kab/kota: Gunungkidul

  • Dua Nelayan Tenggelam di Perairan Wawaran Pacitan, Satu Hilang

    Dua Nelayan Tenggelam di Perairan Wawaran Pacitan, Satu Hilang

    Pacitan (beritajatim.com) – Dua nelayan asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, dilaporkan tenggelam setelah perahu jukung yang mereka tumpangi dihantam gelombang tinggi di Pantai Wawaran, Rabu (8/10/2025) dini hari. Satu orang berhasil selamat, sementara satu lainnya masih dalam pencarian.

    Kedua nelayan tersebut diketahui bernama Abu Mahfud (55), warga Dusun Wawaran, dan Basuki Rahmat (29), warga Dusun Besar, Desa Sidomulyo. Mereka berangkat melaut sekitar pukul 04.00 dini hari menggunakan perahu jukung menuju Pantai Sadeng, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, untuk mencari gurita yang sedang musim.

    Namun, sebelum sampai ke area teluk, mesin perahu yang mereka tumpangi mendadak mati. Dalam waktu bersamaan, ombak besar menghantam perahu hingga terbalik.

    “Keduanya sempat berusaha bertahan. Abu Mahfud melemparkan jerigen kepada rekannya untuk menyelamatkan diri, tapi karena panik, Basuki Rahmat tidak tertolong,” ujar Kepala Desa Sidomulyo, Makhrus Ali kepada beritajatim Rabu (8/10/2025).

    Abu kemudian berusaha berenang menuju daratan yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Ia berhasil selamat, sementara rekannya dinyatakan hilang terseret ombak.

    Usai kejadian, para nelayan bersama warga setempat langsung melakukan pencarian. Sedikitnya enam nelayan ikut menyisir lokasi tenggelamnya korban. Namun, karena kondisi ombak di perairan Wawaran cukup besar, pencarian sementara dihentikan dan akan dilanjutkan setelah situasi memungkinkan.

    “Perahu jukung yang terbalik sudah berhasil dievakuasi. Barang bawaan dan bekal korban juga ditemukan di sekitar lokasi kejadian,” jelas Makhrus.

    Hingga berita ini diturunkan, upaya pencarian terhadap Basuki Rahmat masih terus dilakukan oleh warga dan para nelayan di Desa Sidomulyo dengan dibantu aparat setempat. [tri/aje]

  • Menteri PU: Jaringan irigasi air tanah solusi bagi daerah tadah hujan

    Menteri PU: Jaringan irigasi air tanah solusi bagi daerah tadah hujan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) menjadi solusi bagi daerah tadah hujan seperti Gunungkidul, Jawa Tengah.

    “Kita sudah komit bersama Ibu Bupati untuk seluruh area Gunungkidul yang memiliki potensi air tanah memadai, kita akan bantu bangun beberapa titik tambahan jaringan irigasi air tanah secara bertahap, sekaligus memperhatikan kebutuhan jalan usaha tani agar akses petani ke lahan juga semakin mudah,”kata Dody dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

    Kementerian PU memperluas pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) untuk mendukung produktivitas pertanian di wilayah rawan kekeringan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Salah satu lokasi penerima manfaat berada di Dukuh Bulak Blimbing, Kelurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul

    Program pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah merupakan bagian dari komitmen Kementerian PU untuk memastikan setiap tetes air memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

    Dody mengatakan, infrastruktur irigasi air tanah menjadi solusi bagi daerah tadah hujan seperti Gunungkidul agar petani bisa menanam lebih dari sekali dalam setahun.

    Pembangunan infrastruktur JIAT Blimbing bersumber dari APBN dengan biaya sebesar Rp578 juta, dengan panjang saluran mencapai 172 meter dan luas layanan 14,5 hektar. Keberadaan JIAT Blimbing telah memberikan manfaat untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT) hingga 32 hektar, berkat tersedianya sistem pompa air tanah dengan sumur dalam sedalam 100 meter.

    Selain itu dilengkapi jaringan distribusi dengan panjang jaringan 4,67 km, dan rumah genset serta panel pompa yang berfungsi menjaga suplai air stabil sepanjang tahun dengan debit produksi 30 liter per detik.

    “Ke depan, kita ingin Gunungkidul tidak lagi bergantung sepenuhnya pada hujan. Secara perlahan, seluruh wilayah akan berubah menjadi kawasan yang produktif,” kata Dody.

    Secara historis, sejak tahun 1980-an, telah terbangun sekitar 40 jaringan irigasi air tanah di wilayah Gunungkidul. Pembangunan JIAT baru seperti di Blimbing menjadi bukti kesinambungan program Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak dalam memanfaatkan potensi air bawah tanah untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menteri PUPR: Semua Bangunan, Termasuk Pesantren, Wajib Punya Izin Resmi

    Menteri PUPR: Semua Bangunan, Termasuk Pesantren, Wajib Punya Izin Resmi

    Liputan6.com, Jakarta – Kasus robohnya gedung Ponpes Al Khoziny di Jawa Timur yang menelan banyak korban jiwa mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa setiap pembangunan gedung, termasuk di lingkungan pesantren, wajib memiliki izin resmi dan memenuhi standar teknis yang berlaku.

    Pernyataan itu disampaikan Dody saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Gunungkidul, Minggu (5/10/2025) siang. Ia menjelaskan bahwa izin mendirikan bangunan yang dulu dikenal sebagai IMB (Izin Mendirikan Bangunan) kini telah diganti dengan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung), sesuai amanat Undang-Undang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021.

    “Semua bangunan, termasuk pesantren, wajib memiliki izin resmi. Saat ini, IMB sudah diganti dengan PBG. Artinya, setiap pembangunan harus mendapat persetujuan berdasarkan standar teknis yang berlaku,” ujar Dody.

    Menurutnya, PBG bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk tanggung jawab pemilik bangunan agar setiap konstruksi aman dan layak digunakan. Pemerintah, kata Dody, akan terus mendorong agar lembaga pendidikan, khususnya pesantren, memahami dan mematuhi aturan tersebut.

     

  • Geger Bayi Cantik Ditemukan Dalam Tas di Pinggir Jalan Gunungkidul

    Geger Bayi Cantik Ditemukan Dalam Tas di Pinggir Jalan Gunungkidul

    Liputan6.com, Gunungkidul – Warga Padukuhan Suruh, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Rongkop, Gunungkidul, digemparkan dengan penemuan seorang bayi perempuan yang diletakkan dalam sebuah tas di pinggir jalan raya pada Sabtu (4/10/2025) malam.

    Bayi yang diperkirakan baru berusia dua hingga tiga hari itu ditemukan masih terbungkus kain didalam tas, lengkap dengan peralatan bayi. Kejadian ini sontak membuat warga sekitar terkejut dan penuh rasa iba.

    Kejadian bermula ketika seorang warga bernama Suratno sedang dalam perjalanan membeli nasi goreng. Saat melintas di tepi jalan, ia melihat sebuah tas tergeletak. Awalnya, ia tidak menaruh curiga dan memilih melanjutkan perjalanannya.

    Namun, usai membeli nasi goreng dan kembali melewati jalan yang sama, Suratno mendapati tas itu masih berada di tempat semula. Merasa janggal, ia kemudian mendekat dan melihat isi tas. Dari luar terlihat ada bungkusan kain yang terawat rapi.

    Merasa curiga, Suratno memanggil warga lain untuk memastikan isi tas tersebut. Betapa terkejutnya mereka ketika membuka tas itu dan mendapati seorang bayi perempuan yang masih hidup, terbungkus kain dengan perlengkapan bayi di sekitarnya.

    Warga kemudian melaporkan penemuan bayi itu ke Polsek Rongkop. Tak berselang lama, polisi datang ke lokasi dan segera membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat.

    Dari hasil pemeriksaan medis, bayi dibuang itu diperkirakan berusia dua hingga tiga hari. Hal ini terlihat dari masih adanya penjepit pada tali pusarnya. Untuk menjamin keselamatan dan proses pendataan, bayi kemudian diserahkan ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) PPA Almarina di Padukuhan Srimpi, Kalurahan Kelor, Kapanewon Karangmojo.

     

  • Dapur MBG di Semin Gunungkidul Ditutup Sementara usai Kasus Keracunan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 September 2025

    Dapur MBG di Semin Gunungkidul Ditutup Sementara usai Kasus Keracunan Regional 29 September 2025

    Dapur MBG di Semin Gunungkidul Ditutup Sementara usai Kasus Keracunan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Operasional Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, Gunungkidul, ditutup sementara setelah belasan murid mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG).
    Penutupan ini ditegaskan dalam surat resmi Badan Gizi Nasional (BGN) bertanggal 27 September 2025, yang ditandatangani Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN, Albertus Dony Dewantoro.
    “Operasional dihentikan sementara sampai hasil laboratorium keluar,” bunyi surat tersebut.
    Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati, membenarkan penghentian sementara dapur SPPG Semin.
    “Sudah, fix berhenti sementara,” kata Nunuk saat dihubungi, Senin (29/9/2025).
    Ia menambahkan, berdasarkan laporan pengawas, sekolah-sekolah di wilayah tersebut sudah tidak lagi menerima distribusi makanan.
    Sementara itu, Dinas Kesehatan Gunungkidul sebelumnya mencatat 19 siswa—15 SD, 3 SMP, dan 1 SMA—mengalami gejala keracunan seperti muntah dan demam setelah mengonsumsi makanan MBG pada 15 September lalu.
    “Dari temuan kami, 19 siswa terdiri dari 6 laki-laki dan 13 perempuan mengalami sakit dengan gejala keracunan pangan,” ujar Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono, Selasa (16/9/2025).
    Seluruh siswa sempat dirawat di UPT Puskesmas Semin I dan kini sudah kembali bersekolah dalam keadaan sehat.
    Beberapa menu yang dikonsumsi saat itu, seperti nasi putih, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karaage, dan air minum, tengah diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta.
    Kompas.com masih berupaya mendapatkan keterangan lebih lanjut dari pihak terkait di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda DIY Selidiki Dugaan Terlibatnya Oknum Polairud dalam Distribusi BBM di Pantai Sadeng
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 September 2025

    Polda DIY Selidiki Dugaan Terlibatnya Oknum Polairud dalam Distribusi BBM di Pantai Sadeng Regional 29 September 2025

    Polda DIY Selidiki Dugaan Terlibatnya Oknum Polairud dalam Distribusi BBM di Pantai Sadeng
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda DIY tengah menyelidiki informasi adanya dugaan keterlibatan oknum anggota Polairud dalam distribusi BBM di kawasan Pantai Sadeng, Gunungkidul.
    Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan mengatakan, pengusutan dilakukan sebagai respons atas informasi yang beredar di media sosial.
    “Polda DIY menegaskan untuk mengusut tuntas informasi tersebut,” ujar Ihsan dalam keterangan tertulis, Minggu (29/9/2025).
    “Saat ini Bidang Propam Polda DIY telah melakukan proses penyelidikan di lapangan,” sambungnya.
    Ia menegaskan, pihaknya tidak akan segan menindak tegas apabila ditemukan anggota Polairud yang terlibat.
    “Dan akan menindak tegas semua yang terlibat jika betul itu terjadi,” ucapnya.
    Saat ini, Bidang Propam Polda DIY sudah turun langsung ke Pantai Sadeng untuk melakukan penyelidikan.
    Ihsan menambahkan, perkembangan lebih lanjut akan disampaikan usai proses pemeriksaan di lapangan.
    “Perkembangan akan kami sampaikan lebih lanjut,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Blak-blakan Polda DIY Usai Viral Polisi Polairud Disebut Terlibat Distribusi BBM di Gunungkidul

    Blak-blakan Polda DIY Usai Viral Polisi Polairud Disebut Terlibat Distribusi BBM di Gunungkidul

    Saat ini, katanya, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda DIY telah melakukan proses penyelidikan di lapangan.

    “Saat ini Bidang Propam Polda DIY telah melakukan proses penyelidikan di lapangan,” ujar dia.

    Menurut Ihsan, perkembangan dari hasil penyelidikan itu akan diinformasikan lebih lanjut kepada publik setelah prosesnya berjalan.

  • Rumah Bupati ke-18 Gunungkidul Terbengkalai, Padahal Dulu Paling Megah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    Rumah Bupati ke-18 Gunungkidul Terbengkalai, Padahal Dulu Paling Megah Regional 26 September 2025

    Rumah Bupati ke-18 Gunungkidul Terbengkalai, Padahal Dulu Paling Megah
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com 
    – Rumah peninggalan Bupati Gunungkidul ke-18, Prawiro Suwignyo, kini terbengkalai dan rusak parah.
    Padahal, pada era 1960-an hingga 1970-an, rumah yang terletak di Padukuhan Pati, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong itu dikenal sebagai yang paling mewah di kecamatan.
    Bangunan bersejarah tersebut berada di tengah kebun jati dan kini tak lagi berpenghuni. Bagian dinding kayu sudah jebol, sementara sisi depan tertimpa pohon jati yang roboh.
    “Ambruknya sudah satu tahun yang lalu, ketimpa pohon jati. Saya mau bantu, tapi saudaranya tidak bergerak ya tidak berani,” kata warga setempat, Suyana, Jumat (26/9/2025).
    Suyana mengenang, rumah itu dulu memiliki halaman luas, pagar kayu mengelilingi, serta ditumbuhi pohon mangga, sawo, kelengkeng, hingga kedondong.
    “Rumah itu terbaik satu kecamatan,” ucapnya.
    Rumah mulai ditinggalkan sejak istri Prawiro Suwignyo pindah ke Malang pada 1980-an.
    Rumah itu sempat ramai saat salah satu cucunya maju Pilkada 2020, kini kembali sepi.
    Sementara itu, Dinas Kebudayaan Gunungkidul menyebut rumah tersebut baru masuk daftar potensi obyek diduga cagar budaya, belum ditetapkan resmi.
    “Sudah turun dua tahun lalu, tetapi terkendala data, maka belum bisa kami tindaklanjuti untuk proses selanjutnya,” kata Kepala Disbud Gunungkidul, Choirul Agus Mantara.
    Menurut Agus, penetapan cagar budaya membutuhkan data sejarah primer maupun sekunder yang masih sulit dilacak. Meski begitu, pihaknya berjanji tetap berupaya melanjutkan kajian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Disdik Gunungkidul Wajibkan Sekolah Foto Menu MBG Setiap Hari
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        25 September 2025

    Disdik Gunungkidul Wajibkan Sekolah Foto Menu MBG Setiap Hari Yogyakarta 25 September 2025

    Disdik Gunungkidul Wajibkan Sekolah Foto Menu MBG Setiap Hari
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewajibkan seluruh sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memfoto menu yang disajikan setiap hari.
    Hal ini dilakukan menyusul maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah, termasuk di Gunungkidul.
    “Hari ini seluruh sekolah saya minta memfoto makanan yang diterima, dan dilaporkan ke pengawas, jadi kalau ada apa-apa bisa tahu kondisinya,” kata Kepala Disdik Gunungkidul, Nunuk Setyowati, saat dihubungi Kamis (25/9/2025) petang.
    Nunuk menegaskan, foto harus disampaikan melalui pengawas sekolah agar dinas bisa memantau menu yang diberikan kepada siswa.
    “Yang menerima MBG saya minta laporan setiap hari. Sehingga ada perbandingan,” ujarnya.
    Menurutnya, meski mendukung penuh program MBG, pengawasan harus diperketat agar siswa benar-benar mendapat makanan sehat.
    Namun, ia juga mengungkap fakta bahwa ada sekolah yang tidak melaporkan kasus dugaan keracunan karena terikat perjanjian dengan penyedia layanan MBG.
    Dalam perjanjian itu, disebutkan jika terjadi kejadian luar biasa seperti keracunan atau ketidaklengkapan paket makanan, pihak sekolah wajib menjaga kerahasiaan informasi dan menyelesaikannya secara kekeluargaan dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
    “Kami tidak pernah menerima laporan adanya dugaan keracunan. Padahal ini sangat merugikan sekolah,” kata Nunuk.
    Menurutnya, setelah mengetahui adanya klausul tersebut, pihaknya langsung meminta sekolah untuk menarik dan mengganti perjanjian agar tidak merugikan pihak sekolah.
    “Dapat informasi itu langsung saya minta untuk menarik, dan mengganti. Jangan sampai sekolah dirugikan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kepala BMKG Minta Petani Siap Siaga Petaka Iklim, Cara Lama “Tak Laku”

    Kepala BMKG Minta Petani Siap Siaga Petaka Iklim, Cara Lama “Tak Laku”

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas, dengan suhu rata-rata global mencapai 1,55 °C. Angka ini di atas suhu era pra-industri (1850-1900).

    Anomali suhu tersebut, ujarnya, melampaui ambang (1,5°C) yang telah ditetapkan tahun 2015 silam dalam perjanjian Paris. Fakta ini, imbuh dia, merupakan alarm keras bagi seluruh umat manusia. Termasuk Indonesia, salah satunya dalam hal ini menyangkut produksi pangan.

    Di Indonesia, lanjutnya, tahun 2024 juga tercatat sebagai tahun terpanas sejak pengamatan tahun 1981. Dengan suhu rata-rata 27,5 °C dan anomali 0,8 °C terhadap normal 1991-2020.

    “Tantangan perubahan iklim sudah di depan mata dan semakin terasa dampaknya pada sektor pertanian. Sepuluh tahun terakhir adalah periode terpanas dalam sejarah pencatatan iklim. Tahun 2024 bahkan menjadi tahun terpanas dengan anomali suhu global 1,55 °C di atas era pra-industri. Kondisi ini memaksa kita mengambil langkah adaptasi nyata, apalagi sektor pertanian sangat rentan,” katanya dalam keterangan di situs resmi, dikutip Kamis (25/9/2025).

    Karena itu, Dwikorita menambahkan, perlu langkah mitigasi untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang kian nyata. Salah satunya, sebutnya, BMKG menggencarkan Sekolah Lapang Iklim (SLI), program yang membekali petani dengan pengetahuan dan pendampingan agar siap beradaptasi.

    Melalui SLI, jelasnya, BMKG tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga langkah aksi adaptasi strategis.

    “Petani diajarkan membaca dan memahami prediksi iklim, menyesuaikan pola tanam, memilih varietas sesuai kondisi musim, hingga mengoptimalkan teknik pemanenan air hujan. Dengan begitu, risiko gagal panen dapat ditekan,” terangnya.

    “Karena perubahan iklim, saat ini titi mongso (titimangsa/ pranata mangsa/ tradisi sistem penanggalan pertanian di Jawa) menjadi tidak relevan. Padahal petani di Indonesia terbiasa dengan titi mongso,” ujar Dwikorita.

    BMKG pun telah menggelar SLI Tematik di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (22/9/2025) lalu. Disebutkan, SLI tematik ini diikuti 60 peserta yang terdiri dari petani hortikultura, penyuluh pertanian lapangan (PPL), pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT), kelompok wanita tani, hingga petani milenial mengikuti kegiatan SLI di pendopo kalurahan Kedungpoh ini dengan antusias.

    Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Darmadi Sudibyo Direktur Layanan Iklim BMKG, Marjuki dan Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Sleman Reni Karningtyas.

    “Petani harus mampu membaca cuaca, memahami iklim, dan menyesuaikan pola tanam agar bisa mengurangi risiko gagal panen. Inilah kontribusi BMKG untuk mendukung swasembada pangan sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden,” kata Dwikorita.

    “Sekolah Lapang Iklim adalah jembatan antara data iklim dan strategi pertanian. Ini adalah aksi nyata BMKG untuk mendukung ketahanan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim,” ucapnya.

    Dwikorita mengungkapkan, kini kondisi bumi cukup mengkhawatirkan akibat perubahan iklim. Apabila manusia, semua pihak, tidak berhasil mengendalikan kecepatan kenaikan suhu permukaan bumi atau memitigasi perubahan iklim tersebut.

    “Kondisi ini dipicu kombinasi pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca serta anomali iklim regional. Situasi ini menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian yang sangat rentan terhadap iklim,” ujarnya.

    “Tidak hanya bencana yang secara intensitas dan durasi semakin bertambah, namun juga krisis air yang juga berimbas pada berbagai sektor kehidupan. Salah satunya yang terdampak adalah sektor pertanian. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi dunia akan mengalami ancaman krisis pangan pada tahun 2050 mendatang” sambung Dwikorita.

    Prediksi Musim Hujan di DI Yogyakarta

    Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita menjabarkan prakiraan awal musim hujan di DIY yang diperkirakan masuk pada dasarian ketiga Oktober 2025.

    “Dengan sifat hujan yang normal, petani bisa menyesuaikan pola tanam lebih tepat waktu sekaligus memaksimalkan pemanfaatan air hujan,” terang Dwikorta.

    Sebelumnya, Dwikorita juga telah meminta petani melakukan penyesuaian musim tanam. Menyusul adanya proyeksi terbaru mengenai musim hujan tahun 2025/2026.

    BMKG memprediksi, musim hujan tahun 2025/2026 akan tiba lebih cepat, dengan estimasi masa puncak bervariasi.

    Menurut Dwikorita, sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan sejak Agustus 2025. Dan bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah RI pada periode September-November 2025.

    Dia pun mengingatkan agar mengantisipasi dampak-dampak yang timbul saat musim hujan.

    “Secara umum, sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 diprediksikan berada pada kategori normal (69,5%), artinya curah hujan musiman tidak jauh berbeda dengan biasanya. Namun, terdapat 193 ZOM (27,6%) yang berpotensi mengalami musim hujan dengan sifat atas normal, di antaranya sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Selain itu, terdapat pula 20 ZOM (2,9%) yang diprediksi mengalami musim hujan bawah normal,” kata Dwikorita dalam keterangannya, dikutip Senin (15/9/2025).

    Foto: BMKG gelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, 22 September 2025. (Dok. BMKG)
    BMKG gelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, 22 September 2025. (Dok. BMKG)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]