kab/kota: Gunungkidul

  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Gunungkidul, Getaran Terasa Sampai Wonogiri

    Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Gunungkidul, Getaran Terasa Sampai Wonogiri

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Gunungkidul, Kamis siang (18/12/2025), pukul 11.22.46 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Gunungkidul ini berada pada koordinat 8,82 LS-110,31 BT, dengan episenter gempa berada di laut, 97 km barat daya Gunungkidul.

    “Kedalaman gempa 13 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa dirasakan pada skala (MMI), antara lain di II-III Gunungkidul, II-III Bantul, II-III Sleman, II-III Kulonprogo, dan II Wonogiri.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        11 Desember 2025

    Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman Yogyakarta 11 Desember 2025

    Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pendataan ibu hamil dengan Hari Perkiraan Lahir (HPL) yang bertepatan dengan masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
    Langkah ini dilakukan untuk memastikan pelayanan kesehatan tetap optimal meski sebagian tenaga kesehatan (nakes) menjalani cuti dan bertugas di posko siaga.
    Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Gunungkidul, Dyah Mayun Hartanti, mengatakan bahwa pendataan dilakukan secara rutin oleh puskesmas, khususnya untuk ibu hamil dengan HPL tujuh hari sebelum sampai tujuh hari setelah libur Nataru, yakni periode 25 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026.
    “Jadi program rutin puskesmas memiliki bidan, sudah punya data pasien ataupun masyarakat hamil. Di situ sudah ada catatannya HPL-nya kapan. Nah di situ kita data, kita perhatikan, kita antisipasi jika persalinannya di hari tersebut (hari libur),” kata Dyah ditemui di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Kamis (11/12/2025).
    Menurut Dyah, saat libur hari besar keagamaan banyak nakes yang mengambil cuti atau bertugas piket.
    Meski begitu, pihaknya memastikan tenaga kesehatan yang tersedia akan dimaksimalkan untuk membantu masyarakat.
    “Harapannya dengan pelayanan maksimal bisa membantu ibu dan anaknya sehat. Kehamilan menjadi konsen yang harus kita perhatikan,” ujarnya.
    Saat momentum
    libur Natal dan Tahun Baru
    , petugas kesehatan dari Dinkes akan bersiaga di puskesmas, posko, hingga rumah sakit, dengan RSUD Wonosari sebagai rumah sakit rujukan.
    Dyah menambahkan, seluruh fasilitas kesehatan wajib memberikan laporan kondisi wilayahnya kepada Dinas Kesehatan, terutama jika terjadi kejadian luar biasa seperti keracunan atau kasus darurat lainnya agar bisa segera ditangani.
    Puskesmas yang berada di kawasan destinasi wisata juga diinstruksikan tetap memberikan layanan reguler sekaligus melakukan pemantauan di lokasi wisata yang ramai pengunjung.
    “Untuk yang bertugas di posko bersama dari petugas kesehatan puskesmas di wilayah tersebut ataupun petugas dari wilayah lain yang diperbantukan,” kata Dyah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunungkidul Pasang Stiker Keluarga Miskin, Jika Dicabut Bansos Dicoret
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Desember 2025

    Gunungkidul Pasang Stiker Keluarga Miskin, Jika Dicabut Bansos Dicoret Regional 11 Desember 2025

    Gunungkidul Pasang Stiker Keluarga Miskin, Jika Dicabut Bansos Dicoret
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai memasang stiker keluarga miskin prasejahtera pada rumah-rumah penerima bantuan sosial (bansos).
    Kebijakan ini bertujuan memberikan identitas yang jelas bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sehingga penanganan kemiskinan dan perlindungan sosial dapat dilakukan secara tepat sasaran.
    Pemerintah menegaskan bahwa penerima yang melepas stiker dianggap mengundurkan diri dari program bantuan.

    Pemasangan stiker
    adalah untuk memberikan jaminan memadai bahwa KPM penerima bantuan tepat sasaran, meningkatkan kejelasan informasi publik,” kata Plt Kepala Dinas Sosial P3A
    Gunungkidul
    , Markus Tri Munarja, saat dihubungi wartawan, Kamis (11/12/2025).
    Pemasangan perdana dilakukan di salah satu rumah warga penerima bantuan di Kalurahan Beji, Kapanewon Patuk.
    Kebijakan ini didasarkan pada Surat Edaran Bupati Gunungkidul Nomor 67 Tahun 2025 tentang pemasangan stiker
    keluarga miskin
    prasejahtera penerima bansos.
    Kegiatan berlangsung serentak di seluruh kapanewon melibatkan Bupati, Forkopimda, Panewu, Babinsa, Bhabinkamtibmas, lurah, SDM MPKH, dukuh, RT, dan RW. Pemantauan dan pengawasan dilakukan bersama sebagai bentuk kolaborasi untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan.
    “Untuk tahap pertama… sasaran yang ditetapkan adalah 65 KPM per kelurahan, atau sekitar 9.360 KPM di seluruh Kabupaten Gunungkidul,” ucap Markus.
    Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menegaskan, pemasangan stiker bertujuan memastikan data penerima bantuan benar dan transparan.
    “Banyaknya keluhan warga yang merasa miskin tetapi tidak menerima bantuan, sehingga perlu dipastikan bantuan tepat sasaran dan warga mengetahui status penerima bantuan mereka,” ucap Endah.
    Endah menambahkan, ukuran kemiskinan tidak ditentukan oleh kepemilikan kendaraan atau rumah yang diperoleh melalui kredit. Ia juga memperingatkan agar penerima tidak melepas atau memindahkan stiker.
    “Jika ditempel kemudian dilepas karena merasa malu maka dianggap yang bersangkutan mengundurkan diri,” katanya.
    Bupati turut mengingatkan bahwa sebagian penerima tercatat menyalahgunakan bantuan untuk judi online, dan meminta masyarakat menghentikan praktik tersebut.
    “Gunungkidul bagian yang paling besar bahwa penerima
    bantuan sosial
    itu paling banyak digunakan untuk judi online,” kata Endah.
    Ia berharap semangat gotong-royong dan kerja kolektif dapat semakin memperkuat upaya daerah dalam menanggulangi kemiskinan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ratusan Warga Gunungkidul Protes Besar-besaran dan Segel Kantor Desa

    Ratusan Warga Gunungkidul Protes Besar-besaran dan Segel Kantor Desa

    Liputan6.com, Jakarta – Suasana Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, berubah riuh pada Senin (8/12/2025) pagi. Ratusan warga berkonvoi dengan suara knalpot yang menggema di sepanjang jalan, sebelum akhirnya berhenti di depan kantor kalurahan. Dengan membawa poster dan bendera, warga melakukan aksi protes besar-besaran disertai penyegelan gedung kantor desa.

    Aksi itu pecah setelah perwakilan warga menemukan saldo rekening Kalurahan Ngunut yang hanya tersisa Rp 59 ribu. Temuan tersebut sontak memicu kemarahan sekaligus kekecewaan warga. Mereka mempertanyakan ke mana mengalirnya anggaran desa yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan pelayanan masyarakat.

    Koordinator aksi, Akhmad Fatoni, menyebut bahwa kondisi saldo yang hampir kosong itu menjadi titik awal mencuatnya dugaan penyalahgunaan dana desa. Warga kemudian menelusuri dan menemukan indikasi kuat bahwa anggaran desa diduga diselewengkan oleh oknum bendahara Desa Danarto dan carik kalurahan.

    Keduanya dituding menggunakan anggaran untuk kepentingan pribadi, dengan nilai dugaan kerugian yang disebut warga mencapai hampir Rp 500 juta. Fatoni menegaskan, warga menolak keras apabila kasus tersebut hanya diselesaikan secara internal ataupun lewat mediasi.

    “Kami tidak mau ada mediasi. Ini bukan masalah kecil. Ini soal uang rakyat. Kami ingin proses hukum berjalan sampai tuntas,” tegas Fatoni saat berorasi di tengah kerumunan warga.

    Emosi warga semakin memuncak karena dugaan penyalahgunaan anggaran itu disebut telah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada transparansi dari pihak kalurahan.

  • Lomba Gobak Sodor Antarkalurahan DIY Berlangsung Meriah

    Lomba Gobak Sodor Antarkalurahan DIY Berlangsung Meriah

    Yogyakarta, Beritasatu.com — Lomba permainan tradisional gobak sodor antardesa budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berlangsung meriah di GOR Amongrogo, Kota Yogyakarta, pada 5–7 Desember 2025. Sebanyak 26 kontingen dari berbagai kalurahan budaya ikut ambil bagian dalam kegiatan yang digelar Dinas Kebudayaan DIY untuk melestarikan tradisi sekaligus mempromosikan potensi budaya tiap wilayah.

    Kontingen yang berpartisipasi berasal dari putra dan putri perwakilan 50 kelurahan dan kalurahan budaya. Perinciannya, lima kelurahan dari Kota Yogyakarta, 10 dari Bantul, 11 dari Kulon Progo, 12 dari Gunungkidul, dan 12 dari Sleman.

    Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakhsmi Pratiwi, menyampaikan, penyelenggaraan tahun ini mengusung tema “Dodolanan,” yang merupakan akronim dari dodol, dolan, dan dolanan.

    “Peserta lomba permainan tradisional Gobak Sodor berasal dari masing-masing kelurahan dan kalurahan tersebut. Para pemenang, baik tim putra maupun putri, akan mendapatkan uang pembinaan, piagam, dan plakat,” ujar Dian, Minggu (7/12/2025).

    Hadiah pembinaan yang diperebutkan yaitu Rp 8 juta untuk juara pertama, Rp 7 juta untuk juara kedua, Rp 6 juta untuk juara ketiga, dan Rp 5 juta untuk juara keempat. 

    Gobak sodor sendiri merupakan permainan tradisional yang dimainkan di lapangan terbuka. Area permainan dibagi menjadi enam bagian, dengan setiap garis dijaga oleh lawan. Pemain harus melewati barisan penjaga tanpa tersentuh; jika tersentuh, giliran tim akan berganti.

    Yusuf, pelatih dari Kalurahan Margoagung, menilai kegiatan ini penting untuk menjaga permaian tradisional di tengah dominasi gawai.

    “Menurut saya luar biasa di era modern seperti sekarang. Ketika semuanya serba digital, kegiatan ini tetap mempertahankan permainan tradisional yang mulai luntur. Semoga terus dilestarikan karena manfaatnya banyak sekali,” ujarnya.

    Selain pertandingan, terdapat pasar warga yang memamerkan produk unggulan dari setiap kalurahan budaya, mulai dari kuliner khas hingga kerajinan tangan karya perajin lokal di area luar GOR Amongrogo.

    Meski belum ada catatan resmi mengenai asal-usul gobak sodor di Yogyakarta, permainan ini diyakini telah ada lebih dari 50 tahun. 

    Dinas Kebudayaan DIY menyebut gobak sodor telah dimainkan lintas generasi dan bahkan dipercaya sudah ada sejak masa penjajahan. Ada juga pandangan yang mengaitkan nama “gobak sodor” dengan frasa bahasa Inggris go back through the door yang kemudian berubah pengucapannya menjadi gobak sodor.

  • Dramatis Evakuasi Pelajar Terpeleset ke Sumur 17 Meter di Gunungkidul, Warga Andalkan Sarung-Tali Tambang

    Dramatis Evakuasi Pelajar Terpeleset ke Sumur 17 Meter di Gunungkidul, Warga Andalkan Sarung-Tali Tambang

    Proses evakuasi berlangsung dramatis, mengingat kondisi sumur yang cukup dalam dan sempit. Setelah beberapa menit berjuang, korban akhirnya berhasil diangkat ke permukaan oleh warga.

    Perangkat desa sekaligus pelapor kejadian, Hidayah Bhakti Safira, mengonfirmasi bahwa korban dalam keadaan sadar saat berhasil dievakuasi, meski mengalami lebam di bagian paha kanan dan kiri akibat benturan saat jatuh.

    Kapolsek Ponjong, AKP Hendra Prastawa, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia mengapresiasi keberanian dan kesigapan warga dalam melakukan evakuasi cepat sehingga nyawa korban dapat terselamatkan.

    “Korban terpeleset saat memperbaiki paralon dan jatuh ke dalam sumur dengan kedalaman sekitar 17 meter. Berkat koordinasi cepat warga, korban berhasil dievakuasi dalam keadaan sadar. Saat ini korban masih mendapatkan perawatan medis di RS Panti Rahayu Kelor,” ujar AKP Hendra.

    Kapolsek juga mengimbau warga agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sumur, terutama yang tidak memiliki pengaman di bagian bibir sumur. Menurutnya, kejadian seperti ini dapat dicegah apabila fasilitas rumah tangga dilengkapi pembatas atau tutup yang layak.

    Hingga berita ini diturunkan, korban masih menjalani pemeriksaan lanjutan oleh tim medis, namun kondisinya dilaporkan stabil.

  • Unik! Dukcapil Gunkid Promosikan Layanan Pakai Poster Kekalahan Liverpool dari Nottingham

    Unik! Dukcapil Gunkid Promosikan Layanan Pakai Poster Kekalahan Liverpool dari Nottingham

    Jakarta: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta mempunyai cara yang unik untuk mempromosikan layanan mereka ke masyarakat.

    Alih-alih menggunakan poster formal, mereka justru memanfaatkan momen kekalahan Liverpool 0–3 dari Nottingham Forest dengan memasang dengan memasang foto bek andalannya, Virgil van Dijk.

    Dikutip dari unggahan resmi akun Instagram Dukcapil Gunungkidul (@dukcapilgk), poster tersebut langsung mencuri perhatian. Gambar menampilkan sosok pesepak bola berjersey merah dengan latar bertuliskan “PAKET LAYANAN DOKUMEN KELAHIRAN”.

    Bukan Skor Bola, Tapi Layanan 3-in-1
    Yang membuat postingan tersebut menarik adalah angka besar “0–3” di bawah foto, disertai keterangan “GRATIS TANPA BIAYA”. Dukcapil kemudian menegaskan bahwa angka tersebut bukan skor pertandingan.

    “Sedulur Gunungkidul, niki sanes skor bal-balan nggih, tapi mirip sih. Pun ngertos dereng lur? ​(Saudara Gunungkidul, ini bukan skor sepak bola ya, tapi mirip. Sudah tahu belum?)” tulis admin Dukcapil dalam caption.

    Angka 0–3 itu merujuk pada paket layanan 3-in-1 pascakelahiran yang mencakup:

    Akta Kelahiran
    Kartu Keluarga pengganti
    Kartu Identitas Anak (KIA)

    Seluruh proses pembuatan tiga dokumen penting tersebut dapat dilakukan dalam satu pengajuan dan diklaim selesai dalam sehari.
    Gratis dan Praktis Tanpa Repot
    Dukcapil Gunungkidul juga menegaskan bahwa layanan ini gratis. Masyarakat cukup datang ke loket Kelurahan jika usia bayi belum lebih dari 60 hari, atau langsung ke kantor Dukcapil. Semua syarat dan formulir dapat dibantu oleh petugas.

    Pendekatan kreatif ini dinilai berhasil membuat informasi layanan publik lebih dekat dengan masyarakat, terutama generasi muda yang aktif di media sosial.
     

     

    Reaksi Warganet
    Gaya promosi yang jenaka ini langsung mengundang banyak komentar lucu dari warganet. Beberapa netizen menanggapi dengan candaan khas Gunungkidul:

    “Fixs, vandjik keturunan Indonesia bagian Gunung Kidul.” tulis salah satu warganet yang ikut menggoda unggahan tersebut.

    Ada juga komentar yang mengapresiasi gaya komunikasi Dukcapil yang lebih santai:

    “Perlu dicontoh nih, sosmed instansi pemerintah nggak harus kaku, dan adminnya mau menanggapi komen masyarakat.”

    Banyak warganet lainnya juga menilai bahwa pendekatan seperti ini membuat layanan pemerintah terasa lebih ramah, mudah dipahami, dan tidak membosankan.

    Gimmick bernuansa sepak bola ini membuktikan bahwa informasi administrasi kependudukan pun bisa dikemas kreatif dan tetap sampai ke masyarakat luas dalam cara yang menyenangkan.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta mempunyai cara yang unik untuk mempromosikan layanan mereka ke masyarakat.
     
    Alih-alih menggunakan poster formal, mereka justru memanfaatkan momen kekalahan Liverpool 0–3 dari Nottingham Forest dengan memasang dengan memasang foto bek andalannya, Virgil van Dijk.
     
    Dikutip dari unggahan resmi akun Instagram Dukcapil Gunungkidul (@dukcapilgk), poster tersebut langsung mencuri perhatian. Gambar menampilkan sosok pesepak bola berjersey merah dengan latar bertuliskan “PAKET LAYANAN DOKUMEN KELAHIRAN”.

    Bukan Skor Bola, Tapi Layanan 3-in-1
    Yang membuat postingan tersebut menarik adalah angka besar “0–3” di bawah foto, disertai keterangan “GRATIS TANPA BIAYA”. Dukcapil kemudian menegaskan bahwa angka tersebut bukan skor pertandingan.

    “Sedulur Gunungkidul, niki sanes skor bal-balan nggih, tapi mirip sih. Pun ngertos dereng lur? ​(Saudara Gunungkidul, ini bukan skor sepak bola ya, tapi mirip. Sudah tahu belum?)” tulis admin Dukcapil dalam caption.
     
    Angka 0–3 itu merujuk pada paket layanan 3-in-1 pascakelahiran yang mencakup:

    Akta Kelahiran
    Kartu Keluarga pengganti
    Kartu Identitas Anak (KIA)

    Seluruh proses pembuatan tiga dokumen penting tersebut dapat dilakukan dalam satu pengajuan dan diklaim selesai dalam sehari.
    Gratis dan Praktis Tanpa Repot
    Dukcapil Gunungkidul juga menegaskan bahwa layanan ini gratis. Masyarakat cukup datang ke loket Kelurahan jika usia bayi belum lebih dari 60 hari, atau langsung ke kantor Dukcapil. Semua syarat dan formulir dapat dibantu oleh petugas.
     
    Pendekatan kreatif ini dinilai berhasil membuat informasi layanan publik lebih dekat dengan masyarakat, terutama generasi muda yang aktif di media sosial.
     

     

    Reaksi Warganet
    Gaya promosi yang jenaka ini langsung mengundang banyak komentar lucu dari warganet. Beberapa netizen menanggapi dengan candaan khas Gunungkidul:
     
    “Fixs, vandjik keturunan Indonesia bagian Gunung Kidul.” tulis salah satu warganet yang ikut menggoda unggahan tersebut.
     
    Ada juga komentar yang mengapresiasi gaya komunikasi Dukcapil yang lebih santai:
     
    “Perlu dicontoh nih, sosmed instansi pemerintah nggak harus kaku, dan adminnya mau menanggapi komen masyarakat.”
     
    Banyak warganet lainnya juga menilai bahwa pendekatan seperti ini membuat layanan pemerintah terasa lebih ramah, mudah dipahami, dan tidak membosankan.
     
    Gimmick bernuansa sepak bola ini membuktikan bahwa informasi administrasi kependudukan pun bisa dikemas kreatif dan tetap sampai ke masyarakat luas dalam cara yang menyenangkan.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Wakaf Produktif untuk Ketahanan Pangan dan Program MBG

    Wakaf Produktif untuk Ketahanan Pangan dan Program MBG

    Jakarta

    Program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah langkah besar pemerintah memastikan masyarakat, terutama anak sekolah, ibu hamil, dan kelompok rentan, dapat mengakses makanan sehat dan berkualitas. MBG bukan sekadar program bantuan, tetapi strategi negara untuk memperkuat ketahanan pangan, menjaga rantai pasok, dan memperbaiki gizi dalam jangka panjang.

    Namun, program sebesar ini memerlukan fondasi yang lebih kuat dari sekadar anggaran negara. Ia membutuhkan sumber energi ekonomi baru yang lahir dari partisipasi publik.

    Di sinilah wakaf produktif menemukan relevansinya. Selama ini, wakaf sering dipersepsikan secara sempit sebagai pembangunan masjid, madrasah, atau fasilitas sosial lainnya. Padahal dalam tradisi Islam, wakaf adalah mesin ekonomi umat yang menggerakkan kebun, pasar, lahan pertanian, dan aset produktif lainnya.

    Melalui wakaf, kesejahteraan publik diciptakan secara berkelanjutan tanpa mengurangi pokok harta yang diwakafkan. Konsep ini sangat sesuai dengan kebutuhan modern, terutama ketika negara menghadapi tantangan ketahanan pangan global, perubahan iklim, dan harga pangan yang tidak stabil.

    Kementerian Agama beberapa tahun terakhir mendorong model wakaf produktif temporer-skema di mana wakif dapat menentukan jangka waktu tertentu, misalnya dua atau tiga tahun. Pokok wakaf dikelola secara produktif dan kembali kepada wakif setelah masa akad selesai, sedangkan hasilnya dimanfaatkan untuk program sosial.

    Skema ini membuka ruang bagi generasi muda dan kelas menengah untuk beramal secara terukur, sembari tetap mempertahankan stabilitas finansial mereka. Model ini semakin menarik karena sudah memiliki berbagai contoh nyata yang berhasil di sektor pangan. Salah satu yang menonjol adalah pengembangan budi daya pisang Cavendish berbasis wakaf produktif.

    Kebun Cavendish yang dikelola masyarakat bersama lembaga nazir telah terbukti memberikan hasil panen stabil, risiko rendah, siklus tanam cepat, dan potensi imbal hasil sekitar 6% hingga 12% per tahun. Dalam banyak kasus, panen pertama sudah menutup modal tanam, sementara panen kedua dan seterusnya menjadi sumber manfaat untuk program sosial.

    Model ini sangat ideal untuk mendukung suplai pangan dalam program MBG, karena pisang merupakan komoditas bergizi, mudah diserap pasar, dan dapat diproduksi dalam skala kecil maupun besar.

    Wakaf Produktif di Sektor Pangan

    Selain Cavendish, beberapa daerah juga menunjukkan keberhasilan inkubasi wakaf produktif di sektor pangan. Di Mijen, Semarang, kebun hortikultura berbasis wakaf berhasil menghidupkan lahan tidur menjadi sentra produksi sayuran organik yang dekat dengan konsumen dan dapat diarahkan untuk suplai pangan sehat bagi sekolah-sekolah.

    Di Gunungkidul, kebun melon produktif yang dikelola melalui mekanisme wakaf memperlihatkan bagaimana lahan kritis sekalipun dapat diubah menjadi sumber ekonomi dan pangan yang bernilai tinggi. Model seperti ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal karena hasilnya diproduksi dan didistribusikan di wilayah yang sama.

    Seluruh contoh tersebut menunjukkan pola yang serupa: wakaf produktif tidak hanya memberdayakan petani, tetapi juga menciptakan suplai pangan yang stabil, berkualitas, dan dekat dengan konsumen. Jika model-model ini dibiakkan di berbagai wilayah, sekolah-sekolah penerima MBG dapat memperoleh suplai sayur, buah, telur, atau pangan lainnya dari kebun wakaf di sekitar mereka.

    Nilai tambah produksi kembali kepada masyarakat, sementara petani mendapatkan kepastian pasar tanpa ketergantungan pada tengkulak. Dengan cara ini, ketahanan pangan dibangun dari bawah, bukan hanya dari pusat.

    Untuk itu, tata kelola menjadi faktor yang sangat menentukan. Nazir harus profesional dan mampu mengelola aset wakaf dengan pendekatan bisnis modern, tanpa meninggalkan prinsip syariah. Setiap proyek memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari studi kelayakan, manajemen risiko, hingga pelaporan yang transparan.

    Di titik inilah Kementerian Agama memperkuat regulasi, standardisasi, sertifikasi nazir, dan pendampingan kelembagaan agar wakaf produktif dapat berkembang dalam skala lebih besar.

    Program MBG adalah momentum emas untuk membangkitkan ekosistem wakaf produktif di sektor pangan. Indonesia membutuhkan lebih banyak lahan yang ditanami, lebih banyak petani yang diberdayakan, dan lebih banyak model ekonomi sosial yang inovatif. Wakaf produktif mampu menjembatani kebutuhan pangan nasional dengan partisipasi publik yang terukur dan berkelanjutan.

    Pertanyaannya kini bukan lagi apakah wakaf dapat berperan dalam ketahanan pangan dan mendukung MBG, tetapi kapan kita menjadikannya sebagai salah satu pilar strategis. Jika kita memanfaatkan momentum ini, wakaf produktif dapat menjadi fondasi penting bagi masa depan gizi bangsa, kemandirian pangan nasional, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

    Muhibuddin
    Kasubdit Bina Kelembagaan & Kerjasama Zakat dan Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Kementerian Agama RI

    Halaman 2 dari 2

    (ara/ara)

  • Pemprov DIY Setop Bansos PKH ke 7.001 Penerima yang Terindikasi Judi Online

    Pemprov DIY Setop Bansos PKH ke 7.001 Penerima yang Terindikasi Judi Online

    Bisnis.com, JAKARTA – Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyetop sementara penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi 7.001 penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) yang terindikasi terlibat praktik perjudian online atau judol.

    Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih menyampaikan bahwa penghentian sementara penyaluran bantuan bagi penerima manfaat PKH yang terindikasi terlibat judol dilakukan berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

    “[Data penerima bansos PKH] Itu sementara kita berhentikan. Kebijakan Kementerian Sosial, hasil dari data dari PPATK, lalu kita cek lagi untuk data tersebut,” katanya dilansir dari Antara, Senin (17/11/2025). 

    Menurut data yang diterima oleh Dinas Sosial DIY, penerima manfaat PKH yang terindikasi terlibat judol paling banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Gunungkidul, yakni sebanyak 2.397 orang penerima manfaat.

    Selain itu, ada 1.711 orang penerima manfaat PKH di Kabupaten Bantul, 1.106 orang penerima manfaat di Kabupaten Sleman, 938 orang penerima manfaat di Kota Yogyakarta, dan 849 orang penerima manfaat di Kabupaten Kulon Progo yang terindikasi terlibat judol.

    Endang mengatakan, dinas sosial tingkat kabupaten/kota akan menyampaikan informasi kepada penerima manfaat PKH yang menghadapi penghentian sementara bantuan karena dinilai terindikasi terlibat perjudian online.

    Karena temuan PPATK hanya didasarkan pada data nomor induk kependudukan dan nomor rekening, ia melanjutkan, verifikasi akan dilakukan dengan bantuan dari pendamping PKH di lima kabupaten dan kota untuk memastikan indikasi keterlibatan penerima manfaat PKH dalam praktik judol 

    Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada warga yang masuk dalam daftar penerima manfaat PKH yang terindikasi terlibat judol untuk menyampaikan klarifikasi.

    “Ketika tidak ada penjelasan, tidak ada komplain, ya sudah berarti memang ini benar,” kata Endang.

    Endang menyampaikan bahwa dalam banyak kasus temuan indikasi keterlibatan penerima manfaat PKH dalam praktik judol, pelaku judol tidak selalu warga yang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah.

    “Istrinya mungkin enggak judol, tapi yang judol suaminya atau anaknya. Kan sama saja, mereka memakai itu untuk judi. Walaupun dia tidak mengakui, tapi ternyata terbukti, yang judol adalah keluarga dia,” katanya.

    Kalau terbukti memanfaatkan bantuan dana dari pemerintah untuk aktivitas ilegal seperti judol, ia mengatakan, maka penerima bantuan dinilai tidak lagi layak menjadi penerima manfaat program bantuan sosial pemerintah.

    “Ketika itu digunakan untuk judol, berarti memang dia tidak perlu bantuan. Masa kita, pemerintah membantu untuk dia judi,” katanya.

    Endang menyampaikan bahwa pemerintah menyalurkan bantuan sosial kepada warga yang membutuhkan agar mereka bisa memenuhi kebutuhan dasar.

    “Pemerintah maunya membantu untuk kebutuhan dasar dia, lalu diberdayakan lagi secara ekonominya,” kata Endang. 

  • Bantuan untuk Ribuan Warga DI Yogyakarta Dihentikan Gara-Gara Judi Online

    Bantuan untuk Ribuan Warga DI Yogyakarta Dihentikan Gara-Gara Judi Online

    Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 7.001 warga di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tercatat sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), terlibat judi online (judol). Imbasnya, bantuan untuk mereka sementara dihentikan.

    Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih menjelaskan, penghentian sementara penyaluran bantuan bagi penerima manfaat PKH yang terindikasi terlibat judol dilakukan berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

    “Itu sementara kita berhentikan. Kebijakan Kementerian Sosial, hasil dari data dari PPATK, lalu kita cek lagi untuk data tersebut,” kata Endang, Minggu (16/11/2025).

    Menurut data yang diterima oleh Dinas Sosial DIY, penerima manfaat PKH yang terindikasi terlibat judol paling banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Gunungkidul, yakni sebanyak 2.397 orang penerima manfaat.

    Selain itu, ada 1.711 orang penerima manfaat PKH di Kabupaten Bantul, 1.106 orang penerima manfaat di Kabupaten Sleman, 938 orang penerima manfaat di Kota Yogyakarta, dan 849 orang penerima manfaat di Kabupaten Kulon Progo yang terindikasi terlibat judol.

    Endang mengatakan, dinas sosial tingkat kabupaten/kota akan menyampaikan informasi kepada penerima manfaat PKH yang menghadapi penghentian sementara bantuan karena dinilai terindikasi terlibat perjudian online.

    Karena temuan PPATK hanya didasarkan pada data nomor induk kependudukan dan nomor rekening, ia melanjutkan, verifikasi akan dilakukan dengan bantuan dari pendamping PKH di lima kabupaten dan kota untuk memastikan indikasi keterlibatan penerima manfaat PKH dalam praktik judol.

    Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada warga yang masuk dalam daftar penerima manfaat PKH yang terindikasi terlibat judol untuk menyampaikan klarifikasi.

    “Ketika tidak ada penjelasan, tidak ada komplain, ya sudah berarti memang ini benar,” ucap Endang.

    Endang menyampaikan bahwa dalam banyak kasus temuan indikasi keterlibatan penerima manfaat PKH dalam praktik judol, pelaku judol tidak selalu warga yang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah.

    “Istrinya mungkin enggak judol, tapi yang judol suaminya atau anaknya. Kan sama saja, mereka memakai itu untuk judi. Walaupun dia tidak mengakui, tapi ternyata terbukti, yang judol adalah keluarga dia,” katanya.

    Kalau terbukti memanfaatkan bantuan dana dari pemerintah untuk aktivitas ilegal seperti judol, ia mengatakan, maka penerima bantuan dinilai tidak lagi layak menjadi penerima manfaat program bantuan sosial pemerintah.

    “Ketika itu digunakan untuk judol, berarti memang dia tidak perlu bantuan. Masa kita, pemerintah membantu untuk dia judi,” lanjut Endang.