kab/kota: Jati

  • Jaktim tuntaskan bersih-bersih sampah untuk mitigasi cuaca ekstrem

    Jaktim tuntaskan bersih-bersih sampah untuk mitigasi cuaca ekstrem

    Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) dan personel gabungan membersihkan sampah usai banjir di Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (11/3/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Jaktim tuntaskan bersih-bersih sampah untuk mitigasi cuaca ekstrem
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 11 Maret 2025 – 16:02 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) menuntaskan kegiatan bersih-bersih sampah dan lumpur dalam rangka memitigasi (mengurangi dampak bencana) akibat cuaca ekstrem pada 11-20 Maret 2025.

    “Kita tuntaskan sehingga tidak ada lagi sampah yang menghambat saluran air. Target kelar hari ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah dalam kegiatan bersih-bersih kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

    Iin menyebut  bersama 500 personel gabungan membersihkan  sampah dan lumpur sisa banjir di kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Sebanyak 500 personel gabungan itu terdiri atas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kelurahan,  Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) lainnya.

    Pemkot Jakarta Timur juga masih terus berupaya membersihkan sampah dan lumpur sisa banjir yang ada di enam Kelurahan yakni Bidara Cina, Kampung Melayu, Balekambang, Cawang, Cililitan, dan Gedong.

    Menurut Iin, bersih-bersih ini harus dipercepat untuk mencegah saluran air yang penuh dengan sampah dan lumpur. Sehingga, saat hujan turun saluran dan selokan di setiap wilayah sudah bersih.

    “Jadi memang ketika hari ini kami tuntaskan masalah pasca banjir yang menyisakan sampah, kita juga berpikir untuk mitigasi risiko terhadap itu. Kita juga antisipasi terhadap perubahan cuaca yang bisa saja terjadi hujan besar lagi seperti beberapa waktu lalu,” ujar Iin.

    Sumber : Antara

  • Pemkot Jaktim pakai “pengepokan” untuk penanganan sampah usai banjir

    Pemkot Jaktim pakai “pengepokan” untuk penanganan sampah usai banjir

    yang memilah teman-teman dari pemulung yang mengambil dan mengais-ngais tumpukan sampah yang ada di sini

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) memakai cara “pengepokan” atau teknik mengumpulkan terlebih dahulu sampah dari banjir Kali Ciliwung yang menggenangi kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Teknik ini dipakai supaya tidak terlalu banyak sampah yang harus dibuang ke Bantar Gebang. Cara ini lebih efektif karena alat-alat berat berfungsi mengumpulkan sampah. Kemudian dari sini dimasukkan ke dalam truk baru dibawa ke Bantar Gebang,” kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Lingkungan Hidup Kota Jakarta Timur, Eko Gumelar dalam kegiatan bersih-bersih kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

    Eko menyebut penanganan sampah saat bersih-bersih di kawasan Cililitan ini dibagi berdasarkan kelompok-kelompok.

    Setiap personel memiliki peran masing-masing dalam mengangkut sampah dan membersihkan lumpur di sekitar Cililitan Kecil.

    “Jadi nanti ada badan air dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya yang mengambil dan mengumpulkan memakai gerobak atau mobil pengangkut sampah. Kita tumpuk di sini dulu,” ucap Eko.

    Namun, Eko menjelaskan tidak ada kegiatan pemilahan sampah mengingat kondisi sampahnya yang beragam.

    “Pemilahan sampah ini tidak mungkin, karena sampahnya sangat kompleks. Mungkin yang memilah teman-teman dari pemulung yang mengambil dan mengais-ngais tumpukan sampah yang ada di sini,” ujar Eko.

    Pemkot Jaktim mengerahkan 500 personel gabungan untuk membersihkan sampah usai banjir di Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur akibat meluapnya Kali Ciliwung.

    Sebanyak 500 personel gabungan itu terdiri atas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kelurahan, personel Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) lainnya.

    Selain itu, Eko mengatakan pihaknya bergerak estafet mengumpulkan sampah dan lumpur yang sulit terjangkau dengan bantuan gerobak dorong, gerobak motor, truk sampah, dan mesin angkut (shovel loader).

    Lalu, setiap satuan tugas (satgas) di kelurahan Jakarta Timur juga menggunakan mobilitas truk organik.

    “Armadanya hari ini sekitar 30 truk kyper (sampah), kemudian masing-masing kelurahan membawa gerobak motor, gerobak, shovel loader ada dua, kemudian ekskavator mininya satu, lalu ekskavator spider ada satu,” ucap Eko.

    Selain di Cililitan Kecil, Sudin LH Jakarta Timur juga mengerahkan 100 personel untuk membantu warga bersih-bersih sampah dan lumpur di kawasan Balekambang dan 100 personel lainnya di Cawang.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jaktim kerahkan 500 personel bersihkan sampah usai banjir di Cililitan

    Jaktim kerahkan 500 personel bersihkan sampah usai banjir di Cililitan

    Lima kelurahan lain ini sudah selesai, kita langsung bergerak

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) mengerahkan 500 personel gabungan untuk membersihkan sampah usai banjir di Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur akibat meluapnya kali Ciliwung.

    “Pascabanjir kan menyisakan sampah yang luar biasa khususnya dari enam area kelurahan. Kami langsung membersihkan melibatkan 500 personel gabungan khusus di Cililitan kecil atau Kelurahan Cililitan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah dalam kegiatan bersih-bersih kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

    Sebanyak 500 personel gabungan itu terdiri atas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kelurahan, personel Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) lainnya.

    Iin menyebut personel gabungan saat ini masih terus membersihkan sampah dan lumpur sisa banjir yang ada di enam Kelurahan yakni Bidara Cina, Kampung Melayu, Balekambang, Cawang, Cililitan, dan Gedong.

    “Kita dorong juga untuk ke Cawang khususnya Gulkarmat karena di Cawang juga sudah mulai rapi untuk pembersihan sampah tinggal pembersihan sisa lumpur,” ujar Iin.

    Menurut Iin, pembersihan lumpur yang sulit ini perlu menggunakan semprotan dari mobil Gulkarmat. Pemkot Jakarta Timur hari ini fokus membersihkan wilayah Cililitan Kecil karena wilayahnya yang kecil sehingga sulit untuk unit Gulkarmat dan mesin pembersih lainnya masuk.

    “Kesulitannya ya jangkauan alat yang tidak bisa masuk, karena memang lingkungan di sini, Cililitan Kecil itu sempit, kalo kita lakukan dengan alat waktunya sulit, tidak bisa kita pastikan karena tidak bisa masuk alat,” ucap Iin.

    Selain itu, Iin menjelaskan, banjir di Jakarta Timur ada yang mencapai tiga meter. Lima wilayah Kelurahan lainnya yang terdampak banjir sudah hampir selesai, sedangkan Cililitan Kecil masih perlu banyak bantuan.

    “Lima kelurahan lain ini sudah selesai, kita langsung bergerak, hari Kamis kemarin sudah kita optimalkan semua fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) kita, tenaga operasional dan kendaraan kita. Sehingga kami kerja bakti bareng untuk membantu wilayah Kelurahan Cililitan ini hari ini bisa tuntas,” jelas Iin.

    Sementara itu, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Lingkungan Hidup Kota Jakarta Timur, Eko Gumelar menyebut, pihaknya bergerak estafet mengumpulkan sampah dan lumpur yang sulit terjangkau dengan bantuan gerobak dorong, gerobak motor, truk sampah, dan mesin angkut (shovel loader).

    Lalu, setiap satuan tugas (satgas) di kelurahan Jakarta Timur juga menggunakan mobilitas truk organik.

    “Armadanya hari ini sekitar 30 truk kyper (sampah), kemudian masing-masing kelurahan membawa gerobak motor, gerobak celeng, shovel loader ada dua, kemudian ekskavator mininya satu, lalu ekskavator spider ada satu,” ucap Eko.

    Selain di Cililitan Kecil, Sudin LH Jakarta Timur juga mengerahkan 100 personel untuk membantu warga bersih-bersih sampah dan lumpur di kawasan Balekambang dan 100 personel lainnya di Cawang.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jaktim targetkan awasi 27 pasar untuk keamanan pangan selama Ramadhan

    Jaktim targetkan awasi 27 pasar untuk keamanan pangan selama Ramadhan

    Ini untuk memberikan  keyakinan ke masyarakat bahwa produk yang beredar di wilayah Jakarta Timur ini aman dikonsumsi

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur menargetkan pengawasan 27 pasar untuk keamanan pangan selama Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Kita lakukan pengawasan pangan di lokasi berbeda. Target kami 22 pasar tradisional dan lima pasar swalayan,” kata Kepala Suku Dinas KPKP Kota Jakarta Timur, Taufik Yulianto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Pengawasan untuk mengantisipasi adanya peredaran produk pangan yang mengandung zat kimia berbahaya seperti boraks, rodhamin, formalin, residu pestisida, klorin, eber dan zat berbahaya lainnya.

    Selain itu, pengawasan ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang akan berbelanja kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.

    “Ini untuk memberikan keyakinan ke masyarakat bahwa produk yang beredar di wilayah Jakarta Timur ini aman dikonsumsi, layak dimakan, dan harga pun terjangkau sesuai harga yang ditetapkan pemerintah,” ujar Taufik.

    Pelaksanaan pengawasan dibantu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD).

    “Begitupun dengan harga, kami juga sudah menyampaikan, harga ini sudah terjangkau, sesuai dengan harga yang telah ditetapkan,” ucap Taufik.

    Adapun 27 pasar tersebut antara lain, Pasar Ujung Menteng, Pasar Cakung, Pasar Pulo Gadung, Pasar Cipinang Muara, Pasar Enjo, Pasar Perumnas Klender, Pasar Sawah Barat, Pasar Pondok Bambu, Pasar Ciplak, dan Pasar Klender SS.

    Pasar Rawamangun, Pasar Ampera/Kampung Ambon, Pasar Palmeriam, Pasar Pramuka, Pasar Cawang Kapling, Pasar Jatinegara, Pasar Ciracas, Pasar Cijantung, Pasar Cibubur, Pasar Kramat Jati.

    Pasar Jambul, Lokbin Makasar, Lulu Hypermarket, Farmers Family, Tip Top Pondok Bambu, Naga Jatiwaringin, dan Superindo Pondok Bambu.

    Sebelumnya, Pemkot Jakarta Timur pada Selasa (18/2) melakukan pengawasan produk pangan di lima pasar yang ada di Jakarta Timur, yakni Pasar Perumnas Klender, Pasar Sawah Barat, Pasar Klender SS, Pasar Pondok Bambu, dan Pasar Ciplak.

    Lalu, Kamis (6/3) pengawasan produk pangan dilakukan di empat pasar modern yakni Tip Top Pondok Bambu, Superindo Pondok Bambu, Farmers Family, dan Naga Jatiwaringin.

    Hasilnya, tingkat keamanan pangan di lima pasar tradisional dan empat swalayan (pasar modern) berdasarkan sampel yang sudah diambil yakni 100 persen aman.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dikritik karena Pantau Banjir Pakai Helikopter, Pramono: Bukan untuk Gagah-gagahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Maret 2025

    Dikritik karena Pantau Banjir Pakai Helikopter, Pramono: Bukan untuk Gagah-gagahan Megapolitan 11 Maret 2025

    Dikritik karena Pantau Banjir Pakai Helikopter, Pramono: Bukan untuk Gagah-gagahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Gubernur Jakarta

    Pramono Anung
    memberikan klarifikasi terkait kritik yang diterimanya setelah memantau kondisi banjir di Jakarta menggunakan
    helikopter
    pada Kamis (6/3/2025).
    Ia menegaskan, penggunaan helikopter tersebut bukanlah permintaannya, melainkan tawaran dari pihak lain untuk mempercepat proses pemantauan dari udara.
    “Saya naik heli bukan permintaan saya, ada yang menawarkan,” ungkap Pramono saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (10/3/2025).
    Pramono menjelaskan, tujuan utama dari pemantauan udara adalah untuk melihat kondisi naturalisasi aliran sungai serta mengidentifikasi titik-titik yang membutuhkan normalisasi dan pembuatan sodetan.
    Ia menyatakan, pemantauan dari udara memungkinkan identifikasi area terdampak secara lebih menyeluruh dan efisien dibandingkan jika dilakukan dari darat.
    “Kenapa kemudian dilihat dari atas? Karena ingin naturalisasi, sodetan di mana-mana itu bisa dilakukan,” ujarnya.
    Menanggapi kritik yang muncul di media sosial, Pramono menyatakan bahwa masukan dari masyarakat merupakan “obat yang sangat menyehatkan”.
    Ia mengaku menerima semua kritik dengan lapang dada dan berkomitmen untuk menjadikannya sebagai bahan evaluasi dalam penanganan banjir ke depannya.
    “Kritik itu merupakan obat yang sangat menyehatkan. Saya dikritik apa saja terima kasih, matur nuwun,” ungkapnya.
    Pramono juga menepis anggapan bahwa penggunaan helikopter bertujuan untuk menunjukkan kekuasaan.
    Ia menegaskan, langkah tersebut diambil demi efektivitas dan efisiensi dalam penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan Bekasi.
    “Jadi sekali lagi naik heli bukan untuk gagah-gagahan,” tegas Pramono.
    Kritik terhadap Pramono muncul setelah warganet membandingkan aksinya menggunakan helikopter dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang turun langsung ke lapangan untuk meninjau banjir.
    Sebelumnya, Pramono menaiki helikopter jenis AgustaWestland (AW) 169 saat meninjau kondisi banjir di wilayah Jakarta, Kamis (6/5/2025).
    Ia didampingi oleh Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air Jakarta, Ika Agustin Ningrum, Sekretaris Pelaksana BPBD Jakarta, Marulitua Sijabat, Kakorpolairud Baharkam Polri, Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih, serta Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Erdi A. Chaniago.
    Dari hasil pemantauan tersebut, Pramono menyatakan bahwa kondisi di Jakarta mulai berangsur normal setelah banjir melanda beberapa hari terakhir.
    “Kalau dilihat dari atas tadi, kehidupan Jakarta sudah mulai normal kembali,” kata Pramono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Angin Segar untuk Eks Warga Kampung Bayam: Kini Bisa Huni Rusun dan Bekerja di JIS
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Maret 2025

    Angin Segar untuk Eks Warga Kampung Bayam: Kini Bisa Huni Rusun dan Bekerja di JIS Megapolitan 11 Maret 2025

    Angin Segar untuk Eks Warga Kampung Bayam: Kini Bisa Huni Rusun dan Bekerja di JIS
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Setelah hampir satu tahun melewati berbagai tantangan, eks warga
    Kampung Bayam
    kini dapat bernapas lega.
    Mereka telah diizinkan untuk kembali menempati rumah susun (rusun) yang terletak di samping Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. Tak hanya itu, mereka juga dapat kesempatan kerja di kawasan tersebut.
    Perubahan situasi ini muncul setelah melalui konflik berkepanjangan dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), pengelola JIS.
    Adapun Konflik mencapai puncaknya ketika ratusan sekuriti Jakpro menggeruduk
    eks warga Kampung Bayam
    . Mereka dipaksa untuk meninggalkan rusun yang mereka tempati sebelumnya.
    Selama satu tahun terakhir, mereka terpaksa tinggal di hunian sementara di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.
    Kini, kondisi mulai berubah setelah Gubernur Jakarta Pramono Anung  menepati janji kampanyenya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
    “Artinya, kami harus syukuri rahmat Tuhan, bahwasanya kami memiliki pemimpin yang bijaksana, menepati janji, dan peduli dengan kondisi rakyatnya,” ucap Furqon (42), Ketua Tani KSB, saat ditemui di Huntara, Jakarta Utara, pada Senin (10/3/2025).
    Pramono bersama wakilnya, Rano Karno, telah memberikan kunci rusun kepada eks warga Kampung Bayam pada Kamis (7/3/2025).
    Walaupun eks warga Kampung Bayam telah menerima kunci rusun, mereka belum dapat pindah ke lokasi baru.
    Hal ini disebabkan oleh administrasi yang belum sepenuhnya diselesaikan oleh pihak Jakpro.
    “Masih menunggu proses administrasi terselesaikan,” ujar Furqon.
    Sebenarnya, kata Furqon, eks warga Kampung Bayam bisa saja langsung pindah ke rusun karena sudah memegang kunci masing-masing.
    Namun, mereka tak mau asal pindah. Warga ingin persoalan administrasi itu diselesaikan dengan baik terlebih dahulu.
    Supaya ke depannya, jika Pramono sudah tak lagi menjadi Gubernur masalah administrasi itu tidak akan dipermasalahkan.
    Eks warga Kampung Bayam
    berharap dapat pindah ke rusun sebelum Lebaran.
    Menurut Furqon, Pramono telah mendesak Jakpro agar persoalan administrasi segera diselesaikan.
    “Kalau instruksi Mas Pram ke Jakpro itu menekan sebelum Lebaran. Tapi, kita lihat ini kan Jakpro bandel atau enggak,” ungkap Furqon.
    Jika mereka masih belum bisa pindah sebelum Lebaran, Furqon berencana untuk kembali mengadu kepada Pramono.
    Setelah menempati rusun, warga eks Kampung Bayam berencana untuk kembali bertani bayam seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
    “Kami semua di situ bertani bayam, produksi di situ,” kata Furqon.
    Sebagai tambahan, eks warga Kampung Bayam dan Jakpro telah sepakat untuk mengembangkan pertanian bayam menjadi argowisata.
    Dengan demikian, penduduk tidak hanya mengandalkan hasil panen tetapi juga mendapatkan penghasilan dari sektor pariwisata.
    Selain bertani, eks warga Kampung Bayam juga menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja di Jakpro.
    Namun, pihak Jakpro ingin mempekerjakan warga eks Kampung Bayam tanpa harus menghilangkan jati dirinya sebagai petani.
    Para warga akan dipekerjakan sesuai dengan bidang keahilan di koperasi pertanian yang sebelumnya sudah berjalan.
    “Misalnya, di kuliner, tata boga, dan sebagainya, itu lah yang direkrut sama Jakpro sehingga mendapatkan gaji dari Jakpro,” jelas Furqon.
    Sementara itu, Jakpro hanya dapat mempekerjakan satu orang per kartu keluarga (KK) di Kampung Bayam, dengan total sekitar 50 KK yang berarti 50 warga akan dipekerjakan.
    Eks warga Kampung Bayam juga mengungkapkan tidak keberatan jika gaji mereka dipotong untuk membayar sewa rusun, asalkan mereka benar-benar dipekerjakan oleh Jakpro.
    “Menurut kami, semua kompak dan setuju,” jelas Furqon.
    Jakpro berencana memotong gaji para pekerja sebesar Rp 1.700.000 per bulan untuk sewa rusun.
    Meskipun nominal tersebut cukup besar, eks warga merasa tidak keberatan karena mereka masih bisa mencari pendapatan tambahan melalui bertani bayam.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkapnya Misteri Kematian Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Maret 2025

    Terungkapnya Misteri Kematian Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora… Megapolitan 11 Maret 2025

    Terungkapnya Misteri Kematian Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Misteri seorang ibu berinisial TSL (59) dan anaknya, ES (35), yang jasadnya ditemukan di dalam toren air rumah mereka di Tambora, Jakarta Barat, akhirnya terungkap.
    TSL dan ES ditemukan tewas pada Kamis (6/3/2025), dengan luka di kepala. Kondisi tubuh mereka semakin mengenaskan akibat terendam air dalam toren selama beberapa hari.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, mengungkapkan bahwa visum dari RS Polri Kramat Jati menunjukkan luka akibat benda tumpul pada kepala kedua korban.
    “Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati, secara fisik terlihat ada luka di kepala, dua-duanya. Benda tumpul lah,” ujar Arfan saat dihubungi, Minggu (9/3/2025).
    Polisi menduga ibu dan anak tersebut telah tewas selama empat hari sebelum jasad mereka ditemukan.
    Dugaan ini muncul berdasarkan kondisi tubuh korban yang sudah membusuk dan bau menyengat yang tercium oleh warga sekitar.
    “Kami perkirakan eksekusinya terjadi tiga sampai empat hari sebelum ditemukan. Makanya baunya menyengat, apalagi terendam air,” jelas Arfan.
    Ketua RT 05/RW 02, Yanti mengatakan, warga mulai mencium bau tak sedap sejak Selasa (4/3/2025).
    Awalnya, mereka mengira bau tersebut berasal dari bangkai tikus atau kucing yang sering ditemukan mati di sekitar lingkungan perumahan.
    “Dari hari Selasa, malam Rabu lah, sudah banyak yang nongkrong di sini, tapi enggak ada yang curiga. Di sini kan biasa ada tikus mati, jadi orang nganggepnya itu,” ujar Yanti.
    Namun, bau menyengat itu semakin kuat hingga akhirnya jenazah TSL dan ES ditemukan.
    “Memang sebelumnya warga ada yang nyium bau, saya juga. Tadinya pikir bau bangkai biasa, tapi lama-lama makin menyengat,” tambahnya.
    Sejak Sabtu (1/3/2025), para penyewa kontrakan di rumah TSL dan ES mengeluhkan air yang mati.
    Enam orang penyewa sudah berusaha menghubungi TSL untuk meminta air dinyalakan, tetapi tidak mendapat respons.
    “Pas kejadiannya Sabtu sore, para penyewa pulang kerja dan minta air dinyalain. Tapi WA (WhatsApp) enggak dibalas,” kata Yanti.
    Bahkan, para penyewa sempat meneriaki TSL agar menyalakan air, tetapi tetap tidak ada jawaban.
    “Berarti HP-nya udah enggak aktif sejak Sabtu sore. Katanya pesan enggak dibalas, diteriakin juga enggak dijawab,” tambahnya.
    Setelah melalui proses penyelidikan, polisi akhirnya memastikan bahwa TSL dan anaknya dibunuh oleh seseorang.
    Polisi kemudian menelusuri dan akhirnya menangkap pelaku di kawasan Waduk, Banyumas, Jawa Tengah pada Minggu (9/3/2025) malam.
    “Kami sudah mengamankan pelaku yang diduga melakukan pembunuhan terhadap ibu dan anak di Tambora,” ujar Arfan.
    Arfan menjelaskan, saat ditangkap, pelaku tampak lusuh seperti gelandangan.
    “Penampilannya seperti gembel. Tapi Alhamdulillah kami sudah mengenali dan memperoleh informasi lengkap, sehingga bisa menangkapnya,” ujar Arfan.
    Dalam penangkapan tersebut, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya senapan angin dan sepeda motor.
    “Pada saat kami tangkap, ada beberapa barang bukti yang terkait, yakni senapan angin, sepeda motor, serta barang-barang lain yang berhubungan dengan kejahatan tersebut,” jelasnya.
    Meskipun pelaku telah tertangkap, polisi masih mendalami motif di balik pembunuhan sadis ini.
    “Yang pasti, cara pelaku menghabisi korban adalah dengan menggunakan benda tumpul,” kata Arfan.
    Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa sejumlah saksi.
    Tiga orang saksi telah diperiksa, namun Arfan belum merinci siapa saja mereka.
    “Kami masih dalam tahap lidik, masih periksa saksi, sudah tiga orang yang diperiksa,” tambahnya.
    Kasus ini terus dikembangkan untuk mengungkap latar belakang pembunuhan tragis tersebut.
    Polisi berupaya memastikan apakah ada motif khusus di balik kejadian ini atau hanya tindakan kriminal acak.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi, I Putu Gede Rama Paramahamsa, Intan Afrida Rafni | Editor: Faieq Hidayat, Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Penemuan Jasad Ibu dan Anak Dalam Toren Air di Jakbar, Awalnya Tak Bisa Dihubungi – Halaman all

    Kronologi Penemuan Jasad Ibu dan Anak Dalam Toren Air di Jakbar, Awalnya Tak Bisa Dihubungi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kronologi penemuan jasad ibu TSL (59) dan anak ES (35) dalam toren air di wilayah Tambora, Jakarta Barat.

    Terkini, pelaku pembunuhan telah ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025) malam. 

    Hal tersebut, dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, di Kantor Polres Metro Jakarta Barat, Daan Mogot, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).

    “Kami kasatreskrim beserta jajaran dari Tambora maupun bantuan dari Polres Banyumas sudah mengamankan pelaku,” katanya, Senin, dilansir Kompas.com.

    Arfan Zulkan mengatakan, pelaku berpenampilan gelandangan ketika ditangkap petugas. 

    Selain itu, sejumlah barang bukti diamankan, termasuk senapan angin dan sepeda motor. 

    Kronologi Penemuan Jasad Ibu-Anak Dalam Toren

    Dikutip dari TribunJakarta.com, Ronny (32), selaku anak korban TSL (59) terakhir kali berkomunikasi dengan ibu dan kakaknya ES (35) pada Sabtu (1/3/2025). 

    Hal tersebut, diungkapkan Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra, menurut informasi dari Rony. 

    Dijelaskan, ibu dan kakak Rony sudah tak bisa dihubungi lagi sejak sore hari. 

    Karena ada yang janggal, Rony pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tambora pada Senin (3/3/2025).

    “Jadi sejak tanggal 1 itu si R ini berkomunikasi dengan ibunya. Kemudian pada saat sore hari tidak bisa dihubungi.”

    “Kemudian si R ini datang ke rumah dan tidak mendapati ibu dan kakaknya. Makanya kemudian tanggal 3 yang bersangkutan melaporkan ke Polsek,” kata Dimitri di Polres Metro Jakarta Barat, Senin.

    Lantas, Ronny kembali menghubungi polisi lantaran mencium bau busuk dari rumahnya pada Kamis (6/3/2025).

    “Setelahnya kami beserta dengan Polsek melakukan pengecekan lagi dan ditemukan yang bersangkutan (korban) sudah dalam keadaan menjauh dari bawah tempat penyimpanan air,” terang Dimitri.

    Dua jasad ibu dan anak tersebut berada di tempat penampungan air kediaman mereka pada Jumat (7/3/2025) pukul 01.30 WIB. 

    Korban diketahui berinisial TSL (59) dan ES (35). Diduga kedua korban merupakan korban pembunuhan.

    Beberapa waktu kemudian, pihak kepolisian sudah mulai menemukan titik terang terkait terduga pelaku yang menghilangkan nyawa ibu dan anaknya itu.

    “Dan sekarang kami sudah pantau inisial pelaku dan sedang dilakukan pengejaran oleh tim Jatantras, Resmob, dan unit reskrim Polsek Tambora, Jakarta Barat,” kata Dimitri.

    Sementara itu, sampai hari ini, sudah ada delapan saksi yang dimintai keterangannya.

    Terkini, pelaku pembunuhan TSL dan ES ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025) pukul 23.30 WIB.

    Hasil Visum

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan dari hasil visum ditemukan luka pada bagian kepala.

    Visum tersebut, dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati kita lihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala dua-duanya,” ucapnya kepada wartawan, Senin.

    Arfan mengatakan, luka itu kuat diduga akibat benda tumpul.

    “Kita belum bisa ambil final juga ya, karena visumnya kan dari dokter, tapi dari sisi fisiknya yang kita lihat luka di kepala gitu,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kronologi Penemuan Jasad Ibu dan Anak di Toren Air Versi Polisi, Bermula Korban Tak Balas Pesan

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Reynas Abdila, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

  • Cuma Menunduk, Ini Tampang Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora Jakarta Barat – Halaman all

    Cuma Menunduk, Ini Tampang Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora Jakarta Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pelaku pembunuh ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat, berhasil diringkus polisi.

    Korban yang berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) ditemukan tewas di penampungan air bawah tanah di rumahnya.

    Pihak kepolisian pun berhasil menangkap pelaku di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025).

    “Kami menangkap sampai di daerah Waduk, di dekat di Banyumas tersebut,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, Senin (10/3/2025).

    Meski Arfan belum bisa membeberkan identitasnya, namun pelaku bukanlah anak bungsu korban.

    Arfan menuturkan, pihaknya mengetahui identitas pelaku dari rekaman CCTV yang dipasang di lokasi.

    “Sementara tidak ada (kaitan dengan anak korban), sementara ya karena otomatis kami sudah tersangka juga sudah kita sesuai dengan saksi mengatakan dan CCTV maupun terkait dengan handphone dan sebagainya sudah mengarah ke pelaku tersebut,” urai dia. 

    Ia menuturkan, pelaku menyamar jadi gelandangan untuk mengelabui polisi.

    “Jadi dia penampilannya seperti kayak gembel, tapi Alhamdulillah kami sudah mengenali dan teman-teman juga mencari informasi begitu lengkap sehingga bisa tertangkap,” kata dia.

    Tak hanya pelaku, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti yang digunakan pelaku untuk menghabisi korbannya.

    “Ya Alhamdulillah sampai sekarang tidak perlawanan dari pelaku untuk pada saat kami tangkap.”

    “Memang di sana ada salah satu barang bukti terkait senapan angin maupun sepeda motor ataupun barang-barang yang terkait dengan kejahatan tersebut,” ungkap Arfan, dikutip dari TribunJakarta.com.

    Sebelumnya, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra, mengatakan pihaknya telah memeriksa delapan orang saksi terkait kasus ini, termasuk anak bungsu korban, Ronny (32).

    “Dari awal di TKP pada hari Kamis, kami melaksanakan pemeriksaan terhadap tiga saksi.”

    “Kemudian pada hari Jumat kami melaksanakan pemeriksaan juga dan total saksi sampai dengan hari Senin ini sudah delapan saksi yang kami periksa,” jelas Dimitri.

    Dari hasil visum, ditemukan ada luka di bagian kepala korban.

    “Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati kita lihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala dua-duanya,” ungkap Arfan.

    Penyebab kematian korban masih didalami lantaran hasil autopsi belum keluar.

    “Kita belum bisa ambil final juga ya, karena visumnya kan dari dokter, tapi dari sisi fisiknya yang kita lihat luka di kepala gitu,” lanjutnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Ditangkap, Pelaku Berlagak Kayak Gelandangan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra)

  • Pramono akan diskusikan soal Program Sarapan Gratis dengan BGN

    Pramono akan diskusikan soal Program Sarapan Gratis dengan BGN

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai usai meninjau Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (10/3/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

    Pramono akan diskusikan soal Program Sarapan Gratis dengan BGN
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 10 Maret 2025 – 17:41 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo akan menemui Kepala Badan Gizi Nasional Prof Dr Dadan Hindayana untuk membahas lebih lanjut terkait Program Sarapan Gratis.

    “Jadi saya akan minta waktu secara khusus kepada Bapak Kepala Badan Gizi Prof Dadan. Karena memang ketika retret waktu itu tidak diperbolehkan,” kata Pramono di Jakarta, Senin.

    Tapi dia juga sudah membaca bahwa untuk Jakarta diperbolehkan. “Untuk itu saya dalam waktu dekat akan meminta waktu kepada beliau supaya nggak salah,” katanya. Sebagai Gubernur Jakarta, dia tidak ingin segala sesuatunya terkait program untuk Jakarta tidak terencana dengan baik. Dia juga ingin agar program tersebut dapat berjalan dengan terbuka.

    Kemudian soal program revitalisasi kantin, Pramono menjelaskan hal ini juga masih akan dibahas bersama Badan Gizi Nasional (BGN).

    “Kan belum diputuskan. Kemarin kalau tidak boleh (Program Sarapan Gratis), maka ‘budget’ yang sudah ada akan kita gunakan untuk membantu kantin-kantin yang ada di sekolah-sekolah,” katanya.

    Tetapi hari ini dia membaca bahwa Prof. Dadan menyampaikan untuk Jakarta diperbolehkan. “Ya saya harus ketemu dulu dengan Prof. Dadan,” kata Pramono.

    Sebelumnya, Pramono sempat mengganti Program Sarapan Gratis menjadi revitalisasi kantin. Pramono mengatakan revitalitasi atau renovasi ini akan dilakukan di seluruh kantin di Jakarta. Untuk Program Sarapan Gratis akan tetap diadakan. “Bukan dalam bentuk sarapannya, tetapi kami akan melakukan renovasi pada kantin-kantin di seluruh Jakarta,” kata Pramono.

    Pramono menyebutkan bahwa program renovasi kantin ini dilakukan agar fasilitas yang dimiliki bisa menjadi lebih baik. Dia memastikan program ini akan menjadi tanggung jawab sama terkait anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah Jakarta. Dia juga mengungkapkan alasan mengganti program ini. Dia menerangkan program yang berkaitan dengan Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi kewenangan penuh pemerintah pusat.

    “Ternyata pemerintah pusat meminta hal yang berkaitan dengan Makan Bergizi Gratis itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan tentunya sebagai pemerintah Jakarta, kami sami’na waato’na, ikut itu,” kata Pramono.

    Sumber : Antara