kab/kota: Jabodetabek

  • Awas Hujan Lebat Masih Hantam Jabodetabek 7-8 Juli 2025, Ini Kata BMKG

    Awas Hujan Lebat Masih Hantam Jabodetabek 7-8 Juli 2025, Ini Kata BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, diterpa hujan lebat dan awan hitam dalam beberapa waktu terakhir.

    Pada akhir pekan kemarin, hujan lebat bahkan menyebabkan banjir di puluhan RT di Jabodetabek. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait cuaca 3 hari ke depan di Jabodetabek.

    Selama periode 7-9 Juli 2025 mendatang, wilayah RI terutama Jabodetabek masih akan diguyur hujan, menurut prakiraan cuaca BMKG.

    Mayoritas wilayah Jabodetabek diberikan peringatan Waspada (Hujan Sedang-Lebat). Untuk wilayah Bogor dan Depok, diberikan peringatan Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat) dalam 2 hari ini.

    Sementara itu, pada 9 Juli 2025, peringatan dini BMKG menunjukkan tak ada peringatan hujan di wilayah Jabodetabek.

    Berikut perinciannya, dikutip dari laman Instagram resmi BMKG, Senin (7/7/2025).

    7 Juli 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kep. Seribu, Kab. Bekasi, Kota Bogor.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kab. Bogor.

    8 Juli 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kab. Tangerang, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta TImur, Jakarta Selatan, Kep. Seribu, Kab. Bekasi, Kota Bekasi.

    Siaga Hujan lebat-Sangat Lebat: Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok

    9 Juli

    Belum ada peringatan hujan di Jabodetabek.

    “Kesiapsiagaan adalah kunci untuk beradaptasi terhadap prediksi bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem,” tulis BMKG pada caption di Instagram resminya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Modifikasi Cuaca Hari Ini, Cegah Curah Hujan Deras di Jabodetabek – Page 3

    BMKG Modifikasi Cuaca Hari Ini, Cegah Curah Hujan Deras di Jabodetabek – Page 3

    Dwi menjelaskan, peringatan dini yang disampaikan di BMKG dua hari terakhir yakni 5 dan 6 Juli terkonfirmasi dengan terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dalam beberapa hari terakhir.

    Pada 5 Juli 2025 hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari, kategori lebat dan sangat lebat tercatat di wilayah Bogor, di Mataram pulau Lombok dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai.

    “Artinya, tidak hanya di Jawa saja sebagai wilayah di Indonesia yang mengalami hujan ekstrem tersebut dan berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang. Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur dan gangguan aktivitas masyarakat,” tutur Dwi.

    “Selanjutnya, pada 6 Juli 2025 hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari. Bahkan ada yang mencapai lebih dari 150 mm, terutama yang dari area puncak. Artinya, mencapai ekstrem itu di tanggal 5 Juli yang berwarna merah, sementara Jakarta berwarna hijau kuning cokelat. Artinya hujan, tapi tidak setinggi yang ada di puncak. Itu sangat meluas,” jelas Dwi.

    Diketahui, sejak 5 Juli pukul 16.20 WIB, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Jabodetabek yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat petir dan angin kencang.

    Peringatan dini tersebut diperbarui secara berkala pukul 19.20 WIB, 21.55 WIB dan 23.20 WIB serta hingga pukul 03.00 WIB.

    Sejak 6 Juli 2025, hal senada juga dilakukan pada jam 14.28 WIB. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Jabotabek yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan petir angin kencang.

    Peringatan dini tersebut diperbarui kembali pukul 16.20 WIB serta berlaku hingga 18.30 WIB.

  • Antisipasi Banjir Susulan Jabodetabek, BNPB Siapkan Modifikasi Cuaca – Page 3

    Antisipasi Banjir Susulan Jabodetabek, BNPB Siapkan Modifikasi Cuaca – Page 3

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyebutkan bahwa banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir, ditambah dengan pasang air laut.

    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 100 RT dan 3 ruas jalan, dengan ketinggian air bervariasi,” kata Yohan dalam keterangannya, Senin (7/7/2025).

    Yohan menjelaskan, banjir melanda empat wilayah administratif Jakarta. Namun, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur menjadi kawasan yang paling parah terdampak.

    Di Pela Mampang, Jakarta Selatan, ketinggian air mencapai 150 cm. Di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, banjir juga setinggi 150 cm melanda permukiman warga. Sementara itu, di ruas Jalan Adi Karya, Kedoya Selatan, air menggenang hingga 60 cm.

    Akibat banjir yang cukup tinggi, ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat aman. Berikut rincian pengungsi berdasarkan data BPBD:

    337 jiwa mengungsi di Cipinang Melayu
    156 jiwa mengungsi di Karet Tengsin
    119 jiwa mengungsi di Kampung Melayu

    Para pengungsi sementara ditampung di masjid dan gedung sekolah yang dijadikan posko darurat.

    Petugas gabungan dari BPBD DKI Jakarta, Dinas Sumber Daya Air (SDA), dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) terus berjibaku mengatasi banjir. Pompa-pompa air dikerahkan dan saluran air diperiksa agar berfungsi optimal.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ujar Yohan.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi genangan susulan. Bila dalam keadaan darurat, BPBD DKI Jakarta mengingatkan warga untuk segera menghubungi nomor darurat 112. Layanan ini gratis dan aktif 24 jam.

  • 2.348 Rumah di Jabodetabek Terendam Banjir, 9.947 Orang Mengungsi – Page 3

    2.348 Rumah di Jabodetabek Terendam Banjir, 9.947 Orang Mengungsi – Page 3

    Yohan menjelaskan, banjir melanda empat wilayah administratif Jakarta. Namun, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur menjadi kawasan yang paling parah terdampak.

    Di Pela Mampang, Jakarta Selatan, ketinggian air mencapai 150 cm. Di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, banjir juga setinggi 150 cm melanda permukiman warga. Sementara itu, di ruas Jalan Adi Karya, Kedoya Selatan, air menggenang hingga 60 cm.

    Akibat banjir yang cukup tinggi, ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat aman. Berikut rincian pengungsi berdasarkan data BPBD:

    – 337 jiwa mengungsi di Cipinang Melayu.

    – 156 jiwa mengungsi di Karet Tengsin.

    – 119 jiwa mengungsi di Kampung Melayu.

    Para pengungsi sementara ditampung di masjid dan gedung sekolah yang dijadikan posko darurat. Petugas gabungan dari BPBD DKI Jakarta, Dinas Sumber Daya Air (SDA), dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) terus berjibaku mengatasi banjir. Pompa-pompa air dikerahkan dan saluran air diperiksa agar berfungsi optimal.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ujar Yohan.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi genangan susulan. Bila dalam keadaan darurat, BPBD DKI Jakarta mengingatkan warga untuk segera menghubungi nomor darurat 112. Layanan ini gratis dan aktif 24 jam.

  • BNPB Catat 3 Korban Meninggal dan 2 Hilang Imbas Banjir Jabodetabek – Page 3

    BNPB Catat 3 Korban Meninggal dan 2 Hilang Imbas Banjir Jabodetabek – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok atau Jabodetabek mengalami banjir dan longsor imbas dua hari diguyur hujan, yakni pada Sabtu, 5 Juli dan Minggu, 6 Juli 2025. Peristiwa tersebut menyebabkan tiga korban meninggal dunia dan dua orang masih hilang.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB Abdul Muhari mengatakan, pihaknya menerima laporan 11 kejadian banjir dan tanah longsor hanya di wilayah Jabodetabek saja pada Minggu, 6 Juli 2025 per pukul 18.00 WIB. Sementara untuk di luar Jabodetabek, ada empat kejadian banjir baru dan 6 pemutakhiran status kejadian banjir lainnya di seluruh wilayah Indonesia.

    “Jadi kita bisa bayangkan dalam dua hari hampir terjadi 21 kejadian banjir dan longsor, baik itu di wilayah Jabodetabek maupun wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Untuk kejadian banjir dan longsor di kawasan Jabodetabek itu berdampak pada tiga orang meninggal dunia dan dua orang masih hilang,” tutur Muhari kepada wartawan, Senin (7/7/2025).

    Menurutnya, petugas masih berupaya melakukan pencarian hingga saat ini. Berdasarkan informasi, dua orang yang hilang itu telah ditemukan pagi ini, namun hal itu masih ditelusuri lebih lanjut.

    “Kami mendapat laporan yang nanti juga akan kita konfirmasi kepada pemerintah dan badan internasional, yang dua hilang ini sudah ditemukan pagi ini, 9.947 orang terdampak dan mengungsi, 12 rumah rusak, dan 2.348 rumah terendam banjir,” jelas dia.

    Sebelumnya, Hujan deras dan pasang air laut tinggi kembali menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Jakarta pada Senin pagi (7/7/2025). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 100 Rukun Tetangga (RT) dan 3 ruas jalan tergenang banjir.

    Data tersebut diperoleh berdasarkan pembaruan terakhir hingga pukul 08.00 WIB. 

  • Minat Rumah Superkecil Masih Minim, Warga Jabodetabek Lebih Suka Hunian Luas – Page 3

    Minat Rumah Superkecil Masih Minim, Warga Jabodetabek Lebih Suka Hunian Luas – Page 3

    Sebelumnya, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP) mengungkapkan usulan rumah subsidi seluas 18 meter persegi agar harganya terjangkau oleh masyarakat. Hal ini mengingat harga lahan yang makin mahal.

    Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan Kementerian PKP Sri Haryati usai rapat koordinasi lanjutan di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Jakarta, Rabu, seperti dikutip dari Antara, Jumat (13/6/2025).

    “Jadi, tujuannya agar (rumah subsidi) bisa mendekat ke perkotaan atau dengan harga yang lebih baik, sehingga masyarakat desil tertentu yang selama ini tidak berpikir bisa memiliki rumah, nantinya mereka bisa punya rumah,” ujar Sri.

    Dengan kehadiran berbagai pilihan, masyarakat bisa memilih rumah subsidi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

    Sebagai contoh, ujar Sri, masyarakat yang sudah memiliki anak kemungkinan akan mengambil rumah dengan ukuran yang lebih besar. Sedangkan bagi yang lajang bisa memilih rumah lebih kecil dengan harga yang juga relatif lebih murah.

  • Depok usulkan lahan eks BLBI jadi stadion berstandar internasional

    Depok usulkan lahan eks BLBI jadi stadion berstandar internasional

    Wali Kota Depok Supian Suri. ANTARA/Feru Lantara

    Depok usulkan lahan eks BLBI jadi stadion berstandar internasional
    Sepakbola   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 05 Juli 2025 – 16:03 WIB

    Elshinta.com – Wali Kota Depok Supian Suri mengusulkan lahan eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Tanah Merah, Cipayung sebagai lokasi pembangunan stadion sepak bola berstandar internasional pertama di Kota Depok. 

    “Alhamdulillah dalam pertemuan saya menyampaikan beberapa harapan masyarakat Kota Depok, termasuk pembangunan stadion dan infrastruktur lainnya seperti pelebaran Jalan Raya Sawangan dan penambahan akses tol,” ujar Supian Suri, di Depok, Sabtu.

    Supian Suri telah bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga Ketua Umum PSSI Erick Thohir, membahas sejumlah usulan strategis infrastruktur Kota Depok.

    Supian mengatakan lokasi yang diusulkan menjadi stadion memiliki posisi sangat strategis karena akan dilintasi oleh exit tol Desari yang tengah direncanakan pemerintah pusat.

    “Yang kami usulkan adalah di lahan eks-BLBI yang di Cipayung, Tanah Merah. Nanti exit Tol Desari rencananya juga akan berada di situ. Sangat mendukung secara lokasi dan luasannya pun memadai,” jelasnya.

    Namun demikian, Wali Kota menyadari bahwa proses realisasi pembangunan stadion ini masih membutuhkan perjuangan, terutama karena kewenangan lahan eks-BLBI berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

    “Pastinya kami hanya akan menggunakan sebagian lahan, dan karena statusnya masih aset pusat, tentu harus melalui proses dan koordinasi yang intens,” terangnya.

    Terkait respons Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Supian Suri menyebutkan bahwa usulan Pemkot Depok itu mendapat sambutan positif, karena sejalan dengan visi besar Erick Thohir dalam membangun infrastruktur sepak bola nasional.

    “Pak Erick Thohir menyambut baik karena beliau punya harapan besar untuk pengembangan sepak bola Indonesia, baik putra, putri, senior, maupun junior. Termasuk wacana menjadikan Indonesia sebagai lokasi kantor FIFA dan tuan rumah berbagai liga internasional,” ungkap Supian Suri.

    Menurut Supian Suri, saat ini, stadion-stadion besar di Jabodetabek seperti GBK dan JIS (Jakarta), Patriot (Bekasi), Pakan Sari (Bogor), telah menjadi bagian dari jaringan pendukung kegiatan sepak bola nasional. 

    Kehadiran stadion bertaraf internasional di Depok diharapkan bisa melengkapi kebutuhan kawasan ini sebagai pusat kegiatan olahraga nasional dan internasional.

    “Diharapkan Depok bisa juga punya stadion. Kalau saya pribadi, berharap namanya Stadion Gong Si Bolong,” harap Wali Kota, merujuk pada ikon budaya lokal khas Depok.

    Sumber : Antara

  • Cerita Member Gold’s Gym Bayar untuk Setahun, Baru Sebulan Malah Tutup

    Cerita Member Gold’s Gym Bayar untuk Setahun, Baru Sebulan Malah Tutup

    Jakarta

    Pusat kebugaran Gold’s Gym mendadak jadi sorotan setelah banyak member mengaku kecewa tempat gym itu tutup tanpa penjelasan. Akibatnya, banyak member tidak bisa melanjutkan olahraga, meski waktu berlangganannya masih panjang.

    Seperti dialami Rayyan (37), salah seorang member Gold’s Gym cabang Baywalk Mall, Puit, Jakarta Utara. Ketika dihubungi detikcom, ia mengaku baru mendaftar sebagai member Gold’s Gym pada 1 Juni 2025, atau hanya satu bulan sebelum beberapa cabang Gold’s Gym Jabodetabek tutup.

    Padahal saat itu ia sudah membayar langganan gym untuk selama 12+1 bulan atau setahun.

    “Kebetulan saya baru masuk Gold’s Gym itu per tanggal 1 Juni, sebulan sebelum tutup. saya ambil paket yang 12 bulan plus satu, itu dikasih harga Rp 3,820 juta,” kata Rayyan saat dihubungi Kamis (3/7/2025).

    Rayyan menceritakan, setelah berlangganan ia sebenarnya sempat melihat berita terkait penutupan awal beberapa cabang Gold’s Gym Jabodetabek. Ia bahkan sempat mengonfirmasi ke pihak gym untuk memastikan apakah tempat gym-nya juga akan tutup.

    Ia juga sempat menemukan stiker segel pajak di cabang Gold’s Gym tempatnya berolahraga.

    “Dari pertama itu saya tanya, mereka bilang ‘nggak usah khawatir’, ini hanya beberapa cabang saja yang tutup, untuk baywalk tidak akan tutup, lalu memang saat ini ada info akan rebranding, jadi saya tidak perlu khawatir, infonya seperti itu,” ceritanya.

    Tak lama setelah Rayyan mengonfirmasi hal tersebut, Gold’s Gym tempat ia terdaftar juga ikut tutup.

    Natanael (27) asal Jakarta Utara mengaku dirinya juga baru bergabung pada Maret 2025, atau sekitar 3 bulan sebelum Gold’s Gym tutup. Ia mengaku tidak mendapat informasi sama sekali dan baru mengetahui tutupnya tempat gym saat mau berolahraga.

    Ia berharap manajemen gym nantinya bisa segera menuntaskan kewajiban. Terlebih, kabarnya ada banyak karyawan yang juga belum digaji dengan penuh.

    “Kalau saya sih nggak ribet ya, yang penting kalau memang hak saya tidak bisa dikembalikan ya kewajiban mereka dijalankan. kalau memang tidak bisa refund, ya gym-nya harus buka, karena itu hak saya, dan itu kewajiban mereka, sampai member saya habis,” cerita Natanel.

    (avk/kna)

  • Lahan Bekas BLBI Diusulkan untuk Pembangunan Stadion Bertaraf Internasional di Depok – Page 3

    Lahan Bekas BLBI Diusulkan untuk Pembangunan Stadion Bertaraf Internasional di Depok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kota Depok berencana membangun stadion sepak bola bertaraf internasional dan standar FIFA. Rencananya lokasi tersebut berada di lahan eks-Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Tanah Merah, Cipayung, Depok.

    Wali Kota Depok, Supian Suri, mengatakan, telah mengusulkan rencana sejumlah pembangunan, salah satunya stadion sepak bola bertaraf internasional di Kota Depok. Adapun lahan tersebut menggunakan lahan eks-BLBI, Cipayung.

    “Kami usulkan adalah di lahan eks-BLBI yang di Cipayung, Tanah Merah,” ujar Supian, Jumat (4/7/2025).

    Supian menjelaskan, pengusulan lokasi pembangunan di lahan eks-BLBI Cipayung, akan terintegrasi dengan Tol Depok-Antasari. Apabila tol Depok-Antasari telah terhubung, akan memudahkan akses masyarakat menuju stadion.

    “Nanti exit Tol Desari rencananya juga akan berada di situ. Sangat mendukung secara lokasi dan luasannya pun memadai,” jelas Supian.

    Supian mengakui, menyukseskan dalam merealisasi rencana pembangunan stadion dinilai tidak mudah. Pemerintah Kota Depok membutuhkan usaha karena lahan eks-BLBI berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

    “Karena statusnya masih aset pusat, tentu harus melalui proses dan koordinasi yang intens,” ucap Supian.

    Supian telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN yang juga Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir. Dari pertemuannya dengannya, Erick Thohir menyambut positif atas usulan yang diberikan Pemerintah Kota Depok.

    “Pak Erick Thohir menyambut baik karena beliau punya harapan besar untuk pengembangan sepak bola Indonesia, baik putra, putri, senior, maupun junior,” ungkap Supian.

    Terlebih, lanjut Supian, Erick Thohir memiliki wacana menjadikan Indonesia sebagai lokasi kantor FIFA dan tuan rumah berbagai liga internasional. Tidak hanya itu, sekarang ini

    stadion besar di Jabodetabek, yakni GBK dan JIS (Jakarta), Patriot (Bekasi), Pakansari (Bogor), menjadi bagian dari jaringan pendukung kegiatan sepak bola nasional.

    Apabila Kota Depok memiliki stadion bertaraf internasional, diharapkan mampu melengkapi kebutuhan kawasan sebagai pusat kegiatan olahraga nasional dan internasional.

    “Diharapkan Depok bisa juga punya stadion, kalau saya pribadi berharap namanya Stadion Gong Si Bolong,” tutur Supian.

     

  • Pemerintah targetkan 28 persen timbulan sampah terkelola pada 2026

    Pemerintah targetkan 28 persen timbulan sampah terkelola pada 2026

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan pemerintah menargetkan sebanyak 28 persen timbulan sampah dapat dikelola pada 2026.

    “Salah satu contoh direktif Presiden yaitu pengelolaan sampah terpadu yang mentargetkan tahun 2026 sebanyak 28 persen timbulan sampah dapat dikelola,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis.

    Sebanyak 17 persen sampah terolah di fasilitas pengelolaan sampah yang sebesar 28 persen tersebut diharapkan dapat terdaur ulang.

    Pemerintah menargetkan pula 60 jumlah kabupaten/kota dengan kartu keluarga (KK) dapat melakukan pengelolaan sampah terstandar.

    Intervensi yang akan dilakukan adalah pembangunan integrasi pengelolaan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Operasionalisasi PSEL dilakukan di Surabaya (Jawa Timur) dan Surakarta (Jawa Tengah), serta commercial operational date PSEL Palembang (Sumatera Selatan).

    Kemudian, intervensi lainnya yaitu percepatan pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah skala kabupaten/kota.

    Integrasi PSEL ini akan menjadikan tiga pembangunan di lokasi tersebut sebagai proyek strategis nasional (PSN).

    Direktif Presiden ini melibatkan sinergi lintas kementerian/lembaga, mulai dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan, Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan, dan pemerintah daerah.

    Pelaksanaan direktif ini dilakukan dengan berbagai sinergi pendanaan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), dana alokasi khusus (DAK) fisik dan nonfisik persampahan, hingga dukungan penugasan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)

    “Lokasi prioritas pelaksanaan terjadi di wilayah metropolitan dengan timbulan sampah di atas seribu ton per hari, yaitu terutama di wilayah Jabodetabek, Denpasar (Bali), Semarang (Jawa Tengah), Makassar (Sulawesi Selatan), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” ungkap Kepala Bappenas.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.