kab/kota: Hangzhou

  • Jangan Bawa Power Bank Abal-abal ke Pesawat di China, Pokoknya Jangan!

    Jangan Bawa Power Bank Abal-abal ke Pesawat di China, Pokoknya Jangan!

    Jakarta

    Jika bepergian naik pesawat di China, jangan bawa power bank abal-abal. Anda bisa terkena masalah.

    Dilansir South China Morning Post, Selasa (8/7/2025) pemerintah China sedang menerapkan aturan ketat. Mereka melarang power bank lithium tanpa sertifikasi standard nasional China alias China Compulsory Certification (CCC) dibawa masuk ke dalam pesawat.

    Alasannya serius, ada insiden power bank abal-abal overheat dan mengancam keselamatan penerbangan. Civil Aviation Administration China langsung mengumumkan larangan ini pada 28 Juni 2025 dan berlaku sejak awal Juli.

    Tidak cuma itu, ada beberapa pabrikan yang dicabut sertifikasi CCC mereka karena produknya ketahuan cacat dan bisa terbakar. Salah satu yang kena adalah Romoss Technology, mereka harus menarik 500.000 produk dan tutup toko online di China.

    Selain Romoss, Anker juga harus menarik 712.000 power bank dari 7 model. Anker beralasan ada masalah suplier yang mengubah bahan mentah, akibatnya insulasi jadi rusak dan menyebabkan overheat jika ada pemakaian berulang.

    Sementara itu, otoritas Hong Kong sudah lebih dulu menerapkan aturan ketat ini sejak 7 April 2025. Penumpang dilarang menaruh power bank di kompartemen atas kabin.

    Pada Maret sebelumnya, sebuah penerbangan dari Hangzhou ke Hong Kong terpaksa mendarat darurat di Fuzhou karena muncul api dari power bank yang kepanasan. Jadi, jika memang Anda harus bepergian ke China naik pesawat, pastikan power bank yang dimiliki sesuai standar keamanan selevel dengan CCC China.

    (fay/fyk)

  • Motor Listrik Jadi Jurus China untuk Populerkan Baterai Garam

    Motor Listrik Jadi Jurus China untuk Populerkan Baterai Garam

    Jakarta

    China sedang gencar memasarkan baterai sodium ion. Kali ini, mereka melakukannya lewat skuter listrik.

    Puluhan skuter listrik berjejer di depan sebuah mal di Hangzhou, China. Bentuknya mirip seperti vespa, sehingga menarik para pejalan kaki untuk mencobanya.

    Skuter yang dijual dengan harga US$400 (Rp6,5 juta) hingga US$660 (Rp10,8 juta) ini tidak menggunakan baterai ion litium yang biasanya dipakai pada motor listrik. Skuter-skuter ini menggunakan baterai yang terbuat dari natrium, bahan yang diekstraksi dari garam laut.

    Di samping skuter-skuter itu, terdapat beberapa tempat pengisian daya. Yadea, produsen motor terbesar di China, mengatakan baterai skuter listrik bisa dicas dari 0% menjadi 80% dalam 15 menit.

    Ada juga stasiun yang memungkinkan pengguna menukar baterai yang sudah habis dengan baterai baru hanya dengan memindai kode QR.

    Yadea hanyalah satu dari banyak perusahaan China yang mengembangkan alternatif teknologi baterai yang kompetitif. Tren ini menunjukkan betapa cepatnya perkembangan industri teknologi hijau di China.

    Ketika seluruh dunia masih berusaha mengejar China untuk membuat baterai litium yang murah, aman dan efisien, perusahaan-perusahaan China sudah mulai memproduksi baterai sodium ion secara massal. Baterai sodium ion menjadi alternatif yang bisa membantu mengurangi ketergantungan industri pada bahan baku mineral utama.

    Pada April 2025, produsen baterai terbesar di dunia asal China, CATL, mengumumkan rencana mereka untuk memproduksi massal baterai sodium ion untuk truk dan kendaraan berat di bawah merek baru bernama Naxtra.

    Operator jaringan listrik China juga sudah mulai membangun stasiun-stasiun penyimpanan energi yang menggunakan baterai sodium ion.

    Menurut sejumlah peneliti yang diwawancarai BBC, stasiun penyimpanan energi menjadi ranah utama yang paling menjanjikan bagi teknologi yang sedang berkembang ini.

    Menurut Cory Combs, strategi perusahaan-perusahaan China yang menggunakan berbagai pendekatan dalam mengembangkan baterai sodium ion akan menjadikan mereka yang terdepan dalam persaingan global, kalau nantinya memang ada perlombaan dalam sektor ini. Masih perlu dilihat lebih jauh apakah baterai sodium ion akan benar-benar berkembang pesat.

    Namun, ada satu sektor yang berinvestasi banyak pada baterai sodium ion, yakni sepeda motor. Ini adalah sektor yang tumbuh pesat dan sangat kompetitif di China.

    Yadea telah meluncurkan tiga model motor listrik yang menggunakan baterai sodium ion. Mereka berencana memasarkan lebih banyak model lagi.

    Perusahaan ini juga mendirikan Hangzhou Huayu New Energy Research Institute untuk meneliti alternatif baterai baru, terutama baterai natrium-ion.

    “Kami ingin membawa teknologi dari laboratorium ke pelanggan dengan cepat,” kata Wakil Presiden Senior Yadea, Zhou Chao, dalam talk show di China Central Television pada Januari.

    ‘Keledai listrik kecil’

    Kendaraan roda dua amat populer di banyak negara Asia, termasuk Vietnam dan Indonesia. Di China, motor biasanya digunakan untuk pergi ke pasar, ke kantor, ke stasiun kereta, dan banyak tempat lainnya yang tergolong dekat. Orang-orang China menjuluki motor sebagai ‘keledai listrik’ karena praktis dan serbaguna.

    “Kendaraan roda dua biasanya dipakai untuk jarak yang lebih pendek dengan kecepatan yang lebih lambat [dibanding mobil], sehingga penggunaan energinya lebih kecil,” kata Chen Xi, peneliti di Xi’an-Jiaotong Liverpool University di China.

    Baterai sodium ion menyimpan energi lebih sedikit dibandingkan baterai litium dalam ukuran yang sama. Itu artinya, densitas energinya lebih rendah.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pesaing utama baterai sodium ion untuk kendaraan roda dua adalah baterai asam timbal, yang densitas energi dan siklus isi ulangnya lebih rendah. Xi mengatakan baterai asam timbal juga lebih murah dibandingkan baterai litium.

    Banyaknya pengguna motor di Asia membuka peluang yang menjanjikan secara ekonomi. Di China saja, sekitar 55 juta motor listrik terjual pada 2023, hampir enam kali lipat dari total penjualan mobil listrik, mobil hibidra, dan mobil berbahan bakar minyak, menurut konsultan iResearch.

    Getty Images

    Yadea punya misi memproduksinya secara massal. Dalam sebuah talk show, Zhou mengatakan bahwa Yadea berupaya membangun ekosistem pengisian daya yang memudahkan pengguna.

    Menurut laporan media lokal, perusahaan ini telah melakukan uji coba pasar pada 2024 dengan melibatkan 150.000 kurir pengiriman makanan di Shenzen, kota dengan populasi 17,8 juta orang.

    Tujuan dari uji coba itu adalah memungkinkan pengguna mengganti baterai sodium ion yang sudah habis dengan baterai yang sudah terisi penuh di stasiun penukaran dalam waktu 30 detik.

    Baca juga:

    Yadea dan perusahaan-perusahaan lainnya seperti perusahaan penukaran baterai Dudu Huandiantelah berkembang pesan di Shenzen. Mereka bahkan ingin menjadikan Shenzen sebagai “kota penukaran baterai”.

    Mereka menargetkan akan membuat 20.000 tempat pengecasan daya atau penukaran baterai untuk berbagai jenis baterai motor listrik pada 2025. Mereka juga menargetkan jumlahnya mencapai 50.000 stasiun pada 2027, menurut Asosiasi Industrri Sepeda Motor Listrik Shenzen.

    Kota Shenzen bahkan telah memiliki “taman penukaran baterai” dan berencana membangun ekosistem di mana warganya bisa menemukan stasiun penggantian baterai setiap lima menit.

    Sempat terlupakan

    Baterai sodium ion dan litium ion punya struktur serupa. Perbedaan utamanya ada pada ion yang digunakan, yakni partikel yang berpindah bolak-balik antara sisi positif dan negatif baterai untuk menyimpan dan melepaskan energi.

    Sodium dapat ditemukan di lautan dan kerak bumi, sehingga 400 kali lebih melimpah dibanding litium. Oleh sebab itu, sodium ion lebih mudah dijangkau dan lebih mudah untuk diproduksi secara massal. Ini juga bisa menjadi solusi bagi masalah rantai pasok yang dihadapi industri baterai saat ini.

    Sebagian besar bahan baku litium ditambang di Australia, China dan Cile. Namun, pengolahannya terkonsentrasi di China. Negara ini memiliki hampir 60% kapasitas pengolahan litium di dunia.

    Baterai sodium ion bukanlah temuan baru. Riwayatnya bersinggungan dengan pengembangan baterai litium ion. Penelitian dan pengembangan terhadap kedua jenis baterai ini telah dimulai sejak setengah abad lalu, dipimpin oleh Jepang.

    Perusahaan elektronik Jepang, Sony, meluncurkan baterai litium ion pertama di dunia pada 1991. Kesuksesan komersial baterai litium ion menyebabkan pengembangan teknologi sodium ion terhenti sampai awal dekade ini. Pada saat itu, China telah menjadi kekuatan dominan dalam industri baterai global.

    Tahun 2021 menjadi titik balik bagi baterai sodium ion. Harga baterai litium melonjak tajam di pasar global, meningkat lebih dari empat kali lipat dalam setahun akibat tingginya permintaan pasar pada kendaraan listrik saat pandemi Covid-19. Produsen baterai dan kendaraan listrik pun mulai mencari alternatif.

    CATL meluncurkan baterai sodium ion pertamanya pada Juli 2021. Langkah itu “menyulut minat tinggi di industri”, kata pendiri media CnEVPost di Shanghai, Phate Zhang.

    Menurutnya, harga litium yang terus melonjak pada 2022 mendorong perusahaan-perusahaan China beralih ke sodium.

    “Ketersediaan sodium yang melimpah dan keinginan China memiliki rantai pasok baterai yang terjaga menjadi pendorong utama penelitian dan pengembangannya,” kata Direktur di Asia Society Polity Institute, Kate Logan.

    Saat harga litium melonjak, China mengimpor sekitar 80% bijih litium yang diolahnya, terutama dari Australia dan Brasil. Zhan mengatakan, salah satu alasan China adalah karena produsen baterai besar seperti CATL dan Gotion sudah memperluas kapasitas pengelolaah litium mereka. China juga berupaya menemukan dan mengembangkan cadangan litium mereka di dalam negeri.

    Akibatnya, kata Combs, “demam” sodium ion mereda dalam dua tahun terakhir.

    “Litium kembali unggul di China.”

    Alasan keamanan

    Bagi banyak pihak, ada alasan bagus lainnya untuk mengembangkan baterai sodium ion. Salah satunya adalah keamanan.

    Pada 2024, China dikejutkan oleh serangkaian peristiwa kebakaran baterai. Sebagian besar disebabkan oleh kebakaran baterai litium ion pada kendaraan roda dua.

    Risiko kebakaran di stasiun penyimpanan energi juga telah menjadi perhatian global. Pada Januari 2025, kebakaran terjadi di salah satu fasilitas penyimpanan energi di dalam pabrik baterai besar di California, AS.

    Beberapa pakar industri percaya bahwa baterai sodium ion lebih aman. Baterai jenis ini lebih kecil kemungkinannya mengalami panas berlebihan hingga kebakaran apabila dibandingkan dengan baterai litium. Itu karena sifat kimia natrium yang lebih stabil, menurut sejumlah studi.

    Namun, sebagian pihak lainnya mengingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan keamanannya karena kurangnya penelitian yang relevan.

    Cuaca dingin juga berpengaruh. Energi yang bisa disimpan oleh baterai litium ion dan frekuensi pengisian ulangnya berkurang pada suhu di bawah nol derajat. Sementara itu, baterai sodium ion tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekstrem.

    “Dibandingkan dengan litium, natrium lebih mudah bergerak melalui cairan di dalam baterai. Ini memberikan konduktivitas yang lebih baik dan berarti mereka membutuhkan energi lebih sedikit untuk lepas dari cairan sekitarnya,” kata profesor teknik kimia di Universitas Xi’an Jiaotong China, Tang Wei.

    Tang dan timnya telah mengembangkan cairan baterai tipe baru yang diklaim memungkinkan baterai sodium ion untuk mencapai lebih dari 80% kapasitasnya pada suhu ruangan di bawah -40C. Mereka bekerja sama dengan perusahaan baterai China untuk menerapkan teknologi ini pada kendaraan dan stasiun penyimpanan energi di wilayah-wilayah dingin di negara tersebut.

    Baterai sodium ion juga diharapkan bisa meminimalisir dampak lingkungan dari produksi logam yang digunakan dalam sel litium ion, terutama kobalt dan nikel, yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.

    Sebuah studi pada 2024 menyimpulkan bahwa baterai sodium ion bisa membantu dunia menghindari penambangan berlebihan dan kemungkinan kelangkaan bahan baku kritis. Namun, proses produksinya masih menghasilkan volume emisi gas rumah kaca yang serupa dengan sel litium ion.

    Peneliti Chalmers University of Technology di Gothenburg, Zhang Shan, mengatakan “proses produksi, umur pakai, dan densitas energinya dapat ditingkatkan” karena baterai ini masih dalam tahap pengembangan.

    “Dampaknya terhadap iklim mungkin lebih rendah dibanding baterai lithium-ion di masa depan,” kata Zhang Shan.

    Belum populer untuk kendaraan roda empat

    Dua mobil listrik pertama yang ditenagai baterai natrium diluncurkan pada Desember 2023. Sejauh ini, semua model yang diluncurkan adalah “mobil mikro” yang oleh China diklasifikasikan sebagai A00.

    Penjualannya berkontribusi kecil dari total puluhan juta mobil listrik yang terjual di China pada 2024, kata analis independen industri otomotif di China, Xing Lei. Sebuah laporan bahkan menyebut hanya 204 unit yang terjual pada 2024.

    Salah satu kelemahan besar baterai sodium-ion adalah densitas energinya yang rendah: sebuah studi pada 2020 menemukan bahwa densitas energinya setidaknya 30% lebih rendah dibandingkan baterai litium.

    Ini berarti mobil yang menggunakan baterai tersebut tidak bisa menempuh jarak jauh dengan satu kali pengisian daya.

    “Jarak tempuh adalah faktor penentu utama bagi orang saat membeli mobil listrik,” kata Zhang.

    Getty ImagesBaterai sodium ion belum diproduksi massal untuk kendaraan listrik.

    Baterai sodium ion belum diproduksi massal untuk saat ini dan “belum bisa bersaing dengan baterai litium dalam konteks harga atau performa” khususnya untuk kendaraan roda empat.

    Menurut analis pasar baterai dari konsultan Rystad Energy, Chen Shan, penggunaan baterai sodium ion secara besar-besaran dalam dua atau tiga tahun ke depan akan sulit terwujud.

    Penerimaan pasar terhadap motor listrik dengan baterai sodium di China berkembang secara bertahap dan menjanjikan. Juru bicara Yadea mengatakan kepada BBC bahwa penjualan motor listrik sodium mereka mencapai hampir 1.000 unit pada tiga bulan pertama 2025.

    Perusahaan berencana membangun sekitar 1.000 tiang pengisian cepat yang dirancang khusus untuk baterai sodium-ion di Hangzhou tahun ini, memungkinkan penggunanya menemukan stasiun pengisian dana setiap 2 kilonater, kata Zhou dalam acara talk show.

    Yadea bukan satu-satunya yang berupaya mengembangkan baterai sodium ion. Produsen skuter China lainnya, Tailg, telah menjual model bertenaga sodium sejak 2023.

    FinDreams, divisi baterai dari produsen mobil listrik besar BYD, sedang membangun pabrik di Xuzhou, China Timur, untuk memproduksi baterai sodium. Menurut media lokal, mereka bekerja sama dengan Huaihai Group, produsen kendaraan roda dua dan tiga.

    Meskipun baterai asam timbal akan tetap mendominasi industri ini, pangsa pasar baterai sodium ion diperkirakan akan tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan.

    Pada 2030, 15% skuter listrik di China akan menggunakan baterai sodium-ion. Menurut analisis dari Starting Point Research Institute, jumlahnya baru 0,04% pada 2023.

    Pangsa pasar yang lebih menjanjikan

    Sebenarnya, stasiun penyimpanan energi menjadi pangsa pasar yang lebih menjanjikan untuk baterai sodium ion. Ini memungkinkan penyerapan daya pada satu waktu untuk bisa digunakan belakangan.

    Karena tempatnya tetap, maka kelemahan dari baterai sodium ion saat digunakan pada kendaraan menjadi tidak berarti.

    “Anda bisa membuat stasiun penyimpanan energi yang sedikit lebih besar. Itu tidak akan berpindah-pindah. Berat baterai tidak menjadi masalah,” kata Combs.

    Penyimpanan energi diperkirakan akan menjadi pasar yang sangat besar dan berkembang pesat seiring dengan upaya negara-negara mencapai tujuan iklim mereka.

    Menurut Badan Energi Internasional (IEA), kapasitas penyimpanan energi skala global perlu tumbuh hampir 35 kali lipat pada 2022 hingga 2030 jika ingin mencapai net-zero pada 2050.

    “Ini akan menjadi pasar yang sangat penting di masa depan, terutama dengan semakin banyaknya energi terbarukan di jaringan listrik. Anda akan membutuhkan lebih banyak sistem penyimpanan untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan,” kata Ilaria Mazzocco, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies.

    Dengan digunakan di fasilitas penyimpanan, baterai sodium ion tidak bersaing langsung dengan industri otomotif.

    China, yang mengalami pertumbuhan pesat dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan surya, memimpin dunia dalam penggunaan penyimpanan energi untuk mendukung energi terbarukan.

    Baca juga:

    Pada Mei 2024, China mengoperasikan stasiun penyimpanan energi pertama bertenaga sodium ion. Stasiun yang terletak di Guangxi, China Selatan ini dapat menyimpan 10 megawatt yang cukup untuk 1.500 rumah selama sehari. Ini adalah fase awal dari stasiun penyimpanan energi sodium-ion yang kapasitasnya akan dikembangkan menjadi 10 kali lipat.

    Situs penyimpanan energi lainnya dikembangkan di Hubei. Faktanya, sekitar seperlima dari kapasitas semua proyek dari perusahaan negara China menggunakan teknologi sodium.

    Agar sodium ion bisa diproduksi massal, muncul pertanyaan apakah perusahaan bisa membuatnya lebih murah dibandingkan baterai litium ion?

    Saat ini, harga satuan baterai sodium ion untuk penyimpanan energi sekitar 60% lebih mahal dibandingkan baterai litium ion. Namun, analisis dari China Energy Storage Alliance memperkirakan selisih harganya akan semakin mengecil.

    China menjadi yang terdepan

    Beberapa pengusaha dan peneliti percaya bahwa sodium merupakan jalan pintas bagi negara lain untuk mengurangi ketergantungan mereka pada baterai China.

    Namun, perusahaan-perusahaan China lah yang siap memimpin produksi global jika teknologi ini berhasil menembus pasar.

    Produsen baterai besar China telah menyusun strategi untuk tetap kompetitif dalam jangka panjang, kata Combs. Artinya, baterai sodium ion bukanlah jalan pintas untuk menyaingi dominasi China.

    Getty Images

    Zhen mengatakan perbedaan terbesar antara perusahaan di China dan negara lain adalah mereka bisa membawa teknologi dari laboratorium ke produksi massal jauh lebih cepat.

    Menurut Logan, kesamaan antara kedua jenis sel membuat infrastruktur dan manufaktur yang sudah ada untuk baterai litium bisa diadaptasi untuk memproduksi baterai sodium ion. Ini mengurangi waktu dan biaya untuk komersialisasi di China.

    “Sinergi yang sama tidak selalu berlaku jenis kimia dari baterai lainnya,” tambah Logan.

    Analis dari firma riset baterai di Beijing, RealLi Research, Mo Ke, mencontohkan baterai all-solid-state yang tidak menggunakan elektrolit cair untuk mengangkut ion. Baterai jenis ini tidak begitu bergantung pada rantai pasok industri saat ini.

    China kini membangun jaringan pabrik besar yang didedikasikan untuk memproduksi sel sodium ion. Beberapa di antaranya sudah beroperasi.

    Pada 2024, produsen China mengumumkan rencana untuk membangun 27 pabrik baterai sodium ion dengan kapasitas gabungan 180 GWh, menurut riset Gaogong Industrial Research. Di antaranya termasuk pabrik 30GWh BYD yang akan dibangun di Xuzhou.

    Kapasitas baterai sodium ion global diprediksi akan melebihi 500 GWh pada 2023, dan lebih dari 90% berasal dari China, menurut analisis Wood Mackenzie.

    Getty Images

    Di luar China, Natron Energy di AS dan Faradion di Inggris menjadi pelopor. Namun menurut Zheng, perusahaan asing biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun lini produksi, dan mereka akan sulit bersaing dengan China.

    Ekonom berbasis di Brussels, Alicia Garca Herrero mengatakan perusahaan China secara kolektif menghabiskan lebih dari 55 miliar Yuan pada 2023 untuk riset dan pengembangan baterai sodium ion.

    Nilai itu melampaui USD4,5 miliar yang dikumpulkan oleh semua startup baterai AS secara kumulatif hingga 2023 untuk solusi baterai non-litium.

    Menurut Combs, perusaaan-perusahaan China punya motivasi sederhana: “Jangan kehilangan pangsa pasar, termasuk pasar masa depan.”

    Wakil Presiden Senior Yadea, Zhou Chao mengatakan perusahaannya sudah memperluas operasi di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika, di mana skuter listrik juga populer.

    Tujuan Yadea jelas: memproduksi massal baterai sodium ion dan meningkatkan infrastruktur pengisian daya skuter “agar ratusan juta orang dapat menikmati transportasi hijau”.

    Artikel versi Bahasa Inggris berjudul How electric scooters are driving China’s salt battery push dapat Anda baca di BBC Future.

    Lihat juga Video: Dua Motor Konsep Listrik Honda Tebar Pesona di IIMS 2025

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Peternakan dan Pertanian Jadi Lahan Bisnis Baru Miliarder Dunia, Ada Apa?

    Peternakan dan Pertanian Jadi Lahan Bisnis Baru Miliarder Dunia, Ada Apa?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Gelombang baru investasi dari para konglomerat dunia mulai bergeser ke sektor yang jarang terdengar sebelumnya: pertanian dan peternakan. Di tengah ketidakpastian global, dari iklim ekstrem hingga konflik geopolitik, para miliarder memilih agribisnis sebagai langkah strategis untuk menjamin ketahanan pangan sekaligus membuka jalur investasi yang lebih tahan banting.

    Bukan sekadar iseng. Investasi yang mereka tanamkan bernilai besar. Mulai dari pengusaha teknologi macam Jack Ma dan Mark Zuckerberg, hingga sosok senior seperti Warren Buffet dan Bill Gates, kini punya ladang, kebun, bahkan peternakan. Jeff Bezos pun ikut barisan.

    Dilansir dari Farmloka, Jack Ma, pendiri Alibaba yang sempat ‘hilang’ dari publik, ternyata sedang sibuk dengan urusan baru. Ia menyuntikkan dana ke sebuah perusahaan berbasis di Hangzhou yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Namanya 1.8 Meters Marine Technology modal awalnya disebut mencapai lebih dari Rp230 miliar.

    Tak cukup di China, Jack juga menyempatkan diri ke Eropa. Tahun 2022 lalu, ia sempat mampir ke Wageningen University & Research di Belanda. Universitas itu memang terkenal sebagai pusat inovasi pertanian berkelanjutan.

    Mark Zuckerberg juga tidak mau ketinggalan. Bos besar Meta ini bersama istrinya, Priscilla Chan, punya lahan seluas 1.500 hektar. Luasnya lebih dari cukup untuk peternakan, kebun, dan pembibitan. Mereka bahkan menanam jahe dan kunyit organik di sana.

    Tapi ini bukan pertanian tradisional. Semua dikelola dengan pendekatan modern pakai data, teknologi, dan prinsip pertanian ramah lingkungan. Tujuan mereka jelas: bikin sistem pertanian yang awet, sehat, dan tetap menguntungkan.

  • Kekuatan Baru Militer China Bikin Amerika Ketakutan

    Kekuatan Baru Militer China Bikin Amerika Ketakutan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) kembali dibuat ketar-ketir oleh manuver teknologi militer China. Kali ini, kekhawatiran AS muncul dari perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Hangzhou, DeepSeek.

    Perusahaan yang sempat menghebohkan industri teknologi AS itu dituding secara aktif mendukung operasi militer dan intelijen Negeri Tirai Bambu. Pejabat senior AS menyebut bahwa startup teknologi ini mencoba menggunakan perusahaan cangkang di Asia Tenggara untuk memperoleh chip semikonduktor canggih yang dilarang dikirim ke China berdasarkan peraturan ekspor AS.

    DeepSeek juga disebut menyuplai teknologi dan data kepada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) serta aparat pengawasan Beijing.

    Perusahaan AI ini mengejutkan dunia teknologi pada Januari lalu dengan mengklaim bahwa model kecerdasan buatannya (reasoning model) setara atau bahkan lebih baik daripada model AI terdepan milik perusahaan AS, dengan biaya yang jauh lebih murah.

    “Kami memahami bahwa DeepSeek secara sukarela telah dan kemungkinan akan terus memberikan dukungan kepada operasi militer dan intelijen China,” kata seorang pejabat senior dari Departemen Luar Negeri AS dikutip dari Reuters, Selasa (24/6/2025).

    “Upaya ini lebih dari sekadar akses terbuka terhadap model AI DeepSeek,” lanjut pejabat tersebut.

    Penilaian pemerintah AS terhadap aktivitas dan hubungan DeepSeek dengan pemerintah China belum pernah dilaporkan sebelumnya. Informasi ini muncul di tengah perang dagang besar-besaran antara AS dan China.

    Lebih dari 150 dokumen pengadaan militer China disebut menyebut nama DeepSeek, mulai dari institusi riset pertahanan hingga unit utama PLA. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan teknologi tersebut punya peran strategis dalam pengembangan kekuatan militer generasi baru China.

    Pejabat tersebut juga menyatakan bahwa DeepSeek menggunakan celah hukum untuk mendapatkan akses terhadap chip-chip canggih buatan AS, seperti Nvidia H100, yang telah dibatasi sejak 2022 karena kekhawatiran AS bahwa chip ini bisa mempercepat pengembangan kekuatan militer dan AI China.

    “DeepSeek berusaha menggunakan perusahaan cangkang di Asia Tenggara untuk menghindari kontrol ekspor, serta mencoba mengakses pusat data di kawasan itu untuk memakai chip buatan AS secara remote,” ujarnya.

    Tak hanya itu, DeepSeek juga menjadi sorotan karena diduga mengirim data pengguna global, termasuk dari AS, ke server milik China melalui infrastruktur yang terhubung dengan China Mobile, operator telekomunikasi milik negara. Tuduhan ini muncul di tengah kekhawatiran soal kebocoran data dan pengawasan digital skala besar.

    Di sisi lain, layanan AI DeepSeek tetap ditawarkan lewat platform cloud besar seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, dan Google Cloud, sehingga bisa diakses secara global.

    Namun keberadaan hukum China yang mewajibkan perusahaan menyerahkan data jika diminta menimbulkan alarm serius soal keamanan data pengguna internasional.

    Meskipun pihak DeepSeek belum merespons tuduhan ini, laporan tersebut mempertegas bahwa persaingan teknologi antara AS dan China kini tak sekadar soal ekonomi, tetapi juga soal kekuatan militer.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mengarungi Kanal Buatan Terpanjang Dunia di China – Page 3

    Mengarungi Kanal Buatan Terpanjang Dunia di China – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – China mempunyai kanal terpanjang di Dunia yang disebut sebagai Grand Canal of China atau kanal Jing-Hang. Kanal ini membentang sepanjang sekitar 1.794 kilometer atau setara 1.115 mil.

    Saking panjangnya, kanal ini menghubungkan wilayah utara dan selatan China, dari Beijing di utara hingga Hangzhou di selatan yang artinya kanal ini melewati berbagai kota penting seperti Tianjin, Jinan, hingga Suzhou.

    Menariknya kanal ini bukan tercipta secara alami, melainkan kanal yang terbentuk dari jaringan yang dibangun oleh manusia sejak ribuan tahun lalu.

    Liputan6.com berkesempatan untuk mengarungi sebagian kecil area kanal dalam program China Internasional Press Communication Center (CIPCC) saat berkunjung ke Kota Huai’an, Provinsi Jiangsu, China pada 8 Juni 2025.

    Adapun jarak Huai’an ke Beijing dan Hangzhou sekitar 900 kilometer (KM). Sehingga, Huai’an berada di titik tengah Kanal Besar, serta di garis pembagian iklim dan geografi antara utara dan selatan China.

    Pelayaran dilakukan dengan perahu di sekitar area distrik Sejarah dan Budaya Dazhakou yang berlokasi di pusat kota Huaian menuju kawasan wisata Qingjiangpu. Kawasan ini dibuka untuk kunjungan turis karena memperlihatkan budaya lokal Huai’an, pemandangan kanal kuno, serta lanskap alam dan sejarah yang tersisa.

    Menyusuri kanal ini, juga menjadi pilihan wisata sejarah yang apik. Pasalnya, di masa lampau posisi grand kanal ini rupanya amat vital karena menjadi penentu kemajuan dan kemunduran suatu dinasti.

    “Kanal digunakan pada masa Dinasti Ming dan Qing untuk mengangkut beras. Di China kuno, bahan pangan di bagian selatan negara ini cukup melimpah, dan sungai ini digunakan untuk mengangkut beras dari selatan ke utara,” kata pemandu wisata.

    Pada Juni 2014, kanal besar China terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada karena nilai sejarah dan budayanya yang luar biasa.

    “Panjang kanal ini sangatlah luar biasa, sehingga ketika diajukan sebagai warisan, kanal ini dibagi menjadi beberapa area dan segmen yang menjadi bagian dari situs warisan,” ujar pemandu wisata tersebut.

     

  • China Cetak Sejarah! Gelar Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

    China Cetak Sejarah! Gelar Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

    Jakarta

    Dunia robotika mencatat sejarah baru! Kompetisi Robot Dunia China Media Group (CMG) – Seri Pertarungan Mecha resmi digelar di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur, pada Minggu (25/5/2025).

    Ini adalah turnamen pertarungan robot humanoid pertama di dunia, menghadirkan aksi seru robot canggih yang bertarung layaknya petinju profesional, disiarkan langsung untuk memamerkan kehebatan teknologi robotika China.

    Kompetisi ini bukan sekadar ajang adu jotos robot, tapi juga panggung bersejarah yang menandai integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam olahraga tarung. Menurut laporan CMG, semua robot tempur humanoid yang bertanding menggunakan teknologi buatan dalam negeri.

    Salah satu bintangnya adalah Unitree G1, robot humanoid andalan Unitree Robotics dengan tinggi 1,32 meter dan berat 35 kg, yang dilengkapi daya komputasi canggih serta gerakan super lincah.

    Dalam turnamen ini, robot-robot humanoid unjuk gigi dengan gerakan tempur memukau, seperti pukulan lurus, pukulan kait, tendangan samping, hingga tendangan berputar di udara. Bahkan, mereka mampu bangkit dari lantai setelah terjatuh!

    Empat tim operator manusia mengendalikan robot-robot ini dalam pertandingan tinju bergaya turnamen, menciptakan kolaborasi epik antara manusia dan mesin.

    “Robot-robot ini bertarung dengan cara yang sangat kolaboratif. Mereka menunjukkan kemampuan luar biasa, dari pukulan hingga tendangan, dengan gerakan yang halus dan presisi,” ujar Chen Xiyun dari tim pemasaran Unitree Robotics kepada Global Times.

    Selain pertarungan satu lawan satu, ada juga sesi pameran di mana robot memamerkan keterampilan tempur dalam kelompok. Unitree G1, misalnya, dirancang untuk beroperasi di lingkungan ekstrem dengan fleksibilitas dan kelincahan tinggi, menjadikannya bintang di arena.

    Bukan Sekadar Tinju

    Foto: Global Times

    Menurut para pakar, pertarungan robot ini bukan cuma soal aksi seru, tapi juga ujian bertekanan tinggi untuk menguji struktur, kontrol gerakan, dan kemampuan pengambilan keputusan AI.

    “Kompetisi ini mendorong inovasi di bidang persepsi, kontrol, dan eksekusi teknologi,” kata Tian Feng, mantan dekan Institut Penelitian Industri Intelijen SenseTime, kepada Global Times.

    Ia menambahkan bahwa operator harus cepat menyesuaikan taktik robot secara real-time, menuntut kemampuan adaptasi dan pembelajaran yang mumpuni.

    Robot-robot ini juga menjalani uji coba ketat sebelum bertanding untuk memastikan keseimbangan, mobilitas, dan ketepatan gerakan. Tujuannya? Mengembangkan robot yang lebih ringan, cerdas, dan siap untuk kehidupan sehari-hari.

    Acara ini hanyalah permulaan. Pada Desember mendatang, turnamen serupa akan digelar di Shenzhen, Guangdong, oleh perusahaan robotika EngineAI. Tujuannya adalah memamerkan terobosan AI dan robotika melalui pertarungan yang tak hanya kompetitif, tapi juga memukau secara visual.

    Tian Feng memprediksi industri olahraga pertarungan robot akan meledak, didorong oleh perusahaan seperti Unitree, AgiBot, EngineAI, dan Booster Robotics, yang terus mengembangkan robot humanoid generasi berikutnya.

    Dari memecahkan Rubik’s Cube, membantu prosedur medis, hingga berlari maraton, robot humanoid Negeri Panda ini kini melangkah ke ring tinju. Menurut Institut Elektronik China, pasar robot humanoid di negeri itu diproyeksikan mencapai 870 miliar yuan (sekitar Rp 1.700 triliun) pada 2030. Wow, gokil!

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Pertama di Dunia! China Gelar Tinju Robot Humanoid”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Mak Comblang Digital, Tian Xin Jodohkan Warga China Lewat Livestream

    Mak Comblang Digital, Tian Xin Jodohkan Warga China Lewat Livestream

    FotoINET

    AP Photo/Ng Han Guan – detikInet

    Selasa, 29 Apr 2025 17:00 WIB

    China – Tian Xin siaran langsung di Xiaohongshu jadi mak comblang digital. Dirinya bantu warga Hangzhou, China mencari jodoh lewat dunia maya.

  • Honda Rilis 2 Mobil Listrik Baru, Begini Tampangnya

    Honda Rilis 2 Mobil Listrik Baru, Begini Tampangnya

    Shanghai

    Honda memperkenalkan dua mobil listrik baru dalam Ye Series untuk pasa China. Dua mobil listrik terbaru Honda itu meluncur di Auto Shanghai 2025.

    Mobil listrik Honda itu lahir berkat kerja sama dengan perusahaan lokal China. Adapun mobil listrik terbaru Honda itu adalah GAC Honda GT dan Dongfeng Honda GT.

    Kedua model tersebut merupakan kendaraan unggulan dalam lini Ye Series, dirancang untuk memberikan pengalaman berkendara yang inovatif dan fun to drive kepada para konsumen. Meskipun keduanya menampilkan siluet “rendah & lebar”, setiap model mengusung desain yang unik yang mencerminkan karakteristik dan citra merek masing-masing.

    GAC Honda GT menonjolkan kesan futuristik yang modern dan teknologi-cerdas. Sedangkan Dongfeng Honda GT menghadirkan gaya emosional yang membangkitkan perasaan positif terhadap mobilitas masa depan.

    Pada bagian kabin, Honda telah merancang ruang yang memprioritaskan kenyamanan dan keterlibatan pengemudi serta penumpang. Pengemudi dapat menikmati pengalaman berkendara yang sporty dan menyenangkan melalui desain kabin yang ergonomis. Sementara itu, layar utama yang fokus jauh memberikan pengalaman visual yang mendalam, menciptakan atmosfer premium bagi para penumpang.

    Mobil Listrik Honda di China Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikcom

    Selain peluncuran model GT di Shanghai Auto Expo 2025, Honda juga mengumumkan komitmennya untuk mengembangkan teknologi terdepan di China dalam bidang elektrifikasi dan kecerdasan buatan. Kolaborasi dengan Momenta Global Limited, yang mengkhususkan diri dalam teknologi bantuan pengemudi AI, akan membantu Honda mengintegrasikan sistem navigasi canggih dan meningkatkan pengalaman mengemudi yang aman dan terpercaya.

    Honda menjalin kolaborasi dengan sejumlah perusahaan teknologi di China untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik pintar. Bersama Momenta Global Limited, Honda akan mengintegrasikan teknologi bantuan pengemudi berbasis AI yang memungkinkan kendaraan beroperasi tanpa peta definisi tinggi, cukup dengan tujuan yang ditetapkan melalui sistem navigasi.

    Teknologi ini akan diterapkan pada model-model masa depan guna meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berkendara. Honda juga akan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dari Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Basic Technology Research Co., Ltd. (DeepSeek) untuk menghadirkan pengalaman mobilitas yang lebih nyaman dan menyenangkan. Teknologi DeepSeek akan disematkan pada seluruh lini model listrik Yè dan tersedia sebagai pembaruan over-the-air (OTA) untuk model Yè P7 dan Yè S7 yang telah beredar di pasaran.

    Di sisi lain, Honda juga bekerja sama dengan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) untuk mengembangkan platform baterai efisiensi tinggi, termasuk penggunaan sel baterai yang tertanam langsung pada bodi kendaraan serta pengembangan baterai lithium-ion fosfat (LFP) untuk model ketiga dalam lini Yè. Seluruh upaya ini merupakan bagian dari langkah Honda menuju netralitas karbon pada 2050. Honda menargetkan peluncuran total 10 model kendaraan listrik di China, dimulai dengan e:NS1 dan e:NP1 pada 2022, serta Yè P7 dan Yè S7 pada 2024. Honda juga berkomitmen untuk menjadikan kendaraan listrik mencakup 100% penjualannya di China pada tahun 2035.

    (rgr/dry)

  • Lembaga Pendidikan Maarif NU PWNU Jateng Bakal Jalin Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Cina

    Lembaga Pendidikan Maarif NU PWNU Jateng Bakal Jalin Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Cina

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jateng bakal kembali menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dari Cina.

    Tak hanya itu, Ma’arif NU juga menyiapkan beasiswa untuk peserta didik yang ingin melanjutkan kuliah.

    Ketua LP Ma’arif NU PWNU Jateng Fakhrudin Karmani mengatakan, naskah kerja sama atau Memorandum of Understanding (MOU) dengan mitra dari Cina itu akan ditandatangani di hall Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Senin (14/4/2025).

    Selain beasiswa, juga disiapkan program pertukaran  pelajar dan tenaga kependidikan serta student camp untuk penguatan kapasitas. 

    “Dijadwalkan, gubernur Jateng, Pak Lutfi akan menyaksikan penandatanganan kerja sama dan menyampaikan sambutan pengarahan dalam acara ini,” ujarnya melalui keterangan pers, Minggu (13/4/2025).

    Menurutnya, Ma’arif bersama perangkat NU lainnya yang membidangi pendidikan yakni Lembaga Perguruan Tinggi (LPT) dan  Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau asosiasi pondok pesantren NU menjalin kerja sama dengan mitra Kementerian Pendidikan negara Cina yakni Belt and Road Chinese Center (BRCC).

    Lanjutnya, bersamaan dengan agenda MOU juga akan digelar agenda pendukung yakni Education Fair dan Job Fair.

    “Agenda Education Fair  10 perguruan  tinggi Cina akan mengirimkan utusannya secara langsung, sedangkan 27 lainnya mewakilkan kepada BRCC untuk berkomunikasi dengan mitra di Indonesia,” terangnya.

    Dikatakannya, sembilan perguruan tinggi bakal menandatangani MOU dengan lembaga-lembaga di bawah NU Jateng. 

    Sembilan perguruan tinggi itu adalah Guilin University of Electronic Technology, Heilongjiang University, Kunming Medical University, Shandong University of Technology, Herbin Engineering University, Baihan University, Henan University of Technology, China University of Petroleum Beijng dan Hangzhou Dianzi University.

    Kemudian  perusahaan yang ikut dalam Job Fair terdaftar sebanyak 10 perusahaan yang menyediakan 300 lowongan kerja lebih. 

    10 perusahaan itu meliputi PT Goda Technology Group yang bergerak di bidang electric  vehicle, lokasi industri di Semarang, Korrun Group ( PT Jin Lin Luggage Indonesia, PT Formosa Bag Indonesia dan Jiale Indonesia Textile) di Jepara bergerak di bidang textile and garnent.

    Selanjutnya PT Atlas Belajar Bahasa Tangerang (Education Technology ), PT Hebat Bersama Kami Semarang (Artificial Intelligence),  PT Layong Seng  Fong Jombang (Wood Panel),  Yayasan Boemi dan Kita Lampung dan Semarang (Waste Management),  PT BYD Motir Indonesia – Subang  (Electric Vehicle),  PT Elaborium Elevasi Indonesia  Bogor (Research  and Training), PT Kerja Handal Nusantara Malaysia, Pontianak dan Jakarta ( F&B Head Hunter) dan Xinya College Tarumanegara  Jakarta (Sekolah Bahasa).

    “Selain pak gubernur Jateng, ketua Tanfidziyah PWNU Jateng KH Abdul Ghaffar Rozin juga akan memberikan pengarahan dalam acara yang akan dihadiri para pimpinan pesantren, perguruan tinggi dan satuan – satuan pendidikan di bawah NU Jateng,” tandasnya. (rtp)

  • Geely EX5 Diuji Tabrak, Ini Hasilnya

    Geely EX5 Diuji Tabrak, Ini Hasilnya

    Jakarta

    Geely EX5 baru saja melakoni uji tabrak ASEAN NCAP. Begini hasil uji tabrak SUV listrik kembaran Proton eMas7 itu.

    Geely EX5 mendapat hasil sangat bagus saat melakoni uji tabrak. Diketahui, Geely EX5 sudah menjalani uji tabrak di tiga lembaga pemeringkat yaitu European New Car Assessment Programme (Euro NCAP) untuk pasar Eropa dan Australasian New Car Assessment Programme (ANCAP) di Australia. Terbaru, Geely EX5 menyelesaikan uji tabrak ASEAN NCAP. Tapi yang diuji di ASEAN NCAP itu adalah kembarannya, Proton eMas7.

    Dalam keterangan resmi ASEAN NCAP disebutkan, Proton eMas7 yang diuji itu merupakan buatan Malaysia dan dijual untuk pasar Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura. Varian yang dites adalah Premium keluaran tahun 2024. Mobil ini dibekali dengan kapasitas 160 kW dan memiliki enam airbag. Lalu bagaimana hasil pengujiannya?

    Proton eMas7 ini meraih hasil sempurna. Untuk perlindungan penumpang dewasa, total nilai yang diraih adalah 31,20. Sementara untuk perlindungan anak-anak, nilainya 44,17. Selanjutnya, pengujian fitur keselamatan mendapatkan total nilai 21. Kemudian untuk perlindungan pemotor total nilainya 13. Berkat torehan tersebut, Proton eMas7 diganjar bintang lima dengan bobot skor (bukan total nilai) sebesar 92,57.

    Hasil ASEAN NCAP untuk Proton eMas7 itu sebenarnya tidak jauh dengan pengujian Geely EX5 di Eropa maupun ANCAP. Di kedua pengujian itu, Geely EX5 juga mendapat lima bintang dengan skor perlindungan serta fitur yang memuaskan.

    Meski terhitung sebagai pendatang baru, Proton eMas7 boleh dibilang cukup mencuri perhatian. Dari sisi penjualan mobil listrik di Malaysia, eMas7 ini menduduki posisi puncak penjualan EV terlaris. Sementara di Indonesia, yang dijual bukanlah Proton eMas7 melainkan Geely EX5.

    Kehadiran EX5 sekaligus menandakan kembalinya Geely ke pasar otomotif Indonesia. SUV ramah lingkungan ini dibangun di atas platform GEA (Geely Electric Architecture) yang dikembangkan oleh pabrikan yang berkantor pusat di Hangzhou, Zhejiang.

    Beralih ke spesifikasi, Geely Indonesia memang belum mengumumkannya secara detail. Tapi berkaca dari model yang sudah dijual di China, mobil ini memiliki panjang 4.615 mm, lebar 1.901 mm, dan tinggi 1.670 mm. Jarak sumbu rodanya 2.750 mm. Mobil ini diklaim punya koefisien drag 0.269.

    Mobil ini dibekali motor listrik tunggal yang memiliki tenaga 218 PS dan torsi 320 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam diklaim bisa dilahap dalam waktu 6,9 detik.

    Baterainya yang disematkan merupakan pengembangan dari pabrikan. Baterai bernama Aegis ini diklaim lebih aman dan memiliki masa pakai lebih lama, serta kemampuan pengisian daya cepat, dan kinerja suhu rendah.

    (dry/din)