kab/kota: Gunungkidul

  • JATIM TERPOPULER: 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak – Pembunuhan Pria Sarung Merah di Madura

    JATIM TERPOPULER: 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak – Pembunuhan Pria Sarung Merah di Madura

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Rabu 29 Januari 2025.

    Berita pertama, RF (27) warga Nganjuk diringkus polisi di parkiran minimarket, gegara edarkan pil koplo. 

    Selanjutnya ada kronologi tragedi 13 pelajar SMP Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini.

    Ada juga berita tentang Sat Reskrim Polres Sampang terus menyelidiki kasus pembunuhan pria bersarung merah berinisial Y (35) yang ditemukan tewas bersimbah darah di jalan Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (27/1/2025).

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Rabu (29/1/2025) di TribunJatim.com.

    1. Pemuda di Nganjuk Diringkus Polisi di Parkiran Minimarket, Edarkan Pil Koplo

    EDARKAN PIL KOPLO – RF (27) warga Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, diringkus polisi gegara kasus peredaran pil koplo. Polisi menyita barang bukti 152 butir pil koplo, Selasa (28/1/2025). (Humas Polres Nganjuk)

    RF (27) warga Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, harus berurusan dengan polisi. 

    Hal itu lantaran, ia tersandung kasus peredaran pil koplo. 

    Kapolres Nganjuk, AKBP Siswantoro mengatakan tersangka diringkus buah hasil pengembangan kasus sebelumnya yang melibatkan tiga tersangka jaringan peredaran narkotika. 

    Sebagai informasi, sebelumnya Satreskoba Polres Nganjuk meringkus AR (32) warga Desa Ngasem, Kecamatan Jatikalen, DM (28) warga Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, dan IH (25) asal Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. 

    Dari tangan tiga tersangka itu, polisi menyita barang bukti sabu seberat 2,5 gram, 90.552 butir pil dobel L. 

    “Sementara, barang bukti yang diamankan dari tersangka RF, 52 butir pil koplo jenis dobel L, sepeda motor dan ponsel. Barang bukti itu diamankan saat petugas meringkus RF di parkiran sebuah minimarket di Desa Kepuh,” katanya, Selasa (28/1/2025). 

    Kasat Resnarkoba Polres Nganjuk, Iptu Sugiarto, menyebut, usai meringkus RF di parkiran minimarket, petugas membawanya ke kediamannya.

    Di rumah tersangka, polisi kembali mendapati tiga plastik klip berisi masing-masing 100 butir pil dobel L. 

    Pil koplo itu disimpan tersangka di kamarnya. 

    Baca selengkapnya

    2. Penyebab 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini, Ini Identitas 3 Korban Meninggal

    Petugas gabungan saat melakukan pencarian terhadap korban yang terseret ombak di Pantai Drini, pada Selasa (28/1/2025). (Istimewa via Tribun Jogja)

    Berikut ini kronologi tragedi 13 pelajar SMP Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini.

    Insiden menegangkan tersebut terjadi Senin, 28 Januari 2025.

    Sebuah insiden tragis terjadi di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, pada Selasa pagi (28 Januari 2025). 

    Sebanyak 13 pelajar SMP Negeri 7 Mojokerto terseret ombak saat berenang dalam kegiatan outing class.

    Dari jumlah tersebut, 9 siswa berhasil diselamatkan, sementara 3 ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan 1 siswa masih dalam pencarian.

    Kronologi Kejadian 13 Pelajar SMP Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menyampaikan bahwa rombongan siswa tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB. Sebanyak 261 siswa didampingi oleh 16 guru dalam kunjungan tersebut.

    “Begitu tiba, banyak siswa langsung bergegas berenang. Tidak lama kemudian, mereka sudah berada di area yang cukup dalam dan terseret ombak,” ungkap Surisdiyanto.

    Melihat situasi berbahaya tersebut, saksi mata segera memanggil petugas SAR yang langsung berupaya mengevakuasi para korban.

    Baca selengkapnya

    3. Kronologi Pembunuhan Pria Bersarung Merah di Madura, Motor Diadang, Bocah 5 Tahun Lari Minta Tolong

    Polisi melakukan olah TKP pembunuhan pria bersarung merah di jalan Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (27/1/2025). (Istimewa/TribunJatim.com)

    Sat Reskrim Polres Sampang terus menyelidiki kasus pembunuhan pria bersarung merah berinisial Y (35) yang ditemukan tewas bersimbah darah di jalan Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (27/1/2025).

    Bahkan, sejumlah fakta mulai terungkap, seperti kronologi kejadian berdarah tersebut.

    Kejadian bermula saat korban tengah berkendara sepeda motor bersama anaknya yang berusia 5 tahun, Senin (27/1/2025) pagi.

    Kemudian, datang dua orang pria membuntuti sekaligus mengadang korban.

    Sehingga, korban meminta anaknya lari untuk pulang meminta pertolongan.

    “Untuk jarak dari TKP ke rumah korban sekitar 2 kilometer. Anak korban pulang langsung menemui ibunya (istri korban),” kata Kapolres Sampang, AKBP Hartono, Selasa (28/1/2025).

    Istri korban seketika menuju ke lokasi atau tempat kejadian perkara (TKP) dan ternyata korban telah tewas tergeletak dengan sejumlah luka sabetan senjata tajam di sekujur tubuh. 

    Baca selengkapnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Pj Wali Kota Sambut Kedatangan Rombongan Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto

    Pj Wali Kota Sambut Kedatangan Rombongan Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro menyambut kedatangan rombongan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di halaman sekolah, Selasa (28/1/2025).

    Doa bersama untuk para siswa yang menjadi korban ombak Pantai Drini dilakukan oleh para guru dan orang tua siswa.

    “Besok Insya Allah kita akan ke Yogyakarta melihat langsung korban yang masih dirawat di rumah sakit setempat. Ada dua siswa yang masih menjalani perawatan, yang satu sudah sadar dan bisa diajak komunikasi dan yang satu kondisinya belum sadar di ICU,” ungkapnya.

    Selain itu, lanjut orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini juga akan mengecek langsung ke Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Satu korban hilang yakni Rifky Yoeda Pratama.

    “Proses pencarian satu siswa yang belum ketemu sampai dengan hari ini belum ditemukan,” katanya.

    Korban hilang yakni Rifky Yoeda Pratama warga Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Sementara tiga korban meninggal yakni yakni adalah Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates.

    Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/ted]

  • Tiba di Mojokerto, Tiga Korban Ombak Pantai Drini Langsung Dimakamkan

    Tiba di Mojokerto, Tiga Korban Ombak Pantai Drini Langsung Dimakamkan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Suasana haru menyelimuti kedatangan jenazah korban ombak Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewah Yogjakarta (DIY), Selasa (28/1/2025). Ketiga korban merupakan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro bersama Ketua DPRD dan Kapolres Mojokerto Kota turut hadir untuk melayat dan memberikan dukungan moral kepada keluarga yang berduka. Kedatangan jenazah korban disambut isak tangis keluarga dan kerabat.

    Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ikut melakukan salat jenazah, serta menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang menimpa para korban. Mas Pj (sapaan akrab, red) mengajak semua pihak untuk mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

    “Alhmdulillah korban laka laut yang meninggal dunia sudah tiba di Kota Mojokerto dan masing-masing pihak kelurga sudah langsung memakamkan jenazahnya,” ungkapnya.

    Tiga korban meninggal yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/ted]

  • Isak Tangis Keluarga Sambut Kedatangan Rombongan Siswa SMPN 7 Mojokerto

    Isak Tangis Keluarga Sambut Kedatangan Rombongan Siswa SMPN 7 Mojokerto

    Isak Tangis Keluarga Sambut Kedatangan Rombongan Siswa SMPN 7 Mojokerto
    Tim Redaksi
    MOJOKERTO, KOMPAS.com
    – Pasca insiden 13 siswa
    terseret ombak
    di
    Pantai Drini
    , Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025) pagi, para siswa rombongan
    outing class
    dari SMPN 7 Kota Mojokerto, Jawa Timur, akhirnya dipulangkan.
    Rombongan yang menumpang lima bus tersebut tiba di SMPN 7 Kota Mojokerto pada Selasa malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
    Kembalinya para siswa dari Gunungkidul telah ditunggu para orangtua siswa maupun kerabat. Banyak di antara mereka yang menunggu di sekitar sekolah sejak sebelum pukul 19.00 WIB.
    Kemudian, saat rombongan tiba, banyak dari mereka yang tak mampu menahan tangis.
    Meski demikian, para orangtua siswa masih harus menahan diri untuk dapat segera mengajak anaknya pulang. Sebab, rombongan peserta masih diminta untuk masuk ke sekolah terlebih dahulu.
    Selepas doa bersama di halaman sekolah, para siswa lalu diserahkan kepada keluarga masing-masing yang telah menunggu di depan sekolah.
    Kedatangan rombongan
    outing class
    SMPN 7 yang dipulangkan pasca insiden, juga disambut Penjabat Wali Kota Mojokerto Moh
    Ali Kuncoro
    .
    Ia mengikuti doa bersama yang diikuti para siswa serta para guru, serta memberikan wejangan dan motivasi kepada siswa.
    “Adik-adik harus tetap semangat. Mungkin ini pengalaman kelam, tetapi semuanya harus tetap semangat untuk menghadapi masa depan,” kata Ali Kuncoro di hadapan para murid.
    Dalam kesempatan itu, Ali Kuncoro mengajak seluruh siswa untuk mendoakan para korban meninggal akibat terseret ombak Pantai Drini.
    Dia juga mengajak para siswa untuk mendoakan kesembuhan bagi teman-teman mereka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
    Sebelumnya diberitakan, 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret arus balik atau
    rip current
    di Pantai Drini.
    Dari 13 siswa yang terseret ombak, petugas Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Gunungkidul, DI Yogyakarta, mampu menyelamatkan sembilan orang.
    Kemudian, sebanyak tiga siswa meninggal, serta seorang siswa yang diduga terseret ombak masih dalam pencarian petugas.  
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Meninggal Pantai Drini Hampir Tak Bisa Ikut Lantaran Tak Punya Uang

    Korban Meninggal Pantai Drini Hampir Tak Bisa Ikut Lantaran Tak Punya Uang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Salah satu korban meninggal akibat ombak Pantai Drini hampir saja tak bisa mengikuti outing class bersama teman-temannya SMPN 7 Kota Mojokerto. Ini lantaran sang ayah tak memiliki uang untuk biaya korban Malvein Yusuf Adh Dhuqa berangkat ke Yogyakarta.

    Pihak keluarga dibantu di Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto mempersiapkan kedatangan jenazah anak kedua tersebut. Sejumlah karangan bunga tampak menghiasi rumah duka diantaranya dari Pj Wali Kota dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kota Mojokerto.

    Hal tersebut disampaikan Lurah Kedundung, Muhammad Nuri Huda. “Kemarin itu, korban sempat tidak bisa ikut outing class karena ayahnya tidak punya uang. Tapi dia pingin ikut ke Yogyakarta sama teman-temannya, akhirnya Pakde korban memberikan uang,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Pakde korban yang kasihan terhadap anak dari pasangan suami-istri (pasutri), Yosep dan Istiqomah pun memberikan uang agar korban bisa ikut outing class tersebut. Hal tersebut dilakukan lantaran kasihan kepada korban karena semua teman-temannya ikut outing class ke Yogyakarta.

    “Pakde korban kasihan kepada korban karena teman-temannya ikut ke Yogyakarta. Korban, anaknya baik, pendiam, rajin ibadah. Sekarang ini, warga menunggu kedatangan jenazah korban di rumah duka. Rencananya, setelah jenazah datang nanti langsung dimakamkan,” katanya.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/kun]

  • Korban Terseret Ombak di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat, 1 Masih Belum Ditemukan – Halaman all

    Korban Terseret Ombak di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat, 1 Masih Belum Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – 1 siswa SMP Negeri Mojokerto yang menjadi korban hilang akibat insiden terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025) belum ditemukan. 

    Satu orang korban yang masih dalam pencarian tersebut adalah Rifky Yudha Pratama (13) siswa kelas 7C SMP Negeri 7 Mojokerto.

    Pencarian akan dilanjutkan kembali Rabu (29/1/2025) pagi.

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono mengatakan, pencarian dihentikan karena hari sudah gelap dan arus air laut sangat kencang.

    “Sampai sore ini pencarian korban nihil. Direncanakan dilanjutkan besok pagi (Rabu). Kalau sekarang tidak bisa dilanjutkan karena sudah mulai gelap ditambah cuaca tidak mendukung dan arus sangat kencang,”  kata Marjono, Selasa (28/1/2025) dikutip dari TribunJogja.com. 

    Rombongan siswa tersebut terdiri dari 261 siswa dan 16 pendamping, dengan tujuan kegiatan outing class.

    Akibat peristiwa ini, 3 siswa dinyatakan meninggal dunia. 

    Mereka bernama Alfian Aditya Pratama, Malfen Yusuf Adhi Dilaga, dan Baihaki F. 

    9 orang siswa lainnya mengalami luka-luka dan kini dirawat, 5 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. 

    “Lima orang sudah diperbolehkan pulang, 2 dirujuk ke RSUP Dr Sardjito dan 2 dirawat di RSUD Saptosari,” ucap Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, di Pantai Drini, Selasa (28/1/2025). 

    “Saat ini satu yang masih dilakukan pencarian, tertunda karena arus cukup kuat dan kondisi air pasang,” imbuhnya.

    Adapun korban yang dirawat di RSUD Saptosari Gunungkidul adalah:

    Firnanda Rahmadani
    Bintang Kenzi
    Petra Agustino (Diizinkan pulang)
    Revan Bagas ( Diizinkan pulang)
    M Zaki
    Alnoah (Diizinkan pulang)
    Raditya Rangga (Diizinkan pulang)

    Korban yang dirujuk ke RSUP Sardjito Yogyakarta

    Arizona Reza A
    Ahmad Muzaki (Diizinkan pulang)

    Kronologi 

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menyampaikan bahwa rombongan siswa tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Sebanyak 261 siswa didampingi oleh 16 guru dalam kunjungan tersebut.

    “Begitu tiba, banyak siswa langsung bergegas berenang. Tidak lama kemudian, mereka sudah berada di area yang cukup dalam dan terseret ombak,” kata Surisdiyanto, Selasa (28/1/2025) dikutip TribunJogja.com. 

    Tragedi itu kemudian ditindaklanjuti oleh oleh SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak, baru sembilan pelajar yang berhasil diselamatkan,” tutur Surisdiyanto.

    Pihak SAR Pantai Baron menduga penyebab siswa bisa sampai terseret ombak karena korban masuk ke jalur kapal nelayan.

    Jalur yang berada di sekitar Pantai Drini ini disebut memiliki kedalaman lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” ucap Surisdiyanto.

    Surisdiyanto juga menjelaskan bahwa saat ini pencarian 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Korban Kecelakaan di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat di RS, 3 Tewas, 1 Masih Dicari.

    (Tribunnews.com/Milani) (TribunJogja/Alifia) 

  • Korban Hilang Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini Ditemukan Meninggal?

    Korban Hilang Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini Ditemukan Meninggal?

    Mojokerto (beritajatim.com) – Korban ombak Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rifky Yoeda Pratama yang dinyatakan hilang ditemukan. Pihak keluarga mendapatkan kabar korban ditemukan dalam kondisi meninggal.

    Namun jenazah korban dikabarkan belum dapat dievakuasi karena berada di dasar laut. Pihak keluarga menunggu kedatangan jenazah siswa kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto tersebut sampai ke rumah duka di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, , Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

    Tetangga korban, Toni mengatakan, jika pihak keluarga mendapat informasi Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia namun belum bisa dievakuasi. “Jenazah Rifky menurut protokoler sudah ditemukan berada di dasar laut, belum bisa dievakuasi,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Masih kata Toni, pihak Pemkot Mojokerto menyampaikan jika jenazah Rifky telah ditemukan berada di palung laut. Namun karena gelombang masih besar, tim SAR masih belum dapat mengevakuasi jenazah korban sehingga proses evakuasi masih ditunda. Pihak keluarga berharap jenazah korban bisa segera dievakuasi.

    “Tim SAR takut karena ombaknya semakin tinggi jadi ditunda untuk evakuasinya, jadi kita belum kapan diambil. Mas Rifky di sini tinggal bersama om dan neneknya. Awalnya beritanya dari teman sekolahnya, kakak kelasnya, namanya Mas Dewa kebetulan satu RT dengan kami. Neneknya nggak percaya,” katanya.

    Sang nenek kemudian menyampaikan kepada ayah korban yang kerja di pabrik. Toni menjelaskan ternyata ayah korban sudah tahu tentang berita tersebut, bahkan ayah korban sempat pingsan mendapatkan kabar tersebut. Selang dua jam ada berita terkait hal tersebut di grup Whatsapp (WA). Ibu korban sendiri sudah meninggal.

    “Ibunya sudah meninggal, ayahnya tinggal di Krian, Sidoarjo. Setelah mendengar kabar itu, ayahnya berangkat naik travel bareng keluarga lain yang anaknya meninggal ke Jogja. Mas Rifky itu anaknya sangat baik, kalau magrib itu pasti ngajak anak-anak kecil untuk sholat ke masjid. Dia juga vokalis kelompok hadrah di masjid,” ujarnya.

    Hingga Selasa petang, warga berkumpul di rumah duka mempersiapkan tenda dan kursi-kursi. Beberapa warga sekitar berdatangan untuk berbela sungkawa dan bertakziah. Sementara, jenazah tiga korban meninggal dunia telah diberangkatkan dari RS Sapto Sari Kabupaten Sleman ke Kota Mojokerto.

    Ketiga korban meninggal dunia tersebut yakni adalah Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/kun]

  • Pj Wali Kota Mojokerto Instruksikan Doa Bersama di Sekolah Pasca-Tragedi Pantai Drini

    Pj Wali Kota Mojokerto Instruksikan Doa Bersama di Sekolah Pasca-Tragedi Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menginstruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto, untuk menggelar doa bersama dan tahlil saat kegiatan belajar kembali dimulai.

    Kebijakan ini diambil sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban tragedi yang menimpa siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta.

    “Kami instruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto untuk menggelar doa bersama dan tahlil sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban. Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Sebagai langkah preventif agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan outing class di seluruh sekolah di wilayah tersebut.

    Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan siswa dalam setiap kegiatan di luar lingkungan sekolah. “Nantinya, hanya outing class yang bersifat edukasi. Seperti ke museum atau perpustakaan yang diizinkan. Untuk kegiatan ke tempat wisata tidak akan kami perbolehkan,” tegasnya.

    Sebelumnya, dunia pendidikan di Kota Mojokerto berduka setelah insiden tragis menimpa sejumlah siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini. Ombak besar yang datang tiba-tiba menyebabkan beberapa siswa terseret arus. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sembilan orang berhasil selamat, sementara satu siswa lainnya masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Langkah-langkah yang diambil Pemkot Mojokerto ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para orang tua dan siswa serta menjadi pembelajaran bagi sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan luar kelas. [tin/suf]

  • Pj Wali Kota Mojokerto Kunjungi Keluarga Korban Ombak Pantai Drini

    Pj Wali Kota Mojokerto Kunjungi Keluarga Korban Ombak Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro mengunjungi rumah duka korban meninggal dunia kecelakaan air yang menimpa siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Kunjungan pada, Selasa (28/1/2025) dilakukan sebagai bentuk empati dan kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto terhadap keluarga korban. Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di lingkup Pemkot Mojokerto ini menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Selain itu, pria yang menjabat sebagai Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur ini juga memberikan santunan sebagai bentuk dukungan moril dari Pemkot Mojokerto. “Pemerintah Kota Mojokerto turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ungkapnya.

    Pemkot Mojokerto bergerak cepat sejak insiden terjadi dengan menerjunkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kota Mojokerto langsung menuju lokasi kejadian. Hal ini dilakukan untuk mendampingi korban serta mengawal kepulangan jenazah hingga ke rumah duka.

    Tiga korban meninggal akibat ombak Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY yakni Alfian Aditya Pratama, Bayhaki Fatqiyasyah dan Magen Yusuf Adliqo. Alfian dan Magen asal Kota Mojokerto, sementara Bayhaki asal Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/but]

  • 14 Siswa SMP Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini, 3 Tewas dan 1 Hilang

    14 Siswa SMP Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini, 3 Tewas dan 1 Hilang

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Sebanyak 14 siswa SMP asal Mojokerto, Jawa Timur, terseret arus saat bermain air di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Dalam kejadian tersebut, tiga siswa ditemukan tewas, satu orang masih hilang, dan sembilan lainnya berhasil diselamatkan.

    Insiden bermula sekitar pukul 06.30 WIB ketika rombongan pelajar dari SMPN 7 Mojokerto tiba di Pantai Drini. Belasan siswa mulai bermain air di tengah kondisi air laut yang sedang pasang. Tiba-tiba, ombak besar dari tengah laut menyapu mereka hingga terseret puluhan meter dari bibir pantai.

    Darman, seorang nelayan setempat yang berada di lokasi langsung bergerak menggunakan perahu untuk menolong para korban.

    “Ada yang berteriak, kemudian saya turunkan perahu mengejar mereka. Beberapa berhasil saya angkat, tetapi ada yang tidak sempat tertolong,” ungkap Darman kepada Beritasatu.com.

    Tim SAR Satlinmas Korwil II Baron segera dikerahkan untuk melakukan pencarian korban lainnya. Dari empat korban yang dilaporkan hilang, tiga ditemukan di dasar laut sekitar 100 meter dari bibir pantai setelah empat jam pencarian. Ketiganya langsung dievakuasi ke RSUD Saptosari untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Tim SAR hingga saat ini masih mencari satu korban yang belum ditemukan. Sementara itu, sembilan korban yang selamat sedang mendapatkan perawatan medis.

    Upaya pencarian korban hilang siswa SMP yang terseret ombak di Pantai Drini terus dilakukan oleh tim gabungan dari SAR dan Pol Airud Polres Gunungkidul. Penyisiran dilakukan melalui jalur laut dan darat, meski terkendala arus laut yang kuat dan angin kencang.