kab/kota: Gunungkidul

  • Sepinya Pasar Argosari Gunungkidul Menjelang Nataru 2025
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        3 Desember 2024

    Sepinya Pasar Argosari Gunungkidul Menjelang Nataru 2025 Yogyakarta 3 Desember 2024

    Sepinya Pasar Argosari Gunungkidul Menjelang Nataru 2025
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Suasana
    pasar Argosari
    di Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, pada Selasa (3/12/2024), tampak berbeda dari hari-hari biasanya.
    Puluhan anggota tim pemantau inflasi daerah (TPID) DIY dan Kabupaten Gunungkidul melakukan pemantauan harga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
    Namun, suasana ramai ini hanya terjadi saat ada kunjungan resmi.
    Di hari-hari biasa, pasar tradisional terbesar di Gunungkidul ini mulai ditinggalkan oleh pembeli.
    “Sejak setelah Covid-19, pasar mulai sepi, sekitar tahun 2022. Hanya seperti ini, itu banyak yang tutup,” ungkap Bu Rus, salah satu pedagang pasar Argosari.
    Bu Rus, yang telah berjualan di pasar Argosari sejak 1981, mencatat bahwa banyak pembeli kini beralih ke
    belanja online
    atau sistem cash on delivery (COD).
    Dia berharap kondisi pasar dapat membaik saat Lebaran atau Natal dan Tahun Baru.
    “Pandemi itu lumayan ramai, malah setelah itu sepi hingga saat ini,” ucapnya.
    Mengenai harga kebutuhan pokok menjelang Nataru, Bu Rus menyebutkan ada kenaikan signifikan, terutama pada harga minyak goreng.
    “Harganya untuk yang 800 mililiter dari Rp 14.000 sekarang Rp 16.000. Bawang merah sekarang Rp 40.000 per kilogram, sebelumnya antara Rp 25.000 hingga Rp 28.000 per kilogram,” jelasnya.
    Pedagang lainnya, Yati, juga mengakui adanya
    kenaikan harga
    bahan pokok, khususnya minyak goreng sejak pertengahan November 2024.
    Meski demikian, dia mengatakan tidak banyak keluhan dari pembeli.
    “Mungkin banyak bantuan dari pemerintah sehingga tidak banyak keluhan,” kata Yati.
    Yati menambahkan, kondisi pasar yang sepi cukup memberatkan karena harus bersaing dengan pedagang online.
    “Terasa sekali, banyak banget bawang merah saja yang beli online,” tuturnya.
    Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro menjelaskan bahwa pihaknya berupaya agar masyarakat kembali berbelanja di pasar tradisional.
    “Pasar sepi, yang tidak banyak pedagangnya, yang punya los (tidak digunakan) diberikan surat agar kembali bisa berdagang. Jika tidak mau, bisa dikembalikan untuk digunakan pedagang lain,” jelas Kelik.
    Dia menambahkan bahwa untuk mengatasi pasar yang sepi, pihaknya memberikan keringanan dan perbaikan sarana prasarana pasar.
    “Kalau untuk konsumen, kita ajak ke pasar, kita galakkan seperti itu,” imbuhnya.
    Kepala Biro Perekonomian dan SDA DIY, Yuna Pancawati, menyatakan bahwa pihaknya melakukan pemantauan harga bersama Bank Indonesia dan BPOM.
    “Komoditas kebutuhan pokok mengalami kenaikan, seperti bawang merah dari Rp30.000 menjadi Rp35.000. Namun untuk minyak goreng, kami menemukan harga Rp15.500,” jelasnya.
    Yuna menambahkan bahwa gula pasir tidak mengalami kenaikan, justru ada penurunan, sementara beras medium harganya berkisar Rp12.000 hingga Rp13.000 per kilogram.
    “Hari ini ada operasi pasar,” kata Yuna.
    Dia juga optimis bahwa menjelang hari raya seperti Natal dan Tahun Baru, kunjungan ke pasar akan meningkat.
    “Hari ini ada operasi pasar,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPU Tetapkan Endah Subekti–Joko Parwoto Pemenang Pilkada Gunungkidul
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        1 Desember 2024

    KPU Tetapkan Endah Subekti–Joko Parwoto Pemenang Pilkada Gunungkidul Yogyakarta 1 Desember 2024

    KPU Tetapkan Endah Subekti–Joko Parwoto Pemenang Pilkada Gunungkidul
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com 
    — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, telah menyelesaikan pleno
    rekapitulasi suara
    untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
    Pasangan calon (Paslon) 01, Endah Subekti Kuntariningsih–Joko Parwoto, meraih kemenangan dengan total suara 179.460.
    Paslon 02, Sutrisna Wibawa–Sumanto, berada di urutan kedua dengan perolehan suara 131.122, sedangkan Paslon 03, Sunaryanta–Mahmud Ardi Widanto, mengumpulkan 129.716 suara.
    Ketua
    KPU Gunungkidul
    , Asih Nuryanti menyatakan, proses rekapitulasi berjalan lancar tanpa kendala.
    “Lancar tidak ada kendala dari rekap TPS hingga ke Kapanewon,” ungkapnya saat dihubungi wartawan melalui telepon pada Minggu (1/12/2024).
    Asih menjelaskan, pleno dilakukan setelah rekap di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).
    Kotak hasil rekap dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) diserahkan kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk direkap di tingkat kapanewon.
    Rekap di kapanewon untuk wilayah Playen dilaksanakan pada Sabtu (28/11/2024), sementara untuk 17 kapanewon lainnya dilakukan pada Minggu (29/11/2024).
    “Aplikasi Sirekap juga lancar dalam proses pengunggahan data, sehingga data terunggah 100 persen,” tambah Asih.
    Dari hasil pleno, semua perwakilan Paslon menyatakan persetujuannya.
    Jika ada pihak yang kurang puas, Asih menyebutkan, tim paslon dapat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
    “Tapi kalau melihat pleno tadi, perwakilan tim paslon juga sudah menandatangani berita acara. Jadi sudah setuju,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hasto Sebut PDIP Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi

    Hasto Sebut PDIP Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi

    Jakarta (beritajatim.com) – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, berdasarkan rekapitulasi sementara, partainya memenangi 14 provinsi yang 9 diantaranya merupakan kader partai. Menurutnya, pada pilkada lalu PDIP hanya menang di 6 gubernur dan yang berasal dari kader hanya sekitar 5.

    “Secara total berdasarkan rekapitulasi sementara, kalau sebelumnya PDIP hanya menang di 6 gubernur, maka sekarang kami memenangi 14 provinsi dan kemudian yang berasal dari kader itu sebelumnya juga hanya sekitar 5, kemudian sekarang menjadi 9,” ujar Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

    Hasto mencontohkan bagaimana di Kota Depok yang secara kultural menjadi basis PKS, kini dimenangkan oleh PDI Perjuangan. Kemudian, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Gunung Kidul yang di dalam sejarah selalu dimenangkan oleh Partai Golkar.

    “Tetapi kali ini, justru oleh calon dari saudari Indah Subekti, yang ketika Pilpres dia yang melakukan perlawanan secara terbuka terhadap intervensi dari Jokowi, ternyata rakyat Gunungkidul memberikan dukungan terhadap siapa yang berani melawan berbagai intimidasi dengan memenangkan saudari Indah Subekti,” ungkap Hasto.

    Lalu, Kota Tebing Tinggi yang dalam sejarahnya tidak pernah dimenangkan oleh PDIP, kini Ketua DPC PDIP Imam Irdian Saragih terpilih sebagai wali kota. Hasto pun merinci daerah-daerah yang dimenangi oleh PDIP diantaranya Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, serta Bali.

    Kemudian, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat. Hasto juga menyebut, kemenangan PDIP di Provinsi Riau. Dimana, PDIP pertama kali memenangkan pemilu legislatif dan pemilihan gubernur.

    Dia pun memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rakyat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam Pilkada serentak 2024. Apalagi, rakyat Indonesia masih memberikan kepercayaan kepada PDI Perjuangan. “Ini mencerminkan besarnya dukungan rakyat bahkan basis PDI Perjuangan pun mengalami perluasan,” kata Hasto. [hen/suf]

  • Wotawati, Transformasi Kampung Tersembunyi di Gunungkidul Jadi Destinasi Wisata Sejarah

    Wotawati, Transformasi Kampung Tersembunyi di Gunungkidul Jadi Destinasi Wisata Sejarah

    Liputan6.com, Gunungkidul – Dusun Wotawati di Gunungkidul, Yogyakarta, memulai transformasi signifikan menjadi destinasi wisata sejarah pada Juni 2024. Proyek senilai Rp 5 miliar dari Dana Keistimewaan mengubah wajah kampung dengan merenovasi fasad rumah menggunakan bata merah yang menyerupai arsitektur Majapahit dan Mataram Kuno.

    Kawasan seluas 12 hektare yang dihuni 500 penduduk ini akan dikembangkan menjadi area wisata komprehensif dengan membangun berbagai fasilitas. Pengembangan mencakup pembangunan homestay, area perkemahan, serta konsep wisata terpadu berbasis pertanian dan peternakan.

    Lokasi strategis dusun ini terletak di Ngreyung, Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini dikelilingi dua gunung karst dan bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba.

    Pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama pengembangan kawasan wisata ini. Akses jalan sepanjang 1,7 kilometer yang belum sepenuhnya diperbaiki akan menjadi prioritas perbaikan untuk mendukung rencana pariwisata.

    Keberadaan dusun di bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba menambah nilai historis yang menarik. Lokasi ini berpotensi menjadi daya tarik bagi peneliti dan pengunjung yang tertarik dengan sejarah geologi dan budaya setempat.

    Konsep wisata terpadu yang dikembangkan bertujuan mengoptimalkan potensi alam dan budaya Dusun Wota Wati. Masyarakat setempat berperan aktif dalam mendukung transformasi dusun menjadi destinasi wisata bersejarah.

    Mengutip dari berbagai sumber, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kawasan ini. Dana Keistimewaan dialokasikan untuk memelihara identitas budaya sambil mengembangkan potensi pariwisata.

    Dusun Wotawati mempersiapkan diri menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam, arsitektur bersejarah, serta kehidupan tradisional masyarakat setempat.

    (Ade Yofi Faidzun)

  • Endah Subekti Berani Lawan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024, Hasto Kristiyanto Sebut Kini Menangkan Pilkada Gunungkidul

    Endah Subekti Berani Lawan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024, Hasto Kristiyanto Sebut Kini Menangkan Pilkada Gunungkidul

    Politikus kelahiran Yogyakarta ini juga mengulas kemenangan kader PDIP Masinton Pasaribu di Tapanuli Tengah (Tapteng).

    Menurut Hasto, Masinton juga menjadi simbol perlawanan terhadap Jokowi dan rakyat memberikan dukungan besar pada Pilkada Tapteng 2024. “Oleh karena itulah, secara total berdasarkan rekapitulasi sementara, kalau sebelumnya PDIP hanya menang di enam gubernur, sekarang kami memenangi 14 provinsi dan kemudian yang berasal dari kader itu sebelumnya juga hanya sekitar lima, kemudian sekarang menjadi sembilan,” kata dia.

    Hasto kemudian memerinci daerah yang dimenangi PDIP pada pilkada serentak 2024, yakni Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

    Hasto kemudian mengungkapkan alasan PDIP bisa menang mutlak di Bumi Cenderawasih pada pilkada serentak 2024. “Jadi, mengapa PDIP banyak menang di Papua, karena Papua menjadi simbol eksploitasi. Berbagai upaya-upaya untuk membangun infrastruktur jalan, mereka itu menjadi bagian dari kepentingan oligarki untuk memperluas eksploitasi sumber daya alam yang ada di Papua, sehingga mereka memiliki respons dengan memenangkan PDIP,” kata Hasto.

    Sejumlah pengurus dari DPP PDIP, seperti Djarot Saiful Hidayat, Ahmad Basarah, Deddy Sitorus, Adian Napitupulu, dan Ronny Talapessy tampak mendampingi Hasto menyampaikan keterangan. (fajar)

  • 8
                    
                        PDI-P Klaim Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi
                        Nasional

    8 PDI-P Klaim Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi Nasional

    PDI-P Klaim Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sekretaris Jenderal DPP
    PDI-P

    Hasto Kristiyanto
    mengeklaim calon gubernur-wakil gubernur yang diusung PDI-P berhasil menang di 14 provinsi pada
    Pilkada Serentak
    2024 berdasarkan hasil penghitungan suara versi internal.
    Provinsi itu meliputi Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.
    Hasto secara khusus menyoroti hasil Pilkada Serentak 2024 di kawasan Papua.
    “Papua menjadi simbol eksploitasi. Berbagai upaya-upaya untuk membangun infrastruktur jalan, mereka itu menjadi bagian dari kepentingan oligarki untuk memperluas eksploitasi sumber daya alam yang ada di Papua sehingga mereka memiliki respon dengan memenangkan PDI-P,” kata Hasto dalam jumpa pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
    Ia juga menyoroti hasil Pilkada Riau dan Pilkada Tebing Tinggi di mana untuk kali pertama, usungan PDI-P berhasil memenangkan pilkada.
    Hasto juga menyinggung hasil menggembirakan untuk PDI-P pada Pilkada Kabupaten Bekasi serta Pilkada Kabupaten Gunungkidul.
    Di Tapanuli Tengah, kader PDI-P Masinton Pasaribu juga diprediksi menang dari rivalnya. Hasto menganggap hal ini sebagai suatu kemajuan karena Masinton merupakan sosok yang vokal terhadap Joko Widodo.
    “Artinya ini juga menunjukkan bagaimana ketika ‘kandang banteng’ dicoba diambil alih, yang terjadi justru ‘kandang banteng’ ini berkembang biak. Ini mencerminkan besarnya dukungan rakyat bahkan basis PDI Perjuangan pun mengalami perluasan,” kata Hasto.
    “Demikian pula di daerah-daerah seperti Papua Induk kita berhadapan dengan melawan mantan Kapolda yang ternyata juga, bagaimana Papua Induk itu mereka telah merasakan berbagai bentuk intimidasi dan kemudian mereka memberikan perlawanan dengan memenangkan kader PDI Perjuangan,” ujar dia.
    Hasto menyebutkan, jumlah kemenangan kandidat usungan PDI-P meningkat dibandingkan pilkada sebelumnya, yakni dari 6 menjadi 14 provinsi.
    “Kemudian yang berasal dari kader itu sebelumnya juga hanya sekitar 5, kemudian sekarang menjadi 9,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia

    Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kiprah Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul patut dibanggakan. Belum lama ini, kalurahan tersebut melalui perwakilan Forum Pengurangan Risiko Bencana ikut tampil The 2nd X UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium, yang dihelat di Banda Aceh.

    Surisdiyanto, Perwakilan kalurahan menyebut bahwa Kalurahan Kemadang memiliki kawasan pantai terpanjang dibandingkan dengan kalurahan lain di Gunungkidul. Oleh karena itu, Kemadang menjadi salah satu kawasan dengan resiko bencana tertinggi yang berada di Pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul.

    “Kemadang itu memiliki 9 kawasan pantai. Bisa dibayangkan jika ada tsunami, tentu sebagian besar wilayahnya bakal tersapu,” tutur Suris nama sapaannya.

    Untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan upaya mitigasi struktural dan nonstruktural yang melibatkan berbagai pihak. Salah satu upaya nonstruktural yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti program Tsunami Ready Community (Komunitas Siaga Tsunami).

    “Tsunami Ready Community adalah program pembentukan komunitas siaga tsunami yang bertujuan untuk membangun masyarakat tangguh dengan kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami sehingga dapat meminimalkan korban jiwa serta kerugian ekonomi,” tuturnya.

    Peran Komunitas Kalurahan Kemadang dalam acara ini adalah menyampaikan pesan bahwa pengakuan sebagai Tsunami Ready Community harus dipertahankan dengan upaya mitigasi kebencanaan yang berkelanjutan. Selain itu, Komunitas Kalurahan Kemadang juga berbagi pengalaman tentang dampak positif program ini terhadap kehidupan pariwisata di Kalurahan Kemadang.

    Keberhasilan Kalurahan Kemadang dalam meraih pengakuan sebagai Tsunami Ready Community menjadi bukti bahwa sinergi multihelix antara BMKG, pemerintah daerah, BPBD, masyarakat, dan pihak swasta mampu mendukung upaya mewujudkan cita-cita Zero Victim saat terjadi bencana.

    “Kita bangun budaya siaga bencana di sektor pariwisata, demi keberlanjutan dan keselamatan bersama. Selalu siap untuk tangguh, tanggap dan tangguh,” kata dia.

    Kalurahan kemadang memiliki 9 titik pantai, dari Pantai Baron sampai Watu Kodok, semuanya sudah memiliki jalur evakuasi, peta evakuasi, peta rawan tsunami dan titik kumpul. Kesiapan ini tidak hanya infrastruktur, tetapi masyarakat, termasuk pelaku wisata sudah diberi pelatihan mengenai mitigasi bencana.

    Suris menyebut, Kalurahan Kemadang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia merupakan area pengembangan Geopark Gunung Sewu dengan elevasi 0 hingga 300 meter di atas permukaan laut dan dicirikan oleh perbukitan karst. Hingga pada tahun 2021 Kalurahan Kemadang kolaborasi dengan BMKG merilis peta bahaya tsunami dan mengambil skenario terburuk kemungkinan gempa berkekuatan 8,8 SR yang terjadi di selatan DIY.

     “Dengan adanya kerjasama antara BMKG, BPBD Gunungkidul, Pemerintah Kalurahan dan masyarakat di Kalurahan Kemadang, akhirnya pada bulan Desember 2022 Kemadang berhasil mendapatkan pengakuan UNESCO IOC sebagai Masyarakat Siap Tsunami,” pungkasnya.

     

    Menilik Ritual Salat Idul Fitri Penganut Islam Aboge di Banyumas

  • WALHI Dampingi Warga Pantai Sanglen Gunungkidul Mengadu ke Kraton

    WALHI Dampingi Warga Pantai Sanglen Gunungkidul Mengadu ke Kraton

    Liputan6.com, Yogyakarta – Enam belas warga terdampak pembangunan wahana wisata Obelix di Pantai Sanglen, Desa Kumandang, Kecamatan Tepusari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengadu ke Kraton Ngayogyakarta, Kamis (21/11/2024). Didampingi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Yogyakarta, mereka mengadu kehilangan mata pencaharian.

    Tiba pukul 13.00 WIB, enam orang sebagai perwakilan bertemu dengan Panitikismo, lembaga agraria, Kraton Ngayogyakarta. Pertemuan berakhir pukul 14.27 WIB. “Kita tadi menghadap terkait dengan keberlanjutan pembangunan di Pantai Sanglen seperti apa? Informasinya ada Peraturan Gubernur (Pergub) yang berubah. Yaitu adanya perjanjian antara desa, investor dan kasultanan di sana,” kata perwakilan paguyuban ‘Sanglen Berdaulat’, Andra Ahmad Bustiawan.

    Andra menyatakan di perjanjian itu ketiga pihak akan membangun kawasan wisata terpadu dan bentuk baru pola kepariwisataan yang diwujudkan melalui Obelix. Keberadaan Obelix, yang dinilai merupakan wujud ekonomi eksklusif dan privat mematikan mata pencaharian warga yang mengandalkan berdagang. Mereka melayani wisatawan ke Pantai Sanglen untuk berkemping di akhir pekan. “Kami telah menyatakan keberatan atas hal itu, namun dijawab dengan adanya kesepakatan yang di mana kami tidak pernah tahu sama sekali,” katanya.

    Hal yang sama juga diungkapkan satu pembuka lahan Pantai Sanglen di awal 2015, Sarman. Menurutnya selain digunakan warga untuk lahan pertanian, kawasan Pantai Sanglen juga menjadi tujuan wisata berkemah pada akhir pekan. “Dulu setiap Sabtu-Minggu ada ribuan pengunjung yang datang. Jika ramai, setia pekannya saya bisa mendapatkan pemasukan Rp500 ribu,” katanya dalam bahasa Jawa.

    Pendamping dari WALHI Yogyakarta, Abi Yoga, menyatakan penutupan Pantai Sanglen sudah dimulai sejak 2022 lalu. Namun karena ada pembiaran, akhirnya warga memanfaatkan kembali pada tahun 2023 dan pada Juli 2024 ditutup permanen. “Warga ini sudah turun-temurun beraktivitas di Pantai Sanglen. Tetapi sekarang mereka tergusur dengan maraknya pariwisata eksklusif dan privat yang marak di pesisir pantai selatan Gunungkidul. Warga tengah menghadapi situasi ekonomi yang sangat mengkhawatirkan,” ucap Abi.

    Alasan dari adanya penutupan Pantai Sanglen dikatakan pihak Desa agar tidak terjadi konflik antara warga dengan Obelix. Selain itu juga warga dianggap tidak memiliki izin untuk menempati Pantai Sanglen. Pada September lalu, Deputi Direktur WALHI Yogyakarta, Dimas Perdana menyampaikan kehadiran wisata modern Obelix bertentangan dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan mengenai fungsi dalam pertanahan pasal 32 ayat 5.

    Berdasarkan tentang Undang-undang tersebut diterangkan bahwa ‘Kasultanan dan Kadipaten berwenang mengelola dan memanfaatkan tanah kasultanan dan tanah kadipaten ditujukan untuk sebesar-besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial dan kesejahteraan masyarakat’.

    “Artinya, sektor bisnis pariwisata privat tidak dapat berada di atas tanah tersebut. Justru produksi ekonomi yang dilakukan oleh warga termasuk ke dalam kategori kesejahteraan masyarakat yang termaktub di dalam aturan tersebut,” tulisnya pada rilis saat itu.

    Dilansir dari berbagai berita, pembangunan pariwisata privat Obelix akan menggunakan tanah kas desa (TKD) seluas 3 hektare (ha) dan Sultan Ground (SG) 2 hektare. Penggunaan TKD itu direncanakan untuk pintu masuk, taman, dan tempat parkir. Adapun SG digunakan untuk bangunan utama. Dalam programnya, kawasan ini obyek akan menjadi percontohan tata kelola SG dari kraton dengan melibatkan masyarakat setempat.

  • Ratusan TPS di Gunungkidul bepotensi rawan, Ini kata Bawaslu

    Ratusan TPS di Gunungkidul bepotensi rawan, Ini kata Bawaslu

    Liputan6.com, Gunungkidul – Badan Pengawas Pemilihan Umum Gunungkidul menyebut ada ratusan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang masuk kategori rawan. Sebanyak delapan variabel dan 25 indikator diambil dari 144 kelurahan/desa di 18 Kecamatan yang melaporkan kerawanan TPS di wilayahnya.

    Ketua Bawaslu Gunungkidul, Andang Nugroho mengatakan Bawaslu Gunungkidul telah memetakan potensi TPS rawan pada Pemilihan 2024. Pemetaan ini untuk mengantisipasi gangguan serta hambatan di TPS pada hari pemungutan suara.

    “Kita memang berupaya keras agar kerawanan ini dapat ditekan,” kata dia, Rabu (20/11/2024).

    Variabel dan indikator potensi TPS rawan tersebut di antaranya adalah penggunaan hak pilih, keamanan politik uang, politsasi SARA dan ujaran kebencian, netralitas, logistik, lokasi TPS dan terakhir adalah jaringan listrik dan internet.

    Hasilnya, lanjut Andang, terdapat 6 indikator TPS rawan yang paling banyak terjadi, 10 indikator yang banyak terjadi, dan tiga indikator yang tidak banyak terjadi namun tetap perlu diantisipasi.

    “Pemetaan kerawanan tersebut dilakukan terhadap pengambilan data TPS rawan dilakukan selama 6 hari pada 10 – 15 November 2024,” kata dia.

    Hasilnya ada 6 indikator potensi TPS rawan yang paling banyak terjadi. Di antaranya 945 TPS yang terdapat pemilih disabilitas yang terdaftar di DPT, 422 TPS yang terdapat pemilih DPT yang sudah Tidak Memenuhi Syarat, 320 TPS yang terdapat Pemilih Pindahan.

    Di samping itu juga 84 TPS yang terdapat Penyelenggara Pemilihan yang merupakan pemilih di luar domisili TPS tempatnya bertugas, 41 TPS yang terdapat kendala jaringan internet di lokasi TPS, 36 TPS yang terdapat potensi pemilih Memenuhi Syarat namun tidak terdaftar di DPT.

    Andang menambahkan 10 Indikator Potensi TPS Rawan yang Banyak Terjadi, yaitu, 2 TPS yang didirikan di wilayah rawan bencana, 20 TPS yang memiliki riwayat kekurangan atau kelebihan dan bahkan tidak tersedia logistik pemungutan dan penghitungan suara pada saat pemilu, 7 TPS sulit dijangkau.

    Tak hanya itu, Bawaslu juga mendeteksi 1 TPS yang terdapat riwayat Pemungutan Suara Ulang (PSU) dan Penghitungan Surat Suara Ulang (PSSU), 4 TPS dekat lembaga pendidikan yang siswanya berpotensi memiliki hak pilih, 1 TPS yang berada di dekat rumah pasangan calon dan posko tim kampanye pasangan calon.

    Di samping itu juga ada 4 TPS yang memiliki riwayat keterlambatan pendistribusian logistik pemungutan dan penghitungan suara di TPS (maksimal H-1) pada saat pemilu, 1 TPS yang memiliki riwayat logistik pemungutan dan penghitungan suara mengalami kerusakan di TPS pada saat pemilu, 3 TPS di dekat wilayah kerja (pertambangan, pabrik) serta 1 TPS di Lokasi Khusus.

    Andang menyebut 1 TPS yang terdapat riwayat Pemungutan Suara Ulang (PSU) atau penghitungan Surat Suara Ulang (PSSU), 1 TPS yang berada di dekat rumah pasangan calon dan/atau posko tim kampanye pasangan calon dan 1 TPS yang memiliki riwayat logistik pemungutan dan penghitungan suara mengalami kerusakan di TPS pada saat pemilu.

    “Ada tiga indikator potensi TPS rawan yang tidak banyak terjadi namun tetap perlu diantisipasi,” tambahnya.

     

    Menjelajah Kawasan Batuan Purba di Cagar Geologi Karangsambung

  • Di Balik Medali Emas, Kisah Inspiratif Untung Subagyo dan Semangat Para-Atlet DIY

    Di Balik Medali Emas, Kisah Inspiratif Untung Subagyo dan Semangat Para-Atlet DIY

    Liputan6.com, Yogyakarta – Di tengah hiruk pikuk Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII di Solo, ada kisah inspiratif yang mungkin luput dari perhatian publik. Untung Subagyo, atlet angkat berat DIY, tidak hanya membawa pulang medali emas, tetapi juga memecahkan rekornya sendiri.

    Melansir dari jogjaprov.go.id, pecah rekor dari 153 kg menjadi 165 kg di kelasnya menjadi sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk terus meningkatkan prestasi. Yang menarik, filosofi Untung dalam menjalani olahraga sangat sederhana namun mendalam: jadikan olahraga sebagai hobi yang menghasilkan.

    Prinsip ini ternyata menjadi kunci sukses para atlet difabel DIY dalam meraih 21 medali emas, 26 perak, dan 31 perunggu di Peparnas 2024. Mereka membuktikan bahwa ketika passion bertemu dengan dedikasi, hasil luar biasa akan mengikuti.

    Cerita sukses ini menjadi lebih istimewa karena semua cabang olahraga yang diikuti DIY berhasil menyumbang medali. Bahkan tiga cabang olahraga baru, para-taekwondo, para-judo, dan para-tenpin bowling, langsung memberikan kontribusi medali di tahun pertama mereka dibina. Ini seperti analogi pohon muda yang langsung berbuah di musim pertama.

    Akan tetapi. di balik gemerlap medali, ada fakta menarik: DIY baru mengikuti 12 dari 20 cabang olahraga yang ada. Delapan cabang yang belum diikuti bukan dilihat sebagai kekurangan, tetapi justru menjadi “tambang emas” yang belum digali.

    Para atlet dan pelatih melihatnya sebagai peluang untuk berkembang lebih jauh di masa depan. Semangat para atlet ini menular ke berbagai pihak. Pemerintah daerah, KONI, hingga KORMI bersatu memberikan dukungan penuh.

    Mereka membuktikan bahwa prestasi olahraga difabel bukan sekadar tentang medali, tetapi juga tentang membangun ekosistem yang mendukung dan mengapresiasi para atlet secara berkelanjutan. Menjelang Peparda 2025 di Gunungkidul, semangat ini semakin berkobar.

    Para atlet tidak melihatnya sebagai beban, tetapi sebagai kesempatan untuk membuktikan bahwa Yogyakarta bisa menjadi rumah yang nyaman bagi prestasi atlet difabel. Seperti kata bijak Jawa: “alon-alon waton kelakon” – pelan-pelan asal sampai tujuan.

    Keberhasilan para-atlet DIY di Peparnas XVII Solo bukan sekadar tentang jumlah medali yang diraih atau rekor yang dipecahkan, melainkan sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana semangat pantang menyerah, dukungan sistem yang solid, dan pandangan positif terhadap keterbatasan dapat menghasilkan prestasi luar biasa.

    Melalui filosofi sederhana seperti yang dianut Untung Subagyo dan didukung oleh ekosistem yang terus berkembang, para-atlet DIY telah membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih prestasi gemilang – sebuah inspirasi yang tidak hanya berharga bagi dunia olahraga, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang percaya bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menuju prestasi yang lebih tinggi.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun