kab/kota: Jati

  • BPBD Jateng Peringatkan Kabupaten/Kota Segera Buat Kajian Risiko Bencana
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Desember 2025

    BPBD Jateng Peringatkan Kabupaten/Kota Segera Buat Kajian Risiko Bencana Regional 3 Desember 2025

    BPBD Jateng Peringatkan Kabupaten/Kota Segera Buat Kajian Risiko Bencana
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah diminta untuk segera menyusun Kajian Risiko Bencana (KRB).
    Hal ini bertujuan agar pemerintah dan pemangku kepentingan di daerah tidak gagap dalam menghadapi bencana alam.
    Kepala
    Badan Penanggulangan Bencana
    Daerah (BPBD) Provinsi
    Jawa Tengah
    , Bergas Catursasi Penanggungan, menjelaskan bahwa kajian tersebut merupakan bekal penting untuk pencegahan bencana bagi pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
    “Untuk daerah-daerah yang belum punya
    kajian risiko bencana
    , tentu harus membuat. Karena itu bagian dari upaya mitigasi daerah untuk mengetahui apa yang menjadi potensi ancaman bencana di wilayahnya. Maka perlu ada KRB. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, dokumen KRB harus dibuat atau diperbarui,” ucap Bergas saat dikonfirmasi pada Rabu (3/12/2025).
    Bergas menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak ingin melihat pemkab atau pemkot yang tidak memiliki KRB justru panik dan bingung saat menghadapi bencana.
    “Karena tidak tahu, akhirnya panik, tergagap-gagap,” tegasnya.
    Dia menambahkan bahwa KRB wajib disusun oleh pemkab/pemkot dengan melibatkan BPBD provinsi.
    Dalam proses penyusunannya, pemerintah daerah juga dapat mengajak ahli dan akademisi.
    “Masa berlaku KRB adalah lima tahun. Tapi bisa diperbarui setiap dua tahun jika di daerah terkait ada pembangunan yang masif seperti pembangunan pabrik, perumahan, permukiman, atau pembangunan lahan produktif, itu kan perlu dikaji,” lanjutnya.
    Selanjutnya, dengan bekal KRB, pemkot/pemkab diminta untuk menyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB).

    Bergas mengingatkan bahwa beberapa daerah di Jawa Tengah belum menghadapi puncak musim penghujan, sehingga masyarakat perlu tetap waspada dan siap mengevakuasi diri jika terdapat indikasi risiko bencana seperti banjir atau tanah longsor.
    Lebih lanjut, Bergas mengungkapkan bahwa bencana tanah longsor telah terjadi di Cilacap dan Banjarnegara, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa dan ratusan orang terdampak.
    Sebanyak 21 orang meninggal dan dua lainnya hilang di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap pada 13 November 2025.
    Sementara itu, longsor di Banjarnegara, yang terjadi di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum pada 15 November 2025, menelan 17 korban jiwa dan 11 orang lainnya hilang.
    Sebelumnya, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, menyatakan bahwa terdapat 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang tidak memiliki KRB, termasuk Kabupaten Cilacap.
    “Ada beberapa daerah yang sudah tidak memiliki Kajian Risiko Bencana, termasuk Cilacap. Jadi Cilacap masa berlakunya (KRB) sudah habis karena 2014 sampai 2018. Kemudian Rencana Penanggulangan Bencana-nya juga sudah tidak berlaku,” kata Raditya saat menghadiri rapat koordinasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Kantor Gubernur Jateng, (18/11/2025) lalu.
    BNPB merinci bahwa per 4 Juni 2025, terdapat enam wilayah di Jateng yang masa berlaku KRB-nya telah habis, yaitu Cilacap, Purworejo, Wonogiri, Grobogan, Temanggung, dan Kota Semarang.
    Selain itu, wilayah yang tidak memiliki KRB meliputi Klaten, Kota Surakarta, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perkuat ekosistem bank sampah, Pemprov DKI bangun pusat daur plastik

    Perkuat ekosistem bank sampah, Pemprov DKI bangun pusat daur plastik

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Collection Center dan Pusat Daur Ulang Plastik (PDUP) sebagai off-taker (pengumpul) utama dalam pengelolaan sampah plastik untuk memperkuat ekosistem bank sampah sekaligus mendorong ekosistem ekonomi sirkular di seluruh wilayah Jakarta.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu, menjelaskan fasilitas Collection Center dan PDUP itu terhubung dengan program satu RW, satu bank sampah, sehingga bank sampah unit maupun bank sampah induk dapat beroperasi lebih optimal dan berkelanjutan.

    Salah satu fasilitas yang dibangun itu adalah Collection Center Ciracas yang berfungsi sebagai simpul pengelolaan sampah plastik dengan kapasitas 8-10 ton per hari. Fasilitas ini melayani lima kecamatan, yaitu Cipayung, Ciracas, Kramat Jati, Makasar, dan Pasar Rebo.

    Sementara itu, PDUP Bambu Larangan dirancang dengan kapasitas mencapai 50 ton per hari. Pemprov DKI menyediakan lahan untuk mendukung pengembangan infrastruktur daur ulang skala kota ini.

    Asep menambahkan pembangunan fasilitas yang berkolaborasi dengan PT Morego Green Indonesia tersebut merupakan wujud penerapan model pembiayaan kolaboratif antara pemerintah dan swasta untuk menyediakan layanan publik tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau creative financing.

    Skema tersebut, sambung dia, dapat meningkatkan kualitas pengelolaan sampah sekaligus mempertahankan mutu layanan bagi masyarakat.

    Menurut dia, kehadiran PDUP dan Collection Center itu juga dapat menata ulang alur kerja bank sampah. Bank sampah unit di setiap RW tidak hanya menjadi titik pengumpulan, tetapi juga terintegrasi dengan sistem jemput dan pembelian sampah plastik dengan harga kompetitif oleh PDUP.

    “Kolaborasi ini menunjukkan kesiapan Pemprov DKI Jakarta menyongsong masa depan yang lebih berkelanjutan, dengan ekosistem bank sampah yang aktif dan rantai ekonomi sirkular yang bekerja secara efektif,” ujar Asep dalam penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Direktur Utama PT Morego Green Indonesia dan turut disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo, di Jakarta, Rabu (3/12).

    Sementara itu, Direktur Utama PT Morego Green Indonesia Donni Renaldy Suratman berharap pembangunan fasilitas baru tersebut dapat meningkatkan partisipasi warga, mengurangi sampah plastik dari sumbernya, dan menguatkan peran bank sampah di setiap RW.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KKJ dan BIP Pasar Jaya apresiasi 120 buruh pengupas bawang

    KKJ dan BIP Pasar Jaya apresiasi 120 buruh pengupas bawang

    Jakarta (ANTARA) – Komunitas Kebaya Jakarta (KKJ) berkolaborasi dengan Bhakti Istri Pegawai (BIP) Perumda Pasar Jaya memberikan apresiasi terhadap 120 buruh pengupas bawang melalui kegiatan berbagi.

    “Kami, komunitas perempuan, ingin memberikan perhatian kepada para pejuang perempuan. Untuk momentum Hari Ibu, kami memilih buruh pengupas bawang di Pasar Induk karena mereka mayoritas perempuan yang setiap hari bekerja keras,” kata Ketua Komunitas Kebaya Jakarta Happy Djarot di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Acara itu dihadiri sekitar 120 buruh perempuan yang setiap hari bekerja dari pagi hingga malam dengan beban kerja yang berat.

    Menurut Happy, kegiatan itu digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga.

    Para buruh pengupas bawang itu juga dipilih karena mayoritas dari mereka adalah perempuan yang bekerja tanpa henti untuk membantu ekonomi keluarga.

    “Mereka ingin merasakan kebahagiaan. Kemudian, dalam artian kita memberikan dukungan, apresiasi dan juga memberikan bantuan agar perempuan-perempuan pengupas bawang ini semangat dalam bekerja guna mendampingi keluarga,” jelas Happy.

    Dia juga menitipkan pesan kepada para buruh agar tetap menjaga keselamatan keluarga, mengingat Jakarta tengah menghadapi dua potensi bencana yang kerap terjadi, yakni kebakaran dan banjir.

    “Tetap semangat, dan tolong jaga rumah serta keluarga masing-masing agar terhindar dari bencana tersebut,” ucap Happy.

    Sementara itu, istri Wakil Gubernur DKI Jakarta Dewi Rano Karno turut hadir dan memberikan apresiasi atas inisiatif kegiatan itu.

    Dia mengaku bangga melihat perhatian yang diberikan oleh KKJ dan BIP Pasar Jaya kepada para buruh tangguh tersebut.

    Dia menilai para perempuan pengupas bawang tersebut merupakan sosok luar biasa yang patut dihargai atas ketekunan dan kerja keras mereka.

    “Mereka bekerja dari pagi sampai jam sepuluh malam, dan hanya mendapat upah sekitar Rp70 ribu. Untuk mengupas 20 kilogram bawang, mereka hanya mendapat Rp3.000 per kilogram. Jadi, wajar kalau kita ingin memberikan penghargaan, mengajak mereka senang-senang walaupun hanya sehari, sebagai bentuk healing,” tutur Dewi.

    Ketua Komunitas Kebaya Jakarta Happy Djarot (tengah), istri Wakil Gubernur DKI Jakarta Dewi Rano Karno (kanan), dan Ketua Bhakti Istri Pegawai (BIP) Perumda Pasar Jaya Raesita Kamaylia di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza/am,

    Dalam kesempatan itu, Dewi juga meninjau kondisi harga pangan di Pasar Induk Kramat Jati. Ia mengatakan harga-harga komoditas di pasar tersebut masih stabil dan bahkan lebih murah dibandingkan dengan pasar ritel maupun supermarket.

    “Tadi saya tanya, harga masih stabil, belum ada kenaikan. Bahkan lebih murah dari tempat lain,” ungkap Dewi.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua BIP Perumda Pasar Jaya Raesita Kamaylia menyampaikan pihaknya menyambut baik kolaborasi tersebut dan menegaskan kegiatan itu merupakan bentuk apresiasi bagi para buruh yang selama ini kurang mendapat perhatian.

    “Ini adalah bentuk apresiasi kepada buruh yang selama ini kurang diperhatikan. Mereka diberi kesempatan bertemu, berkumpul, menerima santunan, dan merasa lebih berarti. Jumlahnya ada 120 orang, itu semua buruh wanita pengupas bawang di Pasar Induk,” terang Raesita.

    Melalui kegiatan itu, KKJ dan BIP Pasar Jaya berharap momentum Hari Ibu tidak hanya menjadi perayaan simbolis, tetapi juga momen untuk menguatkan perempuan pekerja yang selama ini berada di lini pekerjaan informal dan kerap luput dari perhatian publik.

    Kegiatan tersebut juga diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi para buruh untuk terus berjuang demi keluarga mereka.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cek Harga Referensi CPO dan Biji Kakao di Desember 2025

    Cek Harga Referensi CPO dan Biji Kakao di Desember 2025

    Sementara itu, HR biji kakao periode Desember 2025 ditetapkan sebesar USD 5.977,46/MT, turun USD 397,34 atau 6,23 persen dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan ini berpengaruh pada turunnya Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao menjadi USD 5.604/MT, atau turun USD 386 (6,45 persen), dari periode sebelumnya.

    “Penurunan HR dan HPE biji kakao tersebut dipicu oleh meningkatnya suplai global seiring membaiknya produksi di negara-negara produsen utama di Afrika Barat. Hal ini didorong oleh kondisi cuaca yang membaik serta kekhawatiran terhadap melemahnya permintaan,” jelas Tommy.

    Penetapan BK biji kakao periode Desember 2025 merujuk pada Kolom Angka 4 Lampiran Huruf B PMK Nomor 38 Tahun 2024 jo. PMK Nomor 68 Tahun 2025, yaitu sebesar 7,5 persen. Sementara itu, PE biji kakao untuk periode tersebut mengacu pada Lampiran Huruf C PMK Nomor 69 Tahun 2025, yaitu sebesar 7,5 persen.

    Kemudian, HPE produk kayu naik pada beberapa komoditas. Produk tersebut, antara lain, veneer dari hutan alam dan hutan tanaman, dan wooden sheet for packing box. Kenaikan HPE juga terjadi pada kayu olahan dengan luas penampang 1.000—4.000 mm² dari jenis meranti, merbau, rimba campuran dan sortimen lainnya dari jenis eboni, jati, serta dari hutan tanaman jenis pinus, gemelina, akasia, sengon, balsa, eucalyptus, dan lainnya. Sedangkan, HPE kayu olahan dengan luas penampang 1.000—4.000 mm² dari jenis karet justru turun.

    Pada periode Desember 2025, ada HPE beberapa komoditas kayu yang tidak berubah dibanding bulan sebelumnya. Komoditas tersebut yaitu wood in chips or particle, chipwood, kayu olahan dengan luas penampang 1.000—4.000 mm² dari jenis sungkai, serta kayu olahan khusus jenis merbau dengan luas penampang 4.000—10.000 mm².

     

  • 1
                    
                        Perjuangan Ria Rawat Anaknya yang Lumpuh Akibat Digigit Ular Weling, Butuh 5 Tahun Berdamai dengan Kenyataan
                        Yogyakarta

    1 Perjuangan Ria Rawat Anaknya yang Lumpuh Akibat Digigit Ular Weling, Butuh 5 Tahun Berdamai dengan Kenyataan Yogyakarta

    Perjuangan Ria Rawat Anaknya yang Lumpuh Akibat Digigit Ular Weling, Butuh 5 Tahun Berdamai dengan Kenyataan
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com
    – Adzan dzuhur sudah lewat cukup lama ketika Deni Rianingsih—atau Ria—bergegas menuju kamar depan sambil membawa gelas untuk bikin susu.
    Di rumahnya di Padukuhan Dhisil, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo,
    Kulon Progo
    , Daerah Istimewa Yogyakarta, ibu rumah tangga berumur 40 tahun ini menyiapkan waktu minum susu bagi putranya, Ananda Yue Riastanto (16), yang sejak kelas awal sekolah dasar lumpuh total setelah digigit
    ular weling
    .
    Susu SGM BBLR itu diberikan atas saran rumah sakit untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan Ananda.
    Bukan diminum lewat mulut, melainkan melalui selang NGT Fr. 8 yang masuk dari hidung kanan menuju lambung.
    Saat berkunjung ke rumahnya, Minggu (30/11/2025), tampak Ria dengan gerakan tenang namun penuh perhatian menyedot sekitar 300 cc susu menggunakan spuit, lalu perlahan memasukkannya ke dalam selang.
    Sesekali ia menoleh memastikan kondisi Nanda aman.
    “Ini sudah masuk tahun kedelapan sejak sakit itu datang,” ujar Ria, mengenang masa pahit yang mengubah hidup keluarganya.
    Remaja yang ia panggil Nanda itu terbaring miring ke kiri di atas kasur springbed besar di kamar sederhana berdinding hijau.
    Dindingnya penuh coretan warna-warni karya sang adik, Aini Zia Riastanti, yang masih TK.
    Bantalan tisu selalu terpasang di ujung bibir kiri Nanda untuk menampung air liur yang terus menetes.
    Tubuhnya sangat kurus, nyaris tinggal tulang, dengan tangan menggenggam kaku dan keringat tipis karena panas siang hari.
    Bola mata dan kepala tampak menonjol, tak lagi seimbang dengan tubuhnya.
    Ria tidak pernah melupakan pukul 03.00 suatu hari pada awal 2017.
    Waktu itu Nanda dan keluarga baru menempati rumah baru di hari ke-17.
    Nanda yang masih lincah tiba-tiba datang tergopoh sambil berkata, “Bu, aku digigit ular…”
    Sesudah itu, semuanya berubah cepat dan traumatis.
    Meski ia sudah meyakinkan tenaga kesehatan bahwa itu gigitan ular weling dan membutuhkan antibisa segera, penanganan tak secepat harapan keluarga hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit besar.
    Racun weling membuat Nanda harus dirawat lebih dari sebulan di RSUP Dr. Sardjito.
    Ia selamat, tetapi kehilangan hampir seluruh kemampuan motorik dan penglihatannya.
    Sejak itu, hidup keluarga ini berputar mengelilingi perawatan intensif untuk Nanda yang hanya bisa tidur di rumah dengan sekeliling berupa rimbun pohon jati dan kelapa, bambu, dan tumbuhan pakan ternak, dan satu rumah kerabat di sebelahnya.
    Dari luar, rumah batako lebih 80 meter persegi sederhana itu tampak tenang.
    Terdengar suara kambing mengembik dan ramai anak ayam di bagian belakang rumah.
    Namun, di dalam rumah, perjuangan hidup sejatinya tidak pernah berhenti.
    Ria menjalani rutinitas yang tak semua ibu sanggup menanggung: mengganti selang NGT, memantau pernapasan Nanda, menyiapkan makanan khusus, hingga memasukkan enam kali makanan cair, satu kali susu, dan dua kali puyer obat, setiap hari melalui sonde.
    Isinya nasi, sayuran seperti wortel, brokoli, buncis sampai ubi ungu, harus direbus lalu diblender, tanpa banyak bumbu, garam sedikit, gula hampir tidak pernah. Lauk biasanya kaldu ayam atau tahu.
    “Nanda makan setiap tiga jam sekali. Satu hari bisa enam tujuh kali makan, satu kali susu, obat dua kali. Belum air putihnya beberapa kali,” ujarnya.
    Seluruh waktu dan tenaganya terserap untuk menjaga stabilitas Nanda.
    Buang air kecil maupun besar diatur lewat pispot dan hanya Ria yang paham isyarat kecil tubuh anaknya.
    Ia jarang meninggalkan rumah kecuali ke pasar, konsultasi dokter, atau tes laboratorium.
    Obat vitamin otak, anti-kejang, dan penenang ringan menjadi bagian dari ritme harian.
    Lima tahun pertama adalah masa paling berat.
    Perlahan, ada perkembangan kecil.
    Nanda yang dulu tak mampu batuk dan harus disedot di rumah sakit, kini mulai bisa mengeluarkan dahak sendiri.
    Ia tidur lebih tenang, otot-ototnya sedikit lebih lentur.
    Meski begitu, sesekali kejang singkat 2–3 detik masih bisa datang, tapi tidak sepanjang dulu.
    Menjaga dari sleep apnea, Ria selalu sigap terjaga bila mendengar keanehan.
    Suaminya, Sugiyanto, adalah satu-satunya pencari nafkah.
    Ia bekerja sebagai tukang bangunan dari pagi hingga malam, dengan penghasilan rata-rata Rp100.000 per hari.
    “Dibilang sedikit enggak, dibilang banyak juga enggak. Tapi ya itulah. Selagi badan sehat, siang malam kerja. Kalau enggak masuk, berat,” ujar Sugiyanto.
    Susu menjadi kebutuhan terbesar.
    Satu kaleng seharga Rp108.000 hanya bertahan tiga hari.
    Seminggu minimal dua kaleng—belum termasuk obat, selang, dan spuit yang banyak harus dibeli di luar tanggungan BPJS.
    Kebutuhan Nanda jadi prioritas pertama.
    Selesai bekerja, Sugiyanto langsung pulang untuk gantian menjaga Nanda.
    Soal menjaga Nanda, Sugiyanto biasa memandikan anaknya setiap pukul 16.00 WIB.
    Sesekali, ia menjemur Nanda bila sinar matahari menjangkau teras rumah.
    Ria membutuhkan waktu lama untuk berdamai dengan kenyataan.
    Kedamaian datang seiring Nanda juga semakin membaik dalam keterbatasan, seperti tidur lebih alami, dsb.
    Tapi, rasa sesal sesekali muncul semaunya.
    Sesak itu tiba-tiba datang tanpa aba-aba, bahkan pernah muncul selagi memasak untuk Nanda.
    Kata Ria, tantangan terberat justru terjadi di ranah mental.
    “Kadang tiba-tiba saya diam, terus nangis sendiri sambil sesak. Saya bertanya, ‘Kenapa harus anak saya?’” ujarnya.
    Pernah pula muncul tidak disangka ketika teman-teman Nanda sepermainan dulu melintas di depan rumah.
    Mereka sudah besar, remaja, dan terlihat bahagia.
    Air mata meleleh tak kuasa dibendung.
    Enam bulan pertama menjadi periode paling berat, hingga berat badannya turun 14 kilogram.
    Ia mengaku membutuhkan lima tahun untuk benar-benar bisa menerima kenyataan tersebut.
    Di tengah tekanan itu, Ria tetap memikul beban perawatan fisik anaknya.
    Ia belajar memasang selang makan sendiri setelah hampir pingsan melihat prosesnya.
    Risiko salah pasang sangat tinggi karena selang dapat masuk ke paru-paru.
    “Makanya beli stetoskop sendiri buat memastikan,” ujarnya.
    Upaya Ria tidak sia-sia.
    Nanda menunjukkan kemajuan kecil namun berarti, seperti mulai bisa mengangkat tangan.
    Meski perintah motorik dari otak belum pulih sepenuhnya, terapi membesarkan harapan Nanda punya potensi lebih baik dari hari ini.
    Ria menegaskan ia tidak ingin dikasihani. “Saya cuma minta yang terbaik. Kalau memang sembuh masih mungkin, saya mohon diberi jalan,” katanya.
    Dalam perjuangan panjang melawan rasa takut, kelelahan, dan ketidakpastian, Ria tetap bertahan.
    “Ngomongnya pasrah, tapi hati sebenarnya susah. Ada masa saya enggak bisa terima. Harusnya kan enggak begini… Tapi lama-lama belajar legawa,” ujarnya lirih.
    Air mata menetes saat ia berkata pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.
    Di tengah keterbatasan, ia menemukan sesuatu yang justru menguatkannya: menulis.
    Berawal dari kegemarannya membaca dan rasa tak puas pada alur cerita bacaan tertentu, ia mulai menulis dan mengunggahnya ke platform novel daring.
    “Saya mulai dua tahun belakangan. Iseng-iseng saja, lama-lama jadi hiburan, seperti pelarian (penghiburan),” kata lulusan SMK Negeri di Pengasih ini.
    Saat pandemi, ketika usaha umbi gadung olahan terhenti, ia mulai fokus menulis genre populer yang disukai pembaca digital.
    Cerita bikinannya harus ikut pasar kalau mau mendulang banyak viewers.
    Menulis menjadi perjuangan di jalan lain demi anak.
    Penghasilannya memang tidak besar, tetapi cukup membantu membeli kebutuhan harian, obat, atau susu.
    Setiap kali ia mengetik di ponsel, Ria yakin anaknya tahu.
    “Dia paham, Mas. Dia tahu kalau saya buka HP bukan mainan, tapi kerja,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
    Sedikit demi sedikit, menulis memberi hasil.
    Ria memproduksi belasan novel digital di salah satu platform, itu belum termasuk dua platform lain.
    Ia punya nama pena sendiri tapi masih malu-malu untuk diungkap.
    Penghasilan dari menulis rupanya bisa memenuhi perlahan beberapa perabot rumah.
    Meski dinding masih banyak yang belum dicat dan plafon masih menganga, Ria berusaha ikut melengkapi kebutuhan rumah dan kebutuhan anaknya.
    Ia juga sambil menyisihkan penghasilan agar ke depan bisa membeli laptop biar semakin produktif menulis lebih nyaman sambil tetap menjaga Nanda yang terbaring.
    Waktu berjalan tanpa kompromi di tengah Ria yang terus menjahit luka hati dengan tangannya sendiri.
    Rumah di tengah jati itu mungkin tampak tak menarik bagi orang lain, namun bagi Ria, di situlah ia belajar arti kekuatan yang paling radikal: mencintai tanpa syarat ketika hidup tak memberi jaminan apa pun.
    Dan Nanda, dengan keheningan, justru menjadi pusat gravitasi yang membuat Ria tetap berpijak.
    Seorang ibu tidak mengalah.
    Tidak hari ini.
    Tidak besok.
    Tidak juga lusa, karena kasihnya sepanjang jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kepala Daerah Kerap Salahkan Hujan saat Bencana, Padahal Tata Ruang

    Kepala Daerah Kerap Salahkan Hujan saat Bencana, Padahal Tata Ruang

    Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, menyinggung sejumlah kepala daerah yang sering menyalahkan hujan saat bencana banjir terjadi di wilayahnya. Padahal menurut Jati, bencana sering terjadi karena masalah tata ruang.

    Jati pun menyinggung masalah tata ruang di Jabodetabek, contohnya adalah banyak rumah-rumah yang melanggar sempadan sungai. Hal ini, menurutnya bisa dibuktikan melalui satelit.

  • Bupati Tuban Serukan Tiga Semangat Kerja ASN, Guru, dan Tenaga Kesehatan di Empat Hari Besar Nasional

    Bupati Tuban Serukan Tiga Semangat Kerja ASN, Guru, dan Tenaga Kesehatan di Empat Hari Besar Nasional

    Tuban (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati empat momentum nasional Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54 KORPRI, HUT ke-80 PGRI, Hari Guru Nasional 2025, dan Hari Kesehatan Nasional ke-61 Tahun 2025, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menekankan pentingnya soliditas dan profesionalisme kepada para ASN Pemkab Tuban dan guru PGRI.

    Mas Lindra sapaan Bupati Tuban menegaskan bahwa Korpri telah menjalani perjalanan panjang selama 54 tahun. Ini tentu sebagai pilar terdepan negara dengan tema tahun 2025 yakni Bersatu, Berdaulat, Bersama Korpri Mewujudkan Indonesia Maju, menjadi penegasan agar Korpri tetap menjaga netralitas, memperkuat pelayanan, serta menjadi penggerak transformasi digital di era birokrasi modern.

    “Ada delapan tekad kesiapsiagaan Korpri yang harus dijalankan. Sehingga, ASN harus memperkuat persatuan korps, menegakkan netralitas, meningkatkan kompetensi, menjunjung nilai kejujuran dan disiplin, siaga bencana, mendukung peningkatan pendapatan daerah, mengawal reformasi birokrasi, hingga menjaga nama baik Korpri,” ujar Mas Lindra, Senin (01/12/2025).

    Lanjut, pihaknya juga menyinggung momentum Hari Kesehatan Nasional dan menekankan pentingnya pembangunan generasi sehat yang menjadi fondasi Indonesia 2045. Menurutnya, capaian transformasi kesehatan nasional termasuk lebih dari 52 juta warga yang telah mengikuti cek kesehatan gratis.

    “Kami mengapresiasi capaian penurunan stunting balita menjadi 19,8 persen, peningkatan layanan rujukan hingga bedah jantung terbuka di 29 provinsi, dan cakupan JKN yang telah menjangkau 98 persen penduduk. Sehingga, transformasi kesehatan tidak bisa berjalan tanpa budaya kerja tenaga kesehatan yang lebih adaptif, profesional, dan berorientasi pelayanan,” tambahnya.

    Selanjutnya, pada peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-80, pihaknya menegaskan pentingnya peran guru sebagai agen pembelajaran dan memaparkan sejumlah program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru. Di antaranya beasiswa Rp 3 juta rupiah per semester bagi guru yang belum S1, tunjangan sertifikasi Rp 2 juta rupiah per bulan bagi guru non-ASN, dan insentif honorer sebesar Rp 400 ribu rupiah per bulan mulai 2026.

    “Kami juga mengapresiasi upaya perlindungan hukum bagi guru melalui kerja sama dengan Polri dan harapannya di usia 80 ini PGRI tetap menjadi wadah yang independen dan mampu mendampingi guru dalam menghadapi persoalan hukum. Serta, RUU Sisdiknas dapat memperkuat substansi kesejahteraan dan perlindungan bagi guru dan dosen,” tutur Mas Lindra.

    Oleh sebab itu, Mas Lindra mengajak seluruh anggota Korpri, tenaga kesehatan, dan guru memperkuat sinergi dan menekankan tiga semangat kerja. Yang pertama, bekerja lebih keras dan cerdas. Yang kedua, memperkuat persatuan dan integritas. Yang ketiga, berani berinovasi demi kemajuan bangsa.

    “Sekali lagi selamat kepada Korpri, tenaga kesehatan, dan seluruh guru atas peringatan tahunannya. Kepada seluruh anggota Korpri, insan kesehatan, dan guru beserta semua insan pendidikan, saya titipkan bangsa ini di pundak bapak/ibu sekalian. Mari kita bersinergi, luruskan niat, perkuat motivasi, dan teguhkan jati diri,” serunya. [dya/kun]

  • Keluar dari RS, Pelaku Ledakan SMAN 72 Dipindah ke Rumah Aman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Keluar dari RS, Pelaku Ledakan SMAN 72 Dipindah ke Rumah Aman Megapolitan 1 Desember 2025

    Keluar dari RS, Pelaku Ledakan SMAN 72 Dipindah ke Rumah Aman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Setelah dinyatakan pulih secara fisik oleh dokter di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta dipindahkan ke rumah aman.
    “Terkait ABH (anak berkonflik dengan hukum) ledakan SMA 72, kami sampaikan, saat ini ABH berada di posisi rumah aman,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Senin (1/12/2025).
    Di rumah aman, kondisi psikologis ABH sedang dipulihkan oleh dokter.
    Perawatan dilakukan hingga dinyatakan layak untuk diperiksa penyidik.
    “Secara medis kondisi ABH ini sudah pulih, tetapi secara psikis dokter yang merawat harus berkoordinasi dengan penyidik termasuk kami juga akan berkoordinasi dengan Bapas,” kata Budi.
    Hampir sebulan berlalu, polisi menargetkan untuk bisa memeriksa ABH pekan ini, dengan pertimbangan kondisi yang akan disetujui oleh pihak berwenang terlebih dahulu.
    Seperti KPAI, Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas Sosial Pemberdayaan Perlindungan Perempuan (P3A), dan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
    “Diagendakan di dalam minggu ini semoga ABH benar-benar sudah pulih secara medis dan psikis sehingga bisa dilaksanakan permintaan keterangan dari ABH,” ujar dia.
    Selain ABH itu, masih ada dua pasien lain yang sedang memulihkan kondisi fisiknya di rumah sakit.
    Ledakan terjadi di masjid
    SMAN 72 Jakarta
    pada Jumat sekitar pukul 12.15 WIB, saat siswa dan guru tengah melaksanakan shalat Jumat.
    Masjid tersebut berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
    Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar ketika khotbah berlangsung, kemudian disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda. Insiden ini mengakibatkan 96 orang luka-luka.
    Penyelidikan awal menunjukkan pelaku merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut, yang sebelumnya dikabarkan mengalami perundungan dan diduga menjadi salah satu latar belakang aksinya.
    Polisi juga menemukan benda menyerupai
    airsoft gun
    dan
    revolver
    di lokasi kejadian. Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
    Saat ini, motif dan penyebab pasti
    ledakan SMAN 72 Jakarta
    masih dalam penyelidikan kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Nataru 2026, Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 Desember 2025

    Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Nataru 2026, Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Nasional 1 Desember 2025

    Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Nataru 2026, Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi
    Penulis

    KOMPAS.com

     – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) memperkuat sinergi dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi dan peningkatan mobilitas masyarakat, serta kebutuhan pangan pada momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
    Hal itu disampaikan Mendagri saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025).
    “Hari ini (kita membahas antisipasi) bencana alam dan antisipasi Nataru, dan ini semua memerlukan sinergi, kata-kata yang paling kunci adalah sinergi, tidak bisa kerja sendiri,” ujar Mendagri dalam rilis persnya.
    Ia menjelaskan bahwa dalam dua hingga tiga minggu terakhir telah terjadi beberapa bencana dengan dampak cukup besar di sejumlah wilayah.
    Peristiwa tersebut antara lain banjir bandang dan longsor di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, serta bencana dengan skala luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Mendagri menegaskan bahwa potensi bencana dapat muncul sewaktu-waktu sehingga seluruh pihak perlu meningkatkan kesiapsiagaan.
    “Untuk itu, ini bisa terjadi at any time, tiap saat,
    at any place
    , di mana saja,” tegasnya.
    Pada kesempatan itu, Mendagri juga menyoroti dinamika yang muncul setiap memasuki periode Nataru.
    Ia menjelaskan bahwa mobilitas masyarakat diperkirakan meningkat pada berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara, seiring meningkatnya perjalanan untuk perayaan hari besar, liburan, atau kunjungan keluarga.
    Kenaikan aktivitas ini, lanjutnya, juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan, sehingga daerah perlu memastikan kesiapan pasokan serta menjaga stabilitas harga.
    Aspek keamanan juga menjadi perhatian Mendagri, mulai dari potensi cuaca ekstrem di kawasan wisata hingga kepadatan di lokasi perayaan malam Tahun Baru. Ia meminta pemda melakukan langkah antisipasi secara komprehensif sehingga potensi risiko dapat diminimalkan.
    Untuk itu, Mendagri meminta kepala daerah segera melakukan koordinasi lanjutan di tingkat daerah, termasuk melalui rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta pemangku kepentingan terkait kebencanaan dan Nataru.
    Ia menekankan pentingnya pemetaan potensi kerawanan dan penyusunan rencana operasi secara terpadu.
    “Termasuk daerah membuat rencana operasi untuk menghadapi Natal Tahun Baru dengan berbagai multidimensi,” pungkas Mendagri.
    Sebagai informasi, selain dihadiri Mendagri dan kepala daerah rakor tersebut turut dihadiri secara langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin; Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani; dan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii.
    Lalu hadir pula Wakil Menteri Koordinator (Wamenko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Imam Sugianto, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, serta perwakilan pejabat dari Kementerian/Lembaga dan BUMN terkait.
    Sementara itu, hadir secara virtual antara lain Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, serta pihak terkait lainnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana dan Momentum Nataru 2025/2026

    Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana dan Momentum Nataru 2025/2026

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) memperkuat sinergi dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi dan peningkatan mobilitas masyarakat, serta kebutuhan pangan pada momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Pesan itu disampaikan Mendagri saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025).

    “Hari ini [kita membahas antisipasi] bencana alam dan antisipasi Nataru, dan ini semua memerlukan sinergi, kata-kata yang paling kunci adalah sinergi, tidak bisa kerja sendiri,” ujar Mendagri.

    Mendagri menjelaskan bahwa dalam dua hingga tiga minggu terakhir telah terjadi beberapa bencana dengan dampak cukup besar di sejumlah wilayah. Peristiwa tersebut antara lain banjir bandang dan longsor di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, serta bencana dengan skala luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Perbesar

    Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025)… Selengkapnya

    Mendagri menegaskan bahwa potensi bencana dapat muncul sewaktu-waktu sehingga seluruh pihak perlu meningkatkan kesiapsiagaan.

    “Untuk itu, ini bisa terjadi at any time, tiap saat, at any place, di mana saja,” tegasnya.

    Selain itu, Mendagri juga menyoroti dinamika yang muncul setiap memasuki periode Nataru. Ia menjelaskan bahwa mobilitas masyarakat diperkirakan meningkat pada berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara, seiring meningkatnya perjalanan untuk perayaan hari besar, liburan, atau kunjungan keluarga. Kenaikan aktivitas ini, lanjutnya, juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan, sehingga daerah perlu memastikan kesiapan pasokan serta menjaga stabilitas harga.

    Aspek keamanan juga menjadi perhatian, mulai dari potensi cuaca ekstrem di kawasan wisata hingga kepadatan di lokasi perayaan malam Tahun Baru. Mendagri meminta agar langkah antisipasi dilakukan secara komprehensif sehingga potensi risiko dapat diminimalkan.

    Perbesar

    Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025)… Selengkapnya

    Untuk itu, Mendagri meminta kepala daerah segera melakukan koordinasi lanjutan di tingkat daerah, termasuk melalui rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta pemangku kepentingan terkait kebencanaan dan Nataru. Ia menekankan pentingnya pemetaan potensi kerawanan dan penyusunan rencana operasi secara terpadu.

    “Termasuk daerah membuat rencana operasi untuk menghadapi Natal Tahun Baru dengan berbagai multidimensi,” pungkas Mendagri.

    Rapat tersebut turut dihadiri secara langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin; Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani; Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii; Wakil Menteri Koordinator (Wamenko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus; Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Imam Sugianto; Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani; serta perwakilan pejabat dari Kementerian/Lembaga dan BUMN terkait.

    Sementara itu, hadir secara virtual antara lain Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana; Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi; Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati; serta pihak terkait lainnya.

     

    (*)