kab/kota: Jati

  • Pencarian Korban Hilang di Glodok Plaza Disebut Tak Mudah, Ini Alasannya – Page 3

    Pencarian Korban Hilang di Glodok Plaza Disebut Tak Mudah, Ini Alasannya – Page 3

    Sebelumnya, kondisi lima jenazah yang ditemukan di antara kebakaran puing bangunan lantai 8 ruang karaoke Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat sudah tak utuh.

    Menurut Kasi Ops Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Barat Syarifuddin, jenazah yang berhasil dievakuasi pihaknya belum dapat dipastikan jenis kelamin serta identitasnya. Menurut dia, kelima jenazah sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi.

    “Untuk jenis kelamin dan identifikasi itu karena sudah hancur, sudah tidak bisa diidentifikasi, mungkin nanti keterangan itu dari tim INAFIS (yang menyampaikan),” kata Syarifuddin saat ditemui di lokasi, Jumat (17/1/2025).

    Kelima jenazah berhasil dievakuasi di hari yang berbeda, di mana tiga jenazah ditemukan pada Kamis, 16 Januari 2025. Sedangkan dua lainnya ditemukan pada Jumat, (17/1/2025).

    Syarifuddin mengatakan, kondisi jenazah saat ditemukan terdiri dari potongan-potongan anggota tubuh yang terbakar. Dia menyebut, tak utuhnya kondisi korban dikarenakan panas yang amat tinggi saat kebakaran.

    “Sudah potongan-potongan saja karena memang ke bawah sudah panas sedemikian jadi sudah tidak bisa dikenali sama sekali. (Potongan tubuh yang ditemukan) kepala, tengkorak badan itu saja. Tubuhnya sudah tidak berbentuk,” ucap Syarifuddin.

    Adapun saat ini proses pendinginan masih berlangsung. Pendinginan melibatkan pasukan gabungan dari Pemadam Kebakaran (Damkar), TRC BPBD, PMI, AGD Dinkes, Dishub, Satpol PP, PLN, Personil PSKB/Tagana Dinsos, Personil Polsek dan Personil Koramil masih siaga di lokasi kebakaran.

    Proses pendinginan difokuskan petugas di lantai 7, 8, dan 9 gedung Glodok Plaza. Tak hanya itu, di lokasi garis polisi juga di pasang di luar area gedung Glodok Plaza. Nampak pula, serpihan kaca yang jatuh bertebaran di area bawah gedung yang terbakar.

    “Proses sekarang tetap pemadaman dan pendinginan, ini hampir tuntas,” kata Syarifuddin.

  • RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi Megapolitan 19 Januari 2025

    RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, melakukan pemeriksaan terhadap delapan jenazah korban
    kebakaran Glodok Plaza
    , Jakarta Barat.
    “Tentu saja delapan kantong jenazah yang kita terima itu kita periksa. Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menjelaskan, pemeriksaan kedelapan jenazah korban kebakaran tersebut akan dilakukan lewat gigi hingga pakaian yang digunakan terakhir kalinya.
    “Kemudian dari giginya mungkin ada beberapa yang kita temukan barang bukti gigi. Nah dari situ kita bisa analisa dari gigi kan bisa tahu nanti usianya berapa dan lain sebagainya. Kemudian terakhir sampel DNA-nya,” kata Ahmad.
    Ahmad menjelaskan, terdapat kendala dalam proses identifikasi korban kebakaran
    Glodok Plaza
    , yaitu sidik jari yang sudah tidak bisa terbaca.
    “Ya sejauh ini yang kita temukan saat ini memang sidik jari sudah tidak bisa. Ya mungkin saya enggak tau mungkin ada karena proses pencarian korban kan masih langsung ya,” ucap Ahmad.
    Ahmad mengungkapkan, untuk identifikasi korban dilakukan juga melalui tes DNA dari keluarga.
    “Jadi saat ini kita lakukan proses pendalaman data antemortem apa saja yang kurang. Terutama memang kita kejar adalah DNA. Karena DNA itu satu metode yang sangat kita andalkan,” tutur Ahmad.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (
    Deoxyribonucleic

    Acid
    ) yang dilakukan RS Polri Kramatjati akan dilakukan satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Harap Ada Kepastian Nasib Sinta Amelia yang Hilang Saat Kebakaran di Glodok Plaza – Halaman all

    Keluarga Harap Ada Kepastian Nasib Sinta Amelia yang Hilang Saat Kebakaran di Glodok Plaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keluarga Sinta Amelia, seorang wanita berusia 20 tahun yang tinggal di Ciracas, Jakarta Timur saat ini dalam keadaan kalut menunggu kepastian mengenai keberadaan Sinta.

    Sinta dilaporkan hilang setelah terjadinya kebakaran besar di Glodok Plaza, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) sekitar pukul 21.30 WIB.

    Robert Efendi Pasaribu, pihak keluarga Sinta, perempuan yang kerap tampil di layar kaca sebagai figuran sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-20 bersama lima teman perempuannya saat kebakaran terjadi. 

    “Merayakan ulang tahun bersama teman-temannya. Ulang tahunnya di tanggal 13 Januari,” ujar Robert saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Minggu, 19 Januari 2025.

    Awalnya keluarga Sinta tidak menyadari bahwa putri mereka termasuk dalam 14 orang yang dilaporkan hilang akibat kebakaran tersebut.

    Keluarga baru mengetahui keadaan ini setelah mendapat kabar dari salah satu teman Sinta yang berhasil selamat.

    Teman tersebut menjelaskan bahwa Sinta terjebak di dalam gedung saat insiden terjadi.

    Setelah menerima informasi dari teman Sinta, keluarga segera mencari informasi lebih lanjut dan diarahkan menuju RS Polri Kramat Jati untuk mengidentifikasi jenazah yang dibawa ke sana.

    Mereka pun sudah menyerahkan data pembanding antemortem, termasuk sidik jari dan DNA, kepada Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri.

    Juga sejumlah sampel ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dan tim DVI menjanjikan paling cepat dapat kabar identifikasi jenazah dua Minggu.

    Imelda tadi ditanya oleh tim DVI terkait pakaian terakhir dan aksesosir yang dikenakan sebelum peristiwa kebakaran.

    “Misalnya perhiasaannya, terus ditubuhnya ada apa saja, saya tahu itu kebakaran tapi enggak nyangka ada anak saya,” imbuhnya.

    Imelda, ibu Sinta, mengungkapkan bahwa ia terakhir berkomunikasi dengan Sinta sebelum kebakaran pada Rabu pagi.

    Saat berkomunikasi, Sinta tidak memberikan firasat apa pun.

    “Kamis pagi saya hubungi, nomornya sudah tidak aktif,” ujarnya di RS Polri pada Minggu, 19 Januari 2025.

    Imelda merasa cemas karena Sinta biasanya selalu menjawab teleponnya apapun kesibukannya.

    Namun, saat ia mencoba menghubungi Sinta pada malam kebakaran tidak ada balasan.

    Kecemasan semakin meningkat ketika ia menerima kabar bahwa anaknya mungkin menjadi korban kebakaran.

    Keluarga Sinta kini tengah menunggu informasi lebih lanjut dari Tim DVI mengenai identifikasi jenazah.

    Seorang pramugari bernama Osima Yukari diduga menjadi salah satu korban hilang saat kebakaran melanda Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025). (Tribunnews.com)

    Mereka berharap dapat menerima kabar secepatnya untuk mengetahui nasib Sinta.

    Dalam situasi yang sangat sulit ini, keluarga Sinta terus berharap untuk mendapatkan kepastian mengenai keberadaan anak mereka, meskipun harapan untuk Sinta ditemukan dalam kondisi hidup makin menipis seiring waktu.

    Saat ini tim DVI di RS Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel DNA dari keluarga korban untuk membantu identifikasi jenazah yang sulit dikenali akibat terbakar.

    Kombes Pol Ahmad Fauzi, Kabid DVI, menjelaskan bahwa keluarga korban mengunjungi mereka untuk menyerahkan sampel DNA sebagai bagian dari proses identifikasi. (Wartakota/Miftahul Munir/TribunJakarta)

     

     

  • RS Polri Terima 13 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza – Page 3

    RS Polri Terima 13 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati telah menerima 13 data DNA dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah.

    “Data ante mortem yang kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sampel DNA yang kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga, sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” tutur Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur (19/1/2025).

    Menurut Fauzi, penggunaan DNA untuk proses identifikasi jenazah memang memakan waktu satu hingga dua minggu. Dia pun meminta keluarga dapat menunggu penyelesaian langkah tersebut.

    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia ya. Nah dari situ nanti akan kita periksa, apabila lancar, mungkin sampel itu bisa kita olah, mungkin akan keluar profilnya,” jelas dia.

    Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, petugas akan melakukan pencocokan DNA dan menyimpulkan apakah berhasil atau belum dapat diproses. Sejauh ini, sudah ada delapan kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang masuk ke RS Polri Kramat Jati.

    “Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” Fauzi menandaskan.

    Diberitakan sebelumnya, satu kantong jenazah kembali dievakuasi dari lokasi kebakaran Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat, Sabtu 18 Januari 2025. Total, sudah ada delapan kantong jenazah yang sudah dievakuasi sejak Kamis 16 Januari 2025.

    Pantauan Liputan6.com, satu kantong jenazah itu dibawa keluar gedung sekira pukul 16.20WIB usai pencarian yang dilanjutkan sejak 14.15 WIB. Satu kantong jenazah yang ditemukan itu berupa serpihan, meliputi gigi, kulit, dan potongan tubuh yang tak lagi bisa dikenali.

    “Ya ada indikasi gigi dan ada indikasi potongan daging dan kulit. Jadi memang posisinya sudah tidak utuh. Jadi masih di kisaran itu,” kata Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakbar Joko Susilo saat ditemui di lokasi.

  • RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah mengambil sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    “Betul hingga Minggu sore sudah 14 keluarga yang diambil sampel DNA,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, pihaknya masih membuka posko laporan kehilangan anggota keluarga bagi pihak yang menduga keluarga mereka menjadi korban kebakaran tersebut.

    Ahmad menjelaskan, musibah ini termasuk “open disaster” sehingga kepastian siapa saja yang ada di lokasi dan belum dapat dipastikan jumlah korbannya.

    Hingga kini baru ada 14 keluarga yg melaporkan kemungkinan anggota keluarganya menjadi korban dari kebakaran tersebut.

    “Tidak menutup kemungkinan ada korban lain yang bisa saja menjadi korban tapi belum ada yang melaporkan,” kata dia.

    Ia mengatakan, metode pemeriksaan sampel DNA ini satu metode yang sangat diandalkan. Jadi ketika metode lain sudah tidak dapat diandalkan diharapkan dengan DNA ini bisa lengkap identitas korban.

    ” DNA itu ada sifatnya ‘direct’ dan ‘indirect’. Kalau ‘direct’ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” katanya.

    Misalnya, sikat gigi yang habis dipakai, biasanya sikat gigi kan tidak tukar-tukaran. “Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat gigi korban,” kata dia.

    Kemudian dari pakaian dalam terutama yang belum dicuci juga ada bukti DNA. “Sedangkan yang tidak langsung itu justru dari keluarga,” kata dia.

    Selain itu, RS Polri hingga Minggu sore sudah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian kebakaran Glodok Plaza.

    “Saya ingatkan 8 kantor jenazah bukan berarti 8 jenazah karena bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” kata dia.

    Hingga kini proses pencarian korban masih berlangsung dan pihaknya sudah membuka Posko Ante Mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko Ante Mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam.

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga Sinta Amelia (20) yang diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza di Jakarta Barat berharap ada keajaiban dari Tuhan dan anaknya dapat ditemukan keberadaannya.

    “Mohon doa untuk anak saya agar ada keajaiban sehingga dapat ditemukan dalam keadaan apapun,” kata ibu korban Imelda usai melapor di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu.

    Ia mengaku tidak menyangka anak kesayangannya menjadi salah satu korban hilang dari peristiwa kebakaran hebat tersebut.

    “Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya,” kata dia.

    Imelda mengakui dirinya tidak mengetahui Sinta Amelia pergi ke Glodok Plaza untuk merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.

    Ia mengatakan, baru mengetahui anaknya menjadi korban hilang setelah diberitahu teman Sinta yang mengetahui bahwa anaknya berada di lokasi tersebut.

    “Teman ini mengetahui dan memberitahu saya bahwa anaknya merayakan ulang tahun di sana,” kata dia.

    Ia mengatakan, terakhir kali berkomunikasi dengan Sinta pada Rabu siang sekitar pukul 10.30 WIB dan hingga malam tidak ada informasi apa-apa.

    “Kamis pagi saya menelepon dia tapi tidak angkat. Saya bingung karena biasanya anak ini sesibuk apapun pasti angkat telepon,” kata dia.

    Lalu setelah telepon seluler miliknya mati akibat kehabisan baterai dan sorenya setelah hidup baru diketahui ada info tersebut dari temannya.

    “Dia tidak izin pergi ke Glodok untuk merayakan ulang tahun. Tapi sebelumnya saya tahu dia merayakan ulang tahun beberapa hari sebelumnya di tempat lain,” kata dia.

    Ia mengatakan hari ini dirinya datang ke RS Polri membuat laporan hilang untuk mengetahui apa benar anaknya menjadi salah satu korban kebakaran tersebut.

    “Saya serahkan foto, kartu keluarga, sama sampel DNA serta ciri-ciri anaknya,” kata dia,

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1)

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • PLN Beberkan Tantangan Simpan Karbon PLTU, Tarif Masih Tinggi

    PLN Beberkan Tantangan Simpan Karbon PLTU, Tarif Masih Tinggi

    Bisnis.com, BOGOR – PT PLN Enjiniring menyebutkan tarif untuk menangkap dan menyimpan karbon dengan teknologi carbon capture and storage (CCS) masih cukup mahal yakni sebesar US$40 per ton karbon yang disimpan. Hal ini menjadi tantangan bagi produsen emisi (emitter), termasuk PLN yang menghasilkan karbon dari PLTU.

    Presiden Direktur PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah mengatakan, tarif tersebut masih jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan penerapan renewable energy atau energi terbarukan seperti pembangkit berbasis gas yang 2-3 kali lipat lebih murah.

    “Kalau ditanya sampai mana CCS dan CCUS di PLN, kita studi, biayanya masih US$40 per ton. Sementara kalau di gas itu mungkin bisa di US$12, US$15, US$20, jadi bisa masuk 2-3 kali lipatnya,” kata Chairani dalam agenda Understanding Carbon Capture and Storage (CCS), dikutip Minggu (19/1/2025). 

    Dia menerangkan, dengan tarif simpan karbon US$40 per ton tersebut, maka ongkos produksi yang harus dikeluarkan PLN mencapai US$12 sen per kWh. Sementara itu, biaya produksi ideal dari PLN maksimal US$8 sen per kWh untuk dapat mencapai tarif listrik Rp1.467 per kWh yang diterapkan saat ini. 

    “Jadi US$4 sen itu kelebihan itu yang harus ditanggung oleh subsidi, kita sayang kenapa negara harus menyubsidi PLN, sementara uang itu kita butuhkan untuk bangun sekolah, bangun jembatan, rumah sakit, kenapa nggak uangnya lari kesitu,” ujarnya. 

    Untuk itu, produksi listrik tetap perlu mempertimbangkan biaya produksi yang murah, terlebih untuk mendukung komitmen net zero emission (NZE) 2060. Kendati demikian, PLN tetap berencana untuk memulai pemasangan CCS pada sejumlah pembangkitnya mulai 2040. 

    Adapun, pembangkit yang direncanakan untuk dipasang CCS yaitu  PLTU Suralaya (batu bara) Unit 1-7, PLTU Indramayu (batu bara) Unit 1-3, PLTGU Tambak Lorok (gas) Block 1-2, PLTU Tanjung Jati B (batu bara) Unit 1-4.

    Sembari mengkaji keekonomian dari pemasangan CCS, PLN juga terus mengembangkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mulai dari air, solar panel, geotermal, dan lainnya. 

    “Jadi ini challenge buat para engineer, bukan masalah, wong teknologinya ada, mau dipasang, pasang aja tapi kan biaya jadi naik, akhirnya subsidi listriknya jadi bertambah karena itu kita harus pilih betul beberapa lokasi yang kita mau pakai CCS,” terangnya.  

    Saat ini, PLN tengah mengkaji model perhitungan keekoomian yang lebih baik sehingga dapat mendapatkan harga yang paling rendah. Dia berharap harga pemasangan dan penyimpanan karbon dari PLTU dengan CCS bisa lebih murah. 

    “Usulan kami dari para engineer seperti itu, dengan begitu kita harapkan biaya sen per kWh kalau PLTU ditambahin sama kenaikan sen per kWh PLTU kalau ditambahin CCS itu masih bisa ditanggung secara sistem kelistrikan,” jelasnya. 

  • Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Jakarta (ANTARA) – Korban hilang dalam kebakaran Plaza Godok, Jakarta Barat, Dian Cahyani (29) saat kejadian pamit kepada keluarga pergi ke Jakarta untuk bertemu teman-temanya dan hingga hari ini mereka belum mendapatkan informasi keberadaan korban.

    “Rabu sore dia sempat kontak adik saya mau pergi main ke Glodok Plaza dan hingga saat ini dia tidak bisa dihubungi,” kata keluarga Dian Cahyani, Ade Mulyani di Jakarta, Minggu.

    Ade hari ini ke RS Polri mengantarkan ayahnya yang juga ayah Dian Cahyani, Sukarna untuk mengantarkan sampel DNA.

    “Kemarin saya sudah berikan dokumen serta barang-barang milik Dian dan hari ini mereka mau ambil sampel orang tua saya,” kata dia.

    Dian Cahyani berdomisili di Pontianak (Kalimantan Barat) dan pada tahun baru lalu pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk berlibur.

    “Dia ambil cuti dari pekerjaan dan pulang ke rumah orang tua di Bogor. Hari itu dirinya pergi,” kata dia.

    Ade mengakui mengetahui adanya peristiwa kebakaran hebat di Glodok Plaza pada Rabu malam dari siaran berita di televisi.

    Lalu adiknya menghubungi agar menghubungi korban karena sudah tidak bisa dihubungi sejak peristiwa tersebut.

    “Adik saya yang satu mengatakan Dian ada di Glodok Plaza bersama teman-temannya dan saya tidak mengenal mereka. Saya hubungi tapi tidak aktif,” kata dia.

    Hingga saat ini dirinya beserta keluarga belum mendapatkan info apapun dan pihak RS Polri menyatakan data ini baru bisa diketahui satu hingga dua minggu. “Kami berharap cepat ketemu dan mudah-mudahan baik-baik saja,” kata dia.

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1).

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Korban Tewas, Proses Identifikasi, dan Pencarian Disetop Sementara

    Korban Tewas, Proses Identifikasi, dan Pencarian Disetop Sementara

    Jakarta: Jumlah korban tewas akibat kebakaran besar di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, terus bertambah. Hingga Minggu, 19 Januari 2025, Pusat Data dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) DKI Jakarta mengonfirmasi bahwa delapan kantong jenazah telah dievakuasi dari lokasi kejadian. 

    Seluruh korban dinyatakan meninggal dunia tanpa ada yang menjalani perawatan di rumah sakit.

    Di tengah upaya identifikasi jenazah yang masih berlangsung di RS Polri Kramat Jati, pencarian korban lain untuk sementara dihentikan. Sementara itu, sebanyak 14 orang masih dinyatakan hilang berdasarkan laporan dari keluarga dan rekan korban yang telah disampaikan ke Posko Kesehatan. 

    Kebakaran yang melanda Glodok Plaza sejak Rabu, 15 Januari 2025 malam ini menambah sorotan terhadap pentingnya evaluasi standar keselamatan gedung di kawasan tersebut.
    1. Korban Tewas Bertambah Menjadi 8 Orang
    Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran besar di Glodok Plaza bertambah menjadi delapan orang. Pusdalops BPBD DKI Jakarta, total jenazah yang telah dievakuasi mencapai delapan kantong.

    “Untuk jumlah (korban tewas) yang sudah dievakuasi berjumlah 8 kantong jenazah,” tulis Pusdalops BPBD DKI Jakarta dalam keterangan resminya, Minggu, 19 Januari 2025.

    Kepala BPBD Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menambahkan bahwa seluruh korban dinyatakan tewas dan tidak ada korban yang dirawat di rumah sakit.

    “Tidak ada (korban yang dirawat di RS). Tidak ada korban terluka. Yang meninggal 8 orang,” ujar Yohan.

    Baca juga: Lima Orang Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza

    2. Proses Identifikasi di RS Polri Kramat Jati
    Saat ini, proses identifikasi jenazah korban tengah berlangsung di RS Polri Kramat Jati. Pihak BPBD DKI Jakarta memastikan bahwa informasi terkait identitas korban akan diumumkan setelah data dari rumah sakit dirilis.

    “Untuk perkembangan identitas korban akan diinformasikan lanjut setelah rilis data dari RS Polri Kramat Jati,” tambah Pusdalops BPBD DKI Jakarta.
    3. Pencarian Dihentikan Sementara, 14 Orang Dilaporkan Hilang
    BPBD DKI Jakarta sebelumnya melaporkan bahwa sebanyak 14 orang masih dinyatakan hilang berdasarkan laporan dari keluarga dan rekan korban di Poskotis. Namun, proses pencarian dihentikan sementara menunggu instruksi lebih lanjut.

    “Proses pencarian korban lainnya dihentikan sementara menunggu instruksi lebih lanjut,” jelas BPBD DKI Jakarta.

    Jakarta: Jumlah korban tewas akibat kebakaran besar di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, terus bertambah. Hingga Minggu, 19 Januari 2025, Pusat Data dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) DKI Jakarta mengonfirmasi bahwa delapan kantong jenazah telah dievakuasi dari lokasi kejadian. 
     
    Seluruh korban dinyatakan meninggal dunia tanpa ada yang menjalani perawatan di rumah sakit.
     
    Di tengah upaya identifikasi jenazah yang masih berlangsung di RS Polri Kramat Jati, pencarian korban lain untuk sementara dihentikan. Sementara itu, sebanyak 14 orang masih dinyatakan hilang berdasarkan laporan dari keluarga dan rekan korban yang telah disampaikan ke Posko Kesehatan. 

    Kebakaran yang melanda Glodok Plaza sejak Rabu, 15 Januari 2025 malam ini menambah sorotan terhadap pentingnya evaluasi standar keselamatan gedung di kawasan tersebut.

    1. Korban Tewas Bertambah Menjadi 8 Orang

    Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran besar di Glodok Plaza bertambah menjadi delapan orang. Pusdalops BPBD DKI Jakarta, total jenazah yang telah dievakuasi mencapai delapan kantong.
     
    “Untuk jumlah (korban tewas) yang sudah dievakuasi berjumlah 8 kantong jenazah,” tulis Pusdalops BPBD DKI Jakarta dalam keterangan resminya, Minggu, 19 Januari 2025.
     
    Kepala BPBD Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menambahkan bahwa seluruh korban dinyatakan tewas dan tidak ada korban yang dirawat di rumah sakit.
     
    “Tidak ada (korban yang dirawat di RS). Tidak ada korban terluka. Yang meninggal 8 orang,” ujar Yohan.
     
    Baca juga: Lima Orang Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza

    2. Proses Identifikasi di RS Polri Kramat Jati

    Saat ini, proses identifikasi jenazah korban tengah berlangsung di RS Polri Kramat Jati. Pihak BPBD DKI Jakarta memastikan bahwa informasi terkait identitas korban akan diumumkan setelah data dari rumah sakit dirilis.
     
    “Untuk perkembangan identitas korban akan diinformasikan lanjut setelah rilis data dari RS Polri Kramat Jati,” tambah Pusdalops BPBD DKI Jakarta.

    3. Pencarian Dihentikan Sementara, 14 Orang Dilaporkan Hilang

    BPBD DKI Jakarta sebelumnya melaporkan bahwa sebanyak 14 orang masih dinyatakan hilang berdasarkan laporan dari keluarga dan rekan korban di Poskotis. Namun, proses pencarian dihentikan sementara menunggu instruksi lebih lanjut.
     
    “Proses pencarian korban lainnya dihentikan sementara menunggu instruksi lebih lanjut,” jelas BPBD DKI Jakarta.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Glodok Plaza Tutup 5 Hari Usai Kebakaran, Kerugian Belum Dapat Dipastikan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 Januari 2025

    Glodok Plaza Tutup 5 Hari Usai Kebakaran, Kerugian Belum Dapat Dipastikan Nasional 19 Januari 2025

    Glodok Plaza Tutup 5 Hari Usai Kebakaran, Kerugian Belum Dapat Dipastikan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengelola gedung
    Glodok Plaza
    belum bisa memastikan kerugian yang diderita atas peristiwa kebakaran yang terjadi pada Rabu, 15 Januari 2025.
    “Sampai saat ini,
    statement
    untuk resmi kerugiannya masih belum ada, masih diperhitungkan dari berbagai sisi,” kata Pengelola Gedung Glodok Plaza Angga Aditya saat diwawancarai awak media di lokasi, Minggu (19/1/2025).
    Angga mengungkapkan, pihak pengelola masih terus melakukan perhitungan kerugian.
    Nantinya, total kerugian itu akan dirilis secara resmi oleh pihak holding Glodok Plaza.
    “Saya pribadi belum bisa sih, jadi emang tunggu dari rilis resmi dari holding kita juga sih kerugiannya sampai semana gitu,” ujar Angga.
    Sulitnya menentukan total kerugian disebabkan karena hampir semua tenant di Glodok Plaza terdampak.
    Angga mengatakan, ada sekitar 600 tenant yang terpaksa tutup imbas kebakaran tersebut.
    Bahkan, pemilik tenant pun belum diperbolehkan masuk ke dalam gedung hingga kini. Sebab, proses pembersihan puing baru akan dilakukan pada hari Minggu ini.
    Untuk diketahui, kebakaran di Glodok Plaza terjadi pada Rabu, 15 Januari 2025, sekitar pukul 21.30 WIB.
    Sebanyak 230 personel dan 45 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang diduga pertama kali muncul dari diskotek yang berada di lantai 7 gedung, sebelum merambat ke lantai 6, 8, dan 9.
    Hingga Sabtu, 18 Januari 2025, Dinas Gulkarmat Jakarta telah menemukan total delapan korban jiwa dari tragedi kebakaran ini.
    Seluruh jenazah korban saat ini dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan proses identifikasi.
    Penyebab pasti kebakaran di Glodok Plaza juga masih dalam penyelidikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.