kab/kota: Jati

  • Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 September 2025

    Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri Megapolitan 8 September 2025

    Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    SB, pembunuh bocah berinisial RAS (11) di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tewas setelah sempat melakukan percobaan bunuh diri.
    Kapolsek Kebayoran Lama Komisaris Harnas Prihandito, menjelaskan, SB melukai dirinya sendiri menggunakan senjata tajam usai menghabisi nyawa anak majikannya.
    “Ada percobaan bunuh diri karena dia melukai dirinya sendiri menggunakan sajam yang ditemukan di lokasi saat itu,” ujar Harnas kepada wartawan, Senin (8/9/2025).
    SB melukai dirinya hingga menimbulkan luka cukup parah. Setelah dirawat intensif selama sepekan di RS Polri Kramat Jati, kondisi SB tidak membaik hingga akhirnya tewas.
    “Meninggal karena luka di leher, dan sempat dijahit, dirawat intensif, namun ternyata dua hari yang lalu takdir berkata lain untuk pelakunya meninggal dunia,” jelas Harnas.
    Dengan meninggalnya SB, proses penyidikan pun resmi dihentikan. Polisi menyatakan belum dapat memastikan motif pelaku lantaran penyelidikan terhenti di tengah jalan.
    “Tentunya dalam proses penyidikan ini kami hentikan karena dengan alasan demi hukum tersangkanya meninggal dunia,” terang Harnas.
    Menurut Harnas, pihak keluarga korban sampai saat ini belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut.
    “Kami selalu komunikasi terus bersama keluarga, sampai saat ini pun dari pihak keluarga masih belum memberikan keterangan apapun, ya kami menunggu waktu ya karena situasi yang tidak memungkinkan,” katanya.
    Peristiwa pembunuhan terjadi pada Sabtu (30/8/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, korban ditemukan tewas di gudang lantai dua rumah majikannya.
    “Kami menerima laporan dari masyarakat dan tentunya kami personel langsung menuju ke TKP dan memeriksa. Dan ditemukan adanya anak usia 11 tahun yang meninggal dunia,” ungkap Harnas.
    Saat petugas tiba, SB ditemukan dalam kondisi terluka di samping jasad korban.
    “Terduga pelaku sudah kami amankan. Dan kita bawa ke RS Kramat Jati karena terduga pelaku terluka juga,” kata Harnas saat itu.
    Dari hasil pemeriksaan awal, SB yang merupakan sopir keluarga korban diduga membunuh RAS menggunakan senjata tajam. Barang bukti berupa golok turut diamankan polisi. Luka pada korban juga ditemukan di bagian leher.
    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

    Panduan Mencari Layanan Profesional Kesehatan Jiwa


    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mau bayar pajak kendaraan? Ini lokasi Samsat Keliling di Jadetabek

    Mau bayar pajak kendaraan? Ini lokasi Samsat Keliling di Jadetabek

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyediakan pelayanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling di 13 lokasi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek), pada Senin.

    Pelayanan Samsat Keliling itu dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-lintas (SWDKLLJ).

    Berdasarkan informasi dari akun X (dulu Twitter) resmi TMC Polda Metro Jaya @tmcpoldametro berikut 13 lokasi gerai Samsat Keliling di wilayah Jadetabek:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB;

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat Jakarta Utara dan Mall Artha Gading pukul 08.00-14.00 WIB;

    3. Jakarta Barat di Mal Citraland pukul 08.00-14.00 WIB;

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat Jakarta Selatan pukul 08.00-15.00 WIB dan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pukul 09.00-14.00 WIB;

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat Jakarta Timur dari jam 08.00-15.00 WIB, dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.00 WIB;

    6. Kota Tangerang di Alun-alun Cibodas dan Parkiran Busway Foodmosehere 08.00-14.00 WIB;

    7. Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-15.00 WIB dan ITC BSD pukul 16.00-19.00 WIB;

    8. Ciledug bertempat di Kantor Kecamatan Pinang, dan Ruko Green Village dari jam 09.00 – 12.00 WIB;

    9. Ciputat halaman parkir samsat dan Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-12.00 WIB;

    10. Kelapa Dua, di Halaman Gtown Square Gading pukul 08.00-14.00 WIB;

    11. Kabupaten Bekasi, Pasar Bersih Jababeka Cikarang, dari pukul 09.00-14.00 WIB;

    12. Depok di halaman parkir Samsat Depok pukul 08.00-14.00 WIB dan Kantor Kecamatan Pondok Gede 08.00-12.00 WIB;

    13. Cinere di Kantor Kelurahan Pondok Petir 08.00-12.00 WIB.

    Layanan Samsat Keliling di Kota Bekasi pada Senin ditiadakan untuk sementara waktu.

    Sejumlah dokumen persyaratan yang harus dibawa ke lokasi gerai, antara lain KTP asli pemilik kendaraan, BPKB, dan STNK, masing-masing disertai fotokopi. Selain itu, pemohon juga tidak memiliki tunggakan pajak kendaraan bermotor selama lebih dari satu tahun.

    Gerai Samsat Keliling hanya melayani pembayaran PKB tahunan, sedangkan untuk pembayaran pajak kendaraan lima tahunan dan ganti pelat nomor kendaraan dapat dilakukan di kantor samsat terdekat.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3 Fakta Pilu Anak dan Ibu Tewas di Kebakaran Kios Gunungputri

    3 Fakta Pilu Anak dan Ibu Tewas di Kebakaran Kios Gunungputri

    Bogor

    Kebakaran melanda sebuah kios pecel lele di kawasan Gunungputri, Bogor, Jawa Barat. Kejadian ini menewaskan dua orang penghuni kios yang merupakan seorang ibu dan anaknya.

    Kebakaran terjadi pada Minggu (7/9/2025) pagi hari. Warga melaporkan insiden itu sekitar pukul 05.20 WIB. Dua unit mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan api.

    “Tiba di lokasi pukul 05.30 WIB. (Unit pemadam yang diterjunkan) dua unit dari sektor Gunungputri. Penanganan 2 jam 43 menit,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Yudi Santosa.

    Yudi memastikan objek yang terbakar adalah kios pecel lele yang juga difungsikan sebagai tempat tinggal. Kebakaran tersebut menelan korban jiwa.

    “Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan,” imbuhnya.

    Identitas Korban Tewas: Ibu dan Anak

    Polisi kemudian mengonfirmasi identitas dua korban yang tewas dalam kebakaran tersebut. Keduanya adalah seorang ibu dan anaknya.

    “Setelah dilakukan pemadaman ditemukan 2 orang yang sudah meninggal dunia akibat kebakaran. Didapat identitas (korban) yakni Ibu SU (53) dan RA (28) anak ibu SU,” kata Kapolsek Gunungputri Kompol Aulia Robby, Minggu (7/9/2025).

    Robby menyebut korban adalah pedagang pecel lele sekaligus penghuni kios yang terbakar. Jenazah keduanya sudah dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

    “Untuk korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi,” ucapnya.

    Korban Mengontrak di Kios

    Kepala Desa Ciangsana, Udin Saputra, menuturkan korban baru ditemukan setelah api berhasil dijinakkan. Kios tersebut diketahui dihuni oleh tiga orang.

    “Betul, ada kebakaran betul. Situasi saat ini sudah kondusif, sudah padam. Jadi setelah api padam, baru diketahui ada korban meninggal dua orang, korbannya perempuan dan laki-laki,”ujarnya.

    Foto: Dua orang meninggal dunia saat kios pecel lele di Gunungputri, Bogor terbakar. (dok.Istimewa)

    Udin menyebut kios tersebut dihuni seorang ibu, anak, dan cucunya. Namun, ia masih menunggu hasil identifikasi lebih lanjut dari pihak kepolisian mengenai siapa saja yang menjadi korban jiwa.

    “Intinya ini kan orang ini statusnya pengontrak, dia ada kontrak ruko kecil, kios satu lantai. Dia jualan pecel lele dan kios itu dihuni tiga orang. Ada ibu, ada anak, ada cucunya. Ibunya usia 53 tahun, anaknya usia 15 tahun, dan cucunya laki-laki,” jelasnya.

    Cucu Korban Masih Dicari

    Selain dua korban tewas, polisi masih menelusuri keberadaan cucu korban yang diduga tinggal di kios tersebut. Hingga kini keberadaannya belum dipastikan.

    “Didapat keterangan dari saksi-saksi di TKP bahwa di dalam rumah makan tersebut terdapat tiga orang yang tinggal di TKP. Namun untuk yang satu orang yaitu saudara SA, cucu dari korban SU masih ditelusuri keberadaannya,” kata Kompol Robby.

    Kebakaran yang terjadi di Jalan Raya Ciangsana itu membuat warga sekitar panik. Api berhasil dipadamkan sekitar dua jam setelah laporan masuk.

    Meski begitu, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk memastikan penyebab kebakaran dan keberadaan cucu korban.

    Halaman 2 dari 2

    (wia/idn)

  • Jajal Motor Listrik Maka Cavalry, Jakarta-Purwakarta Sanggup Sekali Isi Baterai

    Jajal Motor Listrik Maka Cavalry, Jakarta-Purwakarta Sanggup Sekali Isi Baterai

    Jakarta

    Maka Cavalry, motor listrik lokal yang dirancang untuk penggunaan harian dan perjalanan jarak menengah. Jarak tempuh motor listrik ini diklaim mencapai 160 km dalam sekali pengisian penuh. Mari kita uji dengan touring tipis-tipis ke Purwakarta.

    Rute Jakarta-Purwakarta yang berjarak sekitar 70-80 km, tergantung titik keberangkatan dan tujuan. Di atas kertas, rute tersebut semestinya bisa dilewati Maka Cavalry dalam sekali isi daya.

    Tim redaksi detikOto memulai dari titik pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur menuju Parang Gombong, Purwakarta, Jawa Barat. Estimasi perjalanan sekitar 2 jam 10 menit dengan jarak tempuh 75 kilometer.

    Maka Cavalry Foto: Dok. Hafizh/Detikoto

    Rute perjalanan kali ini melintasi jalur Jalan Raya Bogor-Jonggol-Cariu yang didominasi jalanan datar. Perjalanan makin seru hingga melewati jalanan khas perbukitan ketika mendekati Parang Gombong, Purwakarta.

    Jakarta-Purwakarta, baterai yang tersisa

    Berdasarkan klaim spesifikasi dan hasil uji coba tim redaksi detikOto, motor listrik Maka Cavalry sangat mampu untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Purwakarta dalam sekali pengisian baterai.

    Layar multi informasi display (MID) Maka Cavalry menunjukkan jarak tempuh dari titik keberangkatan hingga tempat tujuan itu 77 kilometer. Dari baterai 100 persen sejak awal, kondisinya jadi tersisa 32 persen.

    Tim redaksi detikOto yang membawa motor ini memiliki tinggi 168 cm dengan bobot 78 kilogram. Gaya berkendara cenderung santai, lebih sering memakai mode Hi-Regen. Namun sesekali menjajal Hi-Torque untuk merasakan akselerasi maksimal saat melibas tanjakan.

    Maka Cavalry Foto: Dok. Ridwan/Detikoto

    Perlu diingat bahwa jarak tempuh aktual dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:

    Bobot pengendara dan barang bawaan.Kondisi jalan (menanjak atau datar).Gaya berkendara (agresif atau santai).Penggunaan fitur-fitur seperti mode berkendara.

    Yang menarik dari motor listrik ini, Maka Cavalry dilengkapi dengan mode berkendara “Hi-Regen” yang dapat membantu menghemat baterai, terutama saat menghadapi kemacetan atau ketika mengurangi kecepatan.

    Perlu diingat saat menggunakan Hi-Regen tidak ada torsi instan yang ditawarkan. Tenaga yang disalurkan cenderung perlahan.

    Sistem pengereman regeneratif dari Hi-Regen juga mengisi kembali daya baterai saat pengereman. Perlu diingat ketika menggunakan mode ini, laju motor bisa berkurang tanpa harus melakukan pengereman.

    Spek performa Maka Cavalry

    Secara performa, skuter listrik ini bisa menghasilkan tenaga puncak 12 dk dan torsi 242 Nm. Cavalry bisa mencapai kecepatan maksimal 105 km/jam dan berakselerasi dari 0-60 km/jam hanya dalam 4,8 detik. Cavalry juga mampu menanjak hingga kemiringan 30 derajat.

    Posisi berkendara

    Secara umum, posisi kaki pada Maka Cavalry tidak terlalu menekuk, membuat pengendara bisa lebih rileks. Ini juga mengurangi risiko kram atau kelelahan pada kaki saat perjalanan panjang.

    Untuk tangan, stang yang tidak terlalu lebar dan tidak terlalu rendah membuat posisi tangan tetap alami. Hal ini sangat membantu dalam menjaga kenyamanan dan mengurangi kelelahan pada bahu dan lengan.

    Desain jok pada Maka Cavalry juga berkontribusi pada posisi berkendara yang nyaman. Joknya empuk dan memiliki desain yang ergonomis, mendukung postur tubuh tegak.

    Manuver seperti saat melewati kemacetan atau parkir terbilang mudah. Stang yang lebar juga memberikan leverage yang baik untuk mengendalikan motor.

    Kesimpulan

    Motor listrik Maka Cavalry terbukti bisa diajak jalan dari Jakarta-Purwakarta untuk sekali pengisian. Motor ini cocok buat yang mencari kenyamanan perjalanan harian hingga jarak menengah.

    (riar/din)

  • Naik Tol Baru Ini Jakarta-Bandung Terasa Sejengkal Kurang dari Sejam

    Naik Tol Baru Ini Jakarta-Bandung Terasa Sejengkal Kurang dari Sejam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) II Selatan sepanjang 62 Km memiliki peran penting dalam menghubungkan daerah-daerah di Jawa Barat. Saat ini, Jalan Tol Japek II Selatan masih dalam tahap pembangunan dan dikebut pengerjaannya.

    Nantinya setelah beroperasi, tol ini akan menghubungkan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta di Jati Asih, Bekasi dengan Jalan Tol Purbaleunyi di Sadang, Purwakarta.

    Mengutip data terbaru Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Minggu (7/9/2025), untuk Paket 1 yang menghubungkan Jati Asih – Setu sepanjang (7,25 Km) progres pembebasan lahan sudah 10,22%. Ruas ini akan menjadi pelengkap yang mendukung integrasi jaringan jalan tol di koridor selatan Jakarta.

    Kemudian Paket 2A Setu – Sukaragam (10,50 Km) dengan progres konstruksi 65,98% dengan progres pembebasan laham 83,89%. Selanjutnya Paket 2B yang menghubungkan Sukaragam – Bojongmangu (13 Km) saat ini dengan progres konstruksi 62,04% dan progres pembebasan lahan sudah 99,05%.

    Terakhir ada Paket 3 menghubungkan Bojongmangu – Sadang (31,25 Km) dengan progres konstruksi 92,88% (8,50 Km) dan progres pembebasan lahan 98,79%.

    Foto: Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dibuka fungsional. (Dok. Jasa Marga)
    Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dibuka fungsional. (Dok. Jasa Marga)

    Secara keseluruhan, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan yang dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Purwakarta dan akan terdapat 7 gerbang tol (GT), yaitu GT Jati Asih, GT Bantar Gebang, GT Setu, GT Sukaragam, GT Taman Mekar, GT Kutanegara, dan GT Sadang. Nantinya dengan terhubungnya jalan tol ini akan meningkatkan mobilitas sehingga dapat menurunkan biaya logistik distribusi barang dari wilayah-wilayah yang dilewati jalan tol tersebut.

    Jalan Tol Japek II Selatan dengan total investasi senilai Rp 14,69 triliun dan masa konsesi 35 tahun ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Cikampek dari sisi selatan jika telah beroperasi penuh. Lewat jalan tol ini, perjalanan Jakarta-Bandung diprediksi akan lebih cepat, tidak sampai 1 jam alias cuma 45 menit dengan kecepatan hingga 80 km/jam.

    “Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dibangun sebagai jalur alternatif menuju dan dari Jawa Barat hingga seterusnya, sekaligus untuk mendukung konektivitas antarwilayah. Saat ini, beberapa seksi telah memasuki tahap konstruksi dan telah difungsikan secara terbatas pada Lebaran 2025. Kehadiran tol ini diharapkan memperlancar mobilitas sekaligus mendorong pengembangan kawasan industri, permukiman, dan pariwisata di sepanjang koridornya,” tulis BPJT.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanda Zaman, Pertobatan Nasional, dan Komisi Independen
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 September 2025

    Tanda Zaman, Pertobatan Nasional, dan Komisi Independen Nasional 7 September 2025

    Tanda Zaman, Pertobatan Nasional, dan Komisi Independen
    Jurnalis, Mahasiswa S3 Ilmu Politik
    DUA
    frase “tanda-tanda zaman” dan “pertobatan nasional” saya petik dari Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, sebagai respons moral atas amuk massa selama 28-31 Agustus 2025.
    Hari Minggu, 31 Agustus 2025, di tengah panasnya situasi politik Ibu Kota, saya bersama sejumah teman berbincang dengan Kardinal Suharyo.
    Perbincangan tak lepas dari suasana yang penuh kegelisahan. Negeri sedang tak karu-karuan. Amuk massa belum reda.
    Penjarahan terjadi di rumah beberapa anggota DPR dan kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani. Gedung DPRD Makassar dibakar. Gedung Grahadi di Surabaya luluh lantak.
    Apa salah dan dosa Gedung Grahadi? Mengapa tak bisa dicegah? Kantor polisi di berbagai daerah turut jadi sasaran. Tuntutan agar DPR dibubarkan berseliweran di ruang publik.
    Dalam percakapan itu, Kardinal Suharyo berkata lirih, tapi tegas, “Elite seharusnya bisa membaca tanda-tanda zaman”.
    Ia tak menjelaskan lebih jauh apa yang dimaksud dengan “tanda-tanda zaman”. Namun, dalam kesempatan lain, Kardinal menyerukan pertobatan. Sebuah ajakan spiritual yang sarat makna: kesadaran akan kesalahan kolektif, dan dorongan untuk berbalik arah sebelum semuanya terlambat.
    Peristiwa 28-31 Agustus 2025, masih menyimpan kabut tebal. Ada unjuk rasa sebagai ekspresi sumpek rakyat, tapi ada juga “Gerakan 28-31 Agustus 2025” dengan tujuan tertentu yang sistematis.
    Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi juga terjadi unjuk rasa besar, seputar penolakan revisi UU KPK (2019), pemberlakuan UU Omnibus Law Cipta Kerja, dan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuka jalan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wapres. Namun, dampak dari ketiga unjuk rasa tidak separah seperti sekarang.
    Peristiwa 28-31 Agustus 2025, justru menimbulkan banyak tanya. Pembagian kekuasaan sebenarnya hampir sempurna. Hanya PDIP dan Nasdem yang tak ada dalam kabinet.
    Ormas terbesar sudah berada dalam barisan kekuasaan. Relawan diakomodasi dalam kabinet atau komisaris BUM. Kabinet didukung koalisi super-mayoritas.
    DPR menjadi proksi dari kekuasaan. Kekuasaan sedang menuju otokratisasi sebagaimana kajian
    Varieties of Democracy
    (2024).
    Namun, ada juga pandangan konsolidasi otokratisasi itulah yang menyebabkan disfungsi lembaga pranata demokrasi. Dan, kini konsolidasi otokratisasi mendapatkan perlawanan.
    Situasi 2025, berbeda dengan Peristiwa Malari 1974. Meski berlatarbelakang antimodal asing, Malari 1974 adalah pembelaan warga sipil terhadap demokrasi liberal atas arah demokrasi terpimpin yang dilakukan Presiden Soeharto.
    Sedang pada Agustus 2025, polanya lebih mirip perlawanan warga sipil untuk membela reformasi dalam konteks konsolidasi otokratisasi.
    Spekulasi banyak, analisis berseliweran, narasi bersaing. Namun, di balik semua itu, ada realitas yang hampir pasti bisa dibaca. Sejumlah latar belakang krisis tampak jelas, seperti bara dalam sekam yang lama diabaikan.
    Pertama, akumulasi kekecewaan publik yang menahun. Kesenjangan sosial yang menganga tak tertanggulangi.
    Berdasarkan data Bank Dunia per Juni 2025, ada 194 juta orang miskin di Indonesia. Angka ini tentu bisa diperdebatkan tergantung mistar yang dipakai—Bank Dunia atau BPS—namun rasa lapar tidak bisa disangkal dengan metodologi.
    Pengangguran merajalela. Orang kehilangan pekerjaan, penghasilan menurun, harga-harga naik.
    Dalam siniar saya, Chandra Hamzah dari Forum Warga Negara berkata, “Situasi ini ibarat rumput kering. Tinggal dilempar api.”
    Sayangnya, elite kekuasaan sibuk menyangkal realitas ini. Mereka gagal melihat bahwa ketika harapan publik tidak terpenuhi, dan ketimpangan memburuk, maka benih ledakan sosial sedang ditanam.
    Inilah yang disebut Ted Gurr sebagai
    relative deprivation
    : kemarahan rakyat lahir dari jurang antara ekspektasi dan kenyataan yang makin menjauh.
    Kedua, tata kelola pemerintahan. Pemerintah tampak gamang dan terkesan coba-coba dalam membuat kebijakan.
    Wacana kenaikan PPN dari 11 persen ke 12 persen diluncurkan, diprotes publik, lalu dibatalkan.
    Penataan distribusi gas melon 3 kg diusulkan, lalu ditarik. Rencana pemblokiran rekening pasif diumumkan, kemudian diklarifikasi.
    Ada lagi guyonan politik tentang penyitaan tanah mangkrak oleh negara. Wisata Raja Ampat, Papua, dirancang menjadi kawasan tambang nikel.
    Sejarah hendak diluruskan dengan menihilkan tragedi pemerkosaan massal 1998, sebelum akhirnya rencana itu ditunda.
    Bintang Mahaputra diobral. Dana transfer ke daerah dikurangi, menyebabkan pemerintah daerah menaikkan PBB. Meledaklah kasus Pati.
    Semua ini menunjukkan ada masalah besar dalam tata kelola kebijakan publik—termasuk komunikasi politik yang nir-empati, kasar, dan penuh kepercayaan diri berlebihan.
    Pemerintah kurang peka membaca denyut publik, dan tak mampu mengantisipasi letupan di bawah permukaan.
    Dalam kerangka teori
    fragile states
    (Rotberg, 2003), negara seperti ini kehilangan kapasitas dasar untuk merespons kebutuhan rakyat secara adil dan efektif.
    Ketiga, penegakan hukum mengikuti perspektif
    the executive weaponization of law enforcement
    (Thomas Power: 2020).
    Dalam perspektif
    the executive weaponization of law enforcement
    bukan berarti hukum berhenti bekerja sama sekali, melainkan hukum dijalankan secara manipulatif: ditegakkan terhadap lawan, diabaikan terhadap kawan.
    Putusan MK yang mengubah persyaratan calon wapres, tidak dieksekusinya terpidana dan malah dianugerahi jabatan komisaris, mempertontonkan bagaimana penegakan hukum negeri ini.
    Desakan RUU Perampasan Aset harus ditempatkan dalam konstruksi Indonesia adalah negata hukum.
    Keempat, disfungsi institusi demokrasi. Partai politik kian terasing dari rakyat. Mereka menjelma menjadi kartel politik, sibuk mendekatkan diri ke kekuasaan, bukan memperjuangkan aspirasi konstituen.
    DPR tidak lebih dari proksi kekuasaan eksekutif. Ketua umum partai duduk di kabinet dan semua fraksi berbaur dalam koalisi super mayoritas.
    Lembaga legislatif kehilangan daya kritis dan empati. Bayangkan: di tengah penderitaan rakyat, DPR malah menaikkan tunjangan anggotanya dan berjoget-joget dalam Sidang Tahunan MPR.
    Komunikasi publik mereka
    clometan
    , pongah, dan menyakiti rakyat. Dewan Perwakilan Daerah nyaris tak bersuara. Maka rakyat mencari jalannya sendiri.
    Kelima, organisasi masyarakat sipil gagal menjalankan perannya sebagai
    psychological striking force
    atau kekuatan moral yang ampuh sebagaimana pernah diutarakan Nurcholis Madjid dan diulang Usman Hamid.
    Dalam posisi terkooptasi kekuasaan, organisasi masyarakat sipil sangat melemah posisi tawarnya terhadap absolutisme kekuasaan karena terikat konsesi ekonomi.
    Keenam, teknologi digital dan media sosial mempercepat eskalasi konflik. Dalam suasana kacau, informasi menyebar secara
    real-time

    Namun, bukan hanya kebenaran yang tersebar, tapi juga opini-opini sintetis yang diproduksi oleh pasukan siber.
    Operasi pengaruh ini dijalankan secara sistematis oleh elite politik. Dalam situasi ini, suara publik yang asli justru tenggelam di tengah gelombang manipulasi.
    Inilah yang disebut
    manufactured consent
    —persetujuan publik dibentuk bukan lewat deliberasi rasional, melainkan melalui rekayasa algoritma dan opini sintesis.
    Ketujuh, terjadinya persaingan elite. Seperti dalam Peristiwa Malari 1974 dan Mei 1998, konflik horizontal di masyarakat sering kali dipicu konflik di kalangan elite.
    Dalam waktu 36 jam sejak tewasnya Affan Kurniawan, negeri seperti tanpa kendali. Polisi tak muncul karena mengalami demoralisasi luar biasa setelah meninggalnya Affan.
    TNI belum bisa bergerak karena belum diminta. Penjarahan terjadi. Media sosial menjadi panggung utama. Negara absen.
    Akibat dari semua ini sangat dalam. Sepuluh orang tewas. Banyak yang ditangkap. Polisi luka-luka. Kompol Cosmas yang berada dalam rantis Brimob dipecat. Katanya, dia hanya menjalankan perintah.
    Fasilitas umum dibakar. Gedung DPR dan kantor polisi—dua simbol supremasi sipil—dihancurkan rakyat.
    Pesannya jelas: simbol negara kehilangan legitimasi di mata publik. Presiden Prabowo Subianto menuding ada makar dan terorisme.
    Apa yang bisa dilakukan? Di berbagai forum, tuntutan rakyat mulai terdengar. Ada suara dari Forum Warga Negara, imbauan dari Gerakan Nurani Bangsa, seruan dari Aliansi Akademisi, juga gelombang mahasiswa. Semua menyuarakan hal serupa.
    Pertama, latar belakang peristiwa 28–31 Agustus, harus diungkap tuntas. Jangan biarkan ruang publik dipenuhi spekulasi soal makar, terorisme, atau faksionalisasi elite.
    Kedua, dibutuhkan reformasi menyeluruh—terhadap kepolisian, DPR, partai politik, dan kebijakan negara.
    Ketiga, reformasi peradilan menjadi keniscayaan. Kardinal Suharyo merangkumnya secara jernih: “Pertobatan di semua cabang kekuasaan.”
    Namun, bagaimana mungkin reformasi dijalankan oleh aktor-aktor yang justru menjadi bagian dari masalah?
    Dalam kondisi
    low trust society
    , kepercayaan publik tak mungkin pulih lewat manuver elite lama. Dibutuhkan satu struktur baru: semacam Komite Independen atau apapun namanya.
    Komite yang berisi tokoh independen dengan integritas tinggi dan rekam jejak tak tercela. Orang yang tak punya beban politik, dan bisa menjadi penjaga moral sekaligus pemandu arah reformasi untuk memperbaiki republik yang sedang sakit.
    Namun untuk terbentuk, inisiatif ini butuh legitimasi. Dan hanya satu pihak yang saat ini memiliki otoritas untuk menginisiasi: Presiden Prabowo Subianto.
    Pertanyaannya: apakah Presiden Prabowo membaca tanda-tanda zaman? Mengutip Sukidi Mulyadi dalam acara
    Satu Meja The Forum
    , “Presiden terisolasi dengan realitas di Indonesia.”
    Jakob Oetama, pendiri
    Kompas
    , dalam banyak perjumpaan pribadi pernah berpesan, “Jaga negeri ini, jangan sampai
    mrucut
    .”
    “Mrucut” dalam pemahaman orang Jawa adalah tergelincir dari jalur yang seharusnya. Bukan sekadar salah arah, tapi kehilangan arah. Kehilangan etika, kehilangan hati nurani, kehilangan jati diri.
    Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan. Atau “mrucut” ke arah otoritarianisme atau malah sebagaimana dikhawatirkan Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid dalam Haul Nucholish Madjid, masuk dalam tahap fasisme.
    Hari ini, ancaman “mrucut” itu nyata. Demokrasi kita menjauh dari substansinya. Keadilan hanya tinggal kata. Simbol negara tak lagi dimuliakan. Kepercayaan rakyat menguap.
    Namun, sejarah bangsa tidak harus berakhir dengan kehancuran. Tanda zaman bukan hanya isyarat murka, tapi juga panggilan untuk bangkit.
    Dari reruntuhan kepercayaan, selalu bisa tumbuh tunas perbaikan. Dari amarah yang meledak, selalu bisa lahir kesadaran kolektif untuk berubah. Kuncinya pada masyarakat sipil!
    Kuncinya: keberanian elite untuk mendengar. Kerendahan hati untuk bertobat. Dan kemauan untuk menyerahkan agenda reformasi pada yang lebih layak, lebih bersih, lebih jernih.
    Sebab hanya dengan keberanian itu, bangsa ini bisa kembali menemukan pijakan—dan berjalan tegak menatap masa depan. Bukan dalam “mrucut”, tapi dalam “waskita”. Dalam kebijaksanaan membaca zaman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengendara Motor Tewas Setelah Oleng dan Terlindas Truk di Pasar Minggu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 September 2025

    Pengendara Motor Tewas Setelah Oleng dan Terlindas Truk di Pasar Minggu Megapolitan 6 September 2025

    Pengendara Motor Tewas Setelah Oleng dan Terlindas Truk di Pasar Minggu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (6/9/2025) pukul 07.30 WIB.
    Insiden itu melibatkan pengendara sepeda motor dan sebuah truk Mitsubishi.
    Peristiwa bermula saat pengendara motor Honda Vario bernomor polisi B 4969 TRP berinisial AS melaju dari arah Ragunan menuju Pejaten.
    Setibanya di dekat Perumahan Buncit Raya, motor korban mendadak oleng dan menabrak bagian kanan truk Mitsubishi bernomor polisi G 8777 DB.
    “(Korban) kurang hati-hati sehingga oleng ke kanan menabrak bagian samping kiri kendaraan truk yang melaju searah di sebelah kanannya,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Ojo Ruslani, dalam keterangan tertulis, Sabtu.
    Ojo menjelaskan, AS terjatuh dan terlindas truk tersebut hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.
    “Terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia dan kerusakan di kedua kendaraan,” ujarnya.
    Akibat insiden itu, motor korban rusak pada bagian ban depan, sementara truk mengalami ringsek di bodi kiri.
    Saat ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sepeda Motor Oleng, Pemotor Tewas Terlindas Truk di Pasar Minggu Jaksel – Page 3

    Sepeda Motor Oleng, Pemotor Tewas Terlindas Truk di Pasar Minggu Jaksel – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang pemotor tewas setelah mengalami kecelakaan di Jalan Warung Jati Barat, Pasar minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (6/9/2025).

    Insiden itu terjadi pada pukul 07.30 WIB. Korban AS (22), berkendara dari arah selatan menuju ke utara. Namun, kendaraan mengalami oleng setiba di depan Perumahan Buncit Raya Permai, Jakarta Selatan. Kecelakan pun tak terhindarkan.

    “Kurang hati-hati sehingga oleng ke kanan menabrak bagian samping kiri kendaraan Mitsubishi light truk yang dikemudikan RAI (27) melaju searah di sebelah kanannya,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Ojo Ruslani dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/9/2025).

    Seketika korban terjatuh, tubuhnya langsung terlindas ban truk. Korban tewas di lokasi dengan luka di bagian kepala dan tangan.

    “Korban meninggal dunia dan kerusakan kedua kendaraan,” ucap dia.

     

  • Sopir Pembunuh Bocah 11 Tahun di Kebayoran Lama Dikabarkan Tewas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 September 2025

    Sopir Pembunuh Bocah 11 Tahun di Kebayoran Lama Dikabarkan Tewas Megapolitan 6 September 2025

    Sopir Pembunuh Bocah 11 Tahun di Kebayoran Lama Dikabarkan Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – SB, sopir yang membunuh seorang anak berinisial RAS (11) di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, meninggal dunia pada Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.
    “Pelaku dikabarkan meninggal dunia pada Jumat 5 September 2025 di RS Polri,” ucap Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Harnas Prihandito saat dikonfirmasi, Sabtu (6/9/2025).
    Harnas menambahkan, polisi masih menunggu waktu untuk meminta keterangan keluarga pelaku sebelum memastikan status hukum kasus pidananya.
    “Untuk keterangan keluarga masih perlu waktu untuk dimintai keterangan,” ungkapnya.
    Sebelumnya, seorang bocah berusia 11 tahun ditemukan tewas di gudang sebuah rumah di kawasan Pondok Pinang, Sabtu (30/8/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.
    “Kami menerima laporan dari masyarakat dan tentunya, kami personel langsung menuju ke TKP dan memeriksa. Dan ditemukan adanya anak usia 11 tahun yang meninggal dunia,” ujar Harnas kepada wartawan.
    Saat kejadian, pelaku SB ditemukan berada di samping jasad korban di gudang rumah lantai dua.
    “Terduga pelaku sudah kita amankan. Dan kita bawa ke RS Kramat Jati karena terduga pelaku terluka juga,” kata Harnas.
    Dari hasil pemeriksaan awal, SB merupakan sopir keluarga korban.
    Ia diduga melakukan pembunuhan di ruangan yang difungsikan sebagai gudang.
    Setelah menghabisi nyawa RAS, pelaku sempat berusaha melukai dirinya sendiri.
    “Saat di TKP, pelaku juga ada luka di leher. Dugaan sementara pelaku melukai diri sendiri menggunakan golok,” ungkap Harnas.
    Polisi mengamankan barang bukti berupa golok, sementara luka korban juga ditemukan di bagian leher.
    Adapun motif pelaku masih dalam penyelidikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kita Negara Superpower Bidang Budaya

    Kita Negara Superpower Bidang Budaya

    Jakarta

    Dalam kunjungan kerjanya ke Tabanan, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menghadiri Temu Wicara Budaya yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan. Ia juga meresmikan Pameran Seni Rupa “Aneka Warna Gaya di Kota Pelangi”, hasil kolaborasi Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan dengan Komunitas Maha Rupa Batukaru.

    Dalam sambutannya, Fadli menyampaikan budaya Indonesia yang kaya dan beragam adalah jati diri serta identitas bangsa yang harus dijaga, dikembangkan, dan dimanfaatkan bersama.

    “Kebudayaan kita luar biasa kaya dan beragam. Jangan sampai kita take it for granted. Ini adalah national treasure yang menumbuhkan national pride dari kita semua,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/9/2025).

    Fadli pun menegaskan amanat UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1 yang berbunyi: “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

    Ia menegaskan hal tersebut merupakan landasan konstitusional yang menegaskan bahwa pemajuan kebudayaan bukan hanya untuk bangsa sendiri, tetapi juga untuk peradaban dunia.

    “Budaya adalah soft power yang sangat penting dalam strategi kebudayaan suatu negara. Indonesia dengan segala kekayaan budayanya memiliki kekuatan lunak yang tidak tertandingi. Kita harus yakin bahwa kita adalah negara superpower di bidang budaya,” tegasnya.

    “Museum bukan hanya tempat menyimpan koleksi, melainkan etalase budaya dan peradaban bangsa. Inisiatif pendirian Museum Tabanan akan kami dukung penuh sebagai kantong budaya yang dinamis dan mampu mendorong perekonomian,” lanjut Fadli.

    Fadli mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu peradaban tertua dunia. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah fosil purba yang ditemukan di Indonesia.

    Pada kesempatan ini, Fadli juga menyampaikan kepada para tamu undangan terkait penyelenggaraan CHANDI 2025 (Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation). Berlangsung pada 3-5 September 2025 di Denpasar, Bali, forum tersebut menjadi sarana dalam menjadikan Indonesia menjadi ibukota kebudayaan dunia.

    “Di tengah dunia yang penuh konflik dan perpecahan, hanya budaya yang bisa menyatukan. CHANDI 2025 adalah platform yang dibangun Kementerian Kebudayaan untuk menjadikan Indonesia sebagai ibu kota kebudayaan dunia,” paparnya.

    Menutup sambutannya, ia berharap budaya dapat terus dijaga dan dilestarikan, khususnya di Tabanan. “Budaya kita adalah jati diri bangsa. Kita harus menjaganya bersama-sama agar bisa dikenal di tengah peradaban dunia,” ucapnya.

    Sementara itu, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya menyampaikan rasa hormat atas kehadiran Fadli pada acara Temu Wicara Budaya. Forum ini menjadi ruang dialog antara masyarakat, seniman, budayawan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat dalam membahas potensi kebudayaan Tabanan, termasuk rencana pendirian Museum dan Galeri Seni Budaya.

    “Suatu kehormatan bagi kami atas kedatangan Menbud di Tabanan. Beginilah kultur agraris kami, di mana mayoritas masyarakat adalah petani. Kita harus bangga akan sejarah dan kekayaan budaya kita. Pemerintah Tabanan akan terus mendukung seluruh kegiatan budaya masyarakat untuk mendorong pelestarian budaya, menuju Tabanan yang aman, unggul, dan madani,” ucap I Komang Gede.

    Sebagai informasi, Temu Wicara Budaya di Tabanan menghadirkan Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya dan Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana sebagai narasumber, dan dimoderatori oleh seniman sekaligus dosen ISI Surakarta, I Gusti Nengah Nurata.

    Kegiatan ini juga menampilkan pameran seni rupa ‘Aneka Warna Gaya di Kota Pelangi’ sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah bersama komunitas terhadap karya para seniman Tabanan. Pameran resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang ditandai dengan penaburan bunga Sandat diiringi dengan sajian lagu daerah Bali berjudul ‘Bungan Sandat’.

    Hadir dalam acara ini, Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga; Kapolres Tabanan, I Putu Bayu Pati; Dandim 1619/Tabanan, Letkol Inf Trijuang Danarjati; Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana; para seniman, budayawan, serta masyarakat setempat.

    Turut mendampingi Menteri Kebudayaan, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi; serta Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja.

    (prf/ega)