kab/kota: Himalaya

  • Dalai Lama Tolak Campur Tangan China pada Proses Reinkarnasi

    Dalai Lama Tolak Campur Tangan China pada Proses Reinkarnasi

    Jakarta

    Pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan itu memastikan akan memiliki calon pengganti dan menjamin kelangsungan institusi Dalai Lama yang telah berusia 600 tahun.

    Pernyataan itu menandai keputusan bersejarah bagi rakyat Tibet dan umat Buddha di seluruh dunia. Selama ini, masa depan negeri di atap dunia itu erat dikaitkan dengan sosok Dalai Lama, terutama sejak Cina giat mendorong calon penggantinya sendiri.

    Dalai Lama selama ini merupakan simbol perjuangan demi mempertahankan kelangsungan identitas kultural Tibet di bawah dominasi Partai Komunis Cina.

    Dalam pidato yang disampaikan pada pertemuan pemimpin agama Buddha di McLeod Ganj, India, Dalai Lama mengaku bahwa keputusan itu diambil setelah menerima banyak permintaan dari umat Buddha di berbagai wilayah, termasuk dari diaspora Tibet, komunitas Himalaya, Mongolia, Rusia, dan dari warga Tibet yang bertahan di Cina.

    “Secara khusus, saya juga telah menerima pesan dari Tibet melalui berbagai saluran, yang menyampaikan permohonan yang sama,” ujarnya.

    “Inilah sebabnya saya menegaskan bahwa institusi Dalai Lama akan terus berlanjut,” kata Dalai Lama, yang kini berusia hampir 90 tahun dan dianggap oleh para pengikutnya sebagai inkarnasi ke-14 dari Chenrezig, dewa welas asih dalam Buddhisme.

    Persaingan melawan Cina

    Keputusan ini sekaligus mengakhiri spekulasi bertahun-tahun setelah sang pemimpin spiritual pernah menyatakan bahwa dirinya bisa saja menjadi Dalai Lama terakhir – tergantung pada kehendak rakyat. Namun, dalam pernyataan terbarunya, dia menegaskan bahwa keinginan umat pula lah yang membuatnya memutuskan agar institusi ini tidak dihentikan.

    Namun Dalai Lama secara tegas menolak klaim pemerintah. Dia menyatakan bahwa tanggung jawab untuk mengidentifikasi Dalai Lama ke-15 “sepenuhnya berada di tangan Gaden Phodrang Trust,” kantor resmi Dalai Lama yang dia dirikan di India pada tahun 2015.

    “Saya tegaskan kembali bahwa tidak ada pihak lain yang memiliki wewenang untuk campur tangan dalam urusan ini,” imbuhnya, merujuk kepada Beijing.

    Dia juga menekankan bahwa proses pencarian reinkarnasi harus dilakukan sesuai dengan tradisi Buddhisme Tibet masa lampau. Dalam sejarahnya, proses pengenalan Dalai Lama baru dilakukan setelah kematian petahana, melalui tanda-tanda spiritual dan penglihatan para biksu senior, sebuah proses yang dapat memakan waktu bertahun-tahun.

    “Berisiko disalahgunakan”

    Tenzin Gyatso, yang diakui sebagai Dalai Lama ke-14 pada 1940, melarikan diri dari Tibet ke India setelah pemberontakan di Lhasa diredam oleh Tentara Merah pada 1959. Sejak itu, dia menetap di Dharamshala bersama ribuan pengikutnya yang hidup di pengasingan.

    Pada 2011, Dalai Lama menyerahkan otoritas politik kepada pemerintahan Tibet di pengasingan yang dipilih secara demokratis oleh sekitar 130.000 warga Tibet di luar negeri. Namun, dia tetap menjadi tokoh spiritual utama dan simbol perjuangan damai rakyat Tibet di bawah tekanan kekuasaan Beijing.

    Chemi Lhamo, seorang aktivis Tibet berusia 30 tahun yang kini tinggal di pengasingan, menyambut baik pengumuman ini. Dia mengatakan bahwa kelanjutan lembaga Dalai Lama penting tidak hanya bagi masa depan rakyat Tibet, tetapi juga bagi umat manusia secara luas. “Pengumuman ini mengirim pesan tegas kepada Beijing untuk secara tegas menolak peran mereka dalam proses reinkarnasi Dalai Lama,” katanya.

    Dalai Lama pun mengakui bahwa masa depan lembaga ini menghadapi “risiko nyata disalahgunakan oleh kepentingan politik tertentu” dan oleh karena itu perlu dijaga ketat berdasarkan tradisi, bukan intervensi kekuasaan negara.

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo di Tengah Konflik yang Makin Panas dengan Israel

    Iran Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo di Tengah Konflik yang Makin Panas dengan Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan di Iran kembali meningkat bukan hanya karena rentetan serangan udara dari Israel penjajah, tetapi juga karena dua gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut dalam waktu berdekatan.

    Gempa berkekuatan 5,1 magnitudo yang terjadi pada Jumat 21 Juni 2025 malam di wilayah barat daya Semnan, memicu spekulasi luas, terlebih karena lokasi gempa berdekatan dengan situs strategis Iran, termasuk fasilitas nuklir.

    Menurut Survei Geologis Amerika Serikat (USGS), gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer, sekitar 37 km dari kota Semnan. Media pemerintah Iran, Tasnim, mencatat kekuatan gempa di angka 5,2. Getaran dilaporkan terasa hingga ke Teheran dan sejumlah wilayah sekitarnya.

    “Gempa terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat, dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas buatan,” ujar seorang pejabat dari Institut Geofisika Universitas Teheran yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh kantor berita IRNA.

    Spekulasi Muncul: Ada Hubungan dengan Serangan ke Situs Nuklir?

    Spekulasi tak terhindarkan setelah rentetan serangan udara Israel penjajah menghantam sejumlah lokasi penting di Iran sejak 13 Juni 2025, termasuk pusat pengayaan uranium di Natanz dan Fordo. Apalagi, hanya lima hari sebelum gempa ini, gempa kecil bermagnitudo 2,5 tercatat di dekat situs Fordo.

    Guncangan berkekuatan menengah yang berdekatan secara spasial dan temporal dengan target serangan Israel penjajah membuat publik bertanya-tanya: apakah gempa ini murni alamiah, atau ada keterkaitannya dengan kegiatan militer atau bahkan nuklir?

    Namun, para pakar seismologi menegaskan bahwa gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas seismik alamiah Iran.

    “Iran berada di sabuk seismik Alpine-Himalaya yang sangat aktif. Negara ini mengalami ribuan gempa setiap tahun. Secara statistik dan geologi, gempa seperti ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan tindakan militer,” tutur Dr. Reza Pourfaraj, seismolog dari Tehran Institute of Technology.

    Apa Kata Ilmuwan Tentang Teori Gempa Buatan?

    Badan-badan seperti USGS, CTBTO (Organisasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif), hingga laboratorium seismologi independen di Amerika Serikat dan Eropa juga ikut angkat suara. Mereka menekankan bahwa gempa yang dipicu oleh ledakan bawah tanah, termasuk uji coba nuklir, memiliki karakteristik berbeda dibanding gempa alami.

    “Ledakan nuklir menghasilkan dominasi gelombang P (gelombang kompresional), sedangkan gempa alami mengandung gelombang P dan S (geser),” ujar laporan USGS.

    “Dari pola gelombangnya saja, kita bisa melihat ini adalah gempa tektonik biasa,” ucapnya menambahkan.

    National Geographic juga menjelaskan bahwa uji nuklir cenderung tidak menimbulkan gempa susulan sebanyak gempa tektonik. Dalam kasus Iran, tidak ditemukan pola-pola yang mendukung hipotesis ledakan atau uji coba sebagai penyebab.

    Konflik Membayangi Analisis Sains

    Meski para ilmuwan menolak keterkaitan gempa dengan serangan militer atau nuklir, suasana politik yang panas membuat narasi ini tetap hidup di media sosial dan sejumlah platform berita. Ini diperparah oleh laporan satelit yang menunjukkan kerusakan di beberapa situs nuklir Iran setelah gelombang serangan Israel penjajah pekan lalu.

    Presiden Israel penjajah dalam pernyataan resminya menyebut bahwa serangan ke situs nuklir dilakukan sebagai bentuk “pembongkaran ancaman strategis”, namun tidak merinci bentuk kerusakan atau dampaknya secara fisik.

    Di sisi lain, pemerintah Iran menuding serangan tersebut sebagai “agresi terang-terangan” yang dapat memicu ketidakstabilan kawasan. “Setiap tindakan terhadap infrastruktur vital kami adalah kejahatan perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, Sabtu pagi.

    Gempa Tak Mengurangi Ketegangan

    Meski sudah ditegaskan sebagai peristiwa alam, gempa ini menambah atmosfer kecemasan di tengah masyarakat Iran yang masih berduka akibat konflik militer yang belum mereda.

    “Saya terbangun karena gempa, tapi saya lebih takut pada rudal,” kata seorang warga Teheran, Mehdi Ahmadi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari India Today.

    Saat ini, pemerintah Iran tengah melakukan survei kerusakan di sekitar lokasi gempa, meski belum ada laporan korban jiwa atau bangunan roboh secara signifikan.***

  • Reforestasi Vale Indonesia capai tiga kali lipat luas tambang

    Reforestasi Vale Indonesia capai tiga kali lipat luas tambang

    Jakarta (ANTARA) – Holding BUMN Industri Pertambangan Indonesia MIND ID melalui PT Vale Indonesia Tbk telah melaksanakan reforestasi di luar area konsesi tambang hingga tiga kali lipat luas area tambang yang dibuka.

    Corporate Secretary MIND ID Pria Utama menegaskan bahwa MIND ID bersama seluruh anggota grup senantiasa menghadirkan masa depan yang lebih hijau melalui penguatan implementasi program keberlanjutan, khususnya pada tahapan reklamasi dan reforestasi.

    “Kami bukan sekadar memenuhi aturan. Kami berupaya menjadi penggerak transformasi pertambangan nasional, dengan memastikan kelestarian alam di wilayah operasional tetap terjaga, dan kembali ke keadaan semula sebelum proses eksplorasi dimulai,” ujar Pria melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

    Langkah ini menjadi bukti konkret kontribusi Grup MIND ID dalam melestarikan lingkungan di sekitar wilayah operasional tambang.

    Vale Indonesia mengintegrasikan secara simultan kegiatan pembukaan lahan tambang dengan reklamasi (pemulihan lahan) dan reforestasi (penanaman kembali).

    Hingga Kuartal I 2025, total area yang telah direforestasi Vale Indonesia mencapai lebih dari 33.306 hektare, atau setara tiga kali lipat dari area tambang yang dibuka, dengan jumlah pohon yang telah ditanam mencapai 5,10 juta pohon.

    Program reklamasi dan reforestasi yang dijalankan Grup MIND ID kini menjadi acuan bagi berbagai pemangku kepentingan. Hal ini tercermin dari kunjungan kerja Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, ke Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada 13-14 Juni 2025.

    Dalam pelaksanaan program reklamasi dan reforestasi, Vale Indonesia berhasil mengelola kelestarian Bukit Solia, Sulawesi Selatan, lahan bekas tambang yang kini telah bertransformasi menjadi habitat ekosistem alami.

    Bukit Solia kini menjadi kawasan hijau seluas lebih dari 88 hektare, ditumbuhi sedikitnya 62.800 pohon berbagai jenis, seperti Sengon Albisia, Kayu Angin, Johar, Eukaliptus, hingga Kayu Afrika.

    Di samping itu, Vale Indonesia juga mengelola area Himalaya-AAA, lokasi bekas tambang yang telah direklamasi sejak 2006 dengan luas sekitar 31 hektare.

    Reforestasi di kawasan ini telah menghasilkan 22.130 pohon, dengan komposisi vegetasi yang kini mencerminkan ekosistem alami berlapis dari strata bawah hingga emergensi.

    Sebanyak 74 jenis pohon lokal dan endemik tumbuh di area ini, yang kini juga dimanfaatkan sebagai lokasi penelitian dan pendidikan keanekaragaman hayati.

    Tak hanya itu, Anggota Grup MIND ID ini turut membangun area konservasi flora dan fauna endemik, melalui penanaman host plant, penangkaran kupu-kupu, serta pelestarian satwa endemik seperti rusa dan anoa.

    Komitmen Vale Indonesia dalam menjaga lingkungan juga tercermin dari upaya pelestarian ekosistem Danau Matano, Sulawesi Selatan, salah satu danau terdalam dan tertua di dunia.

    Dengan penuh konsistensi, Vale melindungi keberadaan spesies-spesies unik seperti Udang Bintik Putih, Kepiting Bangka Nggori, Kepiting Bangka Ito, Ikan Butini, hingga Ikan Opudi, yang seluruhnya hanya dapat ditemukan di Danau Matano.

    “Program reklamasi dan reforestasi yang kami jalankan kini sudah memasuki tahap lanjutan. Kami berbangga dapat menunjukkan hasilnya kepada Indonesia, sebagai bukti nyata Hadirnya MIND ID bagi Ibu Pertiwi tercinta,” imbuhnya.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Helikopter Bawa Peziarah Jatuh di Pegunungan, 7 Orang Tewas

    Helikopter Bawa Peziarah Jatuh di Pegunungan, 7 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah helikopter yang mengangkut peziarah Hindu jatuh di kawasan pegunungan Himalaya, Uttarakhand, India pada Minggu (15/6/2025) dini hari waktu setempat. Kecelakaan tragis ini menewaskan seluruh tujuh orang di dalamnya dan memicu penghentian sementara layanan penerbangan ke situs suci tersebut.

    Laporan Reuters, mengutip pejabat pemerintah, helikopter Bell 407 yang dioperasikan oleh Aryan Aviation itu lepas landas dari kuil Kedarnath pada pukul 05.19 pagi waktu setempat menuju Guptkashi. Helikopter kemudian jatuh di distrik Rudraprayag yang menjadi bagian dari jalur ziarah Char Dham Yatra.

    “Ini adalah kabar yang sangat menyedihkan. Operasi pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan oleh Pasukan Tanggap Bencana Negara dan otoritas lokal,” ujar Kepala Menteri Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, melalui akun resminya di platform X.

    Sebagai respons atas insiden tersebut, pemerintah negara bagian menangguhkan sementara seluruh layanan helikopter ke kawasan Kedarnath hingga Senin (16/6/2025), menyusul cuaca buruk dan meningkatnya kekhawatiran atas keselamatan penerbangan di wilayah ekstrem ini.

    Direktur Jenderal Informasi Uttarakhand, Bansidhar Tripathi, mengungkapkan bahwa dalam satu setengah bulan terakhir telah terjadi tiga pendaratan darurat dan dua kecelakaan helikopter di rute yang sama.

    “Kami tidak akan mengambil risiko lebih lanjut. Layanan baru akan dibuka kembali setelah evaluasi menyeluruh bersama seluruh operator helikopter,” kata Tripathi.

    Pemerintah juga memerintahkan penyelidikan mendalam atas kecelakaan ini. Dhami menegaskan bahwa hanya pilot dengan pengalaman luas menerbangkan helikopter di wilayah Himalaya yang akan diizinkan beroperasi ke depannya.

    Pihak Kementerian Penerbangan Sipil India menyatakan tengah meninjau ulang regulasi keselamatan serta membatasi frekuensi penerbangan ke Char Dham, jalur ziarah yang meliputi Kedarnath, Badrinath, Gangotri, dan Yamunotri, yang setiap tahun dikunjungi ratusan ribu umat Hindu.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak Aryan Aviation terkait kecelakaan tersebut.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kunjungan Menteri Kehutanan RI Tegaskan Komitmen PT Vale: Menuju Masa Depan Industri Tambang yang Hijau, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan

    Kunjungan Menteri Kehutanan RI Tegaskan Komitmen PT Vale: Menuju Masa Depan Industri Tambang yang Hijau, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan

    “Pembangunan tidak boleh berhenti. Namun hutan juga tak boleh punah. Kita harus menyeimbangkan keduanya. PT Vale menunjukkan bahwa industri dapat bergerak maju tanpa mengorbankan kelestarian ekosistem,” ungkap Menteri.

    Beliau juga secara khusus mengapresiasi keberhasilan restorasi Hutan Himalaya serta kehadiran Taman Kehati sebagai bentuk nyata dari reklamasi yang berdampak.

    “Sebagai salah satu perusahaa pertambangan yang melakukan pertambangan secara berkelanjutan, saya ingin membuktikan dan hal ini langsung saya saksikan bagaimana proses pertambangan mereka yang memang sangat sesuai aturan,’ujarnya.

    “Sumber energi dari air, kemudian kaidah-kaidah lingkungan hidup dipenuhi dan dalam konteks kehutanan sebagai perusahaan yang diberikan IPKKH dan kemudian mereka dapat mereklamasi dengan baik dan kemudian menanam pohon, bahkan tadi kita lihat ada yang dari tahun 2025, sudah hampir sama dengan hutan alam, “tuturnya.

    Kata Raja Juli Antoni, hal ini yang menandakan bahwa sebenarnya antara pembangunan dengan lingkungan bisa sejalan, antara ekonomi dan ekologi bisa berjalan kalau regulator bisa memastikan dan mengenforce untuk menegakkan aturan dengam baik, tidak kongkalikong, tidak negosiasi, dan pihak swasta juga memiliki komitmen tinggi untuk memberikan yang terbaik untuk alam.

    “Pulang dari sini saya akan duduk bareng dengan Ibu Dirjen, nanti kita formulasikan best practice apa yang bisa kita pelajari dari sini, lesson learn dari sini, nanti kita akan buat sebuah aturan baru, juknis baru yang kemudian bisa kita enforce dan pindahkan, gakkum, kita akan kumpulkan pengusaha pertambangan, kita akan membuka ruang untuk memberikan ippkh yang diikuti dengan tanggung jawab maksimal untuk keberlanjutan alam kuta untuk anak cucu kita, “ungkapnya.
    Kunjungan ini semakin mempererat sinergi antara pemerintah dan PT Vale dalam mendukung agenda prioritas nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam memperkuat hilirisasi industri yang ramah lingkungan, ketahanan ekonomi nasional, serta pelestarian sumber daya alam untuk generasi mendatang.

  • Beda Ular King Cobra di RI dan Negara Lain Diungkap Peneliti Eropa

    Beda Ular King Cobra di RI dan Negara Lain Diungkap Peneliti Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah hampir dua abad dianggap sebagai satu spesies tunggal, misteri ular paling mematikan di dunia akhirnya terpecahkan.

    Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di European Journal of Taxonomy pada 16 Oktober, para ilmuwan memastikan bahwa king cobra atau ular lanang (Ophiophagus hannah) ternyata terdiri dari empat spesies berbeda, dan salah satunya hidup di wilayah Indonesia.

    Perbedaannya terlihat dalam hal warna tubuh dan karakteristik fisik lainnya di berbagai wilayah, yang membuat para ilmuwan mempertanyakan apakah ular ini merupakan spesies tunggal.

    Studi ini merupakan kelanjutan dari riset tahun 2021 yang menemukan perbedaan genetik mencolok di antara populasi King Kobra di Asia.

    Kini, dengan mengkaji 153 spesimen museum dan mencocokkannya dengan hasil DNA sebelumnya, para peneliti mengungkap keberadaan empat spesies berbeda berdasarkan morfologi tubuh, warna kulit, hingga struktur gigi.

    Keempat spesies tersebut adalah, Northern King Cobra (O. hannah), yang tersebar di sub-Himalaya, India Timur, Myanmar, Indochina, hingga Thailand bagian selatan.

    Sunda King Cobra (Ophiophagus bungarus), yang hidup di Semenanjung Malaya serta pulau-pulau besar di Kepulauan Sunda, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

    Western Ghats King Cobra (O. kaalinga), yang terbatas di wilayah Western Ghats, India. Dan Luzon King Cobra (O. salvatana), yang ditemukan di Pulau Luzon, Filipina.

    Dengan penemuan ini, Indonesia resmi menjadi habitat salah satu spesies King Kobra yang kini dikenal sebagai Sunda King Cobra (O. bungarus). Spesies ini memiliki ciri khas warna tubuh tanpa pola garis tegas, atau memiliki garis pucat sempit dengan pinggiran gelap.

    “Kami merasa seperti menciptakan sejarah,” ujar Gowri Shankar Pogiri, penulis utama studi sekaligus pendiri Kalinga Foundation, dikutip dari LiveScience, Rabu (11/6/2025).

    King Kobra dikenal sebagai ular berbisa terpanjang di dunia dan mampu menyuntikkan dosis bisa besar dalam sekali gigitan. Bahkan, bisa ular ini dapat membunuh manusia hanya dalam 15 menit.

    Studi baru ini disebut sebagai langkah awal penting dalam pengembangan antivenom spesifik untuk tiap wilayah, yang lebih efektif dalam menangani gigitan King Kobra lokal.

    Pogiri percaya bahwa mungkin masih banyak spesies kobra yang belum diketahui yang belum ditemukan di pulau-pulau kecil yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

    (dem/dem)

  • Hermes Birkin Pertama Dilelang, Orang Kaya Indonesia Punya Kesempatan

    Hermes Birkin Pertama Dilelang, Orang Kaya Indonesia Punya Kesempatan

    Jakarta, Beritasatu.com –  Hermes Birkin asli, tas ikonik yang menjadi simbol status para selebriti di seluruh dunia, akan segera dilelang di Paris bulan depan. Tas legendaris ini, yang dikenal sebagai Hermes Birkin Original, dirancang pertama kali sekitar 40 tahun lalu dan menjadi inspirasi bagi koleksi tas mewah yang terus diminati hingga saat ini.

    Tas kulit serbahitam yang dikenal sebagai “The Original Birkin” ini dibuat dengan teknik jahitan saddle-stitching dan memiliki sejarah unik yang dimulai dari pertemuan tak terduga antara aktris Jane Birkin dan CEO Hermès saat itu, Jean-Louis Dumas, di pesawat pada tahun 1984. 

    “Jane Birkin bahkan menggambar desain tas tersebut di kantong muntah pesawat saat itu,” tulis CNN, Kamis (5/6/2025). 

    Rumah lelang Sotheby’s akan menjadikan tas Hermes Birkin ini sebagai barang utama dalam pelelangan “Fashion Icons” pada 10 Juli 2025 mendatang. Menurut Morgane Halimi, kepala global tas tangan dan mode Sotheby’s, tas ini bukan sekadar aksesori, melainkan sebuah legenda mode yang bisa memecahkan rekor penjualan dunia, sejajar dengan barang-barang bersejarah milik Putri Diana dan Freddie Mercury.

    Bagi para kolektor dan orang kaya Indonesia yang selama ini mengidamkan tas Hermes Birkin, kesempatan langka ini bisa menjadi momen emas untuk mendapatkan barang bersejarah yang unik dan bernilai tinggi. Tas ini pun pernah dipamerkan secara terbuka di galeri Sotheby’s di New York dan Paris, serta di Hong Kong, dengan ribuan pengunjung yang tertarik melihatnya secara langsung.

    Hermes Birkin sendiri terkenal dengan nilai jualnya yang terus melambung di pasar sekunder, jauh melampaui harga asli di butik. Ini karena tingginya permintaan dan daftar tunggu panjang untuk mendapatkan tas tersebut. Sebagai perbandingan, tas Hermès Kelly Himalaya pernah terjual di pelelangan dengan harga fantastis mencapai 4 juta dolar Hong Kong atau sekitar US$ 510.000 atau setara Rp 8,2 miliar.

    Tentunya, sebagai tas Hermes Birkin pertama harga yang akan ditawarkan tentu akan jauh lebih tinggi. Apalagi tas tersebut memang tidak hanya kaya sejarah tetapu juga memiliki sejumlah fitur unik. 

    Misalnya,  ukuran berbeda, perangkat kuningan khusus, serta logo inisial “J.B” yang mengingatkan pada Jane Birkin. Bahkan, tas ini dilengkapi dengan gunting kuku yang menggantung di tali bahu, detail langka yang semakin menambah nilai sejarahnya.

    Dengan sejarah dan keunikan yang begitu kuat, pelelangan Hermes Birkin ini membuka peluang bagi para kolektor dari Indonesia maupun seluruh dunia untuk memiliki salah satu ikon fashion paling berpengaruh dalam sejarah.

  • Desa Mendadak Terkubur, Peristiwa Selanjutnya Lebih Parah

    Desa Mendadak Terkubur, Peristiwa Selanjutnya Lebih Parah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peristiwa desa terkubur salju di Swiss berpotensi terulang di berbagai belahan dunia. Namun, desa di wilayah Asia disebut paling berisiko menjadi korban selanjutnya.

    Sebuah desa di Swiss yang bernama Blatten hancur terkubur salju dari longsoran gletser pegunungan Birch pada 28 Mei 2025. Untungnya, pemerintah Swiss punya sistem peringatan dini membuat semua warga desa tersebut berhasil diungsikan sebelum peristiwa kecuali satu orang yang hilang.

    Ali Neumann, dari Swiss Development Cooperation, menyatakan peran dari perubahan iklim atas peristiwa di Blatten masih perlu penyelidikan lebih lanjut. Namun, dampak “kiamat” pemanasan global akibat perubahan iklim terhadap bagian dari Bumi yang ditutup oleh air yang membeku (cryosphere), sudah sangat jelas.

    “Perubahan iklim dan dampaknya ke cryosphere akan punya dampak kepada penduduk yang tinggal di dekat gletser, dekat cryosphere, dan bergantung kepada gletser,” kata Neumann. Peristiwa di Blatten menunjukkan kemampuan dan pengamatan dalam pengelolaan kondisi darurat bisa mengurangi dampak bencana dengan signifikan.”

    Stefan Uhlenbrook, Direktur bidang Hidrologi, Air, dan Cryosphere di Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), menyatakan longsor di Swiss menunjukkan pentingnya wilayah yang rawan seperti di Himalaya dan wilayah lain di Asia bersiap-siap.

    “Mulai dari pemantauan, berbagi data, simulasi, perhitungan soal kerawanan, semuanya harus diperkuat,” kata Uhlenbrook. “Di banyak negara-negara di Asia, semuanya lemah, datanya tidak saling terhubung.”

    Ahli geologi Swiss menggunakan berbagai metode pemantauan gletser, termasuk sensor dan gambar satelit.

    Menurut PBB, Asia adalah wilayah yang paling banyak terkena bencana iklim dan cuaca buruk pada 2023. Bencana yang paling banyak terjadi adalah banjir dan badai.

    Namun, mayoritas negara di Asia, termasuk yang berbatasan dengan Pegunungan Himalaya, tak punya sumber daya untuk memonitor gletser di wilayah sangat besar.

    Menurut Laporan PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana yang diterbitkan pada 2024, hanya 2/3 negara di Asia dan wilayah Pasifik yang mempunyai sistem peringatan dini (early warning system).

    Parahnya, mayoritas negara yang tidak punya sistem peringatan dini adalah negara yang paling rawan bencana. Hasilnya, negara-negara di Asia lebih banyak mencatatkan korban akibat bencana iklim dibanding negara lain.

    Berdasarkan data dari Center for Research on the Epidemiology of Disasters’ Emergency Eventes, jumlah korban jiwa per bencana alam secara global adalah 189 orang. Di Asia dan wilayah Pasifik, jumlah korban jiwa per bencana mencapai 338 orang.

    Area Pegunungan Himalaya adalah wilayah yang paling bergantung pada gletser. Sekitar 2 miliar orang bergantung kepada gletser sebagai sumber air bersih. Kini, gletser Himalayan mencair lebih cepat akibat pemanasan global.

    Dalam beberapa dekade terakhir, ratusan danau baru terbentuk akibat pencairan gletser. Jika batas danau tersebut bobol, penduduk yang tinggal di lembah di sekitarnya rawan menjadi korban. Apalagi, permafrost (es abadi) kini makin melunak sehingga membuat risiko longsor makin besar.

    (dem/dem)

  • Banjir Terjang India, 34 Orang Tewas Termasuk 3 Tentara

    Banjir Terjang India, 34 Orang Tewas Termasuk 3 Tentara

    New Delhi

    Hujan deras yang terus mengguyur memicu banjir besar dan tanah longsor di wilayah India bagian timur laut dalam empat hari terakhir. Sedikitnya 34 orang, termasuk tiga tentara India, tewas akibat bencana alam tersebut.

    Departemen cuaca India memperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur wilayah tersebut.

    Lebih dari 1.000 wisatawan yang terjebak di area Sikkim di Himalaya, seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (2/6/2026), telah dievakuasi pada Senin (2/6) waktu setempat. Tim penyelamat militer dikerahkan ke negara bagian Meghalaya untuk menyelamatkan lebih dari 500 orang yang terjebak di area-area terdampak banjir.

    Militer India mengumumkan bahwa tiga personelnya tewas dan enam lainnya hilang akibat tanah longsor mematikan di area pegunungan Sikkim, yang berbatasan dengan Nepal dan China, pada Minggu (1/6) malam waktu setempat. Area itu menampung banyak personel militer India.

    Dalam pernyataannya, militer India mengatakan bahwa “tanah longsor besar, yang dipicu oleh hujan lebat, menghantam kamp militer” pada senja hari Minggu (1/6).

    Militer India memposting ke media sosial, foto-foto yang menunjukkan timbunan tanah yang nyaris menenggelamkan sebuah bangunan, dan meninggalkan lubang bekas lumpur raksasa di lereng bukit.

    Otoritas setempat memperingatkan potensi terjadinya tanah longsor dan banjir bandang lebih lanjut, serta mendesak warga di area-area rawan untuk tetap waspada.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Wilayah India bagian timur laut dan wilayah Bangladesh diketahui rentan terhadap hujan deras yang memicu tanah longsor dan banjir bandang yang mematikan, yang berdampak pada jutaan orang setiap tahun.

    Laporan kantor berita ANI menyebut jalanan dan rumah-rumah di kota Silchar, Assam, juga terendam banjir, dengan pepohonan tumbang berserakan di jalan.

    “Kami menghadapi banyak tantangan. Saya memiliki seorang anak, tempat tidurnya terendam air. Apa yang akan kami lakukan dalam situasi seperti ini? Kami harus tetap terjaga sepanjang malam,” tutur warga Silchar, Sounu Devi, kepada ANI.

    Banjir bandang biasa terjadi pada musim hujan, yang biasanya dimulai bulan Juni dan berakhir pada akhir September. Kawasan Asia Selatan semakin panas dan dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan pola cuaca.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nostalgia dan Kejutan Lagu Baru Warnai Java Jazz 2025 Hari Terakhir

    Nostalgia dan Kejutan Lagu Baru Warnai Java Jazz 2025 Hari Terakhir

    Jakarta, Beritasatu.com – Nostalgia dan kejutan lagu baru dihadirkan Maliq & D’Essentials pada  hari terakhir penyelenggaraan BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/6/2025).

    Setelah menyanyikan lagu Senja Teduh Pelita sebagai lagu pembuka, salah satu personel Maliq, mengenang penampilan perdana mereka di Java Jazz Festival tahun 2005. Saat itu, mereka membawakan lagu debut berjudul Terdiam.

    “Senang sekali bisa berada di sini merayakan ulang tahun ke-20 Java Jazz. Pertama kali kami tampil di sini tahun 2005, membawakan single debut Terdiam, saat itu kami masih lucu-lucunya,” ujar Widi.

    Sementara itu, vokalis Angga dan Indah mengaku terharu dengan antusiasme pengunjung yang datang.

    “Wow, thank you sudah datang ke panggung kami di Java Jazz edisi ke-20 ini. Tadi, di belakang kita agak khawatir sebenarnya karena banyak tempat duduk. Tapi, ternyata energi kalian luar biasa,” kata Angga.

    Sebagai kejutan spesial di perayaan dua dekade festival, Maliq & D’Essentials juga memperkenalkan lagu berjudul Dekat, yang dinyanyikan untuk pertama kalinya secara langsung di panggung Java Jazz.

    “Untuk kalian, kami ingin menyanyikan lagu terbaru kami berjudul Dekat yang baru pertama kali  dinyanyikan di panggung ini sebagai perayaan 20 tahun Java Jazz Festival,” tutup Angga.

    Sepanjang pertunjukan, Maliq & D’Essentials membawakan deretan lagu dari berbagai era dalam karier mereka, termasuk lagu-lagu hit seperti Himalaya, Pilihan, Semoga, Terdiam, hingga Untitled.