kab/kota: Jati

  • Musamus, Keajaiban Arsitektur Alam Simbol Identitas Budaya Merauke

    Musamus, Keajaiban Arsitektur Alam Simbol Identitas Budaya Merauke

    Musamus menjadi lambang bahwa keberhasilan bukan hasil kerja satu tangan, melainkan hasil perjuangan kolektif yang terus-menerus, bahkan dalam sunyi.Seiring berjalannya waktu, musamus tidak hanya menjadi simbol lokal yang hidup dalam narasi-narasi adat dan cerita rakyat, tetapi juga telah diangkat menjadi ikon resmi Kabupaten Merauke.

    Replika musamus dibangun di berbagai tempat strategis sebagai penanda identitas kultural daerah, mulai dari bundaran kota hingga taman-taman publik. Tidak sedikit pula karya seni, motif batik Papua, hingga souvenir khas Merauke yang mengambil inspirasi dari bentuk musamus.

    Ini menunjukkan bagaimana suatu elemen alami dapat diberdayakan menjadi simbol budaya yang mendalam dan membanggakan, bahkan dalam dunia modern yang serba cepat dan terputus dari alam.

    Kehadiran musamus menjadi pengingat yang konstan akan hubungan manusia dengan lingkungannya, akan pentingnya belajar dari kebijaksanaan alam yang diam-diam menyimpan pelajaran hidup yang lebih besar daripada yang kita bayangkan. Dalam perspektif masyarakat Merauke, menjaga musamus berarti juga menjaga jati diri, warisan leluhur, dan prinsip hidup yang tak lekang oleh zaman.

    Namun, musamus dan keberadaannya kini menghadapi tantangan baru yang datang dari perkembangan wilayah dan ekspansi pembangunan yang tidak selalu memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pembukaan lahan secara besar-besaran, pembangunan infrastruktur, serta perubahan pola hidup masyarakat urbanisasi dapat mengancam keberlangsungan habitat rayap pembuat musamus.

    Ironisnya, di saat musamus diangkat sebagai simbol kebanggaan daerah, di saat yang sama habitat aslinya mulai menyusut. Ancaman ini bukan hanya soal kelestarian lingkungan, tetapi juga soal bagaimana masyarakat Merauke dan generasi muda memandang nilai-nilai lokal mereka di tengah arus budaya luar yang terus berdatangan.

    Apakah musamus akan tetap menjadi simbol hidup yang dinamis, atau hanya akan menjadi artefak statis yang terpajang di pinggir jalan tanpa makna yang dipahami? Untuk itu, pelestarian musamus tidak cukup hanya dalam bentuk simbolik, tetapi juga memerlukan pendekatan edukatif, ekologis, dan budaya yang saling terintegrasi.

    Musamus ini, dalam segala kesederhanaannya, mengajarkan kita tentang keuletan, tentang kolaborasi, dan tentang bagaimana makhluk kecil sekalipun bisa membangun sesuatu yang monumental jika dilakukan bersama dan penuh ketekunan. Ia adalah karya alam yang menjelma menjadi narasi budaya, yang tidak hanya memikat para peneliti dan pecinta alam, tetapi juga menyentuh nurani masyarakat Merauke sendiri untuk terus menjaga dan merayakan identitas mereka.

    Dalam dunia yang sering kali terpesona oleh kemegahan buatan manusia, musamus hadir sebagai pengingat bahwa kebesaran sejati bisa lahir dari sesuatu yang kecil, alami, dan penuh makna.

    Maka, ketika kita melihat musamus, marilah kita melihat lebih dari sekadar sarang rayap lihatlah semangat hidup masyarakat yang membangunnya, warisan nilai yang melekat padanya, dan harapan masa depan yang terkandung dalam tanah merahnya.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Satu tewas akibat tawuran bersenjata tajam dan bom molotov di Jaktim

    Satu tewas akibat tawuran bersenjata tajam dan bom molotov di Jaktim

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Satu tewas akibat tawuran bersenjata tajam dan bom molotov di Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 10 Juni 2025 – 00:05 WIB

    Elshinta.com – Satu orang tewas akibat tawuran antarremaja yang menggunakan senjata tajam dan bom molotov di Jalan Raya Kampung Tengah, Jakarta Timur, Senin dinihari.

    “Korban meninggal termasuk pelaku tawuran juga di Jalan Raya Kampung Tengah pada Senin dini hari,” kata Kapolsek Pasar Rebo AKP I Wayan Wijaya saat dikonfirmasi di Jakarta.

    Wayan menyebutkan, tawuran tersebut terjadi pukul 02.00 WIB. Jajaran Polsek Pasar Rebo langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengamankan barang bukti yang ada di lapangan.

    “Benar memang informasi tawuran Senin dini hari, tepatnya kejadiannya sekitar pukul 02.00 WIB, TKP di Jalan Tengah,” ujar Wayan.

    Korban yang meninggal merupakan salah satu pelaku yang terlibat tawuran. Korban yang meninggal tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Korban meninggal termasuk pelaku tawuran juga. Korban sementara berada di RS Polri Kramat Jati,” katanya.

    Video peristiwa tersebut viral di media sosial Instagram @pokdarkamtibmas_cakungbarat yang memperlihatkan dua kelompok remaja saling melempar bom molotov dan menggunakan senjata tajam.

    “Tawuran dua kelompok remaja di sekitaran Jalan Raya Kampung Tengah, pada Senin subuh, dalam rekaman video amatir dua kelompok saling serang dengan sajam dan molotov,” tulis keterangan video tersebut.

    Dalam video itu juga terlihat satu orang tewas akibat terkena bacokan dalam peristiwa aksi tawuran di Jalan Raya Tengah.

    Sumber : Antara

  • Perut Diikat Batu, Ini Fakta-fakta Penemuan Mayat di Pantai Indah Kapuk

    Perut Diikat Batu, Ini Fakta-fakta Penemuan Mayat di Pantai Indah Kapuk

    Jakarta: Jasad seorang pria ditemukan mengambang di aliran kali Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 9 Juni 2025. 

    Sebelumnya, jasad pria tersebut ditemukan warga yang tengah memancing di aliran kali PIK. Posisi jenazah juga sempat digeser ke pinggir agar memudahkan petugas untuk mengevakuasi.

    Berikut ini fakta-fakta penemuan mayat pria di Pantai Indak Kapuk:
     
    Tanpa identitas

    Jasad tersebut ditemukan tanpa identitas. Polisi lalu melakukan identifikasi awal terhadap jasad korban. Evakuasi jenazah dilakukan dengan bantuan tim rescue dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara.
     

     

    Perut diikat batu

    Saat ditemukan, kondisi jasad terdapat luka di bagian wajah. Selain itu, pada bagian perut diikat dengan batu. 

    “Laki-laki (korban), ini pas di warung sini diangkatnya, luka di wajah doang kayaknya ada darahnya juga. Sama perutnya diikat batu gitu, kayak ada jaket, terus diikat batunya itu,” kata warga bernama Yusuf. 

    Komandan Regu Gulkarmat Sektor Penjaringan, Hotdiaman Purba membenarkan adanya batu yang terikat di bagian tubuh korban. Hal ini menjadi suatu yang janggal.

    “Kalau kondisinya sih, janggalnya karena ada diikat sama batu begitu, kondisinya terikat di perut,” kata Hotdiaman, saat ditemui awak media.
     
    Jasad dibawa ke RS untuk autopsi

    Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penemuan jasad tanpa identitas ini, apakah korban pembunuhan atau bunuh diri. Polsek Penjaringan masih melakukan penyelidikan.

    Jakarta: Jasad seorang pria ditemukan mengambang di aliran kali Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 9 Juni 2025. 
     
    Sebelumnya, jasad pria tersebut ditemukan warga yang tengah memancing di aliran kali PIK. Posisi jenazah juga sempat digeser ke pinggir agar memudahkan petugas untuk mengevakuasi.
     
    Berikut ini fakta-fakta penemuan mayat pria di Pantai Indak Kapuk:
     

    Tanpa identitas

    Jasad tersebut ditemukan tanpa identitas. Polisi lalu melakukan identifikasi awal terhadap jasad korban. Evakuasi jenazah dilakukan dengan bantuan tim rescue dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara.
     

     

    Perut diikat batu

    Saat ditemukan, kondisi jasad terdapat luka di bagian wajah. Selain itu, pada bagian perut diikat dengan batu. 

    “Laki-laki (korban), ini pas di warung sini diangkatnya, luka di wajah doang kayaknya ada darahnya juga. Sama perutnya diikat batu gitu, kayak ada jaket, terus diikat batunya itu,” kata warga bernama Yusuf. 
     
    Komandan Regu Gulkarmat Sektor Penjaringan, Hotdiaman Purba membenarkan adanya batu yang terikat di bagian tubuh korban. Hal ini menjadi suatu yang janggal.
     
    “Kalau kondisinya sih, janggalnya karena ada diikat sama batu begitu, kondisinya terikat di perut,” kata Hotdiaman, saat ditemui awak media.
     

    Jasad dibawa ke RS untuk autopsi

    Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penemuan jasad tanpa identitas ini, apakah korban pembunuhan atau bunuh diri. Polsek Penjaringan masih melakukan penyelidikan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Tawuran Antar-remaja di Pasar Rebo Disebut Sering Terjadi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Juni 2025

    Tawuran Antar-remaja di Pasar Rebo Disebut Sering Terjadi Megapolitan 9 Juni 2025

    Tawuran Antar-remaja di Pasar Rebo Disebut Sering Terjadi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tawuran antarkelompok remaja di wilayah Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, disebut sering terjadi.
    “Sering kalau tawuran, tapi biasanya di depan kampus Unindra. Biasanya juga langsung bubar dan enggak ada bom molotov,” ucap Agus (30), warga sekaligus juru parkir di minimarket di sekitar Kampung Gedong saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin (9/6/2025).
    Agus menerangkan, kelompok remaja yang kerap melakukan tawuran bukan warga yang tinggal di Kampung Gedong.
    Menurutnya, kelompok remaja tersebut diduga sudah janjian melalui media sosial untuk tawuran di Kampung Gedong.
    “Biasanya gitu, janjian (tawuran) terus ketemu di sini (Kampung Gedong) gitu. Jadi bukan orang-orang Gedong,” tutur Agus.
    Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan dua kelompok remaja tawuran di Jalan Raya Tengah, Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, beredar di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram
    @
    pokdarkamtibmas_cakungbarat, kedua kelompok tampak saling serang menggunakan bom molotov dan senjata tajam.
    Bom molotov yang dilemparkan tampak membakar jalanan hingga api menyambar kaki seorang remaja.
    Kemudian, salah satu kelompok tampak maju menyerang kelompok lawan dengan senjata tajam.
    Dalam insiden ini, satu orang tewas diduga akibat terkena bacokan saat tawuran berlangsung.

    Tawuran dua kelompok remaja di sekitaran Jalan Raya Kampung Tengah, pada Senin subuh, dalam rekaman video amatir dua kelompok saling serang dengan sajam dan molotov,
    ” tulis keterangan video yang diunggah pokdarkamtibmas_cakungbarat, Senin (9/6/2025).
    Sementara itu, Kapolsek Pasar Rebo AKP I Wayan Wijaya membenarkan peristiwa tawuran yang terjadi di Kampung Gedong.
    “Untuk info tawuran kejadian sekitar pukul 02.00 dini hari tanggal 9 Juni 2025, tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Raya Tengah,” tutur Wayan saat dikonfirmasi, Senin.
    Wayan menjelaskan, korban tewas dalam peristiwa tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
    “Korban sementara berada di RS Polri Kramat Jati, pelaku pembacokan sedang lidik,” ungkap Wayan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja yang Tewas dalam Tawuran di Pasar Rebo Diduga Bukan Warga Setempat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Juni 2025

    Remaja yang Tewas dalam Tawuran di Pasar Rebo Diduga Bukan Warga Setempat Megapolitan 9 Juni 2025

    Remaja yang Tewas dalam Tawuran di Pasar Rebo Diduga Bukan Warga Setempat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Korban tewas dalam tawuran remaja di Jalan Raya Tengah, Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Senin (9/6/2025) dini hari diduga bukan warga setempat.
    “Bukan orang sini sih (Kampung Gedong),” ujar Agus (30), warga sekaligus tukang parkir di minimarket sekitar tempat kejadian perkara (TKP) saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin.
    Agus menjelaskan, para pelaku tawuran di Kampung Gedong biasanya berasal dari wilayah luar.
    Mereka kerap janjian di media sosial untuk tawuran di sekitaran wilayah Kampung Gedong.
    “Biasanya gitu, janjian (untuk tawuran) terus ketemu di sini (Kampung Gedong) gitu. Jadi bukan orang-orang Gedong,” jelas Agus.
    Menurut Agus, tawuran terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, saat kondisi lingkungan sangat sepi.
    Saat tawuran berlangsung, tidak ada toko di sekitar lokasi yang buka 24 jam. Ia pun baru mengetahui adanya tawuran saat hendak menjaga parkir minimarket.
    “Saya dapat informasi kalau ada tawuran pas pagi mau jaga parkir, itu langsung ditanyain buser soal peristiwa tawuran tapi enggak tahu persisnya karena sini sepi,” ucap Agus.
    Agus juga mengatakan, tawuran di wilayah tersebut sering terjadi, tetapi para pelaku biasanya langsung membubarkan diri.
    “Sering kalau tawuran, tapi biasanya di depan kampus Unindra. Biasanya juga langsung bubar dan enggak ada bom molotov,” jelas Agus.
    Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan dua kelompok remaja tawuran di Jalan Raya Tengah, Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, beredar di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @pokdarkamtibmas_cakungbarat, kedua kelompok tampak saling serang menggunakan bom molotov dan senjata tajam.
    Bom molotov yang dilemparkan tampak membakar jalanan hingga api menyambar kaki seorang remaja.
    Kemudian, salah satu kelompok tampak maju menyerang kelompok lawan dengan senjata tajam.
    Dalam insiden ini, satu orang tewas diduga akibat terkena bacokan saat tawuran berlangsung.

    Tawuran dua kelompok remaja di sekitaran Jalan Raya Kampung Tengah, pada Senin subuh, dalam rekaman video amatir dua kelompok saling serang dengan sajam dan molotov,
    ” tulis keterangan video yang diunggah akun Instagram @pokdarkamtibmas_cakungbarat, Senin (9/6/2025).
    Sementara itu, Kapolsek Pasar Rebo AKP I Wayan Wijaya membenarkan peristiwa tawuran yang terjadi di Kampung Gedong.
    “Untuk info tawuran kejadian sekitar pukul 02.00 dini hari tanggal 9 Juni 2025, tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Raya Tengah,” tutur Wayan saat dikonfirmasi, Senin.
    Wayan menjelaskan, korban tewas dalam peristiwa tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
    “Korban sementara berada di RS Polri Kramat Jati, pelaku pembacokan sedang lidik,” ungkap Wayan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perajin asal Serang olah limbah kayu jadi kerajinan miniatur

    Perajin asal Serang olah limbah kayu jadi kerajinan miniatur

    Serang (ANTARA) – Perajin asal Desa Kadikaran, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, memanfaatkan limbah kayu untuk diolah menjadi kerajinan miniatur yang memiliki nilai ekonomis.

    “Inspirasi pembuatan kerajinan ini dari apa yang saya lihat di lingkungan sekitar. Awalnya saya buat produk furnitur tapi ternyata peluangnya tidak begitu besar dan akhirnya saya coba membuat kerajinan tangan dari limbah kayu ini,” ujarnya Suherman (40), di Serang, Senin.

    Ia mengatakan, industri kreatif dengan memanfaatkan limbah kayu ini telah ditekuninya sejak tahun 2016, dengan mengubahnya menjadi kerajinan miniatur seperti Masjid Taj Mahal India, Menara Pagoda China sampai Leuit khas masyarakat adat Badui.

    Kemudian, kayu jati Belanda dari sisa olahan pabrik di sekitar Kragilan sampai Cikande ini juga dibuat menjadi menara Masjid Agung Banten, Perahu Pinisi sampai ikon Titik Nol Banten. Semuanya benar-benar dikerjakan secara cermat, detail dan teliti.

    Menurut dia, dari sejumlah miniatur kayu yang diproduksi di rumah Cipta Handycraft Innovation Product (CHIP) tersebut pembelinya saat ini sudah sampai negara India hingga Arab Saudi.

    “Kita dapat pesanan dari beberapa negara, seperti India, Arab Saudi, kita dapat pembeli itu kemudian barangnya dipasarkan di sana. Dan saat ini kita juga masih proses pembuatan Masjid Nabawi Madinah,” ucapnya.

    Herman pun mengerahkan sebanyak 15 karyawan yang merupakan warga sekitar untuk membantu mengerjakan sejumlah pesanan miniatur. Satu miniatur dihargai mulai dari Rp200 ribu hingga Rp2 juta disesuaikan dengan tingkat kerumitannya.

    Pewarta: Desi Purnama Sari
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • 8
                    
                        Tukang Cukur di Kramat Jati Sabet Pelanggan Pakai Gunting Saat Ribut Soal Hasil Cukuran
                        Megapolitan

    8 Tukang Cukur di Kramat Jati Sabet Pelanggan Pakai Gunting Saat Ribut Soal Hasil Cukuran Megapolitan

    Tukang Cukur di Kramat Jati Sabet Pelanggan Pakai Gunting Saat Ribut Soal Hasil Cukuran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Tukang cukur yang ribut dengan pelanggannya di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur, disebut sempat menyabet pelanggan tersebut menggunakan gunting.
    Saksi mata bernama Beni (50) (bukan nama sebenarnya) mengatakan, mulanya keributan terjadi karena si pelanggan melayangkan protes kepada tukang cukur tersebut, tetapi dengan cara yang tak menyenangkan.
    “Pelanggannya ini merasa (hasil cukuran si tukang cukur) tidak rapi, terus (kain) penutup baju itu dilepas, dilempar ke tukang cukurnya dan dikata-katain (si tukang cukur),” tutur Beni saat ditemui, Senin (9/6/2025).
    Beni menjelaskan, saat itu warga sekitar sudah berusaha melerai si tukang cukur dan pelanggan tersebut.
    Kemudian, tukang cukur itu sudah meminta si pelanggan untuk pergi dari tempat cukurnya, tetapi malah kembali mendapatkan hal tak menyenangkan.
    “Padahal sudah disuruh pergi sama tukang cukurnya ‘enggak bayar enggak apa, pergi saja’ itu juga belum rapi. Itu warga sudah teriakin dan berusaha nenangin, tetapi si pelanggan ini masih ngancam,” ungkap Beni.
    Karena masih diancam, si tukang cukur semakin naik pitam hingga mengejar pelanggan tersebut hingga ke luar tempat cukur.
    “Gimana enggak emosi, terus keluar dari dalam tempat cukur ke jalan, itu tukang cukur bawa gunting dan langsung disabet kepada pelanggan,” tutur Beni.
    Setelah disabet menggunakan gunting, pelanggan tersebut dibawa ke Puskemas Kramat Jati.
    Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang menampilkan seorang tukang cukur ribut dengan pelanggannya viral di media sosial. Peristiwa ini disebut terjadi di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (6/6/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.
    Dalam narasi video yang diunggah akun Instagram @info_jaktimbek, disebutkan bahwa keributan terjadi karena si pelanggan protes karena merasa hasil cukuran si tukang cukur kurang rapi.

    Tukang cukur cekcok hingga perkelahian dengan pelanggan di Jalan Raya Kerja Bakti, Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut informasi yang dapat, bermula saat pelanggan merasa cukuran kurang rapi atau tidak sesuai dengan keinginan,
    ” tulis keterangan dalam video yang diunggah akun Instaram @info_jaktimbek.
    Selain itu, pelanggan yang mengeluhkan hasil cukuran diduga sempat mengancam tidak akan membayar jasa tukang cukur.

    Pelanggan komplain dan sempat mengancam tukang cukur tidak mau membayar, sehingga terjadi cekcok hingga mengakibatkan perkelahian,
    ” lanjut keterangan dalam video.
    Dalam video yang diunggah, terlihat si tukang cukur yang mengenakan topi bersitegang dengan pelanggannya hingga keduanya keluar dari tempat cukur.
    Terlihat pula si tukang cukur sempat menyabet tangan pelanggannya menggunakan benda tajam yang diduga adalah gunting.
    Keributan akhirnya berakhir usai si pelanggan melarikan diri. Namun, pelanggan itu tampak mengalami luka di bagian tangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Hal yang Dikhawatirkan dari Rekrutmen Besar-besaran Tamtama TNI…
                        Nasional

    3 Hal yang Dikhawatirkan dari Rekrutmen Besar-besaran Tamtama TNI… Nasional

    Hal yang Dikhawatirkan dari Rekrutmen Besar-besaran Tamtama TNI…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) hendak merekrut hingga 24.000 calon prajurit Tamtama pada 2025 ini.
    Namun, rencana ini menuai sorotan dan kritik dari berbagai pihak.
    Banyak di antaranya yang mempertanyakan urgensi dari kebijakan merekrut prajurit Tamtama dalam jumlah besar.
    Selain itu, tujuan utama dari perekrutan ini pun dinilai bertentangan dengan fungsi utama TNI sebagai alat pertahanan negara.
    Kepala Dinas Penerangan
    TNI AD
    Brigjen Wahyu Yudhayana menuturkan, rekrutmen besar-besaran ini dilakukan dengan alasan semakin tingginya minat generasi muda untuk menjadi TNI.
    Bahkan, lanjut Wahyu, realisasi penerimaan prajurit TNI AD selama lima tahun terakhir selalu melampaui target, dengan capaian tertinggi 114,4 persen pada 2023.
    “Perlu saya jelaskan bahwa animo pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit TNI AD justru terus meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun,” ujar Wahyu, kepada Kompas.com, Selasa (3/6/2025) malam.
    “Hal ini tecermin dari data pendaftaran calon tamtama tahun 2025 yang mencapai 107.365 orang, dengan jumlah calon tervalidasi sebanyak 38.835 orang,” lanjut dia.
    Wahyu pun menegaskan bahwa rekrutmen 24.000 prajurit tersebut bukan dilakukan secara mendadak, melainkan hasil dari perencanaan jangka panjang yang terukur.
     
    Para prajurit yang hendak direkrut itu tidak dipersiapkan untuk bertempur.
    Mereka dihadirkan guna menjawab kebutuhan di tengah masyarakat, mulai dari ketahanan pangan hingga pelayanan kesehatan.
    Menurut Wahyu, rekrutmen ini sejalan dengan arah kebijakan pertahanan negara yang tercantum dalam Doktrin Pertahanan Negara 2023, yakni membangun sistem pertahanan mandiri, kuat, dan berbasis kewilayahan.
    Sebagai bagian dari implementasinya, TNI AD akan membentuk
    Batalyon Teritorial Pembangunan
    di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
    “Setiap batalion nantinya akan berdiri di lahan seluas 30 hektar, dan akan memiliki kompi-kompi yang secara langsung menjawab kebutuhan masyarakat,” kata Wahyu.
    Menurut rencana, Batalyon Teritorial Pembangunan akan memiliki empat kompi, yakni:
    “Dengan pendekatan ini, prajurit TNI AD tidak hanya dituntut siap tempur, tetapi juga menjadi kekuatan pembangunan yang hadir dan bermanfaat langsung di tengah masyarakat,” ucap Wahyu.
     
    Pengamat militer dan Ketua Badan Pekerja Centra Initiative, Al Araf, menilai kebijakan tersebut menyimpang dari tugas utama TNI sebagai alat pertahanan negara.
    Menurut dia, keterlibatan TNI dalam urusan pertanian, peternakan, dan pembangunan sipil bukanlah bagian dari fungsi militer sebagaimana diatur dalam konstitusi dan Undang-Undang TNI.
    “Hal itu sudah keluar jauh dari tugas utama militer sebagai alat pertahanan negara dan kekuatan perang. TNI direkrut, dilatih, dan dididik untuk persiapan perang dan bukan untuk urus pertanian, perkebunan, dan peternakan,” ujar Al Araf, kepada Kompas.com, Minggu (8/6/2025).
    Al Araf mengingatkan bahwa jika TNI terlalu sibuk mengurusi sektor di luar pertahanan, maka profesionalisme pasukan akan terganggu.
    Bahkan, menurut dia, hal itu bisa berdampak pada melemahnya kedaulatan negara.
    “Perekrutan TNI untuk tujuan non-pertahanan itu akan mengancam kedaulatan negara karena TNI akan sibuk mengurusi non-pertahanan ketimbang urusi pertahanan negara,” kata Al Araf.
    Oleh karena itu, dia mendesak agar Presiden RI Prabowo Subianto dan DPR melakukan pengawasan serta evaluasi rencana rekrutmen besar-besaran tersebut.
    “Karena telah menyalahi dari jati diri TNI itu sendiri sebagai kekuatan perang,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        Rekrutmen Tamtama Besar-besaran Dinilai Menyalahi Tugas Utama TNI
                        Nasional

    2 Rekrutmen Tamtama Besar-besaran Dinilai Menyalahi Tugas Utama TNI Nasional

    Rekrutmen Tamtama Besar-besaran Dinilai Menyalahi Tugas Utama TNI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat militer dan Ketua Badan Pekerja Centra Initiative
    Al Araf
    menilai, rekrutmen besar-besaran calon Tamtama di TNI Angkatan Darat (AD) untuk mengisi empat kompi dalam
    Batalyon Teritorial Pembangunan
    menyalahi
    tugas utama TNI
    sebagai alat pertahanan negara.
    Empat kompi tersebut yaitu kompi pertanian, kompi peternakan, kompi medis, dan kompi zeni.
    “Hal itu sudah keluar jauh dari tugas utama militer sebagai alat pertahanan negara dan kekuatan perang. TNI direkrut, dilatih, dan dididik untuk persiapan perang dan bukan untuk urus pertanian, perkebunan, dan peternakan,” kata Araf saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (8/6/2025).
    “Dengan demikian, kebijakan perekrutan itu sudah menyalahi tugas utama TNI sebagai alat pertahanan negara sebagaimana diatur dalam konstitusi dan UU TNI itu sendiri,” sambung dia.
    Araf mengatakan, pelibatan dan perekrutan TNI tersebut justru melemahkan profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan negara.
    Ia menilai, secara tidak langsung perekrutan untuk tujuan non-pertahanan negara tersebut akan mengancam kedaulatan negara karena TNI sibuk mengurus sektor di luar pertahanan.
    “Perekrutan TNI untuk tujuan non-pertahanan itu akan mengancam kedaulatan negara karena TNI akan sibuk mengurusi non-pertahanan ketimbang urusi pertahanan negara,” ujar dia.
    Araf meminta agar proses perekrutan calon tamtama yang berlebihan itu diawasi dan dievaluasi oleh DPR dan Presiden RI Prabowo Subianto.
    “Karena telah menyalahi dari jati diri TNI itu sendiri sebagai kekuatan perang,” ucap dia.
    Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI Angkatan Darat (AD) Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan, perekrutan calon tamtama sebanyak 24.000 orang dilatarbelakangi penyusunan struktur organisasi terbaru, yakni membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan.
    “Sebagai implementasi konkret, TNI AD berencana untuk membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendukung stabilitas dan pembangunan di 514 kabupaten/kota. Setiap batalion nantinya akan berdiri di lahan seluas 30 hektar dan akan memiliki kompi-kompi yang secara langsung menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Wahyu kepada
    Kompas.com
    , Selasa (3/6/2025) malam.
    Namun, para prajurit ini disiapkan bukan untuk bertempur, melainkan untuk menjawab kebutuhan di tengah-tengah masyarakat, mulai dari ketahanan pangan hingga pelayanan kesehatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban Megapolitan 8 Juni 2025

    Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menerapkan langkah
    ramah lingkungan
    dalam proses pendistribusian
    daging kurban
    pada Sabtu (7/6/2025).
    Manajer Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun mengatakan, Pasar Induk Kramat Jati menggunakan
    besek bambu
    sebagai wadah pembungkus daging kurban yang akan dibagikan pada masyarakat.
    “Packing daging kurban sengaja menggunakan besek yang terbuat dari bambu karena ramah lingkungan, selain itu juga higienis,” ujar Agus, dalam keterangan resminya.
    Menurut Agus, penggunaan besek telah lama diterapkan oleh Pasar Induk Kramat Jati sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi penggunaan
    plastik
    sekali pakai.
    Langkah ini juga sejalan dengan arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam upaya mengurangi sampah plastik.
    “Packing daging kurban menggunakan besek karena kita ingin menjaga lingkungan tetap bersih dan mengurangi volume sampah plastik,” kata Agus.
    Pada perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Pasar Induk Kramat Jati menyembelih 27 ekor sapi dan 13 kambing.
    Seluruh hewan kurban merupakan sumbangan dari para pedagang, mitra kerja, dan pegawai pasar.
    Daging kurban
    tersebut dibagikan kepada 5.070 penerima, yang terdiri dari pedagang, kuli panggul, dan warga sekitar.
    “Seluruh hewan kurban itu, berasal dari pedagang, mitra kerja dan pegawai Pasar Induk. Dagingnya dibagikan pada 5.070 penerima, yang terdiri dari pedagang, kuli panggul, hingga masyarakat sekitar,” ujar Agus.
    Sementara itu, Ketua Panitia Kurban Pasar Induk Kramat Jati, Muhammad Khaidir menyampaikan, bahwa proses penyembelihan dan distribusi daging dilakukan dengan melibatkan tim yang cukup besar, yaitu 30 tukang jagal dan sekitar 100 petugas lainnya.
    “Untuk limbahnya kita tampung di dalam sebuah tanah galian untuk dimusnahkan. Sehingga tidak ada yang dibuang ke saluran air atau kali,” ujar Khaidir.
    Langkah ini menunjukkan komitmen Pasar Induk Kramat Jati dalam menjalankan ibadah kurban secara berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.