kab/kota: Gunungkidul

  • Veda Kibarkan Merah Putih Lagi di Eropa: Dedikasi untuk Kemerdekaan RI

    Veda Kibarkan Merah Putih Lagi di Eropa: Dedikasi untuk Kemerdekaan RI

    Jakarta

    Pebalap Indonesia yang berlaga di Red Bull Rookies Cup, Veda Ega Pratama, kembali meraih podium di balapan Eropa. Veda untuk kedua kalinya berhasil mengibarkan Merah Putih di sirkuit Red Bull Ring, sirkuit yang juga menggelar MotoGP di hari yang sama.

    Di balapan kedua Red Bull Rookies Cup, Veda kembali mengamankan podium kedua. Kemarin, di balapan pertama, rider asal Gunungkidul, Yogyakarta, itu juga meraih podium kedua.

    Veda merasa spesial meraih podium di hari ini. Podium ini ia didedikasikan untuk masyarakat Indonesia yang hari ini merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

    “Alhamdulillah saya bisa mendapatkan podium lagi, posisi 2 lagi hari ini di race kedua. Balapannya cukup sulit karena digelar pagi hari, dan temperatur sangat rendah. Tapi saya senang, juga podium hari ini sangat spesial buat saya dan untuk masyarakat Indonesia karena hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia. Dan ya, podium ini buat kalian semua masyarakat Indonesia. Podium ini untuk Indonesia. Terima kasih semuanya yang telah mendukung saya,” kata Veda dalam wawancara di parc ferme usai balapan di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (17/8/2025).

    Pebalap binaan Astra Honda Motor (AHM) yang tergabung dalam Astra Honda Racing Team (AHRT) itu hampir meraih podium tertinggi. Apa daya, pesaing terdekatnya Brian Uriarte berhasil menyalip Veda dan meraih juara.

    Balapan berlangsung sengit sejak awal. Veda mengawali balapan dari grid terdepan. Selama balapan, tensi benar-benar panas. Aksi salip-menyalip terus tersaji sepanjang balapan. Para rider juga saling menempel satu sama lain. Veda berada di posisi dua, tiga, dan sempat terlempar ke posisi lima.

    Tujuh lap menjelang finis, Veda mengamankan posisinya di barisan depan. Tapi Brian Uriarte dari Spanyol kembali menyalipnya di sektor terakhir.

    Situasi makin menegangkan ketika empat lap tersisa, Veda justru terlempar ke posisi empat akibat serangan Marco Morellidan David Gonzales.

    Veda tak tinggal diam. Dengan aksi agresif yang nyaris bersenggolan, ia menyalip Gonzales dan kembali ke tiga besar saat balapan menyisakan tiga lap.

    Pertarungan makin gila dua lap menjelang finis. Lima pembalap terdepan yakni Morelli, Uriarte, Hakim Danish, Veda, dan Gonzales saling tukar posisi dalam jarak yang rapat.
    Veda sempat tercecer ke urutan lima, sebelum menempel ketat Hakim Danish yang naik ke posisi tiga.

    Memasuki last lap, pebalap muda asal Yogyakarta ini benar-benar melesat ke urutan dua. Bahkan Veda sempat melewati Marco Morelli di trek menanjak khas Red Bull Ring yang sulit.

    Namun, Brian Uriarte sekali lagi menyalip Veda dan mengunci kemenangan. Selisihnya tipis, Uriarte menang dengan 0,087 detik lebih cepat dari Veda.

    (rgr/mhg)

  • Lagi! Merah Putih Berkibar di Eropa, Veda Podium di Red Bull Ring

    Lagi! Merah Putih Berkibar di Eropa, Veda Podium di Red Bull Ring

    Jakarta

    Drama tersaji di Race 2 Red Bull Rookies Cup 2025 seri Spielberg, Austria. Veda Ega Pratama sukses finis kedua pada Race 2, Minggu (17/8/2025), dan membuat Merah Putih kembali berkibar di Red Bull Ring.

    “Alhamdulillah saya bisa mendapatkan podium lagi, posisi 2 lagi hari ini di race kedua. Balapannya cukup sulit karena digelar pagi hari, dan temperatur sangat rendah,” ujar Veda saat diwawancara di parc ferme sebelum naik ke podium.

    “Tapi saya senang. Juga podium hari ini sangat spesial buat saya dan untuk masyarakat Indonesia karena hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia. Dan ya, podium ini buat kalian semua masyarakat Indonesia. Podium ini untuk Indonesia. Terima kasih semuanya yang telah mendukung saya,” lanjutnya.

    Balapan berlangsung sengit sejak awal. Namun seperti tradisi Rookies Cup, tensi benar-benar panas di lap-lap terakhir ketika lima pembalap bersaing ketat untuk perebutan podium.

    Tujuh lap menjelang finis, Veda sempat mengamankan posisinya di barisan depan. Tapi Brian Uriarte dari Spanyol kembali menyalipnya di sektor terakhir.

    Situasi makin menegangkan ketika empat lap tersisa. Veda justru terlempar ke posisi empat akibat serangan Marco Morelli dan David Gonzales.

    Veda tak tinggal diam. Dengan aksi agresif yang nyaris bersenggolan, ia menyalip Gonzales dan kembali ke tiga besar saat balapan menyisakan tiga lap.

    Pertarungan makin gila dua lap menjelang finis. Lima pembalap terdepan yakni Morelli, Uriarte, Hakim Danish, Veda, dan Gonzales saling tukar posisi dalam jarak yang rapat.

    Veda sempat tercecer ke urutan lima, sebelum menempel ketat Hakim Danish yang naik ke posisi tiga.

    Memasuki last lap, pebalap muda asal Gunungkidul, Yogyakarta, ini benar-benar mengeluarkan yang ia punya. Veda melesat ke urutan dua dan bahkan sempat melewati Marco Morelli di trek menanjak khas Red Bull Ring yang sulit.

    Sayang, bagaikan de jà vu, di sektor terakhir, Brian Uriarte sekali lagi menyalip Veda dan mengunci kemenangan dengan selisih 0,087 detik lebih cepat dari Veda.

    Veda harus puas finis kedua, tapi podium ini cukup untuk membawa Merah Putih kembali berkibar di Austria.

    (mhg/rgr)

  • Identitas Jenazah Tak Utuh di Pantai Krakal Gunungkidul Masih Misteri
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        13 Agustus 2025

    Identitas Jenazah Tak Utuh di Pantai Krakal Gunungkidul Masih Misteri Yogyakarta 13 Agustus 2025

    Identitas Jenazah Tak Utuh di Pantai Krakal Gunungkidul Masih Misteri
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Identitas jenazah tidak utuh yang ditemukan di kawasan Pantai Krakal, Tanjungsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, hingga kini masih menjadi misteri.
    Pihak kepolisian saat ini tengah menunggu hasil tes DNA untuk mengungkap siapa sosok di balik penemuan jasad tersebut.
    Saat ini, polisi juga tengah mencocokkan DNA tersebut dengan keluarga yang hilang di Pantai Siung.
    “Belum ada informasi terkait identitas, masih menunggu tes DNA,” kata Kapolsek Tanjungsari, AKP Agus Fitriyatna saat dihubungi melalui telepon Rabu (13/8/2025).
    Dia mengatakan, saat ini jenazah disimpan di RS Bhayangkara, Polda DIY.
    Sampel DNA-nya sudah diambil, dan dicocokan dengan keluarga orang yang hilang di kawasan Pantai Siung, beberapa waktu lalu.
    Perlu diketahui Aska Nurfadillah (28) wisatawan asal Jakarta Timur, Daerah Khusus Jakarta, yang dinyatakan hilang sejak Minggu (27/7/2025)
    “Iya betul, hari Jumat (9/8/2025) kemarin ibu korban orang hilang datang dari jakarta ke RS bhayangkara untuk diambil sampel DNA,” kata Agus.
    Disinggung mengenai kemungkinan selesai pemeriksaan DNA, karena tergantung pemeriksaan medis.
    “Belum tau, karena sampel DNA dikirim ke Jakarta,” ucap dia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jogjess & Polda DIY bagi-bagi bendera Merah Putih dan sembako pada sopir truk

    Jogjess & Polda DIY bagi-bagi bendera Merah Putih dan sembako pada sopir truk

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Sambut HUT ke-80 Republik Indonesia

    Jogjess & Polda DIY bagi-bagi bendera Merah Putih dan sembako pada sopir truk
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 12 Agustus 2025 – 14:47 WIB

    Elshinta.com – Menyambut HUT ke 80 kemerdekaan RI dan untuk menggelorakan semangat nasionalisme aksi bagi-bagi bendera Merah Putih dan sembako di Yogyakarta menyasar para sopir truk. Aksi bagi-bagi bendera Merah Putih dan Sembako dilakukan oleh Paguyuban Sopir Truk Jogja Express (Jogjess) dan Kepolisian Daerah (Polda) DIY di Lapangan Parkir Barat Monumen Yogya Kembali, Selasa (12/8).

    Aksi sosial ini merupakan salah satu upaya Polda DIY dalam mendukung keselamatan berlalu lintas, terutama untuk sopir truk dalam menerapkan standar operasi yang mengedepankan etika berkendara, kepatuhan terhadap aturan lintas dan saling menghormati sesama pengguna jalan.

    Panit 3 Subdit 2 Ditintelkam Polda DIY, Ipda Gunawan Sri Kuncoro menyampaikan, selain menjaga keselamatan di jalan, sopir truk memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban di jalan. Selain itu, sopir truk juga berperan dalam melaporkan potensi gangguan keamanan yang ditemui selama perjalanan seperti kemacetan akibat kecelakaan, kondisi jalan rusak, atau kejadian mencurigakan yang dapat mengganggu kelancaran distribusi.

    “Kami berkolaborasi dengan Jogja Express yang tergabung dalam angkutan sopir di wilayah Yogyakarta, sama-sama berempati untuk mendukung kemerdekaan Republik Indonesia dengan cara berbagi kepada masyarakat,” ujarnya.

    Gunawan menjelaskan ada beberapa tempat yang menjadi sasaran pembagian sembako oleh Jogjess ini. Selama ini Jogjess berperan aktif dalam pendistribusian angkutan barang di wilayah DIY. Karenanya kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat kurang mampu di tengah situasi ekonomi global saat ini.

    “Kami sengaja mengajak Jogjess karena mereka memiliki jaringan yang kuat di wilayah Yogyakarta. Tentunya Jogjess selama ini berperan aktif untuk saling menjaga situasi kamtibmas karena di jalan beliau-beliau ini mewakili masyarakat untuk berkontribusi dan mendistribusikan barang di wilayah Yogyakarta maupun se Indonesia,”imbuhnya.

    Polda DIY berperan menjaga kamtibmas mempunyai kewajiban untuk mereduksi hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu Polda DIY berusaha memberikan edukasi dan pencerahan kepada sopir truk, termasuk edukasi soal truk yang memiliki muatan berlebih.

    “Kita melakukan pendekatan sosialisasi untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran lalu lintas,” katanya.

    Sementara itu, Ketua Paguyuban Jogja Express, Supriyanto menambahkan, sopir truk memiliki peran ganda sebagai pengemudi dan penjaga ketertiban. Hal ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk menciptakan perjalanan distribusi yang aman, tertib dan bebas dari pelanggaran.

    “Kami menanamkan nilai bahwa setiap perjalanan bukan hanya tentang ketepatan waktu, tetapi juga tentang keselamatan semua pihak. Sopir kami dibekali pelatihan berkala terkait keselamatan berkendara dan etika di jalan,” katanya.

    Dalam momen ini, Supriyanto juga mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama sopir truk untuk menghormati jasa pahlawan dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih di masing-masing truk yang dikendari. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat semangat nasionalisme sekaligus mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekaan.

    “Parkiran Monjali memiliki makna khusus karena monumen ini merupakan simbol perjuangan rakyat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan, terutama terkait peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Semua truk-truk kita dipasangi bendera Merah Putih,” jelasnya.

    Bantuan sembako ini nantinya akan didistribusikan ke wilayah Gunungkidul, Kulon Progo Utara, Sleman, Bantul dan wilayah DIY lainnya yang terdata secara tepat oleh anggota Jogjess.

    “Nanti dibawa pulang dan kemudian didistribusikan lewat anggota. Harapannya ini juga untuk sosialisasi dan mendukung kamtibmas di Yogyakarta juga. Semua anggota Jogjess itu komunitas sopir truk yang ada di jalanan, jadi untuk contoh pengendara yang lain agar tertib di jalan,” ungkapnya. 

    Ketua Paguyuban Sopir Truk Jogjess Sleman, Ahmad Subarkah mendukung keberlangsungan kenyamanan lalu lintas di wilayah Sleman khususnya. Kegiatan ini sekaligus menjadi edukasi bagi pelaku ekonomi agar memiliki jiwa sosial dan peduli kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Kami akan menjalankan perintah-perintah dari Polda DIY dalam menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketertiban dalam lalu lintas. Di Sleman anggota Jogjess ada 50 orang dari jumlah keseluruhan sekitar 400 orang,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Ubur-Ubur Biru Serbu Pantai Selatan Gunungkidul, Banyak Anak-Anak Tersengat Bikin Kaki Panas dan Bengkak

    Ubur-Ubur Biru Serbu Pantai Selatan Gunungkidul, Banyak Anak-Anak Tersengat Bikin Kaki Panas dan Bengkak

    Dimi (10) warga Jogonalan, Klaten, menceritakan dia bersama neneknya berangkat dini hari demi bisa bermain di Pantai Sepanjang sebelum ramai. Saat ombak sedang bagus untuk berenang, ia tiba-tiba berteriak keras karena kakinya terasa panas seperti terbakar dan muncul bercak merah. Dia kemudian di bawa ke pos SAR setempat.

    “Aku cuma main sebentar, terus kayak ada tali yang melilit kaki dan rasanya panas banget,” kata Dimi sambil memegangi kakinya yang masih memerah.

    Bahkan, ada wisatawan lain yang sampai pingsan akibat reaksi alergi parah terhadap racun ubur-ubur. Sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.

    Kejadian serupa juga menimpa Lalita, wisatawan asal Semarang, yang datang bersama keluarganya untuk menikmati pasir putih Pantai Kukup. Saat putranya sedang bermain air, tiba-tiba menangis histeris karena kakinya memerah dan bengkak. Dia langsung buru-buru membawa anaknya ke pos SAR untuk mendapatkan pertolongan cepat dari petugas.

    Data SAR Satlinmas Korwil 2 Yogyakarta, sebagian besar korban sengatan ubur-ubur adalah anak-anak yang sedang bermain di air dangkal tanpa alas kaki.

  • Pemerintah Tahan Pencairan Dana Desa Puluhan Kelurahan di Gunungkidul, Ini Penyebabnya

    Pemerintah Tahan Pencairan Dana Desa Puluhan Kelurahan di Gunungkidul, Ini Penyebabnya

    Liputan6.com, Jakarta 59 kelurahan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum menerima dana desa tahap kedua. Pencarian tertahan lantaran belum memenuhi syarat administratif, terutama terkait laporan penggunaan dana tahap pertama.

    Menurut aturan yang berlaku, dana tahap kedua hanya bisa dicairkan jika penggunaan dana tahap pertama telah direalisasikan minimal 60 persen. Sayangnya, hingga akhir Juli, belum semua kelurahan mampu memenuhi batas realisasi tersebut dan menyelesaikan pelaporannya dengan lengkap.

    Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat DPMKP2KB Gunungkidul, Khoiru Rahmat menyebutkan bahwa proses ini sejatinya bukan untuk mempersulit, namun untuk memastikan penggunaan dana desa benar-benar efektif dan transparan.

    Meski begitu, dia mengakui ada perkembangan positif karena beberapa kalurahan yang tertahan mulai aktif mengunggah dokumen ke sistem pelaporan.

    “Waktu masih ada, tenggat administratif dari pusat masih sekitar September hingga Oktober, dan kami terus lakukan pendampingan. Mudah-mudahan bisa segera menyusul,” kata Khoiru kepada wartawan, Kamis (7/8).

    Pemerintah pusat sendiri menetapkan pagu Dana Desa untuk Kabupaten Gunungkidul pada 2025 sebesar Rp168.808.759.000. Dari jumlah tersebut, Rp99,68 miliar telah tersalurkan pada tahap pertama, dan Rp40,65 miliar di tahap kedua, sehingga total penyaluran hingga saat ini mencapai Rp 140,33 miliar.

    Sementara itu, Rp28,47 miliar sisanya masih tertahan di kas negara, menunggu desa-desa melengkapi persyaratan agar bisa mengaksesnya. Tak hanya soal pelaporan teknis, kadang kalurahan juga terkendala SDM yang terbatas untuk mengelola administrasi keuangan secara digital.

    Di sisi lain, desa-desa yang sudah menerima dana segera bergerak cepat menyusun rencana implementasi. Salah satunya adalah Kalurahan Plajan yang dipimpin oleh Lurah Asih Sulistyo.

    “Kami akan menggunakan dana ini sesuai arahan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Anggarannya akan kami alokasikan untuk ketahanan pangan, penanganan kemiskinan ekstrem, layanan dasar kesehatan, hingga penanganan stunting,” lanjutnya.

    Selain itu, Kalurahan Plajan juga berencana mengembangkan program padat karya tunai dan pemanfaatan teknologi tepat guna di tingkat desa. Program-program ini diharapkan tidak hanya menyerap tenaga kerja lokal, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi warga.

    Langkah cepat ini menjadi cerminan dari semangat desa yang ingin tumbuh dan mandiri di tengah berbagai keterbatasan. Dana Desa bukan hanya anggaran, tapi juga nafas pembangunan yang langsung menyentuh masyarakat paling bawah.

  • Gelombang Tinggi Rusak Sejumlah Perahu Nelayan di Pantai Selatan Gunungkidul
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Agustus 2025

    Gelombang Tinggi Rusak Sejumlah Perahu Nelayan di Pantai Selatan Gunungkidul Regional 6 Agustus 2025

    Gelombang Tinggi Rusak Sejumlah Perahu Nelayan di Pantai Selatan Gunungkidul
    Tim Redaksi

    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba menerjang kawasan Pantai Selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan menyebabkan kerusakan sejumlah perahu nelayan pada Rabu (6/8/2025) dini hari.
    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, mengatakan gelombang tinggi mulai terjadi sejak Selasa (5/8/2025) malam dan terus berlanjut hingga dini hari.
    Akibatnya, sejumlah kapal di beberapa titik pantai mengalami kerusakan.
    “Ada kenaikan gelombang, 5 kapal nelayan Pantai Baron hanyut terseret arus ke selatan dan terbalik, karena tali kailnya putus,” ujar Marjono saat dihubungi, Rabu.
    Pantai-pantai yang terdampak di antaranya adalah Pantai Baron, Sundak, Ngandong, dan Siung.
    Di Pantai Baron, warga bersama nelayan dan personel Satlinmas yang berjaga sempat berusaha menyelamatkan kapal yang terseret ombak.
    “Tiga kapal sudah dievakuasi, yang dua masih tenggelam,” tambahnya.
    Marjono mengimbau kepada seluruh nelayan agar tidak memaksakan diri melaut jika kondisi gelombang masih tinggi.
    Ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan untuk menghindari kerugian maupun kecelakaan.
    Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto, menyebutkan satu perahu rusak di kawasan Pantai Ngandong akibat gelombang yang datang secara tiba-tiba.
    “Saat gelombang datang tadi malam, belum berhasil dinaikkan semua (kapalnya), ada satu kapal yang pecah,” kata Rujimanto.
    Menurutnya, fenomena gelombang tinggi memang biasa terjadi pada bulan Agustus. Karena itu, ia meminta masyarakat dan nelayan tetap waspada, meskipun tidak perlu panik.
    Sementara itu, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi I Pantai Wediombo, Sunu Handoko Bayu Sagara, menyebut hingga Rabu pagi belum ada laporan kerusakan akibat gelombang tinggi di wilayahnya.
    “Dampaknya hingga saat ini nihil,” ujarnya singkat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Detik-Detik Gelombang Tinggi Terjang Pantai Selatan Gunungkidul, Puluhan Kapal Nelayan dan Warung Rusak

    Detik-Detik Gelombang Tinggi Terjang Pantai Selatan Gunungkidul, Puluhan Kapal Nelayan dan Warung Rusak

    Liputan6.com, Gunungkidul – Gelombang tinggi menerjang sejumlah pantai di pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul pada Selasa (5/8/2025) malam, mengakibatkan kerusakan puluhan kapal nelayan, warung makan, hingga kendaraan bermotor yang terparkir di bibir pantai.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Di Pantai Ngandong, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, suasana malam awalnya tenang. Para nelayan dan warga pantai yang sejak sore beraktivitas mulai bersiap pulang. Namun, di tengah persiapan tersebut, ombak di kejauhan tampak meninggi dan bergulung cepat menuju daratan.

    Rujiman (52), warga setempat sekaligus pemilik warung makan di pantai itu, menceritakan detik-detik kejadian gelombang tinggi meluluhlantakan pesisir selatan Gunungkidul.

    “Kami sebenarnya sudah mendapat imbauan dari tim SAR untuk waspada gelombang tinggi. Jadi, sebagian nelayan mulai mengevakuasi perahu ke tempat yang lebih aman. Tapi saat proses evakuasi, ombak sudah terlanjur sampai dan menghantam. Satu perahu bahkan langsung pecah, tidak bisa diselamatkan,” ujarnya.

    Tak hanya kapal, warung makan milik Rujiman yang biasa ramai dikunjungi wisatawan juga terkena dampak. Meja kursi berantakan, peralatan dapur terendam air asin, dan sebagian barang dagangan hanyut terbawa arus.

    “Airnya masuk deras sekali. Tidak ada waktu untuk menyelamatkan barang-barang. Kursi dan meja semua roboh, alat masak penuh pasir,” imbuhnya.

    Kondisi serupa terjadi di Pantai Siung, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Ngandong. Sulis, pemilik warung di sana, mengatakan malam itu awalnya seperti biasa. Beberapa warga dan pemilik warung memilih bermalam di pantai sambil menjaga barang dagangan. Namun, suasana berubah saat gelombang tinggi datang tiba-tiba.

    “Kami sedang ngobrol di area parkir. Tiba-tiba air laut sudah sampai kaki, padahal jaraknya lumayan dari bibir pantai. Motor-motor yang terparkir langsung terendam, bahkan ada yang jatuh dan rusak parah,” kata Sulis.

    Bu Anis, pedagang lainnya, mengaku kaget karena selama beberapa hari sebelumnya kondisi laut terlihat normal. Namun, malam itu ombak menerjang hingga merendam warung-warung.

    “Kami sudah biasa menghadapi musim gelombang, tapi ini rasanya lebih besar dari biasanya,” ungkapnya.

     

  • Bantul pastikan tidak pungut retribusi wisata jika hendak lewat JJLS

    Bantul pastikan tidak pungut retribusi wisata jika hendak lewat JJLS

    Bantul (ANTARA) – Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan petugas tempat pemungutan retribusi (TPR) wisata pantai selatan tidak memungut biaya retribusi bagi masyarakat ataupun wisatawan yang hendak melewati jalur jalan lintas selatan (JJLS) kawasan pantai selatan.

    Kepala Dinas Pariwisata Bantul Saryadi di Bantul, Senin, mengatakan keberadaan TPR wisata pantai selama ini masih berada di utara JJLS, sehingga masyarakat ketika menuju jalur selatan tersebut harus melewati TPR wisata dengan penjagaan petugas retribusi.

    “Karena itu dalam masa transisi ini memang perlu memberikan penjelasan kepada petugas TPR, kalau memang wisatawan tidak ingin berwisata ke objek pantai selatan Bantul tinggal ngomong saja, pasti petugas memberikan toleransi tidak menarik retribusi,” katanya.

    Hal tersebut menanggapi viralnya kejadian di media sosial dengan narasi wisatawan dengan motor mendadak diberhentikan oknum petugas retribusi dan meminta membayar retribusi ketika melintasi TPR Jalan Samas, padahal wisatawan yang tidak disebut identitasnya itu hanya ingin melintasi JJLS.

    Menurut dia, kejadian tersebut merupakan risiko dari masa transisi pemerintah daerah yang saat ini sedang berencana memindahkan lokasi TPR pantai selatan, menyusul segera dibukanya Jembatan Pandansimo Bantul yang nantinya semakin memudahkan masyarakat melintasi JJLS.

    “Yang kemarin viral katanya mau ke Pacitan, jadi ya silahkan, memang perlu ngomong karena JJLS akses multi, TPR bisa dilewati wisatawan bisa dilewati pengguna jalan umum, oleh karena itu kalau tidak untuk berwisata ya omong aja dengan petugas, saya yakin petugas toleransi,” katanya.

    Meski demikian, ia mengatakan petugas TPR wisata pantai tetap tidak bisa mengidentifikasi tujuan akhir wisatawan yang melintasi gerbang wisata tersebut. Dan jika memang tidak ada komunikasi antara pengunjung dan petugas, maka diasumsikan masuk objek wisata dan wajib membayar retribusi.

    Sementara itu, Adyatama Lepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Dinas Pariwisata Bantul Markus Purnomo Adi mengatakan mengakui bahwa petugas retribusi TPR saat ini kesulitan membedakan antara wisatawan asli Bantul dan masyarakat yang hanya ingin melintasi JJLS.

    “Karena kadang ada yang ngomong hanya ke JJLS dan ke Gunungkidul, saat diloloskan ternyata ada juga yang mampir ke pantai. Beberapa kali petugas kami membuntuti untuk membuktikan, hal itu karena memang posisi TPR saat ini berada di utara JJLS,” katanya.

    Namun demikian, ia mengatakan nantinya ketika pemerintah daerah melakukan penyesuaian dengan memindah lokasi TPR ke sisi selatan JJLS, ketika Jembatan Pandansimo dan JJLS Kelok 23 dari arah Gunungkidul sudah dibuka dan dapat diakses oleh masyarakat umum, maka kejadian tersebut tidak terjadi lagi.

    “Jadi ditunggu saja, dan pada waktunya nanti, TPR pantai selatan akan pindah ke selatan JJLS,” katanya.

    Pewarta: Hery Sidik
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nasabah Koperasi BLN Gunungkidul Murka, Dana Rp40 Miliar Tak Jelas Rimbanya

    Nasabah Koperasi BLN Gunungkidul Murka, Dana Rp40 Miliar Tak Jelas Rimbanya

    Liputan6.com, Gunungkidul – Puluhan Nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) Cabang Gunungkidul, menggeruduk kediaman Ketua Cabang BLN Gunungkidul, Indarti, di Padukuhan Ngerboh 1, Kalurahan Piyaman. Mereka menuntut kejelasan atas investasi yang sudah ditanamkan senilai lebih dari Rp 40 miliar.

    Nasabah menuntut pengembalian dana dari berbagai program, termasuk arisan, tabungan umrah, investasi emas, dana tur, hingga skema trading token dan pasar modal. Mereka menyoroti sistem tokenisasi yang dianggap tidak relevan dan menambah kebingungan alih-alih menyelesaikan masalah.

    Ketua cabang Indarti diketahui berada di lokasi, namun lebih banyak diam karena mengaku sedang tidak sehat. Komunikasi langsung dengan nasabah diwakilkan oleh Sindari, pengurus cabang BLN Gunungkidul, dan sekretaris cabang.

    Dalam mediasi, Sindari menjelaskan bahwa sebagian dana nasabah telah digunakan untuk membiayai sejumlah proyek pemerintah bernilai miliaran rupiah. Akan tetapi, karena sekarang banyak proyek tersebut mengalami efisiensi anggaran—atau bahkan dibatalkan—bagi hasil pun tidak bisa dibayarkan sesuai jadwal.

    Sindari juga menyebut bahwa koperasi BLN Gunungkidul masih menunggu arahan dari kantor pusat di Kota Salatiga, Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Nicolas Nyoto Noto Negoro. Menurutnya, BLN pusat dianggap masih beroperasi sehat, sehingga ada harapan dana bisa ditarik dari sana.

    Di hadapan massa, BLN cabang bahkan berencana menjual aset berupa tanah dan bangunan untuk menyediakan dana pengembalian. Namun ketika ditanya soal tenggat waktu pasti, jawaban yang diberikan sangat umum: menunggu aset terjual. Ketidakjelasan ini membuat para nasabah semakin kecewa.

    Sebagian nasabah langsung mengusulkan pembuatan surat pernyataan tertulis dari koperasi, yang menjamin waktu pengembalian dana. Namun, pihak BLN menolak menandatangani karena tidak berani memastikan jadwal pencairan.

    Rendra Sujatmiko, seorang nasabah yang juga warga Giring, Kapanewon Paliyan, hadir langsung dalam aksi. Dia mengungkapkan bahwa investasinya lebih dari Rp 100 juta berasal dari dana pinjaman bank.

    “Awalnya bagi hasil cair tiap bulan, 4,17 % dari pokok investasi. Tapi sejak Maret 2025, kosong sama sekali. Sekarang bank mulai menagih dan bisa disita asetnya,” kata Rendra.

    Nasabah lain bercerita bahwa sebagian dari mereka memilih meminjam uang hingga miliaran rupiah dengan agunan sertifikat tanah atau BPKB mobil, tergiur janji manis investasi, namun kini terlilit utang.