kab/kota: Gunungkidul

  • Disholati di Mojokerto, Jenazah Korban Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo

    Disholati di Mojokerto, Jenazah Korban Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jenazah korban hilang di Pantai Drini, Rifky Yoeda Pratama tiba di rumah duka di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Usai disholati, jenazah langsung dibawa ke Sidoarjo.

    Jenazah korban dimakamkan di Dusun Kraton RT 12 RW 3, Desa Kraton, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo didampingi dengan makam sang ibu, Siti Rositasari dan dua adiknya. Dengan menggunakan ambulance milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, jenazah korban diantar ratusan peziarah.

    Ketua RT 02, Vivi Yuliana mengatakan, ibu dan adik korban telah meninggal dan dimakamkan di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo sehingga korban dimakamkan di Krian. “Ibu kandung dan adik-adiknya sudah meninggal dimakamkan, jadi kenapa korban dimakamkan di sana,” ujarnya, Rabu (29/1/2025).

    Sementara itu, Pengurus RW 03, Latif Sutopo mengatakan, jika sebelumnya pihak keluarga menanti kabar terkait korban yang dinyatakan hilang di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). “Alhamdulilah tadi pagi ditemukan,” ungkapnya.

    Pihak keluarga mendapat informasi terkait penemuan jenazah korban pada Rabu pagi dan kepulangan jenazah korban sekira pukul 10.00 WIB. Jenazah korban dimakamkan di Sidoarjo sesuai dengan permintaan sang nenek agar bisa dimakamkan berdampingan dengan ibu dan dua adiknya.

    “Disholatkan dulu di sini (Kota Mojokerto) dan dimakamkan di Krian (Sidoarjo), permintaan keluarga ingin dimakamkan bersama ibu dan adiknya. Iya di Krian (Desa Kraton, Kecamatan Krian). Tinggal bersama neneknya di sini, sekolah di SMPN 7. Bapak ibunya (ibu sambung) dari kemarin ikut ke Jogja,” katanya.

    Dengan ditemukan jenazah Rifky Yoeda Pratama, total ada empat korban meninggal akibat didulung ombak Pantai Drini pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia langsung dibawa ke rumah duka di Mojokerto usai menjalani otopsi.

    Tiga korban meninggal sebelumnya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat diseret ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/ian]

  • Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo 

    Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sempat dinyatakan hilang, korban ombak Pantai Drini, Rifky Yoeda Pratama akhirnya berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan, Rabu (29/1/2025) pagi. Rencananya, siswa kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto ini akan dimakamkan di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

    Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUD Saptosari Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) usai berhasil dievakuasi. Setelah menjalani otopsi, jenazah korban dilepas Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro ke Kota Mojokerto.

    “Betul sekali (korban hilang ditemukan). Sekitar pukul 07.30 WIB, kami mendapatkan laporan dari Tim SAR Gunung Kidul dan beberapa personel kami yang di lokasi, termasuk orang tua korban. Korban atas nama Rifky Yoeda Pratama sudah diketemukan,” ungkapnya.

    Masih kata Mas Pj (sapaan akrab, red), jika korban sudah diotopsi dan dimandikan. Jenazah korban saat ini dalam perjalanan dari RSUD Saptosari di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ke Kota Mojokerto.

    “Insya Allah, jenazah korban akan mampir sejenak di rumah yang di Kota Mojokerto namun kemudian langsung dibawa ke Krian (Kabupaten Sidoarjo). Jenazah korban akan dimakamkan di samping makan ibundanya,” tegasnya.

    Rumah duka di Kota Mojokerto yakni di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Sementara rumah duka di Kabupaten Sidoarjo yakni di Dusun Kraton RT 12 RW 3, Desa Kraton, Kecamatan Krian.

    Dengan ditemukan jenazah Rifky Yoeda Pratama, total ada empat korban meninggal akibat didulung ombak Pantai Drini pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia langsung dibawa ke rumah duka di Mojokerto usai menjalani otopsi.

    Tiga korban meninggal sebelumnya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat diseret ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • 13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Arus Pantai Drini Gunungkidul, 3 Orang Ditemukan Tewas

    13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Arus Pantai Drini Gunungkidul, 3 Orang Ditemukan Tewas

    Liputan6.com, Gunungkidul – Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Mojokerto, terseret arus Pantai Drini, Kelurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025) kemarin pagi.

    Dari 13 siswa tersebut, sembilan siswa kembali dengan selamat namun tiga siswa ditemukan meninggal dunia, dan satu dalam pencarian. Mereka sebelumnya mengikuti outing class.

    “Pemerintah Kota Mojokerto terus berkoordinasi dengan tim SAR di lokasi kejadian untuk memastikan proses pencarian dan penanganan korban berjalan maksimal,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, ditulis Rabu (29/1/2025).

    Ali juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto langsung menuju lokasi kejadian untuk mendampingi korban serta mengawal kepulangan jenazah hingga ke rumah duka.

    Selain itu, Ali juga mengevaluasi pelaksanaan kegiatan outing class di seluruh sekolah khususnya tingkat SD dan SMP. “Kami akan mengevaluasi kegiatan outing class,” ujarnya.

    Ali menegaskan, evaluasi ini sebagai langkah preventif. Ia menginstruksikan agar pelaksanaan kegiatan outing class yang diizinkan nantinya hanya yang bersifat edukatif, seperti kunjungan ke museum atau perpustakaan.

    “Nantinya, hanya outing class yang bersifat edukasi, seperti ke museum atau perpustakaan, yang diizinkan. Untuk kegiatan ke tempat wisata tidak akan kami perbolehkan,” ucapnya.

    Ali juga menginstruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto, untuk menggelar doa bersama dan tahlil. Kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban, saat kegiatan belajar kembali dimulai.

    “Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua. Ke depan, Pemkot Mojokerto akan mengambil langkah-langkah preventif agar hal serupa tidak terulang kembali,” ujarnya.

    Ali juga mengunjungi rumah duka korban meninggal dunia. Ia pun menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

    “Pemerintah Kota Mojokerto turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucapnya.

  • 9
                    
                        Motif Pembakaran Warung Nasi Balap, Pelaku Sakit Hati Kekasihnya Dipecat
                        Yogyakarta

    9 Motif Pembakaran Warung Nasi Balap, Pelaku Sakit Hati Kekasihnya Dipecat Yogyakarta

    Motif Pembakaran Warung Nasi Balap, Pelaku Sakit Hati Kekasihnya Dipecat
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi mengungkap motif
    pembakaran warung

    Nasi Balap
    yang berada di Soboman, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
    Yogyakarta
    (DIY).
    Pelaku diduga
    sakit hati
    karena kekasihnya dipecat dari warung itu. 
    Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, salah satu pelaku, yakni VDP, memiliki seorang kekasih yang bekerja di warung Nasi Balap yang dipecat tanpa alasan jelas.
    “Kekasih VDP (pelaku) dikeluarkan tanpa alasan dan diganti dengan karyawan lain,” ucap dia, Rabu (29/1/2025).
    Jeffry mengungkapkan bahwa kasus pembakaran warung terungkap dari botol yang ditinggalkan pelaku dan rekaman kamera CCTV.
    Rekaman kamera CCTV menunjukkan, ada dua kendaraan pelaku yang digunakan dan berhasil diidentifikasi.
    Dari rekaman kamera CCTV perorangan maupun Dinas Perhubungan, polisi mencari rute keberangkatan pelaku dan rute kepulangan pelaku.
    “Anggota Polsek Kasihan dan Tim Opsnal Jatanras Polda DIY menangkap VDP pada 28 Januari di tempat kerjanya di Dongkelan,” kata dia.
    Menurut Jeffry, VDP memiliki tugas sebagai eksekutor.
    Kemudian, kata dia, dari hasil interogasi, diketahui bahwa VDP melancarkan aksinya bersama tiga orang lainnya.
    Dari keterangan ini, polisi berhasil menangkap IK, FF, dan ENB.
    Sebelumnya, polisi mengamankan pelaku pembakaran warung Nasi Balap yang berada di Soboman, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
    Polisi menangkap total empat pelaku pembakaran, di mana keempat pelaku ditangkap secara bertahap.
    Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, pada Selasa (28/1/2024), polisi menangkap dua pelaku pembakaran, sehingga total pelaku pembakaran menjadi empat orang.
    “Dua pelaku yang ditangkap berinisial FF, warga Widoro, Tepus, Gunungkidul, dan ENB (25), warga Caturharjo, Pandak, Bantul,” katanya.
    Menurut Jeffry, keduanya memiliki peran yang berbeda saat pembakaran. Pertama, FF memiliki peran sebagai joki motor dan ENB sebagai pemboncengnya.
    “Pelaku lainnya, yakni VDP (34), adalah pembonceng sekaligus eksekutor, sedangkan IK (21) adalah joki motor yang memboncengkan VDP,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Siswa SMP 7 Mojokerto Tenggelam di Pantai Gunungkidul, Total 4 Orang Tewas

    Update Siswa SMP 7 Mojokerto Tenggelam di Pantai Gunungkidul, Total 4 Orang Tewas

    GELORA.CO  – Petugas SAR gabungan menemukan korban terakhir yang terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, DIY, Rabu (29/1/2025). Total keseluruhan empat orang tewas dalam tragedi outing class siswa SMP 7 Mojokerto di pantai tersebut.

    Identitas korban terakhir yang ditemukan bernama Rifki Yuda. Sebelumnya tiga siswa lainnya telah dievakuasi petugas gabungan dalam kondisi meninggal yakni Alfian Aditya Pratama, Malfen Yusuf dan Bayhaki Faqtymuah.

    Ketiga jenazah telah dipulangkan ke rumah duka dari RSUD Saptosari Gunungkidul dengan ambulans serta dikawal petugas lalu lintas dari Polres Gunungkidul.

    Kapolsek Tanjungsari AKP Agus Fitriyatna mengatakan, korban ditemukan tak jauh dari lokasi terakhir terlihat. Rencananya, jenazah akan langsung diberangkatkan ke Mojokerto, Jawa Timur siang ini.

    “Tadi pagi sejak pukul 05.00 WIB kami melakukan pencarian hingga radius 300 meter dari lokasi. Ada tim yang menyelam dan memantau dari atas tebing,” ujar Agus, Rabu (29/1/2025).

    Menurutnya korban terakhir ditemukan tim penyelam dan langsung dievakuasi ke daratan untuk dibawa ke rumah sakit. Dengan penemuan korban keempat, operasi pencarian SAR gabungan ditutup.

    Sebelumnya, dua korban selamat lain yang mendapat perawatan di rumah sakit juga akan dibawa ke Mojokerto atas permintaan keluarga.

    Diketahui, tragedi di Pantai Drini ini menenggelamkan 13 siswa SMP 7 Mojokerto. Sembilan orang berhasil diselamatkan namun empat ditemukan meninggal. Korban meninggal ditemukan tenggelam pada kedalaman 10 sampai 15 meter.

  • Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini asal Mojokerto Ditemukan Meninggal

    Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini asal Mojokerto Ditemukan Meninggal

    Mojokerto (beritajatim.com) – Rifky Yoeda Pratama, korban yang sempat hilang akibat terseret ombak di Pantai Drini, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (29/1/2025) pagi. Sehingga total korban meninggal akibat terseret ombak bertambah menjadi empat orang.

    Tim SAR Gabungan berhasil menemukan jenazahnya dan langsung mengevakuasi ke RSUD Saptosari, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, membenarkan kabar tersebut. “Betul sekali (korban hilang ditemukan). Ditemukan sekitar pukul 07.30 WIB, jenazah korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Saptosari,” ungkapnya.

    Pelajar asal Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini belum bisa dibawa pulang ke Kota Mojokerto karena masih menjalani proses otopsi.

    “Masih proses autopsi. Setelah semua proses selesai langsung dibawa pulang. Orang tua korban sudah kita fasilitasi sejak kemarin ke Jogja, ini saya otw lokasi sekalian cek korban yang masih berada di ICU RSPU Dr Sardjito,” tegasnya.

    Dengan ditemukannya Rifky Yoeda Pratama, total korban meninggal akibat terseret ombak Pantai Drini bertambah menjadi empat orang. Tiga korban lainnya ditemukan lebih dulu pada Selasa (28/1/2025) dan langsung dibawa ke rumah duka di Mojokerto setelah menjalani otopsi.

    Tiga korban meninggal sebelumnya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates, Malvein Yusuf Adh Dhuqa warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Musibah ini terjadi saat sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto berwisata di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Ombak besar menyeret sejumlah siswa, mengakibatkan empat orang meninggal dunia, sementara sembilan lainnya berhasil selamat. Satu siswa yang sebelumnya hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • 1 Korban Tragedi Pantai Drini Asal Kabupaten Mojokerto, Wabup Sampaikan Belasungkawa

    1 Korban Tragedi Pantai Drini Asal Kabupaten Mojokerto, Wabup Sampaikan Belasungkawa

    Mojokerto (beritajatim.com) – Bayhaqi Fatqiyansyah, pelajar SMPN 7 Kota Mojokerto asal Kabupaten Mojokerto, menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi ombak Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta. Wakil Bupati Mojokerto, Muhamad Al Barra, secara langsung menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban pada Selasa (28/1/2025).

    Gus Barra (sapaan akrab, red) mendatangi rumah duka almarhum Bayhaqi di Dusun Penompo, RT 11 RW 04, Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto ini memberikan dukungan moral dan santunan kepada keluarga korban.

    “Kami mewakili Pemerintah Kabupaten Mojokerto sangat berduka atas peristiwa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini,” ungkapnya.

     

    Bupati Mojokerto terpilih ini menyatakan bahwa pemerintah daerah akan terus mendampingi keluarga korban dan memantau proses hukum maupun administrasi terkait insiden tersebut. Selain itu, evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan outing class yang berisiko tinggi akan dilakukan secara menyeluruh.

    “Kegiatan seperti ini harus diselenggarakan dengan memperhatikan standar keselamatan yang tinggi. Kejadian ini menjadi pengingat kita semua untuk lebih berhati-hati dalam mengelola aktivitas siswa di luar lingkungan sekolah. Kami juga akan melakukan evaluasi sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Mojokerto secara mendalam,” katanya.

    Sebagai bentuk empati, Gus Barra menyerahkan bantuan kepada keluarga korban untuk meringankan beban mereka. Bantuan tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan moral bagi keluarga almarhum di tengah duka yang mendalam.

    Sementara itu, tante korban, Yani Wiyati, mengatakan bahwa pihak keluarga mendapat informasi sekitar pukul 11.00 WIB. “Kami mendapatkan informasi dari wali kelasnya siang setelah nama-nama korban berhasil diidentifikasi dari RSUD setempat. Kami diminta memastikan melalui foto,” ujarnya.

    Pihak keluarga diminta memastikan identitas korban dari foto yang dikirim, dan benar salah satu foto korban meninggal dunia adalah Bayhaqi. Korban berangkat mengikuti kegiatan outing class bersama teman-teman sekolahnya, yakni SMPN 7 Kota Mojokerto, pada Senin (27/1/2025).

    “Setelah kami pastikan itu benar Bayhaqi, pihak keluarga meminta agar tidak diotopsi. Saya mewakili pihak keluarga menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Pemkab Mojokerto serta masyarakat, dan kami berharap tidak ada lagi tragedi seperti ini yang menimpa keluarga lain di masa mendatang,” harapnya.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan, sejumlah siswa menjadi korban akibat diterjang ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • DPRD Kota Mojokerto Minta Outing Class Dievaluasi

    DPRD Kota Mojokerto Minta Outing Class Dievaluasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Anggota DPRD Kota Mojokerto, Rambo Garudo meminta agar kegiatan outing class untuk para siswa di Kota Mojokerto dievaluasi.

    Hal tersebut disampaikan saat ke rumah duka korban ombak Pantai Srini, Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

    “Untuk kejadian kecelakaan di Yogjakarta, di Pantai Drini harus dievakuasi betul. Sebenarnya kalau kita mengikuti SOP dan lebih hati-hati, mungkin bisa dicegah tidak sampai terjadi kecelakaan yang menurut saya bisa diantisipasi,” ungkapnya saat di rumah duka, Selasa (28/1/2025).

    Sesuai yang disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro tersebut evaluasi kembali outing class, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan) ini pun sependapat. Kegiatan di luar kelas seperti outing class yang digelar SMPN 7 Kota Mojokerto tersebut perlu dievakuasi.

    “Memang betul bermanfaat (outing class), ada manfaatnya. Pemilihan tempat (outing class), prediksi dan resiko ini harus kita hitung ulang. Kalau memang risikonya lebih besar daripada manfaatnya, harus kira hindari. Seperti itu,” tegasnya.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat diseret ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan.

    Tiga korban meninggal yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. [tin/ted]

  • Korban Meninggal Akibat Ombak Pantai Drini Yogyakarta Dimakamkan di Alamat Masing-masing

    Korban Meninggal Akibat Ombak Pantai Drini Yogyakarta Dimakamkan di Alamat Masing-masing

    Mojokerto (beritajatim.com) – Setelah pihak keluarga memastikan jenazah korban ombak Pantai Drini, pihak keluarga langsung melakukan proses pemakaman.

    Korban meninggal Malvein Yusuf Adh Dhuqa dimakamkan di Pemakaman Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

    Jenazah anak kedua dari pasangan suami-istri (pasutri), Yosep dan Istiqomah ini tiba di rumah duka di Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Selasa (28/1/2025) sekira pukul 22.50 WIB. Pihak keluarga kemudian memastikan identitas korban.

    Jenazah korban kemudian dimandikan tepat di depan rumah duka. Tak lama, jenazah korban dibawa ke Pemakaman Balongrawe tak jauh dari rumah duka. Jenazah korban diantar ratusan petaziah ke peristirahatan terakhirnya. Korban merupakan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang mengikuti outing class ke Yogyakarta.

    “Alhmdulillah sekira pukul 22.50 WIB, jenazah korban tiba di rumah duka. Pihak keluarga sudah memastikan jika korban adalah Malvein, setelah dipastikan kemudian jenazah disucikan untuk kemudian dimakamkan,” ungkap Lurah Kedundung, Muhammad Nuri Huda, Rabu (29/1/2025).

    Korban meninggal dunia bersama dua rekannya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dua korban dimakamkan di alamat masing-masing.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/ted]

  • Tragedi Pantai Drini: Tiga Jenazah Siswa SMPN 7 Mojokerto Dimakamkan Selasa Malam

    Tragedi Pantai Drini: Tiga Jenazah Siswa SMPN 7 Mojokerto Dimakamkan Selasa Malam

    Tragedi Pantai Drini: Tiga Jenazah Siswa SMPN 7 Mojokerto Dimakamkan Selasa Malam
    Tim Redaksi
    MOJOKERTO, KOMPAS.com –
    Jenazah tiga siswa SMPN 7 Kota Mojokerto, Jawa Timur, yang meninggal akibat terseret ombak di
    Pantai Drini
    ,
    Gunungkidul
    , Yogyakarta, tiba di rumah duka masing-masing pada Selasa (28/1/2025) malam.
    Kedatangan ketiga jenazah ke rumah duka berlangsung sekitar satu jam setelah rombongan siswa peserta
    outing class
    tiba di sekolah sekitar pukul 21.00 WIB.
    Ketiga korban adalah Alfian Aditya Pratama (13) dan Rayhaki Fatqiyansyah (13), yang tinggal di Gang Flamboyan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto; dan Magen Yusuf Adliqo (13), asal Kelurahan Kedundung, Kota Mojokerto.
    Selain itu, Bayhaki Faqtyansah, yang bertempat tinggal di Desa Mlirip, Kabupaten Mojokerto, juga menjadi salah satu korban.
    Penjabat Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, yang hadir dalam pemakaman salah satu korban, mengungkapkan bahwa jenazah ketiga siswa telah dimakamkan di pemakaman umum di tempat tinggal masing-masing.
    “Alhamdulillah, para siswa
    korban laka laut
    yang meninggal dunia sudah tiba di Kota Mojokerto. Masing-masing telah dimakamkan pihak keluarga,” kata Ali Kuncoro, Selasa malam.
    Sebelum menuju rumah duka, Ali Kuncoro menyambut kedatangan rombongan
    outing class
    SMPN 7 yang dipulangkan pasca-insiden tersebut.
    Di halaman sekolah, ia mengikuti doa bersama yang dihadiri para siswa dan guru, serta memberikan wejangan dan motivasi kepada siswa.
    “Adik-adik harus tetap semangat. Mungkin ini pengalaman kelam, tetapi semuanya harus tetap semangat untuk menghadapi masa depan,” ujarnya di hadapan para siswa SMPN 7 Kota Mojokerto.
    Dalam kesempatan itu, Ali Kuncoro juga mengajak semua siswa untuk mendoakan para korban yang meninggal akibat terseret ombak Pantai Drini, serta mendoakan kesembuhan bagi teman-teman mereka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa belasan wisatawan yang merupakan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret arus balik atau rip current di Pantai Drini, Gunungkidul, DI Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025) pagi.
    Dari 13 siswa yang terseret ombak, petugas Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Gunungkidul, berhasil menyelamatkan 9 orang.
    Namun, tiga siswa dinyatakan meninggal, dan satu siswa yang diduga terseret ombak masih dalam pencarian petugas.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.