kab/kota: Jabodetabek

  • 7,6 Juta Penumpang Padati KRL Commuter Line Sepekan Angkutan Lebaran 2025 – Page 3

    7,6 Juta Penumpang Padati KRL Commuter Line Sepekan Angkutan Lebaran 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sepekan masa angkutan Lebaran pada 21-27 Maret 2025, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat volume pengguna KRL Commuter Line di seluruh lintas mencapai 7,62 juta orang. Terjadi peningkatan sebesar 4 persen dibandingkan periode serupa Lebaran tahun lalu, yakni sebanyak 7,32 juta orang. 

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengutarakan, selama satu pekan masa angkutan Lebaran 2025, volume pengguna telah mencapai 34,5 persen dari total proyeksi volume pengguna, sebesar 22.111.974 orang. 

    “Angka pengguna Commuter Line tersebut juga setara 23,22 persen dari 95,2 juta total jumlah pemudik di Pulau Jawa, menurut hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub terkait Pergerakan Pemudik pada Lebaran Tahun 2025,” kata Joni, Sabtu (29/3/2025).

    Di wilayah 6 Yogyakarta, total volume pengguna Commuter Line Prameks sebanyak 19.474 orang. Naik sebesar 21 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024, sebanyak 16.144 orang. 

    Terlebih, KRL Commuter Line Yogyakarta-Palur pun naik 15 persen atau total sebanyak 132.186 orang, yang pada periode tahun lalu sebanyak 115.343 orang.

    Peningkatan juga terpantau di Wilayah 2 Bandung. Tercatat mengalami peningkatan sebesar 15 persen dengan total volume pengguna sebanyak 370.298 orang, yang pada periode tahun lalu hanya sebanyak 320.686 orang.

    Sedangkan pada layanan Commuter Line Wilayah 8 Surabaya, terpantau peningkatan sebesar 14 persen dari tahun lalu (259.757 orang). Total volume pengguna pada satu minggu masa angkutan Lebaran 2025 ini sebanyak 297.125 orang.

    Adapun KRL Commuter Line Jabodetabek mengalami peningkatan 3 persen dibandingkan tahun lalu, dari 6.490.556 orang menjadi sebanyak 6.678.428 orang. Hal yang sama juga terjadi pada layanan KRL Commuter Line Merak, dari 70.635 orang menjadi 78.277 orang atau meningkat 11 persen.

    Untuk antisipasi lonjakan pengguna KRL Commuter Line, KAI Commuter secara keseluruhan mengoperasikan sebanyak 1.291 perjalanan kereta rel listrik di seluruh wilayah. 

    Khusus KAI Commuter Wilayah 6 Yogyakarta, dilakukan penambahan 4 perjalanan menjadi 31 perjalanan KRL Commuter Line Yogyakarta-Palur setiap harinya mulai 28 Maret.

     

  • 10 Daerah dengan Pemudik Terbanyak di Indonesia, Kotamu Termasuk?

    10 Daerah dengan Pemudik Terbanyak di Indonesia, Kotamu Termasuk?

    Jakarta, Beritasatu.com – Mudik Lebaran merupakan tradisi tahunan masyarakat Indonesia yang selalu menciptakan lonjakan mobilitas besar-besaran, tak heran beberapa provinsi ini memiliki catatan pemudik terbanyak.

    Jika melihat tren mudik sebelumnya, termasuk saat mudik libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, beberapa daerah mencatat jumlah pemudik yang sangat tinggi. Berdasarkan data dari Indonesiabaik.id, Jawa Timur menjadi daerah dengan jumlah pemudik terbanyak, diikuti oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat.

    Selain untuk bertemu keluarga, mudik juga menjadi kesempatan untuk berlibur dan mengeksplorasi destinasi wisata di sekitar kampung halaman.

    Dengan mendekatnya momen Lebaran 2025, diprediksi pola arus mudik akan kembali meningkat dengan daerah tujuan yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Berikut adalah 10 daerah tujuan utama pemudik pada mudik Lebaran 2025.

    Daerah dengan Pemudik Terbanyak

    1. Jawa Timur (15,78 persen)

    Jawa Timur menjadi tujuan utama pemudik tahun ini. Selain menjadi daerah asal banyak perantau, provinsi ini juga memiliki daya tarik wisata dan budaya yang kaya, seperti Kota Surabaya, Gunung Bromo.

    2. Jawa Tengah (15,77 persen)

    Jawa Tengah menempati posisi kedua dengan jumlah pemudik hampir setara dengan Jawa Timur. Banyak pemudik kembali ke daerah ini karena ikatan keluarga, serta daya tarik wisata seperti Candi Borobudur, Dataran Tinggi Dieng, dan Kota Solo yang kaya budaya.

    3. Jawa Barat (13,01 persen)

    Jawa Barat menjadi salah satu tujuan mudik favorit karena populasi besar dan banyaknya destinasi wisata alam. Wilayah ini menawarkan tempat-tempat menarik seperti Puncak Bogor, Kawah Putih Ciwidey, dan pantai-pantai di kawasan Sukabumi dan Pangandaran.

    4. DI Yogyakarta (8,18 persen)

    Yogyakarta selalu menjadi magnet bagi pemudik, baik untuk pulang kampung maupun berlibur. Kota ini terkenal dengan kekayaan budayanya, mulai dari Malioboro, Kraton Yogyakarta, hingga Candi Prambanan.

    5. Sumatera Utara (8,03 persen)

    Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara menjadi pusat ekonomi dan budaya yang menarik banyak pemudik. Selain itu, destinasi wisata seperti Danau Toba dan Pulau Samosir juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin berlibur sekalian pulang kampung.

    6. Jabodetabek (7,15 persen)

    Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) juga mengalami arus mudik balik yang cukup tinggi. Banyak warga Jabodetabek yang berasal dari daerah lain dan kembali untuk menikmati liburan atau berkumpul dengan keluarga.

    7. Sulawesi Selatan (3,71 persen)

    Makassar sebagai kota terbesar di Indonesia Timur menjadi tujuan utama pemudik yang kembali ke Sulawesi Selatan. Selain faktor keluarga, destinasi wisata seperti Pantai Losari dan Tana Toraja juga menjadi daya tarik tersendiri.

    8. Bali (3,40 persen)

    Selain sebagai destinasi wisata internasional, Bali juga menjadi tujuan mudik bagi warganya yang bekerja di luar daerah. Banyak pemudik kembali ke Pulau Dewata untuk merayakan liburan bersama keluarga sambil menikmati pesona pantai dan budayanya.

    9. Sumatera Barat (2,84 persen)

    Sumatera Barat terkenal dengan budaya merantau yang kuat, sehingga saat musim liburan banyak perantau yang kembali ke kampung halaman. Kota Padang, Bukittinggi, serta destinasi alam seperti Lembah Harau dan Danau Singkarak menjadi daya tarik utama.

    10. Lampung (2,68 persen)

    Sebagai gerbang Pulau Sumatera, Lampung menjadi salah satu tujuan utama pemudik, baik untuk kembali ke kampung halaman maupun sekadar berlibur. Pantai-pantai eksotis seperti Pahawang dan Kiluan menjadi magnet wisatawan selama libur.

    Secara keseluruhan, tren mudik Lebaran 2025 diperkirakan tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat tetap menjadi tujuan utama pemudik terbanyak.

  • Masyarakat RI Wajib Tabah, 2025 Bisa Jadi Tahun yang Berat

    Masyarakat RI Wajib Tabah, 2025 Bisa Jadi Tahun yang Berat

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tahun baru ini, warga RI sepertinya harus bersabar. Sebab, 2025 kemungkinan besar akan sangat menantang bagi warga Indonesia.

    Sederet benda-benda diramalkan akan naik dikarenakan sejumlah pungutan pajak baru. Tercatat ada beberapa hal yang akan mengalami perubahan harga karena kenaikan maupun perubahan kebijakan, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% khususnya untuk barang mewah, penambahan Objek Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK), kenaikan iuran BPJS Kesehatan, potensi kenaikan harga gas Elpiji, hingga potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

    Belum selesai di situ, ada penambahan lainnya yakni penerapan Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) yang akan dikenakan PPN, penerapan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta opsen pajak kendaraan bermotor.

    Berikut daftar kenaikan yang akan terjadi di 2025.

    1. PPN Naik Menjadi 12%

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah resmi menerbitkan peraturan yang menjadi acuan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dengan tarif 12% bagi barang atau jasa yang tergolong mewah.

    Peraturan itu ia tetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 131 Tahun 2024. PMK 131/2024 ini ia tetapkan pada 31 Desember 2024 dan mulai berlaku pada 1 Januari 2025.

    “Bahwa guna mewujudkan aspek keadilan di masyarakat perlu diterbitkan kebijakan dalam penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai,” dikutip dari bagian menimbang PMK 131/2024.

    Skema pengenaan tarif PPN 12% dalam peraturan ini terbagi dua. Pertama ialah menggunakan dasar pengenaan pajak atau DPP berupa harga jual atau nilai impor, sedangkan yang kedua DPP berupa nilai lain. Skema ini dijelaskan dalam pasal 2 dan pasal 3 PMK tersebut.

    Untuk skema pertama, dikhususkan atas impor barang kena pajak dan/atau penyerahan barang kena pajak (BKP) di dalam daerah pabean oleh pengusaha yang terutang PPN. PPN yang terutang itu dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor.

    Adapun BKP dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor itu merupakan BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor dan selain kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

    Sementara itu, untuk BKP yang tidak tergolong barang mewah, skema pengenaan PPN terutangnya dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan DPP berupa nilai lain. Nilai lain ini dihitung sebesar 11/12 dari nilai impor, harga jual, atau penggantian.

    Penting dicatat, dalam Pasal 5 peraturan ini disebutkan bahwa pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan BKP kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir, akan berlaku dua ketentuan.

    Ketentuan pertama, mulai 1 Januari 2025 sampai dengan 31 Januari 2025, PPN yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan DPP berupa nilai lain sebesar 11/12 dari harga jual.

    Ketentuan kedua, mulai 1 Februari berlaku ketentuan PPN yang terutang dihitung dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor.

    2. Penambahan Objek Cukai, Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK)

    Tak hanya kenaikan PPN menjadi 12%, pengenaan cukai atas barang berpotensi bertambah di 2025. Adapun cukai baru yang bakal dikenakan yakni cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

    Dalam Buku Nota II Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, rencananya objek MBDK akan dikenakan cukai pada 2025. Kebijakan ekstensifikasi cukai secara terbatas pada (MBDK) dikenakan untuk menjaga kesehatan masyarakat.

    Pemerintah mengusulkan target penerimaan cukai sebesar tahun depan sebesar Rp 244,2 triliun atau tumbuh 5,9%. Pemerintah juga menargetkan barang kena cukai baru yakni minuman berpemanis dalam kemasan.

    Usulan tersebut tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 serta dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2025.

    Dalam RUU pasal 4 ayat 6 disebutkan “Pendapatan cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dikenakan atas barang kena cukai meliputi:

    a. hasil tembakau;

    b. minuman yang mengandung etil alkohol;

    c. etil alkohol atau etanol;

    d. minuman berpemanis dalam kemasan

    Munculnya barang kena cukai baru yakni minuman berpemanis dalam kemasan ini di luar dugaan mengingat pemerintah sebelumnya lebih gencar mewacanakan akan mengenakan cukai pada plastik. Ketentuan cukai plastik bahkan sudah dimuat dalam APBN 2024.

    “Pemerintah juga berencana untuk mengenakan barang kena cukai baru berupa Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di tahun 2025. Pengenaan cukai terhadap MBDK tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan konsumsi gula dan/ atau pemanis yang berlebihan, serta untuk mendorong industri untuk mereformulasi produk MBDK yang rendah gula,” tulis RAPBN 2025.

    Cukai sebagai instrumen fiskal memiliki fungsi strategis, baik sebagai penghimpun penerimaan negara (revenue collector) maupun sebagai pengendali eksternalitas negatif.

    Oleh karena itu, dalam setiap perumusan kebijakan tarif cukai, pemerintah perlu memperhatikan aspek-aspek yang dikenal 4 Pilar Kebijakan yaitu pengendalian konsumsi (aspek kesehatan), optimalisasi penerimaan negara, keberlangsungan industri, dan peredaran rokok ilegal.

    Saat ini, pengenaan cukai baru atas terdiri tiga objek pengenaan yakni cukai hasil tembakau (rokok), etil alkohol (etanol), dan minuman yang mengandung etil alkohol.

    3. Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik

    Iuran BPJS Kesehatan dikabarkan akan naik pada 2025. Sebagaimana dikatakan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

    Ali Ghufron Mukti memberikan sinyal kenaikan besaran iuran itu hanya untuk kelas I dan II.

    Kenaikan tarif iuran itu akan diterapkan menjelang pemberlakuan kelas rawat inap standar (KRIS) mulai 30 Juni 2025, yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2024.

    Sementara itu, dia memastikan iuran peserta kelas III tidak akan berubah karena peserta tersebut umumnya merupakan Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

    Sayangnya, Ghufron belum mengungkapkan kapan tepatnya besaran iuran BPJS Kesehatan akan naik. Namun, dia memastikan kebijakan ini bakal diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres).

    Dalam kesempatan ini, Ghufron juga menegaskan tarif iuran BPJS Kesehatan tidak akan dibuat single tarif. Artinya, setiap kelas peserta bakal tetap membayar sesuai dengan porsinya.

    4. Harga BBM Berpotensi Naik

    Pemerintah berencana memangkas subsidi BBM pada tahun 2025 mendatang. Jika benar demikian, maka masyarakat harus bersiap untuk kenaikan tarif BBM di tahun depan.

    Rencana kebijakan ini terungkap dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2025. Dalam dokumen tersebut, pemerintah mendorong dilakukannya pengendalian kategori konsumen untuk BBM jenis Pertalite dan Solar.

    Peningkatan konsumsi BBM ditambah harga jual yang berada di bawah harga keekonomian mengerek beban subsidi dan kompensasi. Selain itu, penyaluran BBM Subsidi saat ini dinilai kurang tepat pasalnya lebih banyak dinikmati mayoritas rumah tangga kaya.

    Dengan pengendalian konsumen yang berkeadilan, diperkirakan dapat mengurangi volume konsumsi Solar dan Pertalite sebesar 17,8 juta KL per tahun.

    “Keseluruhan simulasi reformasi subsidi dan kompensasi energi ini diproyeksikan akan menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp 67,1 triliun per tahun,” demikian dikutip dari Dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2025, Jumat (24/5/2024) lalu.

    5. Potensi Kenaikan Harga Gas LPG

    Dalam RAPBN 2025 disebutkan jika subsidi LPG Tabung 3 Kg hanya mencapai Rp 87,6 triliun atau naik tipis 2,3% dari outlook 2024 sebesar Rp 85,6 triliun. Kenaikan tipis ini mengindikasikan adanya langkah pembatasan penerima.

    Meski begitu, menurutnya perubahan skema subsidi gas melon ini diperkirakan baru akan diuji coba pada akhir 2025 mendatang. Sehingga jika benar nanti skema pemberian subsidi diganti, langkan ini baru bisa berjalan pada 2026 mendatang.

    Sebab nantinya pemberian subsidi LPG 3 kg ini akan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memastikan betul siapa penerima yang berhak dan yang tidak. Tentunya, jika subsidi gas Elpiji 3 kg dialihkan, maka ada potensi kenaikan harga yang cukup tinggi.

    Diperkirakan nilai subsidi LPG 3 kg mengalami pembengkakan beberapa tahun ke depan. Sebab asumsi antara DPR dengan pemerintah menyetujui adanya peningkatan konsumsi LPG di Indonesia pada tahun 2025 mendatang.

    6. IPL Apartemen Akan Dikenakan PPN

    Ada kabar kalau Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) pada rumah susun dan apartemen akan dikenakan PPN. Hal ini bermula dari surat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan wilayah Jakarta Barat mengenai sosialisasi pengelola apartemen.

    Dari surat yang diterima CNBC Indonesia, terpantau ada 19 apartemen yang masuk ke dalam daftar undangan, mulai dari PSSRS Komersial Campuran Seasons City Jakarta, Apartemen Grand Tropic, Apartemen Menara Latumenten hingga Apartemen Maqna Residence.

    Dalam surat tersebut, akan dilakukan kegiatan sosialisasi PPN atas Jasa Pengelolaan/Service Charge kepada para pengelola apartemen oleh Kanwil DJP Jakarta Barat.

    “Sehubungan dengan adanya kegiatan sosialisasi PPN atas Jasa Pengelolaan/Service Charge kepada para pengelola apartemen oleh Kanwil DJP Jakarta Barat, dengan ini kami mengundang Saudara untuk menghadiri kegiatan tersebut yang akan dilaksanakan pada hari, tanggal Kamis, 26 September 2024 waktu 09.00 s.d. selesai,” tulis undangan yang ditandatangani secara elektronik oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Barat Farid Bachtiar dikutip Rabu (25/9/2024).

    Mengenai surat tersebut, Kalangan penghuni rumah susun dan apartemen keberatan. Ketua Umum Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI) Adjit Lauhatta menilai kebijakan itu tidak tepat karena banyak penghuninya merupakan kalangan menengah yang saat ini daya belinya tengah terganggu.

    Polemik pengenaan PPN untuk IPL menemui titik terang setelah Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI) bertemu dengan pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak yakni Muh. Tunjung Nugroho, Kepala Subdirektorat Peraturan Pajak Pertambahan Nilai Perdagangan, Jasa, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya di Kantor Ditjen Pajak, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.

    Kedua pihak membahas status dan aliran dana IPL warga rumah susun/apartemen sampai akhirnya dibelanjakan.

    Ketua P3RSI Adjit Lauhatta menyampaikan besaran IPL (per meter per segi) ditentukan dalam Rapat Umum Anggota (RUA) PPPSRS. Berapa dana urunan (IPL) itu disesuaikan dengan rencana anggaran program kerja tahunan. Setelah itu baru berapa besaran IPL itu diputuskan. Jadi, sejak awal PPPSRS memang tidak cari untung dari IPL.

    Dana IPL itu lalu ditampung dalam rekening Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS), yang selanjutnya akan dipergunakan untuk pembiayaan pengelolaan dan perawatan gedung.

    Dengan demikian, dalam kegiatan penampungan dana IPL dari warga ke PPPSRS itu tidak ada pelayanan jasa di situ. Karena itu, IPL tidak tidak memenuhi unsur pertambahan nilai.

    Pembentukan PPPSRS merupakan amanah UU No 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun untuk mengurusi pengelolaan Benda Bersama, Tanah Bersama, dan bagian bersama. Dan untuk mengelolanya, PPPSRS dapat membentuk atau menunjuk Badan Pengelola profesional.

    “Untuk mengelola dan merawat gedung serta berbagai fasilitasnya, tentunya dibutuhkan biaya besar. Sesuai amanat undang-undang biaya pengelolaan tersebut akan ditanggung renteng oleh pemilik dan penghuni rumah susun secara proporsional, dalam bentuk IPL yang merupakan dana urunan warga dan ditampung di rekening PPPSRS, seperti layaknya RT/RW,” kata Adjit.

    Sementara itu, Ketua PPPSRS Kalibata City, menampung aspirasi warga rumah susun. Sebagai catatan, Kalibata City yang jumlah unitnya sekitar 13 ribu itu merupakan rumah susun subsidi.

    “Selain pemilik, banyak juga penyewa yang tinggal di apartemen Kalibata City dengan alasan agar lebih hemat, karena kantornya di tengah kota Jakarta. Daripada mereka cicil rumah di Bogor atau Tangerang, dimana biaya transportasinya lebih mahal. Hingga kasihan kalau mereka ada tambah pajak (PPN) dari IPL,” kata Musdalifah.

    7. Rencana Tarif KRL Berbasis NIK

    Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya mengumumkan soal pemberian subsidi KRL Jabodetabek menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Apakah skema ini akan jadi diberlakukan pada 2025 mendatang?

    Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengungkapkan bahwa skema ini masih sebatas rencana dan belum akan diberlakukan pada 2025.

    “Belum ada program untuk itu,” tegas Risal kepada CNBC Indonesia.

    Risal pun menegaskan pemberiian subsidi KRL Jabodetabek sama seperti yang dilakukan pada saat ini.

    “Iya (sama),” imbuhnya.

    dalam Dokumen Buku Nota Keuangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2025 disebutkan subsidi PSO dalam RAPBN tahun anggaran 2025 direncanakan sebesar Rp7.960,1 miliar (Rp7,9 triliun). Lebih rinci lagi, anggaran belanja Subsidi PSO tahun anggaran 2025 yang dialokasikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp4.797,1 miliar (Rp4,79 triliun) untuk mendukung perbaikan kualitas dan inovasi pelayanan kelas ekonomi bagi angkutan kereta api antara lain KA ekonomi jarak jauh, KA ekonomi jarak sedang, KA ekonomi jarak dekat, KA ekonomi Lebaran, KRD ekonomi, KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta, dan LRT Jabodebek.

    Menariknya ada poin dimana penerapan tiket elektronik berbasis NIK kepada pengguna transportasi KRL Jabodetabek. Dengan perubahan skema subsidi berbasis NIK, artinya tidak semua masyarakat bisa menerima layanan KRL dengan harga yang murah seperti sekarang.

    “Penerapan tiket elektronik berbasis NIK kepada pengguna transportasi KRL Jabodetabek,” sebut dokumen tersebut.

    Sebagai catatan tarif KRL Jabodetabek belum naik sejak 2016. Adapun skema tarifnya yaitu sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer (km) pertama dan ditambah 1.000 untuk setiap 10 kilometer.

    8. Opsen Pajak Kendaraan

    Opsen Pajak mulai berlaku pada 5 Januari 2025. Sebagaimana diketahui, pungutan opsen merupakan amanat Undang-Undang (UU) No. 1/2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD). Aturan tersebut berlaku tiga tahun setelah disahkan pada 5 Januari 2022 lalu.

    Dalam ketentuan umum UU No 1 tahun 2022 dijelaskan, Opsen adalah pungutan tambahan Pajak menurut persentase tertentu. Opsen Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Opsen PKB adalah Opsen yang dikenakan oleh kabupaten/kota atas pokok PKB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Sementara, Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Opsen BBNKB adalah Opsen yang dikenakan oleh kabupaten/kota atas pokok BBNKB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Tarif Opsen PKB dan BBNKB pada Pasal 83 UU 1 tahun 2022 ditetapkan sebesar 66% dari pengenaan pajak kendaraan bermotor. Opsen pajak PKB dan BBNKB ditetapkan sebesar 66% yang dihitung dari besaran pajak terutang.

    Dengan demikian, akan ada tujuh komponen pajak yang harus dibayar oleh pengguna kendaraan bermotor baru, yakni BBN KB, opsen BBN KB, PKB, opsen PKB, SWDKLLJ, Biaya Administrasi STNK, dan biaya admin TNKB.

    (fsd/fsd)

  • Sistem One Way Diterapkan Pagi Ini, dari KM 70 Tol Japek hingga KM 459 Arah Semarang-Solo

    Sistem One Way Diterapkan Pagi Ini, dari KM 70 Tol Japek hingga KM 459 Arah Semarang-Solo

    loading…

    istem satu arah alias one way diterapkan dari dari KM 70 Tol Jakarta-Cikampek (Japek) hingga KM 459 Tol Semarang-Solo, Sabtu (29/3/2025). FOTO ILUSTRASI/DOK.SindoNews

    JAKARTA – Sistem satu arah alias one way diterapkan dari dari KM 70 Tol Jakarta-Cikampek (Japek) hingga KM 459 Tol Semarang-Solo. Rekayasa lalu lintas ini untuk mengurai kepadatan volume kendaraan saat puncak arus mudik H-2 Lebaran atau Sabtu (29/3/2025) pagi ini.

    “05.27 WIB GT Cikampek Utama KM 70 – Salatiga KM 459 DIBERLAKUKAN SATU ARAH (ONE WAY). Jalur Satu Arah (ONE WAY), khusus Kendaraan yang menuju arah Semarang/Solo,” cuit laman X @PTJasaMarga.

    Sebelumnya, PT Jasamarga mencatat sebanyak 1.179.997 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek sejak H-10 sampai dengan H-4 libur Hari Raya Idulfitri 1446H/2025 yang jatuh pada periode Jumat-Kamis (21-27 Maret 2025).

    Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasamarga, Lisye Octaviana menyebut angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak).

    “Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabodetabek ini naik 20,3% jika dibandingkan dengan lalin normal (980.802 kendaraan),” ucap Lisye dalam keterangannya, Jumat (28/3/2025).

    Lisye menambahkan untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabodetabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 609.295 kendaraan (51,6%) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 331.920 kendaraan (28,1%) menuju arah Barat (Merak), dan 238.782 kendaraan (20,2%) menuju arah Selatan (Puncak).

    (abd)

  • Pilih Mudik Lebaran Pakai Mobil Listrik Jakarta-Bali PP, Sandi Cuma Habiskan Rp 950 Ribu – Halaman all

    Pilih Mudik Lebaran Pakai Mobil Listrik Jakarta-Bali PP, Sandi Cuma Habiskan Rp 950 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kendaraan listrik semakin populer di kalangan masyarakat, termasuk untuk perjalanan mudik Lebaran 2025.

    Salah satu pemudik, Sandi, berbagi pengalamannya mudik menggunakan mobil listrik pada momen Lebaran 2024 lalu dengan rute Jakarta-Bali pulang pergi (PP).

    Menurut Sandi, ia tahun ini memilih kembali mudik menggunakan mobil listrik karena merasakan iritnya biaya transportasi pada Lebaran tahun lalu.

    “Tahun lalu kita udah coba mobil listrik, dan hemat,” ungkap Sandi saat mengisi daya di rest area 487 Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (28/3/2025).

    Dilansir Tribun Solo, Sandi mengungkapkan bahwa perjalanan mudiknya tahun lalu dari BSD, Jakarta Selatan, menuju Bali, lalu ke Yogyakarta, dan kembali lagi ke Jakarta hanya menghabiskan biaya kurang dari Rp 950 ribu.

    Pengeluaran ini jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

    “Nah kita lanjutan lagi seperti tahun lalu,” tambahnya.

    Meskipun mobil listrik bergantung pada daya listrik yang tersimpan, Sandi tidak khawatir karena sepanjang rutenya sudah tersedia banyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), baik di rest area maupun di SPBU.

    “Kalau tahun lalu di SPKLU ini tidak ada petugas. Tapi ini sudah ada. Jadi kalau ada trobel-trobel bisa langsung ditangani,” ujarnya.

    Hingga tiba di rest area 487 Boyolali, Sandi telah menghabiskan sekitar Rp 200 ribu untuk mengisi daya mobil listriknya sebanyak empat kali.

    “Sudah 4 kali ngisi daya. Harga KWH-nya masih murah Rp 4.467,” ujarnya.

    Menurutnya, mobil listrik jauh lebih hemat dibandingkan mobil berbahan bakar minyak.

    “Biaya BBM untuk pulang pergi Rp 2 jutaan. Itu ke Jogja. Kalau saya kan ke Bali cuma habis Rp 900 ribuan,” tambahnya.

    Namun, meskipun lebih irit, mobil listrik memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan.

    “Lebih dari itu langsung dilimit sama komputernya. Memang lama sampai, tapi insyaallah lebih aman,” pungkasnya.

    Sementara itu pemudik yang melintasi Jalan Tol Trans Jawa menggunakan mobil listrik tak perlu khawatir.

    Pemudik yang melintas di jalan Tol Trans Jawa dapat beristirahat di rest area selama perjalanan mudik Lebaran 2025.

    Lantas di mana saja titik rest area di Jalan Tol Trans Jawa untuk mudik Lebaran 2025?

    Selengkapnya simak titik rest area di Jalan Tol Trans Jawa untuk mudik Lebaran 2025 dan lokasi SPKLU mengutip dari Instagram resmi @korlantaspolri.ntmc.

    Berikut adalah daftar 53 SPKLU di sepanjang ruas jalan tol:

    Ruas Jabodetabek

    Jagorawi: Rest Area KM 10A, DC 60 kW
    Jagorawi: Rest Area KM 21B, DC 50 kW
    Jagorawi: Rest Area KM 45A, DC 60 kW
    Jakarta-Tangerang: Rest Area KM 13A, DC 60 kW
    Jakarta-Tangerang: Rest Area KM 14B, AC & DC 82,5 kW
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 6B, AC 22 kW, DC 25 kW, DC 200 kw
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 19A, DC 50 kW& DC 24 kW
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 19B, DC 50 kW& DC 24 kW
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 39A, DC 50 kW
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 42B, DC 50 kW
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 57A, AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 KW
    Jakarta-Cikampek: Rest Area KM 62B, AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW

    Ruas Cipularang dan Padaleunyi

    Cipularang: Rest Area KM 72A, DC 50 kW& 24 kW
    Cipularang: Rest Area KM 72B, DC 50 kW& 24 kW
    Cipularang: Rest Area Travoy KM 88A, AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW
    Cipularang: Rest Area Travoy KM 88B, AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW
    Cipularang: Rest Area KM 97B DC 60 kW
    Cipularang: Rest Area KM 125B DC 120 kW
    Padaleunyi: Rest Area KM 147A DC 50 kW& DC 200 kW
    Padaleunyi: Rest Area KM 149B DC 50 kW& DC 24 kW

    Ruas Palikanci dan Batang-Semarang

    Palikanci: Rest Area Travoy KM 207A AC 24 kW, DC 24kW, DC 50 kW, DC 66 kW, DC 100 kW
    Palikanci: Rest Area KM 208B, DC 50 kW, DC 24kW
    Batang-Semarang: Rest Area Travoy KM 360B, DC 50 kW
    Batang-Semarang: Rest Area Travoy KM 379A, AC 74 kWAC 22 kW, DC 66 kW, DC 100 kW, DC 200 kW
    Batang-Semarang: Rest Area Travoy KM 389B, DC 50 kW, AC 7,4 kW. DC 100 kW, AC 22 kW
    Batang-Semarang: Rest Area Travoy KM, 391A DC 50 kW

    Ruas Semarang Seksi A, B, C dan Semarang-Solo

    Semarang Seksi A,B,C: Rest Area KM 424B, DC 50 kW
    Semarang-Solo: Rest Area KM 429A, DC 50 KW
    Semarang-Solo: Rest Area KM 439A, DC 50 kW
    Semarang-Solo: Rest Area KM 444B, DC 50 kW& DC 200 kW
    Semarang-Solo: Rest Area KM 456B, AC 7,4 kW
    Semarang-Solo: Rest Area KM 487A, DC 50 kW
    Semarang-Solo: Rest Area KM 487B, DC 50 kW

    Ruas Solo-Ngawi-Kertosono

    Solo-Ngawi: Rest Area Travoy KM 519A, DC 24 kW& DC 50 kW
    Solo-Ngawi: Rest Area Travoy KM 519B, DC 24 kW& DC 50 kW
    Solo-Ngawi: Rest Area Travoy KM 538A, DC 50 kW& DC 22 kW
    Solo-Ngawi: Rest Area Travoy 538B, DC 50 kW& DC 22 kWDC 50 kW, DC 22 kW,
    Solo-Ngawi: Rest Area Travoy 575A, DC 100 kW, AC 22 kWDC 50 kW, DC 22 kW,
    Solo-Ngawi: Rest Area Travoy 575B, DC 100 kW, AC 22 kW
    Ngawi-Kertosono: Rest Area Travoy 597A, DC 50 kWDC 22 kWDC 100 kW& AC 22 kW
    Ngawi-Kertosono: Rest Area Travoy 597B, DC 50 kW& DC 22 kW
    Ngawi-Kertosono: Rest Area Travoy 626A, AC 22 kW& DC 200 kW
    Ngawi-Kertosono: Rest Area Travoy 626B, AC 22 kW& DC 200 kW

    Ruas Surabaya-Mojoketo, Surabaya-Gempol, Pandaan-Malang dan Gempol-Pasuruan

    Surabaya-Mojokerto: Rest Area Travoy KM 725A, DC 50 kW, DC 100 kW& AC 22 kW
    Surabaya-Mojokerto: Rest Area KM 726B, DC 50 kW
    Surabaya-Gempol: Rest Area KM 7538, DC 50 kW
    Surabaya-Gempol: Rest Area KM 754A, DC 50 kW
    Pandaan-Malang: Rest Area Travoy KM 66A, DC 50 kW
    Pandaan-Malang: Rest Area Travoy KM 66B, DC 50 kW
    Pandaan-Malang: Rest Area Travoy KM 84A, DC 50 kW
    Pandaan-Malang: Rest Area KM 848, DC 50 kW
    Gempol-Pasuruan: Rest Area Travoy KM 792A, DC 50 kW
    Gempol-Pasuruan: Rest Area Travoy KM 792B, DC 50 kW

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cerita Pemudik Melintas di Boyolali, Pakai Mobil Listrik Habis Rp950 Ribu PP Jakarta-Bali.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Widya) (TribunSolo.com/Tri Widodo)

  • Kemenhub: Jumlah penumpang angkutan bus meningkat signifikan

    Kemenhub: Jumlah penumpang angkutan bus meningkat signifikan

    Berdasarkan data harian Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2025, jumlah penumpang angkutan umum terus mengalami peningkatan, terutama pada moda transportasi bus yang mencatat lonjakan signifikan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah penumpang angkutan bus terus menunjukkan peningkatan yang signifikan menjelang Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.

    “Berdasarkan data harian Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2025, jumlah penumpang angkutan umum terus mengalami peningkatan, terutama pada moda transportasi bus yang mencatat lonjakan signifikan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo di Jakarta, Jumat.

    Dia menyebutkan, berdasarkan data hingga H-4 Lebaran, jumlah penumpang angkutan bus meningkat sebesar 94 persen dibandingkan hari sebelumnya, dari 155.343 menjadi 300.973 orang. Secara kumulatif, sejak dimulainya pemantauan pada H-10, jumlah penumpang bus telah mencapai lebih dari 1.168.712 orang.

    Budi menuturkan bahwa peningkatan itu menunjukkan bahwa bus masih menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan perjalanan mudik.

    “Kami mencatat bahwa angkutan bus mengalami peningkatan signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan angkutan darat, baik dari segi keterjangkauan maupun aksesibilitasnya,” ujarnya.

    Selain bus, moda transportasi lain seperti kereta api dan angkutan udara juga mengalami peningkatan jumlah penumpang secara kumulatif. Penumpang angkutan kereta api secara kumulatif naik 5,62 persen menjadi 2.127.368 orang, sementara angkutan udara meningkat 0,82 persen menjadi 1.748.696 orang.

    Pergerakan kendaraan pribadi melalui jalan tol dan jalur arteri Keluar jabodetabek juga mengalami kenaikan, dengan jumlah mobil keluar tol dan arteri Jabodetabek mencapai 1.636.725 dan motor keluar keluar arteri sebesar 2.487.781 unit.

    Dengan meningkatnya jumlah pemudik, Kemenhub mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi terkini terkait rekayasa lalu lintas, kesiapan armada, serta fasilitas yang tersedia di terminal-terminal utama.

    Pemudik yang menggunakan sepeda motor juga diingatkan untuk mempertimbangkan opsi mudik gratis yang disediakan oleh pemerintah dan pihak swasta demi keselamatan dan kenyamanan perjalanan.

    Sebagai bagian dari pengendalian arus lalu lintas, Kepolisian bersama Kemenhub telah menyiapkan berbagai rekayasa lalu lintas, termasuk penerapan sistem contra flow dan one-way di beberapa ruas jalan tol yang mengalami kepadatan tinggi.

    Berdasarkan informasi dari Korlantas Polri, kebijakan one-way nasional di Tol Cikampek-Kalikangkung telah diberlakukan sejak 28 Maret 2025 pukul 09.00 WIB.

    Untuk memastikan kelancaran perjalanan pemudik, Kemenhub telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk operator terminal bus, guna memastikan ketersediaan armada dan kenyamanan penumpang.

    Selain itu, pengawasan terhadap tarif tiket dan standar keselamatan angkutan bus juga terus dilakukan agar layanan tetap optimal.

    “Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan perjalanan mudik tahun ini dapat berlangsung dengan aman, lancar, dan nyaman bagi seluruh masyarakat,” kata Budi.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Upaya Pram-Rano realisasikan janji untuk warga DKI

    Upaya Pram-Rano realisasikan janji untuk warga DKI

    Jakarta (ANTARA) – Sejak Oktober 2022, Jakarta tak memiliki sosok gubernur definitif setelah masa kepemimpinan Anies Baswedan berakhir. Kini, Jakarta telah memiliki pemimpin baru, yakni Pramono Anung Wibowo dan Rano Karno yang dilantik pada 20 Februari 2025.

    Ketika Pramono dan Rano Karno terpilih untuk memimpin Jakarta, harapan besar masyarakat kini bersandar di pundak mereka. Janji-janji yang pernah terucap selama kampanye pun mulai disinggung kembali seiring berjalannya era pemerintahan baru di DKI Jakarta.

    Pada September 2024, pasangan Pram-Rano sempat berikrar untuk mengusung program yang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah. Mereka sepakat untuk tidak membuat program-program yang bersifat bombastis. Sebab mereka menilai program yang bersifat bombastis tak akan cukup untuk direalisasikan hingga lima tahun ke depan.

    Lebih lanjut, Pramono dan Doel memilih untuk fokus pada program yang nyata karena dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    “Kami berdua tidak akan membuat proyek yang bersifat mercusuar. Tapi program-program yang betul-betul menyentuh rakyat secara langsung terutama kelas menengah bawah,” kata Pramono.

    Masalah perkotaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Jakarta memang sudah banyak, namun Pram dan Rano menyoroti kendala lalu lintas yang hampir dirasakan seluruh kelas masyarakat yang hidup di DKI, yakni kemacetan.

    Pram berjanji untuk menghadirkan Transjabodetabek sebagai solusi mengatasi kemacetan, karena Transjakarta dinilai tak cukup. Kehadiran Transjabodetabek digadang-gadang dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi dari wilayah aglomerasi yang masuk ke Jakarta.

    Gubernur DKI juga ingin menggratiskan ongkos MRT dan LRT kepada 15 golongan yang saat ini sudah gratis naik Transjakarta, antara lain: PNS Pemprov DKI dan pensiunan, Tenaga kontrak Pemprov DKI, siswa penerima KJP Plus, karyawan bergaji UMP melalui Bank DKI, penghuni rusunawa, tim penggerak PKK, penduduk ber-KTP Kep Seribu, penerima raskin domisili Jabodetabek, Anggota TNI-Polri, Veteran RI, penyandang disabilitas, lansia di atas 60 tahun, pengurus rumah ibadah, pendidik PAUD hingga juru pemantau jentik.

    Selain upaya untuk memudahkan mobilitas warganya, DKI juga menyoroti masalah sulitnya mencari pekerjaan.

    Untuk itu, Pram dan Rano berniat mengadakan job fair setiap tiga bulan sekali di setiap kecamatan Jakarta, memberi pelatihan kerja di balai latihan kerja yang diadakan di setiap kantor kecamatan, bimbingan kejuruan di balai latihan kerja dan mengarahkan sebagai konten kreator serta mempermudah syarat untuk melamar kerja bagi yang ingin menjadi Penanganan Prasarna dan Sarana Umum (PPSU).

    Dalam masalah kesehatan dan banjir, pasangan Pram dan Rano berjanji untuk memperbaiki puskesmas yang ada dan memberikan pelayanan yang baik, membangun Rumah Sakit Umum Daerah di Cakung, melanjutkan program sumur resapan yang sudah berjalan agar jumlahnya bertambah, normalisasi sungai untuk mengendalikan debit air serta percepatan pembangunan waduk untuk mengurangi debit air yang masuk ke Jakarta.

    Demi mengurangi polusi udara, Pemprov DKI ingin membuat ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta yang saat ini masih 5,2 persen menjadi 30 persen sesuai undang-undang, menambah armada dan transportasi umum di Jabodetabek, kemudian memasang alat monitor pengawasan di cerobong asap lalu memberikan sanksi untuk perusahaan yang tidak patuh.

    Tak hanya sederet janji tersebut, Pramono juga sempat mendeklarasikan janji lainnya saat melakukan “belanja masalah” ke masyarakat, di antaranya mengembalikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) hingga Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Dia juga berjanji mengembalikan warga yang tergusur ke Kampung Susun Bayam.

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menempelkan ponselnya ke mesin pemindai untuk membayar kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat (14/3/2025). Bank Indonesia meluncurkan layanan pembayaran QRIS Tap berbasis Near Field Communication (NFC) yang memungkinkan pengguna cukup menempelkan ponsel ke mesin pemindai saat membayar belanja, KRL dan MRT sebagai inovasi untuk semakin mempermudah pembayaran digital. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym. (ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN)

    Program Quick Win

    Usai terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan perolehan suara 2.183.239 suara atau 50,7 persen, Pram dan Doel tak melupakan janjinya. Pramono bertekad merealisasikan 40 program yang sudah ia janjikan tersebut.

    Ke-40 program “Quick Wins” itu diprioritaskan Pramono dan Doel untuk direalisasikan dalam 100 hari kerja. Adapun 40 program “Quick Wins” antara lain:

    Pemutihan Ijazah; Gratis Transportasi Umum untuk Pemegang KJP; Penguatan JAKI sebagai Super Apps Pelayanan Publik; Home Service untuk Lansia Jakarta (Pasukan Putih); Pengembangan Transportasi Jabodetabek dan Kepulauan; Daycare di Perkantoran Pemerintah Provinsi; Gerakan Menanam Mangrove dan Vegetasi Pengendalian Polusi; Job Fair di 44 Kecamatan tiga bulan sekali; Balai Latihan Kerja di Kelurahan; Gerakan Masyarakat Punya APAR (GEMPAR); Road to Ulang Tahun Jakarta ke 500 tahun; Penguatan Rusun untuk Warga; dan Pengendalian Inflasi Pangan Menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Pemutakhiran Data KJP dan KJMU sinkronisasi menuju Program Sekolah Gratis; Sarapan Pagi Gratis; Gratis Masuk Ancol, TMII, Monas dan Museum di Jakarta untuk Pemegang KJP; RSUD Cakung sebagai Rumah Sakit Berstandar Internasional; Gerak Cepat Penyelesaian Kampung Bayam dan Tanah Merah; Penuntasan RW kumuh; Pengembangan Kawasan TOD; Penguatan Blok M sebagai Sentra ASEAN; Gerakan Transportasi Aktif Bebas Emisi; Security CCTV di permukiman; Pemutakhiran Data dan Peningkatan Honorarium Jumantik, Operasional Dasawisma, Operasional Posyandu, dan OperasionalRT/RW PemutakhiranData dan Peningkatan Honorarium Jumantik, OperasionalDasawisma, Operasional Posyandu, dan Operasional RT/RW; Kemudahan Pendaftaran PPSU; Aktivasi Taman Kota 24 Jam; Aktivasi Balai Rakyat bersama Karang Taruna; Penyegaran JIS; dan Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan.​​​​​​​ Pemutakhiran data BPJS; Griya Kecamatan (Mix Used Development Kantor Kecamatan/ Pasar Jaya dengan Rumah Susun); Peningkatan Cakupan Layanan Air Bersih; Pemuktakhiran Data Warga Ber KTP dan tinggal di Jakarta; Ekosistem Pengendalian Banjir; Pengembangan SJUT (Sarana Jaringan UtilitasTerpadu); Menjamin supply pangan melalui contract farming; Anugerah Benyamin S (BErsih NYAMan INdah dan Sejahtera) Award untuk peningkatan daya tarik kota; Pemajuan Kebudayaan Betawi; Inisiasi Jakarta Collaboration Fund dan Revitalisasi Kalijodo.Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kanan) mendengarkan paparan Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum (kedua kanan) saat meninjau pengerukan Kali Mookervart, Cengkareng, Jakarta, Jumat (21/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym. (ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN)

    Realisasi janji

    Daftar panjang janji dari Pramono dan Rano ibarat utang yang harus ditunaikan kepada masyarakat Jakarta. Sebagai warga, tidak ada salahnya untuk memantau bagaimana upaya Pemprov DKI untuk menunaikan janji-janji tersebut.

    Meski baru di masa awal menjabat, namun upaya mereka untuk menepati janji mulai terlihat. Misalnya, Pramono merealisasikan pembangunan balai warga untuk membantu masyarakat agar punya tempat multifungsi seperti untuk acara menikah, khitan, atau acara-acara lainnya.

    Pada Kamis (27/3), Pramono meresmikan balai warga pertama di Ciganjur, Jakarta Selatan. Dia berharap, tempat itu benar-benar dapat mewadahi masyarakat untuk saling guyub.

    Beberapa waktu lalu, Pramono mengumumkan bahwa DKI Jakarta sudah membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) bagi rumah dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di bawah Rp2 miliar serta apartemen di bawah Rp650 juta.

    Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 281 Tahun 2025 yang ditandatangani pada 25 Maret 2025. Menurut Pramono, kebijakan itu memberikan manfaat besar bagi masyarakat kelas menengah ke bawah di Jakarta.

    Sebelum Ramadhan, Pramono dan Rano juga sempat mewujudkan janjinya memberikan sarapan gratis, kendati program itu dikaji ulang oleh Badan Gizi Nasional dan Pemprov DKI.

    Lalu pada awal Februari, Pramono telah menyerahkan kunci rumah susun (Rusun) Kampung Susun Bayam (KSB) kepada penghuni eks Kampung Bayam Madani, Jakarta Utara.

    Pramono juga sudah mencairkan dana bantuan sosial KJP Plus Tahap 1 pada 20 Maret lalu. Total penerima bantuan ini sebanyak 707.622 orang atau bertambah sekitar 126.000 dibanding tahun lalu.

    Pramono-Rano memberikan bansos pemenuhan kebutuhan dasar (PKD) kepada warga kelompok rentan melalui Kartu Lansia Jakarta (KLJ), Kartu Penyandang Disabilitas (KPDJ), dan Kartu Anak Jakarta (KAJ).

    Total penerima bansos PKD tahap pertama ini sebanyak 147.304 orang. Adapun rinciannya meliputi 117.784 penerima Kartu Lansia Jakarta (KLJ) bagi warga berusia minimal 60 tahun, 15.203 penerima Kartu Anak Jakarta (KAJ) bagi anak usia dini 0–6 tahun, serta 14.317 penerima Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, maupun sensorik. Besaran bansos KLJ, KAJ, dan KPDJ adalah Rp300.000 per bulan.

    Pada tahap pertama, bantuan diberikan selama tiga bulan, yaitu Januari, Februari, dan Maret, dengan total sebesar Rp900.000. Sedangkan, mulai April 2025, bantuan akan diberikan setiap bulan dengan nominal Rp300.000.

    Untuk persoalan sampah, Pramono telah meninjau langsung Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi dan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta untuk memeriksa langsung pengelolaan sampah di sana.

    Janji lainnya yang telah diwujudkan adalah soal PPSU. Pemprov DKI menyederhanakan syarat petugas PPSU yakni diperbolehkan untuk lulusan SD atau minimal bisa membaca dan menulis.

    Pemprov DKI berkomitmen untuk menyelesaikan program-program yang masih tersisa. Pram dan Rano bertekad, setelah Hari Raya Idul Fitri, mereka segera menjalankan program lain untuk memajukan Jakarta dan menyejahterakan warganya.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Harga Daging Sapi Melonjak Jelang Idulfitri, Penjualan Anjlok

    Harga Daging Sapi Melonjak Jelang Idulfitri, Penjualan Anjlok

    Bekasi, Beritasatu.com – Menjelang tiga hari sebelum Idulfitri 1446 Hijriah, harga daging sapi mengalami lonjakan signifikan. Saat ini, harga daging sapi mencapai Rp 150.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 125.000 hingga Rp 130.000 per kilogram sebelum H-3 Idulfitri.

    Berdasarkan pantauan di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi, pedagang daging sapi Asep Zainudin (29) mengungkapkan bahwa dalam sepekan terakhir harga daging mengalami kenaikan tajam. Namun, ia mengeluhkan bahwa penjualan daging sapi pada Lebaran tahun ini anjlok dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, Alhamdulillah masih ada peningkatan. Tapi kalau dibandingkan dengan penjualan tahunan, justru tahun lalu lebih ramai,” ujar Asep kepada Beritasatu.com, Jumat (28/3/2025).

    Asep menambahkan, pada 2020 ia mampu menjual dua hingga tiga ekor sapi per hari menjelang Lebaran. Namun, tahun ini bahkan satu ekor pun belum habis terjual.

    “Biasanya, H-3 Lebaran bisa laku dua sampai tiga ekor. Bahkan saat masa Covid-19, penjualan bisa lebih dari tiga ekor per hari,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Asep menyebut bahwa daging sapi yang paling banyak dicari pembeli adalah jenis khas dalam dan sengkel.

    “Daging khas dalam lebih premium, harganya Rp 160.000 per kilogram,” katanya.

    Asep juga memprediksi bahwa harga daging sapi baru akan kembali stabil dalam dua hingga empat pekan setelah Idulfitri, dengan penurunan bertahap sebesar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per kilogram.

    “Penurunan harga terjadi secara bertahap. Harga stabil di Pasar Pondok Gede biasanya sekitar Rp 130.000 per kilogram, sementara di Jakarta berkisar Rp 140.000 per kilogram karena kebutuhan di sana lebih banyak pada daging berkualitas premium,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa pasokan dan harga daging di wilayah Jabodetabek masih dalam kondisi aman dan stabil.

    Hal ini disampaikan setelah kunjungannya ke Toko Daging Nusantara Kranggan dan retail modern Superindo di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Harga daging sapi sesuai arahan dan utamanya daging kerbau, maksimal di Rp 80.000 per kilogram. Saya bersyukur tadi di Kranggan harganya masih di bawah Rp 80.000,” ujar Arief dalam keterangan resminya, Jumat (28/3/2025).

  • Di Puncak Arus Mudik, Pengguna Bus Mudik Melonjak Nyaris 100%

    Di Puncak Arus Mudik, Pengguna Bus Mudik Melonjak Nyaris 100%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memantau pergerakan arus mudik Lebaran 2025 yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 28 Maret 2025.

    Berdasarkan data harian Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2025, jumlah penumpang angkutan umum terus mengalami peningkatan, terutama pada moda transportasi bus yang mencatat lonjakan signifikan.

    Hingga H-4 Lebaran, jumlah penumpang angkutan bus meningkat sebesar 94% dibandingkan hari sebelumnya, dari 155.343 menjadi 300.973 orang. Secara kumulatif, sejak dimulainya pemantauan pada H-10, jumlah penumpang bus telah mencapai lebih dari 1.168.712 orang. Peningkatan ini menunjukkan bahwa bus masih menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan perjalanan mudik.

    “Kami mencatat bahwa angkutan bus mengalami peningkatan signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan angkutan darat, baik dari segi keterjangkauan maupun aksesibilitasnya,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, di Jakarta, (28/3).

    Selain bus, moda transportasi lain seperti kereta api dan angkutan udara juga mengalami peningkatan jumlah penumpang secara kumulatif. Penumpang angkutan kereta api secara kumulatif naik 5,62% menjadi 2.127.368 orang, sementara angkutan udara meningkat 0,82% menjadi 1.748.696 orang.

    Pergerakan kendaraan pribadi melalui jalan tol dan jalur arteri Keluar jabodetabek juga mengalami kenaikan, dengan jumlah mobil keluar tol dan arteri Jabodetabek mencapai 1.636.725 dan motor keluar keluar arteri sebesar 2.487.781 unit.

    Dengan meningkatnya jumlah pemudik, Kemenhub mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi terkini terkait rekayasa lalu lintas, kesiapan armada, serta fasilitas yang tersedia di terminal-terminal utama. Pemudik yang menggunakan sepeda motor juga diingatkan untuk mempertimbangkan opsi mudik gratis yang disediakan oleh pemerintah dan pihak swasta demi keselamatan dan kenyamanan perjalanan.

    Sebagai bagian dari pengendalian arus lalu lintas, Kepolisian bersama Kemenhub telah menyiapkan berbagai rekayasa lalu lintas, termasuk penerapan sistem contra flow dan one-way di beberapa ruas jalan tol yang mengalami kepadatan tinggi. Berdasarkan informasi dari Korlantas Polri, kebijakan one-way nasional di Tol Cikampek-Kalikangkung telah diberlakukan sejak 28 Maret 2025 pukul 09.00 WIB.

    Untuk memastikan kelancaran perjalanan pemudik, Kemenhub telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk operator terminal bus, guna memastikan ketersediaan armada dan kenyamanan penumpang. Selain itu, pengawasan terhadap tarif tiket dan standar keselamatan angkutan bus juga terus dilakukan agar layanan tetap optimal. Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan perjalanan mudik tahun ini dapat berlangsung dengan aman, lancar, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

    Posko Pusat Angkutan Lebaran 2025 berlangsung 24 jam selama 22 Hari, mulai dari 21 Maret sampai dengan 11 April 2025. Selain Kementerian Perhubungan, instansi lain yang mengisi posko terdiri dari Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Pariwisata, Korlantas Polri, Basarnas, BMKG, KNKT, PT. Jasa Marga (Persero), Astra Infra Toll Nusantara, PT. Jasa Raharja (Persero), PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT. Kereta Api Indonesia (Persero),PT. KCIC, PT. PELNI (Persero), PT. Angkasa Pura Indonesia, Perum LPPNPI/AirNav, Senkom Mitra Polri, RAPI dan ORARI.

    (hoi/hoi)

  • Daftar Rest Area Sediakan Layanan Pengisian Daya Mobil Listrik di Tol Trans Jawa dan Trans Sumatra

    Daftar Rest Area Sediakan Layanan Pengisian Daya Mobil Listrik di Tol Trans Jawa dan Trans Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA – Pada musim mudik lebaran kali ini, banyak pemudik yang menggunakan mobil listrik pulang ke kampung halamannya.

    Karena prediksi tingginya jumlah pemakai mobil listrik itu, PLN telah menambah jumlah SPKLU hingga 7,5 kali lipat di titik-titik dengan okupansi tertinggi pada jalur mudik Trans Sumatra dan Jawa.

    Perinciannya, PLN telah menyediakan total 3.558 unit SPKLU yang tersebar di 2.412 titik strategis di seluruh Indonesia, sedangkan untuk jalur mudik Trans Sumatra dan Jawa, PLN menyediakan sebanyak 1.000 unit SPKLU di 615 lokasi.  

    Berikut daftar rest area di Trans Jawa dan Trans Sumatra yang sediakan layanan pengisian daya mobil listrik

    Ruas Jabodetabek

    1. Tol Jagorawi

    – Rest Area KM 10A: DC 60 kW

    – Rest Area KM 21B: DC 50 kW

    – Rest Area KM 45A: DC 60 kW

     

    2. Tol Jakarta-Tangerang

    – Rest Area KM 13A: DC 60 kW

    – Rest Area KM 14B: AC & DC 82,5 kW

     

    3. Tol Jakarta-Cikampek

    – Rest Area KM 6B: AC 22 kW, DC 25 kW, DC 200 kW

    – Rest Area KM 19A: DC 50 kW & DC 24 kW

    – Rest Area KM 19B: DC 50 kW & DC 24 kW

    – Rest Area KM 39A: DC 50 kW

    – Rest Area KM 42B: DC 50 kW

    – Rest Area KM 57A: AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW

    – Rest Area KM 62B: AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW

     

    Ruas Cipularang dan Padaleunyi
     

    1. Tol Cipularang

    – Rest Area KM 72A: DC 50 kW & 24 kW

    – Rest Area KM 72B: DC 50 kW & 24 kW

    – Rest Area Travoy KM 88A: AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW

    – Rest Area Travoy KM 88B: AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW

    – Rest Area KM 97B: DC 60 kW

    – Rest Area KM 125B: DC 120 kW

     

    2. Tol Padaleunyi

    – Rest Area KM 147A: DC 50 kW & DC 200 kW

    – Rest Area KM 149B: DC 50 kW & DC 24 kW

     

    Ruas Palikanci dan Batang-Semarang
     

    1. Tol Palikanci

    – Rest Area Travoy KM 207A: AC 24 kW, DC 24 kW, DC 50 kW, DC 66 kW, DC 100 kW

    – Rest Area KM 208B: DC 50 kW, DC 24 kW

     

    2. Tol Batang-Semarang

    – Rest Area Travoy KM 360B: DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 379A: AC 7.4 kW, AC 22 kW, DC 66 kW, DC 100 kW, DC 200 kW

    – Rest Area Travoy KM 389B: DC 50 kW, AC 7.4 kW, DC 100 kW, AC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 391A: DC 50 kW

     

    Ruas Semarang Seksi A, B, C dan Semarang-Solo

     

    1. Tol Semarang Seksi A, B, C

    – Rest Area KM 424B: DC 50 kW

     

    2. Tol Semarang-Solo

    – Rest Area KM 429A: DC 50 kW

    – Rest Area KM 439A: DC 50 kW

    – Rest Area KM 444B: DC 50 kW, DC 200 kW

    – Rest Area KM 456B: AC 7.4 kW

    – Rest Area KM 487A: DC 50 kW

    – Rest Area KM 487B: DC 50 kW

     

    Ruas Solo-Ngawi-Kertosono
    1. Tol Solo-Ngawi

    – Rest Area Travoy KM 519A: DC 24 kW, DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 519B: DC 24 kW, DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 538A: DC 50 kW, DC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 538B: DC 50 kW, DC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 575A: DC 50 kW, DC 22 kW, DC 100 kW, AC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 575B: DC 50 kW, DC 22 kW

     

    2. Tol Ngawi-Kertosono

    – Rest Area Travoy KM 597A: DC 50 kW, DC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 597B: DC 50 kW, DC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 626A: AC 22 kW, DC 100 kW

    – Rest Area Travoy KM 626B: AC 22 kW, DC 200 kW

     

    Ruas Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Gempol, Pandaan-Malang dan Gempol-Pasuruan
     

    1. Tol Surabaya-Mojokerto

    – Rest Area Travoy KM 725A: DC 50 kW, DC 100 kW, AC 22 kW

    – Rest Area Travoy KM 726B: DC 50 kW

    2. Tol Surabaya-Gempol

    – Rest Area KM 753B: DC 50 kW

    – Rest Area KM 754A: DC 50 kW

    3. Tol Pandaan-Malang

    – Rest Area Travoy KM 66A: DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 66B: DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 84A: DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 84B: DC 50 kW

    4. Tol Gempol-Pasuruan

    – Rest Area Travoy KM 792A: DC 50 kW

    – Rest Area Travoy KM 792B: DC 50 kW

    Daftar Lokasi SPKLU di Trans Sumatra

    Ruas Tol Terbanggi Besar

    1. Rest Area KM 269 B
    2. Rest Area KM 277 A
    3. Rest Area KM 306 
    4. Rest Area KM 311 A
    5. Rest Area KM 360 B

    Ruas Tol Indralaya Prabumulih

    1. Rest Area KM 56 A
    2. Rest Area KM 56 B

    Ruas Tol Lampung Selatan

    1. Rest Area KM 20 A
    2. Rest Area KM 20 B
    3. Rest Area KM 33 A
    4. Rest Area KM 33 B
    5. Rest Area KM 49 A
    6. Rest Area KM 49 B
    7. Rest Area KM 67 A
    8. Rest Area KM 67 B
    9. Rest Area KM 87 A
    10. Rest Area KM 87 B

    Ruas Tol Lampung Tengah

    1. Rest Area KM 116 A
    2. Rest Area KM 116 B
    3. Rest Area KM 163 A

    Ruas Tol Bawang Barat

    1. Rest Area KM 172 A

    Ruas Tol Tulang Bawang

    1. Rest Area KM 208 A
    2. Rest Area KM 215 B

    Ruas Tol Mesuji 

    1. Rest Area KM 234 A