kab/kota: Gunungkidul

  • Wisata Pantai di Gunungkidul Yogyakarta Kebanjiran Wisatawan hingga Juli 2025

    Wisata Pantai di Gunungkidul Yogyakarta Kebanjiran Wisatawan hingga Juli 2025

    Menurut Windu, dari seluruh destinasi yang tersebar di 18 kapanewon, Pantai Drini menempati urutan teratas dalam jumlah kunjungan.

    Dia mengatakan, selain menawarkan keindahan laut selatan yang khas, pengelola juga telah menambahkan berbagai atraksi buatan seperti taman foto, spot selfie di atas bukit, hingga wahana air yang ramah anak.

    “Drini kini bukan hanya tempat main air. Pengunjung datang karena ingin menikmati suasana baru, berfoto, bahkan sekadar ngopi di kafe tepi bukit,” terang Windu.

    “Pantai-pantai lain seperti Kukup, Slili, Ngrawe, Sadranan, Sepanjang, hingga Buluk juga terus bersinar. Infrastruktur jalan yang semakin baik, peningkatan kapasitas parkir, dan keberadaan petugas keamanan serta lifeguard dari Satlinmas turut mendukung kenyamanan wisatawan,” sambung dia.

    Menariknya, pertumbuhan pariwisata Gunungkidul tidak lagi hanya bertumpu pada pantai. Kawasan wisata minat khusus dan edukatif juga mencatatkan peningkatan kunjungan yang signifikan.

    “Destinasi seperti Goa Pindul di Bejiharjo menjadi ikon wisata petualangan air dengan susur gua menggunakan ban. Di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, wisatawan lokal dan mancanegara tertarik pada geosite tua yang menawarkan jalur trekking, pemandangan sunrise, dan paket wisata edukatif berbasis masyarakat,” papar Windu.

     

  • Kakak Azka Korban Hilang di Watu Togok: Saya Masih Ingin di Sini, Kalau-Kalau Tuhan Memberi Tanda – Page 3

    Kakak Azka Korban Hilang di Watu Togok: Saya Masih Ingin di Sini, Kalau-Kalau Tuhan Memberi Tanda – Page 3

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tim SAR akhirnya menghentikan operasi pencarian terhadap Azka Nurfadilah (28), wisatawan asal Pondok Ranggon, Jakarta Timur, yang dilaporkan hilang di Pantai Siung, Tepus, Gunungkidul. Sudah delapan hari mencari, Azka tak kunjung ditemukan.

    Kakak kandung Azka, Wilda, memutuskan tetap bertahan di sekitar lokasi. Meskipun, Tim SAR telah menghentikan pencarian secara resmi.

    Wilda bersama anggota keluarga lain berada di Panti Siung, tak jauh dari posko pencarian. Wilda mengaku telah mengikhlaskan jika adiknya memang telah pergi, namun masih berharap ada keajaiban.

    “Secara hati, saya sudah mencoba ikhlas. Tapi saya belum bisa meninggalkan tempat ini. Saya masih ingin berada di sini kalau-kalau Tuhan memberi tanda,” ucap Wilda kepada Tim Sar.

    Wilda hanya ingin tahu keberadaan Azka. Apapun yang terjadi dia menerima. “Kalau memang tidak kembali, saya cuma ingin tahu dia di mana. Saya cuma ingin tahu kabarnya. Itu saja,” tambahnya.

    Ia bercerita, Azka pernah ke Pantai Siung ini bersama rekan kerjanya waktu masih di Yogyakarta dulu. Namun, setelah pindah ke Jakarta, Azka menunjukkan ada perubahan sifat yang tadinya ceria menjadi pendiam dan sering mengurung diri.

     

  • BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir rob berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena akan terjadi pada bulan Agustus.

    “Adanya fenomena Fase Bulan Purnama pada tanggal 09 Agustus 2025 dan Perigee pada tanggal 14 Agustus 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” tulis BMKG dari akun Instagram @bmkgmaritim, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    BMKG menjelaskan banjir pesisir ini akan berdampak pada masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan maupun pesisir. Mulai dari aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas pemukiman pesisir dan aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Masyarakat diminta waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampang pasang maksimum air laut. Selain itu juga selalu memperhatikan informasi cuaca maritim terbaru yang dikeluarkan BMKG.

    – Pesisir Sumatra Utara

    Pesisir Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan (9-15 Agustus 2025)

    – Pesisir Kepulauan Riau

    Pesisir Batam, Pesisir Bintan (9-14 Agustus)
    Pesisir Karimun (7-12 Agustus 2025)
    Pesisir Dabo Singkep (7-11 Agustus 2025)
    Pesisir Tanjung Pinang (9-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Sumatra Barat

    Pesisir Kota Padang, Pesisir Kab. Padang Pariaman, Pesisir Kab. Pesisir Selatan, Pesisir Kep. Metawai (8-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Jambi

    Pesisir Timur Jambi (5-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Kep. Bangka Belitung

    Pesisir Kota Pangkalpinang, Pesisir Tanjungpandan (6-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Banten

    Pesisir Utara Tangerang (5-13 Agustus 2025)
    Selat Sunda Barat Pandeglang (5-13 Agustus 2025)
    Pesisir Selatan Pandeglang (10-12 Agustus 2025)
    Perairan Selatan Lebak (9-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jakarta

    Pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, Penjaringan (2-9 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Barat

    Pesisir Subang, Indramayu, Cirebon (2-6 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Tengah

    Pesisir Brebes (14-20 Agustus 2025)

    – Pesisir D.I. Yogyakarta

    Pesisir Kab.Kulon Progo, Kab. Bantul, dan Kab. Gunungkidul (10-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Timur

    Surabaya Pelabuhan (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Bali

    Pesisir Selatan Bali (9-16 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Barat

    Pesisir Lombok dan Bima (7-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Timur

    Pesisir Utara dan Selatan P.Flores. Pesisir P.Sumba, Pesisir P. Sabu-Raijua, Pesisir P.Timor-Rote (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Utara

    Perairan Tarakan (10-13 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Selatan

    Pesisir Kotabaru, Tanah Bumbu (8-14 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Barat (6-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Maluku

    Pesisir Kep. Kai, Pesisir Kep. Aru (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Kep.Tanimbar (11-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Papua Selatan

    Pesisir Merauke (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Selat Muli (9-17 Agustus 2025).

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemuda di Gunungkidul Tewas Terjatuh ke Sumur, Diduga Tak Sempat Tertolong
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Agustus 2025

    Pemuda di Gunungkidul Tewas Terjatuh ke Sumur, Diduga Tak Sempat Tertolong Regional 1 Agustus 2025

    Pemuda di Gunungkidul Tewas Terjatuh ke Sumur, Diduga Tak Sempat Tertolong
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang pemuda berusia 22 tahun dilaporkan terperosok ke dalam
    sumur
    sedalam belasan meter milik warga di Padukuhan Logandeng, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY, pada Jumat (1/8/2025).
    Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, meski telah berhasil dievakuasi oleh petugas.
    Korban diketahui bernama YAA (22), warga Padukuhan Logandeng.
    Menurut salah satu warga bernama Yanto, kejadian tragis ini pertama kali diketahui oleh anak-anak yang sedang bermain di sekitar lokasi.
    Mereka berteriak meminta tolong karena melihat seseorang tercebur ke dalam sumur milik Mbah Yanti, sekitar pukul 15.00 WIB.
    “Saya datang ke lokasi melihat ada sandal di pinggir sumur,” kata Yanto kepada wartawan, Jumat petang.
    Yanto pun segera mengecek ke dalam sumur, namun tidak melihat korban.
    Ia kemudian menghubungi petugas Damkarmat BPBD Gunungkidul.
    “Saya langsung datang ke lokasi, terus menghubungi Damkar,” lanjut Yanto.
    Tim dari Damkarmat BPBD Gunungkidul bersama Relawan Save Rescue segera mendatangi lokasi dan melakukan proses
    evakuasi
    . Namun, kondisi air sumur yang keruh dan cukup dalam menyulitkan pencarian korban.
    “Awalnya kita pakai pipa dulu untuk mengecek korban, tapi tidak bisa. Akhirnya pakai besi jangkar, akhirnya tersangkut di baju korban,” ujar Dhany Alfian, petugas Damkarmat BPBD Gunungkidul.
    “Saya turun, dan mengangkat korban ke daratan,” tambahnya.
    Meski berhasil dievakuasi, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. “Korban langsung dibawa ke RS Nur Rohmah Playen,” jelas Dhany.
    Hingga saat ini, penyebab korban terjatuh ke dalam sumur masih belum diketahui. Pihak berwenang belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait kronologi kejadian secara detail.
    “Belum tahu penyebabnya,” ucap Dhany.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Tim SAR Sebelum Azka Hilang, Duduk Sendiri Hadap Laut di Sekitar Watu Togok

    Cerita Tim SAR Sebelum Azka Hilang, Duduk Sendiri Hadap Laut di Sekitar Watu Togok

    Liputan6.com, Jakarta Keberadaan wisatawan asal Jakarta Timur, Azka Nurfadillah masih menjadi misteri. Memasuki hari keenam pencarian, pengunjung Pantai Siung, Gunungkidul tersebut belum ditemukan.

    Sebelum dinyatakan hilang, anggota Tim SAR Satlinmas DIY Korwil 1 Sadeng, Catur Rahmanto mengaku sempat berinteraksi langsung dengan Azka di area tebing Watu Togok, yang sebenarnya termasuk zona terlarang untuk wisatawan karena medan curam dan membahayakan.

    “Saya waktu itu habis salat Jumat dan ngopi, lalu dapat laporan dari warga kalau ada pengunjung perempuan sendirian di sekitar Watu Togok. Saya langsung menuju lokasi bersama dua warga, dan benar saya temukan saudari Azka duduk menghadap laut,” ujar Catur, Jumat (1/8).

    Saat ditemukan, Azka duduk membawa kantong kresek besar, namun menolak ketika diminta untuk membuka isinya. Saat diajak bicara, ia tampak tidak fokus dan menghindari komunikasi. Ia mengaku datang sendiri dan menyatakan sudah ‘izin’, meski tak menyebut pihak mana yang diberi tahu.

    Setelah proses bujuk membujuk yang cukup lama, Azka akhirnya bersedia ikut turun menuju Pantai Siung, meski dengan langkah lambat dan sering berhenti bermain air.

    Sesampainya di pantai, ia tetap enggan diajak bicara. KTP tidak dibawa, dan saat diminta nomor keluarga, ia menolak. Karena ada keperluan pribadi, Catur menitipkan Azka kepada personel SAR lain. Namun sejak malam harinya, Azka tidak lagi terlihat hingga akhirnya dilaporkan hilang.

    Kesaksian juga datang dari Saido, warga sekitar Pantai Siung yang akrab disapa Ido, pemilik warung dekat lokasi tenda Azka. Menurut Ido, sejak Kamis (24/7), Azka terlihat beberapa kali mondar-mandir di jalan setapak dan bahkan sempat berbicara sendiri. Saat disapa, Azka tidak menjawab.

    “Pas saya sapa dia cuma jalan saja. Saya sempat heran juga, tapi saya pikir mungkin sedang ingin menyendiri,” kata Ido.

    Pada Jumat pagi, Ido melihat Azka salat subuh di depan tenda, tepat di depan pos SAR. Setelah itu, ia sibuk beraktivitas di warung. Menjelang siang sekitar pukul 08.00 WIB, ia mendapati tenda Azka sudah tampak sepi, seperti tidak berpenghuni.

    Belakangan, penjaga parkir mencurigai sebuah sepeda motor yang terparkir sejak Kamis hingga Sabtu di lokasi yang sama. Setelah diperiksa polisi dari Polsek Tepus, ditemukan SIM C atas nama Azka di tas yang tergantung di motor. Sejak itu, status Azka resmi dinyatakan hilang.

  • Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Liputan6.com, Jakarta Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menjadi sorotan masyarakat luas. beberapa waktu lalu, video Endah melempar asbak ke pelaku penipuan menjadi viral di media sosial.

    Kejadian tersebut terjadi di Padukuhan Ngunut, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Senin (14/7) malam. Pria berinisial AB, pelaku penipuan dengan mencatut nama Endah berhasil diamankan warga.

    Tanpa menunggu lama, Bupati Endah yang saat itu didampingi asisten pribadi, beberapa anggota kepolisian, serta warga langsung mendatangi lokasi AB diamankan.

    Setibanya di lokasi, suasana makin memanas. Tatapan tegas Bupati Endah mengarah langsung ke sosok AB yang duduk di antara kerumunan warga. AB tampak gugup, keringat membasahi pelipisnya, dan sorot matanya tak mampu menatap balik wajah pemimpin daerah itu.

    Dengan nada tinggi dan wajah penuh emosi, Bupati langsung menyentak pelaku di depan umum. “Anda ini berani sekali mencatut nama saya!), seru Bupati Endah dalam bahasa Jawa halus.

    AB tak kuasa membela diri. Ia hanya menunduk, sesekali bergumam pelan, mencoba memberi penjelasan yang terdengar berbelit-belit. Namun, alih-alih meredakan suasana, jawaban itu justru menyulut kemarahan Bupati. Endah lantas melempar asbak hingga pecah.

    “Orang ini jelas-jelas mempermainkan nama baik saya dan institusi pemerintah. Ini mencederai kepercayaan masyarakat,” kata Bupati.

    Belum lama dari video tersebut, Endah kembali menjadi sorotan dalam forum dialog Rakordal Triwulan II 2025 yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Yogyakarta, Selasa (29/7).

    Bicara dengan apa adanya, Endah mencurahkan keluh kesah perihal persoalan sektor pertanian yang dihadapi di daerahnya. Salah satu yang menjadi pembahasan serius adalah perihal populasi monyet.

    “Bapak Menteri, kami ini sudah bingung. Lahan kami luas, potensi produksi tinggi, tapi air belum tersedia optimal, dan monyet malah makin cerdas. Sudah sampai masuk rumah warga, merusak genteng masjid, dan melempari jalan pakai jagung,” kata Endah dalam paparannya, Rabu (30/7).

    Gunungkidul sendiri saat ini memiliki luas lahan pertanian siap panen untuk padi sebesar 35.351 hektare. Lahan sawah dilindungi mencapai 31.560 hektare atau 43% dari total LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di DIY. Kabupaten ini juga tengah menghadapi musim panen jagung dengan hasil Januari–April mencapai 258.416 ton pipilan kering.

    “Kami ini punya potensi luar biasa, Pak Menteri. Tapi bagaimana mau maksimal kalau irigasinya tidak tuntas?” imbuhnya.

    Jika persoalan sumur bisa ditunggu, maka beda cerita dengan kawanan monyet ekor panjang yang kini kian meresahkan warga. Endah menggambarkan bagaimana monyet-monyet itu tak hanya merusak ladang jagung dan kacang, tapi juga mencuri makanan di dapur warga, memanjat rumah, hingga merusak atap masjid.

    “Mereka ini seperti manusia, Pak Menteri. Kami sampai mikir, mungkin Darwin benar. Karena sekarang mereka bisa membedakan hari: Jumat datang ke tempat pasar, Senin sampai Kamis balik lagi rusak ladang,” ucapnya.

    Lantas siapa sebenarnya Endah?

    Endah adalah seorang politikus yang lahir 23 Maret 1976. Dia resmi menjabat sebagai Bupati Gunungkidul per tanggal 20 Februari 2025.

    Sebelum menjadi bupati, Endah menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul periode 2019–2024.

    Endah merupakan warga asli Kapanewon Ponjong, salah satu wilayah pedesaan di Gunungkidul. Dia menempuh pendidikan dasar di SDN Kenteng 1 Ponjong, SMP Negeri 2 Ponjong dan SMA/SMEA Muhammadiyah Karangmojo.

    Endah kemudian menempuh pendidikan tinggi di AMP YKPN Yogyakarta untuk jenjang D3, lalu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE YKPN Yogyakarta.

    Di tahun 2023, dia melanjutkan pendidikan magister di Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, dan dinyatakan lulus pada Februari 2024.

    Dalam dunia politik, Endah pernah tercatat sebagai tenaga ahli Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DIY. Kemudian terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul.

    Saat Pilkada Gunungkidul tahun 2024, Endah mencalonkan diri berpasangan dengan Joko Parwoto. Pasangan ini diusung gabungan partai; PDIP, Golkar, PKB dan Partai Buruh.

  • Hari Kelima Pencarian, Mukena dan Sandal Milik Azka Ditemukan di Dekat Watu Togok

    Hari Kelima Pencarian, Mukena dan Sandal Milik Azka Ditemukan di Dekat Watu Togok

    Liputan6.com, Gunungkidul – Memasuki hari kelima pencarian, tim gabungan yang dikoordinasikan Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi I menemukan barang-barang milik Azka Nurfadillah, wisatawan asal Jakarta yang dilaporkan hilang di kawasan Pantai Siung, Tepus, Gunungkidul. Penemuan ini memberi harapan, meski keberadaan korban belum diketahui secara pasti.

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi I, Sunu Handoko Bayu Sagara, dalam laporan terbarunya menyampaikan perkembangan penting dari pencarian hari kelima, Kamis (31/7/2025).

    Dalam upaya pencarian tersebut, tim dibagi ke dalam lima satuan pencarian darat (Search and Rescue Unit/SRU) dan satu unit SRU drone. Pencarian dimulai sejak pukul 07.00 WIB dengan menyisir area-area yang memiliki potensi sebagai lokasi keberadaan korban.

    “SRU 5 darat yang melakukan penyisiran di bawah tebing menemukan mukena putih dan sandal kanan yang berada sekitar 100 meter di sebelah barat Watu Togok atau wilayah Sawahan. Barang tersebut sudah dikonfirmasi oleh pihak keluarga sebagai milik Azka,” kata Sunu dalam keterangannya yang diterima Liputan6.com, Kamis (31/7/2025).

    Tim lainnya menyisir area yang lebih luas di sepanjang perbukitan dan garis pantai. SRU 1 bergerak menyisir atas tebing ke arah timur menuju Bukit Pengilon. SRU 2 menyusuri kaki Gunung Batur dengan sepeda motor dan melanjutkan pencarian hingga ke puncak. SRU 3 menyisir arah barat hingga Pantai Nglambor, sementara SRU 4 bergerak dari arah Nglambor melalui jalur motor dan menyusuri tebing menuju Pantai Jogan.

    Di sisi lain, SRU drone mengudara untuk menyisir sisi bawah tebing, baik di sisi timur maupun barat, yang sulit dijangkau oleh tim darat. Meski demikian, hingga siang hari belum ditemukan tanda-tanda keberadaan Azka selain temuan mukena dan sandal.

    “Pencarian hari ini menghadapi kendala gelombang laut yang tinggi, yang menyulitkan akses ke beberapa titik pencarian terutama di bawah tebing dan garis pantai. Namun tim tetap berupaya maksimal,” ungkap Sunu.

    Operasi pencarian ini melibatkan sejumlah instansi dan unsur masyarakat, antara lain Polsek Tepus, Ditpolair Polda DIY Pos Sadeng, Basarnas, Senkom Mitra Polri, warga sekitar, serta relawan dari kalangan mahasiswa pencinta alam (Mapala).

     

     

  • Cerita Bupati Gunungkidul Mengadu ke Menteri Kesayangan Prabowo: Monyet makin Cerdas

    Cerita Bupati Gunungkidul Mengadu ke Menteri Kesayangan Prabowo: Monyet makin Cerdas

    Liputan6.com, Jakarta Sebuah forum resmi yang berlangsung akhir Juli 2025 mendadak mencair saat Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan keluhan panjang lebar kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

    Dengan nada serius namun diselingi candaan getir, Endah menggambarkan dua persoalan pelik yang kini dihadapi petani di wilayahnya.

    “Bapak Menteri, kami ini sudah bingung. Lahan kami luas, potensi produksi tinggi, tapi air belum tersedia optimal, dan monyet malah makin cerdas. Sudah sampai masuk rumah warga, merusak genteng masjid, dan melempari jalan pakai jagung,” kata Endah dalam paparannya, Rabu (30/7).

    Endah mengungkapkan, pada tahun 2023 Presiden Prabowo Subianto mencanangkan pembangunan 57 titik sumur pertanian di Kabupaten Gunungkidul. Proyek ini menjadi harapan besar bagi petani, mengingat sebagian besar wilayah Gunungkidul merupakan daerah karst yang rentan kekeringan.

    Pada 3 Juni 2024, Presiden juga meresmikan 15 dari 57 titik sumur tersebut. Menurut Endah, 15 titik itu kini telah beroperasi dan mampu mengairi sekitar 6.254 hektare lahan pertanian.

    Namun 37 titik lainnya, yang rencananya akan mengairi sekitar 5.029 hektare, belum dilanjutkan pengerjaannya.

    “Kami sudah mencoba menjalin komunikasi dengan Universitas Pertahanan sebagai mitra pelaksana, dan bahkan sudah menyampaikan langsung melalui Pak Menteri. Tapi hingga sekarang belum ada kabar,” ujarnya.

    Gunungkidul sendiri saat ini memiliki luas lahan pertanian siap panen untuk padi sebesar 35.351 hektare. Lahan sawah dilindungi mencapai 31.560 hektare atau 43% dari total LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di DIY. Kabupaten ini juga tengah menghadapi musim panen jagung dengan hasil Januari–April mencapai 258.416 ton pipilan kering.

    “Kami ini punya potensi luar biasa, Pak Menteri. Tapi bagaimana mau maksimal kalau irigasinya tidak tuntas?” imbuhnya.

    Jika persoalan sumur bisa ditunggu, maka beda cerita dengan kawanan monyet ekor panjang yang kini kian meresahkan warga. Endah menggambarkan bagaimana monyet-monyet itu tak hanya merusak ladang jagung dan kacang, tapi juga mencuri makanan di dapur warga, memanjat rumah, hingga merusak atap masjid.

    “Mereka ini seperti manusia, Pak Menteri. Kami sampai mikir, mungkin Darwin benar. Karena sekarang mereka bisa membedakan hari: Jumat datang ke tempat pasar, Senin sampai Kamis balik lagi rusak ladang,” ucapnya.

    Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Mulai dari menanam tembakau di sekitar habitat monyet (yang justru dicabuti dan dibuang ke jalan oleh kawanan tersebut), hingga menggandeng komunitas adat Baduy untuk pendekatan budaya.

    Bahkan sempat dilakukan program kompensasi dengan menembak monyet liar, namun berujung pada penahanan seorang warga karena melanggar aturan perlindungan satwa. Hal tersebut terjadi karena warga kurang mendapat pemahaman soal perlindungan satwa.

    “Yang membantu petani malah ditangkap, ditahan tiga bulan. Kami sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Ada usulan agar populasi dikendalikan lewat makanan yang dicampur formula tertentu, tapi lembaga riset di DIY tak bisa bantu, dan disarankan ke Jawa Barat,” ungkapnya.

    Endah menambahkan, saking putus asanya, warga sempat menggantung bangkai monyet di ladang untuk menakut-nakuti kelompok lainnya. Namun bukan takut, monyet malah melemparkan jagung ke jalan aspal sebagai bentuk ‘protes’.

    “Saking parahnya, kami dituduh Bupati Bantul, katanya monyet-monyet kami hijrah ke sana. Tapi kami juga tidak bisa memastikan karena mereka tidak punya KTP,” ucap Endah, yang disambut gelak tawa forum.

    Respons Mentan Amran

    Menanggapi curahan hati Bupati Endah, Amran yang menjadi menteri kesayangan Prabowo ini menyampaikan apresiasinya atas keterusterangan tersebut. Ia menilai apa yang terjadi di Gunungkidul mencerminkan tantangan nyata di lapangan yang harus segera ditangani.

    “Kami sudah catat semua. Soal sumur akan segera kami koordinasikan dengan pihak terkait, termasuk Universitas Pertahanan dan jajaran teknis di pusat. Ini tidak bisa dibiarkan karena menyangkut produktivitas petani,” tegas Amran.

    Terkait gangguan monyet liar, Amran mengakui bahwa persoalan tersebut membutuhkan pendekatan lintas sektor. Ia berjanji akan melibatkan kementerian dan lembaga yang berwenang di bidang lingkungan dan konservasi.

    Amran juga memastikan bahwa Gunungkidul tetap menjadi salah satu prioritas dalam strategi ketahanan pangan nasional, mengingat potensi lahan dan hasil pertaniannya yang besar di wilayah selatan Jawa.

    “Ini bukan sekadar soal pertanian, tapi juga konservasi, sosial, dan keamanan warga. Perlu sinergi antar kementerian. Kami akan dorong perumusan solusi terpadu, termasuk edukasi bagi masyarakat,” Amran memungkasi.

    Istilah Amran menjadi menteri kesayangan Prabowo sendiri diutarakan oleh adik presiden, Hashim Djojohadikusumo.

    Hashim Djojohadikusumo menyebutkan, bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merupakan menteri kesayangan presiden terpilih Prabowo Subianto.

    Hal itu disampaikan Hashim yang merupakan adik kandung Prabowo, dalam acara Rakernas ke-20 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024).

    Hashim mengatakan, Amran disayangi Prabowo karena mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.

    “Saya bisa bersaksi kalau Pak Amran, Pak Menteri ini adalah paling disayangi Pak Prabowo Subianto saat ini. Paling disayangi dan akan lebih banyak disayangi nanti kalau kita jadi pengekspor pangan, Pak Amran. Ini program luar biasa, itu dengan teknologi dan lain-lain luar biasa,” ujar Hashim dalam siaran pers Kementerian Pertanian, Minggu (29/9/2024).

  • Kepala Desa Bingung Bedakan Koperasi Merah Putih dan BUMDes, Begini Curhatannya

    Kepala Desa Bingung Bedakan Koperasi Merah Putih dan BUMDes, Begini Curhatannya

    Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran tumpang tindih kewenangan antara unit usaha Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mengemuka, seiring upaya pemerintah dalam mendorong kemandirian ekonomi desa.

    Di tengah upaya pembangunan berbasis potensi lokal, muncul pertanyaan: bagaimana memastikan dua entitas ini tidak saling berbenturan?

    Sejumlah kepala desa di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan harapan sekaligus keprihatinan terkait pengelolaan usaha desa. Mereka menilai perlu adanya kejelasan batas kewenangan antara BUMDes dan Kopdes, agar keduanya bisa berjalan beriringan dan saling menguatkan.

    “Di satu sisi kami ingin mendukung program nasional melalui Kopdes, tapi BUMDes yang sudah lebih dulu berjalan juga tidak boleh ditinggalkan,” ujar Ketua Paguyuban Lurah Gunungkidul Suhadi, Rabu (30/7).

    Dia mencontohkan, unit usaha yang memiliki kesamaan, seperti toko desa atau pengelolaan hasil pertanian, bisa menjadi titik rawan jika tidak dikelola secara terpadu.

    Bila peran keduanya tidak dibedakan dengan jelas, bukan tidak mungkin akan timbul kebingungan di tingkat desa.

    “Potensi tumpang tindih ini perlu benar-benar diantisipasi. Jangan sampai dua lembaga yang sama-sama dibentuk untuk memajukan desa justru berjalan sendiri-sendiri tanpa arah yang terkoordinasi,” imbuhnya.

    Karena itu, para kepala desa berharap adanya panduan teknis dan pendampingan yang lebih terstruktur dari pemerintah. Dengan begitu, baik BUMDes maupun Kopdes bisa menjadi mitra strategis yang saling melengkapi dalam mendorong kemandirian ekonomi desa.

    Sementara itu, ahli kebijakan publik dari Universitas Gunungkidul Djuniawan Kartarajasa, menilai pentingnya sinergi dan penyusunan skala prioritas yang berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat desa. Pemerintah desa tidak boleh latah dalam menjalankan program tanpa analisis kebutuhan. Ia juga menekankan perlunya pendampingan dari pemerintah kabupaten agar peran keduanya menjadi komplementer, bukan kompetitor.

    Menurutnya, pemerintah daerah perlu membuat regulasi turunan berupa petunjuk teknis (juknis) dan standar operasional prosedur (SOP) yang membedakan secara tegas peran masing-masing unit.

    “BUMDes bisa difokuskan pada bisnis jangka panjang dan pelayanan umum, sementara Kopdes diarahkan sebagai motor penguatan pangan atau koperasi simpan pinjam. Tapi semua ini butuh aturan main yang jelas,” ucap Djuniawan.

  • Kakak Azka Korban Hilang di Watu Togok: Saya Masih Ingin di Sini, Kalau-Kalau Tuhan Memberi Tanda – Page 3

    Kronologi Wanita Asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Sempat Nekat ke Watu Togok

    Liputan6.com, Jakarta Azka Nurfadillah, perempuan berusia 28 tahun asal Pondok Ranggon, Jakarta Timur, dilaporkan hilang di kawasan Pantai Siung, Tepus, Gunungkidul, Sabtu (26/7). Keberadaan Azka masih misterius. Proses pencarian dilakukan oleh tim gabungan.

    Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi I, Sunu Handoko menjelaskan bahwa pencarian dilakukan setelah pihaknya menerima laporan kehilangan dari petugas parkir dan hasil pengecekan identitas kendaraan di lokasi.

    Azka diketahui pertama kali tiba di Pantai Siung pada Kamis (24/7), sekira pukul 17.30 WIB. Dia menyewa tenda untuk berkemah.

    Keesokan harinya, Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB, yang bersangkutan datang ke pos SAR menanyakan jalan menuju Watu Togok sambil menunjukkan video dari HP-nya.

    “Kami sudah mengimbau agar tidak ke sana karena lokasi tersebut sangat berbahaya dan tertutup untuk umum,” ujar Sunu.

    Sekira pukul 13.00 WIB, pihaknya menerima laporan dari seorang nelayan bahwa ada perempuan berada di Watu Togok, yaitu di balik gunung sisi timur Pantai Siung. Tim SAR segera menuju lokasi tersebut dan berhasil menemukan korban.

    “Kami sempat menemuinya, memberikan imbauan dan mengajak kembali ke pantai. Saat itu, dia menuruti dan kembali ke tenda,” jelasnya.

    Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, anggota tim SAR masih melihat Azka duduk di depan tendanya. Namun pada pukul 07.00 WIB, pemilik tenda membongkar perlengkapan karena masa sewa telah habis, dan korban sudah tidak terlihat.

    Minggu, 27 Juli 2025, pihak SAR mendapat laporan dari tukang parkir bahwa terdapat sepeda motor Honda Vario 160 yang sejak Kamis belum diambil pemiliknya.

    “Kami lakukan pengecekan dan ternyata benar itu kendaraan milik Azka. Di atas motor ada helm dan tas. Motor tidak dikunci setang dan kuncinya masih menempel,” beber Sunu.

    Setelah koordinasi dengan Polsek Tepus, dilakukan pemeriksaan isi tas dan ditemukan dompet berisi SIM, satu unit HP, pakaian dan barang-barang pribadi lainnya milik korban. Menyikapi hal itu, Tim SAR segera menyisir kembali kawasan Watu Togok, baik melalui jalur darat maupun menggunakan drone.

    “Korban belum berhasil kami temukan. Kami akan terus melanjutkan pencarian dengan dukungan personel gabungan dari AL Pos Sadeng, Koramil Tepus, Polsek Tepus, Polair Polres Gunungkidul, serta warga setempat,” tuturnya.

    Dia menambahkan, kondisi medan pencarian sangat sulit karena Watu Togok merupakan kawasan terjal dan tersembunyi. Meski demikian, upaya penyisiran tetap dilakukan secara maksimal.

    “Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan korban atau melihat hal mencurigakan di sekitar lokasi agar segera menghubungi posko SAR atau aparat setempat,” pungkasnya.