kab/kota: Hangzhou

  • Sakti! Apple Tak Terusik Kehadiran DeepSeek

    Sakti! Apple Tak Terusik Kehadiran DeepSeek

    Jakarta

    Banyak perusahaan teknologi Amerika yang berkecimpung dengan Artificial Intelligence (AI) limbung akibat kehadiran DeepSeek dari China. Cuma Apple yang tetap tegak perkasa.

    Salah satu korban DeepSeek adalah Nvidia yang membuat aneka chips canggih untuk AI yang dipakai OpenAI untuk ChatGPT, juga dipakai Meta, Google dan X. Sahamnya terjerembab USD 589 miliar dalam sehari akibat DeepSeek pada Senin kemarin.

    Dilansir News.com Australia, Jumat (31/1/2025) pada hari Selasa saham Nvidia merangkak naik 8,8 persen dan mengembalikan sekitar USD 260 miliar kapita pasarnya. Sementara itu, Apple malah tenang-tenang saja.

    Apple yang punya valuasi perusahaan USD 3,6 tiliun, nilai saham-nya stabil dan tidak terganggu kehadiran DeepSeek. Sahamnya malah naik 4% di awal minggu ini.

    Menurut para analis pasar dari Morgan Stanley kepada Forbes, Apple berbeda taktik soal AI dibandingkan dengan Amazon, Meta, Microsoft, Nvidia, Tesla dan Alphabet. Jika yang lain investasi miliaran dolar untuk membuat data center AI, Apple malah tidak jor-joran.

    Apple fokus mengembangkan AI mereka yang disebut Apple Intelligence. Dari situ terlihat Apple memposisikan diri dengan sangat baik di tengah perlombaan AI antar perusahaan teknologi. Apple mengembangkan large language models (LLMs) tanpa harus menghamburkan uang.

    “DeepSeek membuat pendekatan AI oleh Apple yang tampak ketinggalan, justru menjadi seperti sebuah langkah yang penuh perhitungan,” kata Joanna Sterm dari Wall Street Journal.

    Apple memang sempat diledek terlambat, ketika mereka meluncurkan Apple Intelligence untuk iPhone, iPad dan Mac. Meta, Microsoft dan Google sudah duluan meluncurkan AI. Namun AI biaya murah ala DeepSeek dinilai tidak berdampak signifikan terhadap Apple.

    Sebelumnya, DeepSeek dari Hangzhou, China menghebohkan dunia lewat DeepSeek-R1 yang kemampuannya setara AI dari Amerika Serikat, namun dengan biaya jauh lebih murah yaitu USD 5,576 juta. Sementara itu Meta melatih Llama 3.1 dengan ongkos USD 120 juta.

    Kehadiran DeepSeek akan mendorong pengembangan AI dengan pengurangan biaya dan efisiensi lebih besar. Apple dinilai sudah siap jika persaingan AI dibawa ke arah situ.

    Apple Silicon menggunakan memori terpadu, yang berarti CPU, GPU, dan NPU (neural processor unit) memiliki akses ke kumpulan memori bersama. Ini berarti perangkat keras kelas atas Apple sudah memiliki chip konsumen terbaik untuk inferensi

    Sebagai perbandingan, GPU gaming Nvidia maksimal pada VRAM 32 GB, sementara chip Apple menggunakan RAM hingga 192 GB. Demikian analisa Ben Thompson dari Stratechery.

    (fay/fyk)

  • Deepseek Bawa Malapetaka, 500 Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Hartanya Imbas AI Murah China – Halaman all

    Deepseek Bawa Malapetaka, 500 Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Hartanya Imbas AI Murah China – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harta orang terkaya di dunia, yaitu pendiri Nvidia Corp Jensen Huang dilaporkan anjlok, menguap 108 miliar dolar AS imbas Chatbot DeepSeek.

    Jensen Huang kehilangan kekayaan sebesar 20 persen kekayaannya dalam kurun waktu 24 jam dipicu oleh kehadiran pengembang AI asal China, DeepSeek, yang mengguncang pasar saham global.

    Tak hanya bos Nvidia yang mengalami penyusutan kekayaan, mengutip laporan Bloomberg harta  miliarder lainnya juga ikut amblas gegara DeepSeek diantaranya harta  pendiri Oracle Corp, Larry Ellison yang menyusut 12 persen atau sekitar 22,6 miliar dolar AS.

    Hal serupa juga dialami pendiri Dell Inc, Michael Dell yang turut kehilangan hartanya sebanyak 13 miliar dolar AS, sementara salah satu pendiri Binance Holdings Ltd., Changpeng “CZ” Zhao, merugi 12,1 miliar dolar AS.

    Harta para miliarder dunia ini menguap miliaran dolar usai saham di sektor teknologi mengalami guncangan pasca investor pun ramai-ramai melepas saham teknologi buntut kemunculan DeepSeek.

    DeepSeek yang berkantor pusat di Hangzhou telah mengembangkan model AI sejak 2023, tetapi perusahaan tersebut pertama kali menarik perhatian banyak investor Barat akhir pekan ini karena aplikasi chatbot gratis DeepSeek R1 menduduki puncak tangga unduhan di seluruh dunia.

    DeepSeek kabarnya hanya menghabiskan biaya 5,6 juta dolar AS untuk pengembangannya, menantang narasi banyak perusahaan berbasis di Silicon Valley yang membutuhkan modal besaran untuk mengembangkan model AI canggih.

    Hal ini yang kemudian memicu khawatirkan para pengembang AI hingga para investor pun ramai-ramai melepas saham teknologi, karena mereka beranggapan kehadiran DeepSeek dapat memicu perlombaan teknologi baru antara Amerika Serikat dan Tiongkok, di mana para pemain harus lebih cerdas dan lebih efisien dalam pengembangan AI.

    Keunggulan DeepSeek

    Meski dibuat dari AI murah, namun DeepSeek mampu mengembangkan teknologi AI canggih gratis, menyaingi atau mengungguli pesaing seperti ChatGPT dan Claude dari Anthropic.

    Bahkan beberapa ahli memberikan pujian terhadap performa DeepSeek, dengan investor teknologi terkenal Marc Andreessen menyebutnya sebagai salah satu terobosan paling menakjubkan yang pernah ia lihat. Keberhasilan DeepSeek menunjukkan bahwa inovasi AI tidak selalu membutuhkan modal limpahan.

    Salah satu kelebihan DeepSeek adalah mampu melakukan kemampuan analisa data, pemrograman, dan pemecahan logika yang mumpuni. DeepSeek juga dirancang dapat menyelesaikan tugas-tugas kompleks, seperti matematika, pengkodean, dan bahkan dalam uji kompetensi seperti Codeforce, DeepSeek mengungguli ChatGPT-4 dan Llama 3.1.

    Tak hanya itu, DeepSeek juga dirancang dengan arsitektur Mixture-of-Experts (MoE) yang memungkinkan pengguna mendapat kemudahan dalam mengakses tugas tertentu.  Dengan model ini, pengguna akan mendapatkan informasi serta data yang lebih relevan dengan topik yang dicari.

    Berbeda layanan AI lainnya, DeepSeek lebih mengedepankan konsep open-source sehingga pengguna dari seluruh dunia dapat berkontribusi dalam mengakses hingga memodifikasi teknologi ini.

    Kemampuan tersebut menjadikan DeepSeek sebagai salah satu chatbox terobosan terbaru yang akan membantu manusia dalam berbagai hal berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari.

    Kendati menghadirkan teknologi canggih namun DeepSeek menawarkan harga yang bisa dibilang cukup terjangkau bagi pengguna. Untuk berlangganan DeepSeek dan mengakses semua fitur yang tersedia, pengguna cukup merogoh kocek mulai dari 0,50 dolar AS per bulan.

    Lebih murah ketimbang biaya langganan aplikasi AI seperti, ChatGPT Pro yang mematok harga sebesar 20 dolar AS per bulan sementara layanan Plus dibanderol 200 dolar AS per tahun untuk Pro.

  • Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Kekayaan Rp 1.752 Triliun Gara-Gara DeepSeek – Page 3

    Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Kekayaan Rp 1.752 Triliun Gara-Gara DeepSeek – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – 500 orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan USD 108 miliar atau sekitar Rp 1.752 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat dalam rupiah di kisaran 16.225) dalam satu hari pada Senin, 27 Januari 2025. Penurunan kekayaan tersebut dipimpin oleh pendiri Nvidia Corp Jensen Huang.

    Penurunan kekayaan orang terkaya itu didorong aksi jual yang dipimpin teknologi yang terkait dengan pengembang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan China DeepSeek membebani indeks acuan.

    Mengutip Yahoo Finance, ditulis Rabu (29/1/2025), miliarder yang kekayaannya terkait kecerdasan buatan paling merugi yakni Jensen Huang. Kekayaan Jensen Huang turun USD 20,1 miliar atau sekitar Rp 326,26 triliun.

    Sedangkan salah satu pendiri Oracle Corp yakni Larry Ellison alami penurunan kekayaan USD 22,6 miliar atau sekitar Rp 366,85 triliun. Penurunan kekayaan Larry Ellison lebih besar secara absolut tetapi hanya mewakili 12 persen dari kekayaannya, menurut indeks Bloomberg Billionaires.

    Selain itu, Michael Dell dari Dell Inc kehilangan kekayaan USD 13 miliar atau sekitar Rp 211,02 triliun. Kemudian salah satu pendiri Binance Holdings Ltd Changpeng Zhao alami penurunan kekayaan USD 12,1 miliar atau sekitar Rp 196,27 triliun.

    Raksasa sektor teknologi secara keseluruhan melihat kekayaan menguap USD 94 miliar, sekitar 85 persen dari total penurunan indeks Bloomberg. Indeks Nasdaq turun 3,1 persen dan indeks S&P 500 melemah 1,5 persen.

    Adapun penurunan kekayaan miliarder dunia itu tak lepas dari koreksi saham teknologi karena kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China DeepSeek.

    DeepSeek yang berbasis di Hangzhou telah mengembangkan model AI sejak 2023, tetapi perusahaan itu pertama kali menarik perhatian banyak investor barat pada akhir pekan lalu. Hal ini karena aplikasi chatbot gratis DeepSeek R1-nya menduduki puncak tangga unduhan di seluruh dunia.

  • Startup China Siap Kirim Robot AI ke Bulan di 2028

    Startup China Siap Kirim Robot AI ke Bulan di 2028

    Jakarta, CNBC Indonesia – Star Vision, perusahaan rintisan kedirgantaraan yang didirikan di Hangzhou, provinsi Zhejiang China sejak tiga tahun lalu, akan menyumbangkan robot eksplorasi untuk misi ke bulan yang dinamakan Chang’e-8 Tiongkok. Rencananya misi ini akan digelar pada tahun 2028.

    Dilansir dari situs otoritas Hangzhou seperti dikutip dari China Daily, Selasa (28/1/2025), Star Vision akan berkolaborasi dengan Universitas Zhejiang yang berpusat di Hangzhou dan Middle East Technical University yang berpusat di Ankara dalam misi ini. Kantor Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok sudah menyetujui proposal dari kerjasama tersebut.

    CTO Star Vision Wang Chunhui menyebut proyek ini menggabungkan kekuatan di tiga domain. Star Vision berfokus pada kecerdasan buatan dalam eksplorasi luar angkasa, Middle East Technical University menghadirkan keahlian teknik kedirgantaraan, dan Universitas Zhejiang menyumbangkan pencitraan optik canggih dan teknologi satelit kecil.

    Fitur menonjol misi ini adalah penggunaan AI yang memungkinkan robot beroperasi secara independen di lingkungan bulan yang menantang.

    Dokter Sun Shujian dari Sekolah Aeronautika dan Astronautika Universitas Zhejiang mencatat rintangan dalam hal teknis. Jarak rata-rata bulan 380.000 kilometer dari Bumi, sehingga berpotensi akan terjadi penundaan komunikasi di dekat kutub selatan bulan.

    Namun robot ini dirancang untuk bekerja sebagai tim yang kohesif, robot akan berbagi data dan tugas melalui jaringan yang andal dengan wahana pendarat, yang memungkinkan mereka mencapai tujuan kompleks yang tidak dapat dicapai oleh unit yang terisolasi.

    Saat ini dalam tahap desain terperinci, proyek akan beralih ke pengembangan sistem penuh berikutnya, dengan prototipe yang dijadwalkan akan dalam tersedia pada Agustus 2027.

    (hoi/hoi)

  • DeepSeek: Chatbot AI asal China yang kalahkan popularitas ChatGPT – Halaman all

    DeepSeek: Chatbot AI asal China yang kalahkan popularitas ChatGPT – Halaman all

    Aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China telah menyalip ChatGPT sebagai aplikasi chatbot AI gratis teratas di App Store Apple di Amerika Serikat, Inggris, dan China.

    Lonjakan popularitasnya telah memicu aksi jual saham perusahaan-perusahaan terkait AI di AS. Saham Nvidia, Microsoft, dan Meta turun pada Senin (27/01) pagi dan berimbas pada harga saham di Eropa.

    Popularitas aplikasi DeepSeek yang melonjak sejak diluncurkan menantang asumsi banyak pihak bahwa AS adalah pemimpin dalam urusan AI. Timbul pula pertanyaan tentang seberapa besar investasi yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan AS di bidang AI setelah kemunculan DeepSeek.

    Aplikasi tersebut didukung oleh model DeepSeek-V3 sumber terbuka, yang menurut para peneliti dikembangkan dengan biaya kurang dari US$6 juta—jauh lebih kecil daripada miliaran dólar yang dihabiskan oleh para pesaingnya.

    Namun klaim ini telah dibantah oleh orang lain di dunia AI.

    Produk lebih murah mengejutkan pasar

    Kemunculan DeepSeek terjadi saat AS membatasi penjualan teknologi chip canggih yang mendukung AI ke China.

    Untuk melanjutkan pekerjaan mereka tanpa pasokan impor chip canggih yang stabil, pengembang AI di China saling membuka dapur mereka serta bereksperimen dengan pendekatan baru.

    Hasilnya model AI yang membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit. Konsekuensi selanjutnya adalah ongkos pembuatannya jauh lebih murah daripada diperkirakan sebelumnya—yang berpotensi menjungkirbalikkan industri AI.

    Setelah DeepSeek-R1 diluncurkan awal bulan ini, perusahaan tersebut membanggakan “kinerja yang setara dengan” salah satu model terbaru bikinan OpenAI (yang merupakan pembuat ChatGPT) ketika digunakan untuk memecahkan soal-soal matematika, pengodean, dan penalaran bahasa alami.

    Pemodal ventura dari Sillicon Valley sekaligus penasihat Donald Trump, Marc Andreessen, menggambarkan DeepSeek-R1 sebagai “momen Sputnik AI”.

    Sebutan tersebut merujuk pada satelit yang diluncurkan Uni Soviet pada 1957. Pada saat itu, AS dianggap terkejut oleh pencapaian teknologi rival mereka.

    Popularitas DeepSeek telah mengejutkan pasar. ASML, pembuat peralatan chip asal Belanda, mengalami penurunan harga saham lebih dari 10% sementara saham Siemens Energy, yang membuat perangkat keras terkait AI, anjlok hingga 21%.

    “[AI] versi China berbiaya rendah ini tidak pernah mengemuka, jadi hal ini sedikit mengejutkan pasar,” kata Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index.

    “Jadi, ketika tiba-tiba ada model AI berbiaya rendah, timbul kekhawatiran atas keuntungan para pesaing. Apalagi mengingat jumlah yang telah mereka investasikan dalam infrastruktur AI yang lebih mahal.”

    Penasihat ekuitas teknologi yang berbasis di Singapura, Vey-Sern Ling, mengatakan kepada BBC bahwa hal itu dapat “berpotensi menggagalkan investasi untuk seluruh rantai pasokan AI”.

    Namun, raksasa perbankan Wall Street, Citi, memperingatkan bahwa meskipun DeepSeek dapat menantang posisi dominan perusahaan-perusahaan Amerika seperti OpenAI, masalah yang dihadapi perusahaan-perusahaan China dapat menghambat pengembangan produk mereka.

    “Kami memperkirakan bahwa dalam lingkungan yang semakin ketat, akses AS ke chip yang lebih bagus merupakan keuntungan,” kata analisnya dalam sebuah laporan.

    Pekan lalu, sebuah konsorsium perusahaan teknologi AS dan investor asing mengumumkan The Stargate Project, sebuah perusahaan yang menginvestasikan US$500 miliar dalam infrastruktur AI di Texas.

    Siapa pendiri DeepSeek?

    Perusahaan ini didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di China tenggara.

    Pria 40 tahun lulusan teknik informasi dan elektronik ini juga mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) guna menyokong DeepSeek.

    Hal lainnya, dia sengaja menimbun chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China

    Para ahli yakin pasokan chip ini—yang diperkirakan mencapai 50.000 unit—membuatnya Liang bisa meluncurkan DeepSeek. Dia disebut-sebut memasangkan chip Nvidia dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih bisa diimpor.

    Liang baru-baru ini terlihat dalam sebuah pertemuan antara para ahli industri dan perdana menteri Tiongkok, Li Qiang.

    Dalam sebuah wawancara pada bulan Juli 2024 dengan The China Academy, Liang mengatakan bahwa ia terkejut dengan reaksi khalayak terhadap model AI buatannya versi sebelumnya.

    “Kami tidak menyangka harga akan menjadi masalah yang sensitif,” katanya.

    “Kami hanya mengikuti laju kami sendiri, menghitung biaya, dan menetapkan harga sesuai dengan itu.”

  • Bikin Geger Google-Nvidia CS, Ini Profile Pendiri DeepSeek

    Bikin Geger Google-Nvidia CS, Ini Profile Pendiri DeepSeek

    Bisnis.com, JAKARTA – Nama DeepSeek tengah menjadi buah bibir oleh pemangku kepentingan pasar global, seperti Google, Microsoft, hingga Nvidia.

    Betapa tidak, perusahaan anyar milik China ini diberitakan menjadi biang kerok amblasnya kinerja saham perusahaan teknologi terbesar di dunia.

    Mengutip BBC, popularitas dadakan DeepSeek mengejutkan pasar saham di Benua Eropa dan Amerika Serikat (AS).

    Di Negeri Paman Sam, produsen chip AI Nvidia mengakhiri perdagangan Senin (27/1/2024) dengan penurunan sebesar 16,9%. Sementara pesaingnya Broadcom merosot 17,4%.

    Perusahaan teknologi lainnya juga mengalami penurunan, dengan Microsoft turun 2,14% dan pemilik Google, Alphabet, turun lebih dari 4%.

    Di Eropa, produsen peralatan chip asal Belanda, ASML, mengakhiri perdagangan Senin dengan harga saham turun lebih dari 7%. Sementara saham Siemens Energy, yang memproduksi perangkat keras terkait AI, anjlok hingga seperlima.

    Lantas, siapakah sosok di balik DeepSeek?

    Profil Pendiri DeepSeek

    Perusahaan ini didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di tenggara China.

    Pria berusia 40 tahun lulusan jurusan teknik informasi dan elektronik tersebut juga mendirikan hedge fund yang mendukung DeepSeek.

    Dalam pemberitaannya, BBC melaporkan bahwa Wenfeng mengumpulkan stok chip Nvidia A100, yang kini dilarang diekspor ke China.

    Para ahli percaya bahwa koleksi tersebut – yang menurut beberapa perkiraan mencapai 50.000 unit – mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek dengan menggabungkan cip tersebut dengan cip berbiaya rendah dan kelas bawah yang masih dapat diimpor.

    Baru-baru ini, Liang Wenfeng terlihat menghadiri pertemuan antara para ahli industri dan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang.

    Dalam sebuah wawancara pada Juli 2024 dengan The China Academy, dia mengatakan dirinya terkejut dengan tanggapan terhadap versi sebelumnya dari model AI miliknya.

    “Kami tidak menyangka bahwa penetapan harga akan menjadi isu yang begitu sensitive. Kami hanya mengikuti ritme kami sendiri, menghitung biaya, dan menetapkan harga sesuai perhitungan tersebut,” ujarnya.

  • Apa Itu DeepSeek? AI dari Cina yang Bikin Saham NVDA Anjlok

    Apa Itu DeepSeek? AI dari Cina yang Bikin Saham NVDA Anjlok

    Chatbot Artificial Intelligence (AI) buatan perusahaan Cina bernama DeepSeek tiba-tiba mencuri perhatian dengan menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple setelah dirilis pada Januari 2025 di Amerika Serikat (AS).

    DeepSeek mengeklaim model AI terbarunya setara dengan model-model terkemuka di industri AS seperti ChatGPT.

    Menariknya, DeepSeek menjelaskan hanya butuh 6 juta dolar AS atau setara Rp97 miliar untuk membangun Chatbot AI. Angka ini jauh lebih sedikit dari miliaran dolar AS yang dihabiskan oleh perusahaan-perusahaan AI di negeri Paman Sam.

    Berikut hal-hal yang perlu diketahui mengenai Chatbot AI terbaru bernama DeepSeek.

    Apa itu DeepSeek?

    Dilansir BBC, DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan dari Cina yang didirikan di Hangzhou, sebuah kota di Cina Tenggara.

    DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng melalui perusahaan berbasis AI, High-Flyer. Liang lahir pada 1985, memiliki gelar di bidang teknik elektronik dan informasi dari Zhejiang University.

    High-Flyer sendiri didirikan pada 2015 dengan fokus utama pada komputasi canggih untuk analisis data keuangan. Namun, pada 2023, Liang memutuskan untuk mengalihkan fokus perusahaan dan meluncurkan DeepSeek dengan tujuan mengembangkan model-model AI yang inovatif.

    Pada November 2024, DeepSeek meluncurkan DeepSeek-R1, sebuah model yang dirancang untuk meniru cara berpikir manusia.

    DeepSeek-R1 mendukung aplikasi Chatbot seluler, dan pada Januari 2025, situs antarmuka DeepSeek mulai dirilis sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan dengan OpenAI.

    Aplikasi AI tersebut dapat diunduh dan diakses di App Store dan situs daring di webnya. Diketahui, saat ini Chatbot AI gratis ini dengan cepat menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Apple sekaligus menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas di AS, Inggris dan Cina sejak diluncurkan.

    Menurut deskripsinya di App Store, aplikasi ini dirancang “untuk menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien.”

    Respons pengguna yang mengunduh DeepSeek menilai aplikasi ini membuat tulisan jauh lebih berkarakter.

  • DeepSeek AI Klaim Hadapi Serangan Skala Besar, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    DeepSeek AI Klaim Hadapi Serangan Skala Besar, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    Bisnis.com, JAKARTA — DeepSeek, perusahaan rintisan China yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), mengaku mengalami serangan siber berskala besar yang menyebabkan pengguna kesulitan untuk mendaftar.

    Serangan tersebut diklaim tak terlepas dari peran DeepSeek yang menyebabkan kepanikan di kalangan perusahaan teknologi dan AI Amerika Serikat. 

    DeepSeek menyampaikan atas serangan tersebut, pada Senin (27/1/2025) perusahaan menghentikan sementara pendaftaran baru untuk mengatasi masalah tersebut.

    Pada hari yang sama, DeepSeek mengeluarkan pengumuman yang menyebut bahwa pengguna baru dapat melanjutkan pendaftaran, tetapi mungkin mengalami kesulitan. Pengguna yang sudah ada masih dapat masuk seperti biasa.

    “Karena adanya serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, pendaftaran mungkin akan sangat sibuk. Harap tunggu dan coba lagi,” demikian bunyi catatan tersebut. 

    Cyberscoop pada Selasa (28/1/2025) melaporkan bahwa DeepSeek tidak menyebutkan jenis serangan yang dialami layanannya. CyberScoop telah menghubungi perusahaan tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, tetapi tidak mendapat balasan. 

    Melansir dari Reuters, Senin (27/1/2025), didukung oleh model AI DeepSeek-V3, aplikasi ini telah menarik perhatian besar di kalangan pengguna AS sejak dirilis pada 10 Januari, menurut data dari firma riset aplikasi Sensor Tower.

    Tampilan muka Deepseek AIPerbesar

    Adapun model AI DeepSeek-V3 diklaim oleh para pengembangnya memimpin papan peringkat di antara model sumber terbuka (open source) dan menyaingi model sumber tertutup (closed source) tercanggih di dunia.

    Pencapaian ini menunjukkan betapa DeepSeek berhasil meninggalkan jejaknya di Silicon Valley, sekaligus meruntuhkan anggapan umum tentang dominasi Amerika Serikat dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). 

    Keberhasilan ini juga menguji efektivitas kebijakan kontrol ekspor Washington yang menargetkan chip canggih dan teknologi AI China.

    Model-model AI seperti ChatGPT dan DeepSeek memerlukan chip canggih untuk pelatihan. Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memperkenalkan serangkaian pembatasan sejak 2021 yang bertujuan untuk menghentikan ekspor chip tersebut ke China, dengan tujuan mencegah pengembangan model-model AI yang kompetitif dari perusahaan-perusahaan China.

    Namun, peneliti DeepSeek mengungkapkan dalam sebuah makalah bulan lalu bahwa model DeepSeek-V3 menggunakan chip Nvidia H800 untuk pelatihan, dengan biaya yang tercatat kurang dari US$6 juta. 

    Klaim ini memunculkan perdebatan, terutama mengenai penggunaan chip yang dianggap kurang bertenaga dibandingkan dengan produk-produk Nvidia tercanggih yang menjadi sasaran pembatasan ekspor AS. 

    Terlepas dari perdebatan tersebut, biaya pelatihan yang relatif rendah ini telah memicu keraguan di kalangan para eksekutif teknologi AS tentang efektivitas kebijakan kontrol ekspor tersebut.

    DeepSeek sendiri adalah perusahaan rintisan kecil yang didirikan pada 2023 di Hangzhou, China. Meskipun belum banyak yang diketahui tentang perusahaan ini, peluncurannya datang setelah Baidu, perusahaan teknologi terbesar kedua di Tiongkok, merilis model AI bahasa besar pertama di negara itu.

  • CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO OpenAI Sam Altman memuji model kecerdasan buatan (AI) R1 dari startup AI China, DeepSeek, sebagai sebuah terobosan mengesankan.

    Namun dirinya tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah elemen fundamental dalam kesuksesan OpenAI.

    Melansir Reuters, Selasa (28/1/2025), DeepSeek, model AI berbiaya rendah asal China, menjadi sorotan global bulan lalu setelah merilis sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya membutuhkan dana kurang dari US$6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah.

    Model DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu disebut 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model o1 milik OpenAI, bergantung pada jenis tugas yang dilakukan, menurut pernyataan resmi di akun WeChat DeepSeek.

    “Model R1 DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.

    Altman menambahkan, OpenAI tetap fokus melanjutkan peta jalan penelitian dan yakin bahwa peningkatan kekuatan komputasi sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Kehadiran DeepSeek telah memunculkan pertanyaan seputar logika di balik keputusan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam investasi AI.

    Saham beberapa sejumlah teknologi, termasuk Nvidia, mengalami pukulan besar dengan rekor kerugian kapitalisasi pasar sebesar US$593 miliar dalam satu hari, mencatatkan sejarah sebagai kerugian terbesar di Wall Street.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

  • Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran DeepSeek turut menambah daftar panjang aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Bahkan, aplikasi ini disebut-sebut menjadi pesaing chatbot yang sudah ada seperti ChatGPT dan Meta AI.

    Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan China itu lantas menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store, usai dirilis pekan lalu di pasar Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 10 Januari 2025.

    Kehadiran DeepSeek telah membuat pasar keuangan di AS terguncang akibat popularitasnya. Reuters pada Senin (27/1/2025) melaporkan, saham perusahaan teknologi seperti Nvidia (NVDA.O) dan Oracle (ORCL.N) ambrol.

    Perusahaan ini menyebut bahwa pihaknya menggunakan data yang lebih sedikit dengan biaya yang lebih murah dibanding pemain lama. Peneliti di balik aplikasi tersebut mengatakan hanya membutuhkan US$6 juta untuk membangun platform ini, jauh lebih sedikit dibandingkan miliaran yang dihabiskan perusahaan AI di AS.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

    Apa Fungsi DeepSeek?

    Berdasarkan penelusuran Bisnis di Play Store, aplikasi ini dirancang untuk ‘menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien’.

    Didukung oleh model model DeepSeek-V3 yang inovatif dengan lebih dari 600B parameter, AI canggih ini memimpin standar global dan menyamai model internasional papan atas di berbagai tolok ukur.

    Setidaknya, banyak komentar positif yang ditinggalkan oleh pengguna yang menyebut bahwa aplikasi tersebut cukup bermanfaat dan terkesan dengan fitur yang ada.

    Perusahaan AS Terguncang

    Biaya DeepSeek yang kemungkinan lebih rendah dibanding pesaingnya, telah mengguncang pasar keuangan AS pada 27 Januari 2025. Hal ini lantas menyebabkan Nasdaq yang berbasis teknologi jatuh lebih dari 3% dalam aksi jual luas yang mencakup pembuat chip dan pusat data di seluruh dunia.

    Nvidia, perusahaan berbasis di AS yang membuat chip canggih yang menjalankan AI, tampaknya paling terdampak. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan itu kehilangan hampir US$600 miliar dalam nilai pasar pada hari Senin – penurunan satu hari terbesar untuk perusahaan mana pun dalam sejarah AS – karena harga sahamnya anjlok 17% sepanjang hari.

    Nvidia sendiri pernah menjadi perusahaan paling berharga di dunia, jika diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Kendati begitu, perusahaan harus puas dengan posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft, usai nilai pasarnya menyusut dari US$3,5 triliun menjadi US$42,9 triliun pada 27 Januari 2025, menurut laporan Forbes.

    DeepSeek Batasi Pendaftaran

    Usai mencuri perhatian dengan kehadirannya, DeepSeek pada Senin (27/1/2025) mengumumkan akan membatasi pendaftaran untuk sementara waktu.

    Pembatasan dilakukan lantaran platform tersebut mengalami serangan siber, setelah DeepSeek tiba-tiba menjadi populer.

    Perusahaan ini sebelumnya juga mengalami gangguan pada situs webnya, setelah asisten AI-nya menjadi aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store di AS.

    Melalui lamannya, perusahaan tersebut menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan antarmuka pemrograman aplikasinya dan ketidakmampuan pengguna untuk masuk ke situs web tersebut.

    Reuters dalam laporannya menyebut, gangguan yang terjadi pada 27 Januari 2025 merupakan yang terlama bagi perusahaan tersebut dalam sekitar 90 hari dan bertepatan dengan popularitasnya yang meroket.