kab/kota: Gunungkidul

  • Polres Mojokerto Kota Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Pantai Drini

    Polres Mojokerto Kota Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Keluarga besar Polres Mojokerto Kota bersama Bhayangkari mengadakan doa bersama di Aula Hayam Wuruk pada Jumat (31/1/2025). Acara ini digelar sebagai bentuk empati dan kepedulian terhadap empat korban meninggal dunia akibat ombak di Pantai Drini, Gunung Kidul, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).

    Doa bersama dipimpin oleh Ustadz Zaenuri dan dihadiri oleh jajaran Polres Mojokerto Kota, termasuk perwakilan Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S. Marunduri, yang diwakili oleh Wakil Kapolres Kompol Suwarno.

    Dalam suasana khidmat, doa dipanjatkan untuk keempat korban yang merupakan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto. Ustadz Zaenuri memimpin doa agar korban diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

    “Kami keluarga besar Polres Mojokerto Kota turut berduka cita atas peristiwa laka (kecelakaan) laut yang melibatkan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto. Semoga almarhum dapat diterima di sisi Allah SWT serta keluarga korban dapat diberikan ketabahan,” ungkap Kompol Suwarno mewakili Kapolres.

    Sebelumnya, Polres Mojokerto Kota juga telah memberikan santunan kepada keluarga korban sebagai bentuk dukungan moril. Bantuan tersebut diserahkan melalui Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota, AKP Mulyani, dan Kasi Humas Polres Mojokerto Kota, Ipda Slamet Hariono.

    Musibah ini terjadi pada Selasa (28/1/2025) di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta. Sejumlah siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang sedang berwisata terkena ombak besar.

    Tiga siswa dilaporkan meninggal dunia, sembilan siswa berhasil selamat, dan satu siswa sempat dinyatakan hilang. Korban hilang, Rifky Yoeda Pratama, akhirnya ditemukan pada Rabu (29/1/2025), sehingga total korban meninggal menjadi empat orang.

    Tiga korban sebelumnya adalah Alfian Aditya Pratama (warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates), Malvein Yusuf Adh Dhuqa (warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto), dan Bayhaki Faqtyansah (warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto). [tin/suf]

  • Kondisi 2 Korban Terseret Ombak Pantai Drini yang Dirawat di RSUP Dr Sardjito – Halaman all

    Kondisi 2 Korban Terseret Ombak Pantai Drini yang Dirawat di RSUP Dr Sardjito – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Kelurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.

    Dilansir Tribun Jogja, sebanyak dua korban dilarikan ke RSUP Dr Sardjito untuk memperoleh perawatan intensif sejak Selasa (28/1/2025).

    Siswa bernama M Dzaky R (13) dan Ariona Al-Fareza (13) tersebut telah berada di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Dr Sardjito. 

    Hal ini disampaikan oleh Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan.

    “Dua pasien korban laka Pantai Drini itu memang dirawat di Sardjito dan semuanya masuk PICU.” 

    “Satu anak, inisial AR (Ariona), direncanakan pulang karena kondisi sudah membaik,” kata Banu kepada wartawan, Kamis (30/1/2025).

    Sementara itu, M Dzaky R masih terintubasi menggunakan alat bantu napas.

    “Semoga keduanya segera membaik dan pulih kembali,” terang Banu.

    Sebagaimana diketahui, 13 siswa SMP N 7 Mojokerto terseret arus ombak di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) sekitar pukul 06:00 WIB.

    Dari 13 korban tersebut, sembilan anak berhasil selamat dan empat lainnya meninggal dunia. 

    Keempat korban meninggal sudah dibawa ke Mojokerto untuk dikembumikan.

    Polisi Akan Periksa Pihak Sekolah

    Buntut kasus siswa tewas terseret ombak saat outing class, Polres Gunungkidul mengirimkan undangan pemeriksaan kepada pihak SMPN 7 Mojokerto.

    “Undangan pemeriksaan tersebut, kami kirim hari ini. Selain ke pihak sekolah, undangan pemeriksaan juga kami layangkan ke pihak travel agen,” ujar Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, Jumat.

    Ia menyebut, polisi sudah melakukan klarifikasi terhadap kepala sekolah, travel agen, dan tim SAR pada saat kejadian tersebut.

    Pihaknya pun masih mendalami apakah ada unsur kelalaian atau tidak. 

    “Masih didalami terkait unsur kelalaiannya,” ucapnya.

    Pasalnya, jika menilik jadwal outing class sekolah itu, mestinya pada waktu tersebut siswa dijadwalkan untuk sarapan dan belum ke laut.

    “Namun, setelah absensi jam 07.00 WIB ternyata sudah ada anak yang terbawa arus,” paparnya.

    Selain itu, pihaknya juga meluruskan kabar yang menyebutkan Kepala SMP N 7 Mojokerto ditahan.

    Faktanya, pihak kepolisian tidak menahan yang bersangkutan. 

    “Informasi yang beredar tidak benar. Posisi kepala sekolah tidak ditahan baik polda maupun polres,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Kondisi Dua Korban Laka Pantai Drini di RSUP Dr Sardjito: Satu Orang Diperbolehkan Pulang Hari Ini.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Ardhike Indah/Nanda Sagita)

  • Please! Pahami Apa Itu Rip Current Seperti di Pantai Drini

    Please! Pahami Apa Itu Rip Current Seperti di Pantai Drini

    Jakarta

    Rip Current di pantai selatan Jawa sudah makan banyak korban jiwa. Rip Current bukan mistis, tapi bisa dipahami secara ilmiah.

    Dalam tragedi terbaru, 13 siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak Rip Current di Pantai Drini, Gunungkidul, DIY. 9 Siswa selamat dan 4 siswa tewas.

    Wisata di pantai selatan Jawa memang punya risiko sebuah fenomena alam yaitu Rip Current. Insiden turis terseret ombak selama ini selalu dikaitkan dengan mitos-mitos mengenai pantai selatan Jawa. Padahal Rip Current harus dipahami semua pengunjung agar terhindar dari bencana.

    Inilah fakta-fakta ilmiah Rip Current, dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Jumat (31/1/2025).

    1. Apa itu Rip Current?

    Ombak pantai selatan Jawa yang bisa menarik orang ke tengah lautan, bukan peristiwa mistis melainkan ilmiah. Menurut BMKG, Rip Current adalah arus kuat dari air laut yang yang bergerak menjauh dari pantai. Mereka bahkan dapat menyapu perenang terkuat sekalipun ke laut.

    2. Kenapa ada Rip Current?

    RIP Current disebabkan karena adanya pertemuan beberapa ombak yang sejajar dengan garis pantai. Lalu, air laut mencari jalan kembali ke tengah lautan, sehingga menyebabkan terjadinya arus balik air laut dari arah pantai dengan kecepatan arus yang tinggi.

    Kecepatan arusnya bervariasi tergantung pada kondisi gelombang, pasang surut dan bentuk geografis pantai. Rip Current yang telah diukur kecepatannya dapat melebihi 2 meter/detik. Sehingga tentu saja sangat amat berbahaya bagi pengunjung pantai.

    3. Rip Current bukan cuma di pantai selatan Jawa

    Faktanya, Rip Current terjadi di pantai di berbagai negara, khususnya pantai yang menghadap langsung ke samudra. Rip Current juga adalah hal yang umum terjadi di pantai-pantai Australia dan Amerika Serikat. Rip Current juga dianggap umum terjadi pada pantai yang dipakai untuk surfing.

    Jadi ingat selalu di kepala Anda, jika liburan ke pantai selatan Jawa, waspadalah dengan Rip Current!

    Penjelasan Rip Current Foto: usla.org4. Rip Current jelas berbahaya!

    Menurut United States Lifesaving Association, Rip Current jelas berbahaya karena menarik orang menjauh dari pantai ke arah laut. Kecepatan Rip Current bisa naik dalam waktu singkat sehingga membahayakan.

    Di Amerika Serikat, ada lebih dari 100 kematian/tahun akibat Rip Current. 80% Aksi penyelamatan oleh penjaga pantai adalah terkait dengan Rip Current.

    5. Apa ciri-ciri adanya Rip Current?Air laut yang tenang di antara dua ombak yang mendebur pantai, air laut yang tenang itu justru menyeret ke tengah laut.Buih ombak, ganggang atau rumput laut terlihat bergerak menjauhi pantai.6. Bagaimana kalau terjebak Rip Current?Segera beri tanda meminta pertolongan.Jangan berenang lurus ke arah pantai, karena artinya melawan arus Rip Current.Berenanglah ke arah samping kanan atau kiri sejajar dengan garis pantai, sampai keluar dari Rip Current, lalu bisa berbelok kembali ke arah pantai.Cobalah mengapung dan manfaatkan gelombang ombak yang kembali ke arah pantai.

    Ingat ya, detikers. Di balik keindahan pantai-pantai di selatan Jawa, ada peristiwa alam yang harus dipahami setiap wisatawan yaitu Rip Current. Jangan berenang sembarangan di sana.

    Jika ada penjaga pantai, tanya titik Rip Current ada dimana dan biasanya ditandai dengan bendera merah. Patuhi daerah larangan dari penjaga pantai.

    Dengan menyadari keberadaan Rip Current, kita pun jadi bisa liburan dengan aman di pantai selatan Jawa. Selalu hati-hati dan waspada.

    (fay/fyk)

  • Kronologi 13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini Gunungkidul

    Kronologi 13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini Gunungkidul

    MOJOKERTO – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto membeberkan kronologi 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

    Sebanyak empat siswa meninggal dunia dalam kasus terseretnya 13 siswa SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini.

    Outing class SMPN 7 Kota Mojokerto diikuti 257 siswa dari kelas tujuh dan delapan serta 16 guru pendamping. Rombongan berangkat Senin kemarin dari halaman SMPN7 Kota Mojokerto dengan mengendarai lima bus.

    Pj Wali Kota Mojokerto M Ali Kuncoro mengatakan, hasil koordinasi yang dilakukan dengan Polres Gunungkidul, yaitu 13 pelajar tersebut keluar dari rombongan di Pantai Drini.

    “Hanya 13 siswa yang keluar dari rombongan dan ini terkonfirmasi juga Kapolres Gunungkidul. Bahwasanya imbauan itu memang sudah dilakukan,” kata Ali Kuncoro, Kamis kemarin.

    Ia menambahkan, setiba di Pantai Drini, 257 siswa dan 16 guru melaksanakan salat subuh sebelum peristiwa 13 pelajar terseret ombak. Jadwal selanjutnya makan pagi lalu menuju ke lokasi pembatik.

    Namun, 13 siswa memilih bermain air dan terseret ombak pantai selatan saat yang lain membersihkan diri di sekitar Pantai Drini. Belasan siswa itu keluar dari rombongan, meski guru pendamping sudah memberikan pengumuman agar tak mendekati garis pantai yang 50 meter di depannya merupakan jurang atau palung laut.

    “Peringatan sudah dilakukan dan para pendamping melindungi para siswa sudah dilakukan. Namun, yang namanya siswa pada usia yang masih belasan, tentu ketemu air inginnya bermain,” bebernya.

    Menurut Ali Kuncoro, pihaknya saat ini tak ingin menyalahkan siapa yang salah atas musibah yang menelan empat korban jiwa. Sebab, pihak sekolah sudah berusaha melakukan perlindungan terhadap ratusan anak didik tersebut dengan memberikan imbauan dan larangan.

    “Kita tidak mencari siapa yang salah, tetapi ini kronologis dan kita sudah berusaha untuk mencari solusi terbaik dari permasalah ini. Tiga belas (anak) ini bermain, dan ternyata gelombang laut pantai selatan saat itu tak bersahabat,” pungkasnya.

  • Pemkot Mojokerto Perketat Outing Class

    Pemkot Mojokerto Perketat Outing Class

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto memperketat aturan bagi sekolah yang akan menggelar outing class pasca kejadian 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak Pantai Drini. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K), Pemkot Mojokerto telah menerbitkan surat edaran terkait hal ini.

    Edaran (SE) Nomor 400.3/614/417.501/2025 tersebut berkaitan dengan intruksi Pejabat Wali Kota untuk pelaksanaan outing class pasca tragedi Pantai Drini. SE yang mengatur pelaksanaan kegiatan outing class di satuan pendidikan tersebut ditujukan kepada seluruh satuan pendidikan di Kota Mojokerto. Mulai dari PAUD, SD, dan SMP, baik negeri maupun swasta

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro mengatakan, saat ini outing class di Kota Mojokerto diberhentikan untuk sementara waktu sampai evaluasi pasca kejadian, Selasa (28/1/2025) selesai.

    Kedepannya, masih kata Mas Ali (sapaan akrab, red), tak ada larangan untuk menggelar outing class. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

    “Kami telah mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah SD dan SMP untuk memberikan gambaran terkait Surat Edaran ini. Bukan pelarangan tapi pembatasan. Kita lakukan pembatasan outing class sampai dengan evaluasi kejadian ini tuntas dilakukan,” ungkapnya saat temu media di Sabha Mandala Madya Pemkot Mojokerto, Kamis (30/1/2025) kemarin.

    Di dalam SE tersebut tertuang, sekolah yang ingin menggelar outing class harus memperhatikan seputar edukasi sejarah termasuk locus lokasi dan jadwal pelaksanaannya. Seperti museum, cagar budaya atau candi. Dari hasil kegiatan tersebut, pihak sekolah membuat laporan yang disampaikan kepada Dinas P&K Kota Mojokerto.

    “Diutamakan outing clas yang betul-betul sarat dengan edukasi. Dengan mengoptimalkan rekreasi di situs yang kita miliki atau wisata religi yang minim risiko seperti yang ada di Trowulan (Kabupaten Mojokerto). Selain itu, satuan pendidikan juga harus memperhatikan kelayakan mode transportasi dan surat izin juga harus dikantongi oleh pihak sekolah,” katanya.

    Langkah tersebut diambil Pemkot Mojokerto untuk menjamin keselamatan peserta didik saat menjalani outing class tersebut. Orang nomor satu di lingkup Pemkot Mojokerto menekankan agar sekolah harus lebih selektif dalam memilih moda transportasi yang digunakan agar betul-betul laik jalan dan tujuan outing class.

    “Satuan pendidikan harus melaporkan ke Dinas Pendidikan (Dinas P&K) jika ingin mengadakan outing class. Sekali lagi bukan melarang tapi membatasi, outing class memang penting namun harus memperhatikan destinasi dan jadwal pelaksanaannya. Khusus kegiatan yang tujuannya ke pantai dan tempat rawan tidak saya ijinkan,” tegasnya.

    Sebelumnya, korban ombak Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) bertambah pasca Rifky Yoeda Pratama, pelajar asal Perumahan The Suam Residence Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ditemukan meninggal, Rabu (29/1/2025).

    Total ada empat siswa SMPN 7 Kota Mojokerto meninggal dunia dalam kejadian pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Sementara sembilan siswa berhasil diselamatkan, meski pihak Pemkot Mojokerto menjelaskan masih ada satu siswa yang masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito Sleman yakni Ahmad Muzaki. [tin/ted]

  • 4 Siswa SMP Mojokerto Terseret Ombak, Pj. Gubernur Jatim Evaluasi Outing Class

    4 Siswa SMP Mojokerto Terseret Ombak, Pj. Gubernur Jatim Evaluasi Outing Class

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono takziah ke masing-masing rumah duka empat pelajar SMP Negeri 7 Kota Mojokerto yang meninggal terseret ombak Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (30/1/2025).

    Mereka yang meninggal adalah Malven Yusuf Adh Dhuqa (13), Alfian Aditya Pratama (13), serta Rifky Yoeda Pratama (13) yang merupakan warga Kota Mojokerto, serta Bayhaki Faqtyansah (13), yang merupakan warga Kabupaten Mojokerto.

    Didampingi Pj. Walikota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro dan sejumlah Kepala Perangkat Daerah (PD) Provinsi Jatim terkait, Pj. Gubernur Adhy secara langsung menyampaikan duka cita kepada orangtua dan keluarga korban.

    “Pertama-tama, kami atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur ikut prihatin dan turut berduka cita atas musibah ini. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ujarnya.

    Adhy juga berkesempatan mengikuti dzikir dan tahlil untuk mendoakan para korban. Selain dukungan moril, ia juga menyerahkan santunan berupa uang tunai sebesar Rp 10 juta untuk masing-masing korban, paket sembako, serta tambahan Rp 5 juta dari DPRD Jawa Timur.

    Terkait tragedi ini, Adhy akan melakukan evaluasi terhadap program-program seperti study tour, maupun karyawisata atau outing class. Adapun hal yang menjadi perhatian ialah destinasi yang dituju harus dipastikan keamanannya, terlebih kegiatan outing class ini dilakukan di musim penghujan.

    “Pertama, kita pastikan destinasi yang akan dituju betul-betul aman. Apalagi pada musim rawan bencana hidrometeorologi seperti ini yang punya potensi sangat besar, termasuk gelombang tinggi. Sehingga, yang harus dilakukan adalah menghindari tempat-tempat wisata yang berisiko hidrometeorologi yang tinggi,” jelas dia.

    Menurut Adhy, program karyawisata sebenarnya baik untuk perkembangan dan pendidikan siswa-siswi. Meski begitu, keamanan dan keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama.

    “Kedua, tentu terkait dengan keamanannya. Bagaimana anak-anak bisa bermain dengan aman di tempat yang memang ada pendampingnya,” tegas Adhy.

    “Harus benar-benar terjadwal dengan kondusif termasuk memperhatikan waktu istirahat siswa. Setiap sekolah tentunya harus memperhatikan keselamatan dan keamanan dari sebuah perjalanan,” imbuh dia.

    Evaluasi program ini, lanjut Adhy, bukan hanya berlaku di Mojokerto saja, namun juga untuk seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Diharapkan, ke depan karyawisata seperti ini akan lebih aman dari segi pengawasan, pendampingan, dan pemilihan destinasi.

    “Tentunya kami minta semua baik Dinas Pendidikan maupun kepala sekolah bisa memperhatikan ini. Termasuk penggunaan kendaraan harus diperhatikan kelayakannya, jangan hanya karena harga murah,” pungkas Adhy.

    Sebagai informasi, sebanyak 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta saat mengikuti program outing class pada Selasa (28/1/2025). Sebanyak sembilan orang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Satu korban terakhir ditemukan juga meninggal dunia, Rabu (29/1/2025). [tok/beq]

  • Viral Orang Tua Siswa SMP 7 Mojokerto Korban Pantai Drini Marah-Marah Didatangi Guru

    Viral Orang Tua Siswa SMP 7 Mojokerto Korban Pantai Drini Marah-Marah Didatangi Guru

    GELORA.CO -Video orang tua siswa SMPN 7 Mojokerto merobek surat kelengkapan administrasi terkait tragedi di Pantai Drini, Gunungkidul viral di media sosial.

    Surat administrasi yang dinarasikan surat damai itu dibawa sejumlah guru yang mendatangi salah satu rumah orang tua korban yang tewas tenggelam. 

    Terlihat dalam rekaman video amatir, kedua orang tua korban outing class yakni, Yosef dan Istiqomah marah-marah dan menyobek kertas surat damai yang disodorkan oleh sejumlah guru SMPN 7 Mojokerto.

    Anggota keluarga lain pun ikut emosi hingga mengusir sejumlah guru perempuan tersebut.

    Surat yang disodorkan oleh sejumlah perempuan tersebut diduga pernyataan damai agar keluarga tidak melanjutkan kasus terjadinya laka laut di Pantai Drini, Gunungkidul.

    “Mana tanggungjawabnya. Ini soal nyawa, bukan sekedar surat,” ucap salah seorang wali murid.

    Terkait beredarnya video tersebut, Pemkot Mojokerto membantah surat tersebut bukan soal permintaan damai agar keluarga tidak melanjutkan ke proses hukum. 

    Penjabat Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro mengatakan, kedatangan sejumlah guru ke rumah keluarga korban bukan untuk menyerahkan surat damai, tapi meminta surat untuk kelengkapan administrasi.

    “Jadi bukan lepas tangan ya. Itu untuk pemberkasan administasi. Begitu terjadi laka laut di Gunungkidul itu, kita langsung mengambil langkah-langkah cepat termasuk mengawal proses pemulangan korban,” katanya.

    Sebelumnya, belasan siswa SMP 7 Mojokerto, Jawa Timur, digulung ombak saat berenang di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (28/1/2025) pagi. Sembilan siswa berhasil diselamatkan, sedangkan empat korban ditemukan tewas.

  • Kondisi 2 Korban Terseret Ombak Pantai Drini yang Dirawat di RSUP Dr Sardjito – Halaman all

    Waspadai Rip Current Jika Berlibur di Pantai Drini dan Parangtritis Yogyakarta – Halaman all

     

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Wisatawan yang berlibur di pantai selatan Pulau Jawa khususnya pantai selatan di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perlu mewaspadai rip current atau arus balik jika sedang mandi di pantai.

    Wisatawan diimbau lebih waspada dan mematuhi setiap peringatan yang diberikan petugas penjaga pantai tentang risiko munculnya rip current tersebut.

    Rip current adalah arus bawah laut yang sangat kuat meski permukaan air terlihat tenang. Kondisi ini sering tidak disadari oleh wisatawan yang bermain air di pantai. 

    “Rip current arus bawahnya kencang, sementara permukaan atasnya tampak tenang. Ini yang sering mengecoh wisatawan,” kata Plt Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad. 

    Pantai Drini, misalnya, dikenal memiliki potensi rip current yang membahayakan wisatawan yang bermain air atau mandi di pantai.

    Bagian barat pantai bahkan dinilai lebih berbahaya, meski area teluk yang digunakan untuk aktivitas kano relatif aman.

    “Pantai Parangtritis juga termasuk berbahaya karena karakteristik pasirnya yang bisa berpindah-pindah,” tambahnya.

    Untuk meminimalisasi risiko kecelakaan, wisatawan disarankan bermain air di lokasi yang telah ditentukan dan aman.

    “Hampir semua pantai selatan, tidak hanya DIY tapi hingga Cilacap, punya potensi rip current. Wisatawan harus lebih berhati-hati,” pungkas Noviar.

    Plt Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad, meminta para pelaku wisata agar selalu mengedukasi wisatawan terkait bahaya rip current ini. 

    “Pelaku wisata tidak boleh hanya sekadar membawa rombongan dan membiarkan mereka begitu saja. Mereka harus aktif memberikan edukasi dan peringatan,” jelasnya saat dikonfirmasi pada Rabu (29/1/2025).

    Edukasi langsung dari pelaku wisata dianggap efektif karena mereka memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan pengunjung. 

    “Yang paling penting adalah edukasi kepada wisatawan, meskipun penambahan personel untuk pengawasan saat hari biasa tidak memungkinkan,” lanjut Noviar.

    Meski saat hari biasa jumlah personel dianggap cukup, kebutuhan akan tambahan tenaga pengawas menjadi krusial selama musim liburan.

    Dengan ribuan wisatawan yang memadati pantai, potensi terjadinya kecelakaan air semakin meningkat.

    “Satlinmas rescue di wilayah ini sudah didukung Dana Keistimewaan, jadi anggaran aman. Namun tetap diperlukan tambahan tenaga saat libur panjang,” terang Noviar.

    Di wilayah pantai selatan Gunungkidul, terdapat 37 objek wisata pantai dengan total 69 personel yang tergabung dalam SAR Linmas Wilayah II Baron.

    EVAKUASI KORBAN TENGGELAM – Upaya penyelamatan siswa SMPN 7 Mojokerto yang baru saja tenggelam saat mandi laut di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa pagi, 28 Januari 2025. Dalam insiden ini, empat siswa meninggal dan 9 selamat. (Kolase Tribunnews/Berbagai sumber)

    Setiap pantai memiliki tim yang dilengkapi pengeras suara untuk memberikan informasi dan peringatan kepada pengunjung.

    Namun, kendala tetap muncul lantaran banyak wisatawan yang tidak mengindahkan peringatan.

    “Kami sudah standby di pantai, mengingatkan berulang kali. Tapi ada saja yang tidak mau dengar,” ujarnya.

     

    Laporan Reporter Penulis: Hanif Suryo | Sumber: Tribun Jogja

  • Korban Ombak Pantai Drini Minta Foto Ibu Sebelum Outing Class ke Yogyakarta

    Korban Ombak Pantai Drini Minta Foto Ibu Sebelum Outing Class ke Yogyakarta

    Mojokerto (beritajatim.com) – Korban ombak Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai pribadi yang baik dan suka bergaul (supel). Sebelum outing class, korban minta foto sang ibu.

    Sang ibu Siti Rositasari sudah meninggal dunia saat korban duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Korban juga ditinggal dua adiknya dan ketiganya dimakamkan di Desa Kraton, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Hal tersebut disampaikan Pengurus RW 03, Latif Sutopo.

    Pelajar kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto ini, selama ini tinggal di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6 RT 02 RW 03, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Korban tinggal bersama sang nenek, Sarminah.

    “Sebelum berangkat (outing class ke Yogyakarta), ananda Rifky ini minta foto ibunya ke neneknya. Foto itu dimasukkan di dompet. Wallahu a’lam. Apa ini firasat, saya tidak tahu?,” ungkapnya, Rabu (29/1/2025).

    Masih kata Pengurus RW 03, korban dikenal sebagai anak supel dan rajin beribadah. Korban setiap sholat magrip selalu berjamaah di masjid perumahan dan mengajak teman-temannya. Bahkan korban merupakan vokalis kelompok hadrah di masjid perumahan.

    “Anaknya sangat baik, kalau magrib itu pasti ngajak anak-anak kecil untuk sholat ke masjid. Ananda Rifky ini sempat ikut pengajian Isro Miroj malamnya (Minggu malam). Dimakamkan di Krian berdampingan dengan ibu dan dua adiknya,” katanya.

    Sebelumnya, Rifky Yoeda Pratama dinyatakan hilang oleh Tim SAR saat ombak Pantai Drini menyeret 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Dari 13 siswa tersebut, tiga ditemukan dalam kondisi meninggal dan sembilan ditemukan selamat. [tin/kun]

  • Korban yang Terseret Ombak di Pantai Drini akan Dapat Santunan, Ini Nominalnya – Halaman all

    Korban yang Terseret Ombak di Pantai Drini akan Dapat Santunan, Ini Nominalnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul menyebut, 13 korban yang terseret ombak di Pantai Drini, Kelurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, akan memperoleh santunan.

    Berdasarkan keterangan Kepala Dispar Kabupaten Gunungkidul, Oneng Windu, santunan itu dikover oleh Jasaraharja Putera.

    Korban meninggal akan memperoleh Rp10 juta sedangkan korban selamat maksimal mendapatkan Rp3,5 juta.

    “Adapun, besaran santunan untuk korban yang meninggal dunia sebesar Rp10 juta sedangkan korban yang rawat dan pengobatan maksimal Rp3,5 juta,” tuturnya saat dikonfirmasi pada Rabu (29/1/2025), dilansir Tribun Jogja.

    Menurut Oneng Windo, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Jasa Raharja Putra untuk mengurus pemberkasan.

    “Kemarin, sudah koordinasi dan tengah menyusun pemberkasan untuk proses pencairannya,” terangnya.

    Diberitakan sebelumnya, Ditpolairud Polda DIY turut membantu evakuasi dan pertolongan pencarian terhadap 13 siswa SMP N 7 Mojokerto, Jawa Timur yang terseret ombak di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) kemarin.

    Dirpolairud Polda DIY, Kombes Pol Didik Priyo Sambodo, didampingi KBO Polairud, AKBP Bayu Herlambang mengatakan, sembilan orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dalam tragedi tersebut.

    Kemudian tiga siswa dievakuasi dalam keadaan sudah tidak bernyawa, sedangkan satu siswa lain yang sempat hilang berhasil ditemukan pada Rabu pagi.

    “Hasil pencarian kedua, ditemukan satu siswa di dasar pantai dalam keadaan meninggal,” kata Didik Priyo Sambodo, Rabu.

    Ia menyebut, operasi pencarian ini dilakukan bersama stakeholder terkait, yaitu Basarnas, SAR Satlinmas Korwil II, TNI, Polres Gunungkidul, Potensi SAR Drini, relawan, serta nelayan.

    Setelah korban terakhir berhasil dievakuasi, maka kegiatan operasi SAR dinyatakan selesai.

    Ditpolairud Polda DIY pun mengimbau wisatawan yang ingin menikmati liburan di pantai harus mematuhi imbauan dari pihak keamanan.

    “Berwisata yang baik dengan mengikuti imbauan petugas dan rambu rambu imbauan daerah rawan ada palung sehingga berangkat selamat pulang pun selamat,” imbuh Bayu Herlambang.

    Daftar Korban

    Korban Meninggal

    Alfian Aditya Pratama (13)
    Malfen Yusuf Adhi Dilaga (13)
    Rayhaki F (13)
    Rifky Yudha Pratama (13)

    Korban Selamat

    Firnanda Rahmadani (13)
    Bintang Kenzi (13)
    Petra Agustino (13)
    Refana Bagas (13)
    M. Zaki (13)
    Arizona Reza (13)
    Ahmad Muzaki (13)
    Raditya Rangga (13)
    Ainoah (13)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Korban Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul Mendapatkan Santunan, Ini Besarannya.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Nanda Sagita)