kab/kota: Gunungkidul

  • Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul, Menu dari Laut Selatan

    Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul, Menu dari Laut Selatan

    Bupati terpilih Kabupaten Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyatakan komitmennya untuk memastikan kesiapan Pemkab Gunungkidul dalam mendukung program nasional ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara nelayan, kelompok tani wanita, dan lumbung mataraman sebagai penyedia bahan baku makanan.

    “Program ini tidak hanya memberdayakan nelayan, tetapi juga petani dan pelaku UMKM. Ini akan menjadi langkah penting untuk memastikan bahan baku berkualitas tersedia bagi anak-anak kita,” jelas Endah.

    Endah juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang memadai untuk menunjang keberlanjutan program makan bergizi gratis. Menurutnya, keberhasilan program ini membutuhkan perencanaan anggaran yang matang serta evaluasi berkala.

    “Perbaikan infrastruktur akan sangat penting untuk menunjang program ini sehingga bisa berjalan dengan baik dan saling berkesinambungan. Program ini tidak hanya bermanfaat untuk anak-anak, tetapi juga akan mendukung keberlanjutan ekonomi bagi petani, pelaku UMKM, dan nelayan,” tambahnya.

    Kegiatan uji coba makan bergizi gratis ini menjadi langkah awal yang penting dalam mendukung program nasional yang akan bergulir pada tahun 2025. Diharapkan, program ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik dalam meningkatkan kesehatan anak-anak maupun memberdayakan masyarakat lokal.

  • Video Mesum Diduga Libatkan Pimpinan DPRD Gunungkidul, BK DPRD Turun Tangan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Desember 2024

    Video Mesum Diduga Libatkan Pimpinan DPRD Gunungkidul, BK DPRD Turun Tangan Regional 17 Desember 2024

    Video Mesum Diduga Libatkan Pimpinan DPRD Gunungkidul, BK DPRD Turun Tangan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebuah
    video mesum
    yang diduga melibatkan HN, salah satu pimpinan
    DPRD Gunungkidul
    , DI Yogyakarta, telah ditindaklanjuti secara internal oleh pihak DPRD.
    Selain itu, kasus ini juga telah dilaporkan ke pihak kepolisian, terkait penyebaran video tersebut.
    Ketua DPRD Gunungkidul, Endang Sri Sumiyartini, menyatakan bahwa ia telah menugaskan Badan Kehormatan (BK) untuk memanggil HN guna melakukan klarifikasi.
    “Saya sudah menugaskan BK untuk memanggil HN guna melakukan klarifikasi,” ujar Endang saat ditemui di Rumah Dinas Ketua DPRD Gunungkidul, Wonosari, pada Selasa (17/12/2024).
    Endang menjelaskan, jika HN terbukti tidak bersalah, namanya akan direhabilitasi dalam rapat paripurna.
    Namun, jika terbukti bersalah, HN akan dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 7 Ayat 3 Peraturan DPRD Gunungkidul.
    Sanksi yang mungkin dijatuhkan dapat berupa teguran lisan atau tertulis, hingga pemberhentian sebagai pimpinan Dewan berdasarkan Pasal 21 Ayat 4 dan 5 Peraturan DPRD.
    Lebih lanjut, Endang menegaskan bahwa pemberhentian HN sebagai anggota DPRD atau pimpinan DPRD merupakan wewenang dari partai.
    Hingga saat ini, HN masih beraktivitas seperti biasa.
    “Pemberhentian sebagai anggota Dewan kewenangan partai. HN masih beraktivitas, soalnya juga belum ada keputusan apapun,” tambahnya.
    Endang juga mengonfirmasi bahwa HN telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
    “HN juga sudah lapor polisi,” ucapnya.
    Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyidikan terkait kasus ini.
    “Masih penyidikan,” kata Mirza.
    Sebelumnya, beredar video berdurasi 1 menit 02 detik yang memperlihatkan seorang pria yang diduga HN sedang melakukan video call dengan seorang wanita.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BSI berdayakan warga Desa Semoyo Yogyakarta

    BSI berdayakan warga Desa Semoyo Yogyakarta

    “Khusus untuk Desa Semoyo terdapat 506 jiwa penerima manfaat dengan total penyaluran sebesar Rp3,6 miliar

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan ekonomi lokal dengan memberdayakan warga Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Direktur Kepatuhan & Sumber Daya Manusia BSI Tribuana Tunggadewi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan pemberdayaan ini merupakan program Desa Bangun Sejahtera Indonesia (Desa BSI) yang berkesinambungan dilakukan perseroan.

    Desa BSI adalah program pemberdayaan sekaligus optimalisasi dana zakat melalui penguatan dan pengembangan sumber daya ekonomi lokal sehingga memberikan manfaat yang berkelanjutan.

    “Khusus untuk Desa Semoyo terdapat 506 jiwa penerima manfaat dengan total penyaluran sebesar Rp3,6 miliar. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan program pemberdayaan klaster usaha budidaya produk turunan sereh wangi, eduwisata tanaman herbal, serta peternakan,” ujar Dewi.

    Salah satu program pengembangan Desa BSI Semoyo dengan menanam serai wangi serta pohon produktif lainnya yang dapat membawa manfaat bagi peningkatan ekonomi mustahik setempat.

    Masyarakat Desa Semoyo juga memanfaatkan limbah daun serai wangi yang merupakan sisa penyulingan, menjadi kerajinan anyaman atap rumah.

    Dengan demikian, konsep pengolahan pemberdayaan tanaman serai tidak menyisakan sampah yang dapat mencemari lingkungan sekitar.

    Dengan adanya program pemberdayaan Desa BSI, lanjut Dewi, BSI berharap dapat menciptakan manfaat berkelanjutan yang selaras dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sehingga tercipta dampak positif bagi peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan.

    “Diharapkan business model pemberdayaan desa Semoyo dapat diikuti oleh desa-desa lainnya,” tuturnya.

    Selain Desa Semoyo, perseroan telah memberdayakan 20 desa di Tanah Air melalui program Desa BSI. Desa tersebut terbagi dalam berbagai klaster di antaranya pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan dengan total penerima manfaat sebanyak 6.642 jiwa dan total penyaluran dana sebesar Rp86,5 miliar.

    Bersamaan dengan groundbreaking Desa BSI Semoyo, BSI bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Non-Governmental Organization (NGO), serta masyarakat setempat melaksanakan program penanaman pohon.

    Jenis yang ditanam adalah pohon produktif dengan total 10.671 untuk Desa Semoyo dan lainnya. Kegiatan ini ditargetkan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 836 ton Co2e.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Terpidana Mati Mary Jane akan Pulang ke Filipina, Tinggalkan 500 Karya Batik dan Lukisan di Lapas – Halaman all

    Terpidana Mati Mary Jane akan Pulang ke Filipina, Tinggalkan 500 Karya Batik dan Lukisan di Lapas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

    TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Mary Jane Veloso, seorang wanita asal Filipina, menjalani masa hukuman selama 15 tahun di Indonesia akibat kasus penyelundupan narkoba pulang ke negara asalnya.

    Hukuman berat tak lantas membuat Mary Jane tenggelam dalam ketakutan, kesedihan dan memilih menyibukkan diri dengan aktivitas membatik dan melukis.

    Kepala Lapas Kelas IIB Yogyakarta Evy Loliancy menceritakan keseharian Mary Jane saat menjalani masa hukumannya di dalam Lapas.

    Mary Jane  memilih untuk menyibukkan diri dengan  belajar membatik dan melukis untuk melupakan beratnya hukuman yang didapatkannya.  

    Tidak tanggung-tanggung, sekitar 500 karya batik dan lukisan berhasil dibuatnya di balik jeruji besi yang mengukungnya selama ini.

    “Kalau dihitung-hitung itu ada sekitar 500-an karya yang berhasil dibuat Mary Jane selama di sini.

    Jenisnya banyak terutama  batik motif,  dia (Mary Jane) suka motif bunga-bunga. Dia juga belajar batik jumputan serta melukis dengan berbagai tema,”tutur saat ditemui di Lapas Kelas II B Yogyakarta, pada Senin (16/12/2024).

    Sejumlah karya Mary Jane pun dipajang di bagian lobi  Lapas Wonosari tersebut seperti lukisan besar berwarna terang yang menggambar keadaan ekosistem di lautan.

    Beberapa karyanya yang lain ada batik tulis hingga jumputan yang dibingkai dengan berbagai ukuran.

    “Mary Jane memang sangat ahli dalam bidang kesenian, karya-karyanya pun sangat bagus. Dan, (karya-nya) paling banyak dipajang di area Lapas.

    Petugas saat menunjukkan karya yang dibuat Mary Jane saat berada di Lapas, Senin (16/12/2024) (Tribun Jogja/ Nanda Sagita Ginting)

    Biasanya dia akan membubuhkan inisial namanya di lukisan maupun batik yang dibuatnya dengan kode MFV (Mary Jane Fiesta Veloso),”ungkapnya.

    Karya Mary Jane pun  banyak yang diperjualbelikan, pembeli utamanya itu dari kalangan pemerintah seperti  Kedutaan Besar Filipina hingga kementerian Indonesia.

    “Untuk yang  terjual sudah banyaknya dan salah satu yang beli karyanya itu pastinya dari pihak Kedubes Filipina.  Kemudian, juga ada dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI maupun Komnas HAM, biasanya mereka  juga sering pesan batik buatan Mary Jane,”tuturnya.

    Kepandaian Mary Jane dalam membuat batik dan lukisan membuat dirinya ditunjuk sebagai mentor bagi teman-temannya di  lapas.

    Hampir setiap hari-nya Mary Jane mengajarkan kemampuan tersebut kepada teman-teman di dalam Lapas. 

    “Karena dia  memang yang paling menonjol, jadi kalau ada kelas membatik dan melukis itu dia yang mengajarkan ke teman-temannya, jadi memang semua warga binaan akrab dengan Mary Jane ini,”ucapnya

    Diberitakan, terpidana mati kasus penyelundupan narkoba asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso akhirnya meninggalkan Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul, pada Minggu (15/12) malam. 

    Dengan mengenakan pakaian hitam sederhana dan senyum yang terus mengembang, Mary Jane melangkah keluar dari lapas itu sekitar pukul 22.30 WIB.

     Mary Jane keluar lapas didampingi pendamping kerohaniannya, Romo Bernhard Kieser, serta petugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas). 

     Mobil Toyota Hiace hitam yang membawanya mendapatkan pengawalan ketat. 

    “Terima kasih banyak, mohon doanya, Tuhan memberkati semua,” ucapnya dalam bahasa Indonesia, seraya melambaikan tangan kepada petugas dan wartawan yang meliput. 

    Ia juga menyempatkan diri berpamitan secara pribadi dengan Romo Bernhard. 

    “Jaga kesehatan ya, Selamat Natal,” katanya, sambil tersenyum hangat.

    Mary Jane meninggalkan Lapas Wonosari tidak dengan tangan hampa. Ia meninggalkan Lapas yang sudah ia huni selama 15 tahun itu dengan membawa sebuah kenang-kenangan. 

     “Ada yang dibawa, lukisan yang baru, yang baru dia buat,” kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy saat melepas kepergian Mary Jane. 

    Menurut Evi, lukisan karya Mary Jane beraliran abstrak, menceritakan perjalanan hidup perempuan asal Bulacan, Filipina tersebut. 

    “Mulai dari perjalanan awal dari yang mulai gelap menjadi terang, intinya seperti itu,” urai Evi.

    Selain lukisan, Mary Jane juga membawa beberapa barang penting miliknya. Termasuk gitar dan alkitab berbahasa tagalog. 

    “Dia (Mary Jane) tidak banyak membawa barang pribadinya. Yang dibawa itu ada gitar pemberian dari pendamping kerohaniannya Romo Bernhard Kieser. Kemudian, juga membawa Al-Kitab berbahasa tagalog miliknya,” ujarnya.

    Evi menjelaskan dua barang tersebut dianggap berharga oleh Mary Jane, sebab gitar merupakan instrumen yang dipelajari Mary Jane selama masa penahanannya. 

    Ditambah, gitar tersebut merupakan pemberian dari pendamping kerohaniannya, Romo  Bernhard Kieser yang setia memberikannya dukungan moril saat pertama kali dirinya sampai di Lapas. 

    Sedangkan Al-Kitab berbahasa Tagalog merupakan pemberian dari Kedutaan Besar Filipina.

    Evi menuturkan, selama hampir 15 tahun menjalani masa tahanan di Indonesia, Mary Jane cukup meninggalkan memori manis bagi dirinya dan segenap keluarga besar Lapas Wonosari, termasuk para narapidana lain. 

    Evi yang mulai mengepalai Lapas Wonosari sejak dua tahun lalu ini mengaku turut berbahagia melihat seorang warga binaannya akan bisa berkumpul dengan keluarganya lagi. 

    “Kalau sebagai pribadi Mary Jane cukup baik ya, mampu berkomunikasi bersosialisasi dengan teman-temannya, mampu menjadi motivasi buat teman-temannya,” ujar Evi. 

    “Ya pasti ya kehilangan, bukan hanya teman-teman, kami-kami juga kehilangan karena teman-teman apalagi mungkin lebih lama dari saya, jadi merasakan rasanya seperti apa. Tapi, karena ini untuk kebaikan, kita semua harus mengikhlaskan,” pungkasnya.

     

     

     

  • Tantangan Pendidikan di Gunungkidul, Solusi dan Harapan dari Akademisi

    Tantangan Pendidikan di Gunungkidul, Solusi dan Harapan dari Akademisi

    Liputan6.com, Gunungkidul – Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Djuniawan Karna Djaja, M.P.A, Rektor Universitas Gunungkidul, dalam sebuah diskusi pendidikan menyampaikan beberapa kendala yang menjadi perhatian utama untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan.

    “Beberapa tantangan utama di Gunungkidul adalah rendahnya minat siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, rendahnya angka partisipasi murni (APM) siswa, serta status sosial ekonomi orang tua yang bervariasi,” ungkapnya.

    Selain itu, kurangnya budaya belajar di kalangan siswa, pengaruh lingkungan sosial yang kurang mendukung, kekerasan dan perundungan di satuan pendidikan, serta rendahnya rata-rata lama sekolah turut menjadi penghambat utama.

    Djuni akrab sapaannya menyebut, banyak siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, baik karena keterbatasan ekonomi maupun kurangnya motivasi. Hal tersebut diketahui dari Angka Partisipasi Murni (APM) yang Rendah.

    “Data menunjukkan bahwa tingkat keikutsertaan siswa di sekolah masih jauh dari optimal. Ketimpangan ekonomi di masyarakat mempengaruhi akses siswa terhadap fasilitas pendidikan. Itu masalahnya,” jelasnya.

    Djuni juga menyampaikan bahwa Kurangnya Budaya Belajar atau Kebiasaan belajar siswa masih perlu ditingkatkan untuk menciptakan generasi yang lebih kompetitif. Serta lingkungan Sosial yang Tidak mendukung menjadikan beberapa siswa tidak mendapatkan dorongan dari lingkungan sekitar untuk melanjutkan studi.

    Ia menyebut kasus Kekerasan dan Perundungan dan Fenomena bullying di sekolah menjadi masalah serius yang memengaruhi psikologis siswa. Bahkan, Rendahnya Rata-rata lama sekolah di Gunungkidul masih rendah dibandingkan wilayah lain.

    “Tantangan ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Dengan solusi yang berkelanjutan, kita dapat menciptakan generasi muda yang lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.

    Mengintip Suasana Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 Banyumas

  • 15 Tahun Dipenjara, Mary Jane Bawa Lukisan dari Lapas Yogyakarta

    15 Tahun Dipenjara, Mary Jane Bawa Lukisan dari Lapas Yogyakarta

    Yogyakarta, CNN Indonesia

    Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso meninggalkan Lapas Perempuan IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul, DIY, Minggu (15/12) malam, tidak dengan tangan hampa.

    Mary Jane meninggalkan Lapas Wonosari yang ia huni sejak 2021 itu dan menuju Jakarta dengan membawa sebuah kenang-kenangan.

    “Ada yang dibawa, lukisan yang baru, yang baru dia buat,” kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy saat melepas kepergian Mary Jane.

    Menurut Evi, lukisan karya Mary Jane beraliran abstrak. Menceritakan perjalanan hidup perempuan asal Bulacan, Filipina tersebut.

    “Mulai dari perjalanan awal dari yang mulai gelap menjadi terang, intinya seperti itu,” urai Evi.

    Evi menuturkan, selama hampir 15 tahun menjalani masa tahanan di Indonesia, Mary Jane cukup meninggalkan memori manis bagi dirinya dan segenap keluarga besar Lapas Wonosari, termasuk para narapidana lain.

    Evi yang mulai mengepalai Lapas Wonosari sejak dua tahun lalu ini mengaku turut berbahagia melihat salah seorang warga binaannya akan bisa berkumpul dengan keluarganya lagi.

    “Kalau sebagai pribadi Mary Jane cukup baik ya, mampu berkomunikasi bersosialisasi dengan teman-temannya, mampu menjadi motivasi buat teman-temannya,” ujar Evi.

    “Ya pasti ya kehilangan, bukan hanya teman-teman, kami-kami juga kehilangan karena teman-teman apalagi mungkin lebih lama dari saya, jadi merasakan rasanya seperti apa. Tapi, karena ini untuk kebaikan, kita semua harus mengikhlaskan,” pungkasnya.

    Koordinator Satuan Operasional Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Sohibur Rachman mengatakan, Mary Jane sementara waktu akan menghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur setelah dipindah dari Yogyakarta.

    Mary Jane menghuni Lapas Pondok Bambu sampai dokumen atau administrasi sebagai persyaratan kembali ke negara asal, Filipina selesai diurus.

    “Kami (menempuh) perjalanan darat karena secepat mungkin besok kami harus sudah membuat laporan dan melengkapi dokumen pendukung dari persiapan untuk (Mary Jane) kembali ke negaranya di Filipina,” ujarnya.

    Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra menjelaskan pemindahan Mary Jane Veloso ke Filipina yang ditargetkan sebelum natal tahun ini, dilakukan melalui diskresi Presiden Prabowo Subianto.

    “Ini adalah satu kebijakan yang ditempuh oleh Presiden, berpaku kepada beberapa konvensi walaupun belum kita ratifikasi,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (11/12).

    “Sampai hari ini sebenarnya aturan hukum tertulis tentang transfer personal narapidana itu belum ada. Karena itu presiden menggunakan diskresi kebijakan yang ada pada beliau,” imbuhnya.

    Meski bersifat diskresi, Yusril mengklaim hal tersebut tetap memiliki kekuatan hukum dan dapat dibenarkan dari sisi administrasi negara.

    “Dengan mempertimbangkan berbagai konvensi praktik penyelenggaraan negara dan asas umum pemerintahan yang baik. Karena itu dapat dibenarkan dari sebuah pandang hukum administrasi negara,” katanya.

    (kum/fra)

    [Gambas:Video CNN]

  • Mary Jane Veloso Tinggalkan Lapas Perempuan Yogyakarta Jelang Pemulangan ke Filipina – Halaman all

    Mary Jane Veloso Tinggalkan Lapas Perempuan Yogyakarta Jelang Pemulangan ke Filipina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mary Jane Veloso, terpidana mati kasus penyelundupan narkoba, resmi meninggalkan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul, Minggu (15/12/2024) sekira pukul 22:50 WIB.

    Pemulangan ini menandai kembalinya Mary Jane ke negara asalnya, Filipina.

    Mary Jane terlihat mengenakan baju hitam dan tersenyum lebar saat meninggalkan lapas.

    Ia dijemput menggunakan mobil Toyota Hiace hitam yang mendapatkan pengawalan ketat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas).

    “Terima kasih banyak, mohon doanya. Tuhan memberkati semua,” ucap Mary Jane dalam bahasa Indonesia.

    Saat keluar dari lapas, Mary Jane didampingi oleh pendamping kerohaniannya, Romo Bernhard Kieser.

    “Jaga kesehatan ya, Selamat Natal,” ucap Mary Jane kepada Romo Kieser, menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaannya.

    Kepala Lapas Kelas IIB Yogyakarta, Evy Loliancy, menyampaikan Mary Jane membawa lukisan abstrak sebagai kenang-kenangan dari masa penahanannya.

    Lukisan itu memiliki arti mendalam bagi Mary Jane.

    “Yang dia bawa lukisan yang baru, abstrak, mulai perjalanan awal yang mulai gelap menjadi terang, intinya seperti itu,” jelas Evy.

    Rencana Selanjutnya

    Koordinator Satuan Operasional Kepatuhan Internal Ditjenpas, Sohibur Rachman, mengungkapkan setelah meninggalkan Yogyakarta, Mary Jane akan langsung dibawa ke Lapas perempuan di Jakarta.

    “Dari sini langsung ke Jakarta, perjalanan darat ini malam,” tuturnya.

    Dia menuturkan, Mary Jane diharapkan dapat bertolak ke Filipina secepat mungkin untuk  kelengkapan administrasi akan segera diurus.

    “Mudah-mudahan secepat mungkin kalau urusan administrasi selesai dalam waktu dekat,”urainya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Terpidana Mati Narkoba Mary Jane Veloso Dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu

    Terpidana Mati Narkoba Mary Jane Veloso Dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu

    Jakarta, Beritasatu.com – Mary Jane Veloso telah dijemput dari Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul, pada Minggu (15/12/2024) malam. Terpidana mati kasus narkoba asal Filipina itu rencananya akan dipindahkan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pondok Bambu, Jakarta, sebelum akhirnya dipulangkan ke negaranya atas diskresi Presiden Prabowo Subianto.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, pada Senin (16/12/2024) hingga pukul 05.35 WIB, mobil tahanan yang membawa Mary Jane belum tiba di Rutan Kelas I Pondok Bambu. Tidak ada tanda-tanda persiapan khusus untuk menyambut pemindahannya.

    Informasi yang beredar menyebutkan, pemindahan Mary Jane ke Jakarta dilakukan melalui jalur darat. Mobil tahanan yang menjemput Mary Jane dilaporkan tiba di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta pada Minggu (15/12/2024) pukul 22.35 WIB. 10 menit kemudian, mobil tersebut meninggalkan lapas.

    Pemindahan Mary Jane ini dilakukan untuk mengurus berbagai dokumen yang diperlukan sebelum pemulangannya ke Filipina.

    Sebagai informasi, Mary Jane Veloso divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Sleman pada 2010 atas kasus narkotika. Pemerintah Indonesia tidak memberikan grasi terhadap Mary Jane, tetapi setuju untuk memulangkannya ke Filipina.

    Mary Jane Veloso – (Antara/Yeyen)

    Mary Jane Veloso selama ini ditahan di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta sebelum akhirnya dipindahkan ke Rutan Kelas I Pondok Bambu, Jakarta.

  • Mary Jane Tinggalkan Lapas Wonosari Menuju Jakarta Jelang Kepulangan ke Filipina

    Mary Jane Tinggalkan Lapas Wonosari Menuju Jakarta Jelang Kepulangan ke Filipina

    Liputan6.com, Yogyakarta – Minggu malam (15/12/2024), suasana di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul, terasa berbeda. Dalam keremangan malam, kendaraan hitam tiba di lapas untuk membawa sosok yang sudah 15 tahun hidup di balik jeruji, Mary Jane Veloso.

    Malam itu, ia akan memulai perjalanannya menuju Lapas Perempuan Jakarta, sebagai bagian dari persiapan pemulangannya ke Filipina. Sekitar pukul 22.15 WIB, kendaraan tiba di lapas. Setelah persiapan singkat, pukul 22.45, Mary Jane keluar dari lapas. Mengenakan pakaian serba hitam, ia menyapa para awak media yang telah menanti sejak sore.

    “Terima kasih ya. Ya, bahagia banget,” ucap Mary Jane sambil menangkupkan tangan di dada.

    Senyum dan air mata menghiasi wajahnya, mencerminkan rasa haru atas perubahan besar yang akan ia hadapi.

    Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy, tak bisa menyembunyikan rasa kehilangan. Selama dua tahun masa jabatannya, Evi mengenal Mary Jane sebagai sosok yang ramah, mampu bersosialisasi dengan baik, dan menjadi motivator bagi sesama warga binaan.

    “Dia mampu menjadi motivasi buat teman-temannya. Tentu kami kehilangan,” ujar Evi dengan nada haru.

    Mary Jane dikenal tidak hanya karena kepribadiannya yang baik, tetapi juga karena kreativitasnya. Sebelum meninggalkan lapas, ia membawa sebuah lukisan abstrak yang baru saja selesai dibuatnya. Lukisan tersebut diyakini menggambarkan perjalanan hidupnya dari awal masa tahanan hingga akhirnya dipindahkan ke Jakarta.

     

  • Mary Jane Tinggalkan Lapas Wonosari Jelang Pemulangan ke Filipina

    Mary Jane Tinggalkan Lapas Wonosari Jelang Pemulangan ke Filipina

    Jogja

    Mary Jane telah meninggalkan Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul. Terpidana mati kasus narkoba asal Filipina itu keluar dari sel tahanannya jelang pemulangannya ke Filipina.

    Dilansir detikJogja, Senin (16/12/2024), Mary Jane dijemput di Lapas Wonosari pada Minggu (15/12). Mobil yang menjemput warga negara Filipina itu tiba di lapas sekitar pukul 21.15 WIB.

    Mobil itu lalu masuk ke lingkungan lapas sekitar pukul 22.35 WIB dan keluar membawa Mary Jane di dalamnya pukul 22.45 WIB. Mary Jane tampak terlihat bahagia saat hendak meninggalkan Lapas Wonosari.

    Mary jane nampak mengenakan pakaian hitam dan mengucapkan salam ke awak media sambil menitikkan air mata.

    “Ya bahagia banget, terima kasih ya,” ujar Mary Jane saat berada di dalam mobil jemputan.

    Satopspatnal Ditjanpas, Sohibur Rachman, menjelaskan Mary Jane akan dibawa ke lapas Perempuan Jakarta. Petugas harus segera melengkapi dokumen pemulangan Mary Jane ke Filipina.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/ygs)