kab/kota: Jati

  • Buru Pelaku Pembuang Bayi di Hutan Malo Bojonegoro, Polisi Sisir RS dan Puskesmas

    Buru Pelaku Pembuang Bayi di Hutan Malo Bojonegoro, Polisi Sisir RS dan Puskesmas

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro tengah memburu pelaku yang tega membuang bayi di kawasan Hutan Jati, Desa Kacangan, Kecamatan Malo. Satreskrim Polres Bojonegoro kini melakukan penyisiran dan pengumpulan data di sejumlah rumah sakit (RS) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat untuk mengidentifikasi orang tua bayi tersebut, Kamis (16/10/2025).

    Kasatreskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono, mengungkapkan bahwa timnya fokus pada pencarian data ibu hamil dan melahirkan dari fasilitas kesehatan. Langkah ini diambil sebagai upaya awal untuk mempersempit lingkaran penyelidikan.

    “Kami masih terus menyelidiki kasus ini. Anggota tim saat ini mendatangi beberapa rumah sakit hingga puskesmas untuk mendapatkan data,” jelas AKP Bayu.

    Saat ini, jasad bayi perempuan yang diperkirakan berusia sekitar satu minggu tersebut telah dibawa ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro untuk proses autopsi. “Setelah dilakukan identifikasi di lokasi penemuan, jasad langsung dibawa ke RSUD Bojonegoro guna autopsi lebih lanjut,” tambah mantan Kanit Jatanras Polres Bandar Lampung ini.

    Untuk diketahui, penemuan jasad bayi ini sempat menggemparkan warga Desa Kacangan, Kecamatan Malo. Peristiwa itu terungkap pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 10.30 WIB ketika dua warga yang sedang mencari rumput mencium bau busuk dari balik tumpukan ilalang kering.

    Setelah didekati dan dibongkar, mereka menemukan jasad bayi yang sudah meninggal dunia. Bayi tersebut terbungkus dalam tas plastik berwarna kuning dan kemudian dilapisi lagi dengan tas plastik berwarna hijau. Polisi masih mendalami motif di balik pembuangan bayi tersebut. [lus/ian]

  • Peneliti BRIN dukung pembangunan ulang Ponpes Al Khoziny pakai APBN

    Peneliti BRIN dukung pembangunan ulang Ponpes Al Khoziny pakai APBN

    Jakarta (ANTARA) – Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mendukung rencana pemerintah membantu pembangunan ulang Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan memakai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

    “Pesantren adalah institusi penyelenggara pendidikan yang merupakan barang publik sehingga penggunaan APBN selaku dana publik untuk pembangunan kembali sebenarnya sudah selaras karena dana publik untuk barang publik,” ujar Wasisto dalam keterangannya yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Ia mengingatkan agar pemerintah atau Satuan Tugas Penataan Pembangunan Pesantren, bila ingin memberikan bantuan rehabilitasi selain kepada Al Khoziny, maka diharuskan mengaudit gedung-gedung pesantren yang rawan roboh terlebih dahulu.

    Ia mengingatkan agar dalam proses audit tersebut dilakukan secara transparan.

    “Penggunaan APBN untuk audit pesantren perlu dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antarpesantren,” katanya.

    Ia juga mendorong pemerintah agar dalam penggunaan APBN ke depannya dapat diupayakan merehabilitasi rumah ibadah lain.

    “Ke depan, saya pikir tak hanya pesantren, namun juga bisa digelontorkan untuk pembangunan atau renovasi sarana peribadatan agama dan kepercayaan lain. Dengan demikian, semua umat beragama Indonesia mendapat akses dan perlakuan setara,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar mengungkapkan pemerintah membentuk Satgas Penataan Pembangunan Pesantren setelah terjadinya peristiwa robohnya bangunan Ponpes Al Khoziny.

    Ia mengatakan pemerintah memutuskan membantu pembangunan ulang Ponpes Al Khoziny untuk memastikan terciptanya rasa aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar, serta agar proses penanganan berjalan lebih cepat.

    “Teman-teman yang mengkritik pesantren kenapa kok dibantu, perlu dicatat pesantren adalah lembaga terbanyak yang tidak menerima bantuan dari pemerintah,” kata Muhaimin di Kantor Kemenko PM, Jakarta, Selasa (14/10).

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tren “outdoor wedding”, cara baru merayakan cinta yang lebih bermakna

    Tren “outdoor wedding”, cara baru merayakan cinta yang lebih bermakna

    Jakarta (ANTARA) – Bila dahulu pernikahan identik dengan acara formal di dalam gedung tertutup, kini semakin banyak pasangan yang mencari cara baru untuk merayakan cinta mereka, salah satunya melalui outdoor wedding.

    Ini adalah konsep pernikahan di ruang terbuka yang menghadirkan pengalaman lebih personal, intim, dan penuh makna.

    Tren pernikahan di alam terbuka tidak muncul secara tiba-tiba. Tetapi merupakan hasil dari perubahan nilai-nilai generasi saat ini yang menempatkan makna dan pengalaman di atas kemewahan dan formalitas.

    Terlebih saat ini, ketika banyak pasangan modern tidak lagi sekadar menginginkan pesta megah dengan ribuan tamu, tetapi lebih memilih perayaan yang jujur mencerminkan kepribadian mereka.

    Mereka menginginkan acara yang bukan hanya indah dilihat, tetapi juga menyentuh hati, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang terdekat yang hadir.

    Di tengah perubahan pola pikir inilah outdoor wedding menjadi jawaban, menawarkan pengalaman yang autentik sekaligus berbeda dari tradisi konvensional.

    Pernikahan di alam terbuka menghadirkan dimensi baru dalam cara seseorang merayakan cinta. Di bawah langit luas dan hamparan hijau, suasana sakral tidak lagi diciptakan oleh gemerlap lampu dan dekorasi artifisial, melainkan oleh keindahan alami yang telah tersedia.

    Langit biru, sinar matahari sore yang hangat, aroma tanah setelah hujan, dan semilir angin yang menyentuh kulit, semuanya menjadi elemen yang memperkaya pengalaman emosional dalam momen sakral itu.

    Alam menjadi latar yang hidup, menghadirkan energi yang berbeda dari ruang tertutup mana pun. Bagi banyak pasangan, suasana ini menciptakan simbol, cinta yang tumbuh alami, bebas, dan berakar kuat seperti pohon yang menancap di bumi.

    Selain menawarkan keindahan estetika, outdoor wedding juga membuka ruang kreativitas yang nyaris tak terbatas.

    Tidak ada tembok yang membatasi imajinasi. Pesta bisa digelar di tengah taman yang rindang, di tepi danau, di bawah rimbun pepohonan, atau bahkan di padang rumput terbuka dengan pemandangan matahari terbenam.

    Tema acara pun bisa disesuaikan dengan karakter pasangan mulai dari suasana bohemian yang santai, nuansa klasik Eropa yang elegan, hingga pesta bergaya piknik yang hangat dan bersahabat.

    Setiap elemen, dari dekorasi hingga tata cahaya, bisa dirancang agar menyatu dengan lanskap alam, menciptakan kesan alami yang tidak bisa ditiru oleh dekorasi buatan di dalam ruangan.

    Keunggulan lain dari outdoor wedding adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang lebih intim dan emosional.

    Alih-alih mengundang ribuan tamu dalam format resepsi besar yang cenderung formal, banyak pasangan kini memilih konsep intimate wedding, pernikahan dengan tamu terbatas namun penuh makna.

    Dalam suasana yang lebih hangat dan santai ini, interaksi menjadi lebih dekat, percakapan lebih bermakna, dan setiap momen terasa lebih personal.

    Bukan hanya pasangan yang merasakan kedalaman momen itu, tetapi juga para tamu yang menjadi bagian dari kisah tersebut.

    Tren ini juga mencerminkan kesadaran ekologis yang semakin kuat di kalangan generasi muda. Merayakan pernikahan di ruang terbuka sering kali berarti memanfaatkan keindahan alam yang sudah ada tanpa perlu menciptakan dekorasi berlebihan.

    Banyak pasangan kini memilih material yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, atau bahkan menggabungkan konsep pernikahan dengan kegiatan penghijauan atau pelestarian lingkungan.

    Dengan cara ini, pernikahan tidak hanya menjadi perayaan cinta, tetapi juga pernyataan nilai dan komitmen terhadap masa depan yang lebih berkelanjutan.

    Yang menarik, pergeseran menuju outdoor wedding juga menciptakan dampak ekonomi yang luas. Industri pernikahan kini berkembang melampaui gedung-gedung konvensional.

    Taman kota, kebun raya, lapangan golf, hingga kawasan wisata alam mulai melihat potensi besar sebagai lokasi pernikahan.

    Perubahan ini menciptakan peluang baru bagi pelaku usaha lokal, mulai dari penyedia dekorasi alam, fotografer yang spesialis menangkap cahaya alami, hingga UMKM kuliner yang menawarkan pengalaman gastronomi khas daerah.

    Dengan kata lain, tren ini bukan hanya tentang gaya hidup, tetapi juga membuka ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif.

    Di Indonesia, konsep pernikahan luar ruang ini semakin mendapat tempat dan menjadi inspirasi bagi banyak calon pengantin.

    Inspirasi konsep

    Salah satu wadah yang turut mempromosikan gagasan outdoor wedding misalnya Jababeka Wedding Expo 2025, yang menghadirkan beragam ide dan inovasi tentang bagaimana sebuah pernikahan dapat dirancang menyatu dengan alam pada pertengahan Oktober 2025.

    Calon pengantin misalnya mendapatkan pilihan untuk menggelar seremoni pernikahannya di Jababeka Golf & Country Club, sebuah kawasan lapangan golf yang hijau dan asri di Cikarang, Jawa Barat.

    Selain juga bisa menggali inspirasi sekaligus menyaksikan pameran vendor pernikahan bagi para calon pengantin yang ingin mewujudkan pernikahan dengan konsep outdoor yang berbeda dari biasanya.

    Sekarang ini memang semakin banyak ajang semacam ini yang bukan sekadar pameran vendor, tetapi juga ruang belajar bagi calon pasangan untuk memahami bahwa pernikahan tidak harus selalu mengikuti pola yang sama.

    Sebab mereka bisa sekaligus merancang karya seni personal yang mencerminkan jati diri dua orang yang saling mencintai.

    Ini kemudian disadari sebagai lebih dari sekadar tren sesaat, karena outdoor wedding sebenarnya mencerminkan perubahan cara seseorang memaknai cinta dan kehidupan.

    Pernikahan bukan lagi tentang bagaimana membuat orang lain terkesan, tetapi bagaimana menciptakan momen yang paling bermakna bagi diri sendiri.

    Ini tentang keberanian untuk merancang kisah cinta sesuai nilai yang diyakini, tentang kebebasan untuk merayakannya di ruang yang terasa paling tepat, dan tentang kesadaran bahwa hari itu seharusnya menjadi cerminan dari kehidupan yang akan dijalani bersama.

    Pada akhirnya, merayakan pernikahan di bawah langit terbuka mengajarkan pada satu hal penting, cinta yang sejati selalu menemukan cara untuk tumbuh.

    Seperti tanaman yang menyerap sinar matahari dan hujan untuk tumbuh kuat, hubungan pun butuh ruang terbuka untuk berkembang.

    Dan di tengah hamparan hijau alam semesta, dua insan yang saling mencintai bisa memulai perjalanan hidup mereka bukan hanya dengan janji, tetapi juga dengan kesadaran penuh akan keindahan hidup yang akan mereka bangun bersama.

    Inilah makna terdalam dari outdoor wedding, bukan sekadar perayaan, melainkan karya seni hidup yang akan terus tumbuh, berubah, dan berkembang bersama waktu.

    *) Penulis adalah Event Manager Jababeka Golf.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Empat kelurahan di Jaktim jadi contoh desa binaan untuk cegah TPPO

    Empat kelurahan di Jaktim jadi contoh desa binaan untuk cegah TPPO

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Timur Earias Wirawan menyebutkan empat kelurahan di Jakarta Timur menjadi percontohan terbentuknya desa binaan untuk mencegah tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

    “Saat ini di Jakarta Timur yang memiliki 65 kelurahan dan 10 kecamatan, sudah ada empat kelurahan yang menjadi contoh desa binaan dalam rangka upaya mencegah TPPO di wilayah setempat,” kata Earias saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Empat kelurahan tersebut, yakni Cipinang Besar Utara, Cipinang Besar Selatan, Ciracas, dan Jati. Masing-masing kelurahan memiliki karakteristik dan tingkat kerawanan yang berbeda.

    Ada yang rawan aktivitas warga negara asing (WNA), ada pula yang memiliki potensi tinggi terhadap keberangkatan pekerja migran ilegal.

    “Kita di kantor imigrasi memetakan karakteristik setiap kelurahan. Ada yang rawan aktivitas orang asing, ada yang rawan pekerja ilegal. Empat kelurahan ini sifatnya masih campuran karena kita melihat potensi kerawanannya relatif merata,” jelas Earias.

    Selain itu, kawasan Bassura (Basuki Rahmat) juga menjadi titik rawan dengan aktivitas orang asing yang cukup tinggi. Tepatnya, di Apartemen Bassura City.

    Meskipun, wilayah itu tidak termasuk dalam kelurahan binaan, pengawasan terhadap aktivitas WNA di sana tetap dilakukan secara intensif.

    “Di Basura itu paling banyak kita dapat informasi tentang keberadaan WNA. Walaupun bukan wilayah desa binaan, kalau ada yang dianggap mengganggu, tetap bisa disampaikan ke kita,” ucap Earias.

    Dia menuturkan, peran warga dalam memberikan laporan lapangan sangat penting karena aparat imigrasi tidak bisa selalu memantau seluruh wilayah Jakarta Timur. Kolaborasi antara masyarakat dan petugas menjadi kunci utama efektivitas pengawasan.

    Sebelumnya, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Daerah Khusus Jakarta menyatakan terus memperkuat peran Desa Binaan di setiap kelurahan untuk mencegah kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke negara rawan.

    “Jadi ada yang namanya pembentukan desa binaan, ini berkaitan dengan pencegahan TPPO khususnya yang melibatkan warga negara Indonesia (WNI) yang digencarkan di wilayah kelurahan,” kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Daerah Khusus Jakarta Pamuji Raharja di Jakarta, Selasa (14/10).

    Program Desa Binaan dibentuk untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap maraknya tawaran kerja di luar negeri yang seringkali menjadi modus perdagangan orang.

    Pembentukan desa binaan sejak tahun lalu ini merupakan bagian dari 13 program akselerasi Menteri Hukum dan HAM yang menekankan peran aktif imigrasi dalam pengawasan orang asing dan perlindungan masyarakat dari kejahatan lintas negara.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebersamaan dalam Melanjutkan Legacy, Nojorono Memasuki Babaknya di Industri selama 93 Tahun

    Kebersamaan dalam Melanjutkan Legacy, Nojorono Memasuki Babaknya di Industri selama 93 Tahun

    Jakarta: Setiap perjalanan panjang selalu meninggalkan jejak nilai yang membentuk jati diri. Bagi PT Nojorono Tobacco International (Nojorono), 93 tahun merupakan bentuk akan kebersamaan yang terus tumbuh dan semangat untuk menjaga warisan budaya kretek di tanah Kudus. 

    Sejak berdiri pada 14 Oktober 1932, fondasi kekeluargaan menjadi napas yang menggerakkan perusahaan untuk terus bertahan, beradaptasi, dan melangkah menuju satu abad di industri. Berakar pada warisan nilai dan bertumbuh dalam perubahan, Nojorono menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan kontribusi sosial.

    Sepanjang tahun 2025, berbagai langkah inovatif dihadirkan untuk memperkuat relevansi perusahaan di tengah dinamika industri.  Salah satunya melalui peluncuran Clas Mild Elite di tahun 2025, yang menjadi simbol dari kemampuan Nojorono berinovasi tanpa meninggalkan nilai otentik dan kualitas yang telah menjadi ciri khas sejak awal berdiri.

    Di sisi lain, Nojorono juga memperkuat komitmen dalam menginspirasi semangat kreatif
    generasi muda melalui program #PuntungBeruntung, yang kini memasuki babak
    ketiganya. Kampanye ini mengajak masyarakat melihat pasca konsumsi rokok bukan
    sebagai limbah, melainkan peluang inovatif yang dapat diolah menjadi bahan baku
    material bernilai. 
     

    Merefleksikan keberanian Nojorono untuk berpikir di luar kebiasaan dan menciptakan ruang kolaborasi antara industri, komunitas, serta pelaku kreatif. “Setiap inovasi yang kami lahirkan, baik melalui produk maupun inisiatif sosial, berakar pada nilai dan kebersamaan. Bagi kami, mempertahankan warisan berarti menumbuhkannya agar tetap relevan dengan zaman. Inovasi seperti Clas Mild Elite, ragam inovasi rasa dari kelas Clas Mild Family dan Djinggo, maupun #PuntungBeruntung menjadi bukti bahwa Nojorono tidak hanya menjaga yang sudah ada, tetapi juga menyiapkan langkah menuju masa depan,” kata Presiden Direktur PT Nojorono Tobacco International Surjadi Lukman.

    Mengusung tema #UnitedInLegacy, selebrasi HUT ke-93 menjadi momentum bagi
    Nojorono untuk menegaskan bahwa kekuatan kebersamaan adalah kunci dalam
    menjaga warisan yang telah dibangun lintas generasi. “Selebrasi ini kami dedikasikan bagi
    seluruh insan Nojorono dan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam
    perjalanan panjang perusahaan. Di balik setiap pencapaian, ada semangat kebersamaan
    yang membuat Nojorono tetap kokoh dan relevan hingga hari ini,” tambah Surjadi.

    Rangkaian perayaan HUT ke-93 Nojorono berlangsung pada 13–15 Oktober 2025 dalam
    suasana hangat dan khidmat. Acara dibuka dengan donor darah, dilanjutkan Misa Syukur
    dan Pengajian sebagai ungkapan rasa syukur lintas keyakinan, lalu ditutup dengan pesta
    rakyat yang menjadi simbol kebersamaan keluarga besar Nojorono, dimeriahkan oleh
    penampilan Guyon Waton dan Tari Caping Kalo.

    Jakarta: Setiap perjalanan panjang selalu meninggalkan jejak nilai yang membentuk jati diri. Bagi PT Nojorono Tobacco International (Nojorono), 93 tahun merupakan bentuk akan kebersamaan yang terus tumbuh dan semangat untuk menjaga warisan budaya kretek di tanah Kudus. 
     
    Sejak berdiri pada 14 Oktober 1932, fondasi kekeluargaan menjadi napas yang menggerakkan perusahaan untuk terus bertahan, beradaptasi, dan melangkah menuju satu abad di industri. Berakar pada warisan nilai dan bertumbuh dalam perubahan, Nojorono menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan kontribusi sosial.
     
    Sepanjang tahun 2025, berbagai langkah inovatif dihadirkan untuk memperkuat relevansi perusahaan di tengah dinamika industri.  Salah satunya melalui peluncuran Clas Mild Elite di tahun 2025, yang menjadi simbol dari kemampuan Nojorono berinovasi tanpa meninggalkan nilai otentik dan kualitas yang telah menjadi ciri khas sejak awal berdiri.

    Di sisi lain, Nojorono juga memperkuat komitmen dalam menginspirasi semangat kreatif
    generasi muda melalui program #PuntungBeruntung, yang kini memasuki babak
    ketiganya. Kampanye ini mengajak masyarakat melihat pasca konsumsi rokok bukan
    sebagai limbah, melainkan peluang inovatif yang dapat diolah menjadi bahan baku
    material bernilai. 
     

     
    Merefleksikan keberanian Nojorono untuk berpikir di luar kebiasaan dan menciptakan ruang kolaborasi antara industri, komunitas, serta pelaku kreatif. “Setiap inovasi yang kami lahirkan, baik melalui produk maupun inisiatif sosial, berakar pada nilai dan kebersamaan. Bagi kami, mempertahankan warisan berarti menumbuhkannya agar tetap relevan dengan zaman. Inovasi seperti Clas Mild Elite, ragam inovasi rasa dari kelas Clas Mild Family dan Djinggo, maupun #PuntungBeruntung menjadi bukti bahwa Nojorono tidak hanya menjaga yang sudah ada, tetapi juga menyiapkan langkah menuju masa depan,” kata Presiden Direktur PT Nojorono Tobacco International Surjadi Lukman.
     
    Mengusung tema #UnitedInLegacy, selebrasi HUT ke-93 menjadi momentum bagi
    Nojorono untuk menegaskan bahwa kekuatan kebersamaan adalah kunci dalam
    menjaga warisan yang telah dibangun lintas generasi. “Selebrasi ini kami dedikasikan bagi
    seluruh insan Nojorono dan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam
    perjalanan panjang perusahaan. Di balik setiap pencapaian, ada semangat kebersamaan
    yang membuat Nojorono tetap kokoh dan relevan hingga hari ini,” tambah Surjadi.
     
    Rangkaian perayaan HUT ke-93 Nojorono berlangsung pada 13–15 Oktober 2025 dalam
    suasana hangat dan khidmat. Acara dibuka dengan donor darah, dilanjutkan Misa Syukur
    dan Pengajian sebagai ungkapan rasa syukur lintas keyakinan, lalu ditutup dengan pesta
    rakyat yang menjadi simbol kebersamaan keluarga besar Nojorono, dimeriahkan oleh
    penampilan Guyon Waton dan Tari Caping Kalo.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Usai Viral, Jalan Berlubang dan Tergenang Air di Kramat Jati Diperbaiki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Usai Viral, Jalan Berlubang dan Tergenang Air di Kramat Jati Diperbaiki Megapolitan 16 Oktober 2025

    Usai Viral, Jalan Berlubang dan Tergenang Air di Kramat Jati Diperbaiki
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebuah video yang memperlihatkan kondisi jalan berlubang dan tergenang air di Jalan Haji Bokir Bin Djiun, Kelurahan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, viral di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @ijoeel, tampak jalan yang rusak dipenuhi genangan air yang diduga berasal dari kebocoran pipa milik PAM Jaya.
    Selain berlubang, permukaan aspal juga tampak terkelupas sehingga membuat jalan menjadi tidak rata dan membahayakan pengendara, khususnya roda dua.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh ijoel (@ijoeel)
    Dalam video tersebut, tidak terlihat adanya rambu peringatan dari petugas di sekitar lokasi.

    Ini jalan rusak sudah banyak makan korban, enggak cuma rusak nih jalanan tapi juga ngeluarin air terus-terusan
    ,” tulis keterangan akun Instagram ijoeel.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Kamis (16/10/2025), jalan yang sebelumnya rusak itu kini telah diperbaiki.
    Aspal baru terlihat menutupi bagian yang semula berlubang dan air yang sempat menggenang sudah tidak tampak.
    Kendaraan kini dapat melintas dengan lancar meski pengendara masih perlu memperlambat laju kendaraannya karena adanya proyek di sisi jalan.
    Di sekitar lokasi juga terlihat tumpukan aspal dan tanda silang yang dibuat menggunakan cat semprot.
    Warga sekitar, Candra (47), mengatakan bahwa perbaikan jalan dilakukan segera setelah video tersebut viral.
    “Iya kalau enggak salah itu kemarin malam (diperbaiki) sebenarnya sering dilaporkan dan sering diperbaiki, tapi selalu bolong lagi,” jelas Candra saat ditemui, Kamis.
    Menurut dia, kerusakan jalan sudah terjadi sekitar tiga minggu terakhir akibat kebocoran air dan banyaknya kendaraan besar yang melintas.
    “Mungkin air PAM bocor terus di sini yang lewat banyak Transjakarta dari arah Pinang Ranti. Jadi lama-lama rusak, karena jalan tergenang dilintasi kendaraan besar,” ungkapnya.
    Candra menambahkan, jalan rusak itu kerap menyebabkan kecelakaan, terutama pada malam hari.
    “Sering banget kecelakan, tapi enggak (sampai) meninggal, cuma luka. Mungkin karena ngebut eh tapi jalan gelombang, sering malem kecelakan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Jakpus tertibkan PKL di Jalur Transjakarta Tanah Abang 2

    Pemkot Jakpus tertibkan PKL di Jalur Transjakarta Tanah Abang 2

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat menertibkan pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar di area sekitar jalur Transjakarta Halte Tanah Abang 2 dalam rangka menjaga keamanan, dan ketertiban umum.

    “Kita lihat sendiri banyaknya PKL yang menggunakan trotoar, termasuk parkir liar, serta angkutan umum yang berhenti sembarangan menimbulkan keresahan bagi warga, jadi kita tertibkan supaya lebih nyaman,” kata Kepala Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Pusat TP Purba di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, penertiban dilakukan oleh 100 petugas gabungan dan menyasar PKL di sepanjang Jalan Jati Baru Raya, Kelurahan Kampung Bali, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Purba mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan wali kota untuk menertibkan jalur perlintasan Transjakarta.

    Untuk sanksi yang diberikan hanya sebatas teguran, tetapi tidak menutup kemungkinan akan diberikan surat peringatan dan tindak pidana ringan (tipiring) bagi para pelanggar.

    “Harapannya, dengan dilakukan penertiban ini seluruh masyarakat dapat bersama menjaga ketertiban sehingga timbul rasa nyaman bagi sesama pengguna jalan,” ujarnya.

    Sementara itu, Wakil Camat Gambir Nuralamsyah menyampaikan apresiasi dalam mendukung program pemerintah untuk menjaga keamanan, dan ketertiban umum.

    “Saya harap tidak hanya dari pihak pemerintah, tetapi juga perlu adanya kolaborasi semua pihak untuk menjaga ketertiban di wilayah Stasiun Tanah Abang,” katanya.

    Untuk petugas gabungan yang terlibat dalam penertiban itu terdiri dari Satpol PP, Sudin Perhubungan, Bina Marga, dan TNI-Polri.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Geng Motor yang Serang Warkop di Tanah Abang Sudah Ditangkap Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Geng Motor yang Serang Warkop di Tanah Abang Sudah Ditangkap Polisi Megapolitan 16 Oktober 2025

    Geng Motor yang Serang Warkop di Tanah Abang Sudah Ditangkap Polisi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi memastikan kelompok geng motor yang menyerang warung kopi (warkop) di wilayah Jalan Jati Baru I, Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah ditangkap.
    “Pelaku sudah ditangkap Resmob Polda Metro Jaya,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra saat dihubungi
    Kompas.com
    , Kamis (16/10/2025).
    Namun, Roby belum mengungkapkan lebih jauh mengenai identitas pelaku maupun kronologi penangkapan.
    “Data pelaku ada, tapi belum kita rilis karena masih pengembangan. Masih pengembangan perkaranya,” ujar dia.
    Kompas.com
     telah berupaya meminta keterangan lebih lanjut kepada Kasat Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy terkait penangkapan tersebut.
    Namun, hingga berita ini ditayangkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan.
    Sebelumnya, sebuah warkop di Jalan Jati Baru I, Tanah Abang, diserang sekelompok geng motor pada Rabu (8/10/2025) dini hari.
    Akibat kejadian itu, dua orang mengalami luka-luka, yakni pemilik warkop Saddam Nazili (24) dan karyawannya, Andi Prasetyo (21). Keduanya terluka akibat sabetan senjata tajam dan tembakan pistol angin.
    Serangan terjadi sekitar pukul 00.17 WIB ketika beberapa pelanggan masih nongkrong di lokasi.
    Berdasarkan keterangan saksi, sekitar 30 orang pelaku datang mengendarai 15 sepeda motor sambil membawa celurit dan pistol angin.
    “Awalnya mereka lewat dulu, terus muter balik, tiba-tiba nyerang sambil bawa celurit dan pistol angin,” kata Andi kepada
    Kompas.com
    , Kamis (9/10/2025).
    Pelaku menyerang secara membabi buta, merusak peralatan warkop, serta mengambil uang tunai Rp 2,3 juta hasil penjualan selama lima hari.
    Mereka juga sempat merampas empat ponsel milik karyawan dan pelanggan, namun perangkat itu berhasil direbut kembali.
    Serangan geng motor tersebut bukan yang pertama. Dalam empat bulan terakhir, warkop milik Saddam sudah tiga kali menjadi sasaran kelompok tidak dikenal.
    “Yang pertama dan kedua cuma gertak-gertak, yang kemarin paling parah karena sudah pakai senjata,” ujar Saddam.
    Ia menduga serangan kali ini terjadi karena salah sasaran, lantaran para pelaku mengira warkopnya sebagai markas kelompok geng lain yang sering nongkrong di lokasi.
    “Mereka nyari seseorang dari geng lain. Tapi karena dikira kami bagian dari mereka, jadinya kami yang kena,” katanya.
    Kasus ini sebelumnya dilaporkan ke Polsek Metro Tanah Abang dengan Nomor Laporan B/212/X/2025/SPKT/SEKTRO TANAH ABANG.
    Kini, setelah penangkapan pelaku oleh tim Resmob Polda Metro Jaya, polisi masih melakukan pendalaman dan pengembangan untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pelaku lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Subadri dan Ularnya Menjaga Trotoar Jakarta dari Pengendara Motor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Subadri dan Ularnya Menjaga Trotoar Jakarta dari Pengendara Motor Megapolitan 16 Oktober 2025

    Subadri dan Ularnya Menjaga Trotoar Jakarta dari Pengendara Motor
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Di tengah riuhnya lalu lintas Jakarta Timur, di sebuah trotoar yang seharusnya menjadi ruang aman bagi pejalan kaki, seekor ular piton tiba-tiba menjadi pusat perhatian.
    Tubuh hewan melata panjang, berkilau disinari matahari pagi, tergeletak tenang di atas trotoar Jalan Haji Bokir Bin Djiun, Kramat Jati pada Rabu (15/10/2025).
    Orang-orang berhenti. Ada yang menatap waspada, ada yang mengeluarkan ponsel untuk merekam.
    Tak lama kemudian, video itu viral di media sosial.
    Namun di balik rekaman yang ramai dibagikan itu, ada kisah sederhana tentang seorang pria bernama Subadri, dan seekor ular peliharaannya.
    “Sebenarnya lagi jemur ular saja, bukan menakut-nakuti pengendara, tapi lama-lama kesel banyak motor naik trotoar,” ujar Subadri saat ditemui, Rabu (15/10/2025).
    Setiap pagi dan sore, Subadri biasa menjemur ularnya, seekor piton sepanjang empat meter yang telah ia pelihara selama 13 tahun.
    Tapi hari itu berbeda. Subadri menjemur dengan hati yang jengah.
    Subadri sudah berulang kali menegur para pengendara motor yang melintas di trotoar, tapi tak dihiraukan.
    “Itu kan jalan macet tapi motor jalan di trotoar tapi enggak mau turun, akhirnya saya keluarin. Maksud saya cuma biar pada turun ke jalan aja bukan di trotoar,” tuturnya pelan, dengan nada lelah tapi tegas.
    Bagi Subadri, ular bukan sekadar hewan peliharaan.
    Ia adalah teman lama, makhluk sunyi yang penuh makna.
    “Piton panjang empat meter, punya empat tapi yang kecil, nah yang kemarin itu sudah dipelihara sekitar 13 tahun,” katanya.
    Dalam kesunyian ular itu, Subadri seperti menemukan cara lain untuk berbicara, terutama pada mereka yang tak lagi menghormati batas antara jalan dan trotoar.
    Ia tak berteriak, tak marah, hanya membiarkan ularnya berdiam di atas trotoar, seakan berkata dengan caranya sendiri yakni ini bukan jalurmu.
    Dan benar saja, kehadiran ular itu membuat para pengendara berhenti. Tidak ada yang berani lewat.
    Tidak ada yang menyalip pejalan kaki. Hanya keheningan sejenak di tengah hiruk-pikuk kota, yang entah sejak kapan mulai kehilangan rasa tertibnya.
    (Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ponorogo Segera Punya Tugu 0,2 Kilometer, Landmark Baru Bernuansa Seni Lokal

    Ponorogo Segera Punya Tugu 0,2 Kilometer, Landmark Baru Bernuansa Seni Lokal

    Ponorogo (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo kembali menyiapkan ikon baru untuk mempercantik wajah kota. Setelah sebelumnya memiliki tugu 0 kilometer, kini segera hadir tugu 0,2 kilometer yang dibangun di kawasan Taman Sukowati, Kelurahan Keniten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Pembangunan dimulai awal Oktober dan ditargetkan rampung sebelum akhir tahun 2025.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, menjelaskan bahwa pembangunan tugu tersebut tidak sekadar proyek fisik, tetapi juga bagian dari upaya mempertegas identitas Ponorogo sebagai kota Reog dengan sentuhan estetika dan simbolik.

    Menurut Jamus, titik 0 kilometer Ponorogo sejatinya berada di persimpangan Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) dan Jalan Krakatau, sekitar 198 kilometer dari Surabaya. Namun, lokasi tersebut dinilai kurang representatif sebagai landmark kabupaten karena berada di pinggir jalan.

    “Di sana sudah ada tandanya terompet, tapi lokasinya kurang estetik sehingga tidak bisa menjadi say hello-nya Ponorogo. Karena itu atas masukan Pak Bupati, geser di Sukowati dan dihitung 0,2 km,” jelas Jamus, Kamis (16/10/2025).

    Pemindahan titik ini juga menyesuaikan perubahan status jalan. Sebelumnya, Jalan Soekarno-Hatta berstatus jalan nasional, namun kini menjadi jalan kabupaten. Pemkab pun memilih kawasan Taman Sukowati karena dinilai lebih representatif dan mudah dijangkau masyarakat.

    Pembangunan tugu 0,2 kilometer ini menelan anggaran sekitar Rp184 juta. Tak hanya menggunakan material beton dan semen, proyek ini juga melibatkan seniman lokal agar hasilnya memiliki nilai artistik dan karakter khas Ponorogo.

    “Nanti dilihat saja jadinya seperti apa, yang jelas bagus karena ada unsur seni dan prosesnya dilakukan hati-hati,” ujar Jamus.

    Tugu setinggi sekitar empat meter itu akan berdiri di belakang patung kuda Taman Sukowati, ruang publik yang selama ini menjadi salah satu titik favorit warga. Pemkab berharap tugu tersebut tidak hanya menjadi penanda jarak, tetapi juga simbol bahwa Ponorogo terus bergerak meneguhkan jati diri sebagai kota budaya yang berbenah dengan cita rasa estetika. [end/beq]