kab/kota: Jati

  • Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Jakarta (ANTARA) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya menyatakan pencarian jasad korban yang hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat terhambat reruntuhan gedung bangunan tersebut.

    “Proses pencarian korban terhambat reruntuhan. Kalau kita masuk, membahayakan,” kata Tim DVI Polda Metro Jaya, dr. Imam di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, proses pencarian korban kebakaran akan dimaksimalkan sambil menunggu pembersihan dari pengelola gedung karena untuk mengetahui detail struktur bangunan.

    Imam mengatakan, Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih menunggu data Ante Mortem dari pihak keluarga korban. Data dari keluarga akan dicocokkan dengan jasad korban.

    “Korban yang teridentifikasi di rumah sakit masih menunggu data dari Ante Mortem. Karena data yang didapatkan itu potongan tubuh, jadi kita masih memproses semuanya. Banyak yang nggak utuh, kita banyak menemukan potongan-potongan tubuh,” ujarnya.

    Tim DVI membuka laporan kehilangan dari keluarga korban yang merasa belum kembali ke rumah setelah kejadian kebakaran itu.

    “Keluarga yang melapor syaratnya ada kartu keluarga (KK), KTP, kalau diperlukan nanti akan dilakukan tes DNA,” kata Imam.

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri surati Badan Kesehatan Penerbangan bantu identifikasi korban

    RS Polri surati Badan Kesehatan Penerbangan bantu identifikasi korban

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati akan mengirimkan surat kepada Badan Kesehatan Penerbangan untuk mendapatkan data kru pesawat yang diduga menjadi korban dalam kejadian kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1) malam.

    “Kami akan bersurat besok kepada Balai Kesehatan Penerbangan,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, Balai Kesehatan Penerbangan dinilai memiliki data rekam medis terhadap kru pesawat yang diduga menjadi korban kebakaran di Glodok Plaza.

    “Data ini nanti akan membantu tim DVI melakukan identifikasi korban kebakaran (ante mortem dan post mortem),” kata Ahmad.

    Ia menambahkan pihaknya telah mengambil sampel Deoxyribonucleic Acid (DNA) dari 14 keluarga yang melaporkan kehilangan keluarga setelah kejadian kebakaran.

    “Kami ambil swab mukosa dari mulut dan sejumlah dokumen,” katanya.

    Untuk data Post Mortem, akan diambil DNA dari keluarga terdekat seperti orang tua kandung atau anak.

    “Kami juga sudah menerima data Post Mortem dari Malang yang kami terima tadi malam,” tuturnya.

    Setelah hasil pemeriksaan DNA keluar, maka pihaknya akan melakukan rekonsiliasi melakukan pencocokan data Ante Mortem dengan Post Mortem.

    “Jika hasil sudah ada kecocokan maka kami akan segera umumkan,” ucap Ahmad.

    Ia mengatakan petugas akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan DNA dari bagian-bagian yang ada di kantong jenazah.

    “Bisa saja dari satu kantong itu bagian tubuh dari beberapa orang maupun bisa jadi satu orang,” ujarnya.

    Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan atau lebih untuk memastikan hasil identifikasi korban kebakaran ini.

    “Biasanya lebih lambat karena kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA kondisinya juga sulit,” kata Ahmad.

    Ia mengaku dalam melakukan proses identifikasi sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di RS Polri Kramat Jati sangat lengkap.

    “Yang jadi kendala adalah data ante mortem ini yang harus didalami,” tuturnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 8 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Masih Belum Bisa Diidentifikasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    8 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Masih Belum Bisa Diidentifikasi Megapolitan 19 Januari 2025

    8 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Masih Belum Bisa Diidentifikasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Delapan jenazah korban
    kebakaran Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, belum dapat diidentifikasi sampai hari ini, Minggu (19/1/2025).
    “Kalau untuk korban yang teridentifikasi di rumah sakit karena masih menunggu data dari Antemortem. Jadi masih belum,” ucap Tim DVI Polda Metro Jaya, dr Imam saat diwawancarai awak media di lokasi, Minggu.
    Imam mengatakan, delapan kantong jenazah yang sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, hanya berisikan potongan-potongan tubuh saja.
    Oleh karena itu, pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan terhadap potongan-potongan tubuh yang sudah ditemukan.
    Di sisi lain, Imam mengungkapkan bahwa proses pencarian terhadap korban kebakaran
    Glodok Plaza
    lainnya pada hari ini terhambat.
    “Proses pencarian korban terhambat ya. Reruntuhan yang kalau kita masuk lagi membahayakan,” ucap dia.
    Meski begitu, proses pencarian korban tetap akan dimaksimalkan.
    Petugas pemadam kebakaran dan pihak kepolisian juga masih menunggu pihak pengelola gedung Glodok Plaza ikut membersihkan puing-puing.
    “Sambil menunggu (pembersihan dan perapihan) dari pengelola gedung karena untuk mengetahui detail struktur bangunan,” pungkas dia.
    Untuk diketahui, kebakaran di Glodok Plaza terjadi pada Rabu, 15 Januari 2025, sekitar pukul 21.30 WIB.
    Sebanyak 230 personel dan 45 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang diduga pertama kali muncul dari diskotek yang berada di lantai 7 gedung, sebelum merambat ke lantai 6, 8, dan 9.
    Hingga Sabtu, 18 Januari 2025, Dinas Gulkarmat Jakarta telah menemukan total delapan korban jiwa dari tragedi kebakaran ini.
    Seluruh korban saat ini dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan proses identifikasi.
    Penyebab pasti kebakaran di Glodok Plaza masih dalam penyelidikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RS Polri kesulitan identifikasi jasad korban kebakaran Glodok

    RS Polri kesulitan identifikasi jasad korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    “Kami sudah menerima delapan kantong jenazah dan dilakukan pemeriksaan Ante Mortem,” kata Ahmad.

    Selain itu, pihaknya juga mengambil data post mortem dari 14 keluarga yang melaporkan keluarga mereka hilang selepas kejadian kebakaran tersebut.

    Setelah hasil pemeriksaan DNA keluar, kata dia, pihaknya akan melakukan rekonsiliasi melakukan pencocokan data Ante Mortem dengan Post Mortem.

    “Jika hasil sudah ada kecocokan, maka kami akan segera umumkan,” ujarnya.

    Dia menuturkan, petugas akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan DNA dari bagian-bagian yang ada di kantong jenazah. Bisa saja dari satu kantong itu bagian tubuh dari beberapa orang maupun bisa jadi satu orang, ucapnya.

    Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan atau lebih untuk memastikan hasil identifikasi korban kebakaran ini.

    “Biasanya lebih lambat karena kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA kondisinya juga sulit,” kata dia

    Ia mengaku dalam melakukan proses identifikasi sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di RS Polri Kramat Jati sangat lengkap.

    “Yang jadi kendala adalah data ante mortem ini yang harus didalami,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati Megapolitan 19 Januari 2025

    Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Imelda (44), orangtua
    Shinta Amelia
    (20), korban
    kebakaran Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, mendatangi Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menyerahkan dokumen kelengkapan antemortem.
    Ia mendatangi
    RS Polri Kramat Jati
    didampingi paman dan bibinya.
    Imelda tak kuasa menahan tangis ketika menceritakan proses identifikasi anaknya yang sedang berlangsung.
    “Sementara untuk data orang hilang dulu, karena kan belum tahu ya benar apa enggak, yang jelas saya nyerahin foto-foto, ya KK, sama sampel DNA, sekaligus ciri-ciri anaknya,” kata Imelda, di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).
    Imelda mengaku mengetahui aktivitas anaknya di Glodok Plaza sedang mengadakan perayaan ulang tahun.
    “Untuk di Glodok dia tidak ada izin, tapi sebelumnya di tanggal 10 Januari 2025 dia merayakan ulang tahun, tapi bukan di Glodok, di tempat lain. Nah, tanggal 12 Januari 2025 juga ngerayain, tapi nggak tahu di mana, karena berisik,” ujar Imelda.
    Imelda mengetahui anaknya masuk daftar orang hilang kebakaran Glodok Plaza dari teman anaknya.
    “Karena ada temannya satu yang tahu dia pergi ke sana, jadi dia yang ngelaporan kalau dia hilang, nah temannya ini yang ngelaporan ngasih informasi ke saya gitu,” ucap Imelda.
    Imelda menceritakan, komunikasi terakhir dengan anaknya pada Rabu, 15 Januari 2025, pukul 10.30 WIB, tetapi pada Kamis pagi nomor Shinta Amelia tidak dapat dihubungi.
    “Rabu setengah sebelas paling terakhir, setengah sebelas siang. Nah Kamis saya hubungi pagi, enggak aktif, nomornya semuanya enggak aktif. Telepon biasa juga enggak aktif. Jadi bingung, biasanya anak ini sibuk apapun selalu mengangkat, selalu mengangkat lah gitu kan,” tutur Imelda.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (Deoxyribonucleic Acid) yang dilakukan RS Polri Kramat Jati akan memakan waktu satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri Megapolitan 19 Januari 2025

    Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Imelda (44), orangtua dari Shinta Amelia (20), berujar bahwa anaknya diduga sedang mengadakan perayaan ulang tahun di
    Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025).
    Untuk diketahui, Shinta merupakan salah satu orang yang masuk daftar korban hilang dalam
    kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Untuk di Glodok dia tidak ada izin (merayakan ulang tahun), tapi sebelumnya di tanggal 10 Januari 2025 dia merayakan ulang tahun, tapi bukan di Glodok, di tempat lain. Nah tanggal 12 Januari 2025 juga ngerayain, tapi enggak tahu dimana, karena berisik,” kata Imelda di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).
    Imelda mengetahui Shinta masuk daftar orang hilang kebakaran Glodok Plaza dari teman anaknya yang menghubunginya.
    “Karena ada temannya satu yang tahu dia pergi ke sana (Glodok Plaza) jadi dia yang ngelaporan kalau dia hilang, nah temannya ini yang ngelaporan ngasih informasi ke saya gitu,” ucap Imelda.
    Imelda menceritakan, dirinya terakhir berkomunikasi dengan sang putri pada Rabu 15 Januari 2025 pukul 10.30 WIB.
    Sehari berselang, ia mencoba menghubungi Shinta, tetapi nomornya sudah tidak aktif.
    “Rabu, setengah sebelas paling terakhir, setengah sebelas siang. Nah, Kamis saya hubungi lagi enggak aktif, nomornya semuanya enggak aktif. Telepon biasa juga enggak aktif. Jadi bingung, biasanya anak ini sibuk apa pun selalu mengangkat, selalu mengangkat lah gitu kan,” Tutur Imelda.
    Oleh sebab itu, Imelda mendatangi RS Polri Kramatjati bersama paman dan bibinya untuk menanyakan proses identifikasi serta menyerahkan sejumlah dokumen untuk proses pemeriksaan.
    “Karena kan belum tahu ya benar apa engga, yang jelas saya nyerahin foto foto, ya KK, sama sampel DNA, sekaligus ciri ciri anaknya,” pungkas Imelda.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (
    Deoxyribonucleic

    Acid
    ) yang dilakukan RS Polri Kramat Jati akan dilakukan satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Kebakaran Glodok Plaza Belum Teridentifikasi, Ini Sebabnya – Page 3

    Korban Kebakaran Glodok Plaza Belum Teridentifikasi, Ini Sebabnya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tim Disaster Victim Identification atau DVI masih berupaya mengidentifikasi korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat. Sejauh ini, total ada delapan kantong jenazah yang diterima oleh Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.

    Tim DVI Fase 1 Polda Metro Jaya, dr Imam mengatakan, belum satupun korban yang teridentifikasi. Pihaknya masih menunggu kelengkapan data ante mortem diserahkan pihak keluarga korban untuk mempercepat identifikasi korban.

    “Belum (ada yang teridentifikasi) karena masih menunggu data-data dari ante mortem,” kata dia di lokasi, Minggu (19/1/2025).

    Lebih lanjut, Imam menjelaskan, korban-korban yang ditemukan dalam kondisi tak utuh. Hal itu terlihat dari delapan kantong yang dibawa ke RS Polri.

    “Yang didapatkan itu potongan tubuh. Iya banyak yang nggak utuh, kita banyak menemukan potongan-potongan tubuh. Jadi kita masih memproses semuanya,” ujar dia.

    Sementara itu, Kasi Ops Gulkarmat Jakarta Barat, Syarifudin menambahkan, proses pencarian berlanjut mencari korban yang dilaporkan hilang. Bersama stakeholder lainnya menyisir beberapa area di sekitar kawasan gedung. Dalam prosesnya, Syafirudin mengatakan pihak sekuriti turut dilibatkan

    “Jadi beliau lebih tau posisinya di mana agar titik-titik tertentu yang lebih kita fokuskan untuk pencarian korban,” ujar dia.

    Syarifudin mengatakan, pencarian korban kebakaran pada hari kelima dimulai pada pukul 8.30 WIB dan akan berlangsung hingga pukul 16.00 WIB. Kapolsek Tamansari AKBP Riyanto akan menjadi penanggung jawab dalam pencarian.

    “Iya proses pencarian hari ini mungkin nanti kita selesai di jam 16.00 sesuai dengan kesepakatan dengan kapolsek karena pencarian korban ini, selanjutnya PIC-nya adalah dari kapolsek. Jadi dari tim damkar adalah pendampingan dengan dari kapolsek mengarahkan, dari tim DVI yang ada dari salah satu dokter dan timnya, kita dari BPBD dan dari Damkar, serta pengelola gedung,” ucap dia.

  • Sosok Sinta Amelia, Mahasiswi yang Hilang Dalam Kebakaran Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun – Halaman all

    Sosok Sinta Amelia, Mahasiswi yang Hilang Dalam Kebakaran Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sinta Amelia, seorang mahasiswi asal Ciracas, Jakarta Timur, masuk dalam daftar korban hilang dalam tragedi kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    Saat ini keluarga masih mencari kebaradaan wanita berusia 20 tahun tersebut.

    Pihak keluarga pun mendangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dalam rangka mencari keberadaan Sinta Amelia.

    Pihak keluarga pun sudah menyerahkan data pembanding antemortem kepada Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramat Jati.

    Robert Efendi Pasaribu, seorang anggota keluarganya mengatakan pihak keluarga yang terdiri dari Imelda, ibu Sinta dan adik Sinta datang untuk menyerahkan data pembanding antemortem meliputi sidik jari, gigi, dan DNA.

    Kini pihak keluarga masih menunggu informasi lebih lanjut dari Tim DVI untuk memastikan apakah Sinta termasuk dalam jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang dibawa ke RS Polri.

    “Sampel DNA sudah diminta. Nanti kalau memang (jenazahnya) sudah pasti rencananya akan dimakamkan di TPU (Taman Pemakaman Umum) Pondok Ranggon,” kata Robert di RS Polri Kramat Jati dikutip dari Tribunjakarta.com, Minggu (19/1/2025).

    Sinta Hilang Saat Rayakan Ulang Tahun

    Sejak Glodok Plaza terbakar pada Rabu (15/1/2025) sekira pukul 21.30 WIB lalu, hingga kini Sinta tidak kunjung pulang ke rumah dan keberadaannya belum diketahui pasti.

    Robert mengatakan Sinta dilaporkan hilang saat merayakan ulang tahunnya ke-20 bersama lima teman perempuannya di Glodok Plaza.

    “Merayakan ulang tahun sama teman-temannya. Ulang tahun dia yang ke-20 tahun. Sinta ulang tahun di tanggal 13 Januari,” kata Robert.

    Saat kejadian, pihak keluarga awalnya tidak mengetahui bahwa Sinta Amelia termasuk dalam 14 korban yang dilaporkan hilang dalam kebakaran besar di Glodok Plaza.

    Pihak keluarga baru mengetahui kejadian setelah mendapat kabar dari seorang teman perempuan Sinta pada Kamis (16/1/2025) yang berhasil menyelamatkan diri dari Glodok Plaza.

    Pihak keluarga lalu bergegas mencari informasi lebih lanjut, hingga akhirnya diarahkan ke RS Polri Kramat Jati tempat jenazah korban kebakaran Glodok Plaza diidentifikasi.

    “Ada satu teman yang selamat, dia pas kejadian informasinya pingsan di lobi lalu dibawa ke rumah sakit. Dapat kabar dari dia, kebetulan salah satu handphone punya Sinta ada sama dia,” ujarnya.

    Sosok Sinta Amelia

    Robet, mengatakan, Sinta Amelia diketahui sering ikut syuting sinetron sebagai pemeran figuran.

    Sinta Amelia diketahui belum memiliki pekerjaan tetap syutingnya tergantung panggilan kru sinetron.

    “Biasanya dia selalu ngomong ke ibunya, tapi ini nggak (mau karaokean di Plaza Glodok),” kata Robet.

    Imelda, ibu Sinta Amelia, menyatakan, anaknya bekerja sebagai ekstra syuting atau pemeran tambahan di film dan sinetron.

    Saat ini Sinta Amelia masih berstatus sebagai mahasiswi.

    Imelda sudah menyerahkan sejumlah foto anaknya ke tim DVI RS Polri, Kramat Jati, Minggu.

    Ia juga menyerahkan kartu keluarga dan sampel DNA ke tim DVI RS Polri, termasuk ciri-ciri Sinta Amelia.

    “Terakhir komunikasi ya biasa saja, terakhir saya ucapin ulang-tahun,” kata Imelda.

    13 Keluarga Sudah Melapor ke RS Polri

    Sementara itu, RS Polri Kramat Jati hingga kini sudah menerima laporan dari 13 keluarga korban hilang dalam peristiwa kebakaran Glodok Plaza.

    “Keluarga korban yang sudah melapor, yang merasa kehilangan keluarganya, ada 13 orang,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Ahmad menuturkan pihak keluarga diminta menyerahkan data ante mortem, termasuk sampel DNA untuk keperluan identifikasi.

    “Dari 13 itu, kita ambil semua data memang ada data-data yang perlu dilengkapi seperti tadi ada data DNA yang kita butuhkan dari keluarga kandungnya,” ucapnya.

    Dia berujar bahwa data ante mortem dari keluarga korban akan dicocokkan dengan data post mortem dari jenazah untuk memastikan identitas korban.

    “Pemeriksaan DNA perlu waktu jadi DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya. Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga sama-sama kita cari profilnya, nanti kita bandingkan,” jelas Ahmad.

    Diketahui, sebanyak delapan kantong jenazah sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

    (Tribunjakarta/ bima/ wartakotalive.com/ miftahul munir/ tribunnews.com/ reynas)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pilu, Sinta Amelia Hilang di Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun ke-20

  • Sinta Amelia Jadi Korban Hilang Kebakaran Glodok Plaza, Ibunda Harap Ada Keajaiban – Page 3

    Sinta Amelia Jadi Korban Hilang Kebakaran Glodok Plaza, Ibunda Harap Ada Keajaiban – Page 3

    Sementara itu, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati telah menerima 13 data DNA dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah.

    “Data ante mortem yang kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sampel DNA yang kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga, sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” tutur Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur (19/1/2025).

    Menurut Fauzi, penggunaan DNA untuk proses identifikasi jenazah memang memakan waktu satu hingga dua minggu. Dia pun meminta keluarga dapat menunggu penyelesaian langkah tersebut.

    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia ya. Nah dari situ nanti akan kita periksa, apabila lancar, mungkin sampel itu bisa kita olah, mungkin akan keluar profilnya,” jelas dia.

    Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, petugas akan melakukan pencocokan DNA dan menyimpulkan apakah berhasil atau belum dapat diproses. Sejauh ini, sudah ada delapan kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang masuk ke RS Polri Kramat Jati.

    “Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” Fauzi menandaskan.

  • Sinta Amelia Tidak Izin ke Orangtua Saat Rayakan Ultah di Glodok Plaza – Halaman all

    Sinta Amelia Tidak Izin ke Orangtua Saat Rayakan Ultah di Glodok Plaza – Halaman all

    Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu korban kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat, SInta Amelia sempat berkomunikasi dengan ibu kandungnya Imelda. Ia terakhir komunikasi dengan sang ibu pada Rabu (15/1/2025) sekira pukul 11.30 WIB. 

    Imelda tidak memiliki firasat apapun ketika mendapat kabar dari anaknya beberapa jam sebelum kebakaran hebat terjadi di Glodok Plaza.

    Sebagai informasi, Sinta Amelia merupakan salah satu korban yang dilaporkan hilang saat kebakaran di Glodok Plaza.

     “Kamis pagi saya hubungi nomornya sudah tidak aktif, telepon biasa juga tidak aktif,” ucapnya di RS Polri Kramat Jati,  Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).

    Imelda melanjutkan, sesibuk apapun anaknya ketika ia telepon pasti menjawab sambungan telepon selulernya. Meski tidak menjawab, anaknya selalu menelepon balik secara cepat karena di hari Kamis (16/1/2025) lalu ia menghubungi tidak ada jawaban serta balasan.

    “Sore harinya saya dapat kabar itu (anaknya jadi korban kebakaran),” ungkapnya.

    Ia sudah menyerahkan sejumlah sampel ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dan tim DVI menjanjikan paling cepat dapat kabar identifikasi jenazah dua minggu mendatang. Imelda juga ditanya oleh tim DVI terkait pakaian terakhir dan aksesoris yang dikenakan sebelum peristiwa kebakaran.

    “Misalnya perhiasaannya, terus di tubuhnya ada apa saja, saya tahu itu kebakaran tapi nggak nyangka ada anak saya,” ujarnya.

    Selain itu, ia juga sudah menyerahkan kartu keluarga dan sampel DNA ke tim DVI RS Polri termasuk ciri-ciri Sinta Amelia. “Komunikasi sih biasa saja, terakhir saya ucapin selamat ulang tahun. Sempat nanya lagi di mana begitu,” kata Imelda di RS Polri.
     
    Wanita berhijab hitam itu melanjutkan, anaknya tidak meminta izin untuk merayakan ulang tahun di Glodok Plaza, Jakarta Barat. Namun, pada tanggal 10 Januari 2025 lalu, Sinta sempat mengabari Imelda bakal merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.

    “Tapi di tanggal 10 itu bukan di Glodok, tanggal 12 ngadain juga tapi nggak tahu di mana karena kan berisik gitu kan,” jelasnya.

    Ia mendapatkan kabar anaknya hilang dari rekan Sinta karena memiliko nomor telepon pribadinya. Kemudian, ia pun berusaha menghubungi anaknya tapi sudah tidak aktif dan tumbuh kecemasan jadi salah satu korban kebakaran.