kab/kota: Jabodetabek

  • BPBD DKI kembali modifikasi cuaca pada 12-14 Desember 2024

    BPBD DKI kembali modifikasi cuaca pada 12-14 Desember 2024

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta kembali melakukan operasi modifikasi cuaca pada 12-14 Desember 2024 untuk mengurangi intensitas hujan dan memitigasi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

    Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan bahwa modifikasi cuaca kembali dilakukan berdasarkan arahan dari rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

    “Kami kemarin sudah merapatkan bahwasannya kita akan lakukan kembali pada tanggal 12, 13, 14 (Desember). Itu untuk yang tahap kedua. Mudah-mudahan dengan lebih baik lagi,” kata Teguh di Jakarta, Rabu.

    Usai meninjau Posko Pengungsian Kebakaran SDN 09 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Teguh mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem dengan hujan intens tinggi masih akan terjadi pada pertengahan Desember 2024.

    Karena itu, BPBD akan kembali melakukan modifikasi cuaca tahap dua. Pada tahap pertama telah dilakukan selama tiga hari pada 7-9 Desember 2024.

    “Ini yang sudah berhasil. Bisa mengurangi curah hujan yang lebat menjadi relatif yang sekarang kita alami,” kata Teguh.

    Untuk modifikasi cuaca tahap dua ini, Teguh berharap proses tabur garam dengan pesawat dapat dilakukan pada malam hari agar distribusi hujan lebih merata dan lebih efektif menurunkan intensitas hujan.

    Teguh menambahkan bahwa operasi modifikasi cuaca dan upaya lainnya untuk mengurangi intensitas hujan akan terus dilakukan menggunakan anggaran rutin BPBD.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggunakan biaya tak terduga dengan mengeluarkan status tanggap darurat jika anggaran BPBD sudah dialokasikan sepenuhnya.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • SPSL Siap Dialog dengan Pelaku Usaha Logistik Terkait Tarif Mahal Tol Cibitung-Cilincing

    SPSL Siap Dialog dengan Pelaku Usaha Logistik Terkait Tarif Mahal Tol Cibitung-Cilincing

    Jakarta: PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) memahami keberatan yang disampaikan pelaku usaha terkait tarif tol Cibitung-Cilincing dan membuka diri untuk berdialog dengan dunia usaha, khususnya pelaku industri logistik, guna mendengarkan masukan lebih lanjut.
     
    Direktur Utama PT SPSL Joko Noerhudha, mengatakan bahwa perusahaan akan terus berkomunikasi dengan pemerintah, dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk memastikan kebijakan tarif yang diterapkan mendukung efisiensi dan keberlanjutan sektor logistik nasional.
     
    “Kami akan berkoordinasi dengan BPJT sebagai regulator agar tarif yang diterapkan tidak hanya mempertimbangkan nilai investasi dan biaya pemeliharaan, tetapi juga kemampuan membayar (ability to pay) serta kesediaan membayar (willingness to pay) pengguna jalan,” ujar Joko dalam paparan kinerja dan capaian SPSL 2024 di Jakarta, Selasa 10 Desember 2024.
    Pernyataan ini disampaikan Joko menanggapi keluhan kalangan industri logistik yang menilai tarif tol Cibitung-Cilincing terlalu mahal. Ia menjelaskan bahwa penetapan tarif tol sepenuhnya merupakan kewenangan BPJT berdasarkan kajian komprehensif.
     
    Kajian tersebut mencakup berbagai faktor, termasuk biaya pembangunan, pemeliharaan, dan dampak terhadap sektor terkait.
     
    Meskipun demikian, Joko menegaskan bahwa SPSL membuka ruang dialog untuk mendengarkan masukan dari pelaku usaha guna mencari solusi terbaik.
     
     
    Dirut SPSL Joko Noerhoeda saat memaparkan kinerja 2024-Foto Istimewa
     
    Dalam paparannya, Joko Noerhudha menunjukkan pencapaian pendapatan usaha sebesar Rp1,38 triliun, yang mencerminkan kenaikan 2,63 persen di atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), serta pertumbuhan 2,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
     
    Dari sisi operasional, SPSL berhasil mencatatkan volume gudang sebesar 116,8 ribu ton/m³, sementara kapasitas lapangan tercatat mencapai 110,59 ribu boks, dengan tingkat okupansi gedung mencapai 80,4 persen.
     
    Angka-angka ini menunjukkan kinerja yang mengesankan, didorong pertumbuhan kawasan industri Indonesia yang tercatat 57 persen dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini turut membuka peluang besar untuk pengembangan layanan logistik lebih lanjut.
     
    Joko juga menjelaskan bahwa sektor logistik diproyeksikan mengalami pengeluaran yang signifikan, dengan angka mencapai Rp 3.839 triliun pada 2026. Kenaikan ini sebagian besar didorong sektor fast-moving consumer goods (FMCG), e-commerce, dan farmasi.
     
    “Potensi besar ini membuka jalan bagi perluasan layanan logistik, khususnya di segmen first dan middle mile,” ungkap Joko.
     
    Seiring dengan pesatnya perkembangan industri logistik, SPSL fokus pada pengembangan infrastruktur strategis. Proyek-proyek penting seperti Kawasan Pendukung Kijing, Kawasan Industri Kuala Tanjung, dan Integrated Logistics Center Tanjung Priok terus digarap.
     
    Perusahaan juga tengah memperluas layanan logistik multimoda di berbagai wilayah, seperti Jabodetabek, Sumatra Utara, dan Jawa Timur, untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
     
    Untuk mendukung efisiensi operasional, SPSL terus mengimplementasikan digitalisasi logistik dengan sistem real-time reconciliation dan track & trace. Langkah ini bertujuan meningkatkan akurasi, serta mempercepat operasional dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di industri logistik.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RIZ)

  • Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Jakarta Diperpanjang hingga 15 Desember

    Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Jakarta Diperpanjang hingga 15 Desember

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga 15 Desember 2024. Hal ini dilakukan seiring terus meningkatnya curah hujan di kawasan aglomerasi tersebut.

    “Peringatan dini berlanjut hingga 15 Desember. Menjelang tanggal 15 Desember itu curah hujan akan meningkat secara bertahap, kemudian puncaknya sekitar tanggal 15 Desember yang bisa mencapai 100 mm per hari, sehingga perlu diwaspadai,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (10/12), mengutip Antara.

    Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem pada 7-8 Desember 2024. Kemudian berlanjut hingga 15 Desember mengingat curah hujan di Jabodetabek masih tinggi.

    Dwikorita menjelaskan salah satu pemicu cuaca ekstem ini adalah bibit siklon tropis 91S yang terdeteksi masih berada di Samudera Hindia barat daya Lampung, meski mulai menjauh dari wilayah Indonesia.

    Merujuk laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), per 8 Desember 2024 ada dua bibit siklon tropis yang terdeteksi berada di sekitar wilayah Indonesia.

    Pertama, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya di sekitar 10,0 derajat Lintas Selatan dan 99,1 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 25 knot (46 km/jam) dan tekanan udara minimum 1003 hPa.

    Kendati begitu, menurut BMKG secara umum potensi bibit siklon tropis 91S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan cukup rendah. Begitu juga untuk periode 48 hingga 72 jam ke depan.

    Kedua, bibit siklon tropis 93S yang terpantau di sekitar Samudera Hindia selatan Pulau Sumba, tepatnya di sekitar 15,7 derajat Lintang Selatan dan 119,1 Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa.

    “Secara umum, potensi bibit siklon tropis 93S menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan adalah rendah,” ujar BMKG dalam sebuah unggahan di Instagram.

    BMKG mengatakan sejumlah fenomena atmosfer juga diperkirakan akan mempengaruhi pola cuaca di Indonesia, meningkatkan potensi hujan lebat, terutama di wilayah-wilayah yang tengah memasuki puncak musim hujan.

    Menurut lembaga, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi cuaca tersebut, termasuk dua bibit siklon tropis yang terpantau di Samudera Hindia barat daya Lampung dan Samudera Hindia Selatan Pulau Sumba, sedangkan Suspect Area terdeteksi di Laut Timor sebelah barat daya Kepulauan Tanimbar.

    Selain itu, sirkulasi siklonik terdeteksi menguat dengan meningkatkan pengangkatan massa udara, yang mempermudah pembentukan awan hujan intensitas tinggi di wilayah sekitarnya.

    “Akibatnya, potensi curah hujan signifikan menjadi lebih tinggi di daerah-daerah terdampak, sehingga masyarakat di wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan cuaca,” demikian laporan BMKG dalam ‘Prospek Cuaca Mingguan Periode 10-17 Desember 2024’.

    Selain itu, BMKG mengungkap sejumlah fenomena atmosfer turut memicu potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia sepekan ke depan. Fenomena ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pembentukan awan hujan di berbagai wilayah, terutama di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia.

    Pertama, Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di fase 5 dan aktif bergerak melintasi wilayah Indonesia. Fenomena ini mendukung pembentukan awan hujan secara intensif di beberapa wilayah utama, termasuk Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

    Aktivitas MJO berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.

    Kedua, Gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency turut meningkatkan peluang pembentukan awan hujan signifikan. Dampaknya meluas di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia, mencakup beberapa daerah strategis yang rawan hujan lebat dan bencana hidrometeorologi.

    “Kombinasi dari fenomena-fenomena ini menciptakan kondisi atmosfer yang sangat mendukung peningkatan intensitas curah hujan di sejumlah wilayah,” jelas BMKG.

    “BMKG mengimbau masyarakat, khususnya di daerah rawan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, banjir, dan tanah longsor,” lanjut BMKG.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dunia RANS BTV: Cipung Ngamuk Ditinggal Liburan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

    Dunia RANS BTV: Cipung Ngamuk Ditinggal Liburan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

    Jakarta, Beritasatu.com – Meski sibuk dengan jadwal syuting, mengelola bisnis, dan mengurus keluarga, Raffi Ahmad tetap meluangkan waktu untuk istrinya, Nagita Slavina, anak-anaknya Rafathar dan Rayyanza (Cipung).

    Dalam episode Dunia RANS kali ini, pasangan tersebut akan menikmati liburan sekaligus bekerja di Milan, Italia tanpa kedua anaknya.

    Meskipun sering membawa anak-anak, Rafathar dan Rayyanza, dalam perjalanan bisnis mereka, tetapi kali ini Raffi sengaja menyisihkan waktu khusus berduaan bersama Nagita Slavina.

    Namun, saat sedang dalam perjalanan, Nagita Slavina dan Raffi Ahmad tiba-tiba menerima telepon dari si bungsu, Cipung yang marah karena ditinggal orang tuanya jalan-jalan.

    Benarkah Cipung mengamuk ditinggal pergi Raffi dan Nagita berduaan ke Italia? Saksikan Dunia RANS BTV siang ini, Senin (10/12/2024) pukul 13.15 WIB hanya di BTV.

    BTV bisa disaksikan di kanal 26 untuk Jabodetabek, Cilegon, Serang, kanal 29 untuk Bandung dan Palembang, kanal 35 untuk Yogyakarta dan Surakarta, kanal 38 untuk Balikpapan, kanal 39 untuk Semarang, kanal 30 untuk Banjarmasin, kanal 31 untuk Lebak, kanal 32 untuk Surabaya, kanal 34 untuk Medan dan kanal 48 untuk Batam.

    Ayo follow akun media sosial BTV @btvidofficial (IG, Tiktok, Facebook,Twitter), serta subscribe channel YouTubenya di @BeritaSatuChannel.

  • Antisipasi Banjir Akhir Tahun, Pemerintah Bakal Modifikasi Cuaca di Jabodetabek

    Antisipasi Banjir Akhir Tahun, Pemerintah Bakal Modifikasi Cuaca di Jabodetabek

    Antisipasi Banjir Akhir Tahun, Pemerintah Bakal Modifikasi Cuaca di Jabodetabek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah bakal melaksanakan
    modifikasi cuaca
    untuk meminimalisir banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
    Hal itu disepakati dalam rapat kerja antara Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), BMKG, BNPB, Basarnas, dan perwakilan pemerintah daerah, Selasa (10/12/2024).
    “Pertama akan dilanjutkan terus modifikasi cuaca baik yang dilakukan oleh BNPB bersama dengan BMKG, maupun juga oleh pemerintah provinsi terutama oleh Pemprov DKI,” Menko PMK Pratikno selepas rapat di Kantor Kemenko PMK, Selasa.
    Pratikno menjelaskan, langkah ini diambil karena tingginya intensitas hujan di Jabodetabek pada periode Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
    Berdasarkan laporan BMKG, curah hujan yang sangat tinggi terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
    Pratikno menyebutkan, modifikasi cuaca mampu mengurangi curah hujan berlebihan yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, termasuk banjir.
    “Jadi modifikasi ini akan mengurangi curah hujan yang berlebihan. Tidak bisa meniadakan, tidak mungkin, tapi mengurangi dan itu mengurangi beban terhadap
    infrastruktur air
    yang ada di wilayah Jabodetabek,” kata dia.
    Dalam rapat tersebut, Pratikno juga mendorong pemerintah daerah Jabodetabek untuk mengoptimalkan infrastruktur dalam rangka mengantisipasi dampak dari hujan deras.
    “Yang sudah ada diperbaiki, direnovasi, dioptimalkan baik melalui perawatan infrastruktur, maupun melalui kesiapsiagaan dari petugas teknis yang ada di lapangan. Jangan sampai petugas teknis lengah,” kata Pratikno.
    “Jika pun kemudian banjir tidak bisa terhindarkan, kita harapkan banjirnya sudah bisa mulai terkendali, dengan langkah-langkah tadi yang saya sampaikan,” ujar mantan Menteri Sekretaris Negara itu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perencanaan Jalan Berbayar di Perbatasan Jakarta

    Perencanaan Jalan Berbayar di Perbatasan Jakarta

    JAKARTA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana menerapkan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di daerah perbatasan Jakarta. Di antaranya, jalan Daan Mogot yang menghubungkan Jakarta-Tangerang, jalan Kalimalang yang menghubungkan Jakarta-Bekasi, dan jalan Margonda yang menghubungkan Jakarta-Depok.

    Kepala Bagian Humas BPTJ Budi Rahardjo menjelaskan, lebih dari separuh kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di Jakarta, milik warga yang berdomisili di daerah penyangga. Hal itu diketahui dari tingkat pergerakan lalu lintas di Jabodetabek. Pada 2015, tingkat pergerakan masih 48 juta pergerakan kendaraan per hari. Tetapi, di tahun 2018 meningkat dua kali lipat menjadi 88 juta per hari. 

    “Indikasinya macet di mana-mana, sehingga perlu adanya pengendalian di wilayah perbatasan. Kalau kondisi (kemacetan) ini tidak dilakukan pengendalian, maka akan berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia di Jabodetabek,” kata Budi saat dihubungi, Senin, 18 November. 

    Dengan skema jalan berbayar seperti ini, Budi berharap para pengguna jalan dari daerah penyangga Jakarta akan berpikir dua kali untuk membawa kendaraan pribadi masuk ke Ibu Kota dan memilih kendaraan umum massal. 

    Sejauh ini, realisasi perencanaan sistem ERP dan baru akan dimulai tahun 2020. Meski demikian, Budi bilang perencanaan ERP tak bisa dilakukan secara terburu-buru. Karena, perlu ada pembahasan secara komprehensif mengenai teknis dan dampak penerapan ERP bagi Jakarta dan daerah penyangga seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi. 

    “Masih ada pembahasan yang harus dituntaskan. Ada yang menyangkut skema hukum, skema teknis, skema kelembagaan, dan skema pembiayaannya. Nanti, kalau skema-skema yang dibahas sudah kongkrit, baru bisa diimplementasikan,” jelas Budi. 

    ERP bukanlah ide baru. Rencana mulai muncul pada 2006, saat Jakarta dipimpin Sutiyoso. Lalu, Rencana ERP dimatangkan saat masa kepemimpinan Joko Widodo dan diteruskan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Di masa itu, penyiapan regulasi hingga proses tender.

    Uji coba sistem ERP dilaksanakan oleh dua vendor dan telah dipasang di Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Sudirman. Namun, rencana penyempurnaan ERP kembali mangkrak karena vendor peserta lelang mengundurkan diri pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan. 

    Saat ini, Anies akan kembali menerapkan sistem jalan berbayar, seperti yang tercantum dalam salah satu poin Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 Tentang Pengendalian Kualitas Udara di Jakarta.

    Anies menambahkan fitur ERP dengan konsep congestion pricing yang disebutnya lebih mutakhir, karena menurutnya ERP adalah teknologi yang sudah lewat masanya alias teknologi lama. 

    Pengaturan biaya congestion pricing rencananya akan berbeda-beda pada tiap rute jalan dan waktu kepadatan. Kebijakan ini akan diterapkan pada tahun 2021. Sementara, Anies menginstruksikan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI untuk menyiapkan rancangan peraturan daerah mulai tahun depan. 

  • Menko PMK Pratikno Pimpin Rapat Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek

    Menko PMK Pratikno Pimpin Rapat Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek

    loading…

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) di kantornya, Selasa (10/12/2024). FOTO/SINDOnews/BINTI MUFARIDA

    JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) di kantornya, Selasa (10/12/2024). Rapat membahas langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

    Rapat tersebut dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo, PJ Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, dan sejumlah pejabat lainnya.

    Dari pantauan SINDOnews, hingga pukul 09.45 WIB, rapat masih berlangsung secara tertutup. Menurut informasi rapat kali ini bertujuan untuk memastikan kesiapan pemerintah dalam menghadapi potensi dampak cuaca ekstrem, seperti bencana hidrometeorologi basah di Jabodetabek pada puncak musim hujan.

    “Kemungkinan bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek. Jadi kita harus antisipasi potensi curah hujan yang sangat tinggi di Sumatera di Jawa dan untuk kemungkinan untuk banjir di wilayah Jabodetabek dan ini sudah mulai terasa di Sukabumi di Cianjur dan seterusnya. Dan kita harus antisipasi di wilayah Jabodetabek,” kata Pratikno mengawali sambutannya.

    Pada kesempatan itu, Pratikno juga mengimbau kepada semua pihak untuk mengantisipasi bencana banjir seperti di tahun 2014, 2015, 2019, dan 2020. “Kita harus melihat tahun-tahun sebelumnya, tahun 2014, 2015, 2019, 2020 kita punya pengalaman banjir di Jakarta dan sekitarnya.”

    “Bahkan waktu itu korban meninggal misalnya tahun 2014 itu sampai 23 orang, tahun 2020, 19 orang. Kemudian jumlah pengungsi tahun 2014 itu mencapai 122 ribu pengungsi, tahun 2020 ada 36 ribu pengungsi jadi ini artinya perlu kita antisipasi,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah termasuk Jabodetabek akibat beberapa faktor diantaranya adanya Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di barat daya Banten.

    Ditambah lagi, bahwa pada bulan Desember kali ini sejumlah wilayah telah masuk puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Maret 2025. Melalui koordinasi kali ini, diharapkan tercipta koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk menghadapi cuaca ekstrem dengan lebih baik.

    (abd)

  • BMKG Klaim Modifikasi Cuaca Kurangi Risiko Bencana di Jabodetabek

    BMKG Klaim Modifikasi Cuaca Kurangi Risiko Bencana di Jabodetabek

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 7-8 Desember 2024 berhasil mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek.

    OMC yang dilakukan pada akhir pekan lalu diklaim terbukti mengurangi intensitas hujan hingga 67 persen di beberapa wilayah Jakarta, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan upaya OMC dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut. Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.

    “Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi. Hasilnya, kami berhasil menurunkan curah hujan di sejumlah wilayah dengan intensitas pengurangan mencapai 13 hingga 67 persen pada tanggal 7 dan 8 Desember, berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP),” ujar Dwikorita dalam sebuah keterangan, Senin (9/12).

    Sementara itu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan operasi ini berhasil mengurangi curah hujan di sisi timur Jakarta pada Sabtu (7/12).

    Curah hujan di sisi tengah dan barat Jakarta meningkat. Namun pada Minggu (8/12), pengurangan hujan terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta.

    Menurutnya, hal ini menunjukkan keberhasilan teknik modifikasi cuaca dalam mendistribusikan hujan ke lokasi yang lebih aman dan mengurangi tekanan pada daerah-daerah rawan banjir, khususnya di Wilayah Jakarta

    “Melalui teknologi modifikasi cuaca ini, kami dapat mengarahkan hujan agar tidak menumpuk di satu lokasi. Sebagai contoh, pada 8 Desember, hampir seluruh wilayah Jakarta mengalami pengurangan curah hujan, sehingga risiko genangan berkurang secara signifikan,” tutur Seto.

    Lebih lanjut, Dwikorita menyebutkan OMC menjadi salah satu langkah strategis BMKG untuk mendukung upaya mitigasi bencana di musim penghujan, terutama untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

    Menurutnya, modifikasi cuaca yang dilakukan di awal bulan Desember dinilai masih cukup efektif dalam membantu mengendalikan intensitas hujan di daerah-daerah rawan, khususnya di perkotaan padat seperti Jakarta. Namun, saat menjelang puncak musim hujan yang diprediksi bersamaan dengan terjadinya beberapa fenomena dinamika atmosfer, kemampuan modifikasi cuaca masih relatif terbatas.

    “Meskipun masih ada keterbatasan dengan mempertimbangkan kuatnya intensitas hujan akibat beberapa fenomena labilitas atmosfer yang terjadi bersamaan, kami akan terus melakukan upaya ini selama musim penghujan berlangsung, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, untuk mengurangi intensitas hujan guna melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem,” pungkas Dwikorita.

    Pada Kamis (5/12), BMKG mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem yg diprediksi akan terjadi pada 6-8 Desember 2024 dan dapat berlanjut hingga 9 Desember.

    Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan lebat, yang dapat disertai kilat-petir, dan angin kencang.

    Cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang terjadi dalam waktu yg bersamaan dan diprakirakan dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Banten Selatan dan Jakarta.

    Situasi tersebut diperkirakan berlangsung selama 3 hingga 4 hari setelah Peringatan Dini dikeluarkan. OMC yang dilakukan merupakan bagian dari mitigasi untuk merespons peringatan tersebut.

    (lom/dir)

    [Gambas:Video CNN]

  • Transportasi Umum dan Konservasi Energi, Mengelola Kawasan Perkotaan Jabodetabek

    Transportasi Umum dan Konservasi Energi, Mengelola Kawasan Perkotaan Jabodetabek

    loading…

    Sampe L. Purba. Foto/Istimewa

    Sampe L. Purba
    Pengguna Transportasi Umum dan Pengamat Energi

    JARINGAN transportasi umum di Jabodetabek terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Kini, interkoneksi antara moda transportasi mulai terwujud di beberapa ruas jalan utama. Kereta LRT, MRT, KRL, TransJakarta , dan Jaklingko hadir sebagai bagian dari upaya integrasi moda transportasi. Di titik-titik tertentu, moda ini bahkan terhubung dengan Kereta Cepat Woosh Halim–Bandung yang baru saja diresmikan. Namun, tantangan besar masih tersisa: bagaimana memaksimalkan sistem ini untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi?

    Kemajuan Transportasi Umum Jabodetabek

    Sistem interkoneksi transportasi di Jabodetabek telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebagai contoh, kereta LRT dengan tarif mulai dari Rp5.000 untuk 1 kilometer pertama hingga maksimal Rp20.000 pada jam sibuk menawarkan kenyamanan yang lebih terjangkau dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Demikian pula, TransJakarta dengan tarif jauh-dekat Rp3.500 dan layanan Jaklingko yang gratis untuk warga Jakarta menyediakan opsi yang ekonomis.

    Di sisi lain, fasilitas pada moda transportasi umum ini juga telah meningkat. Kereta LRT dan bus TransJakarta dilengkapi pendingin udara, CCTV untuk keamanan, serta fasilitas bagi penyandang disabilitas, lansia, dan ibu hamil. Di stasiun dan halte, tersedia lift, eskalator, toilet, dan bahkan tempat untuk membeli makanan ringan. Sistem tiket terpadu memungkinkan pengguna melakukan pembayaran untuk berbagai moda transportasi hingga parkir, sebuah kemajuan besar dibandingkan 40 tahun lalu (saat pertama kali penulis masuk Ibu kota) ketika transportasi umum Jakarta penuh dengan ketidaknyamanan.

    Yang menarik, sistem transportasi publik di Jakarta pada dasarnya tidak kalah dengan kota-kota besar lainnya di dunia, seperti Tokyo, Singapura, atau Hong Kong, yang menjadi pilihan utama bagi para pekerja kantoran. Sistem tiket terpadu yang telah diterapkan, misalnya, menyerupai mekanisme pembayaran di Singapura. Dengan tiket ini, pengguna tidak hanya dapat naik MRT atau bus tetapi juga membayar tol hingga parkir. Selain itu, fasilitas seperti kebersihan dan keamanan di stasiun telah mendekati standar global.

    Namun, mengapa transportasi umum ini belum sepenuhnya menjadi pilihan utama masyarakat Jabodetabek, terutama bagi pekerja kantoran?

    Tantangan Sistem Transportasi Umum

    Ada beberapa kendala utama yang membuat kendaraan pribadi masih menjadi pilihan utama. Pertama, meskipun interkoneksi moda transportasi sudah mulai terintegrasi, cakupannya belum merata. Sebagai contoh, jalur MRT Jakarta yang saat ini baru mencakup rute Blok M–Bundaran HI masih dalam tahap pembangunan untuk mencapai jalur timur-barat.

  • KAI Siapkan Layanan Terpadu Kereta Kelas Ekonomi Lewat KA New Generation

    KAI Siapkan Layanan Terpadu Kereta Kelas Ekonomi Lewat KA New Generation

    Jakarta

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) meningkatkan layanan kereta kelas ekonomi dengan menghadirkan KA New Generation. Adapun pada jenis kereta ini, KAI menyiapkan sebanyak 12 kereta generasi pertama dan 60 kereta generasi kedua modifikasi Balai Yasa Manggarai KAI dengan kapasitas masing-masing sebanyak 72 tempat duduk.

    Adapun kereta tersebut dioperasikan untuk memberi kesan nyaman bagi pelanggan yang akan hadir selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan KAI terus meningkatkan layanan terutama pada kelas kereta ekonomi dengan menghadirkan KA New Generation.

    Hingga kini, terdapat 249 kereta New Generation Stainless Steel hasil pengadaan baru juga akan hadir melayani masyarakat pada masa liburan Nataru 2024/2025.

    Anne menuturkan, dari 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025 KAI Group menyediakan total 44.754.280 tempat duduk yang terdiri 3.572.588 Penumpang KAI, 35.407.300 Penumpang KAI Commuter.

    Sementara, Penumpang LRT Jabodetabek sebanyak 4.142.520, Penumpang LRT Sumsel 588.304, Penumpang KAI Wisata 7.416, Penumpang KAI Bandara 487.728, Penumpang KA Makassar-Parepare 29.160, dan Penumpang KCIC 519.264.

    “Untuk mengakomodir antusias masyarakat yang cenderung tinggi pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025. KAI juga akan mengoperasikan 52 KA Tambahan untuk perjalanan KA Jarak Menengah dan Jauh kelas Komersial, 2 KA Jarak Jauh PSO dan 2 KA Lokal Komersial dengan masing-masing kapasitas tempat duduk sebanyak 491.976 KA Jarak Menengah dan Jauh kelas Komersial, 10.600 KA Jarak Jauh PSO, dan 14.600 KA Lokal Komersial,” ujar Anne dalam keterangannya, Senin (9/12/2024).

    Adapun total jumlah perjalanan KAI Group pada masa Nataru 2024/2025 yaitu 40.782 KA dengan rincian 7.328 perjalanan KA yang dikelola KAI, 23.204 perjalanan KA yang dikelola KAI Commuter.

    Selain itu, 1.872 perjalanan KA yang dikelola KAI Bandara, 5.598 perjalanan LRT Jabodebek, 1.772 perjalanan LRT Sumsel, 36 perjalanan yang dikelola KAI Wisata, 108 perjalanan KA Makassar-Parepare serta 864 perjalanan Whoosh yang dikelola KCIC.

    Selain itu, Anne juga menyebut KAI telah menyiapkan 777 tenaga tambahan untuk kebutuhan operasional, termasuk Penjaga Jalan Lintas (PJL), Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ), dan Petugas Dapsus yang tersebar di area Jawa dan Sumatera.

    “Terdapat juga posko dari jajaran seluruh Komisaris, Direksi, dan management KAI guna memastikan operasional perjalanan kereta api dan pelayanan kepada para penumpang berjalan dengan baik,” tutup Anne.

    Dalam kesempatan yang sama, EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji menegaskan, keselamatan pada masa angkutan Nataru 2024/2025 merupakan prioritas yang KAI utamakan.

    Ia menambahkan, saat ini budaya keselamatan KAI telah mencapai level proaktif, hal ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga keselamatan termasuk keselamatan penumpang.

    “Dalam upaya menciptakan perjalanan yang aman, KAI berkolaborasi dengan aparat keamanan, termasuk Polsuska, security, serta melibatkan TNI/Polri. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketertiban selama periode Nataru berjalan kondusif,” tegas Agus.

    Ia juga mengatakan, selama masa Nataru 2024/2025 KAI melalui KAI Wisata juga akan menghadirkan KA Java Priority sebagai salah satu program unggulan pada masa Angkutan Nataru 2024/2025.

    Agus menuturkan, layanan Java Priority dirancang untuk memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan eksklusif bagi pelanggan kereta api.

    “KA Java Priority dihadirkan khusus untuk menemani liburan seru Nataru 2024/2025 yang akan beroperasi pada 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. Adapun rute yang dilayani yaitu Stasiun Gambir-Yogyakarta (pp) dengan waktu keberangkatan Gambir (12.45 WIB) dan kedatangan Yogyakarta (20.25 WIB). Untuk arah sebaliknya dari Yogyakarta (23.40 WIB) dan kedatangan Gambir (07.10 WIB),” tutupnya.

    (kil/kil)