Diterjang Banjir, Tembok Mushala di Jati Padang Sudah 7 Kali Jebol
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Tembok Mushala Sabili di Jati Padang,
Jakarta
Selatan sudah tujuh kali jebol selama berdiri imbas diterjang
banjir
. Terakhir, tembol mushala itu jebol pada Minggu (6/7/2025).
Warga bernama Fatimah (52), mengatakan, tembok mushala itu jebol karena hujan deras dan mengakibatkan air Kali Pulo meluap.
“Jadi memang musibah sih kami sudah sering mengalami ya, karena memang kami dulu tuh sudah enam kali, tujuh kali malah ini jebolnya itu,” ujar wanita yang juga istri Ketua RT 003, Jati Padang, saat ditemui di lokasi, Senin (7/7/2025).
Di samping mushala, terdapat tembok yang menjulang tinggi. Tembok itu dibangun pada 2018 untuk mengantisipasi meluapnya Kali Pulo.
“Temboknya ini kan baru dibangun 2018, kalau dulu sebentar-sebentar hujan, langsung banjir,” jelas Fatimah.
Setelah tembok itu dibangun, frekuensi banjir yang masuk ke rumah warga mulai menurun. Saat hujan, banjir hanya menggenangi jalan di depan rumah warga.
“Dari situ sudah mulai jarang banjir yang parah. Paling cuma genangan-genangan saja,” kata Fatimah.
Pada Minggu kemarin debit air yang meningkat kembali membuat tembok masjid jebol lagi.
Saat hujan deras pada Minggu sore, aliran air di Kali Pulo tak bisa mengalir dengan optimal karena ukuran sungai yang kian mengecil.
Sehingga, air yang hampir mencapai langit-langit mushala mendorong tembok yang sudah retak.
Maka dari itu, warga meminta agar pemerintah dapat menambah lebar sungai agar air tak lagi meluap ke permukiman warga.
Selain itu, warga juga berharap agar bangunan yang berdiri di atas Kali Pulo ditertibkan agar tidak menghambat aliran air.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Jati Padang
-
/data/photo/2025/07/07/686b74cb5c2ea.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diterjang Banjir, Tembok Mushala di Jati Padang Sudah 7 Kali Jebol Megapolitan 7 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/07/686b8a6d286b5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tembok Mushala di Jati Padang Jebol, Warga Cuci Uang Kotak Amal yang Terendam Banjir Megapolitan 7 Juli 2025
Tembok Mushala di Jati Padang Jebol, Warga Cuci Uang Kotak Amal yang Terendam Banjir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Setelah tembok Mushala Sabili di Jatipadang,
Jakarta
Selatan, jebol, sejumlah warga terlihat membersihkan uang dari kotak amal yang terendam
banjir
pada Senin (7/7/2025) pagi.
Istri ketua RT 003/RW 006, Fatimah (52), bersama beberapa warga lainnya mencuci lalu menjemur uang kertas itu. Fatimah menjelaskan, uang itu sempat berlumuran lumpur saat ditemukan.
“Ini uang dari mushala, dari kotak amal, tadi kena lumpur, jadi kami cuci. Jadi ini benar-benar
cuci uang
ya, terus dijemur,” kata Fatimah saat ditemui di sekitar lokasi, Senin.
Mereka menyusun lembaran uang dengan hati-hati. Sesekali, Fatimah memeriksa lembaran uang lainnya yang sudah dijemur sejak tadi.
Hingga pukul 12.00 WIB, warga sudah mengeringkan uang sebanyak dua kantong plastik putih.
“Kami sudah dari jam 10.00 kali ya tadi kayak begini. Ini sudah ada dua kresek yang kering,” jelasnya.
Sambil menunggu kering, mereka juga terus mengawasi uang-uang itu agar tidak terbang terbawa angin. Setelah kering, rencananya uang-uang itu akan disetrika sebelum disimpan lagi.
“Nanti habis ini disetrika lagi biar rapi juga,” kata Fatimah.
Uang dari nilai Rp 2.000 hingga Rp 20.000 dipajang di teras rumah salah seorang warga yang berhadapan dengan masjid.
Meja kayu, kursi, kotak amal, gagang pengki, ember, hingga kotak laci dijadikan tempat untuk menata uang-uang itu.
Sebelumnya diberitakan, tembok Mushala Sabili jebol karena tak bisa mengalirkan air hujan dengan optimal pada Minggu (6/7/2025) sore.
Akibatnya, air dari Kali Pulo tumpah ke dalam mushala bersama sampah-sampah. Air itu dengan cepat merendam pemukiman warga hingga ketinggian satu meter.
Beberapa warga masih sempat mengungsi ke Masjid Al Ridwan di lokasi lebih tinggi atau rumah tetangga yang memiliki dua tingkat.
Warga lainnya yang tidak sempat mengevakuasi diri karena terkepung banjir pun akhirnya mengungsi ke lantai dua Mushala Sabili.
Senin siang, petugas Sudin Sumber Daya Air (SDA)
Jakarta Selatan
sudah berupaya menahan limpahan air dengan menumpuk kantong pasir di depan tembok.
Namun, masih tampak air yang merembes dari ujung tembok ke dalam mushala.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Banjir Jakarta, pukul 14.00 WIB sebagian besar telah surut
Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan bahwa hingga pukul 14.00 WIB sebagian besar wilayah banjir, sudah surut atau terdata hanya tinggal dua rukun tetangga (RT).
“Hingga pukul 14.00 WIB, kami mencatat saat ini banjir masih terjadi di dua RT,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Senin.
Menurut dia, dua RT itu berada pada satu RT Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, dengan ketinggian air 30 sentimeter (cm) dan satu RT di Kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan, ketinggian 50 cm.
“Sementara untuk sisanya dipastikan telah surut,” katanya.
Dari data yang banjir sempat merendam 141 RT di Jakarta Barat, Timur, Pusat, dan Selatan. Banjir kali ini disebabkan hujan intensitas tinggi dan meluapnya sejumlah sungai.
Bahkan banjir sempat merendam rumah warga dengan titik terdalam hingga tiga meter.
Ia menambahkan bahwa warga juga sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan material yang terbawa arus banjir.
“Untuk lokasi pengungsi kini hanya ada di Masjid Al Ridwan dan Mushalla Sabili Kelurahan Jati Padang, dengan jumlah 75 jiwa,” ujarnya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Banjir Dekat Stasiun Kereta Cepat Halim Surut
Jakarta –
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan banjir yang menggenangi akses jalan menuju Stasiun Halim telah surut dan kembali normal. Diketahui, terjadi banjir tepat di parkir taksi online, Jalan D.I Panjaitan, Jakarta.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan, banjir ini terjadi akibat hujan deras sejak siang, Minggu (6/7). Ia juga menekankan, banjir hanya terjadi di akses menuju Stasiun Halim.
“Kalau di Stasiun Kereta Cepat kemarin saat kondisi hujan deras tidak ada banjir, hanya jalur-jalur akses yang menuju kereta cepatnya banyak yang terdampak seperti terowongan cabang dan Jalan D.I Pandjaitan. Pantauan kami pagi tadi sudah dapat dilalui dan sudah surut,” ujar Eva kepada detikcom, Senin (7/7/2025).
Sebelumnya, Eva menegaskan layanan Whoosh dan operasional stasiun tidak terdampak banjir. Perjalanan pun dipastikan tetap normal.
Akses ke Stasiun Halim
Sebagai alternatif akses menuju stasiun, penumpang dapat memanfaatkan akses Tol Jakarta-Cikampek melalui exit KM 0+842, yang saat ini tidak terdampak genangan dan dapat digunakan secara normal.
Selain itu, penumpang juga disarankan untuk menggunakan LRT Jabodebek menuju Stasiun LRT Halim pada koridor Cawang-Jatimulya, yang terhubung langsung dengan Stasiun Halim dan tidak terdampak banjir.
Sebagai bentuk kompensasi kepada penumpang yang terlambat akibat banjir menuju stasiun Halim, KCIC juga telah melakukan penyesuaian pelayanan bagi penumpang tanpa dikenakan biaya tambahan.
Eva menjelaskan, KCIC terus memantau situasi secara berkala dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan perjalanan penumpang tetap aman, lancar, dan tepat waktu.
“Penumpang diimbau untuk merencanakan perjalanan dengan cermat serta mengikuti informasi yang berkembang,” pungkasnya.
Tonton juga “Detik-detik Tanggul di Jati Padang Jaksel Jebol” di sini:
(ara/ara)
-

Jaksel benahi tanggul jebol di Mushala Jati Padang imbas banjir
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan membenahi tanggul jebol di Mushalla Sabili, Jati Padang, Pasar Minggu imbas banjir.
“Saat ini pembendungan dulu, kalau sudah, nanti akan dibersihkan. Kemudian nanti baru perbaikan,” kata Staf Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kelurahan Jati Padang, Bagus Iman kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Bagus mengatakan, saat ini petugas dan warga berupaya untuk menambal tanggul itu dengan pasir yang dibungkus karung.
Kemudian, nantinya tanggul akan dibangun kembali jika air mulai surut.
Diduga tanggul penahan air di RT 3/RW 6 Jati Padang itu tak kuat menahan derasnya banjir sehingga jebol.
Tanggul jebol akibat banjir di mushala Sabili, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putri/am.
Sementara, seorang warga bernama Ratna menjelaskan tanggul itu sudah ada sekitar tujuh tahun yang difungsikan sebagai penahan banjir.
Namun akhirnya, tanggul itu jebol pada Minggu (6/7) sekitar pukul 17.30 WIB saat hujan masih deras
“Kemarin jebolnya pas sore, jam 17.30 WIB. Iya pas mau maghrib, tapi belum banyak orang,” kata Ratna.
Sesaat setelah jebol, warga yang berada di sekitar mushalla ikut panik hingga akhirnya menyelamatkan barangnya di rumah maupun musala.
Akibat tanggul jebol itu, lumpur dari kali ikut meluber ke dalam mushalla serta pagar dan kaca musala ikut rusak.
“Alhamdulillah, tak ada kejadian-kejadian tak enak. Paling itu kaca musala pecah, pagar ambruk itu aja,” ucapnya.
Tampak di lokasi, Masjid Al Ridwan sudah terlihat bersih dan para pengungsi telah berangsur kembali ke rumah.
Di sekitar kawasan tampak petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan dan warga membersihkan barang serta jalanan.
Selain itu, ada juga petugas SDA Jakarta Selatan yang membersihkan lumpur di Mushalla Sabili.
Sebanyak 23 kepala keluarga (KK) atau 75 jiwa mengungsi di Masjid Al Ridwan sebagai tempat penampungan sementara karena terdampak banjir di daerah itu.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Warga jemur uang basah dari kotak amal milik Mushalla Sabili
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga menjemur uang basah dari kotak amal milik Mushalla Sabili, Jati Padang, Jakarta Selatan akibat banjir di daerah itu pada Minggu (6/7).
“Kotaknya di dalam yang dekat tanggul yang jebol. Untung tak di luar, kalo di luar Wassalam,” kata warga bernama Sumiati saat ditemui di lokasi banjir Jati Padang, Jakarta, Senin.
Sumiati bersama tiga warga lainnya tengah mencuci sejumlah uang yang selamat untuk segera dijemur.
Dia memastikan uang yang kotor terkena lumpur itu kembali bersih sehingga jika sudah kering masih bisa dipakai untuk transaksi.
“Total uangnya sejuta lebih. Karena itu ada yang Rp50 ribuan, ada yang 5 ribuan. yang namanya orang amal kan,” ujarnya.
Dia mengatakan banjir melanda wilayahnya sejak Minggu (6/7) sore pukul 16.30 WIB dan surut pada Senin dini hari pukul jam 02.30 WIB.
“Surut 02.30 WIB pagi, airnya setinggi dada. Saya gak berani jalan. Airnya kencang banget,” ucapnya.
Saat ini, Masjid Al Ridwan sudah terlihat bersih dan para pengungsi telah berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Di sekitar kawasan tampak petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan dan warga membersihkan barang serta jalanan.
Selain itu, ada juga petugas SDA Jakarta Selatan yang membersihkan lumpur di Mushalla Sabili.
Sebanyak 23 kepala keluarga (KK) atau 75 jiwa mengungsi di Masjid Al Ridwan sebagai tempat penampungan sementara karena terdampak banjir di daerah itu.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI hingga pukul 10.00 WIB, sebanyak 18 RT di Jakarta Selatan terendam banjir karena curah hujan tinggi dan luapan kali terdekat.
Ketinggian air tertinggi berada di tiga RT Pela Mampang dengan ketinggian air mencapai 50-150 cm (luapan Kali Krukut).
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274665/original/092546900_1751786129-bidar.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
