kab/kota: Gunung

  • Baja Impor China Dilaporkan Langgar Antidumping, Pemerintah Turun Tangan

    Baja Impor China Dilaporkan Langgar Antidumping, Pemerintah Turun Tangan

    Jakarta

    Komite Antidumping Indonesia (KADI) menyelidiki pelanggaran antidumping terhadap impor produk baja bukan paduan (Hot Rolled Coils/HRC), asal perusahaan China Wuhan Iron & Steel (Group) Co., atau WISCO. Antidumping adalah tindakan menjual produk di bawah harga pasar.

    Produk tersebut masuk dalam 18 pos tarif, yaitu kode harmonized system (HS) 7208.10.00; 7208.25.00; 7208.26.00; 7208.27.11; 7208.27.19; 7208.27.91; 7208.27.99; 7208.36.00; 7208.37.00; 7208.38.00; 7208.39.10; 7208.39.20; 7208.39.30; 7208.39.40; 7208.39.90; 7208.90.10; 7208.90.20; dan 7208.90.90 berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2022.

    Ketua KADI Frida Adiati menjelaskan penyelidikan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan yang diajukan PT Krakatau Posco yang mewakili industri dalam negeri (IDN).

    Permohonan penyelidikan juga didukung empat pelaku industri dalam negeri lain, yaitu PT Krakatau Steel Tbk, PT Gunung Raja Paksi, PT Java Pacific, dan PT New Asia Internasional.

    “Hasil kajian atas kecukupan dan ketepatan bukti awal yang dilakukan KADI menemukan bukti kuat dugaan terjadinya dumping impor produk HRC dari WISCO. Kami temukan ada kerugian material industri dalam negeri dan hubungan kausal antara kerugian dengan dumping dimaksud,” ujar Frida, dalam keterangan tertulis Rabu (3/9/2025).

    Penyelidikan antidumping tersebut akan dilakukan dalam kurun waktu 12 bulan. Bila diperlukan, dapat diperpanjang sehingga menjadi 18 bulan. Ketentuan ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.

    Impor produk HRC dari China telah dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) sejak 2008. Pengenaan ini telah diperpanjang tiga kali, terakhir kali melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 103/PMK.011/2024.

    Dalam PMK tersebut, WISCO dikenakan BMAD sebesar 0 persen, atau dapat diartikan sebagai de minimis untuk dikecualikan dari pengenaan BMAD. Namun, dalam implementasi BMAD-nya, pangsa impor HRC dari Tiongkok terhadap total impor HRC Indonesia terus meningkat, dari 23,49 persen pada 2023 menjadi 31,58 persen pada 2024.

    Frida menambahkan, KADI telah menyampaikan informasi terkait dimulainya penyelidikan tersebut di atas kepada pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk industri dalam negeri, importir, eksportir dan produsen dari Tiongkok yang diketahui, Kedutaan Besar Republik Indonesia di China, dan perwakilan pemerintahan China di Indonesia.

    (ada/hns)

  • Perumda Sari Gunung Hidup Lagi, Pemkab Ponorogo Buka Lowongan Direktur dan Dewas

    Perumda Sari Gunung Hidup Lagi, Pemkab Ponorogo Buka Lowongan Direktur dan Dewas

    Ponorogo (beritajatim.com) – Setelah sekian lama tak terdengar geliat usahanya, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Sari Gunung akhirnya kembali dibangkitkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.

    Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berdiri sejak 2020 itu kini bertransformasi, tak lagi terbatas di sektor pertambangan, melainkan akan merambah ke berbagai bidang strategis.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, menegaskan langkah awal yang ditempuh adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Pemkab pun membuka lowongan jabatan direktur dan dewan pengawas (dewas) yang pendaftarannya berlangsung pada 1–7 September 2025.

    “Persyaratannya minimal sarjana dan berusia maksimal 55 tahun untuk direktur, 60 tahun untuk dewas. Jadi pensiunan tidak boleh mendaftar,” kata Agus Pramono, Rabu (3/9/2025).

    Agus menjelaskan, selain memenuhi syarat administrasi, calon pelamar juga wajib memiliki pengalaman manajerial minimal lima tahun, baik di perusahaan maupun bidang pekerjaan lain. Standar yang tinggi tersebut, menurutnya, penting agar sosok yang terpilih benar-benar mampu menghidupkan kembali roda usaha Perumda Sari Gunung.

    “Karena ini sistem seleksi, kami harapkan yang terpilih nanti memang berkualitas sebagai direktur dan dewan pengawas,” jelasnya.

    Pemkab Ponorogo pun menaruh harapan besar pada wajah baru BUMD ini. Jika sebelumnya fokus pada pertambangan, kini Sari Gunung diarahkan untuk terjun ke sektor pariwisata, pertanian, perikanan, hingga perdagangan. Strategi itu diyakini dapat memperkuat rantai ekonomi dari hulu ke hilir.

    “Tahap awal kami fokus pada SDM. Tidak dulu target PAD, tapi kami harapkan Perumda Sari Gunung ini bisa menjadi badan usaha yang kuat,” pungkas Agus. (end/ian)

  • Aktivitas Gunung Lewotobi Mulai Menurun, Status Masih Siaga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 September 2025

    Aktivitas Gunung Lewotobi Mulai Menurun, Status Masih Siaga Regional 3 September 2025

    Aktivitas Gunung Lewotobi Mulai Menurun, Status Masih Siaga
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, mulai menurun selama beberapa hari terakhir.
    Warga diimbau tetap waspada mengingat status gunung tersebut masih berada di level III siaga.
    Data Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, mencatat sejak 30 Agustus 2025 hingga Rabu (3/2/9) tidak terjadi adanya gempa letusan.
    Pada periode ini aktivitas kegempaan yang terekam seperti gempa embusan, tremor non harmonik, guguran, vulkanik dalam, tektonik jauh, dan low frekuensi.
    Kepala Pos PGA Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro mengimbau masyarakat di lereng gunung itu tetap waspada.
    Dia menegaskan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level III siaga.
    “Diimbau tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi,” ujarnya.
    Dia juga berharap masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu dari sumber yang tidak jelas.
    Kemudian, waspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
    Terutama daerah seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Audiensi dengan Mahasiswa, Ketua DPRD Banyuwangi Meminta Maaf
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 September 2025

    Audiensi dengan Mahasiswa, Ketua DPRD Banyuwangi Meminta Maaf Surabaya 3 September 2025

    Audiensi dengan Mahasiswa, Ketua DPRD Banyuwangi Meminta Maaf
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, menyampaikan permintaan maaf saat audiensi dengan sejumlah mahasiswa di Kantor DPRD Banyuwangi, Rabu (3/9/2025).
    Audiensi ini dihadiri perwakilan aliansi mahasiswa Cipayung Plus yang mengajukan 13 tuntutan.
    “Kami meminta maaf atas apabila belum maksimal dalam melaksanakan tugas di pemerintah,” kata Made kepada mahasiswa.
    Ia juga mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasi dengan baik dan berperan dalam menjaga kondusivitas Banyuwangi.
    Perwakilan aliansi mahasiswa Cipayung Plus Banyuwangi, Hadad Alwi Nasyafiallah, menegaskan bahwa tidak adanya demonstrasi oleh mahasiswa bukan disebabkan oleh rasa takut atau tekanan.
    Mereka melakukan aksi damai sebagai bentuk tanggung jawab untuk menjaga Banyuwangi dari aksi anarkistis.
    “Gerakan mahasiswa lahir untuk menjaga Banyuwangi tetap damai dengan cara-cara intelektual, agar tidak ada lagi korban di masa depan,” ungkapnya.
    Dalam audiensi tersebut, Nasal, perwakilan mahasiswa, menguraikan 13 tuntutan yang mencakup disahkannya RUU Perampasan Aset, reformasi Polri dan birokrasi, serta mendorong terciptanya pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
    “Kami menuntut dihapusnya tunjangan anggota DPRD Banyuwangi,” tambah Nasal.
    Mahasiswa juga menekankan pentingnya reforma agraria, dengan mengembalikan Tumpang Pitu sebagai hutan lindung dan menghentikan wacana eksploitasi Gunung Salakan.
    Selain itu, mereka meminta pemerintah mendorong pelaku investasi agar mengoptimalkan kampus lokal dalam setiap program yang dilaksanakan di Banyuwangi, mulai dari program mahasiswa hingga penelitian.
    “Reformasi partai politik serta sahkan RUU dan kebijakan yang pro terhadap rakyat dan permudah akses pelayanan masyarakat,” ucap Nasal.
    Ia juga mendesak evaluasi aktivitas industrialisasi pesisir dan pantai serta meminta pemerintah memulihkan ekonomi masyarakat dengan memenuhi janji penyediaan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan UMKM, dan meningkatkan daya beli masyarakat.
    Terakhir, mahasiswa meminta kepada aparat agar menjamin masyarakat dari tindakan represif saat pengamanan demokrasi.
    “Hentikan arogansi dan gaya hedonisme elite politik di atas penderitaan rakyat,” tutup Nasal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Macan Tutul Kabur dari Lembang Park Zoo, Menuju Kawasan Gunung Tangkuban Parahu

    Macan Tutul Kabur dari Lembang Park Zoo, Menuju Kawasan Gunung Tangkuban Parahu

    Liputan6.com, Jakarta Macan tutul titipan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang kabur dari kandang Lembang Park Zoo, belum ditemukan. Bahkan menurut tim rescue, jejak terakhir macan tutul itu telah menuju kawasan Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat.

    Kepala BBKSDA Jabar Agus Arianto mengatakan, macan tutul saat ini telah keluar dari area Lembang Park Zoo dan mulai berpindah tempat. Dia menduga, hewan yang dilindungi itu mulai memasuki hutan terdekat di kawasan Gunung Tangkuban Parahu.

    “Makanya kita yang prediksi arah mana yang kira-kira wilayahnya pergerakannya aman dan nyaman. Untuk memastikan, sambil ada beberapa, dari dua hari kemarin itu. Teman-teman sedang melakukan kegiatan di sana, ngecek untuk memastikan gitu ya. Kita kan sama teman-teman pemerhati macan tutul. Di sana juga habitat dari macan tutul,” kata Agus daat dikonfirmasi, Rabu (3/9/2025).

  • Ilmuwan Ungkap Petaka Baru, Tanda Kiamat Makin Jelas

    Ilmuwan Ungkap Petaka Baru, Tanda Kiamat Makin Jelas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dampak perubahan iklim sekarang mulai dikaitkan dengan kenaikan inflasi global. Peneliti menemukan pemanasan global dan cuaca ekstrem berpotensi memicu lonjakan harga pangan di masa depan. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Communications Earth & Environment.

    “Kami menemukan bahwa kondisi suhu yang diproyeksikan pada tahun 2035 di bawah pemanasan di masa depan menyiratkan peningkatan tekanan inflasi di seluruh dunia,” tulis para peneliti dari Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim dan Bank Sentral Eropa, dikutip dari Business Insider, Selasa (2/9/2025).

    Tanda ‘kiamat’ yang kian jelas di mana-mana dengan kenaikan temperatur Bumi dan lelehan gunung es dikatakan berkontribusi pada peningkatan rata-rata inflasi pangan sebesar 3,23% per tahun secara global. Dalam dekade mendatang, inflasi umum bisa terdorong naik 1,18%.

    “Setelah tahun 2035, besarnya perkiraan tekanan terhadap inflasi sangat berbeda antar skenario emisi. Hal ini menunjukkan mitigasi gas rumah kaca secara tegas dapat menguranginya secara signifikan,” jelas para ilmuwan.

    Perubahan iklim mulai memengaruhi berbagai sektor perekonomian, meningkatkan biaya perumahan di daerah-daerah dengan risiko iklim tinggi, serta memicu kekurangan pasokan komoditas pangan di seluruh dunia, mulai dari minyak zaitun hingga kakao.

    Menurut peneliti, bahan pangan kemungkinan besar menjadi komponen inflasi terbesar yang terkena dampaknya. Dampak inflasi juga tidak akan seimbang, dengan tekanan terbesar terjadi pada negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan.

    Tekanan-tekanan tersebut dapat diatasi dengan pendekatan kebijakan yang tepat, namun para peneliti juga memperingatkan bahwa jika emisi tidak dikurangi maka dampak inflasi akan semakin buruk.

    “Dalam skenario emisi terbaik, tekanan eksogen terhadap inflasi hanya sedikit lebih besar pada tahun 2060 dibandingkan pada tahun 2035, namun skenario emisi terburuk akan menyebabkan tekanan terhadap inflasi pangan melebihi 4% [per tahun] di sebagian besar dunia,” kata para peneliti.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sudah 2 Tahun, Siapa Sosok di Balik Keberadaan Ladang Ganja di Blitar?

    Sudah 2 Tahun, Siapa Sosok di Balik Keberadaan Ladang Ganja di Blitar?

    Blitar (beritajatim.com) – Polres Blitar Kota membongkar keberadaan ladang ganja di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Lokasi ladang ganja ini di lereng gunung dan jauh dari keramaian kawasan pemukiman baik kota maupun desa.

    Berdasarkan informasi yang didapat, ganja di ladang tersebut ditanam menggunakan karung-karung bekas yang diletakkan di sekitar pekarangan rumah. Jumlahnya cukup banyak, dan yang lebih mengagetkan tanaman terlarang ini sudah ada sejak 2 tahun lalu.

    Meski begitu, keberadaan ladang ganja ini tidak terendus aparat penegak hukum. Selama itu pula, ladang ganja ini bebas beroperasi dan hasilnya kemungkinan besar juga sudah diperjualbelikan secara bebas.

    “Pemiliknya itu penjual, ketahuannya karena yang ikut demo positif ganja dia itu salah satu konsumennya,” ucap Kapolres Blitar Kota, AKBP Titus Yudho Uly pada Rabu (3/9/2025).

    Pengungkapan ladang ganja ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di wilayah Blitar. Meski sekali lagi, ladang ganja ini sudah ada sejak 2 tahun lalu. Hasil ganja dari ladang ini pun tentunya sudah dijual ke sejumlah konsumen.

    Meski telah dibongkar, polisi belum mengungkapkan siapa pemilik ladang ganja tersebut. Hanya ada fakta bahwa sang pemilik ladang sudah dibawa ke Polres Blitar Kota untuk dimintai keterangan.

    “Kita mendapatkan kejutan bahwa di Blitar ini ada ladang ganja,” tegasnya.

    Kapolres Blitar Kota pun belum mau membeberkan lebih detail soal ladang ganja ini. AKBP Titus menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut perihal kasus ladang ganja.

    “Ini masih pengembangan dan penyelidikan lebih lanjut, nanti kita sampaikan perkembangannya,” tandasnya. [owi/beq]

  • Ditemukan Spesies Baru Tikus Hutan Asli Sulawei

    Ditemukan Spesies Baru Tikus Hutan Asli Sulawei

    Jakarta

    Tim peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama mitra riset dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia berhasil melaporkan penemuan spesies baru tikus hutan endemik Sulawesi, Crunomys tompotika.

    Penelitian ini merupakan bagian dari kajian sistematika dan biogeografi mamalia Asia Tenggara yang menyoroti keragaman tikus hutan. Hasil studi menunjukkan bahwa Sulawesi, dengan sejarah geologinya yang unik, kembali menghadirkan temuan penting bagi dunia sains.

    Peneliti PRBE BRIN, Anang Setiawan Achmadi, menjelaskan, Crunomys tompotika dideskripsikan dari spesimen yang dikoleksi di kawasan Gunung Tompotika, Sulawesi Tengah. Hewan ini memiliki ukuran tubuh sedang, ekor relatif pendek dibandingkan panjang tubuh, serta bulu rapat dengan tekstur khas kelompok Crunomys.

    “Habitatnya berupa hutan pegunungan alami dengan vegetasi lebat yang relatif masih terjaga. Penemuan ini menambah daftar panjang mamalia endemik Sulawesi yang terus bertambah seiring eksplorasi lapangan yang lebih intensif,” kata Anang seperti dikutip dari situs BRIN.

    Selain mendeskripsikan spesies baru, jelas Anang, penelitian ini merevisi taksonomi besar dengan menyatukan seluruh anggota Maxomys (tikus berduri/spiny rats) ke dalam genus Crunomys.

    “Analisis ribuan penanda DNA, termasuk data genomik resolusi tinggi, menunjukkan bahwa Maxomys tidak membentuk kelompok yang utuh (non-monofiletik) jika dipisahkan dari Crunomys. Oleh karena itu, revisi ini dianggap paling tepat untuk mencerminkan hubungan evolusi sebenarnya,” jelas Anang seraya menegaskan pentingnya penelitian biodiversitas secara berkelanjutan.

    Foto: BRIN

    “Penemuan Crunomys tompotika menunjukkan pentingnya eksplorasi lapangan dan kolaborasi internasional dalam mengungkap keragaman mamalia di Sulawesi. Hasil ini menjadi bukti nyata bahwa masih banyak kekayaan hayati Indonesia yang menunggu untuk dipelajari lebih dalam,” katanya.

    Sejak 2012, lebih dari 20 spesies baru mamalia berhasil dideskripsikan dari Sulawesi, menunjukkan betapa kayanya fauna endemik yang terus diungkap melalui penelitian. Dengan adanya tambahan spesies baru, para ahli menegaskan pentingnya upaya eksplorasi biodiversitas di kawasan Wallacea, yang hingga kini masih kurang terwakili dalam studi biologi dibandingkan kawasan lain di Indonesia.

    “Penemuan spesies baru Crunomys dari Sulawesi ini membuka jendela baru terhadap sejarah evolusi hewan kecil di wilayah Wallacea, serta menegaskan pentingnya klasifikasi ulang pada tingkat genus untuk memahami keanekaragaman mamalia Indonesia secara lebih akurat,” ujar Anang.

    Kolaborasi lintas negara, sambung dia, memungkinkan pemanfaatan teknologi genomik terkini serta memperluas cakupan data biogeografi, sehingga menghasilkan kesimpulan yang lebih komprehensif mengenai sejarah evolusi mamalia di Asia Tenggara.

    Foto: BRIN

    Penemuan Crunomys tompotika sekaligus membuka peluang penelitian lebih lanjut, baik terkait ekologi maupun interaksinya dalam ekosistem hutan Sulawesi.

    “Data ini diharapkan menjadi pijakan penting memperkuat kebijakan konservasi dan memacu riset lanjutan dalam mendokumentasikan kekayaan hayati Indonesia,” pungkas Anang.

    Hasil penelitian ini secara lengkap telah diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah Internasional, Journal of Mammalogy, Volume 106(4): 832-858, pada 13 Juni 2025, dengan judul Systematics and historical biogeography of Crunomys and Maxomys (Muridae: Murinae), with the description of a new species from Sulawesi and new genus-level classification.

    (rns/afr)

  • Sesar Lembang Aktif, Warga Bandung Perlu Waspada Potensi Gempa Besar

    Sesar Lembang Aktif, Warga Bandung Perlu Waspada Potensi Gempa Besar

    Jakarta

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan berdasarkan penelitian terbaru menunjukkan bahwa Sesar Lembang bergerak kecepatan sekitar 1,9 hingga 3,4 milimeter setiap tahun. Meski terlihat sangat kecil, pergeseran yang terus berlangsung ini, bila terakumulasi selama ratusan tahun, dapat memicu terjadinya gempa bumi.

    Sesar Lembang ini membentang sepanjang hampir 29 kilometer mulai dari Padalarang hingga kawasan Cimenyan. Meski letaknya tidak jauh dari Kota Bandung, tepat di kaki Gunung Tangkuban Parahu. Namun, sesar ini bukan sekadar garis di peta, melainkan bagian dari sistem geologi aktif yang nyata keberadaannya.

    “Hal ini terbukti dari hasil penelitian paleoseismologi melalui penggalian parit di kilometer 11,5, yang menemukan adanya pergeseran setinggi 40 sentimeter. Di mana, bagian selatan sesar terangkat dibanding sisi utara. Pergeseran sebesar itu menjadi bukti nyata bahwa di masa lalu pernah terjadi gempa dengan kekuatan sekitar magnitudo 6,5 hingga 7,” jelas Periset bidang Geologi Gempa Bumi BRIN, Mudrik R. Daryono dikutip dari website BRIN, Rabu (3/9/2025).

    “Perkiraan ini juga sejalan dengan panjang Sesar Lembang yang mencapai 29 kilometer, yang memang berpotensi menghasilkan gempa dengan besaran tersebut,” tambahnya.

    Penelitian paleoseismologi atau kajian jejak gempa purba menunjukkan bahwa Sesar Lembang telah beberapa kali memicu gempa besar di masa lalu. Peristiwa yang paling muda diperkirakan terjadi pada abad ke-15. Sementara, sebelumnya terdapat bukti gempa sekitar 60 tahun sebelum Masehi yang meninggalkan jejak pergeseran setinggi 40 sentimeter.

    Lebih jauh ke belakang, ditemukan pula jejak gempa yang jauh lebih tua, yaitu sekitar 19 ribu tahun lalu. Dari catatan tersebut, para ahli memperkirakan bahwa gempa besar di Sesar Lembang berulang dalam rentang waktu antara 170 hingga 670 tahun.

    “Jika mengacu pada siklus ulang gempa besar yang telah diperkirakan, maka secara teoritis gempa besar berikutnya dapat terjadi paling lambat sekitar tahun 2170. Artinya, secara waktu, perkiraan, siklus ini sudah relatif dekat dengan masa sekarang,” sebut Mudrik.

    Namun, dia menegaskan penting untuk dipahami, ini hanya gambaran rentang waktu, bukan kepastian tentang kapan gempa akan benar-benar terjadi.

    Sesar Lembang bukan sekadar garis patahan di peta, melainkan sistem geologi aktif yang keberadaannya dapat terlihat jelas di lapangan. Bukti bahwa pernah terjadi gempa bumi bermagnitudo 6,5-7 juga tampak dari hasil uji parit di kilometer 11,5.

    “Pemahaman ilmiah ini sangat penting agar masyarakat lebih siap dan senantiasa waspada dalam menghadapi potensi bencana,” tegas Mudrik.

    Gunung Batu naik hingga 40 cm

    Salah satu lokasi yang menjadi bukti morfologi jalur sesar ini adalah Gunung Batu di Lembang, yang berada tepat di kilometer 17 jalur sesar. Belakangan, muncul kabar bahwa Gunung Batu semakin meninggi.

    Menanggapi hal ini, Mudrik menjelaskan bahwa memang benar setiap kali terjadi gempa bumi, permukaan tanah di jalur sesar bisa mengalami pergeseran atau kenaikan. “Gunung Batu bisa naik hingga 40 sentimeter dalam sekali kejadian gempa. Dan naik atau gesernya ini akan menghasilkan gempa bumi,” terangnya.

    Di sisi lain, gempa-gempa kecil yang akhir-akhir ini tercatat di wilayah sekitar Bandung, terutama di segmen Cimeta dan di Sesar Kertasari, merupakan hal lumrah dalam sistem sesar aktif.

    Fenomena ini bisa diartikan dua kemungkinan. Pertama, gempa kecil tersebut hanyalah pelepasan energi sesar dalam skala kecil yang kemudian berhenti begitu saja. Kedua, gempa kecil bisa saja menjadi bagian dari rangkaian proses yang suatu saat diikuti oleh gempa lebih besar.

    “Hingga saat ini, ilmu kebumian belum mampu memprediksi dengan pasti skenario mana yang akan terjadi. Karena itulah, sikap paling bijak yang bisa dilakukan adalah tetap waspada dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ujar Mudrik.

    BRIN bersama BMKG, BPBD, serta pemerintah daerah terus melakukan riset, pemetaan, dan edukasi publik mengenai Sesar Lembang. Tujuannya sederhana, bukan menciptakan kecemasan, melainkan mendorong kewaspadaan yang sehat.

    Dengan riset berkelanjutan, kesiapsiagaan yang baik, dan pemahaman masyarakat yang semakin meningkat, Bandung dan juga Provinsi Jawa Barat dapat menjadi wilayah yang lebih tangguh menghadapi bencana.

    (agt/afr)

  • Diduga Dipicu Bakar Sampah, Satu Hektare Lahan Perbukitan di Palopo Terbakar
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        2 September 2025

    Diduga Dipicu Bakar Sampah, Satu Hektare Lahan Perbukitan di Palopo Terbakar Makassar 2 September 2025

    Diduga Dipicu Bakar Sampah, Satu Hektare Lahan Perbukitan di Palopo Terbakar
    Tim Redaksi
    PALOPO, KOMPAS.com –
    Kebakaran lahan terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Selasa (2/9/2025) sore, api melalap kawasan perbukitan di Kilometer 5, Kelurahan Lebang, Kecamatan Wara Barat.
    Asap pekat terlihat membubung tinggi, sementara kobaran api cepat merambat ke lahan kering di sekitarnya.
    Peristiwa itu diduga dipicu aktivitas pembakaran sampah oleh seorang pemilik kebun, hingga merembet ke rerumputan dan semak belukar yang mudah terbakar.
    Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palopo yang dikerahkan ke lokasi sempat mengalami kesulitan. Medan perbukitan yang terjal membuat mobil pemadam tidak dapat menjangkau titik api.
    “Yang terbakar adalah lahan di atas gunung. Kendalanya memang jangkauan kendaraan. Unit yang bisa masuk ke lokasi hanya satu, itu pun tidak maksimal digunakan. Jadi kami melakukan pemadaman manual,” kata Rachmad, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palopo, saat dikonfirmasi di lokasi, Selasa.
    Petugas akhirnya hanya bisa melakukan pemadaman manual dengan peralatan seadanya.
    “Kami membuat sekat bakar untuk mencegah api meluas. Lahan yang terbakar diperkirakan mencapai satu hektare. Sebagian besar merupakan rumput pakis dan semak kering yang cepat merambatkan api,” ucapnya.
    “Cara efektif yang kami lakukan adalah memutus mata rantai api ke jalanan. Untuk sementara sudah aman, kami sudah sisir supaya tidak menjalar lagi ke tempat lain,” tambahnya.
    Rachmad mengimbau masyarakat agar tidak membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar. Sebab, selain berpotensi memicu kebakaran, api yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kerugian lebih besar.
    “Sudah kami sampaikan kepada pemilik lahan. Jangan lagi membuka lahan dengan cara membakar. Sebaiknya dilakukan pemangkasan atau pembersihan dengan cara lain yang lebih aman. Kalau dibiarkan seperti ini, risikonya bisa luas dan berbahaya,” ujarnya.
    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kebakaran sempat menimbulkan kepanikan warga yang tinggal di sekitar lokasi. Hingga Selasa petang, proses pemadaman masih terus berlangsung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.