Saat Istana Meminta Maaf Usai Maraknya Keracunan Massal MBG
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pihak Istana Kepresidenan menyampaikan permohonan maaf atas kasus keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) yang masih saja terjadi di berbagai daerah.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan, kasus keracunan tersebut bukanlah sebuah hal yang diharapkan.
“Tentunya kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah,” kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/9/2025).
“Yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan,” ucap dia.
Sejak program MBG dijalankan hingga pertengahan September 2025, lembaga pemantau pendidikan mencatat ada 5.360 siswa menjadi korban keracunan makanan akibat program ini.
Kasus-kasus keracunan MBG terjadi di beberapa wilayah sejak program tersebut dijalankan, di antaranya Tasikmalaya, Pamekasan, Garut, Sumbawa, Blora, Banggai Kepulauan, Lamongan, Brebes, Gunungkidul, Wonogiri, Bengkulu, Muba, hingga Ambon.
Atas kasus keracunan MBG yang terjadi, Prasetyo memastikan kejadian-kejadian ini akan menjadi evaluasi bagi BGN dan pihak terkait lainnya.
“Tentu saja ini menjadi bahan evaluasi dan catatan kami telah berkoordinasi dengan BGN termasuk dengan pemerintah daerah,” tuturnya.
Selain itu, Prasetyo juga meminta agar korban terdampak mendapat penanganan cepat.
“Memastikan bahwa seluruh yang terdampak harus mendapatkan penanganan secepat mungkin dan sebaik-baiknya,” ujar dia.
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta Badan Gizi Nasional (BGN) tidak asal mengobral izin pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau dapur penyedia MBG untuk mencegah terulangnya kasus keracunan massal.
“Jangan mudah mengizinkan SPPG yang belum sesuai standar untuk beroperasi agar penerima manfaat tidak dirugikan,” kata Edy kepada
Kompas.com
, Jumat (19/9/2025).
Politikus PDI-P ini berpandangan, akar masalah keracunan massal tidak terlepas dari langkah BGN yang terlalu mengejar kuantitas pembangunan dapur demi serapan anggaran, ketimbang memastikan standar mutu.
Menurut Edy, izin SPPG seharusnya diberikan setelah melalui akreditasi atau verifikasi dari lembaga independen di luar BGN.
“Yang dikejar sekarang itu jumlah dapur, bukan kualitas. Kuantitas dapur jadi target, sementara standar mutu dan keamanannya diabaikan. Akibatnya, dapur-dapur itu ada yang dibangun asal jadi, ada yang belum memenuhi standar,” kata Edy.
Di tengah sorotan publik, BGN terus berjuang mengejar satu target besar yaitu
zero accident
.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, program MBG akan terus dievaluasi dan dilakukan pengetatan SOP.
“Jadi kami tambah SOP, makanan itu tidak boleh dibersihkan di sekolah, harus dibawa ke SPPG. Kami ingin mencapai 0 atau tidak ada kejadian,” kata Dadan pada April lalu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Gunungkidul
-

Pebalap Gunungkidul Runner Up Red Bull Rookies, Tahun Depan Naik Kelas ke Moto3
Jakarta –
Veda Ega Pratama sukses menjadi runner up di ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBRC) 2025. Tahun depan, Veda bisa naik kelas ke Moto3. Bahkan rumornya, Veda akan direkrut salah satu tim Moto3 untuk musim depan.
Pebalap binaan Astra Honda asal Gunungkidul, Yogyakarta, itu menjadi runner up Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025 setelah menjalani seri terakhir di sirkuit Misano World Circuit Marco Simoncelli akhir pekan kemarin. Penampilan yang begitu ciamiknya di sepanjang musim ini mengantarkan Veda menjadi runner up di bawah rider asal Spanyol, Brian Uriarte. Beberapa kali Veda berhasil membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Eropa.
“Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan Astra Honda saya bisa melangkah sejauh ini. Juga keluarga dan pencinta balap Indonesia yang selalu support. Banyak pengalaman dan tantangan yang saya hadapi di RBRC 2025 dan tentunya senang bisa menduduki peringkat kedua klasemen. semoga dengan semua pengalaman dan pelajaran yang saya dapat, bisa lebih baik lagi ke depannya,” ujar Veda.
Dengan hasilnya yang menjadi juara dua Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025, Veda berhak naik kelas ke Moto3 mulai musim depan. Meski usianya belum 18 tahun, tapi karena prestasinya tersebut Veda bisa melangkah ke Moto3.
Bahkan, menurut salah satu jurnalis yang juga komentator Moto2 dan Moto3, Rosario Triolo, Veda akan dipinang salah satu tim Moto3 untuk musim depan.
“Veda Pratama meraih juara kedua Red Bull Rookies Cup dan membuka peluang untuk naik ke Kejuaraan Dunia Moto3 pada tahun 2026, di usia yang belum menginjak 18 tahun. Pratama diperkirakan akan mencapai kesepakatan dengan Honda Team Asia dalam beberapa hari mendatang, kesepakatan hampir rampung,” kata Rosario Triolo di akun X-nya.
Berdasarkan peraturan di MotoGP, pebalap yang akan berlaga di semua kelas harus berusia minimal 18 tahun. Namun ada pengecualian, tiga pebalap teratas di ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup dan FIM JuniorGP World Championship bisa berkompetisi di kelas Moto3 meski belum berusia 18 tahun. Tapi usia minimal absolut tetap 17 tahun.
Veda tahun ini akan menginjak usia 17 tahun. Jadi, secara syarat usia dan prestasi, Veda bisa saja berlaga di Moto3 tahun depan. Meski begitu, belum ada keputusan resmi yang diumumkan. Doa terbaik buat pebalap kebanggaan Tanah Air!
(rgr/dry)
-

Selamat Le! Veda Jadi Runner-Up Red Bull MotoGP Rookies Cup
Jakarta –
Pebalap kebanggaan Indonesia yang berlaga di ajang internasional, Veda Ega Pratama, tampil mengesankan di sepanjang balapan Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBRC) 2025. Pebalap asal Gunungkidul, Yogyakarta, itu menjadi runner up Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025.
Pebalap binaan Astra Honda tersebut memang belum menjadi juara di Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025. Namun, penampilan ciamiknya di sepanjang musim ini mengantarkan Veda menjadi runner up di bawah rider asal Spanyol, Brian Uriarte.
Pada race pertama Red Bull Rookies Cup seri San Marino yang berlangsung di Misano World Circuit Marco Simoncelli pada Sabtu (13/9/2025) kemarin, Veda memulai balapan dari posisi kedua. Sejak awal Veda terus berusaha menekan dan membayangi posisi pertama.
Rapatnya persaingan di lintasan balap dengan tensi yang cukup tinggi di seri penutup ini membuat perubahan posisi di grup depan sulit terelakkan. Sayang, Veda terjatuh tersenggol pebalap lain saat balapan masih menyisakan empat lap. Posisi juara pun harus ia relakan. Sementara rekannya M. Kiandra Ramadhipa yang turun sebagai rookie di tahun ini dan start dari posisi 11, mampu memberikan persaingan yang kompetitif dengan finish di posisi kelima.
Kondisi Veda yang tidak berhasil finish di balapan pertama, membuatnya turun 1 peringkat ke posisi tiga klasemen sementara. Pada race kedua, pebalap lulusan Astra Honda Racing School tahun 2018 ini terus menekan sejak awal. Namun posisi pimpinan balap bukan hal mudah untuk diburu, beberapa kali ia mencoba namun harus juga terlempar dari tiga besar. Memasuki lap kedelapan, pebalap yang menempati posisi kedua klasemen sementara terjatuh, otomatis Veda mengunci posisi runner up. Juara Asia Talent Cup 2023 ini berusaha fokus, ia pun harus finish di posisi keempat, namun karena melakukan pergerakan agresif di lap akhir, ia harus menerima hukuman penalti dan turun ke posisi lima.
“Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan Astra Honda saya bisa melangkah sejauh ini. Juga keluarga dan pencinta balap Indonesia yang selalu support. Banyak pengalaman dan tantangan yang saya hadapi di RBRC 2025 dan tentunya senang bisa menduduki peringkat kedua klasemen. semoga dengan semua pengalaman dan pelajaran yang saya dapat, bisa lebih baik lagi ke depannya,” ujar Veda yang beberapa kali berhasil membuat Indonesia Raya berkumandang di Eropa tersebut.
Sementara itu, M. Kiandra Ramadhipa yang jadi Rookie tahun ini mengisi posisi delapan besar klasemen. Di Race kedua, Ramadhipa yang merupakan lulusan AHRS tahun 2022 terus menempel barisan depan, memberikan aksi yang gemilang. Meski ini merupakan tahun pertamanya bersaing di RBRC, ia mampu bersaing dengan hebat dan finish di posisi ketujuh. Capaian posisi kedelapan di klasemen pun mampu ia raih dengan 102 poin.
General Manager Marketing Planning and Analysis Astra Honda Motor, Andy Wijaya mengatakan pencapaian ini merupakan bentuk kerja keras dan juga proses pembinaan berjenjang yang memang telah dilakukan sejak usia belia. Dukungan dari masyarakat Indonesia tentu menjadi energi tersendiri bagi pebalap binaan.
“Melalui semangat Satu Hati, kami berupaya terus mendukung pebalap binaan kami untuk bisa menunjukan bahwa mereka memiliki potensi dan bisa melesat kencang dan bersaing di arena balap dunia. Terima kasih atas dukungan yang diberikan sehingga memberikan energi besar bagi pebalap kami yang tengah bersaing,” ujar Andy.
(rgr/din)
-
/data/photo/2025/09/12/68c3a5156b238.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering Yogyakarta 12 September 2025
Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Meskipun masuk dalam kategori kemarau basah, sejumlah telaga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami pengeringan.
Upaya revitalisasi terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi telaga yang ada.
“Dari 13 telaga yang masih ada airnya, hanya 4 yang tersisa, yaitu Telaga Jonge, Ledok, Sri Lutut, dan Sruweng. Telaga lainnya mengering akibat dampak kemarau,” ungkap Lurah Pacarejo, Semanu, Suhadi, saat dihubungi wartawan melalui telepon pada Jumat (12/9/2025).
Suhadi menjelaskan bahwa upaya revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan dapat mengembalikan fungsi telaga.
Meskipun tidak sepenuhnya seperti dahulu, saat ini telaga banyak digunakan untuk budidaya ikan dan pertanian.
“Saat normal, telaga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti budidaya ikan dan lainnya,” tambahnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Sigit Swastono, menyatakan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 345/KPTS/2022 tentang Penetapan Daftar Telaga di Gunungkidul, terdapat 359 telaga di 18 Kapanewon.
Namun, hanya sekitar 20 telaga yang berfungsi dengan baik karena tidak mengering saat kemarau.
“Mayoritas telaga sudah rusak karena sedimentasi yang parah,” ucapnya.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah dilakukan, termasuk perbaikan talut dan pengerukan.
Selain itu, penanaman pohon juga dianggap penting untuk mencegah aliran permukaan yang membawa sedimentasi ke telaga.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul baru-baru ini melakukan upaya revitalisasi telaga dengan cara tradisional, seperti mengajak masyarakat untuk memandikan ternak dan menangkap ikan di telaga menggunakan alat tradisional.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengajak masyarakat untuk menjaga telaga.
“Bukan hanya soal seni budaya, tapi juga budaya menjaga sumber daya alam. Kita masuk ke telaga, menginjak lumpur, itu bagian dari revitalisasi telaga. Cara yang menyenangkan untuk merawat lingkungan,” katanya.
Warga Budekan, Wonosari, Anjar, mengungkapkan bahwa telaga di wilayahnya juga mengalami pengeringan.
Telaga yang berada tidak jauh dari pusat kota biasanya dimanfaatkan untuk perikanan saat musim penghujan.
“Biasanya ditabur bibit ikan saat musim hujan. Saat awal musim kemarau, dibuka pemancingan,” jelasnya.
Sementara itu, Supardi, warga Tahunan, Sumberejo, Semin, melaporkan bahwa telaga Plumpit sudah mulai surut.
Telaga yang telah diberi talud ini banyak digunakan warga untuk pertanian. “Musim penghujan jadi penampungan. Tapi, kalau kemarau, airnya disedot untuk mengaliri lahan pertanian,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/09/68bfbda4a3c01.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bantu Hilangkan Jejak Pencurian Rp 10 Miliar, Teman Sopir Bank Jateng Ikut Jadi Tersangka Regional 11 September 2025
Bantu Hilangkan Jejak Pencurian Rp 10 Miliar, Teman Sopir Bank Jateng Ikut Jadi Tersangka
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com –
Polisi resmi menetapkan dua orang tersangka dalam kasus raibnya uang senilai Rp 10 miliar milik Bank Jawa Tengah (Jateng).
Mereka adalah Anggun Tyas, sang sopir pengantar uang yang menjadi pelaku utama, serta DS, teman lamanya yang diduga membantu Anggun menghilangkan jejak.
Wakapolresta Surakarta, AKBP Sigit menjelaskan bahwa semula ada beberapa orang yang ikut diamankan.
Namun setelah penyelidikan, hanya A dan DS yang dinyatakan sebagai tersangka.
“Anggun dan DS ini teman lama. Mereka sudah saling kenal sejak tinggal di Jogja,” ujar Sigit di Mapolda Jateng, beberapa waktu lalu.
Anggun diketahui sebagai sopir yang bertugas mengangkut uang dari Bank Indonesia Cabang Solo dan Bank Jateng Cabang Solo.
Sementara DS, yang kini tinggal di Bantul, Yogyakarta, disebut berperan membantu Anggun menghilangkan jejak usai membawa kabur uang tersebut.
Berkat bantuan DS, Anggun sempat lolos dari kejaran polisi selama sepekan sebelum akhirnya digerebek di rumah yang baru dibelinya di Gunungkidul.
Sigit menambahkan, keduanya sudah saling mengenal sejak lama saat tinggal di Yogyakarta. Kini, DS diketahui berdomisili di Bantul.
“Pelaku utama juga lahir di Jogja,” ujarnya.Peristiwa itu terjadi pada Senin (1/9/2025). Saat itu, Anggun menjalankan tugas rutin mengantar pegawai bank untuk mengambil uang tunai Rp 6 miliar di BI Solo, lalu Rp 4 miliar di Bank Jateng Solo Gladak.
Seluruh uang dimasukkan ke dalam mobil operasional bank. Namun, ketika petugas lain lengah karena masuk ke toilet, Anggun melihat celah dan nekat membawa kabur mobil berisi total Rp 10 miliar tersebut.
Menurut polisi, Anggun melakukan aksi ini karena terhimpit masalah ekonomi.
“Motifnya ekonomi, pusing, dan ada kesempatan,” ungkap Sigit.
Setelah membawa kabur uang tersebut, Anggun berusaha bersembunyi dengan membeli rumah di perkampungan terpencil di Padukuhan Pejaten, Kalurahan Giriwungu, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelum membeli rumah tersebut, Anggun sempat ditawari hunian di pinggir jalan. Namun ia menolak dan lebih memilih rumah di dalam perkampungan seharga Rp 140 juta.
Di sana, Anggun yang mengaku bernama Dwi ke warga juga sempat berencana membuka bisnis rental mobil. Dia mengatakan, memiliki 300 mobil.
Setelah beberapa hari menjadi buron, Anggun Tyas ditangkap di sebuah rumah yang baru dibelinya di Pejaten, Giriwungu, Panggang, Gunungkidul, DIY.
Dari hasil penggeledahan, polisi menyita sejumlah barang bukti dan menyatakan bahwa sisa uang yang belum digunakan masih sekitar Rp 9,6 miliar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/09/68bfc3b9d2052.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Beli Rumah di Gunungkidul, Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar Sempat Gelar Slametan Yogyakarta
Beli Rumah di Gunungkidul, Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar Sempat Gelar Slametan
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Anggun Tyas, sopir Bank Jateng yang membawa lari uang Rp 10 miliar membeli rumah di Padukuhan Pejaten RT5/RW3, Giriwungu, Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dari uang hasil kejahatannya.
Anggun mengaku bernama Dwi kepada warga setempat.
Setelah membeli rumah tersebut, Anggun sempat menggelar kenduri yang dihadiri para tetangganya.
Kenduri tersebut diadakan sebagai bentuk syukur atas pembelian rumah yang rencananya akan ditempati.
“Mengundang sekitar 8 orang warga untuk menjadi saksi dan kenduri terkait akan dibelinya rumah tersebut, dan akan ditempati,” kata Sarwanto, seorang warga yang ditemui di lokasi pada Selasa (9/9/2025).
Sarwanto menjelaskan bahwa seluruh makanan yang disajikan dalam kenduri berasal dari perantara pembelian tanah dan bangunan milik adiknya.
Perantara tersebut adalah Bambang, warga Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul.
“Makanannya dibawa dari sana Giricahyo,” tambahnya.
Rumah yang dijual oleh adik Sarwanto, yang kini tinggal di Kalimantan Timur, dibanderol seharga Rp140 juta.
Meskipun demikian, Dwi sudah melakukan renovasi pada kamar mandi dan dapur rumah.
Sarwanto mengaku tidak mengetahui apakah renovasi tersebut dilakukan oleh Anggun Tyas atau oleh perantara jual beli rumah.
Saat ini, rumah tersebut dihuni oleh empat orang, terdiri dari dua pria dan dua perempuan.
Salah satu perempuan berusia sekitar 70 tahun, sementara yang lainnya berusia sekitar 20 tahun.
“Rumah itu dibeli pada Kamis (4/9/2025) dan langsung ditempati. Warga di sini juga kaget karena prosesnya sangat cepat,” ungkap Sarwanto.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/09/68bfccb29947d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Bawa Kabur Rp 10 Miliar dan Beli Rumah di Gunungkidul, Sopir Bank Jateng Berencana Bikin Bisnis Rental Mobil Yogyakarta
Bawa Kabur Rp 10 Miliar dan Beli Rumah di Gunungkidul, Sopir Bank Jateng Berencana Bikin Bisnis Rental Mobil
Tim Redaksi
YOGYAKARTA,KOMPAS.com – Anggun Tyas, sopir Bank Jateng yang bawa kabur uang bank Jateng Wonogiri Rp 10 miliar langsung membeli sebuah rumah seharga Rp 140 juta di Padukuhan Pejaten, Giriwungu, Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain membeli rumah, Anggun juga berencana membangun bisnis rental mobil di dekat rumah yang baru dibelinya tersebut.
Menurut Sarwanto, kakak pemilik rumah sebelumnya, Anggun mengaku memiliki 300 mobil sehingga membutuhkan garasi untuk rental mobil.
Ditemui pada Selasa (9/9/2025), Sarwanto mengatakan bahwa adiknya melakukan transaksi jual beli rumah dengan Anggun, berkat perantara orang lain.
“Jadi perantaranya namanya Bambang, warga Giricahyo, (Kapanewon Purwosari, Gunungkidul) bertemunya hari Kamis itu (4/9/2025) itu,” kata Sarwanto.
Saat bertemu adiknya, Anggun mengaku bernama Dwi, warga Pandak, Bantul.
Anggun langsung menyetujui harga rumah Rp 140 juta yang ditawarkan. Dia pun langsung ingin menempati rumah tersebut di hari yang sama.
Selain itu juga dilakukan kenduri sesuai dengan tradisi masyarakat setempat.
Namun demikian, Sarwanto tidak mengetahui detail transaksi rumah milik adiknya yang dibangun sekitar 5 tahun lalu itu.
“Mong-mong (makanan untuk kenduri) dibawa dari Giricahyo,” kata dia.
Anggun sempat mengungkap rencananya ingin membangun garasi mobil yang tak jauh dari rumahnya. Dia mengaku memiliki 300 mobil dan ingin membangun bisnis rental mobil.
Perlu diketahui, rumah yang dibelinya berada di bawah jalan kampung. Sementara lokasi yang akan dibangun garasi berada di samping atas rumah tepat di pinggir jalan.
Karena lokasi berada di perbukitan, Anggun Tyas merencanakan akan menyewa alat berat untuk meratakan lokasi.
“Katanya punya 300 mobil, nanti akan dibangun garasi semaksimal mungkin parkirnya di sini,” kata dia.
Sebelumnya, sempat tanya kepada ayah Sarwanto mengenai keamanan wilayah Pejaten. Saat itu mengaku akan tinggal selamanya di sana.
“Diberitahukan bapak saya kalau di sini aman, sejak dulu kalau pencuri masuk sini pasti tidak bisa keluar,” kata dia.
Anggun Tyas tinggal bersama 3 orang lainnya. Seorang pria yang mengaku bernama Budi warga Kaliurang, Sleman. Kemudian dua perempuan, satu nenek berusia sekitar 70 tahun dan perempuan muda usia 20 tahunan, yang diakuinya sebagai saudara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Uang Rp10 Miliar Ditangkap! 3 Karung Penuh Diamankan
GELORA.CO – Penangkapan sopir Bank Jateng Cabang Wonogiri berinisial AT, yang sempat membawa kabur uang tunai Rp10 miliar, mengungkap fakta baru.
Tim Resmob Polresta Solo tidak hanya mengamankan AT, tetapi juga menangkap dua orang lain yang diduga menerima aliran dana hasil kejahatan tersebut.
Kanit Resmob Satreskrim Polresta Solo, Ipda Irham Rhozan Al Fiqri, mengatakan penangkapan dilakukan di kawasan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (8/9).
Ketiga orang yang diamankan langsung digelandang ke ruang penyidik Satreskrim Polresta Solo untuk pemeriksaan intensif.
Polisi juga menyita tiga karung berisi uang tunai yang dibungkus menyerupai karung gula. Karung-karung tersebut diduga dipakai AT untuk memindahkan uang dari mobil operasional bank saat melancarkan aksinya.
“Alhamdulillah, tim Resmob Kota Solo bersama Jatanras Polda Jateng berhasil mengamankan satu pelaku utama, disusul dua orang lainnya yang menerima aliran dana,” ungkap Irham dikutip inilahjateng, Senin (8/9).
Irham menambahkan, AT ditangkap di sebuah rumah baru yang dibeli menggunakan uang hasil kejahatan. Saat ini, penyidik masih mendalami aliran dana serta peran dua orang lainnya.
“Kami masih fokus pada pemeriksaan terhadap ketiga pelaku. Selanjutnya akan diproses sesuai ketentuan hukum,” tegasnya.
Kasus ini bermula pada Senin (1/9) ketika AT dipercaya menjemput dana dari Bank Indonesia (BI) Solo untuk disetorkan ke Bank Jateng Cabang Solo. Namun, ia justru melarikan diri bersama uang tersebut.
Mobil Toyota Avanza hitam yang dipakai pelaku sempat ditemukan dalam kondisi kosong di Colomadu, Karanganyar, sehari setelah kejadian.
Polisi kemudian memasukkan AT dalam daftar pencarian orang (DPO). Setelah sepekan buron, akhirnya AT berhasil ditangkap tanpa perlawanan.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4376001/original/020827900_1680077853-hd-wallpaper-g0269f22c3_1920_1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelarian Sopir Mobil Bank yang Bawa Kabur Rp10 Miliar Berakhir di Gunungkidul
Liputan6.com, Solo – Berakhir sudah pelarian Anggun, sopir mobil operasional bank yang membawa kabur uang Rp10 miliar. Usai dicari-cari selama sepekan, Anggun berhasil ditangkap di daerah Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Senin dini hari (8/9/2025).
“Berkaitan dengan kasus dari sopir Bank Jateng yang membawa lari uang Rp10 miliar, alhamdulillah dari Polresta Surakarta (Solo) sudah menangkap pelaku utama,” kata Kapolrest Solo Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo di Solo, Senin (8/9/2025).
Catur juga mengatakan, pelarian sopir yang membawa kabur uang Rp10 miliar dengan mobil operasional Bank Jateng Cabang Wonogiri itu berakhir di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sopir itu telah menghilang sejak Senin pekan lalu usai mendatangi Bank Jateng Cabang Solo di kawasan Gladag.
“Pelaku ditangkap di daerah Panggang, Gunungkidul selatan pada pukul 04.00 WIB tadi pagi. Untuk sementara masih satu orang yang kita amankan,” katanya.
Saat ini anggota Polresta Solo disebutkan Catur masih berada di lokasi penangkapan untuk mencari dan mengumpulkan sejumlah barang bukti milik pelaku pencurian uang tersebut.
“Untuk tim masih di TKP, dalam artian masih melengkapi bukti-bukti yang ada, mencari dan menelusuri apa saja yang berkaitan dengan bersangkutan,” ucapnya.
Hanya saja barang bukti apa saja yang telah berhasil diamankan dari lokasi penangkapan, Kapolresta Solo itu belum mau membeberkannya.
“Nanti kita jelaskan lebih lanjut, yang pasti kita sudah tangkap untuk pelaku dari pada sopir tersebut. Intinya alhamdulillah sudah ketangkap,” katanya.
/data/photo/2025/09/19/68cd0c82622ee.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
