kab/kota: Jabodetabek

  • LRT Jabodebek catat 2 juta pengguna pada November 2024

    LRT Jabodebek catat 2 juta pengguna pada November 2024

    Jakarta (ANTARA) – LRT Jabodebek mencatatkan total 2.033.103 pengguna pada bulan November 2024, dengan rata-rata jumlah pengguna pada hari kerja mencapai 83.609 orang.

    Sementara pada akhir pekan tercatat 36.096 pengguna, serta pada 26 November 2024, LRT Jabodebek mencatatkan rekor jumlah pengguna harian tertinggi sejak diresmikan pada 28 Agustus 2023, dengan total mencapai 94.172 pengguna.

    Manager Public Relations LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono di Jakarta, Kamis menyatakan angka ini menunjukkan bahwa LRT Jabodebek telah menjadi pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan transportasi yang efisien, nyaman dan dapat diandalkan.

    “Hal ini memotivasi LRT Jabodebek untuk terus berinovasi dan memastikan layanan tetap menjadi pilihan bagi masyarakat Jabodebek,” katanya.

    Dikatakan dia, sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, LRT Jabodebek menambah 10 perjalanan pada akhir pekan mulai 23 November 2024. Penambahan ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi para pengguna, terutama pada akhir pekan yang semakin ramai.

    Selain itu, pihaknya berhasil mempertahankan ketepatan waktu yang baik, dengan angka 98,68 persen pada bulan November, lebih tinggi dibandingkan pada bulan Oktober yakni 98,32 persen.

    Lebih lanjut, bulan November juga menjadi momen penting dengan peresmian naming right Stasiun Dukuh Atas menjadi Stasiun Dukuh Atas BNI.

    Langkah ini juga menandakan bahwa LRT Jabodebek semakin dikenal sebagai mitra strategis dalam kerjasama branding, dengan berbagai peluang kemitraan yang terbuka untuk mendukung pengembangan lebih lanjut.

    Ia mengatakan, dengan komitmen untuk terus meningkatkan pelayanan, LRT Jabodebek berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap mobilitas masyarakat Jabodetabek dan mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke transportasi umum yang lebih ramah lingkungan.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tingkat Partisipasi Pemilih Pilkada Magetan 2024 Belum Capai Target

    Tingkat Partisipasi Pemilih Pilkada Magetan 2024 Belum Capai Target

    Magetan (beritajatim.com) – Proses rekapitulasi suara Pilbup Magetan tingkat kabupaten telah selesai, dan angka partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Magetan mencapai 78,2%, sementara untuk pemilihan Gubernur sedikit lebih tinggi, yaitu 78,3%.

    Namun, angka ini masih belum mencapai target partisipasi sebesar 82% yang diharapkan, meskipun menunjukkan peningkatan dibandingkan tiga Pilkada terakhir.

    “Sebagai perbandingan, tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada 2013 tercatat 72%, kemudian meningkat menjadi 75,46% pada Pilkada 2018, dan kini naik kembali menjadi 78,2-78,3% pada 2024,” kata Ketua KPU Magetan, Noviano Suyide, Kamis (05/12/2024).

    Meski mengalami peningkatan, angka partisipasi tersebut juga mengungkapkan bahwa sekitar 21% warga Magetan tidak menyalurkan hak pilihnya.

    Salah satu alasan utama tingginya angka Golput ini adalah banyaknya warga yang bekerja di luar daerah, bahkan hingga luar negeri, yang tidak dapat pulang untuk mengikuti pemilihan. Sebagian besar dari mereka berada di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

    “Pada Pemilihan umum pemilih masih dapat menggunakan hak pilihnya di daerah tempat mereka tinggal. Namun, dalam Pilkada serentak seperti ini, pemilih harus berada di wilayah provinsi terkait, dalam hal ini Jawa Timur, untuk memberikan suara mereka. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan angka partisipasi,” katanya.

    Meski belum mencapai target, pemerintah kabupaten memberikan apresiasi kepada masyarakat Magetan atas partisipasi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan komitmen warga dalam menggunakan hak pilih mereka sebagai bentuk partisipasi aktif dalam demokrasi.

    Kenaikan partisipasi ini diharapkan terus berlanjut pada pemilu-pemilu mendatang. Pemerintah juga akan terus berupaya mencari solusi atas tantangan-tantangan yang ada, terutama untuk meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas pemilih, sehingga target partisipasi dapat tercapai di masa depan.

    “Dengan kerja sama seluruh pihak, kami optimis bahwa tingkat partisipasi dapat terus meningkat, demi mewujudkan demokrasi yang lebih inklusif dan berkualitas,” pungkasnya. [fiq/ted]

  • Banjir Besar 2020 di Jakarta Bisa Terulang, BMKG Ungkap Tandanya

    Banjir Besar 2020 di Jakarta Bisa Terulang, BMKG Ungkap Tandanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi banjir 2020 bisa terulang kembali. Temuan ini berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia selama akhir tahun 2024.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan seruak dingin yang terjadi saat ini berasal dari dataran tinggi Siberia. Lembaga tersebut telah mendeteksi potensi masuknya sejak minggu lalu.

    Kemungkinan pergerakannya akan mencapai Indonesia pada pertengahan hingga akhir Desember mendatang. Seruak dingin sendiri menyebabkan adanya angin kencang, gelombang tinggi, hingga curah hujan yang meningkat.

    Terdapat dua skenario yang mungkin terjadi. Salah satunya, yang disebut Dwikorita terburuk adalah banjir 2020 di Jakarta

    “Skenario terburuk, meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di bulan Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu. Itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” jelas Dwikorita dalam Raker dengan Komisi V DPR RI, Rabu (4/12/2024).

    Sementara itu skenario teringan adalah mengganggu aktivitas pelayaran. Dwikorita mencontohkan hal serupa pernah terjadi pada 2022 lalu.

    Saat itu kapal yang tengah berlabuh di Merak sempat oleng karena adanya seruak angin. Kendaraan yang berada di sana akhirnya masuk ke laut.

    “Skenario teringan yang terjadi dua tahun lalu saat penyeberangan di Merak Bakaheuni, tiba-tiba kapal yang sedang parkir oleng. Karena seruak angin itu kapalnya oleng sementara ada yang menyebrang, waktu itu satu truk masuk ke laut kemudian satu mobil masuk ke laut,” jelasnya.

    Dwikorita memastikan pihaknya terus memonitor fenomena yang terjadi.

    “Doanya semoga tidak terjadi. Tapi secara deteksi ada peluang terjadi,” ucapnya.

    (dem/dem)

  • Cuaca Besok Jumat 6 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Akan Diguyur Hujan Siang Hari – Page 3

    Cuaca Besok Jumat 6 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Akan Diguyur Hujan Siang Hari – Page 3

    Warga Sulut diminta untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat yang dapat disertai petir berpotensi melanda wilayah Sulut.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle, Senin (2/12/2024).

    Dia mengatakan, cuaca ekstrem hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang tersebut berpotensi melanda sebagian besar kabupaten dan kota di Sulut.

    Karena itu, Ben berharap warga tetap berhati-hati apabila melakukan aktivitas dalam kondisi cuaca ekstrem.

    “Waspadai bencana banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang bagi warga yang tinggal di bantaran sungai serta daerah terjal atau berbukit,” ujar Ben.

    Dia memaparkan, cuaca ekstrem melanda di wilayah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara. Kemudian di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Pada 3 Desember 2024, kondisi cuaca serupa diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Sedangkan di 4 Desember 2024, berpeluang terjadi di wilayah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    “Bagi warga yang merencanakan perjalanan agar memperhatikan peringatan dini ini,” ujar Ben.

  • Cuaca Hari Ini Kamis 5 Desember 2024: Jabodetabek Berawan Tebal pada Malam Hari – Page 3

    Cuaca Hari Ini Kamis 5 Desember 2024: Jabodetabek Berawan Tebal pada Malam Hari – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Cuaca pagi di Jakarta pada hari ini, Kamis  (5/12/2024), diprakirakan mayoritas berawan tebal. Demikian prakiraan cuaca hari ini.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan siang nanti, cuaca Jakarta diprakirakan mayoritas akan berawan tebal. Kecuali Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan akan turun hujan dengan integritas ringan.

    Untuk wilayah penyangga Jakarta, yaitu Bekasi, Jawa Barat, diprakirakan cuaca pagi ini akan berawan tebal dan siang hingga malam hari akan berawan tebal

    Lalu, di Depok, Jawa Barat, langit pagi hari diprediksi akan berawan tebal, siang diprediksi akan berawan tebal, dan pada malam akan berawan tebal.

    Sedangkan di Kota Bogor, Jawa Barat, cuaca sedikit berbeda. Diprakirakan pagi ini berawan tebal, siang akan turun hujam dengan integritas ringan, dan malam hari akan turun hujan dengan integritas ringan.

    Sementara itu, di Kota Tangerang, Banten, diprediksi pagi hari ini berawan tebal, siang berawan tebal, dan malam nanti akan berawan tebal.

    Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

     Kota
     Pagi
     Siang 
     Malam 

     Jakarta Barat
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

     Jakarta Pusat 
     Berawan Tebal
     Hujan Ringan
     Berawan Tebal

     Jakarta Selatan 
     Berawan Tebal
     Hujan Ringan
     Berawan Tebal

     Jakarta Timur 
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

     Jakarta Utara 
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

     Kepulauan Seribu 
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

     Bekasi 
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

     Depok 
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

     Kota Bogor 
     Berawan Tebal
     Hujan Ringan
     Hujan Ringan

     Tangerang
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal
     Berawan Tebal

    Badai kuat Beryl di Karibia, hujan deras di Tiongkok, India, hingga Serbia, membuat ahli cuaca mengingatkan kembali dampak perubahan iklim. Sementara di AS, Presiden Joe Biden mengumumkan langkah baru untuk meningkatkan resiliensi iklim Amerika. Sele…

  • Wanti-wanti soal Potensi Banjir Besar 2020 di Jakarta Terulang Lagi

    Wanti-wanti soal Potensi Banjir Besar 2020 di Jakarta Terulang Lagi

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan ada potensi banjir besar di wilayah Jakarta. BPBD DKI Jakarta pun mengungkap rencana antisipasi bencana hidrometeorologi itu.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan musim dan cuaca selama periode liburan Natal dan tahun baru 2025. Dwikorita mewanti-wanti skenario terburuk banjir besar Jakarta yang pernah terjadi saat tahun baru 2020 bisa terjadi lagi.

    Hal itu disampaikan Dwikorita dalam rapat bersama Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Dwikorita menjelaskan beberapa daerah di Indonesia sudah masuk musim penghujan.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah itu mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” ujar Dwikorita.

    Dwikorita menjelaskan musim hujan saat ini disertai fenomena La Nina. Kondisi itu membuat curah hujan meningkat hingga 20% dari normalnya.

    “Jadi, tadi kondisi normal menuju puncak selama Januari, kemudian bersamaan dengan potensi penambahan 20% curah hujan akibat terjadinya La Nina lemah. Itu dua fenomena,” kata dia.

    “Kemudian saat landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip, kalau skenario terburuk, doa kami tidak akan, tapi skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” ujar Dwikorita.

    “Skenario teringan, yang terjadi sekitar 2 tahun lalu saat penyeberangan Merak di Bakauheni. Tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng, sementara masih ada yang menyeberang, jadi waktu itu satu truk masuk ke laut, satu mobil masuk ke laut,” katanya.

    Pemprov DKI Antisipasi

    “Selain itu, teknologi pemantauan cuaca berbasis data real-time digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi deteksi dini,” kata Gottam dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).

    Dia mengatakan jajaran Pemprov DKI Jakarta juga terus merevitalisasi sungai, mengeruk saluran air, dan menambah kapasitas pompa untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir. Selain itu, BPBD mengedukasi masyarakat soal kesiapsiagaan bencana, simulasi evakuasi, dan pelatihan tanggap darurat.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Skenario Terburuk Dampak Seruak Udara Dingin Siberia Bisa Sebabkan Banjir Jabodetabek Seperti 2020

    Skenario Terburuk Dampak Seruak Udara Dingin Siberia Bisa Sebabkan Banjir Jabodetabek Seperti 2020

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan dampak seruak udara dingin dari dataran Siberia yang akan terjadi di wilayah Indonesia. Menurut Dwikorita, skenario terburuk dampak dari seruak udara dingin Siberia bisa menyebabkan banjir Jabodetabek seperti 2020 lalu.

    “Contoh yang sudah terjadi pada 2020 pada Januari, kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu, itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” ujar Dwikorita saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).

    Seruak udara dingin Siberia tersebut, kata Dwikorita, juga bisa berdampak ringan seperti pernah terjadi olengnya kapal yang telah bersandar di pelabuhan Merak.

    “Tiba-tiba kapal yang sudah parkir ini oleng karena seruak angin ini kapalnya oleng sementara masih ada yang menyeberang. Jadi waktu itu satu truk masuk ke laut dan satu mobil masuk ke laut,” jelas dia.

    Menurut Dwikorita, dampak seruak udara dingin Siberia tersebut terjadinya peningkatan kecepatan angin. Bahkan, bisa memicu gelombang tinggi.

    “Perlu diwaspadai bisa tinggi kecepatan angin terutama untuk pelayaran kemudian juga gelombang tinggi,” tandas Dwikorita.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seruak dimaknai sebagai kenaikan tekanan atmosfer yang lebih tinggi daripada kenaikan akibat gerakan lembangan atau antisiklon di sekitarnya. Dampak seruak udara dingin Siberia ini patut diwaspadai lantaran berdampak signifikan di wilayah barat Indonesia, termasuk Selat Sunda, Banten, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

  • BMKG Peringatkan Potensi Curah Hujan Ekstrem Selama Libur Nataru

    BMKG Peringatkan Potensi Curah Hujan Ekstrem Selama Libur Nataru

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi curah hujan ekstrem menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), yang disebabkan oleh seruak dingin dari dataran tinggi Siberia.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan fenomena curah hujan ekstrem ini dapat berdampak signifikan, terutama di wilayah barat Indonesia seperti Jawa Barat, Lampung, Banten, dan Jakarta.

    “Jika seruak dingin ini mencapai wilayah Indonesia bagian barat, dapat meningkatkan intensitas hujan secara ekstrem. Kami berharap skenario terburuk tidak terjadi,” kata Dwikorita dalam rapat Kerja Komisi V DPR, Rabu (4/12/2024), di kompleks Parlemen, Jakarta dilansir Antara.

    Fenomena seruak dingin, menurut Dwikorita, dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir. BMKG memprediksi dampak dari seruak dingin ini akan mulai terasa antara 20 hingga 29 Desember 2024, dengan potensi peningkatan curah hujan ekstrem dan kecepatan angin di wilayah terdampak.

    “Seruak dingin diprediksi mulai bergerak ke wilayah Indonesia dan diperkirakan mencapai puncaknya pada 20-29 Desember,” ujarnya.

    Seruak dingin adalah fenomena yang terjadi ketika tekanan atmosfer meningkat tajam akibat gerakan antisiklon atau perubahan lembangan udara di sekitarnya. Pada 2020, fenomena serupa menyebabkan banjir besar di wilayah Jabodetabek.

    “Contohnya pada Januari 2020, seruak dingin memicu banjir besar di Jabodetabek. Dalam kasus yang lebih ringan, fenomena ini pernah menyebabkan kapal oleng di Merak akibat angin kencang,” tambahnya.

    Dwikorita menegaskan BMKG terus memantau pergerakan seruak dingin ini untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat dan pihak terkait akan potensi terjadinya curah hujan ekstrem.

    “Kami memantau secara intensif dan terus memperbarui informasi terkait perkembangan fenomena ini,” kata Dwikorita.

    Selain itu, ia meminta dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, untuk mengambil langkah antisipasi guna mengurangi risiko selama periode mudik Nataru. Kolaborasi lintas kementerian dinilai penting untuk mengurangi dampak buruk dan menjaga keselamatan masyarakat selama masa liburan dari ancaman curah hujan ekstrem.

  • BMKG Ungkap Skenario Terburuk Banjir Jakarta Tahun Baru 2020 Terulang Lagi

    BMKG Ungkap Skenario Terburuk Banjir Jakarta Tahun Baru 2020 Terulang Lagi

    Jakarta

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan musim dan cuaca selama periode liburan Natal dan tahun baru 2025. Dwikorita mewanti-wanti skenario terburuk banjir besar Jakarta yang pernah terjadi saat tahun baru 2020 bisa terjadi lagi.

    Hal itu disampaikan Dwikorita dalam rapat bersama Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Dwikorita mulanya menjelaskan saat ini wilayah Sumatera dan Jawa memasuki musim hujan dan menuju puncak musim hujan pada akhir Desember.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah itu mengalami puncak musin hujan di bulan Januari,” ujar Dwikorita.

    Dwikorita menjelaskan musim hujan saat ini disertai fenomena La Nina yang membuat curah hujan meningkat hingga 20% dari normalnya. Dengan begitu, kata dia, periode akhir tahun hingga awal tahun 2025 akan terjadi dua fenomena sekaligus, yakni puncak musim hujan dan La Nina tersebut.

    “Dan musim hujan ini disertai dengan terjadinya La Nina lemah yang berdampak pada peningkatan curah hujan dipresdiksi mencapai 20% dari normalnya. Jadi tadi kondisi normal menuju puncak selama Januari, kemudian bersamaan dengan potensi penambahan 20% curah hujan akibat terjadinya La Nina lemah. Itu dua fenomena,” kata dia.

    Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan fenomena itu bisa berdampak pada skenario terburuk curah hujan yang ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di Jabodetabek pada tahun baru 2020. Sementara, kata dia, skenario paling ringan yang diprediksi ialah seruak angin lebih kencang dari normalnya.

    “Skenario teringan, yang terjadi sekitar 2 tahun lalu saat penyeberangan Merak di Bakauheni. Tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng, sementara masih ada yang menyeberang, jadi waktu itu satu truk masuk ke laut, satu mobil masuk ke laut,” katanya.

    (fca/maa)

  • Cuaca Besok Kamis 5 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Siang Hari Akan Diguyur Hujan – Page 3

    Cuaca Besok Kamis 5 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Siang Hari Akan Diguyur Hujan – Page 3

    Sejumlah kawasan di Jakarta terendam banjir pada Kamis (28/11/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Jakarta) mencatat setidaknya ada 61 Rukun Tetangga (RT) yang terdampak. Adapun, data soal banjir tersebut terakhir di-update pada pukul 09:00 WIB.

    Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, banjir disebabkan karena hujan yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu, 27 November 2024. Juga, kata dia, luapan kali Ciliwung.

    “BPBD mencatat genangan saat ini mengalami kenaikan dari 51 RT menjadi 61 RT atau 0.200% dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (28/11/2024).

    Terkait hal ini, BPBD Jakarta masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” tandas Isnawa.

    Berikut data wilayah yang terendam banjir Jakarta:

    Jakarta Selatan terdapat 15 RT yang terdiri dari:

    – Kelurahan Tanjung Barat Jumlah: 1 RT

    Ketinggian: 40 cm

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Rawajati Jumlah: 7 RT

    Ketinggian: 50 sampai dengan 260 cm

    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Pejaten Timur Jumlah: 5 RT

    Ketinggian: 150 sampai dengan 230 cm

    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Kebon Baru Jumlah: 2 RT

    Ketinggian: 50 sampai dengan 90 cm

    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung