kab/kota: Jagakarsa

  • Terjadi Lagi! Lapor Polisi tapi Dicueki, HRD di Purwakarta Tewas Setelah Dapat Teror 3 Bulan

    Terjadi Lagi! Lapor Polisi tapi Dicueki, HRD di Purwakarta Tewas Setelah Dapat Teror 3 Bulan

    GELORA.CO – Dea Permata Karisma (27), yang bekerja sebagai HRD di perusahaan swasta di Purwakarta ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya di Komplek PJT II Blok D, Selasa (12/8/2025) siang.

    Ia tewas dalam kondisi tubuhnya penuh luka tusuk.

    Detik-detik terakhir Dea Permata Karisma sebelum dibunuh itu diungkap tetangganya yang bernama Salbiah.

    ‎”Tadi sekitar jam 10 pagi, saya mau beli sayur. Bu Dea juga keluar, kayaknya mau belanja. Jam 11 siang, kami pulang hampir bersamaan,” ujar Salbiah.

    ‎Saat itu, kata Salbiah, Dea terlihat normal.

    “Saya sempat sapa dia yang lagi makan. Dia bilang buru-buru karena mau hujan dan jemurannya banyak,” ujar Salbiah.

    ‎Tak disangka, beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari ketakutan sambil berteriak.

    “Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh,” kata Salbiah menirukan pembantu korban.

    ‎Salbiah dan warga lain langsung bergegas ke rumah Dea.

    “Saya mau masuk, tapi di depan pintu ke dapur sudah ada jejak darah. Saya enggak berani lanjut, takut,” katanya.

    ‎”Kayak bekas kaki habis menginjak darah,” tambahnya.

    Saat itu, jenazah Dea Permata Karisma sedang dievakuasi oleh petugas.

    Sekitar pukul 16.00 WIB, garis polisi pun sudah terpasang di kediaman korban.

    Selain itu, polisi juga langsung melakukan olah TKP.

    ‎Kapolres Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya membenarkan peristiwa penemuan jasad wanita muda tersebut.

    ‎”Hari ini, Selasa (12/8), kami tim identifikasi dari Polres Purwakarta melakukan olah TKP di rumah yang ditemukan perempuan dalam kondisi meninggal dunia,” ucapnya.

    ‎Ia mengatakan, pihak kepolisian masih mendalami peristiwa tersebut, mulai dari olah TKP hingga memintai keterangan dari sejumlah saksi.

    ‎”Jenazah korban akan diotopsi guna memastikan sebab-sebab kematiannya,” kata Anom.

    Sudah Lapor Tapi Dicueki

    Sebelum kejadian tragis itu, Dea sempat mendapatkan beragam teror.

    Rumah Dea pernah dilempari cat, dan ia juga diancam pembunuhan melalui pesan singkat WhatsApp.

    Teror ini berlangsung berturut-turut selama tiga bulan, membuat Dea gelisah dan khawatir. 

    Ayah korban, Sukarno (65), mengungkap bahkan pelaku bahkan pernah masuk ke rumah Dea, namun dipergoki oleh pembantu rumah tangga dan langsung melarikan diri. 

    Sang ibu, Yuli Ismawati (55), juga membenarkan adanya ancaman tersebut. 

    Ia bahkan menyarankan putrinya memasang CCTV di rumah dan melaporkan kejadian itu ke pihak berwenang. 

    Dea akhirnya menuruti perintah sang ibu.

    Ia melaporkan teror yang diterimanya ke Polsek Jatiluhur.

    “Sudah lapor Babinsa, sampai ke Polsek Jatiluhur, tapi engga ada yang datang,” ungkap Yuli sambil menangis.

    Bukan yang Pertama Kali

    Polisi tidak menindak secara serius laporan warga bukan baru pertama kali terjadi.

    Pada Desember 2021, DR, seorang ibu di Kota Bekasi, mengadukan dugaan pencabulan terhadap anak perempuannya yang berumur 11 tahun. 

    Bukannya menerima pelaporan itu, polisi diduga menyuruh DR untuk meringkus A, terduga pelaku sekaligus tetangganya. 

    Karena kesal dan kecewa dengan respons kepolisian, ia pun mulai menelusuri jejak si terduga pelaku. 

    Dia juga mengajak korban ke RSUD Bekasi untuk dilakukan visum.

    Lantas ia mendapatkan informasi dari Ketua Rukun Tetangga bahwa A hendak pergi ke Surabaya. 

    Kemudian DR bersama empat anggota keluarganya berinisiatif menyambangi Stasiun Bekasi, ternyata A berada di sebuah warung sekitar stasiun. 

    A pun ditangkap dan dibawa ke Polres Bekasi Kota.

    Pada September 2023, Mega Suryani Dewi (24), ibu muda yang tewas di tangan suaminya, Nando (25), pernah melayangkan laporan dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi. 

    Laporan KDRT itu dilayangkan Mega pada Agustus 2023, satu bulan sebelum nyawanya dihabisi Nando pada 7 September 2023 rumah kontrakannya, di Jalan Cikedokan, Desa Sukadanau, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. 

    Jasad Mega baru ditemukan dua hari kemudian, Sabtu (9/9/2023), setelah pelaku menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat. 

    Kakak Mega, Deden (27), menyebut adiknya sempat datang ke kantor polisi untuk melaporkan sekaligus melakukan visum. 

    Namun, saat akan diproses, Nando menyangkal semua tuduhan yang dilayangkan Mega ke polisi. 

    “Sudah sempat dilaporkan, sudah sempat visum juga, cuma dari pihak pelaku menyangkal dan (polisi) memutuskan buat disetop,” kata Deden di Polsek Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Senin (11/9/2023). 

    Deden menyesalkan keputusan polisi tidak menangkap Nando sejak laporan KDRT dilayangkan.

    Pada Desember 2023, seorang pria bernama Panca Darmansyah, sehari sebelum membunuh empat anaknya di Jagakarsa melakukan KDRT terhadap istrinya.

    Istri Panca Darmansyah lalu melaporkan sang suami ke Polsek Jagakarsa.

    Sayangnya, polisi tak langsung melakukan penahan kepada Panca Darmansyah.

    Polsek Jagakarsa mengaku telah mengirimkan surat panggilan terhadap Panca Darmansyah. 

    Namun, Panca tidak memenuhi panggilan tersebut. 

    Dia berdalih harus menjaga empat anaknya karena sang istri dirawat di rumah sakit akibat KDRT yang dilakukannya. 

    Bukannya menjaga, Panca justru membunuh keempat anaknya itu. 

    Jasad keempat anaknya ditemukan berjejer di kamar rumah kontrakan.

  • Jaksel gelar bazaar di enam lokasi meriahkan HUT RI

    Jaksel gelar bazaar di enam lokasi meriahkan HUT RI

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Selatan menggelar bazaar di enam lokasi pada Agustus 2025 untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.

    “Kita bergabung dengan kegiatan masyarakat agar lebih ramai, berupa kolaborasi dengan bazaar yang dilakukan selama enam kali di bulan Agustus,” kata Kepala Sudin PPKUKM Jakarta Selatan Parulian Tampubolon saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan setiap bazaar melibatkan 30 hingga 40 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menggerakkan roda perekonomian, khususnya kecamatan yang ada di Jakarta Selatan.

    Bazaar tersebut diselenggarakan pada waktu yang berbeda di enam lokasi di Jakarta Selatan, yaitu Kebayoran Baru (7-8 Agustus), Tebet (14-15 Agustus), Jagakarsa (16-17 Agustus), Mampang Prapatan (21-22 Agustus), Kebayoran Lama (23-24 Agustus), dan Tebet (30-31 Agustus).

    Dalam kegiatan itu, pihaknya juga berencana mengundang Perum Bulog untuk menghadirkan sejumlah produk bahan pangan, seperti beras, gula, dan daging sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung.

    “Kami berharap mendapat dukungan dari unit kerja perangkat daerah (UKPD) lain sehingga bazaar ini terlihat lebih semarak,” ujar Parulian.

    Di samping itu, dia pun berharap acara tersebut mampu menumbuhkan semangat para pelaku UMKM dalam menghadapi setiap tantangan demi mengembangkan usaha mereka.

    Pada 2024, diketahui sebanyak 385.079 pelaku UMKM telah mengikuti program Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengembangkan usaha mereka.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siswa di Jakarta tertarik gim tradisional untuk kurangi pakai gawai

    Siswa di Jakarta tertarik gim tradisional untuk kurangi pakai gawai

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah siswa di Jakarta mengaku tertarik bermain gim tradisional untuk mengurangi penggunaan gawai (gadget) sehingga bisa lebih berinteraksi dengan teman-teman di sekolah.

    “Lebih asyik main gim tradisional karena bisa bercanda sama teman dan latihan bisa serius. Jadi, lebih nyaman,” kata siswa Kelas 9 SMP Negeri 103 Jakarta, Labib saat ditemui di Gebyar Seni Budaya Setu Babakan Jakarta, Selasa.

    Labib mengatakan jika bermain gawai terlalu lama, dia khawatir akan membentuk pribadi menjadi lebih individual dan jarang berinteraksi.

    Maka itu, lanjut dia, Labib bersama empat teman lainnya tertarik untuk mengikuti lomba terompah di Setu Babakan. Mereka membutuhkan persiapan dan latihan selama dua minggu.

    Terlebih, mereka merupakan atlet taekwondo maupun silat di sekolahnya sehingga sudah menyiapkan strategi untuk bisa memenangkan perlombaan.

    “Strateginya percaya diri dan punya komitmen sama teman-teman,” ucapnya.

    Senada, siswa dari SMPN 182 Jakarta, El Falih Hakim menambahkan bermain permainan tradisional seperti damdas terbilang seru.

    “Seru main damdas, cuma gim daring lebih banyak variasi,” ucap Falih.

    Dirinya memilih bermain damdas lantaran permainannya mirip dengan permainan papan checkers dan belajar bersama sang guru selama dua minggu untuk bisa menguasainya.

    Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan menggelar lomba permainan tradisional Betawi dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.

    Diharapkan acara ini dapat memberikan pengalaman seru bagi anak muda serta menanamkan pemahaman bahwa permainan tradisional merupakan salah satu objek kemajuan budaya.

    Acara bertajuk Gebyar Seni Budaya Setu Babakan 2025 diselenggarakan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 12 dan 13 Agustus 2025, dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.

    Beberapa permainan tradisional yang dilombakan, yaitu egrang, damdas, gasing, terompah panjang dan tok kadal, dengan kategori siswa SMP dan SMA di Jakarta.

    Damdas adalah salah satu permainan tradisional Indonesia, terutama dikenal di Jakarta. Sekilas mirip dengan catur, namun jauh lebih sederhana dalam peralatan dan aturan. Di daerah lain seperti Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama “Dam-Daman”.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • HUT RI, fisik dan ketangkasan siswa dinilai kunci lomba permainan

    HUT RI, fisik dan ketangkasan siswa dinilai kunci lomba permainan

    Jakarta (ANTARA) – Pengelola Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan menilai fisik dan ketangkasan siswa menjadi kunci untuk mengikuti aneka lomba permainan tradisional dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.

    “Permainan tradisional juga bisa melatih sportivitas, mengajarkan membuat strategi dan melatih ketangkasan dalam bermain permainan itu sendiri,” kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Edukasi dan Informasi UPK PBB Setu Babakan, Farah Aini Astuti saat ditemui di Gebyar Seni Budaya Setu Babakan di Jakarta, Selasa.

    Farah mengatakan para peserta yang berasal dari 29 sekolah tingkat SMP dan 12 sekolah tingkat SMA ini harus terlatih dan disiapkan dalam lomba permainan tradisional.

    Kemudian, menurut dia, tak ada syarat khusus dalam perlombaan, namun dibutuhkan kebugaran lantaran permainan mengutamakan kemampuan fisik.

    “Untuk syarat lainnya yang penting dia fisiknya bagus dan memang pernah mempelajarinya, karena tentunya ada permainan tertentu yang butuh ketangkasan dan kemampuan fisik,” jelasnya.

    Lalu, tak kalah penting yakni para peserta yang terlibat wajib memahami cara bermain permainan tradisional lantaran masih banyak yang belum tahu.

    Lima permainan tradisional yang dilombakan yakni egrang, damdas, gasing, terompah panjang dan tok kadal, dengan kategori siswa SMP dan SMA di Jakarta.

    Maka itu, diharapkan tujuan kegiatan ini tak hanya untuk mencapai pelestarian budaya, namun juga mengurangi ketergantungan siswa menggunakan gawai (gadget).

    “Dengan adanya kegiatan ini membuat mereka sadar bahwa kebugaran tubuh itu penting, sehingga tidak banyak bermain gadget,” ucapnya.

    Acara bertajuk Gebyar Seni Budaya Setu Babakan 2025 diselenggarakan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 12 dan 13 Agustus 2025, dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.

    Nantinya para pemenang lomba akan diumumkan pada malam puncak Gebyar Seni Budaya Setu Babakan pada Sabtu (16/8) sekaligus menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sambut HUT RI, Disbud DKI gelar lomba permainan tradisional Betawi

    Sambut HUT RI, Disbud DKI gelar lomba permainan tradisional Betawi

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan menggelar lomba permainan tradisional Betawi dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.

    Menurut Kepala Unit Pengelola Kawasan PBB Setu Babakan Tonny Bako kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, tetapi juga sebagai upaya melestarikan Indonesia, terutama berupa permainan tradisional Betawi.

    “Jadi, ini bukan perlombaan yang harus kita menangkan atau kalahkan. Yang penting adalah persatuan untuk melestarikan permainan tradisional,” kata Tonny Bako di Jakarta, Selasa.

    Melalui acara tersebut, dia berharap permainan tradisional Betawi tetap eksis di tengah banyaknya gim daring dan dapat terus dimainkan oleh generasi muda saat ini sehingga tidak hilang ditelan zaman.

    Lebih lanjut, dia menuturkan kegiatan itu juga digelar untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak sekolah sekaligus mempersatukan mereka.

    “Semoga ini (permainan tradisional) tetap terjaga. Kita masih bisa memainkannya dengan gembira dan bahagia,” ucap Tonny.

    Senada dengan Tonny, Kepala Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi UPK PBB Setu Babakan Farah Aini Astuti menuturkan kegiatan lomba tersebut dilangsungkan sebagai edukasi bagi anak-anak sebagai penerus bangsa.

    “Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi anak-anak sebagai penerus bangsa terhadap permainan tradisional Betawi,” terang Farah.

    Dia pun berharap acara itu dapat memberikan pengalaman seru bagi anak muda serta menanamkan pemahaman bahwa permainan tradisional merupakan salah satu objek kemajuan budaya.

    Acara bertajuk Gebyar Seni Budaya Setu Babakan 2025 diselenggarakan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 12 dan 13 Agustus 2025, dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.

    Beberapa permainan tradisional yang dilombakan, yaitu egrang, damdas, gasing, terompah panjang dan tok kadal, dengan kategori siswa SMP dan SMA di Jakarta.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi Selidiki Dugaan Pencabulan Bocah Laki-laki oleh Ketua RT di Lenteng Agung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Agustus 2025

    Polisi Selidiki Dugaan Pencabulan Bocah Laki-laki oleh Ketua RT di Lenteng Agung Megapolitan 9 Agustus 2025

    Polisi Selidiki Dugaan Pencabulan Bocah Laki-laki oleh Ketua RT di Lenteng Agung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi masih mendalami dugaan pencabulan yang dilakukan oleh Ketua Rukun Tetangga (RT) terhadap anak berinisial A (12) di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih, menyatakan, penyelidikan kasus tersebut masih berjalan.
    “Dalam proses masih penyelidikan, masih didalami,” ujar Murodih saat dikonfirmasi, Sabtu (9/8/2025).
    Polisi telah mendatangi rumah korban. Namun, korban hanya mengaku mengalami penganiayaan ringan oleh oknum Ketua RT tersebut.
    “Ya memang pengakuan sementara dia ada penganiayaan ringan ya,” katanya.
    Murodih menjelaskan, penganiayaan ringan yang dimaksud adalah kekerasan yang tidak sampai menimbulkan luka, sehingga dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
    “Sebetulnya memang pada tanggal 6 (Agustus) itu terjadi penganiayaan ringan oleh seorang oknum RT, namun di sana sudah diselesaikan dengan keluargaan,” jelasnya.
    Meski demikian, Murodih mengimbau agar korban atau keluarganya segera melapor jika benar mengalami pelecehan.
    “Ya memang seharusnya kalau ada korban seperti itu, ya segera melapor ya ke Polres untuk kita tindak lanjuti,” ujarnya.
    Polisi juga telah berkoordinasi dengan tim psikologi guna membantu pemulihan kondisi korban.
    “Kondisi anaknya masih baik, namun tetap kita berkoordinasi dengan bagian psikologi ya untuk memulihkan, mungkin kondisi dia yang mungkin ada sedikit trauma nanti akan diberikan pemulihan,” kata Murodih.
    Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Jagakarsa Kompol Nurma Dewi membenarkan adanya kejadian tersebut.
    “Iya (ada laporan). Pencabulan pengakuan korban,” kata Nurma kepada wartawan, Jumat (8/8/2025).
    Adapun kasus ini ramai diperbincangkan warganet berdasarkan unggahan foto akun Instagram
    @lentengagungterkini
    .
    Dalam unggahan tersebut, pelaku melakukan tindakan asusila kepada korban disertai pengancaman.
    Terduga pelaku dan korban kemudian dibawa ke Polsek Jagakarsa pada Rabu (6/8/2025). Saat ini, kasus telah dilimpahkan dan ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaksel tanam pohon di Taman Casuarina untuk penghijauan

    Jaksel tanam pohon di Taman Casuarina untuk penghijauan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menanam pohon di Taman Casuarina, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, sebagai upaya untuk penghijauan di wilayah tersebut.

    “Penghijauan dilakukan dengan melakukan penanaman lima pohon Tabebuya,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Selatan, Djauhar Arifien di Jakarta, Jumat.

    Djauhar mengatakan kegiatan rutin ini merupakan bagian dari Program “Jumat Menanam” yang akan terus dilanjutkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keindahan Jakarta.

    Kegiatan menanam tanaman produktif ataupun tidak produktif ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung terwujudnya Jakarta yang lebih asri dan sehat.

    “Mudah-mudahan program Jumat menanam ini dapat meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya menanam pohon dan menjaga lingkungan, serta secara langsung berkontribusi dalam penghijauan wilayah,” katanya.

    Seorang warga setempat, Angga Septian mengapresiasi program pemerintah yang terus melakukan penambahan pohon di ruang terbuka hijau. Sehingga, lokasi yang terlihat gersang menjadi semakin hijau dan indah.

    “Saya berpesan untuk perawatannya dirutinkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tumbang atau lainnya,” katanya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Madrasah dan Pesantren harus diikutkan program sekolah gratis

    Madrasah dan Pesantren harus diikutkan program sekolah gratis

    Jakarta (ANTARA) – Anggota DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin menyebutkan sekolah madrasah dan pondok pesantren harus dilibatkan dalam program sekolah swasta gratis yang sedang dirancang Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

    “Saya mohon Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Kemenag atau perwakilan di Jakarta agar regulasinya dibuat,” ujar Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, saat ini, eksekutif dan legislatif DKI tengah merumuskan regulasi untuk mengeksekusi program sekolah swasta gratis.

    Namun, Dina menekankan bahwa regulasi itu juga harus mencakup lembaga pendidikan keagamaan seperti madrasah dan pondok pesantren, meskipun berada di bawah kewenangan berbeda.

    Dina mengingatkan bahwa koordinasi menjadi kunci penting mengingat madrasah dan pesantren berada di bawah pengawasan Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, bukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

    Menurut dia, banyak warga Jakarta yang menyekolahkan anaknya di madrasah dan pesantren, dan mereka juga berhak mendapatkan manfaat dari program sekolah gratis yang akan diberlakukan pada tahun ajaran 2026.

    “Ini dilakukan supaya pondok pesantren dan madrasah menjadi bagian dari sekolah gratis di Jakarta tahun 2026,” ujarnya.

    Program sekolah gratis yang digagas Pemprov DKI bersama DPRD menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh warga Jakarta, tanpa terkecuali.

    Selain itu, Panitia Khusus (Pansus) Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta juga telah dibentuk. Pansus ini terus bekerja maksimal untuk menghasilkan rekomendasi dan akomodasi yang dibutuhkan masyarakat.

    Rekomendasi Pansus ini akan menjadi acuan pemerintah dalam merevisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.

    Nantinya akan ditambah klausul yang menerangkan terkait pendidikan gratis di sekolah swasta.

    “Kami berharap regulasi final nantinya benar-benar inklusif, tidak hanya untuk sekolah negeri dan swasta umum, tetapi juga lembaga pendidikan keagamaan yang jumlahnya cukup signifikan di wilayah DKI Jakarta,” kata Anggota Pansus Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta ini.

    Saat ini Pemprov DKI telah menguji coba sekolah gratis dengan memilih 40 sekolah swasta berikut daftarnya;

    Jenjang SD

    1. SD Bhakti Luhur, Petogogan, Jakarta Selatan.
    2. SDS Bina Pusaka, Koja, Jakarta Utara.

    Jenjang SMP

    1. SMP Muhammadiyah 32, Keagungan, Jakarta Barat.
    2. SMP Al Inayah, Kedoya Utara, Jakarta Barat.
    3. SMP Triwibawa, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat.
    4. SMP Trisula Perwari 2, Paseban, Jakarta Pusat.
    5. SMP Trisula Perwari I Jakarta, Pasar Manggis, Jakarta Selatan.
    6. SMP Yaspia, Rawa Terate, Jakarta Timur.
    7. SMP Sejahtera, Pademangan Barat, Jakarta Utara.
    8. SMP Darul Maarif, Semper Timur, Jakarta Utara.
    9. SMP Al Hasanah, Sukabumi Utara, Jakarta Barat.
    10. SMP Yakpi I DKI Jaya, Pademangan Barat, Jakarta Utara.

    Jenjang SMA

    1. SMA Lamaholot, Rawa Buaya, Jakarta Barat.
    2. SMAS Budi Murni 2, Kedoya Selatan, Jakarta Barat.
    3. SMAS At Taqwa Jakarta, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat.
    4. SMAS Taman Madya I Jakarta, Serdang, Jakarta Pusat.
    5. SMA Plus Khadijah Islamic School, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
    6. SMAS Muhammadiyah 12 Jakarta, Kayu Manis, Jakarta Timur.
    7. SMA Teladan 1 Jakarta, Susukan, Jakarta Timur.
    8. SMAS Gita Kirti 2, Sunter Jaya, Jakarta Utara.
    9. SMAS Al Khairiyah Jakarta, Lagoa, Jakarta Utara.
    10. SMAS Wijaya Kusuma, Rambutan, Jakarta Timur.

    Jenjang SMK

    1. SMKS Citra Utama, Tegal Alur, Jakarta Barat.
    2. SMKS Maarif Jakarta, Grogol, Jakarta Barat.
    3. SMKS At Taqwa Jakarta, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat.
    4. SMKS Taman Siswa 2, Kemayoran, Jakarta Pusat.
    5. SMKS PGRI 15 Jakarta, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
    6. SMKS Cyber Media, Pancoran, Jakarta Selatan.
    7. SMK Gapura Merah Putih, Ciganjur, Jakarta Selatan.
    8. SMKS Cipta Karya Jakarta, Kayu Manis, Jakarta Timur.
    9. SMK Bina Nusa Mandiri, Ciracas, Jakarta Timur.
    10. SMKS Fajar Indah, Pademangan Barat, Jakarta Utara.
    11. SMKS Sari Putra, Semper Barat, Jakarta Utara.
    12. SMKS YP IPPI Petojo, Petojo Utara, Jakarta Pusat.
    13. SMK Katolik Saint Joseph, Kenari, Jakarta Pusat.
    14. SMK Jagakarsa, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    15. SMKS YPK-Kesatuan, Manggarai, Jakarta Selatan.
    16. SMKS Laboratorium Jakarta, Pondok Kopi, Jakarta Timur.

    Jenjang Sekolah Luar Biasa

    1. SLB B-C Alfiany, Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
    2. SLB BC Abdi Pratama, Munjul, Jakarta Timur.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cara Tutup Buku Rekening KJP Plus 2025 Tahap 1, Cek Persyaratannya!

    Cara Tutup Buku Rekening KJP Plus 2025 Tahap 1, Cek Persyaratannya!

    Jakarta

    Bagi penerima KJP Plus 2025 Tahap 1 kelas 12 yang sudah lulus, sudah bisa melakukan penutupan rekening KJP Plus. Penutupan rekening ini mulai bulan Juni 2025.

    Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Berikut informasinya.

    Bersumber dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jakarta, penutupan buku rekening KJP Plus dapat dilayani oleh kantor layanan Bank DKI sesuai cabang pada tabungan. Ini dokumen-dokumen yang harus dibawa saat melakukan penutupan buku rekening KJP Plus.

    KTP orang tua/wali (bagi yang masih ada nama wali QQ) (asli dan fotokopi)KTP siswa/kartu pelajar (Asli dan fotokopi)Kartu keluarga (asli dan fotokopi)Ijazah/SKL (asli dan fotokopi)Buku tabungan dan kartu ATM KJP PlusSurat keterangan bebas tunggakan (khusus sekolah swasta)Akta kelahiran siswa (asli dan fotokopi)Meterai 10.000 (satu lembar)Cara Tutup Buku Rekening KJP Plus 2025 Tahap 1

    Berikut prosedur tutup buku rekening KJP Plus 2025 Tahap 1 bagi penerima kelas 12 yang sudah lulus.

    Datangi kantor layanan Bank DKI sesuai cabang pada buku tabunganJangan lupa membawa dokumen persyaratan yang telah disebutkanSampaikan kepada petugas ingin melakukan penutupan buku rekening KJP PlusIkuti prosedur hingga selesaiCara Pakai KJP Plus untuk Wisata GratisPrioritaskan tempat wisata edukatifSimpan bukti penggunaan (tiket/struk)Pastikan penggunaan sesuai panduan dari Dinas PendidikanKamu bisa mengajak teman atau komunitas belajar supaya makin seru.

    Ini 15 tempat wisata di Jakarta yang dikunjungi secara gratis oleh pemegang KJP Plus.

    Ancol Taman Impian
    – Lokasi: Ancol, Jakarta UtaraTaman Margasatwa Ragunan
    – Lokasi: Pasar Minggu, Jakarta SelatanTaman Mini Indonesia Indah (TMII)
    – Lokasi: Cipayung, Jakarta TimurMuseum Sejarah Jakarta
    – Lokasi: Jl. Taman Fatahillah No.1, Jakarta BaratMuseum Taman Prasasti
    – Lokasi: Jl. Tanah Abang I No.1, Jakarta PusatMuseum MH Thamrin
    – Lokasi: Jl. Kenari II No.15, Jakarta PusatMuseum Joang ’45
    – Lokasi: Jl. Menteng Raya No.31, Jakarta PusatMuseum Seni Rupa dan Keramik
    – Lokasi: Jl. Pos Kota No.2, Jakarta BaratMuseum Wayang
    – Lokasi: Jl. Pintu Besar Utara No.27, Jakarta BaratMuseum Tekstil
    – Lokasi: Jl. KS Tubun No.2-4, Jakarta BaratMuseum Bahari
    – Lokasi: Jl. Pasar Ikan No.1, Jakarta UtaraMuseum Betawi (Setu Babakan)
    – Lokasi: Jl. RM Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta SelatanRumah Si Pitung
    – Lokasi: Jl. Kampung Marunda Pulo, Jakarta UtaraTaman Benyamin Sueb
    – Lokasi: Jl. Bekasi Timur Raya No.76, Jakarta TimurMuseum Arkeologi Onrust
    – Lokasi: Pulau Onrust, Kepulauan Seribu

    (kny/imk)

  • Perlawanan Pedagang Pasar Barito Tolak Direlokasi ke Tempat Baru
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Perlawanan Pedagang Pasar Barito Tolak Direlokasi ke Tempat Baru Megapolitan 5 Agustus 2025

    Perlawanan Pedagang Pasar Barito Tolak Direlokasi ke Tempat Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan memberikan tenggat waktu hingga Minggu (3/8/2025) kepada para pedagang Pasar Barito untuk mengosongkan kios mereka.
    Namun, sehari setelah tenggat waktu pengosongan, sejumlah pedagang masih beraktivitas seperti biasa. Mereka bersikeras menolak relokasi, baik ke salah satu pasar milik PD Pasar Jaya maupun ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
    Salah satunya Yati (60), pemilik warung bakso. Ia sengaja membuka warungnya lebih pagi meski pengunjung sepi sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama pedagang.
    “Untuk memperjuangkan tempat ini, untuk solidaritas juga buat pedagang yang lain, makanya saya buka dari pagi sekalian,” ujar Yati saat ditemui
    Kompas.com
    di lapaknya, Senin (4/8/2025).
    Yati biasanya membuka warung pukul 14.00 WIB. Namun, pada Senin kemarin ia berangkat dari rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, lebih pagi dan sudah berjualan pukul 09.00 WIB.
    “Ada yang ngosongin, rata-rata mereka takut, karena selama mereka dagang enggak pernah ada konflik, tiba-tiba dihadapin sama yang kayak begini, jadinya ya takut, enggak bisa disalahin juga,” ujarnya.
    sebagian besar pedagang memilih bertahan karena mempersoalkan lokasi baru di Lenteng Agung, Jagakarsa, yang masih berupa lahan kosong.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , lahan seluas 7.000 meter persegi itu memang belum dibangun apa-apa. Permukaannya tak rata, hanya menyisakan lantai bekas gedung perkantoran di bagian depan.
    Plang putih besar terpasang di sana, bertuliskan rencana pembangunan Kantor Satpol PP Jagakarsa.
    Sementara itu, bekas bangunan indekos di bagian belakang sudah tak ada. Lahan di bagian bawah masih ditumbuhi rerumputan dan beberapa pohon.
    Di ujung kanan terdapat lapangan olahraga milik warga, sementara di ujung kiri ada kebun yang dirawat ibu-ibu PKK RW 007 Lenteng Agung.
    Oleh karena itu, tak heran apabila pedagang menolak direlokasi ke tempat yang berlokasi di sisi timur Stasiun Lenteng Agung. Mereka juga tak tahu kapan bisa pindah ke sana karena belum adanya bangunan yang bisa mereka gunakan.
    “Harusnya dari sebelum digembar-gembor itu sudah ada pembangunannya, pedagang tinggal ngisi, bukannya masih hutan begitu,” kata Yati.
    Pemkot Jakarta Selatan memberikan sejumlah opsi relokasi sementara untuk para pedagang sembari menunggu pasar baru di Lenteng Agung dibangun, antara lain Mampang Prapatan, Pondok Labu, Pondok Indah, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih, dan Kebayoran Lama.
    Namun, setelah meninjau, pedagang menilai fasilitas pasar tersebut kurang memadai, apalagi bagi pedagang lanjut usia (lansia).
    Yati mengatakan, di Pasar Jaya Mampang Prapatan, kios berada di lantai dua, sedangkan toilet hanya di lantai satu. Hal ini dinilai menyulitkan pedagang karena harus mengangkut air melalui tangga ke lantai atas.
    “Minimal toilet lah, supaya enggak susah naik-naik bawa air, di sini kan banyak yang sepuh pedagangnya,” ucap Yati.
    Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Barito, Karno (64), menjelaskan, para pedagang kerap membawa barang berat. Fasilitas berupa tangga dinilai tidak memadai bagi pedagang lansia.
    “Kalau yang sudah disurvei, posisinya itu ada di lantai 2 atau 3. Kalau kayak saya, disuruh angkat-angkat pasir kucing keburu pingsan ya,” tutur Karno.
    Advokat dari Solidaritas Pemasok dan Pedagang Pasar (SP3), Doly Daely, menilai karakteristik Pasar Jaya tidak cocok dengan komoditas pedagang Pasar Barito yang menjual hewan dan perlengkapannya.
    “Di Pasar Jaya itu identiknya kan para pedagang sembako. Bagaimana kami mencampurkan pedagang sembako dengan pedagang burung? Nah itu,” kata Doly.
    Saat pedagang masih beraktivitas, sejumlah petugas Kelurahan Pela Mampang mendatangi kios mereka untuk meminta tanda tangan persetujuan pengosongan.
    Awalnya dua petugas meminta pedagang mengisi nama dan tanda tangan di kertas kosong dengan alasan pendataan. Lalu, mereka menempelkan surat persetujuan pengosongan kios pada toko yang tutup.
    Aksi ini diketahui tim advokat. Bersama pedagang, mereka menolak. Salah satu pedagang bahkan meminta Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menemui mereka.
    “Gubernur belum turun di sini, Pak! Peduliin masyarakat, Pak! Kami UMKM juga!” teriak salah satu pedagang.
    Petugas akhirnya mundur dan menghentikan kegiatan. Surat yang ditempel dicopot pedagang dan tim advokat, lalu disimpan untuk dilaporkan ke Ombudsman karena terdapat kalimat pembongkaran pasar oleh pihak kelurahan di akhir surat itu.
    “(Surat) akan kami laporkan ke Ombudsman,” kata Doly.
    Pedagang berharap relokasi ditunda hingga pasar baru di Lenteng Agung siap digunakan. Namun, mereka ingin tetap berdagang di Pasar Burung Barito karena nilai historis dan popularitasnya.
    Sebagai informasi, relokasi ini berkaitan dengan proyek pembangunan Taman ASEAN atau Taman Bendera Pusaka yang akan menggantikan Pasar Barito. Proyek ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperluas ruang terbuka hijau (RTH).
    Taman Bendera Pusaka nantinya akan menggabungkan tiga taman yang sudah ada sebelumnya, yakni Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat. Proyek taman Bendera Pusaka tersebut ditargetkan rampung pada Desember 2025.
    Pemerintah menyebut taman ini akan menjadi ruang publik baru yang ikonik. Saat Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota negara, Taman Bendera Pusaka diharapkan menjadi simbol identitas baru Jakarta sebagai Ibu Kota ASEAN, mengingat gedung Sekretariat ASEAN berada di kawasan tersebut.
    “Jadi, ini adalah untuk menjadikan kawasan Blok M sebagai pusat transportasi dan perbelanjaan, dan yang kedua sebagai City ASEAN. Jadi, rencananya taman itu akan menunjang taman-taman di ASEAN yang ada di wilayah Jakarta Selatan,” kata Walikota Jakarta Selatan, M. Anwar, di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.