kab/kota: Jagakarsa

  • Komdigi & Kemensos Pastikan Akses Digital CKGS hingga Pelosok Lewat Satelit

    Komdigi & Kemensos Pastikan Akses Digital CKGS hingga Pelosok Lewat Satelit

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan dukungan penuh terhadap kelancaran pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKGS), termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 

    Salah satu aspek krusial yang menjadi perhatian Komdigi adalah kesiapan infrastruktur digital, khususnya jaringan internet untuk mendukung pengumpulan data secara masif dari pelaksanaan program ini di berbagai satuan pendidikan.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto, menegaskan untuk wilayah perkotaan, kapasitas internet dan bandwidth yang disiapkan oleh para operator sudah memadai.

    “Kalau daerah-daerah seperti sekarang perkotaan itu semuanya aman. Baik si kapasitas internet dan juga kapasitas bandwidth yang disiapkan oleh para operator. Operator kan banyak, operator fixed broadband,” kata Wayan ditemui disela acara Menkomdigi menghadiri Kick Off Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di SMPK Penabur Gading Serpong, Tangerang, Banten pada Senin (4/8/2025). 

    Menurut Wayan, pengukuran kualitas jaringan sudah dilakukan, dan hasilnya menunjukkan infrastruktur fixed broadband di wilayah-wilayah ini mencukupi. Hal ini dinilai penting karena koneksi data dari sekolah dalam pelaksanaan CKGS mayoritas menggunakan jaringan tetap (fixed broadband), bukan seluler.

    “Tapi kan untuk data di sini pakai fixed broadband. Tadi sudah diukur. Kalau diukur dari sisi kapasitas, artinya di sini sudah mencukupi. Jadi tidak ada isu untuk internet,” jelasnya.

    Namun, dia tidak menampik tantangan di daerah-daerah terpencil, yang masih memiliki keterbatasan akses jaringan. Sebagai solusinya, Komdigi bersama Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan penyelenggara satelit nasional, seperti Telkom dan lainnya, untuk memastikan pemerataan akses digital hingga ke pelosok.

    “Untuk di daerah-daerah, Kemsos juga sudah bekerja sama dengan penyelenggara satelit. Misalnya dengan Telkom, dengan penyelenggara lain. Jadi solusinya itu secara teknologi sudah memungkinkan,” kata Wayan.

    Dalam pelaksanaan CKGS, Wayan menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi intensif dengan penyelenggara telekomunikasi untuk menjamin kualitas sinyal baik dari sisi seluler maupun fixed broadband. 

    “Jangan sampai ada data yang tidak terkirim untuk data apapun yang digunakan oleh pelanggan. Jadi kami kondisi terus berkoordinasi dengan penyelenggara telekomunikasi,” tambahnya.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, turut meninjau langsung pelaksanaan kick-off program CKGS yang digelar serentak di 12 lokasi sekolah di seluruh Indonesia pada Senin (4/8/2025). 

    Dalam kunjungannya ke SMPK Penabur Gading Serpong, Meutya menegaskan kehadiran Komdigi dalam program ini tidak hanya membawa unsur komunikasi, tetapi juga memastikan kesiapan teknologi untuk mendukung keberlanjutan program kesehatan.

    “Kementerian Komunikasi dan Digital hari ini hadir. Tentu program pemerintah perlu disampaikan dengan baik, dikomunikasikan dengan baik. Dalam rangka transparansi, dalam rangka pertanggungjawaban publik. Selain juga unsur komunikasinya, kami juga membawa tadi infrastruktur yang bisa mempercepat koneksi,” kata Meutya.

    Dia juga menekankan pentingnya integrasi sistem pendataan, mengingat program CKGS akan menghasilkan data dalam jumlah besar. Pemerintah menargetkan program ini menjangkau sekitar 53 juta siswa dari seluruh Indonesia.

    Meutya juga menyampaikan pentingnya program ini untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang muncul akibat perkembangan zaman, termasuk gangguan penglihatan akibat paparan layar (screen time).

    “Baik anak-anak maupun juga remaja yang paling juga diukur adalah kesehatan matanya. Karena memang di era digitalisasi ini kita sangat terpapar dengan screen time,” ujarnya.

    Program CKGS merupakan bagian dari percepatan agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto di sektor kesehatan. Pemeriksaan yang dilakukan di sekolah meliputi status gizi, tekanan darah, kesehatan mata, gigi, telinga, mental, hingga kebugaran. Untuk jenjang SMP dan SMA, pemeriksaan juga mencakup anemia, talasemia, dan kesehatan reproduksi.

    Lokasi kick-off CKGS serentak pada 4 Agustus 2025 antara lain:

        •    SD Cideng 02 Jakarta Pusat

        •    MIN 8 Jagakarsa Jakarta Selatan

        •    SMKN 26 Jakarta Timur

        •    Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Jakarta Barat

        •    SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

        •    SD Prestasi Global, Depok

        •    SMPN 5 Kota Bandung

        •    MTs Persis 1-2 Kota Bandung

        •    SLB Negeri Semarang

        •    SMPN 1 Padangan Bojonegoro

        •    Pesantren Al-Amanah, Sidoarjo

        •    SMPK Penabur Gading Serpong

  • Menkomdigi Pastikan Internet untuk Program Cek Kesehatan Gratis Sekolah Lancar

    Menkomdigi Pastikan Internet untuk Program Cek Kesehatan Gratis Sekolah Lancar

    Bisnis.com, TANGERANG— Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid turut meninjau langsung pelaksanaan kick off program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKGS) yang dilakukan serentak di 12 lokasi di Indonesia pada Senin (4/8/2025). 

    Dalam kunjungannya ke SMPK Penabur Gading Serpong, Meutya menekankan keberadaan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam program ini tak hanya membawa unsur komunikasi, tetapi juga memastikan kesiapan teknologi untuk mendukung keberlanjutan program.

    “Kementerian Komunikasi dan Digital hari ini hadir. Tentu program pemerintah perlu disampaikan dengan baik, dikomunikasikan dengan baik. Dalam rangka transparansi, dalam rangka pertanggungjawaban publik. Selain juga unsur komunikasinya, kami juga membawa tadi infrastruktur yang bisa mempercepat koneksi,” kata Meutya di SMPK Penabur Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten pada Senin (4/8/2025). 

    Meutya menambahkan, pelaksanaan program CKGS secara masif nantinya akan menghasilkan data dalam jumlah sangat besar. Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk memastikan sistem pendataan yang terintegrasi dan terkoneksi dengan baik agar program berjalan efektif.

    Adapun, pemerintah menargetkan program CKGS menjangkau seluruh peserta didik dari Sabang hingga Merauke, dengan total sasaran mencapai sekitar 53 juta siswa.

    Meutya juga menyampaikan pentingnya program ini untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang muncul akibat perkembangan zaman, termasuk gangguan penglihatan akibat paparan layar (screen time).

    “Baik anak-anak maupun juga remaja yang paling juga diukur adalah kesehatan matanya. Karena memang di era digitalisasi ini kita sangat terpapar dengan screen time,” kata Meutya.

    Di sisi lain, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan para penyelenggara telekomunikasi untuk memastikan kualitas jaringan internet selama pelaksanaan CKGS berlangsung.

    Dia menjelaskan pengukuran kualitas sinyal dilakukan, baik dari sisi seluler maupun fixed broadband. Kualitas internet menjadi hal krusial untuk menjamin kelancaran pengumpulan data dari pemeriksaan yang dilakukan secara masif di sekolah.

    “Jangan sampai ada data yang tidak terkirim untuk data apapun yang digunakan oleh pelanggan. Jadi kami kondisi terus berkoordinasi dengan penyelenggara telekomunikasi,” katanya. 

    Hari ini, pemerintah secara resmi meluncurkan program CKG di sekolah-sekolah secara serentak sebagai bagian dari upaya percepatan program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan. 

    Peluncuran perdana digelar di 12 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk SD, SMP, SMA/SMK, madrasah, pesantren, dan SLB. Program ini merupakan bagian dari transformasi sistem kesehatan nasional yang kini mengedepankan pendekatan promotif dan preventif. 

    Sejak 6 bulan terakhir, program CKG telah menjangkau 16,4 juta masyarakat. Dengan perluasan ke satuan pendidikan, target program ini meluas hingga menjangkau seluruh populasi Indonesia, yaitu sekitar 280 juta jiwa setiap tahun.

    Pelaksanaan CKG di sekolah dilakukan secara kolaboratif antara tenaga kesehatan dari puskesmas dan tenaga pendidik di sekolah. Pemeriksaan meliputi status gizi, tekanan darah, mata, telinga, gigi, kesehatan mental, hingga kebugaran. Khusus untuk jenjang SMP dan SMA, pemeriksaan juga mencakup skrining anemia, talasemia, dan kesehatan reproduksi.

    Adapun, lokasi pelaksanaan kick-off CKGS pada 4 Agustus 2025, antara lain:

        •    SD Cideng 02 Jakarta Pusat

        •    MIN 8 Jagakarsa Jakarta Selatan

        •    SMKN 26 Jakarta Timur

        •    Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Jakarta Barat

        •    SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

        •    SD Prestasi Global, Depok

        •    SMPN 5 Kota Bandung

        •    MTs Persis 1-2 Kota Bandung

        •    SLB Negeri Semarang

        •    SMPN 1 Padangan Bojonegoro

        •    Pesantren Al-Amanah, Sidoarjo

        •    SMPK Penabur Gading Serpong

  • Pramono sebut pedagang Pasar Barito setuju direlokasi

    Pramono sebut pedagang Pasar Barito setuju direlokasi

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebutkan, para pedagang di Pasar Hewan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sudah menyetujui untuk dipindahkan ke lokasi sementara sejak Minggu (3/8).

    “Mereka sudah menandatangani akan pindah tanggal 3 Agustus,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Jakarta Selatan, Senin.

    Sebelumnya, Pramono sudah menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menyiapkan relokasi untuk para pedagang tersebut.

    Pramono juga menyatakan bahwa pihaknya telah mengatur agar perpindahan para pedagang Pasar Barito dapat berlangsung dengan baik.

    “Karena memang ini kan bukan untuk kepentingan perseorangan, ini kepentingan publik dan mereka ketika mau menempati tempat itu sudah menandatangani, bersedia kapan saja (direlokasi),” kata Pramono.

    Diketahui, pedagang Pasar Hewan Barito direlokasi ke lokasi sementara (loksem) di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan membidik Jalan Raya Lenteng Agung Timur, RT 07/07, Lenteng Agung, Jagakarsa, sebagai lokasi baru bagi pedagang hewan yang direlokasi.

    Di sana, pemerintah menyediakan lahan seluas 7.600 meter persegi (m2) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menampung pedagang.

    Adapun relokasi tersebut dilakukan untuk mendukung penataan kawasan taman di lokasi tersebut yakni Taman Leuser, Taman Ayodhya dan Taman Langsat.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan melakukan peletakan batu pertama atau ground breaking penataan ketiga taman tersebut pada 8 Agustus mendatang. Penataan ketiga taman itu ditargetkan bisa rampung pada Desember 2025.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono sudah lakukan pengaturan agar pedagang Pasar Barito direlokasi

    Pramono sudah lakukan pengaturan agar pedagang Pasar Barito direlokasi

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan sudah melakukan pengaturan agar para pedagang di Lokasi Sementara (Loksem) Pasar Hewan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan bisa direlokasi dengan baik ke Lenteng Agung.

    “Kami juga sudah menyiapkan relokasinya, kemudian kami atur mereka bisa berpindah dengan baik,” kata dia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu.

    Dia menyampaikan, para pedagang sudah setuju untuk direlokasi. Adapun relokasi mereka, imbuh Pramono, bukan untuk kepentingan perseorangan melainkan publik.

    “Mereka sudah menandatangani karena memang ini kan bukan untuk kepentingan perseorangan, ini kepentingan publik dan mereka ketika mau menempati tempat itu sudah menandatangani, bersedia kapan saja (direlokasi),” katanya.

    Relokasi pedagang di Loksem Pasar Hewan Barito merupakan bagian dari upaya revitalisasi ruang terbuka hijau dan taman kota demi meningkatkan kualitas lingkungan hidup warga Jakarta.

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menetapkan jadwal relokasi pedagang Loksem Jalan Barito hari ini. Pemkot Jaksel membidik Jalan Raya Lenteng Agung Timur, RT 07/07, Lenteng Agung, Jagakarsa, sebagai lokasi baru bagi pedagang hewan yang direlokasi.

    Di sana, pemerintah menyediakan lahan seluas 7.600 meter persegi (m2) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menampung pedagang.

    Relokasi dilakukan untuk mendukung penataan kawasan taman di lokasi tersebut yakni Taman Leuser, Taman Ayodhya dan Taman Langsat. Penataan ketiga taman itu ditargetkan bisa rampung pada Desember 2025.

    Dalam kesempatan berbeda, Wali Kota Jakarta Selatan, Muhammad Anwar, menyatakan siap mendukung penuh proses relokasi, termasuk menyiapkan kendaraan angkut bagi para pedagang.

    Para pedagang juga diberikan kebebasan untuk memilih lokasi usaha sementara, baik di wilayah Jakarta Selatan maupun di wilayah lain, agar kegiatan ekonomi tetap berjalan.

    “Kami juga akan membantu pemindahan barang pedagang sesuai permintaan, dan melibatkan unsur kelurahan, kecamatan, Satpol PP Jakarta Selatan, serta Dinas PPKUKM dalam prosesnya, termasuk penggunaan kendaraan Satpol PP,” katanya.

    Dia menambahkan, sejak beberapa hari terakhir sudah banyak pedagang yang pindah secara mandiri ke pasar tujuan masing-masing.

    “Jika lokasi ini sudah benar-benar kosong, kewenangannya sepenuhnya akan berada di tangan Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta untuk ditindaklanjuti,” demikian kata Anwar.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito Usai Direlokasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Agustus 2025

    Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito Usai Direlokasi Megapolitan 3 Agustus 2025

    Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito Usai Direlokasi
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota Jakarta Selatan menetapkan kawasan
    Lenteng Agung
    Timur, Jagakarsa, sebagai lokasi baru bagi para pedagang
    Pasar Barito
    yang terdampak proyek pembangunan
    Taman Bendera Pusaka
    .
    Langkah ini menjadi bagian dari upaya penataan kawasan Blok M dan pengembangan ruang terbuka hijau terpadu di Jakarta Selatan.
    Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Ali Murthadho, menjelaskan bahwa lokasi relokasi seluas 7.600 meter persegi tersebut akan menjadi
    lokasi baru pedagang Barito
    .
    “Harapannya lokasi ini nantinya menjadi tempat ikoniknya Jakarta Selatan. Sebab, di lokasi ini akan terpusatnya seluruh pedagang hewan yang memanjakan mata para pembeli,” ujar Ali saat peninjauan lahan pada Kamis (17/7/2025).
    Lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu akan menampung pedagang dari beberapa kelompok, antara lain JS 25, 26, 29, dan 96.
    Selain lapak dagang, kawasan relokasi juga akan dilengkapi kantor suku dinas terkait untuk mendukung fungsi administrasi dan pelayanan umum.
    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan juga menjajaki alternatif lokasi lain untuk relokasi pedagang, termasuk ke beberapa pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, seperti:
    Ketua Pedagang Barito, Lardi, menyatakan bahwa sebagian besar pedagang mendukung relokasi, khususnya ke kawasan Lenteng Agung.
    “Kami mengikuti dan setuju untuk dipindahkan ke lokasi baru selama fasilitas dan kenyamanan tetap diperhatikan,” ujarnya.
    Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar menegaskan bahwa proses relokasi dilakukan dengan pendekatan dialogis dan humanis.
    “Kami akan bantu semuanya, seperti kendaraan angkut dan lainnya,” kata Anwar dalam keterangannya, Sabtu (2/8/2025).
    Pemkot juga melibatkan unsur kelurahan, kecamatan, Satpol PP, dan Dinas PPKUKM DKI untuk memastikan proses pemindahan berjalan tertib.
    Camat Kebayoran Baru, Achmad Basyaruddin, menyampaikan bahwa sebagian pedagang sudah mulai pindah secara mandiri ke lokasi yang mereka pilih.
    Tenggat waktu relokasi ditetapkan hingga Minggu, 3 Agustus 2025, dan setelah itu, lokasi akan sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas PPKUKM Provinsi DKI.
    Relokasi ini merupakan bagian dari rencana pengembangan Taman Bendera Pusaka.
    Taman ini merupakan proyek prioritas Gubernur Jakarta Pramono Anung, yang akan menggabungkan tiga taman besar, yakni Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.
    Ketiga taman itu akan dihubungkan melalui jembatan dan terowongan serta dilengkapi jogging track 24 jam.
    Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta, Fajar Sauri, menyebut pembangunan tidak menggunakan APBD, melainkan dana kontribusi dari pengembang lewat Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dengan total anggaran sebesar Rp 50 miliar.
    Groundbreaking dijadwalkan pada 8 Agustus 2025, dengan target penyelesaian akhir tahun.
    Pasar Barito terakhir direnovasi dan kembali beroperasi pada 13 Oktober 2023, dengan 137 kios aktif yang terdiri atas 85 kios hewan, 18 kios buah, dan 34 kios kuliner.
    Penutupan pasar ini menandai berakhirnya satu era pusat niaga rakyat di Kebayoran Baru yang selama puluhan tahun menjadi rujukan warga Jakarta Selatan, khususnya untuk membeli hewan peliharaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hari Ini Jadi Hari Terakhir Pasar Barito: Antara Kenangan dan Sejarah Panjangnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Agustus 2025

    Hari Ini Jadi Hari Terakhir Pasar Barito: Antara Kenangan dan Sejarah Panjangnya Megapolitan 3 Agustus 2025

    Hari Ini Jadi Hari Terakhir Pasar Barito: Antara Kenangan dan Sejarah Panjangnya
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Hari ini, Minggu (3/8/2025), menjadi penanda akhir dari riwayat panjang
    Pasar Barito
    , Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
    Pemerintah Kota Jakarta Selatan memberikan tenggat waktu hingga hari ini kepada para pedagang untuk mengosongkan lapak mereka.
    Hal ini seiring dengan dimulainya proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka, kawasan terbuka hijau terpadu yang mencakup Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.
    Bagi para pedagang, Pasar Barito bukan sekadar tempat berdagang, melainkan juga rumah kedua, tempat berpuluh tahun mereka mencari nafkah dan membangun relasi sosial.
    Ibrahim, seorang pedagang ikan hias, adalah saksi hidup
    sejarah Pasar Barito
    . Ia telah berjualan di sana sejak 1980-an, meneruskan usaha yang dimulai ayahnya pada 1969.
    Ia adalah satu dari ratusan pedagang yang menggantungkan hidup di kios mungil berukuran 2,5 x 4 meter itu, tempat ia menjual ikan hias bersama adik semata wayangnya, Ai’.
    Waktu itu, pada tahun 1969, ayah Ibrahim memulai usaha dari nol dengan kios seadanya.
    Kemudian pada 1970, Pak Ali Sadikin resmikan Pasar Barito jadi pusat ikan dan bunga hingga menjadi lokasi yang ramai pengunjung.
    Dari satu kios sederhana, usaha keluarga Ibrahim tumbuh menjadi toko “Dua Bersaudara”, yang melayani pelanggan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara seperti Korea dan Jepang.
    Pasar Barito bukan hanya ruang ekonomi. Ia adalah ruang sosial, tempat warga berburu hewan peliharaan, bercengkrama, bahkan sekadar bersantai di bangku-bangku di bawah rindang pepohonan.
    “Banyak orang datang ke sini cuma lihat-lihat hewan, walau enggak beli. Gratis. Tempatnya bersih, nyaman,” tutur Dewi (45), pedagang hewan yang sudah 15 tahun berjualan di sana.
    “Sekarang mau dipindah. Takut pelanggan enggak tahu tempat baru. Ya enggak datang lagi,” imbuhnya.
    Hal serupa dikhawatirkan Bambang, pedagang pakan hewan. Ia takut relokasi ke tempat yang belum dikenal akan menghilangkan kepercayaan pelanggan yang selama ini setia.
    “Orang udah tahu kami di Barito. Kalau dipindah, mereka bingung. Akhirnya cari tempat lain,” keluhnya.
    Bagi warga dan pedagang, Barito adalah simbol keakraban, tempat rekreasi, dan denyut ekonomi lokal yang hidup.
    Pemerintah Kota Jakarta Selatan memastikan proses relokasi dilakukan secara manusiawi.
    Wali Kota Muhammad Anwar menyatakan, pihaknya siap membantu pengangkutan barang dan memberikan keleluasaan bagi pedagang memilih lokasi usaha sementara di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.
    Kawasan Jalan Raya Lenteng Agung Timur, Jagakarsa telah ditetapkan sebagai lokasi baru bagi para pedagang Pasar Barito.
    Lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu akan menampung pedagang dari beberapa kelompok, antara lain JS 25, 26, 29, dan 96.
    Selain lapak dagang, kawasan relokasi juga akan dilengkapi kantor suku dinas terkait untuk mendukung fungsi administrasi dan pelayanan umum.
    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan juga menjajaki alternatif lokasi lain untuk relokasi pedagang, termasuk ke beberapa pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, seperti Pasar Mampang, Pondok Indah, Pondok Labu, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih, dan Kebayoran Lama.
    Namun, tidak semua pedagang melihat solusi ini sebagai jawaban. Ibrahim, misalnya, menolak tawaran kios di bekas Pasar Inpres Radio Dalam karena ukurannya yang hanya 2 x 2 meter tak cukup menampung puluhan akuariumnya.
    “Enggak cukup, Mas. Kami butuh ruang untuk puluhan akuarium. Bukan cuma meja dan etalase. Ini bukan jualan kaos,” ujarnya.
    Pemerintah mengalokasikan lahan relokasi di Lenteng Agung seluas 7.600 meter persegi, tetapi pembangunan diperkirakan memakan waktu hingga enam bulan.
    Selama itu, pedagang harus mencari cara bertahan hidup di lokasi sementara. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, menyatakan pemerintah sudah memberi solusi.
    “Data pedagang sedang dikumpulkan, dan mereka diberi kebebasan memilih pasar sementara,” ujarnya.
    Hari ini, Minggu, (3/8/2025) Barito bukan lagi pasar yang sibuk. Ia adalah tempat kenangan terakhir ditata dalam kardus, akuarium dikuras, dan senyum pelanggan berganti peluk perpisahan.
    Di antara ruang terbuka hijau dan rencana koneksi taman dengan jembatan dan
    joging track
    , ada cerita warga yang kini hanya akan menjadi kenangan.
    Relokasi Pasar Barito
    ini bukan sekadar pindah tempat, namun ini seperti melepas rumah sendiri bagi sebagian orang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan Megapolitan 29 Juli 2025

    Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Panti Asuhan
    Mizan Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan, bukan sekadar tempat tinggal bagi anak-anak yang kehilangan orangtua atau berasal dari keluarga kurang mampu. 
    Bagi Amelia, salah satu pengurus panti, tempat itu sudah seperti rumah sendiri. Di sana, ia berbagi kasih sayang dan tumbuh bersama anak-anak yang diasuhnya.
    “Rasanya seperti anak sendiri,” kata Amelia saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin (28/7/2025).
    Amelia tak pernah membayangkan pekerjaannya akan membawa begitu banyak rasa, mulai dari bahagia, bangga, hingga kewalahan dan sesekali dilanda perasaan bersalah.
    Setelah bertahun-tahun hidup bersama, ia kini merasa tak memiliki batasan dengan anak-anak asuhnya.
    Amelia tak hanya mengurus kebutuhan harian mereka, tetapi juga hadir sebagai sosok orangtua pengganti.
    “Kadang campur aduk perasaannya. Di satu sisi sedih ngeliat anak-anak yang enggak diurus orangtuanya, tapi di sisi lain senang juga bisa ikut ngurus mereka, lihat mereka tumbuh,” ujarnya.
    Saat ini,
    Panti Asuhan Mizan Amanah
    Jagakarsa menampung 20 anak, terdiri dari 19 perempuan dan satu laki-laki. Mereka hidup dalam satu atap dan menjalani rutinitas harian bersama-sama.
    Amelia menjelaskan, anak-anak biasanya bangun antara pukul 04.30 WIB sampai 05.00 WIB. Kemudian, mereka salat Subuh dan mengaji bersama dengan pengurus panti.
    Selain itu, anak-anak juga tetap mengikuti pendidikan formal seperti pada umumnya. Setelah pulang sekolah, waktu mereka digunakan untuk beristirahat, belajar, serta bermain.
    Namun, kata Amelia, mengasuh puluhan anak dengan latar belakang dan usia berbeda bukan hal mudah. Tantangan terberat baginya adalah menjaga perasaan anak-anak agar tetap diperhatikan secara adil.
    “Hal terberat itu ketika mereka merasa kita pilih kasih. Padahal menurut kita enggak gitu. Kita lihat situasi, usia, kondisi juga. Tapi namanya anak, ya pasti sensitif,” tuturnya.
    Amelia menambahkan, beberapa anak yang diasuhnya kerap menunjukkan tanda-tanda kurang kasih sayang. Tak jarang, ada yang sulit diarahkan untuk salat atau mandi.
    “Mungkin karena sebelumnya kurang diperhatikan, jadi butuh pendekatan lebih sabar,” kata dia.
    Di tengah berbagai tantangan, Amelia menemukan momen-momen kecil yang menumbuhkan harapan. Salah satunya saat seorang anak sakit dan menangis tanpa henti, lalu teman sebayanya datang membantu tanpa diminta.
    “Dia ambil kompres sendiri, terus ngelap jidat temennya sampai tertidur. Buat saya itu bukti keberhasilan kecil, mereka sudah belajar peduli. Rasa kasih dan empati itu mulai tumbuh, dan itu yang kita tanamkan tiap hari,” ujarnya haru.
    Meski kerap merasa kewalahan, Amelia menyimpan harapan besar bagi anak-anak di
    panti asuhan
    . Ia ingin mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain.
    “Saya selalu doakan, mereka bisa jadi anak yang baik, sukses, dan bisa bantu orang lain, termasuk bantu panti ini juga nantinya,” kata dia.
    Bagi Amelia, panti ini bukan sekadar tempat singgah, tetapi rumah bersama.
    “Panti ini rumah. Buat mereka, dan buat saya juga,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lokbin Barito diminta gabung dengan kantor Gulkarmat-Satpol PP

    Lokbin Barito diminta gabung dengan kantor Gulkarmat-Satpol PP

    Jakarta (ANTARA) – Anggota DPRD DKI Yuke Yurike meminta lokasi binaan (Lokbin) Barito di Lenteng Agung, Jakarta Selatan untuk digabung dengan kantor Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) dan Satpol PP Kecamatan Jagakarsa.

    “Itu untuk memudahkan koordinasi,” katanya saat peninjauan relokasi pedagang Pasar Barito ke Lenteng Agung, Jakarta, Senin.

    Ia menjelaskan, hal itu perlu karena peruntukannya tidak hanya untuk pedagang saja, tetapi juga untuk kantor Gulkarmat dan Kantor Satpol PP Jagakarsa,.​​​​​​​

    Ia mengatakan saat ini pihaknya bersama Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Jakarta Selatan (Dinas PPKUKM DKI) tengah berkoordinasi terkait rencana tersebut.

    Diharapkan, dengan adanya relokasi ini mampu mendukung para pedagang dan sektor lainnya untuk bisa tetap menggerakkan roda perekonomian.

    “Mungkin ada-ada hal yang memang perlu penjelasan lebih tuntas lagi untuk meyakinkan pedagang, dari Pemprov DKI juga saling berkoordinasi dan memastikan bahwa lokasi ini pas,” ucapnya.

    Sebelumnya, Pemerintah Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berjanji kepada pedagang dari lokasi sementara (loksem) Barito untuk mendapatkan tempat relokasi sementara yang layak seperti di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menyatakan relokasi pedagang Barito, Kebayoran Baru, ke Lenteng Agung, imbas pembangunan taman ASEAN mulai awal Agustus 2025.

    Pihaknya membidik Jalan Raya Lenteng Agung Timur, RT 07/07, Lenteng Agung, Jagakarsa, sebagai lokasi baru bagi pedagang hewan yang direlokasi dari loksem kawasan Barito.

    Pemkot Jaksel menyediakan lahan seluas 7.600 meter persegi (m2) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menampung pedagang dari JS 25, 26, 29 dan 96, termasuk beberapa kantor suku dinas terkait.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini janji Pemkot Jaksel pada pedagang Pasar Barito

    Ini janji Pemkot Jaksel pada pedagang Pasar Barito

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berjanji kepada pedagang Pasar Barito untuk mendapatkan tempat relokasi sementara yang layak seperti di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.

    “Untuk akomodasi relokasi dan lainnya kami akan bantu semuanya, seperti kendaraan angkut dan lainnya,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar usai peninjauan lokasi relokasi di Lenteng Agung, Jakarta, Senin.

    Anwar mengatakan, relokasi pedagang Pasar Barito akan dilakukan pada awal Agustus 2025.

    Nantinya, para pedagang akan mendapatkan tempat sementara yang sudah ditentukan bersama oleh anggota DPRD DKI, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Jakarta Selatan (Dinas PPKUKM DKI) dan unsur terkait.

    “Tanggal 3 Agustus 2025 ini mereka sudah harus mengosongkan Pasar Barito,” ujarnya.

    Dikatakan, pedagang buah, kuliner, hewan dan pakan hewan akan direlokasi sementara ke kios yang berada di beberapa naungan Perumda Pasar Jaya agar tetap bisa menjalankan dagangannya.

    Hal itu karena pembangunan relokasi di Lenteng Agung memakan waktu lama yakni sekitar tiga sampai enam bulan.

    “Ini lokasi pembangunan butuh tiga sampai enam bulan. Jadi, mereka sementara bebas pilih dimana saja pasar tempat mereka berjualan. Kami ingin ekonomi mereka terus berjalan walaupun sudah tidak di Pasar Barito,” katanya.

    Sementara, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike yang turut hadir meninjau lokasi menambahkan, terkait permasalahan aduan pedagang Pasar Barito terkait lokasi relokasi sementara, saat ini sudah menemui solusi.

    “InsyaAllah hari ini sudah ada solusi terbaiknya. Kita juga sudah sampaikan, bahwa dalam waktu dekat mereka akan kumpulkan data-data pedagang yang akan pindah ke pasar mana, sampai menunggu pembangunan ini selesai,” kata Yuke.

    Dalam penanganan permasalahan ini, lanjut Yuke, dirinya melihat pemerintah sudah memberikan solusi terbaiknya bagi teman-teman pedagang yakni mulai dari melakukan sosialisasi hingga mencarikan tempat kembali.

    “Selanjutnya saya minta koordinasi ini terus berjalan baik hingga pembangunan lokasi pasar yang baru selesai,” ucapnya.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menyatakan relokasi Pasar Hewan Barito, Kebayoran Baru, ke Lenteng Agung, imbas pembangunan taman ASEAN mulai awal Agustus 2025.

    Pihaknya membidik Jalan Raya Lenteng Agung Timur, RT 07/07, Lenteng Agung, Jagakarsa, sebagai lokasi baru bagi pedagang hewan yang direlokasi dari kawasan Barito.

    Pemkot Jaksel menyediakan lahan seluas 7.600 meter persegi (m2) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menampung pedagang dari JS 25, 26, 29 dan 96, termasuk beberapa kantor suku dinas terkait.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kerugian akibat kebakaran lapak barang bekas di Jaksel Rp100 juta

    Kerugian akibat kebakaran lapak barang bekas di Jaksel Rp100 juta

    Kondisi lapak barang bekas di Jalan Guru Muhyin, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, yang terbakar pada Minggu (27/7/2025). ANTARA/HO-Gulkarmat Jaksel

    Kerugian akibat kebakaran lapak barang bekas di Jaksel Rp100 juta
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 27 Juli 2025 – 18:35 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan menaksir kerugian akibat kebakaran lapak barang bekas di Jalan Guru Muhyin, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, mencapai Rp100 juta.

    “Objek terbakar adalah lapak barang bekas dengan luas 400 meter persegi,” kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Syamsul Huda di Jakarta, Ahad.

    Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat mengerahkan enam unit mobil pemadam dan 25 personel setelah mendapatkan informasi kebakaran pukul 09.38 WIB dan mulai melakukan pemadaman pukul 09.52 WIB hingga selesai pukul 12.02 WIB.

    “Untuk dugaan sementara kebakaran disebabkan fenomena listrik,” kata dia.

    Ia mengatakan, ada satu kepala keluarga dengan 10 jiwa yang tinggal di lokasi tersebut dan seorang wanita berinisial ER (48) tahun menjadi korban meninggal dunia dalam kejadian itu.

    “Korban ini merupakan istri pekerja yang ditemukan di dalam kamar mandi usai api berhasil dipadamkan,” kata dia.

    Syamsul menjelaskan, keponakan tempat lapak barang bekas berinisial D sedang menyortir barang bekas dan mendengar suara dari belakang bangunan. Saksi ini mengira itu suara air toren yang melimpah karena penuh.

    Setelah itu, saksi melihat api membesar dan mendengar suara minta tolong dari kamar belakang yang merupakan kamar istri pekerja lapak.

    Dia berupaya menyelamatkan korban tapi karena api sudah membesar saksi ini mengurungkan niatnya.

    “Petugas yang memadamkan api langsung mencari korban dan menemukan jasadnya di kamar mandi,” kata dia.

    Sumber : Antara