kab/kota: Jati

  • Berhasil dievakuasi, jasad mandor tertimpa gedung ambruk di Jakut

    Berhasil dievakuasi, jasad mandor tertimpa gedung ambruk di Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Jasad SM, pria 56 tahun yang tewas akibat tertimpa gedung ambruk di Kelapa Gading, Jakarta Utara, berhasil dievakuasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) pada Kamis (4/12).

    “Proses evakuasi selesai dilakukan dan jasad berhasil dievakuasi pukul 22.34 WIB,” kata Kasiops Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Gatot Sulaeman.

    Dia mengatakan evakuasi dilakukan setelah petugas melakukan pencarian korban sejak pukul 12.42 WIB dengan mengerahkan 54 personel dan alat bantu pencarian.

    “Korban berhasil dievakuasi oleh Tim Damkar dan dibawa oleh Tim Inafis Polri ke RS Polri Kramat Jati,” katanya, menambahkan.

    Sebelumnya, Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putra mengatakan bahwa korban tertimbun bangunan bekas sekolah Rising Star Institute di Perumahan Bukit Gading Mediterania, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis siang.

    “Kejadian ini terjadi sekitar pukul 12.36 WIB dan kami mendapatkan laporan dari warga ada bangunan roboh dan satu orang tertimpa runtuhan bangunan,” kata Seto.

    Dia menambahkan bahwa bangunan tiga lantai itu dalam proses renovasi oleh pengembang Agung Podomoro Land (APL) untuk diratakan dan akan dijual sebagai kavling. Pengerjaannya diserahkan kepada mandor secara perorangan.

    “Saksi SR dan korban merupakan mandor proyek renovasi bangunan tersebut,” kata Seto.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Anton Santoso
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini alasan pentingnya pencarian rahang Alvaro di lokasi pembuangan

    Ini alasan pentingnya pencarian rahang Alvaro di lokasi pembuangan

    Jakarta (ANTARA) – Tim kedokteran forensik RS Polri Kramat Jati menjelaskan alasan utama pencarian ulang rahang dan gigi Alvaro Kiano Nugroho (6), anak yang hilang dan ditemukan tewas di lokasi pembuangan di wilayah Bogor, Jawa Barat.

    “Pada saat olah TKP, aspek medis melakukan pencarian ulang karena rahang dan gigi merupakan bukti penting,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis.

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati bersama jajaran Polres Metro Jakarta Selatan sebelumnya sudah menemukan dan memeriksa sejumlah bagian kerangka lain di lokasi pembuangan.

    Namun, langkah pencarian ulang menjadi sorotan publik karena mempertanyakan apakah identifikasi DNA dari tulang lain belum cukup untuk memastikan identitas korban.

    Prima menegaskan, keberadaan rahang dan gigi merupakan elemen krusial dalam proses identifikasi korban. Kedua bagian tubuh itu termasuk dalam kategori data primer identifikasi, bersama sidik jari dan DNA.

    “Ketika rahang ditemukan, otomatis gigi-giginya ikut menempel. Data gigi ini sangat berharga dalam proses identifikasi,” ujar Prima.

    Prima menerangkan, meski DNA dari tulang lain bisa saja sudah menunjukkan kecocokan terhadap Alvaro, temuan gigi tetap sangat diperlukan untuk memperkuat hasil akhir.

    Pemeriksaan struktur gigi juga membantu tim forensik memperkirakan usia korban secara lebih akurat.

    Gigi adalah salah satu dari tiga data primer. Dengan pemeriksaan gigi, pihaknya bisa menentukan perkiraan umur.

    “Karena tidak ada data pembanding lain, hasil perkiraan itu kami cocokkan dengan DNA sehingga identifikasi semakin kuat,” katanya.

    Dengan demikian, rahang bukan sekadar pelengkap, tetapi bukti yang memperkokoh kesimpulan ilmiah.

    “Bisa saja DNA sebelumnya sudah menunjukkan itu Alvaro, tapi dengan dua data primer, kekuatannya jauh lebih tinggi,” katanya.

    Terkait proses pengambilan sampel DNA pembanding, Prima memastikan hanya DNA ibu kandung yang digunakan. Ayah biologis Alvaro tidak diikutsertakan karena kondisi hukum yang tidak memungkinkan.

    “Kami hanya mengambil DNA dari ibunya. Secara biologis, anak itu 50 persen dari ibu dan 50 persen dari ayah. Karena ayahnya tidak lagi berproses hukum, maka cukup menggunakan DNA ibu,” katanya.

    Hal serupa dikatakan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly yang menegaskan bahwa pencarian rahang dilakukan atas pertimbangan ilmiah dan prosedural.

    “Intinya, tim forensik mengambil DNA pembanding dari ibu, dan pencarian ulang di TKP dilakukan untuk memperkuat bukti identifikasi. Dengan adanya gigi, data primernya jadi dua dan kesimpulan lebih kuat,” ujar Nicolas.

    Pihak Kepolisian memastikan upaya pencarian dan penguatan data ini dilakukan untuk memastikan identitas korban secara meyakinkan, sehingga seluruh proses penyidikan dapat berjalan sesuai standar.

    RS Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri Kramat Jati memastikan kerangka manusia yang ditemukan di kawasan Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho, anak yang sebelumnya dilaporkan hilang.

    “Hasil pemeriksaan DNA dan gigi menunjukkan bahwa kerangka tersebut identik dan dapat dipastikan adalah Alvaro Kiano Nugroho, anak biologis dari saudari Arum Indah Kusumastuti,” kata Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis.

    Prima menjelaskan, Tim Kedokteran Kepolisian Pusdokkes Polri yang terdiri dari Biro Dokpol, Biro Lab Dokkes, Rumah Sakit Tingkat I Pusdokkes Polri serta penyidik Polres Metro Jakarta Selatan, telah melakukan rangkaian pemeriksaan forensik sejak jenazah diterima.

    Kerangka dengan nomor register 0062/XI/2025/ML itu pertama kali diperiksa pada 24 November 2025.

    Selain pemeriksaan DNA, Tim Odontologi Forensik turut menganalisis struktur tulang rahang dan elemen gigi yang ditemukan di lokasi penemuan.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh Kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, adalah ayah tiri, Alex Iskandar (49).

    Alvaro Kiano Nugroho dimakamkan di Tanah Wakaf Masjid Jami’ Al Muflihun Bintaro, Jakarta Selatan, pada Kamis.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi usut dugaan kekeliruan prosedur saat periksa ayah tiri Alvaro

    Polisi usut dugaan kekeliruan prosedur saat periksa ayah tiri Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian tengah mengusut dugaan adanya kekeliruan prosedur dalam penanganan tersangka pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho (6) sekaligus ayah tiri korban, yakni Alex Iskandar (AI) di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan.

    “Bidang Propam Polda Metro Jaya masih melakukan penyidikan terkait apakah ada kekeliruan, kesengajaan atau kealpaan dari anggota piket reserse pada saat itu, hingga tersangka bisa melakukan bunuh diri di ruang konseling,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Nicholas Ary Lilipaly.

    Nicholas saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, menjelaskan, pemeriksaan internal dilakukan untuk menilai apakah ada kesalahan atau kelalaian anggota saat kejadian berlangsung.

    Bidang Propam Polda Metro Jaya masih menyelidiki apakah ada kelalaian dalam pengawasan maupun penyimpangan dari standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

    Selain itu, Nicolas menekankan, proses investigasi ini penting untuk menguji kepatuhan prosedural dan memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

    Termasuk evaluasi terhadap mekanisme pengawasan tersangka yang belum menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum ditahan.

    “Kami mendukung penuh proses yang dilakukan Propam. Jika nantinya ditemukan pelanggaran prosedur, tentu akan ada tindakan tegas,” tegas Nicolas.

    Nicolas mengatakan, status AI saat itu sudah ditingkatkan sebagai tersangka. Namun, penyidik belum memasukkannya ke ruang tahanan karena prosedur penahanan mewajibkan adanya pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

    “Sebelum seseorang ditahan, wajib dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi fisik mereka, termasuk memastikan tidak ada penyakit menular atau kondisi tertentu yang membahayakan tahanan lain,” katanya.

    Karena pemeriksaan terhadap AI berlangsung hingga larut malam, penyidik memutuskan untuk mengistirahatkan tersangka di sofa ruang konseling sembari menunggu pemeriksaan kesehatan yang dijadwalkan keesokan paginya.

    Dalam periode istirahat inilah AI ditemukan tewas gantung diri. Meski tersangka AI telah meninggal dunia, Nicolas memastikan penyidikan kasus kematian Alvaro tetap berjalan.

    Polisi tetap akan menelusuri dugaan keterlibatan pihak lain dan melengkapi rangkaian bukti terkait dugaan kekerasan terhadap korban.

    Hasil pemeriksaan Propam baru akan diumumkan setelah seluruh proses penyidikan internal dinyatakan rampung.

    Adapun jenazah tersangka kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho, yakni Alex Iskandar (49) telah dimakamkan keluarga di TPU Kedaung, Kota Tangerang.

    “Sudah, jenazah diambil keluarganya dan dimakamkan Minggu malam itu juga di TPU Kedaung, Tangerang,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan di Jakarta, Selasa (25/11).

    Kepolisian menyatakan Alex ditemukan tewas diduga akibat bunuh diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan pada Minggu (23/11) pagi.

    Menurut keterangan polisi, Alex ditemukan gantung diri tidak lama usai proses penangkapan kepada dirinya.

    Polisi kemudian menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia dan menangkap Alex pada Rabu (19/11) malam.

    Polisi juga mengungkap motif pembunuhan Alvaro, yakni karena ayah tirinya itu cemburu dengan sang istri.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh Kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, adalah ayah tiri.

    Alvaro Kiano Nugroho dimakamkan di Tanah Wakaf Masjid Jami’ Al Muflihun Bintaro, Jakarta Selatan, pada Kamis.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nusantara Infrastructure (META) Bidik JORR-E Rampung 2030, Begini Progresnya

    Nusantara Infrastructure (META) Bidik JORR-E Rampung 2030, Begini Progresnya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) menargetkan konstruksi Jalan Tol Jakarta uterus Ring Road Elevated (JORR-E) akan rampung dan dapat mulai beroperasi sepenuhnya pada 2030.

    Managing Director META, Danni Hasan menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah merampungkan detail engineering design (DED) proyek tersebut. Dia juga menjelaskan telah melakukan kajian lanjutan mengenai trase yang bakal dilintasi ke depan.

    “Dari sisi teknis sudah tahap design engineering, dimana dimulai dengan penyelesaian ROO Plan dan kita sudah mulai meneliti trase-trase alignment dan kebutuhan terhadap land acquisition,” kata Danni dalam Public Expose Tahunan, dikutip Kamis (4/12/2025).

    Lebih lanjut, Dani menjelaskan bahwa pihaknya akan memulai konstruksi Tol JORR-E pada pertengahan 2026. Mengacu pada target pembangunan, pihaknya membidik konstruksi akan dijalankan selama 33 bulan hingga 42 bulan.

    “Kalau semuanya lancar tahun 2029 atau awal 2030 JORR Elevated sudah dapat dioperasikan,” ujarnya.

    Sebelumnya, manajemen META menang sempat mengungkap komitmennya untuk mempercepat realisasi konstruksi Proyek Tol Jakarta Outer Ring Road Elevated (JORR-E) Cikunir –Ulujami pada tahun ini. 

    Direktur Utama META, Ramdani Basri menjelaskan dalam rangka melakukan percepatan itu pihaknya bersama dengan PT Jakarta Metro Ekspressway (JKTMetro) selaku pemegang konsesi Tol JORR-E Cikunir – Ulujami telah melakukan audiensi bersama Gubernur DKI Jakatya, Pramono Anung. 

    Dalam laporannya, pertemuan tersebut membahas rencana strategis pembangunan Jalan Tol JORR-E Cikunir – Ulujami yang diharapkan dapat menjadi solusi atas kemacetan lalu lintas pada Jalan Tol JORR-1 khususnya pada Segmen Ulujami – Jati Asih.

    “Kami berharap kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jakarta ini dapat mempercepat proses perencanaan dan realisasi proyek,” jelas Ramdani dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (9/9/2025).

    Mengacu pada pengumuman, penetapan hasil pelelangan yang tertuang dalam surat No.64/BPJT/L/JECU/2023 Kementerian PUPR, ditetapkan konsorsium PT Marga Metro Nusantara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Acset Indonesia Tbk. (ACST) sebagai pemenang tender Jalan Tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami. 

    Adapun, penetapan pemenang tertuang dalam Surat Menteri PUPR No. PB 0201-Mn/1465 yang diterbitkan pada tanggal 12 Juli 2023. 

    Asal tahu saja, PT Marga Metro Nusantara merupakan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), emiten perusahaan tol milik Grup Salim, sedangkan PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) perusahaan konstruksi milik Grup Astra. Di mana, nilai investasi dari proyek tersebut tembus Rp21,26 triliun.

  • Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga Megapolitan 4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
     – Isak tangis mewarnai penyerahan kerangka Alvaro Kiano Nugroho (6) dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati kepada pihak keluarga, Rabu (4/12/2025).
    Penyerahan dilakukan setelah tim Forensik RS Polri memastikan kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan milik Alvaro.
    Dari pantauan
    Kompas.com,
    kerangka Alvaro dijemput langsung oleh sejumlah anggota keluarga, termasuk ibu dan kakeknya.
    Keluarga Alvaro juga didampingi Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Agustinus Sirait dan Ketua Komnas PA DKI Jakarta Cornelia Agatha.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly turut menyerahkan sejumlah dokumen, termasuk surat kematian Alvaro, kepada sang kakek.
    “Kita mau menyerahkan kerangka Ananda
    Alvaro Kiano
    Nugroho kepada keluarga, yang dalam hal ini diwakili oleh Kakek tercinta,” ucap Nicolas di RS Polri Kramat Jati, Kamis.
    “Kami serahkan juga surat-surat dari rumah sakit, untuk dapat dipergunakan apabila mengurus keperluan keluarga almarhum atau apa pun,” jelas Nicolas.
    Saat menerima dokumen tersebut, sang kakek tampak menahan air mata. Ia hanya mengatakan bahwa keluarga akan membawa pulang terlebih dahulu jenazah cucunya.
    “Pak. Ini sudah dikafani semua. Tinggal nanti ke rumah, dishalatkan di rumah,” kata Nicolas.
    Setelah penyerahan dokumen, peti berisi jenazah Alvaro dibawa masuk ke mobil jenazah RS Polri. Ibu Alvaro terlihat meneteskan air mata di dalam mobil sambil memegang peti anaknya.
    Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho.
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya, Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah Alvaro Kiano Nugroho, anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis
    Tim forensik mencocokkan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA
    post-mortem
    korban serta sampel DNA
    ante-mortem
    dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga Megapolitan 4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
     – Isak tangis mewarnai penyerahan kerangka Alvaro Kiano Nugroho (6) dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati kepada pihak keluarga, Rabu (4/12/2025).
    Penyerahan dilakukan setelah tim Forensik RS Polri memastikan kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan milik Alvaro.
    Dari pantauan
    Kompas.com,
    kerangka Alvaro dijemput langsung oleh sejumlah anggota keluarga, termasuk ibu dan kakeknya.
    Keluarga Alvaro juga didampingi Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Agustinus Sirait dan Ketua Komnas PA DKI Jakarta Cornelia Agatha.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly turut menyerahkan sejumlah dokumen, termasuk surat kematian Alvaro, kepada sang kakek.
    “Kita mau menyerahkan kerangka Ananda
    Alvaro Kiano
    Nugroho kepada keluarga, yang dalam hal ini diwakili oleh Kakek tercinta,” ucap Nicolas di RS Polri Kramat Jati, Kamis.
    “Kami serahkan juga surat-surat dari rumah sakit, untuk dapat dipergunakan apabila mengurus keperluan keluarga almarhum atau apa pun,” jelas Nicolas.
    Saat menerima dokumen tersebut, sang kakek tampak menahan air mata. Ia hanya mengatakan bahwa keluarga akan membawa pulang terlebih dahulu jenazah cucunya.
    “Pak. Ini sudah dikafani semua. Tinggal nanti ke rumah, dishalatkan di rumah,” kata Nicolas.
    Setelah penyerahan dokumen, peti berisi jenazah Alvaro dibawa masuk ke mobil jenazah RS Polri. Ibu Alvaro terlihat meneteskan air mata di dalam mobil sambil memegang peti anaknya.
    Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho.
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya, Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah Alvaro Kiano Nugroho, anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis
    Tim forensik mencocokkan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA
    post-mortem
    korban serta sampel DNA
    ante-mortem
    dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Serahkan Jenazah Alvaro Kiano Nugroho ke Keluarga

    Polisi Serahkan Jenazah Alvaro Kiano Nugroho ke Keluarga

    Jakarta

    Polisi menyerahkan jenazah Alvaro Kiano Nugroho (6) kepada pihak keluarga di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Jenazah diterima langsung oleh Ibunda Arum Indah Kusumastuti dan kakeknya.

    Pantauan detikcom di lokasi, Kamis (4/12/2025) penyerahan jenazah dilakukan pukul 14.05 WIB. Keluarga yang datang tampak mengenakan pakaian serba hitam.

    Ibunda Alvaro terlihat beberapa kali menyeka air mata. Ia mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ari Lilipaly dan Karumkit RS Polri Brigjen Prima Heru.

    Penyerahan jenazah berlangsung singkat. Jenazah Alvaro diangkut menggunakan peti berwarna putih.

    Dimakamkan Hari Ini

    Keluarga mengatakan sudah menerima hasil tes DNA terkait temuan kerangka yang diduga bocah Alvaro Kiano yang hilang sejak Maret lalu. Keluarga mengatakan sudah diberi informasi bahwa kerangka itu milik Alvaro.

    “Sepertinya begitu, karena kami pihak keluarga sudah diinfo begitu,” kata ibunda Alvaro, Arum Indah, dilansir Antara, Kamis (4/12/2025).

    Dia mengatakan pihaknya akan menjemput jenazah langsung ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Selanjutnya, katanya, jenazah akan langsung dimakamkan.

    “Insyaallah, siang jenazah sudah pulang ke rumah, belum tahu tepatnya jam berapa,” ujar Arum.

    Keterangan serupa juga disampaikan kakek Alvaro, Tugimin, yang menyebutkan hasil tes DNA itu telah disampaikan kepolisian kepada keluarga pada Rabu (3/12) sore.

    “Sudah, Ibu Kapolsek yang memberi tahu tadi sore,” ucap Tugimin.

    Alvaro Dibunuh Usai Diculik

    Sebelumnya, Alvaro dilaporkan hilang sejak 6 Maret 2025. Korban diculik dan dibunuh oleh ayah tirinya, AI, gara-gara cemburu dan menuding ibu korban yang juga istrinya itu telah berselingkuh.

    Selama 8 bulan menghilang, polisi telah melakukan segala upaya pencarian.

    Foto: Polisi menyerahkan jenazah Alvaro Kiano Nugroho kepada pihak keluarga di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur

    Hingga akhirnya polisi menemukan titik terang dan mengamankan AI terkait hilangnya Alvaro, pada Jumat (21/11).

    AI mengakui telah membawa Alvaro dari masjid tempat mengaji di Bintaro, Jaksel. Dia lalu membunuh korban dan membuang jasadnya ke wilayah Tenjo, Bogor, tiga hari setelah pembunuhan.

    Saat diamankan di ruang konseling di Polres Metro Jaksel, AI nekat mengakhiri hidupnya.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam jumpa pers di Polres Jaksel, Senin (24/11/2025) menyampaikan proses penyelidikan kasus Alvaro dilakukan secara transparan. Dia mengatakan laporan yang diterima dilakukan analisa hingga mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.

    “Kasus ini menjadi perhatian besar masyarakat dan penting bagi kami untuk menyampaikan informasi yang akurat, terverifikasi dan transparan,” ujar Kombes Budi dalam jumpa pers di Polres Jaksel.

    Halaman 2 dari 4

    (isa/isa)

  • RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano Megapolitan 4 Desember 2025

    RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho (6).
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah
    Alvaro Kiano Nugroho
    , anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis (4/12/2025).
    Tim forensik melakukan pencocokan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA post-mortem korban serta sampel DNA ante-mortem dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” ungkapnya.
    Alvaro Kiano
    menghilang selama delapan bulan sejak Maret 2025. Ia diduga diculik dari masjid oleh orang yang mengaku ayahnya.
    Sejak saat itu, jejaknya tak terendus meski pihak keluarga mencari berbagai cara untuk menemukannya.
    Pada November 2025, kerangka Alvaro ditemukan di Tenjo, Kabupaten Bogor. Ternyata, ia diculik lalu dibunuh oleh ayah tirinya, Alex Iskandar.
    Namun, beberapa hari setelah ditangkap, Alex mengakhiri hidupnya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, awalnya Alex menjemput Alvaro untuk diajak membeli mainan ke mal.
    Namun, sebelum ke mal, Alex membawa Alvaro ke rumahnya di wilayah Tangerang terlebih dahulu untuk mandi.
    Setelah itu Alvaro mulai merasa tidak nyaman karena ayah tirinya mandi terlalu lama.
    Ia menangis dan meminta diantar pulang ke rumah kakek dan neneknya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
    Tak tahan mendengar rengekan Alvaro, Alex mengambil handuk yang tergantung di rak dan membekap mulut anak tirinya itu.
    Ia kemudian mencekik serta menindih tubuh Alvaro hingga bocah tersebut tidak lagi bernapas.
    “Karena panik, dia masih berusaha untuk bagaimana mencari supaya mau menghilangkan barang bukti korban AKN,” jelas Nicolas.
    Alex mengikat tubuh Alvaro dengan tali, memasukkannya ke dalam plastik hitam, dan menyimpannya di garasi rumah dalam posisi tertutup mobil.
    “Dari situlah dia meninggalkan korban AKN ini kurang lebih selama tiga hari,” kata dia.
    Alex mulai mencari tempat lain ketika jasad Alvaro mulai membusuk. Ia kemudian teringat wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, karena memiliki saudara yang tinggal di sana.
    Akhirnya, Alex mengangkat jasad Alvaro ke dalam mobil dan membawanya ke bawah Jembatan Cilalay, lokasi yang kerap dipakai warga untuk membuang sampah secara ilegal.
    Setelah itu, Alex bahkan membantu keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Pesanggrahan, membuat polisi tidak mencurigainya
    “Karena pada saat penjemputan itu dia mengaku bahwa, ‘saya mau jemput anak saya.’ Sedangkan juga kakek daripada si AKN ini juga meminta bantuan ayah tirinya untuk mencari,” tutur Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

    Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berkomitmen menghilangkan stigma busana kebaya yang identik dengan kaum ibu melalui beragam upaya.

    Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengatakan Pemprov DKI memiliki pekerjaan rumah untuk bisa melepaskan stigma tersebut.

    “Kita harus sosialisasikan, tampilkan tentang cerita di balik kebaya, tentang bagaimana indahnya memakai kebaya untuk generasi penerus kita di masa depan. Masa depan ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita karena kebaya harus terlepas dari stigma hanya (untuk) ibu-ibu, anak-anak muda juga harus suka pakai kebaya,” kata Ali di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis.

    Dia pun mengingatkan kebaya telah diakui sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada 4 Desember 2024. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat beserta seluruh pemangku kepentingan agar merasa bangga terhadap warisan budaya tersebut. Terlebih, kebaya telah diakui dunia atas nilai sejarah, estetika serta filosofi yang terkandung di dalamnya.

    Pengakuan itu, sambung dia, juga menjadi bentuk penghormatan terhadap masa lalu serta komitmen untuk terus melestarikan kekayaan budaya bangsa di masa depan.

    “Ini harus menjadi kebanggaan kita, ini pengakuan dunia yang harus kita jaga, jangan sampai hilang,” tegas Ali.

    Lebih lanjut, dia mengatakan Pemprov DKI melalui Dinas Kebudayaan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk memajukan dan melestarikan kebudayaan di Jakarta.

    Salah satunya, yaitu melalui penyelenggaraan pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta, dan Budaya” yang berlangsung di Museum Tekstil mulai 4 hingga 31 Desember 2025. Pameran ini menampilkan sebanyak 110 koleksi kebaya dari Museum Tekstil dan para kolektor pemerhati wastra.

    Dia pun berharap pameran kebaya tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi dapat menjadi ruang refleksi peran para ibu, peran para perempuan Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa.

    “Nilai-nilai inilah yang terpantul melalui peragaan kebaya, busana yang menjadi simbol jati diri, menjadi martabat dan juga bagaimana keanggunan perempuan nusantara terlihat dari kebaya,” ungkap Ali.

    Di lain sisi, dia menambahkan Museum Tekstil hadir sebagai ruang edukasi tentang pelestarian, penelitian, sekaligus ruang publikasi wastra tradisional Indonesia.

    “Melalui pameran, Museum Tekstil turut menegaskan komitmennya untuk merawat, memperkenalkan, dan juga memastikan bahwa kebaya tetap memiliki tempat dalam kehidupan budaya masyarakat masa kini, berikut juga masa depan,” tutur Ali.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI tampilkan 110 koleksi kebaya pada pameran di Museum Tekstil

    DKI tampilkan 110 koleksi kebaya pada pameran di Museum Tekstil

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menampilkan sebanyak 110 koleksi kebaya dalam pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta, dan Budaya” yang berlangsung di Museum Tekstil, Jakarta Barat, mulai 4 hingga 31 Desember 2025.

    “Koleksi yang dipamerkan merupakan koleksi yang sangat berharga dari Museum Tekstil dan para kolektor pemerhati wastra,” kata Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Sri Kusumawati di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan pameran yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu 2025 itu diramaikan dengan berbagai kegiatan, di antaranya talkshow dan workshop membatik, serta turut mengundang Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).

    Pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta dan Budaya”, sambung dia, merupakan salah satu kegiatan program publik unggulan Museum Tekstil, Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

    “Pameran ini kami selenggarakan dengan didanai oleh Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya yang kami terima dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2025,” terang Sri.

    Melalui pameran kebaya di Museum Tekstil itu, Pemprov DKI berharap seluruh pengunjung dapat menangkap jejak kaum perempuan yang tersimpan dalam warna, tekstur, dan kisah masing-masing.

    Selain itu, pengunjung juga diharapkan dapat meresapi hubungan lembut antara ibu dan kebaya, yakni bagaimana sepotong kain menjadi ruang ingatan, penjaga nilai, dan jembatan antargenerasi yang mengingatkan masyarakat pada peran perempuan dalam merawat budaya serta meneruskan cinta yang tak lekang oleh waktu.

    Pada kesempatan yang sama, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengharapkan agar pameran kebaya itu bukan sekadar seremonial, tetapi dapat menjadi ruang refleksi peran para ibu, peran para perempuan Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa.

    “Nilai-nilai inilah yang terpantul melalui peragaan kebaya, busana yang menjadi simbol jati diri, menjadi martabat dan juga bagaimana keanggunan perempuan nusantara terlihat dari kebaya,” ungkap Ali.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.