila harus menjadi panduan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Perayaan Hari Lahir Pancasila tidak boleh berhenti di upacara. Ini momen untuk merefleksikan kembali peran kita dalam menjaga persatuan, khususnya di ruang digital yang kini menjadi medan baru perjuangan nilai,” kata Bamsoet di Jakarta, Minggu 1 Juni.
Bamsoet menyoroti pesatnya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada 2024 tercatat lebih dari 215 juta pengguna internet, atau sekitar 78% populasi. Ini menjadikan dunia maya sebagai ruang utama interaksi sosial, sekaligus lahan subur pembentukan opini dan identitas.
Namun, Bamsoet mengingatkan bahwa kemajuan teknologi digital juga membawa tantangan serius. Polarisasi politik, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi kerap bermula dari media sosial. Data Kementerian Komunikasi dan Digital menunjukkan ribuan laporan konten negatif beredar setiap tahun, mencerminkan urgensi memperkuat nilai-nilai persatuan di ruang digital.
“Fenomena echo chamber dan algoritma media sosial membuat orang terjebak dalam pandangan sempit. Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, menjadi kunci untuk mengatasi perpecahan ini,” ujarnya.
Bamsoet juga menyoroti ancaman disinformasi dari luar negeri yang berpotensi menggoyang stabilitas nasional. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia, Indonesia memiliki posisi strategis dalam geopolitik global. Ia menekankan bahwa menjaga identitas digital adalah bagian dari menjaga identitas kebangsaan.
“Meneguhkan semangat Pancasila adalah bentuk ketahanan nasional. Kesadaran kolektif bahwa identitas digital adalah bagian dari jati diri bangsa harus terus dibangun,” tegasnya.
Ia juga mengajak semua pihak, khususnya generasi muda, untuk aktif menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas digital. Ia menekankan pentingnya literasi dan etika bermedia sebagai bagian dari nasionalisme era baru.
“Nasionalisme hari ini bukan lagi soal mengangkat senjata, melainkan menjaga ruang digital dari perpecahan dan merawat kebhinekaan,” lanjutnya.
Menurutnya, pengajaran Pancasila tak cukup lewat hafalan. Pendekatan kontekstual melalui film pendek, vlog edukatif, atau kampanye media sosial lebih efektif. Ia mengapresiasi komunitas-komunitas daerah yang mulai memproduksi konten berbahasa lokal sebagai upaya menjembatani identitas lokal dengan semangat kebangsaan.
“Itulah makna Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya, hidup dan hadir di dunia maya,” tutup Bamsoet.
-

Hari Pancasila Jadi Momentum Kembali ke Jati Diri Indonesia
Jakarta –
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan momentum Hari Pancasila untuk kembali ke jati diri Indonesia. Ia menegaskan Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga menjadi kompas moral bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Pancasila adalah dasar negara sekaligus kompas moral bangsa. Nilai-nilai Pancasila menjadi tuntunan untuk menghadapi berbagai tantangan zaman, yang akan membawa kita kembali ke jati diri sebagai manusia Indonesia,” kata Teddy Minggu (1/6/2025).
Menurut Teddy tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, baik dari dalam maupun luar, menuntut penguatan karakter kebangsaan yang berlandaskan Pancasila.
Untuk itu, Teddy mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi dalam berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
“Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025. Mari terus jadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi dalam kehidupan sehari-hari kita,” ucapnya.
Diketahui, Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni dan telah ditetapkan sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016. Peringatan ini merujuk pada momen ketika Ir Soekarno memperkenalkan konsep dasar negara pada pidatonya dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945.
(eva/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Hari Lahir Pancasila, Bamsoet Ajak Tanamkan Semangat Persatuan
Jakarta –
Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan peringatan hari lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk merenungkan kembali nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi bangsa.
Di tengah era digital saat ini, informasi menjadi bergerak dengan cepat. Hal ini pun menjadi tantangan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, Bamsoet mendorong agar nilai-nilai dalam lima sila Pancasila diinternalisasikan dalam setiap interaksi di ruang digital.
“Perayaan hari lahir Pancasila tidak boleh hanya menjadi seremoni belaka. Tetapi harus menjadi momentum untuk merefleksikan kembali peran setiap individu dalam menjaga persatuan bangsa, terutama di ruang digital yang kini menjadi medan baru perjuangan nilai. Merayakan Pancasila berarti menanamkan semangat persatuan dalam algoritma kehidupan sehari-hari. Meskipun kita berbeda suku, agama, pilihan politik, atau preferensi budaya, kita tetap satu bangsa, satu Tanah Air, dan satu bahasa: Indonesia,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (1/6/2025).
Ketua MPR ke-15 ini pun memaparkan era digital membawa dampak dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan pada tahun 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 215 juta orang, atau sekitar 78% dari total penduduk Indonesia.
Adapun angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia kini hidup dan berinteraksi di ruang digital. Menurutnya, dunia maya bukan lagi pelengkap, melainkan menjadi ruang utama di mana ideologi, opini, dan identitas dibentuk serta dibagikan.
Namun, Bamsoet menilai kemajuan teknologi juga membawa tantangan serius bagi persatuan bangsa. Polarisasi politik, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan meningkatnya intoleransi berbasis agama, etnis, maupun pandangan politik kerap bermula dan berkembang di media sosial.
“Fenomena ‘echo chamber’ dan algoritma yang hanya menyajikan informasi sesuai preferensi pengguna telah mempersempit ruang dialog dan memperlebar jurang perbedaan. Dalam hal ini, nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ketiga yaitu ‘Persatuan Indonesia’, menjadi sangat relevan untuk kembali ditegakkan, terutama di dunia digital,” jelas Bamsoet.
Bamsoet menjelaskan tantangan lain yang perlu dicermati adalah ancaman disinformasi yang datang dari luar negeri dan dimanfaatkan untuk mengganggu stabilitas nasional. Dalam konteks geopolitik global, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia memiliki posisi strategis, dan ruang digital Indonesia bukanlah ruang yang steril.
Lebih lanjut, Bamsoet menambahkan seluruh elemen bangsa harus berperan aktif dalam merajut persatuan di era digital. Sebab, setiap individu, khususnya generasi muda yang mendominasi demografi pengguna internet, memiliki peran vital sebagai penjaga nilai Pancasila.
Bamsoet mengungkapkan dalam setiap unggahan, komentar, dan interaksi daring, ada ruang untuk merefleksikan apakah tindakan tersebut memperkuat atau justru merusak nilai-nilai persatuan. Sebab, nasionalisme era digital bukan lagi soal berdiri di medan perang, melainkan menjaga ruang digital dari perpecahan, menjaga wacana dari kebencian, dan merawat kebhinekaan melalui literasi dan etika bermedia.
“Pengajaran Pancasila tidak cukup hanya lewat buku teks dan hafalan sila, melainkan melalui pendekatan yang kontekstual dan kreatif. Semisal melalui film pendek, vlog edukatif, atau kampanye media sosial yang memuat narasi kebangsaan. Sejumlah komunitas daerah telah memulai ini dengan memproduksi konten edukatif berbahasa daerah untuk memperkuat jati diri lokal sambil menjembatani rasa kebangsaan. Inilah bentuk nyata dari semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang hidup di dunia maya,” pungkasnya.
(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-
/data/photo/2025/06/01/683c0748bc06f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jumlah Pekerja Migran Indonesia Ilegal di Malaysia dan Arab Saudi Capai Ratusan Ribu Megapolitan 1 Juni 2025
Jumlah Pekerja Migran Indonesia Ilegal di Malaysia dan Arab Saudi Capai Ratusan Ribu
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Jumlah
Pekerja Migran Indonesia
(
PMI
) yang berangkat secara non-prosedural diperkirakan mencapai ratusan ribu pekerja, khususnya di dua negara tujuan utama, Malaysia dan Arab Saudi.
Hal ini disampaikan Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding usai menjenguk seorang PMI berinisial SW di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Minggu (1/6/2025).
“PMI non-komersial tidak terdata secara resmi. Kalau di Malaysia bisa lebih dari ratusan ribu, di Arab Saudi juga lebih dari ratusan ribu,” ujar Karding kepada wartawan di lokasi.
Kondisi ini membuat pemerintah sulit memberikan perlindungan dan penanganan apabila terjadi masalah di negara tujuan.
Ia juga menjelaskan terkait penempatan PMI ke negara tujuan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang masih ditangguhkan.
“Terkait kebijakan penempatan PMI, pemerintah saat ini masih menangguhkan pengiriman pekerja rumah tangga ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab,” tutur Karding.
Namun demikian, pengiriman PMI untuk sektor formal atau pekerja terampil tetap diperbolehkan.
“Sampai saat ini, pengiriman pekerja rumah tangga ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab masih ditangguhkan, tetapi sektor formal masih diperbolehkan,” kata dia.
Mengenai kemungkinan membuka kembali penempatan PMI ke Arab Saudi, pemerintah masih mempertimbangkannya.
Pemerintah akan memperhatikan aspirasi publik, masukan dari DPR, serta memastikan kondisi penempatan yang aman bagi PMI.
“Keselamatan dan kesejahteraan PMI menjadi prioritas utama sebelum kami mengambil keputusan membuka kembali penempatan ke sana,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Hari Lahir Pancasila, Seskab Teddy Ajak Bangsa Kembali ke Jati Diri
Jakarta, Beritasatu.com – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga menjadi arah moral bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dikatakan Teddy, peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini kembali menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai dasar yang mempersatukan Indonesia.
“Pancasila adalah dasar negara sekaligus kompas moral bangsa. Nilai-nilai Pancasila menjadi tuntunan untuk menghadapi berbagai tantangan zaman, yang akan membawa kita kembali ke jati diri sebagai manusia Indonesia,” kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/6/2025).
Menurut Teddy, tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, baik dari dalam maupun luar, menuntut penguatan karakter kebangsaan yang berlandaskan Pancasila.
Seskab Teddy mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi dalam berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
“Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025. Mari terus jadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi dalam kehidupan sehari-hari kita,” tutupnya.
-

Seskab Teddy ajak elemen bangsa kembali ke jati diri Indonesia
Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menilai peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini kembali menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai dasar yang mempersatukan Indonesia.
Teddy menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga menjadi kompas moral bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Nilai-nilai Pancasila menjadi tuntunan untuk menghadapi berbagai tantangan zaman, yang akan membawa kita kembali ke jati diri sebagai manusia Indonesia,” ujar Seskab Teddy dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Menurut Seskab Teddy, tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, baik dari dalam maupun luar, menuntut penguatan karakter kebangsaan yang berlandaskan Pancasila.
Dia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi dalam berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
“Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025. Mari terus jadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi dalam kehidupan sehari-hari kita,” ucap Seskab Teddy.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengumumkan penyesuaian pelaksanaan Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 melalui Surat Edaran Kepala BPIP Nomor 5 Tahun 2025 sebagai perubahan kedua atas Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2025.
Langkah ini dilakukan untuk penyempurnaan pelaksanaan kegiatan nasional tersebut, yang dikoordinasikan bersama Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg).
Sesuai edaran tersebut, Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila di tingkat pusat akan dilaksanakan pada Senin (2/6) pukul 10.00 WIB di halaman Gedung Pancasila, Jakarta, yang akan dihadiri Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan pimpinan lembaga negara, TNI-Polri, beserta sejumlah tokoh nasional.
Penurunan bendera akan dilakukan di hari yang sama pada pukul 16.00 WIB, namun tanpa kehadiran peserta dan tamu undangan. Pemerintah daerah, kantor perwakilan RI di luar negeri, instansi pemerintah, serta satuan pendidikan diminta menggelar upacara bendera secara luring pada 2 Juni 2025 pukul 07.00 waktu setempat.
BPIP juga mengimbau BUMN, BUMD, hingga perusahaan swasta untuk ikut menyelenggarakan upacara bendera di tanggal yang sama. Selain itu, pengibaran bendera Merah Putih diwajibkan selama dua hari penuh, yakni 1 dan 2 Juni 2025.
Adapun tema peringatan tahun ini adalah “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, dengan visual utama berupa Burung Garuda Pancasila sebagai karakter bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025
